Anda di halaman 1dari 28

Obyek Wisata Alam

Pantai Laing Lewe, Dampek

Bagian 2

Obyek Wisata Alam


Kabupaten Manggarai Timur
memiliki kekayaan alam yang
berlimpah berupa aneka ragam
flora dan fauna, kawasan hutan
yang luas, danau alam yang indah,
pantai yang bersih dan berpasir
putih, lautan nan biru dengan
aneka ragam ekosistem di
dalamnya, gunung yang
menjulang tinggi, lahan pertanian
yang hijau dan subur, lekukan
sungai besar dan kecil yang
membelah daerah perbukitan
dan lembah menuju lautan teduh.
Kabupaten Manggarai Timur

juga memiliki keindahan dan


keanekaragaman budaya yang
unik dan menarik sebagai
c er m in a n d a r i m a sya ra kat
Manggarai Timur yang heterogen,
menghargai kemajemukan dan
menjunjung tinggi sikap toleransi.
Obyek dan daya tarik wisata alam
yang dimiliki telah lama menarik
minat dan mengundang decak
kagum dari wisatawan berupa
keindahan danau, pantai, hutan,
sungai dan air terjun, daerah
pertanian dan perkebunan, serta
wisata alam pegunungan, seperti:
9

Danau Rana Mese

Danau Rana Mese


Danau Rana Mese memiliki
panorama alam yang sangat
indah dan eksotis. Telaga danau
berada diantara celah perbukitan
yang lembut dan dikepung oleh
hutan gambut yang hijau dan
lebat sementara di bagian atas
danau atau di bagian utara berdiri
angkuh dua gunung kembar yang
tinggi menjulang yaitu gunung
Poco Ranaka dan Mandosawu.
Kawasan hutan di sekeliling
danau dan danau Rana Mese itu
sendiri telah ditetapkan sebagai
zona perlindungan alam dan
suaka marga satwa atau dikenal
sebagai kawasan Konservasi
Sumber Daya Alam (KSDA).
Danau Rana Mese terlihat sangat

eksotis dengan tampilan warna


hijau gelap dengan permukaan
danau yang membentuk
lingkaran dan daerah sekeliling
danau cukup curam dengan
kemiringan antara 40-900. Danau
Rana Mese memiliki air yang
jernih dan sangat sejuk. Di dalam
danau terlihat banyak ikan air
tawar dan itik air yang sedang
berenang. Udara di sekitar danau
sangat sejuk dan segar. Karena
itu Danau Rana Mese sangat
cocok untuk tempat berekreasi
dan bersantai. Aktivitias yang
paling menyenangkan dilakukan
di danau Rana Mese yaitu
memancing ikan karena bisa
membuat anda merasa relax dan
10

Danau Rana Mese

menikmati waktu sambil melihat


begitu banyak ikan jenis Karper
yang menari-nari menghampiri
kail pancingan. Anda tentu saja
sangat penasaran, apalagi bila
teman anda mendapatkan
tangkapan yang memuaskan.
Hmm.. lumayan buat barbeque di
tepi danau sambil menikmati
santap siang, atau dibawa pulang.
Aktivitas lain yang bisa dilakukan
di Danau Rana Mese yaitu
tracking mengelilingi danau.
Menjejakan kaki sepanjang jalan
setapak di sekeliling danau
sungguh mengasyikan, apalagi
sambil menikmati pemandangan
sekeliling danau dan melihat
bunga anggrek hutan dan
indahnya pepohonan yang
berbaris rapat di sekeliling danau.
Banyak pengunjung juga datang
ke danau Rana Mese untuk
memetik sayuran selada dan
pucuk pakis yang tumbuh subur
di daerah rawa-rawa di sekeliling

danau yang selanjutnya mereka


jual di sepanjang jalan di sekitar
Danau Rana Mese. Hijau dan
segar, terlihat dari kilauan embun
pagi dan warna yang ditampilkan
dedaunan tersebut sesaat
setelah dipetik oleh pengunjung
tersebut. Salah seorang
p e n g u n j u n g ta m p a k a sy i k
memberikan makanan dan
permen pada segerombolan
monyet di pinggir jalan di tepi
danau Rana Mese. Ya, nampak
monyet di sini memang sudah
sangat jinak dan tidak terganggu
dengan aktivitas manusia di
sekelilingnya, baik pengendara
motor, maupun pejalan kaki.
Tampak monyet-monyet itu
berbaur dan bahkan terlihat
s a n gat m e m e l a s m e m i nta
makanan dari pengendara
sepeda motor atau mobil yang
sengaja
berhenti untuk
menikmati pemandangan danau
sambil menyeruput segelas kopi
11

