Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Desa Sukosewu merupakan desa termuda di wilayah Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Blitar yang didirikan oleh K.Hardjomiarso pada tahun 1951. Desa ini
awalnya merupakan kebun yang dikenal dengan sebutan Kebuh Papuh yang
digunakan sebagai lahan pertanian dan perumahan oleh masyarakat di sekitar. Karena
banyak penduduk yang berdatangan, maka desa ini dinamakan Sukosewu yang terdiri
atas kata suko (senang) dan sewu (banyak penduduk yang datang).
Batas wilayah desa Sukosewu, sebelah utara berbatas dengan desa Gadungan,
sebelah timur dengan desa Gandusari, sebelah selatan dengan desa Kotes, sebelah
barat dengan desa Sumberagung.
Luas wilayah desa Sukosewu 796,96 Ha yang terdiri dari daratan dan
perbukitan, karena terletak di bawah lereng gunung. Sebagian besar wilayahnya
terdiri dari hutan yang kaya akan ragam hayati dan ragam hewan, demikian juga
dengan kekayaan air yang melimpah ruah dari pegunungan. Hal ini merupakan modal
dasar kekayaan alam desa Sukosewu.
Modal dasar kekayaan alam desa Sukosewu menjadi salah satu potensi wisata
yang dimiliki desa Sukosewu yaitu hutan lindung dan mata air. Keberadaan hutan
lindung dan mata air merupakan suatu kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan bagi
manusia untuk diberdayakan semaksimal mungkin sehingga dapat dimanfaatkan oleh
seluruh umat manusia. Untuk itu pemberdayaan hutan lindung dan mata air
merupakan kewajiban bagi setiap manusia terutama masyarakat yang berada di
sekitarnya.

Hutan lindung dan mata air yang dimiliki dusun Sukoreno desa Sukosewu Kec.
Gandusari merupakan sebuah tempat yang terletak cukup jauh dari pusat
pemerintahan desa Sukosewu, yang memiliki luas hutan lindung 45 Ha. Namun,
walaupun terletak jauh dari pusat keramaian, hutan lindung dan mata air ini
merupakan tempat yang sangat indah. Hutan lindung dan mata air ini dikenal dengan
nama Hutan lindung dan mata air Urung- urung
Hutan lindung dan mata air Urung-urung memiliki berbagai macam pohon yang
tumbuh membuat udara di sekitarnya menjadi sejuk, terdapat pula sumber mata air
yang jernih, konon sejarahnya sumber mata air ini mampu mengaliri seluruh desa
Sukosewu itu sendiri. Selain terdapat mata air, terdapat pula sebuah kolam yang
menampung sebagian air dari sumber air tersebut.
Potensi dan sumber daya alam yang ada selama ini belum dikembangkan secara
maksimal, termasuk pengembangan di sektor pariwisata. Pembangunan bidang
pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, karena sektor
pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Maka dari
itu hutan lindung dan mata air Urung-urung perlu didukung oleh masyarakat sekitar,
pemerintah setempat maupun pemerintah daerah dan APBD agar berkembang
maksimal, sehingga geliat ekonomi desa pun berkembang.
Hal itu mendorong penulis untuk mengangkat masalah ini agar potensi wisata
hutan lindung dan mata air urung-urung dapat segera diberdayakan.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apakah keistimewaan hutan lindung dan mata air Urung-urung?
1.2.2 Bagaimana potensi wisata hutan lindung dan mata air Urung-urung di desa
Sukosewu?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari karya tulis yang kami
buat ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui keistimewaan hutan lindung dan mata air Urung-urung
1.3.2 Untuk mengetahui cara mengangkat potensi wisata hutan lindung dan mata
air Urung-urung di desa Sukosewu
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari karya tulis ini adalah:
1.4.1 Mengetahui keistimewaan dari hutan lindung dan mata air Urung-urung
1.4.2 Mengetahui potensi wisata hutan lindung dan mata air Urung-urung.

Anda mungkin juga menyukai