Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

Dampak Pariwisata Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di

Pantai Sebanjar Desa Alor Besar Kecamatan Alor

Barat Laut Kabupaten Alor

Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1

Program Serjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH

INRAWATI YUNUS

NIM. 1944211022

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Dampak Pariwisata Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di


Pantai Sebanjar Desa Alor Besar Kecamatan Alor
Barat Laut Kabupaten Alor

INRAWATI YUNUS

NIM.1944211022

Isi format dan proposal ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk

mempertahankan di depan dewan penguji pada tanggal………..2023.

Disetujiu oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Idris, S.Sos, M.Si Amir S. Kiwang, S.Sos, M.Si


NIDN.0812086901 NIDN.0803058001

Mengesahkan Mengatahui
Dekan Fakultas Ketua Program Studi Antropologi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Syarifuddin Drajad, S.Sos, M.Hum Wellem Nggonggoek, S.Sos., M.Hum


NIDN.08040472201 NUP. 9990390073

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1.................................................................................. Latar Belakang Masalah


.......................................................................................................................1
1.2........................................................................................ Penelitian Terdahulu
.......................................................................................................................5
1.3........................................................................................... Rumusan Masalah
.......................................................................................................................6
1.4............................................................................................. Tujuan Penelitian
.......................................................................................................................6
1.5........................................................................................... Manfaat Penelitian
.......................................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .........................
2.1........................................................................................... Tinjauan Pustaka
.....................................................................................................................8
a. Konsep dampak.......................................................................................8
b. Konsep pariwisata....................................................................................9
c. Dampak pariwisata terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat....12
d. Dampak pariwisata terhadap aspek sosial masyarakat ……………….13
e. Dampak pariwisata terhadap aspek ekonomi masyarakat.....................20
f. Kaitan pariwisata dan perencanaan wilayah………………………….28
g. Konsep sosial ekonomi…………………………………………….…31
2.2. Teori Perubahan sosial………………………………………………….32
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................
3.1. Pendekatan penelitian................................................................................34
3.2............................................................................................. Lokasi penelitian
.....................................................................................................................34

iii
3.3........................................................................................ Imforman Penelitian
.....................................................................................................................35
3.4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..35
3.5....................................................................................... Teknik Analisis Data
.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pariwisata adalah salah satu sektor yang merupakan sumber penerimaan Negara tidak

hanya itu, sektor pariwisata juga merupakan suatu kegiatan ekonomi memiliki mata rantai

yang sangat panjang. Keberadaan sektor pariwisata dapat memberi manfaat positif bagi

pemerintah, pihak swasta dan masyarakat yang ikut terlibat dalam memanfaatkan peluang

usaha di objek wisata. Manfaat yang dapat diperoleh pemerintah dari sektor pariwisata

seperti sumber penerimaan devisa dan pajak. Prospek pariwisata di Indonesia sangat besar

dan menggembirakan mengingat pariwisata dianggap sebagai penyelamat, primadona

penghasil devisa bagi Negara. Sektor pariwisata mencapai 15% setiap tahunnya, sehingga

pariwisata mampu mempercepat pemerataan pembangunan daerah urban, membuka

lapangan pekerjaan baru, meningkatkan produksi hasil kesenian dan kebudayaan, serta

memperluas pasar produk kecil ke dunia Internasional.

Sebagai salah satu sektor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong

pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi objek wisata.

Dengan adanya perkembangan industri pariwisata di suatu wilayah, arus urbanisasi ke kota-

kota besar dapat lebih ditekan. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki tiga aspek pengaruh

yaitu aspek ekonomis (sumber devisa, pajak), aspek sosial (penciptaan lapangan kerja) dan

1
aspek budaya. Keberadaan sektor pariwisata tersebut seharusnya memperoleh dukungan

dari semua pihak seperti pemerintah daerah sebagai pengelola, masyarakat yang berada di

lokasi objek wisata serta partisipasi pihak swasta sebagai pengembang (Hartono, 1974 :

45).

Di Indonesia, pembangunan sektor pariwisata dikembangkan sebagai sektor yang

menjanjikan mendatangkan pendapatan besar bagi negara terlebih di daerah-daerah yang

memiliki sumber daya alam maupun sumber daya budaya yang melimpah. Labuan Bajo

dengan Pesona binatang Purba Komodo, keindahan alam serta tebaran pulau-pulau kecil

disekitarnya adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur bahkan

Indonesia. Labuan Bajo mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah Pulau Komodo masuk

dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru (New 7 Wonder of the World). Labuan Bajo

telah terpilih sebagai destinasi kelas dunia bersama dengan 3 destinasi wisata lainnya yaitu

Danau To ba, Borobudur, dan Mandalika. Labuan Bajo sendiri telah ditetapkan menjadi

Badan Otoritas Pariwisata (BOP). Perubahan status ini didasarkan kepada Perpres BOP

Labuan Bajo Flores, Nomor 32, Tahun 2018, Tanggal 5 April 2018. Bersamaan dengan

terpilihnya pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi dunia, pengembangan pun dilakukan

secara masif. Beragam fasilitas ditambah dan dibangun untuk kenyamanan wisatawan

(Kiwang dkk 2020 :87- 97 ).

Selain peran yang dimilikinya, pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh

berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangannya juga

2
mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang

ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan

masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahaan itu menuju ke arah negatif maka

diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga dapat

mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan

pariwisata. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan pengembangan daerah

wisata yang bersangkutan (Kodyat 1982 : 4).

Sebelum pantai Sebanjar dijadikan wisata dan rekreasi pantai Sebanjar memliki

keindahan alam yang sangat indah namun belum dikelolah dan ditata dengan rapih, tetapi

pantai Sebanjar sudah ada pengungjungnya dan pengelolaan pantai Sebanjar masih

dikelolah oleh pemilik lahan sekitarnya. Setelah pemerintahan Kabupaten Alor

memutuskan dan mengelolah pantai sebanjar menjadi tempat wisata dan rekreasi ada

peningkatan derastis dari segi ekonomi, sosial dan tersedianya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat di sekitar pantai Sebanjar.

