OLEH
INRAWATI YUNUS
NIM. 1944211022
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
INRAWATI YUNUS
NIM.1944211022
Isi format dan proposal ini telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
Disetujiu oleh
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan Mengatahui
Dekan Fakultas Ketua Program Studi Antropologi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
iii
3.3........................................................................................ Imforman Penelitian
.....................................................................................................................35
3.4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..35
3.5....................................................................................... Teknik Analisis Data
.....................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pariwisata adalah salah satu sektor yang merupakan sumber penerimaan Negara tidak
hanya itu, sektor pariwisata juga merupakan suatu kegiatan ekonomi memiliki mata rantai
yang sangat panjang. Keberadaan sektor pariwisata dapat memberi manfaat positif bagi
pemerintah, pihak swasta dan masyarakat yang ikut terlibat dalam memanfaatkan peluang
usaha di objek wisata. Manfaat yang dapat diperoleh pemerintah dari sektor pariwisata
seperti sumber penerimaan devisa dan pajak. Prospek pariwisata di Indonesia sangat besar
penghasil devisa bagi Negara. Sektor pariwisata mencapai 15% setiap tahunnya, sehingga
lapangan pekerjaan baru, meningkatkan produksi hasil kesenian dan kebudayaan, serta
Sebagai salah satu sektor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong
Dengan adanya perkembangan industri pariwisata di suatu wilayah, arus urbanisasi ke kota-
kota besar dapat lebih ditekan. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki tiga aspek pengaruh
yaitu aspek ekonomis (sumber devisa, pajak), aspek sosial (penciptaan lapangan kerja) dan
1
aspek budaya. Keberadaan sektor pariwisata tersebut seharusnya memperoleh dukungan
dari semua pihak seperti pemerintah daerah sebagai pengelola, masyarakat yang berada di
lokasi objek wisata serta partisipasi pihak swasta sebagai pengembang (Hartono, 1974 :
45).
memiliki sumber daya alam maupun sumber daya budaya yang melimpah. Labuan Bajo
dengan Pesona binatang Purba Komodo, keindahan alam serta tebaran pulau-pulau kecil
disekitarnya adalah salah satu destinasi wisata di Provinsi Nusa Tenggara Timur bahkan
Indonesia. Labuan Bajo mulai ramai dikunjungi wisatawan setelah Pulau Komodo masuk
dalam daftar Tujuh Keajaiban Dunia Baru (New 7 Wonder of the World). Labuan Bajo
telah terpilih sebagai destinasi kelas dunia bersama dengan 3 destinasi wisata lainnya yaitu
Danau To ba, Borobudur, dan Mandalika. Labuan Bajo sendiri telah ditetapkan menjadi
Badan Otoritas Pariwisata (BOP). Perubahan status ini didasarkan kepada Perpres BOP
Labuan Bajo Flores, Nomor 32, Tahun 2018, Tanggal 5 April 2018. Bersamaan dengan
terpilihnya pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi dunia, pengembangan pun dilakukan
secara masif. Beragam fasilitas ditambah dan dibangun untuk kenyamanan wisatawan
Selain peran yang dimilikinya, pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh
berbeda dengan sektor ekonomi yang lain yaitu dalam proses perkembangannya juga
2
mempunyai dampak atau pengaruh dibidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang
ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap kehidupan
masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahaan itu menuju ke arah negatif maka
diperlukan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga dapat
pariwisata. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan pengembangan daerah
Sebelum pantai Sebanjar dijadikan wisata dan rekreasi pantai Sebanjar memliki
keindahan alam yang sangat indah namun belum dikelolah dan ditata dengan rapih, tetapi
pantai Sebanjar sudah ada pengungjungnya dan pengelolaan pantai Sebanjar masih
memutuskan dan mengelolah pantai sebanjar menjadi tempat wisata dan rekreasi ada
peningkatan derastis dari segi ekonomi, sosial dan tersedianya lapangan pekerjaan bagi
Pantai Sebanjar terletak di Desa Alor Besar yang berjarak sekitar kurang lebih 20 km
dari Kota Kalabahi-ibu Kota Kebupaten Alor. Untuk mencapai objek wisata ini,
pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan waktu tempuh sekitar
30 menit. Pantai Sebanjar memiliki keunikan dengan keindahan pantai pasir putih dan laut
yang bersih, serta memiliki terumbu karang yang unik dan menawan. Pantai Sebanjar juga
menyediakan fasilitas bagi pengunjung untuk berteduh berupa musholah, tempat parkir,
3
rumah payung dan mandi cuci kakus (MCK). Selain itu tersedia fasilitas pengunjung
lainnya seperti home stay di lokasi pantai Sebanjar, namun belum di manfaatkan dengan
baik.