Pantai Sebanjar terletak di Desa Alor Besar yang berjarak sekitar kurang lebih 20 km

dari Kota Kalabahi-ibu Kota Kebupaten Alor. Untuk mencapai objek wisata ini,

pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan waktu tempuh sekitar

30 menit. Pantai Sebanjar memiliki keunikan dengan keindahan pantai pasir putih dan laut

yang bersih, serta memiliki terumbu karang yang unik dan menawan. Pantai Sebanjar juga

menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk berteduh berupa musholah, tempat parkir,

3
rumah payung dan mandi cuci kakus (MCK). Selain itu tersedia fasilitas pengunjung

lainnya seperti home stay di lokasi pantai Sebanjar, namun belum di manfaatkan dengan

baik.

Karakteristik lanskap kawasan pantai Sebanjar sangat unik karena mempunyai tiga

karaktekristik utama yaitu pantai Landai, dataran rendah dan kawasan perbukitan.

Ketiganya terintegrasi menjadi satu bentuk kawasan pantai yang menarik. Kondisi

topografi cukup berfariasi yaitu sebagian berupa dataran rendah dan sebagiannya lagi

kondisinya perbukit. Kondisi iklim mikro di Desa Alor Besar khususnya kawasan pantai

Sebanjar termasuk iklim pantai yang panas dengan suhu harian rata-rata mencapai 290 C.

Berdasarkan pernyataan diatas, kawasan wisata Pantai Sebanjar di Desa Alor Besar

Kecamatan Alor Barat laut Kabupaten Alor memerlukan suatu penelitian untuk mengetahui

dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata. Dengan adanya studi ini diharapkan

dampak yang ditimbulkan dari perubahan kehidupan sosial dan ekonomi dapat diketahui.

Hal tersebut perlu dilakukan karena masyarakat merupakan unsur yang sangat penting

untuk mendukung keberhasilan perkembangan suatu wilayah. Maka dilakukanlah suatu

penelitian tugas akhir yang berjudul “Dampak Pariwisata Terhadap Perubahan Sosial

Ekonomi Masyarakat di Pantai Sebanjar Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat

Laut Kabupaten Alor”

4
1.2. Penelitian Terdahulu

No. Judul/ Nama Metode dan Kesimpulan Perbedaan dan Persamaan

1. Kajian Karaktekristik Metode Kualitatif. Perbedaannya : Peneliti

Tipologi Pantai Untuk Berdasarkan hasil terdahulu meneliti tentang

Pengembangan Wisata analisis Indeks pengembangan wisata

Rekreasi Pantaai Di Suka Kesesuaian Wisata rekreasi.

Alam Perairan Selat (IKW), kawasan wisata Persamaannya : peneliti

Pantar Kabupaten Alor. kategori rekreasi pantai terdahulu sama-sama meneliti

(Imanuel Lamma di SAP Selat Pantar dengan menggunakan metode

Wabang : 2017.) termasuk dalam kualitatif.

kategori sangat sesuai.

2. Kajian Karaktekristik Dan Metode Kualitatif. Perbedaannya : Peneliti

Dukungan Ekowisata Berdasarkan tingkat terdahulu meneliti tentang

Pantai Ling’al Alor Untuk kesesuaian, wisata kajian karaktekristik dan daya

Pengembangan Kategori pantai Ling’al mendapat dukung ekowisata pantai

Rekreasi Pantai. (Paulus kategori sangat sesuai Ling’al Alor untuk

Edison Plaimo : 2020) dan sesuai untuk pengembangan kategori

kegiatan wisata rekreasi rekreasi pantai.

pantai, sedangkan untuk Persamaannya : peneliti

daya dukung kawasan terdahulu sama-sama meneliti

5
pantai Ling’al dengan dengan mengunakan metode

luasan yang dapat di kualitatif.

manfaatkan yaitu 2.176

m2 dengan daya

tampung sebesar 170

orang/hari.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penelitian dapat dirumuskan

masalah adalah Bagaimana dampak pariwisata terhadap perubahan sosial ekonimi

masyarakat di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut kebupaten Alor

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

dampak pariwisata terhadap perubahan sosial ekonimi masyarakat di Desa Alor Besar

Kecamatan Alor Barat Laut kebupaten Alor

6
1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran kepada

masyarakat bagaimana dampak sosial ekonomi objek Pariwisata pantai Sebanjar.

2. Secara Praktis

a. Bagi Masyarakat

Manfaatnya bagi masyarakat yakni mereka dapat mengetahui bagaimana

dampak sosial ekonomi di sekitar pariwisata. Dengan ini dapat memberikan

keuntungan pada masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan dalam

menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan pariwisata.

b. Bagi Peneliti

Peneliti ini dapat mengetahui sebagai bekal dalam mengaplikasikan

pengetahuan teoritis terhadap masalah praktis, sekaligus dapat dijadikan

sebagai bahan rujukan peneliti-peneliti yang lain.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

a. Konsep Dampak

Pengertian dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif

maupun negatif. Pengaruh adanya daya yang ada dan timbul dari suatu (orang atau benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. “Pengaruh adalah

suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa

yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dampak sosial itu sendiri dapat berasal

dari internal dan eksternal masyarakat. Dampak internal adalah dampak yang disebabkan

karena faktor dari dalam masyarakat itu sendiri,” sementara dampak eksternal adalah

dampak yang berasal dari luar masyarakat. Dampak dalam wikipedia adalah keadaan

dimana seseorang ketergantungan terhadap sesuatu (Wikipedia.org.dampak).

Menurut Mangunsubroto (1995:110), “dampak eksternal dapat dibagi menjadi dua,

yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif, yang dimaksud dengan eksternalitas

positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh

pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan.

Sedangkan eksternalitas negatif apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima

kompensasi yang sifatnya merugikan.”

8
b. Konsep Pariwisata

Geografi sebagai bidang ilmu yang mengkaji kondisi alam, kondisi manusia, serta

interaksi antara keduanya sangat berperan dalam upaya menyumbang usaha

kepariwisataan, dengan memahami, mengenali karakteristik unsur-unsur geografi,

memahami unsur-unsur pariwisata suatu daerah geografi pariwisata merupakan bidang

ilmu terapan yang berusaha mengkaji unsur-unsur geografis suatu daerah untuk

kepentingan kepariwisataan. Unsur-unsur geografis suatu daerah memiliki potensi dan

karakteristik berbeda-beda. Bentang alam pegunungan yang beriklim 10 sejuk, pantai

landai yang berpasir putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka,

danau dengan air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat

dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografi yang lain seperti

lokasi/letak, kondisi morfologi, penduduk berpengaruh terhadap kemungkinan

pengembangan potensi objek wisata.

Menurut Suwantoro (2004:28) yang dimaksud dengan “geografi pariwisata

adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata”. Kegiatan pariwisata

banyak sekali seginya dimana semua kegiatan itu biasa disebut dengan Industri

Pariwisata, termasuk di dalamnya perhotelan, restoran, toko cendramata, transportasi,

biro jasa perjalanan, tempat-tempat hiburan, objek wisata, atraksi budaya dan lainnya.

9
Pengembangan pariwisata berbasis potensi wisata sejarah dan budaya merupakan salah

satu alternatif tujuan wisata. Suasana kehidupan budaya yang jauh dari kehidupan

modern memberikan kesan yang berbeda bagi wisatawan. pengembangan wisata

berbasis peninggalan sejarah sangat tepat dilakukan di wilayah Yogyakarta.

Yogyakarta pernah mendapatkan gelar The League of Historical City dari UNESCO

bersama-sama dengan 88 kota besar bersejarah seperti Kyoto, Paris, London, Boston,

dan sebagainya. Oleh karena itu upaya pemerintah untuk mengembangkan objek-objek

wisata sejarah dan budaya di kota Yogyakarta perlu mendapatkan dukungan. Terlebih

dengan dikembangkannya potensi-potensi wisata yang ada di daerah tentu akan

memberikan peningkatan pada kehidupan perekonomian masyarakat setempat.

Pariwisata merupakan ilmu yang multidisiplin. Tidak sebatas pada jalan-jalan,

pergi melihat sesuatu yang indah. Namun, pariwisata menyangkut kehidupan

masyarakat secara umum, terutama untuk kajian antropologi. Setiap manusia butuh

untuk mengekspresikan diri dengan caranya sendiri. posisi disiplin ilmu antropologi

dalam pariwisata adalah untuk memahami fenomena-fenomena sosial-budaya yang

berkaitan dengan bidang pariwisata. Dalam rangka itu lahirlah Antropologi Pariwisata

yang didefinisikan sebagai ilmu bagian atau spesialisasi dari ilmu antropologi yang

secara khusus memfokuskan perhatiannya pada masala-masalah sosial-budaya yang

terkait dengan kepariwisataan. Perkembangan Antropologi Pariwisata dirintis oleh

N.H. Graburn, melalui karyanya; The Anthropology of Tourism (1975). Sejak itu,

10
Antropologi merupakan spesialisasi ilmu Antropologi yang memfokuskan perhatian

pada masalah- masalah sosial-budaya yang terkait dengan bidang kepariwisataan.

Peran Ilmu Antropologi menjadi semakin penting mengingat perkembangan pariwisata

sebagai industri perjalanan telah menimbulkan implikasi sosial-budaya yang kompleks

(Bagus & Pujaastawa, 2017.; Graburn, 1983)

Pengertian pariwisata menurut Norval dalam Muljadi dan Nurhayati adalah

keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan masuk, tinggal, dan pergerakan

penduduk asing di dalam atau di luar suatu negara, kota, atau wilayah tertentu.

Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh Kodhyat pariwisata adalah

perjalanan dari satu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan

atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Selanjutnya menurut Musanef mengartikan pariwisata sebagai suatu perjalanan

yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat

yang lain untuk menikmati perjalanan bertamasya dan berekreasi.

Menurut Yoeti bahwasanya pariwisata harus memenuhi empat kriteria di bawah ini,

yaitu:

a. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukan di luar

tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal.

11
b. Tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang, tanpa mencari

nafkah di negara, kota yang dikunjungi.

c. Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya, di mana dia

bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam

perjalanan wisata yang dilakukan.

d. Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih. Dalam pengertian kepariwisataan

terdapat empat faktor yang harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-

faktor tersebut adalah perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain,

perjalanan itu harus dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata

semata-mata sebagai pengunjung tempat wisata tersebut.

c. Dampak Pariwisata Terhadap Aspek Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Dampak pariwisata adalah perubahan-perubahan yang terjadi terhadap masyarakat

sebagai komponen dalam lingkungan hidup sebelum ada kegiatan pariwisata dan setelah

ada kegiatan pariwisata. Indentifikasi dampak diartikan sebagai suatu proses penetapan

mengenai pengaruh dari perubahan sosial ekonomi yang terjadi terhadap masyarakat

sebelum ada pengembangan pembangunan dan setelah adanya pengembangan

pembangunan. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan

melibatkan masyarakat, sehingga memberikanberbagai dampak masyarakat setempat.

Bahkan pariwisata mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam

berbagai aspek kehidupan baik secara ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,

12
pertahanan, dan keamanan. Hal itu mengakibatkan dampak akan sebuah pariwisata menjadi

studi yang paling sering mendapatkan perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang

dinamis dan melibatkan banyak pemangku kepentingan (Faizun, 2019).

Dampak kegiatan pariwisata pada negara penerima wisatawan dari segi pandangan

sosiologi belum sepenuhnya dikaji. Kenyataan bahwa pariwisata meliputi kegiatan

perpindahan tempat sejumlah orang-orang yang sedang melakukan perjalanan secara

sendiri-sendiri atau berkelompok, yang masing-masing mempunyai alasan sendiri untuk

bepergian, dengan keinginannya sendiri. Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas budaya

yang penting, karena kegiatan ini menjadi kancah pertemuan warga dari berbagai

kebangsaan, yang latar belakang budaya berlainan, lingkungan sosial yang beragam-

beragam, sikap mental yang beraneka corak dan susunan psikologis tidak sama. Semua

anasir ini dapat menjadi unsur keberuntungan atau suatu malapetaka, hal ini bergantung

pada cara pariwisata ditangani di Negara penerima wisatawan dan terutama pada negara-

negara itu yang masih bermasyarakat tradisional, konservatif atau kuat keagamaannya yang

sama sekali berlainan dengan keadaan di negara asal wisatawan itu sendiri (Wahab, 1975).

d. Dampak Pariwisata Terhadap Aspek Sosial Masyarakat

1. Dampak Positif Pariwisata Terhadap Aspek Sosial Masyarakat

Menurut Foster (2000) pada sejumlah negara yang sedang membangun, pengenalan

yang terlalu dini pada pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan beragam masalah

sosial. Pengenalan di sektor pariwisata misalnya, bagi sebuah kawasan baru pada akhirnya

13
mengubah gaya hidup sehari-hari penduduknya. Perkembangan pariwisata yang terlalu

cepat dapat meningkatkan angka kejahatan dan sekaligus memperkenalkan perjudian,

materialisme, serta keserakahan. Pemerintah negara yang sedang berkembang seringkali

mengkhawatirkan akibat pariwisata pada karakter bangsa dengan secara menyolok

menempatkan wisatawan yang makmur di tengah-tengah penduduk lokal yang miskin,

pariwisata seringkali menimbulkan kegelisahan.