Karakteristik lanskap kawasan pantai Sebanjar sangat unik karena mempunyai tiga
karaktekristik utama yaitu pantai Landai, dataran rendah dan kawasan perbukitan.
Ketiganya terintegrasi menjadi satu bentuk kawasan pantai yang menarik. Kondisi
topografi cukup berfariasi yaitu sebagian berupa dataran rendah dan sebagiannya lagi
kondisinya perbukit. Kondisi iklim mikro di Desa Alor Besar khususnya kawasan pantai
Sebanjar termasuk iklim pantai yang panas dengan suhu harian rata-rata mencapai 290 C.
Berdasarkan pernyataan diatas, kawasan wisata Pantai Sebanjar di Desa Alor Besar
Kecamatan Alor Barat laut Kabupaten Alor memerlukan suatu penelitian untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pariwisata. Dengan adanya studi ini diharapkan
dampak yang ditimbulkan dari perubahan kehidupan sosial dan ekonomi dapat diketahui.
Hal tersebut perlu dilakukan karena masyarakat merupakan unsur yang sangat penting
Ekonomi Masyarakat di Pantai Sebanjar Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat
4
1.2. Penelitian Terdahulu
Pantai Ling’al Alor Untuk kesesuaian, wisata kajian karaktekristik dan daya
5
pantai Ling’al dengan dengan mengunakan metode
m2 dengan daya
orang/hari.
masyarakat di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut kebupaten Alor
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
dampak pariwisata terhadap perubahan sosial ekonimi masyarakat di Desa Alor Besar
6
1.5. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Peneliti
7
BAB II
a. Konsep Dampak
Pengertian dampak adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif
maupun negatif. Pengaruh adanya daya yang ada dan timbul dari suatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang”. “Pengaruh adalah
suatu keadaan dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa
yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi. Dampak sosial itu sendiri dapat berasal
dari internal dan eksternal masyarakat. Dampak internal adalah dampak yang disebabkan
karena faktor dari dalam masyarakat itu sendiri,” sementara dampak eksternal adalah
dampak yang berasal dari luar masyarakat. Dampak dalam wikipedia adalah keadaan
yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif, yang dimaksud dengan eksternalitas
positif adalah dampak yang menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh
pihak terhadap orang lain tanpa adanya kompensasi dari pihak yang diuntungkan.
Sedangkan eksternalitas negatif apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima
8
b. Konsep Pariwisata
Geografi sebagai bidang ilmu yang mengkaji kondisi alam, kondisi manusia, serta
ilmu terapan yang berusaha mengkaji unsur-unsur geografis suatu daerah untuk
landai yang berpasir putih, hutan dengan beraneka ragam tumbuhan yang langka,
danau dengan air yang bersih, merupakan potensi suatu daerah yang dapat
dikembangkan untuk usaha industri pariwisata. Unsur geografi yang lain seperti
banyak sekali seginya dimana semua kegiatan itu biasa disebut dengan Industri
biro jasa perjalanan, tempat-tempat hiburan, objek wisata, atraksi budaya dan lainnya.
9
Pengembangan pariwisata berbasis potensi wisata sejarah dan budaya merupakan salah
satu alternatif tujuan wisata. Suasana kehidupan budaya yang jauh dari kehidupan
Yogyakarta pernah mendapatkan gelar The League of Historical City dari UNESCO
bersama-sama dengan 88 kota besar bersejarah seperti Kyoto, Paris, London, Boston,
dan sebagainya. Oleh karena itu upaya pemerintah untuk mengembangkan objek-objek
wisata sejarah dan budaya di kota Yogyakarta perlu mendapatkan dukungan. Terlebih
masyarakat secara umum, terutama untuk kajian antropologi. Setiap manusia butuh
untuk mengekspresikan diri dengan caranya sendiri. posisi disiplin ilmu antropologi
berkaitan dengan bidang pariwisata. Dalam rangka itu lahirlah Antropologi Pariwisata
yang didefinisikan sebagai ilmu bagian atau spesialisasi dari ilmu antropologi yang
N.H. Graburn, melalui karyanya; The Anthropology of Tourism (1975). Sejak itu,
10
Antropologi merupakan spesialisasi ilmu Antropologi yang memfokuskan perhatian
penduduk asing di dalam atau di luar suatu negara, kota, atau wilayah tertentu.
Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh Kodhyat pariwisata adalah
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain bersifat sementara, dilakukan perorangan
yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang dilakukan dari satu tempat ke tempat
Menurut Yoeti bahwasanya pariwisata harus memenuhi empat kriteria di bawah ini,
yaitu:
a. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukan di luar
11
b. Tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang, tanpa mencari
c. Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya, di mana dia
bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil usaha selama dalam
terdapat empat faktor yang harus ada dalam batasan suatu definisi pariwisata. Faktor-
faktor tersebut adalah perjalanan itu dilakukan dari satu tempat ke tempat lain,
perjalanan itu harus dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata
sebagai komponen dalam lingkungan hidup sebelum ada kegiatan pariwisata dan setelah
ada kegiatan pariwisata. Indentifikasi dampak diartikan sebagai suatu proses penetapan
mengenai pengaruh dari perubahan sosial ekonomi yang terjadi terhadap masyarakat
pembangunan. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan
berbagai aspek kehidupan baik secara ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya,
12
pertahanan, dan keamanan. Hal itu mengakibatkan dampak akan sebuah pariwisata menjadi
studi yang paling sering mendapatkan perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang
Dampak kegiatan pariwisata pada negara penerima wisatawan dari segi pandangan
bepergian, dengan keinginannya sendiri. Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas budaya
yang penting, karena kegiatan ini menjadi kancah pertemuan warga dari berbagai
kebangsaan, yang latar belakang budaya berlainan, lingkungan sosial yang beragam-
beragam, sikap mental yang beraneka corak dan susunan psikologis tidak sama. Semua
anasir ini dapat menjadi unsur keberuntungan atau suatu malapetaka, hal ini bergantung
pada cara pariwisata ditangani di Negara penerima wisatawan dan terutama pada negara-
negara itu yang masih bermasyarakat tradisional, konservatif atau kuat keagamaannya yang
sama sekali berlainan dengan keadaan di negara asal wisatawan itu sendiri (Wahab, 1975).
Menurut Foster (2000) pada sejumlah negara yang sedang membangun, pengenalan
yang terlalu dini pada pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan beragam masalah
sosial. Pengenalan di sektor pariwisata misalnya, bagi sebuah kawasan baru pada akhirnya
13
mengubah gaya hidup sehari-hari penduduknya. Perkembangan pariwisata yang terlalu
sekitar obyek wisata, adapun dampak positif pariwisata terhadap aspek sosial yaitu adanya
menjadi lebih sehat, memiliki cara berpikir yang luas, mengikuti kebiasaan wisatawan yang
baik, memahami kebiasaan orang lain, menerima perbedaan, mampu memenuhi kebutuhan
dasar (sandang, pangan, dan sandang), mendorong masyarakat untuk berkontribusi dalam
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam
artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu,
kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam
tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa
dan agama. Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling
14
ditempat tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang
kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan
tata cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat
sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan
antar bangsa. Pariwisata menciptakan dampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat
b. Memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk mengenal sikap dasar
Pariwisata menjadi suatu manifestasi lintas budaya yang penting, karena kegiatan
ini menjadi kancah pertemuan warga dari berbagai bangsa dengan latar belakang
yang berbeda.
Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata disuatu daerah terhadap kondisi
sosial masyarakat sangat terasa apalagi daerah tersebut menerima pengaruh dengan cepat
terhadap kedatangan wisatawan. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung
menyentuh dan melibatkan masyarakat yang dituju, sehingga membawa berbagai dampak
terhadap masyarakat setempat. Oleh karena pariwisata banyak dikatakan sebagai perubahan
15
yang luar biasa, mampu membuat masyarakat setempat mengalami perubahan dalam
berbagai aspek.