Pariwisata dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat yang berada di

sekitar obyek wisata, adapun dampak positif pariwisata terhadap aspek sosial yaitu adanya

interaksi antara masyarakat dengan wisatawan, masyarakat disekitar destinasi wisata

menjadi lebih sehat, memiliki cara berpikir yang luas, mengikuti kebiasaan wisatawan yang

baik, memahami kebiasaan orang lain, menerima perbedaan, mampu memenuhi kebutuhan

dasar (sandang, pangan, dan sandang), mendorong masyarakat untuk berkontribusi dalam

aktivitas wisatawan (Pramanik, 2017)

Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam

artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu,

kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam

masyarakat. Berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu tempat ke

tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa

dan agama. Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling

berhubungan langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain

14
ditempat tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang

kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan

tata cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat

sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan

antar bangsa. Pariwisata menciptakan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat

antara lain sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal

kebudayaan masing-masing dalam batas-batas tertentu

b. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap dasar

yang dimiliki pergaulan.

c. Kenyataan bahwa pariwisata meliputi kegiatan perpindahan tempat sejumlah orang

yang sedang melakukan perjalanan secara sendiri-sendiri atau berkelompok.

Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas budaya yang penting, karena kegiatan

ini menjadi kancah pertemuan warga dari berbagai bangsa dengan latar belakang

yang berbeda.

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata disuatu daerah terhadap kondisi

sosial masyarakat sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat

terhadap kedatangan wisatawan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung

menyentuh dan melibatkan masyarakat yang dituju, sehingga membawa berbagai dampak

terhadap masyarakat setempat. Oleh karena pariwisata banyak dikatakan sebagai perubahan

15
yang luar biasa, mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam

berbagai aspek.

Cohen (1984) dalam Ismayanti (2017) perubahan yang diakibatkan oleh pariwisata secara

teoritis, mengelompokkan dampak positif pariwisata terhadap social masyarakat yaitu

sebagai berikut :

a. Dampak terhadap keterkaitan dan keterlibatan antara masyarakat setempat dengan

masyarakat yang lebih luas, termasuk tingkat otonomi atau ketergantungannya

b. Dampak terhadap hubungan interpersonal antara anggota masyarakat

c. Dampak terhadap dasar-dasar organisasi/kelembagaan sosial

d. Dampak terhadap migrasi dari dan ke daerah pariwisata

e. Dampak terhadap ritme kehidupan sosial masyarakat

f. Dampak terhadap pola pembagian kerja

g. Dampak terhadap stratifikasi dan mobilitas sosial

Menurut Robert (2009) pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial, yaitu:

a. Munculnya nilai dan norma baru

b. Adanya struktur dan hubungan sosial baru

c. Adanya hubungan interpersonal antara anggota m asyarakat

d. Modernisasi keluarga

e. Memperluas wawasan dan cara pandang masyarakat terhadap dunia luar

16
2. Dampak Negatif Pariwisata Tehadap Aspek Sosial Masyarakat

asuknya wisatawan asing silih berganti dan terjadinya intensitas pergaulan antara yang

melayani dan memberikan pelayanan, timbul ekses negatif demi memenuhi kebutuhan

biologi masing-masing. Sebagai akibat berkembangnya tingkah laku masyarakat yang

berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka

muncullah; pelacuran, kecanduan obat, perdagangan obat bius. mabuk-mabukkan dan

ketidakpatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.

Dampak negatif pariwisata terhadap kondisi sosial (Hari Karyono, 1997) antara lain adalah

a. Tumbuhnya Sikap Mental Materialistis

Sikap materialistis mudah tumbuh pada orang yang lemah kepribadianya, sikap

ini menghasilkan segala cara untuk mendapatkan uang, tidak peduli apakah cara

yang dipakai itu baik atau tidak. Contohnya upacara yang bersifat keagamaan,

menipu dan lain sebagainya

b. Tumbuhnya Sikap Meniru Wisatawan

Sikap meniru tingkah laku wisatawan banyak terjadi. Walaupun tingkah laku itu

janggal dan tidak sesuai dengan tata cara adat istiadat masyarakat setempat,

tetapi karena ingin dikatakan modern maka tingkah laku yang masih asing itu

ditiru secara membabi buta.

17
c. Meningkatkan Tindak Pidana

Adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa wisatawan itu

terutama wisatawan asing sebagai orang kaya raya, hal ini dapat menimbulkan

terjadinya pencopetan, pemerasan, perampokan, dan pencurian. Selain itu,

pariwisata dapat juga disalahgunakan untuk mengedarkan obat terlarang.

Pariwisata juga menyebabkan masalah atau dampak negatif untuk masyarakat tuan

rumah yang memengaruhi bagaimana masyarakat bertindak dalam kehidupan sehari-

harinya (Soekadijo, 1995), diantaranya sebagai berikut :

a. Adanya kesenjangan sosial yang menyebabkan kecemburuan sosial antara

wisatawan dan penduduk local

b. Way of life (attitude), sikap atau perilaku wisatawan yang di tiru oleh

masyarakat lokal sehingga merubah nilai-nilai sosial yang ada

c. Terjadinya secara bebas perjudian, pelacuran, narkoba dan minuman keras

Adapun dampak negatif (Robert, 2009) terhadap kondisi sosial adalah sebagai berikut

a. Meningkatnya kriminalitas, konsumerisme masyarakat lokal dan pelacuran

b. Meningkatnya penyimpangan-penyimpangan sosial

c. Muncul sikap mental yang berorientasi konsumtif menimbulkan patologi

            seperti prostitusi, penggunaan dan perdagangan obat terlarang

Berdasarkan dampak positif dan negatif pariwisata terhadap kondisi social

masyarakat di atas maka peneliti dapat mengambil beberapa variabel yang sesuai dengan

18
lokasi yang menjadi tempat penelitian. Suatu penelitian yang berangkat dari suatu

pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan yang bersifat umum

tersebut penulis hendak menilai suatu kejadian yang khusus. Metode ini digunakan untuk

mengetengahkan data mengenai pandangan pariwisata terhadap dampak pengembangan

pariwisata di Kawasan Pantai Sebanjar di Desa Alor Besar terhadap sosail ekonomi

masyarakat di sekitar objek wisata tersebut.

Adapun dampak positif yang di ambil peneliti untuk variabel penelitian adalah

sebagai berikut;

a. Memberikan kesempatan antara masyarakat dan wisatawan untuk saling

mengenal (Foster, 2000)

b. Adanya hubungan interpersonal antara masyarakat (Cohen, 1984)

c. Muncul nya nilai dan norma baru (Robert, 2009).

Sedangkan dampak negatif yang diambil peneliti untuk variable penelitian yaitu :

a. Tumbuhnya sikap mental materialistis (Hari Karyono, 1984)

b. sikap atau perilaku wisatawan yang di tiru oleh masyarakat lokal

sehingga merubah nilai-nilai sosial yang ada (Soekadijo, 2004)

c. Meningkatnya kriminalitas (Robert, 2009).

19
e. Dampak Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat

1. Dampak Positif Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat

Satu destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan dapat dipandang sebagai

monumen sementara. Mereka datang kedaerah tersebut dalam jangka waktu tertentu,

menggunakan sumber daya dan fasilitasnya dan biasanya mengeluarkan uang untuk

berbagai keperluan, dan kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali kerumah

atau negaranya. Jika wisatawan yang datang ke destinasi tersebut sangat banyak,

mengeluarkan sebegitu banyak uang untuk membeli berbagai keperluan selama liburannya

tidak dapat dibantah bahwa hal itu akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah

tersebut, baik langsung maupun tidak langsung (Cohen, 1984).

Cohen (1984) mengemukakan bahwa dampak positif dari pariwisata terhadap

kondisi ekonomi masyarakat lokal, yaitu:

a. Dampak terhadap penerimaan devisa

b. Dampak terhadap pendapatan masyarakat

c. Dampak terhadap kesempatan kerja

d. Dampak terhadap harga-harga

e. Dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan

f. Dampak terhadap kepemilikan dan control

g. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan

h. Dampak terhadap pendapatan pemerintah

20
Menurut WTO (1980) dalam Pitana (2009; 188-191) dampak positif pariwisata

terhadap kondisi ekonomi sebagai berikut:

a. Meningkatnya permintaan akan produk pertanian lokal bagi daerah tujuan

wisata yang sudah mengintegrasikan pembangunan pariwisata dengan

pembangunan pertaniannya, permintaan akan produk pertanian dan

memproduksi hasil pertanian yang diinginkan.

b. Memacu mengembangkan lokasi atau lahan yang kurang produktif dalam

beberapa kasus, keberadaan pariwisata mampu meningkatkan nilai tanah/lahan,

terlebih bagi lahan pertanian yang subur

c. Menstimulasi minat dan perminntaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu

daerah atau Negara Jika suatu daerah atau Negara dibuka untuk tujuan wisata,

biasanya terdapat keunggulan spesifik yang dijadikan andalan untuk menarik

wisatawan.

d. Meningkatkan jumlah permintaan akan produksi eksotik dan tipikal bagi suatu

daerah atau Negara. Diet wisatatawan sangat banyak memanfaatkan produk

perikanan dan bahan makanan dari laut. Minat wisatawan sangat banyak

memanfaatkan produk perikanan dan bahan makanan dari laut memicu

meningkatnya permintaan bagi nelayan lokal, mendorong peningkatan

pendapatan, sehingga mampu memordenisasi kapal penangkap ikan, menambah

produksi dan lain sebagainya.

21
e. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru

Tidak dapat dipungkiri, pariwisata memerlukan suatu kawasan ekslusif yang

agak berbeda dari lingkungan sekitarnya.

f. Menghindari konsentrasi penduduk dan penyebaran aktivitas ekonomi. Tidak

jarang sebuah resort atau objek pariwisata dipilih didaerah pinggiran,

penggunungan pantai dan lokasi eksotis lainnya. Lokasi ini tidak jarang jauh

dari pusat konsentrasi penduduk (kota).

g. Penyebaran infrastruktur kepelosok wilayah lokasi objek wisata yang menyebar

kedaerah pinggiran memerlukan infrastruktur (air bersih, jalan, listrik, sarana

komunikasi, rel kereta api dan sebagainya) untuk mendukungnya.

h. Manajemen pengelolaan sumber daya sebagai sumber reveneu bagi otoritas

lokal Berkembangnya kepariwisataan disuatu daerah juga berarti ada

peningkatan kebutuhan akan sumber daya. Bagi pemerintah atau otoritas lokal

yang berwenang dalam pengelolaanya, hal itu menjadi sumber pendapatan yang

cukup besar.

Ada banyak dampak positif pariwisata bagi kondisi ekonomi masyarakat, diantaranya

adalah sebagai berikut Leiper (1990) dalam Pitana (2009; 185-188):

a. Pendapatan dari penukaran valuta asing hal ini yang terjadi pada wisatawan

asing. Walau dibeberapa negara pendapatan dari penukaran valuta tidak begitu

besar, namun beberapa negara, misalnya New Zaeland dan Australia,

22
pendapataan dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan

secara signifikan.

b. Menyehatkan neraca perdagangan luar negeri surplus dari pendapatan

penukaran valuta asing akan menyebabkan neraca perdagangan menjadi

semakin sehat. Hal ini akan mendorong suatu Negara mampu mengimpor

beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat.

c. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata pendapatan dari hasil kerja di

usaha pariwisata merupakan dampak sekunder sedangkan dampak primernya

berupa pendapatan dari beberapa perusahaan, organisasi, atau masyarakat

perorangan yang melakukan usaha disektor pariwisata.

d. pemerintah memperoleh pendapatan dari sektor pariwisata dari beberapa cara.