Cohen (1984) dalam Ismayanti (2017) perubahan yang diakibatkan oleh pariwisata secara
sebagai berikut :
Menurut Robert (2009) pariwisata juga membawa dampak positif dalam segi sosial, yaitu:
d. Modernisasi keluarga
16
2. Dampak Negatif Pariwisata Tehadap Aspek Sosial Masyarakat
asuknya wisatawan asing silih berganti dan terjadinya intensitas pergaulan antara yang
melayani dan memberikan pelayanan, timbul ekses negatif demi memenuhi kebutuhan
berorientasi pada konsumsi semata dan pengaruh penyakit masyarakat itu, maka
Dampak negatif pariwisata terhadap kondisi sosial (Hari Karyono, 1997) antara lain adalah
Sikap materialistis mudah tumbuh pada orang yang lemah kepribadianya, sikap
ini menghasilkan segala cara untuk mendapatkan uang, tidak peduli apakah cara
yang dipakai itu baik atau tidak. Contohnya upacara yang bersifat keagamaan,
Sikap meniru tingkah laku wisatawan banyak terjadi. Walaupun tingkah laku itu
janggal dan tidak sesuai dengan tata cara adat istiadat masyarakat setempat,
tetapi karena ingin dikatakan modern maka tingkah laku yang masih asing itu
17
c. Meningkatkan Tindak Pidana
terutama wisatawan asing sebagai orang kaya raya, hal ini dapat menimbulkan
Pariwisata juga menyebabkan masalah atau dampak negatif untuk masyarakat tuan
b. Way of life (attitude), sikap atau perilaku wisatawan yang di tiru oleh
Adapun dampak negatif (Robert, 2009) terhadap kondisi sosial adalah sebagai berikut
masyarakat di atas maka peneliti dapat mengambil beberapa variabel yang sesuai dengan
18
lokasi yang menjadi tempat penelitian. Suatu penelitian yang berangkat dari suatu
pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan yang bersifat umum
tersebut penulis hendak menilai suatu kejadian yang khusus. Metode ini digunakan untuk
pariwisata di Kawasan Pantai Sebanjar di Desa Alor Besar terhadap sosail ekonomi
Adapun dampak positif yang di ambil peneliti untuk variabel penelitian adalah
sebagai berikut;
Sedangkan dampak negatif yang diambil peneliti untuk variable penelitian yaitu :
19
e. Dampak Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat
monumen sementara. Mereka datang kedaerah tersebut dalam jangka waktu tertentu,
menggunakan sumber daya dan fasilitasnya dan biasanya mengeluarkan uang untuk
berbagai keperluan, dan kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali kerumah
atau negaranya. Jika wisatawan yang datang ke destinasi tersebut sangat banyak,
mengeluarkan sebegitu banyak uang untuk membeli berbagai keperluan selama liburannya
tidak dapat dibantah bahwa hal itu akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah
20
Menurut WTO (1980) dalam Pitana (2009; 188-191) dampak positif pariwisata
c. Menstimulasi minat dan perminntaan akan produk eksotik dan tipikal bagi suatu
daerah atau Negara Jika suatu daerah atau Negara dibuka untuk tujuan wisata,
wisatawan.
d. Meningkatkan jumlah permintaan akan produksi eksotik dan tipikal bagi suatu
perikanan dan bahan makanan dari laut. Minat wisatawan sangat banyak
21
e. Mendorong pengembangan wilayah dan penciptaan kawasan ekonomi baru
penggunungan pantai dan lokasi eksotis lainnya. Lokasi ini tidak jarang jauh
dari pusat konsentrasi penduduk (kota).
peningkatan kebutuhan akan sumber daya. Bagi pemerintah atau otoritas lokal
yang berwenang dalam pengelolaanya, hal itu menjadi sumber pendapatan yang
cukup besar.