Beberapa negara didunia, termasuk Indonesia, telah membuktikan sumbangan

sektor pariwisata terhadap pendapatan pemerintah.

e. Penyerapan tenaga kerja Banyak individu menggantukan hidupnya dari sektor

pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi

memerlukan dukungan dari sektor lain.

f. Multipiler effect Efek multipiler merupakan efek ekonomi yang ditimbulkan

kegiatan ekonomi pariwisata terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan

suatu wilayah (daerah, negara) tertentu.

23
g. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat local.

Wisatawan dan masyarakat lokal sering berbagi fasilitas untuk berbagai

kepentingan. Dalam beberapa kasus, keberadaan pariwisata disuatu daerah atau

negara tujuan wisata menjadi perbedaan kritis dari nilai ekonomi fasilitas

pariwisata tersebut.

Menurut Robert (2009) secara ringkas, kegiatan pariwisata dapat memberikan

dampak dibidang ekonomi khususnya mengenai dampak positif yaitu sebagai berikut:

a. Terbuka lapangan pekerjaan baru

b. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat

c. Membantu meningkatkan bisnis local

d. Meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masyarakat yang

memacu kegiatan ekonomi lainnya.

e. Mendorong seseorang untuk berwiraswasta/wirausaha, contoh : pedagang

kerajinan, penyewaan papan selancar, pemasok bahan makanan dan lain

lain.

f. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan pemerintah.

g. Memberikan keuntungan ekonomi terhadap masyarakat melalui

restaurant/rumah makan.

24
2. Dampak Negatif Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat

Disamping dampak positif pariwisata terhadap ekonomi yang telah diuraikan diatas,

juga tidak dapat di pungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari keberadaan pariwisata

bagi ekonomi masyarakat. Dampak negatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

(Ismayanti, 2010) :

a. Bahaya ketergantungan (overdependence) terhadap industri pariwisata beberapa

daerah tujuan wisata menjadi sangat tergantung dari kepariwisataan untuk

kehidupannya. Hal ini menjadikan wisatawan sangat rentan terhadap perubahan

permintaan wisata. Pariwisata merupakan industri yang mudah dipengaruhi oleh

banyak hal, seperti harga, gaya hidup, politik dan ketersediaan energy. Apabila

faktor-faktor itu mengganggu kepariwisataan, maka masyarakat yang

menggantungkan hidup pada pariwisata akan terganggu.

b. Peningkatan inflasi dan nilai lahan kedatangan wisatawan ke sebuah daerah

menjanjikan masa depan yang positif. Namun, ada kemungkinan lain yang

membawa masyarakat di daerah tujuan wisata menjadi konsekuensi dari

pengembangan pariwisata. Risiko wisatawan membeli lahan dengan harga yang

tinggi menjadi ancaman bagi masyarakat setempat. Harga di daerah tujuan

wisata menjadi berkali-kali lipat karena wisatawan mampu membeli dengan

harga yang lebih tinggi. Masyarakat pun harus menguras kocek yang lebih

dalam untuk mendapatkan kebutuhannya.

25
c. Peningkatan frekuensi impor wisatawan yang datang dari berbagai negara yang

membawa kebiasaan sehari-hari ke destinasi wisata sehingga penyedia jasa dan

produk wisata harusmenyesuaikan dan menyediakan kebutuhan tersebut.

Akibatnya, pengusahapariwisata harus mengimpor produk dan jasa yang

dibutuhkan oleh wisatawan.

d. Produksi musiman Sifat pariwisata tergantung dari musim. Ketika musim sepi

kunjungan, wisatawan jarang berkunjung sehingga penghasilan penduduk

berkurang. Produsen yang mengendalikan kehidupan sepenuhnya di industri

pariwisata akan mengalami masalah keuangan.

e. Pengembalian modal lambat (low rate return on investment) Industry pariwisata

adalah industry dengan investasi yang besar dan pengembalian modal yang

lambat. Hal ini menyebabkan kesulitan pengusaha pariwisata untuk

mendapatkan pinjaman untuk modal usaha.

f. Mendorong timbulnya biaya eksternal lain Pengembangan pariwisata

menyebabkan muncul biaya eksternal lain bagi penduduk di daderah tujuan

wisata, seperti biaya kebersihan lingkungan, biaya pemeliharaan lingkungan

yang rusak akibat aktivitas wisata, dan biaya peluang lain.

Mathieson dan Wall (1982) dalam Pitana (2009; 191-192), mengatakan pariwisata

juga memberikan dampak negatif bagi perekonomian antara lain :

a. Ketergantungan terlalu besar pada pariwisata

26
b. Harga lahan yang semakin tinggi dikarenakan wisatawan mampu membeli dengan

harga yang lebih tinggi sehingga masyarakat harus menguras kocek yang lebih

dalam untuk mendapatkan kebutuhanya.

c. Sifat pariwisata yang musiman, tidak dapat diprediksi dengan tepat menyebabkan

pendapatan dari industri pariwisata tidak pasti, sehingga masyarakat yang

menggantungkan pariwisata juga tidak menentu.

d. Menimbulkan biaya eksternal lain Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul

biaya eksternal bagi penduduk di daerah tujuan wisata, seperti biaya kebersihan

lingkungan, biaya pemeliharaan lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata, dan

biaya peluang lain.

Sedangkan menurut Robert (2009) adapun dampak negatif dari kegiatan pariwisata

terhadap kondisi ekonomi masyarakat adalah :

a. Meningkatkan harga barang-barang lokal dan bahan-bahan pokok

b. Peningkatan pendapatan masyarakat naik dan turun.

c. Terjadi ketimpangan daerah dan memburuknya kesenjangan pendapatan antara

beberapa kelompok masyarakat.

Berdasarkan dampak positif dan negatif pariwisata terhadap kondisi ekonomi

masyarakat di atas maka peneliti dapat mengambil beberapa variabel yang sesuai dengan

lokasi yang menjadi tempat penelitian. Adapun dampak positif yang di ambil peneliti untuk

variabel penelitian adalah sebagai berikut :

27
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat (Cohen, 1984)

b. Menciptakan kawasan ekonomi baru (WTO, 1980)

c. Penyerapan tenaga kerja (Leiper, 1990)

d. Membantu meningkatkan bisnis lokal (Robert, 2009)

Sedangkan dampak negatif yang diambil peneliti untuk variable penelitian yaitu :

a. Ketergantungan terhadap industri pariwisata (Ismayanti, 2010)

b. Pengembangan pariwisata menyebabkan muncul biaya eksternal bagi penduduk

di daerah tujuan wisata, seperti biaya kebersihan lingkungan, biaya pemeliharaan

lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata, dan biaya peluang lain (Mathieson

dan Wall, 1982)

c. Meningkatkan harga barang lokal dan bahan pokok (Robert, 2009)

f. Kaitan Pariwisata terhadap Perencanaan Wilayah

Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Pariwisata merupakan berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Kepariwisataan adalah

keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta

multidisplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi

antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah daerah dan

pengusaha.

28
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang bahwa

ruang merupakan suatu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang

udara.Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan, baik direncanakan maupun

tidak. Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan

wilayah yang bertujuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable

development), yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan

hidup. Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokal investasi, tetapi juga

memberikan jaminan terpeliharanya ruang yang berkualitas dan mempertahankan

keberadaan obyek-obyek wisata sebagai asset bangsa (Paramitasari, 2010).

Dalam pengembangan kegiatan pariwisata diperlukan peraturan-peraturan alokasi

ruang yang dapat menjamin sustanable development guna mencapai kesejahteraan

masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang

bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan

secara berdaya guna, berhasil mewujudkan perlindungan fungsi untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta

menanggulangi dampak negative terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan

kepentingan kesejahteraan dan keamanan (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

Ruang).

Menurut Akil (2002), didalam perencanaan wilayah dan kota terdapat unsur

penataan ruang dan perencanaan sectoral untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan

29
masyarakat dan lingkungan hidup. Perencanaan sektor pariwisata merupakan salah

satu bagian dari perencanaan wilayah dan kota yang lebih berorientasi pada pengembangan

potensi unggulan wisata disuatu daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

setempat.

Oleh karena itu, dari penjelasan diatas bahwa ada beberapa kaitan lainnya menurut Akil

(2002) adalah seebagai berikut :

a. Perencanaan pariwisata menjadi salah satu bagian perencanaan wilayah dan

kota dengan pendekatan pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

yang bertujuan untuk mengatur peruntukan ruang wilayah potensi wisata.

b. Perencanaan pariwisata dapat meningkatkan pengembangan ekonomi

masyarakat yang menjadi salah satu tujuan dalam perencanaan wilayah dan

kota.

c. Perencanaan pariwisata dapat meningkatkan nilai efisiensi dan percepatan

pertumbuhan ekonomi wilayah yang menjadi salah satu sasaran dari

perencanaan wilayah dan kota.

d. Perencanaan wisata akan mengatur peruntukan ruang suatu wilayah potensial

wisata yang menjadi bagian dari arahan pemanfaatan ruang suatu wilayah.

e. Perencanaan pariwisata akan mempengaruhi struktur pengembangan wilayah

dan kota khususnya terkait dengan sarana prasarana, transportasi, dan sosial

budaya yang akan mempengaruhi pola dan struktur ruang suatu wilayah.

30
g. Konsep social ekonomi

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan

menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu

disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh

masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal

antara satu dengan yang lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan, dan kekeluargaan.

setiap manusia dilahirkan dalam posisi yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun

ekonominya. Seperti peran, status, dan kedudukan mereka di masyarakat atau

lingkungannya.

Menurut Mubyanto dalam Basrowi dan Juariyah berpendapat tinjauan sosial

ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek ekonomi desa

dan peluang kerja berkaitan erat dengan kesejahteraan Desa.

Menurut Linton dalam Basrowi dan Juariyah kondisi sosial ekonomi masyarakat

mempunyai lima indicator yaitu umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, keluarga atau

kelompok rumah tangga, dan keanggotaan dalam kelompok masyarakat.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat

untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup, dengan lima parameter dapat

digunakan untuk mengukur kondisi social ekonomi masyarakat yaitu tingkat pendidikan,

usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendapatan.

31
Namun dalam penelitian ini saya hanyamenggunakan tiga parameter untuk

mengukur sosial ekonomi, yakni tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan.

Karena umur dan jenis kelamin tidak berpengaruh dalam penelitian ini.

2.2. Teori Perubahan Sosial

Setiap masyarakat selama hidup mengalami perubahan. Ada perubahan-perubahan

yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan pengaruh yang lamban

tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan ini hanya akan ditentukan oleh seseorang

yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan

membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang

lampau.

Perubahan terjadi dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma

sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan

dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala

yang normal. Konsep perubahan sosial (social change) dan konsep perubahan kebudayaan

merupakan dua konsep yang sangat penting. Hal ini mudah dimengerti sebab sosiologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat dan masyarakat dalam

kenyataannya selalu mengalami perubahan. Sosiologi menggunakan konsep proses sosial

(social process) dan perubahan sosial (social change). Proses sosial lebih melihat interaksi

yang terjadi antara orang (perorangan maupun kelompok) maupun antara lembaga sosial,

32
sedangkan perubahan sosial lebih melihat pergeseran atau perkembangan-perkembangan

yang terjadi akibat interaksi-interkasi tersebut.

Sedangkan perubahan kultural adalah perubahan yang berkaitan dengan kebudayaan

masyarakat khususnya menyangkut sistem nilai. Perubahan sosial diartikan sebagai

perubahan-perubahan yang menyangkut struktur sosial maupun lembaga-lembaga sosial.

Perubahan sosial tidak hanya berkaitan dengan luasnya cakupan perubahan, melainkan juga

berkaitan dengan dimensi-dimensi lainnya seperti irama, besaran pengaruh, ataupun

kesengajaan dalam proses perubahan.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Pendekatan yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan

prosedurprosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuhan).

Penelitian kualitatif dapat menunjukkan pada penelitian tentang kehidupan masyarakat,

sejarah, tingkah laku, atau hubungan kekerabatan.

3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut kebupaten

Alor dengan menggunakan pendekatan kualitatif, agar dapat mengetahui sejarah, perubahan

sosial, karakter masyarakat dan lingkungan sehingga menemukan hasil Dampak Pariwisata

Terhadap Perubahan Sosial dan Ekonomi Masyarakat.