Ada banyak dampak positif pariwisata bagi kondisi ekonomi masyarakat, diantaranya
a. Pendapatan dari penukaran valuta asing hal ini yang terjadi pada wisatawan
asing. Walau dibeberapa negara pendapatan dari penukaran valuta tidak begitu
22
pendapataan dari penukaran valuta asing ini sangat besar nilainya dan berperan
secara signifikan.
semakin sehat. Hal ini akan mendorong suatu Negara mampu mengimpor
beragam barang, pelayanan dan modal untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat.
c. Pendapatan dari usaha atau bisnis pariwisata pendapatan dari hasil kerja di
pariwisata. Pariwisata merupakan sektor yang tidak bisa berdiri sendiri tetapi
23
g. Pemanfaatan fasilitas pariwisata oleh masyarakat local.
negara tujuan wisata menjadi perbedaan kritis dari nilai ekonomi fasilitas
pariwisata tersebut.
dampak dibidang ekonomi khususnya mengenai dampak positif yaitu sebagai berikut:
lain.
restaurant/rumah makan.
24
2. Dampak Negatif Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat
Disamping dampak positif pariwisata terhadap ekonomi yang telah diuraikan diatas,
juga tidak dapat di pungkiri terdapat beberapa dampak negatif dari keberadaan pariwisata
bagi ekonomi masyarakat. Dampak negatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
(Ismayanti, 2010) :
banyak hal, seperti harga, gaya hidup, politik dan ketersediaan energy. Apabila
menjanjikan masa depan yang positif. Namun, ada kemungkinan lain yang
harga yang lebih tinggi. Masyarakat pun harus menguras kocek yang lebih
25
c. Peningkatan frekuensi impor wisatawan yang datang dari berbagai negara yang
d. Produksi musiman Sifat pariwisata tergantung dari musim. Ketika musim sepi
adalah industry dengan investasi yang besar dan pengembalian modal yang
Mathieson dan Wall (1982) dalam Pitana (2009; 191-192), mengatakan pariwisata
26
b. Harga lahan yang semakin tinggi dikarenakan wisatawan mampu membeli dengan
harga yang lebih tinggi sehingga masyarakat harus menguras kocek yang lebih
c. Sifat pariwisata yang musiman, tidak dapat diprediksi dengan tepat menyebabkan
biaya eksternal bagi penduduk di daerah tujuan wisata, seperti biaya kebersihan
lingkungan, biaya pemeliharaan lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata, dan
Sedangkan menurut Robert (2009) adapun dampak negatif dari kegiatan pariwisata
masyarakat di atas maka peneliti dapat mengambil beberapa variabel yang sesuai dengan
lokasi yang menjadi tempat penelitian. Adapun dampak positif yang di ambil peneliti untuk
27
a. Meningkatkan pendapatan masyarakat (Cohen, 1984)
Sedangkan dampak negatif yang diambil peneliti untuk variable penelitian yaitu :
lingkungan yang rusak akibat aktivitas wisata, dan biaya peluang lain (Mathieson
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan, pemerintah daerah dan
pengusaha.
28
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang bahwa
ruang merupakan suatu wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang
udara.Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan, baik direncanakan maupun
tidak. Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan
hidup. Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan lokal investasi, tetapi juga
masyarakat. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang
bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan
kualitas sumber daya manusia, mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
kepentingan kesejahteraan dan keamanan (UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang).
Menurut Akil (2002), didalam perencanaan wilayah dan kota terdapat unsur
29
masyarakat dan lingkungan hidup. Perencanaan sektor pariwisata merupakan salah
satu bagian dari perencanaan wilayah dan kota yang lebih berorientasi pada pengembangan
setempat.
Oleh karena itu, dari penjelasan diatas bahwa ada beberapa kaitan lainnya menurut Akil
masyarakat yang menjadi salah satu tujuan dalam perencanaan wilayah dan
kota.
wisata yang menjadi bagian dari arahan pemanfaatan ruang suatu wilayah.
dan kota khususnya terkait dengan sarana prasarana, transportasi, dan sosial
budaya yang akan mempengaruhi pola dan struktur ruang suatu wilayah.
30
g. Konsep social ekonomi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu
disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh
masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal
antara satu dengan yang lain, paguyuban, sifat kegotong-royongan, dan kekeluargaan.
setiap manusia dilahirkan dalam posisi yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun
lingkungannya.
ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek ekonomi desa
Menurut Linton dalam Basrowi dan Juariyah kondisi sosial ekonomi masyarakat
mempunyai lima indicator yaitu umur dan kelamin, pekerjaan, prestise, keluarga atau
Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat
untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup, dengan lima parameter dapat
digunakan untuk mengukur kondisi social ekonomi masyarakat yaitu tingkat pendidikan,
31
Namun dalam penelitian ini saya hanyamenggunakan tiga parameter untuk
mengukur sosial ekonomi, yakni tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
Karena umur dan jenis kelamin tidak berpengaruh dalam penelitian ini.
yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan pengaruh yang lamban
tetapi ada juga yang berjalan cepat. Perubahan ini hanya akan ditentukan oleh seseorang
yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan
membandingkannya dengan susunan dan kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang
lampau.
dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala
yang normal. Konsep perubahan sosial (social change) dan konsep perubahan kebudayaan
merupakan dua konsep yang sangat penting. Hal ini mudah dimengerti sebab sosiologi
(social process) dan perubahan sosial (social change). Proses sosial lebih melihat interaksi
yang terjadi antara orang (perorangan maupun kelompok) maupun antara lembaga sosial,
32
sedangkan perubahan sosial lebih melihat pergeseran atau perkembangan-perkembangan
Perubahan sosial tidak hanya berkaitan dengan luasnya cakupan perubahan, melainkan juga
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Pendekatan yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Alor Besar Kecamatan Alor Barat Laut kebupaten
Alor dengan menggunakan pendekatan kualitatif, agar dapat mengetahui sejarah, perubahan
sosial, karakter masyarakat dan lingkungan sehingga menemukan hasil Dampak Pariwisata
Alasan peneliti mengambil penelitian di Sebanjar karena lebih mudah di jangkau, lebih
dekat dan lebih bisa diakses oleh peneliti. Selain itu menurut peneliti hemat penulis
34
3.3. Imforman Penelitian
dalam penelitian ini adalah orang-orang yang di anggap paham betul dan dapat
a. Tokoh Masyarakat
b. Wisatawan
c. Pengelolah Wisata
d. Kepala Desa
1. Observasi
Dalam observasi dapat kita peroleh gsmbaran yang lebih jelas tentang
jenisnya maka observasi yang penulis dilakukan dalam penelitian ini adalah
35
dengan partisipasi pengamat sebagai partisipan (insider)yaitu sebagai anggota
2. Wawancara
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya (pewawancara)
dan ide melalu tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
informasi dan memperoleh hasil penelitian yang akurat sesuai dengan tema
3. Dokumentasi
cara melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen yang dimiliki
36
oleh organisasi yang terpilih sebagai objek penelitian, atau data dari individu
sebagai objek penelitian dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dan
elektronik. Adapun dokumentasi yang penulis ambil dari gambaran umum Desa
Alor Besar Kecamatan Alor Barat laut Kabupaten Alor. (Sianturi, 2020).
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi serta bahan-bahan lain.
melakukan sintensa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
37
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Puji dkk.(2017). Kajian Pengembangan Wisata Budaya Kawasan Istana Gunung
Sahilan Berdasarkan Persepsi Masyarakat dan Pelaku Wisata.
Universitas Islam Riau
Basrowi dan Siti Juariyah, Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung
Timur, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 7 Nomor 1, 2010.
38
Damanik, Janianton.2006. Tentang Pelaku Wisata. Yogyakarta: PUSPAR UGM Djali.
(2008). Skala Likert. Pustaka Utama Jakarta.
Faizun, Moh.( 2009). Dampak Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Kartini Terhadap
Masyarakat Setempat di Kabypaten Jepara. Tesis Program Pascasarjan
Universitas Diponegoro Semarang
Kiwang A.S, Farida M. Arif Perubahan Sosial ekonomi masyarakat Labuan Bajo akibat
pembangunan pariwisata jurnal ilmia gula wenta, medium.
Lewis Henry Morgan (1818-1881), seorang ahli antropologi Amerik, ilmuan pertama yang
menerapkan ide evolusi pada perkembangan sosial dan menelusuri evolusi
kebudayaan.
39
Mac Donald, M.E.(2004). Unpacking Cultural Tourism. Unpublished M.A.Thesis. Canada:
Simon Fraser University
Muljadi A.J, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h.
36-38
Pitana, I Gde dan Diarta Surya I Ketut (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata
Andi Yogyakarta.
40
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D Alfabeta Bandung.
41