Alasan peneliti mengambil penelitian di Sebanjar karena lebih mudah di jangkau, lebih

dekat dan lebih bisa diakses oleh peneliti. Selain itu menurut peneliti hemat penulis

kehidupan pariwisata memberikan pengaruh kehidupan sosial ekonomi masyarakat

sehingga peneliti merasa perlu meneliti disana.

34
3.3. Imforman Penelitian

Informan menggunakan teknik proposive sampling dan dengan pendekatan informan

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang di anggap paham betul dan dapat

memberikan informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitisan. penentuan informan

atau kualitatif di tetapkan berdasarkan kategori yang di pake yaitu:

a. Tokoh Masyarakat

b. Wisatawan

c. Pengelolah Wisata

d. Kepala Desa

3.4. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung: yaitu melihat langsung

masyarakat yang tinggal di wilaya pariwisata serta dampak yang pariwisata

terhadap perubahan sosial masyarakat Alor Besar. Untuk menjaring data-data

yang diperlukan penulis melakukan kajian lapangan dengan cara observasi.

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan masyarakat

seperti yang terjadi dalam kenyataannya.

Dalam observasi dapat kita peroleh gsmbaran yang lebih jelas tentang

kehidupan sosial, yang suka diperoleh dengan metode lain. Berdasarkan

jenisnya maka observasi yang penulis dilakukan dalam penelitian ini adalah

35
dengan partisipasi pengamat sebagai partisipan (insider)yaitu sebagai anggota

masyarakat. Keuntungan masyarakat ini adalah peneliti merupakan bagian

integral dari situasi yang dipelajarinya sehingga kehadiranya tidak

mempengarusi situasi dalam kewajaran.

2. Wawancara

Wawancara ialah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya (pewawancara)

dengan sipenjawab (responden atau informasi dengan menggunakan alat yang

dinamakan pedoman wawancara).

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua bela pihak. Menurut

Esterbarg wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalu tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topic tertentu. Wawancara dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan

informasi dan memperoleh hasil penelitian yang akurat sesuai dengan tema

penelitan. Sedangkan berdasarkan dalam bentuk pertanyaan wawancara dalam

penelitian ini menggunakan model wawancara terbuka supaya responden

memberi informasi informasi yang tidak terbatas.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini merupakan salah satu pengumpulan data dengan

cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki

36
oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu

sebagai objek penelitian dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik. Adapun dokumentasi yang penulis ambil dari gambaran umum Desa

Alor Besar Kecamatan Alor Barat laut Kabupaten Alor. (Sianturi, 2020).

3.5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi serta bahan-bahan lain.

Dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,

melakukan sintensa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang

akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.

37
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Husaini Usman, Purnomo Setiadi.(2009). Metodelogi Penelitian Sosial.


Bumi Aksara, 2009. Jakarta.

Akil, Sjarifudin.2002. Implementasi Perencanaan Pariwisata Dalam Perspektif


Penataan Ruang. obor Jakarta:

A, Hari Karyono.(1997). Kepariwisataan. Jakarta: Grasindo Undip

Al-Quran dan terjemahannya. 2019. Surah AL-Mulk ayat 15 Departemen


Agama RI Jakarta.

Astuti, Puji dkk.(2017). Kajian Pengembangan Wisata Budaya Kawasan Istana Gunung
Sahilan Berdasarkan Persepsi Masyarakat dan Pelaku Wisata.
Universitas Islam Riau

Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 7 Nomor 1, 2010.

Bagus, I. D. A., & Pujaastawa, I. D. A. B. G. D. E. (n.d.). Antropologi Pariwisata.

Badan Pusat Statistik (BPS).2019. Kabupaten Lingga Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik (BPS).2019. Kecamatan Singkep Dalam Angka.

38
Damanik, Janianton.2006. Tentang Pelaku Wisata. Yogyakarta: PUSPAR UGM Djali.
(2008). Skala Likert. Pustaka Utama Jakarta.

Faizun, Moh.( 2009). Dampak Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Kartini Terhadap
Masyarakat Setempat di Kabypaten Jepara. Tesis Program Pascasarjan
Universitas Diponegoro Semarang

Graburn, N. H. H. (1983). The anthropology of tourism. Annals of Tourism Research,


10(1), 9–33.

Ismayanti.(2010).Pengantar Pariwisata.Penerbit Grasindo

Kiwang A.S, Farida M. Arif Perubahan Sosial ekonomi masyarakat Labuan Bajo akibat
pembangunan pariwisata jurnal ilmia gula wenta, medium.

Lewis Henry Morgan (1818-1881), seorang ahli antropologi Amerik, ilmuan pertama yang
menerapkan ide evolusi pada perkembangan sosial dan menelusuri evolusi
kebudayaan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (2018). Pemerintah Kabupaten Lingga

Marpaung, Happy dkk.(2002). Pengantar Pariwisata. Alfabeta Bandung.

Mason, 2000. Komponen-komponen Produk Wisata. Jakarta, 2000. Erlangga

Mappi, Andi S.(2001).Cakrawala Pariwisata. Balai Pustaka Jakarta.

39
Mac Donald, M.E.(2004). Unpacking Cultural Tourism. Unpublished M.A.Thesis. Canada:
Simon Fraser University

Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
36-38

Nurhayati.(2017). Dampak Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya


Masyarakat di KecamatanSiak Kabupaten Siak.
Universitas Islam Riau

Pitana, I Gde dan Diarta Surya I Ketut (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata
Andi Yogyakarta.

Rahardjo. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. (Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press, 1999), 183

Sanusi, Anwar.(2011). Metodelogi Penelitian Bisnis. Penerbit: Salemba Empat.

Siregar, Sofyan.(2011). Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. PT Raja


Grafindo Persada Jakarta.

Slavin, Robert E.(2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik.


Penterjemah: Lita Alfabeta Bandung.

Suswantoro.(2007). Pengertian Pariwisata. Penerbit Andi Offset, Yogyakarta,1997

40
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D Alfabeta Bandung.

Sugiyono.(2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D Alfabeta Bandung.

Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNY

Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwiswataan

Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Yoeti, Perencanaaan dan Pengembangan Pariwisata, Pradaya Pratama, Jakarta, 2008

41

Anda mungkin juga menyukai