Danau Rana Mese

hangat yang ditawarkan oleh


penjual di tepi jalan di sebelah
utara danau tersebut. Danau
Rana Mese berada di ketinggian
1200m di atas permukaan laut
dengan luas areal danau ini
s e k i ta r 1 1 , 5 h e kta r
dan
kedalaman 43m pada bagian
cekung. Danau Rana Mese juga
memiliki keanekaragaman biota
bawah air seperti ikan air tawar
Karper (Cyprinus Carpio), Mujair
(Oreochromis Mossambicus),
Belut dan udang. Areal hutan di
sekitar danau juga menjadi
habitat bagi beberapa jenis
hewan jenis mamalia besar
seperti monyet (Macaca
Fascicularis), Landak (Hystrix
Javanica), Babi Hutan (Suscrofa
Vitatus) dan Musang (Paradixurus
Hermaproditus) dan beberapa
jenis burung migran seperti
Belibis (Anas Querquedula) dan
Pecuk (Phalacrocorax
Malanoleucos) serta mamalia
endemik seperti Tikus Raksasa
(Papagomys Armandrillarei),

Tikus Poco Ranaka (Rattus


H a e n a l d i ) , Ke l ewa r F l o re s
(Chypnoterus Nusa Tenggara) dan
Burung Hantu Flores (Ootus
Alfredi). Kondisi air di danau Rana
Mese sangat jernih sehingga
digunakan sebagai sumber air
minum dan irigasi bagi
masyarakat di sekitar.
Aksesibilitas:
Danau Rana Mese mudah
dijangkau karena berada di tepi
jalan Trans Flores dan dapat
ditempuh dari Ruteng dan dari
Borong. Jarak dari Ruteng sejauh
21 km dengan waktu tempuh 30
menit sementara dari Borong
berjarak 35km dengan waktu
tempuh sekitar 45 menit.

12

Pantai Cepi Watu

Pantai Cepi Watu


Pantai Cepi Watu memiliki
hamparan pasir berwarna coklat
di sepanjang bibir pantai yang
membentang sepanjang 3 km dari
bagian barat sampai ke muara
sungai wae Bobo di bagian timur.
Pantai Cepi Watu memiliki
panorama alam yang indah,
dengan pemandangan laut yang
begitu terbuka sejauh mata
memandang, hingga membuat
anda benar-benar merasa bebas
dan lepas. Di tepi pantai terdapat
banyak pohon Ketapang, Waru
dan Bakau yang tumbuh subur
dan rimbun di sepanjang pantai
sehingga membuat udara terasa
sejuk dan tidak terasa anda
sedang berada di tepi pantai.

Hanya deburan ombak yang


pecah yang membangunkan anda
dari lamunan dan sadar bahwa
anda sedang berada di tepi
pantai.
Pantai Cepi Watu cukup unik
karena permukaan pantai yang
sering berubah seiiring
pergantian musim. Pada musim
barat sebagian bibir pantai di
bagian barat dipenuhi oleh
hamparan batu, namun pada
musim timur pantai ini kembali
ditutupi oleh pasir putih.
Hamparan bebatuan yang sangat
banyak di pantai ini kemudian
menjadi nama pantai ini, Cepi
Watu. Keunikan lain yang dimiliki
yaitu di bibir pantai di bagian
13

Pantai Cepi Watu

barat terdapat mata air tawar


yang mengalir dari antara
bebatuan. Air yang segar ini
dikonsumsi oleh masyarakat di
sekitar pantai dan untuk hewan
t e r n a k . Ke i n d a h a n p a n t a i
ditunjang oleh air laut jernih dan
biru, membentang luas
menjadikan Cepi Watu pantai
yang eksotis dan romantis.
Pada hari libur banyak
pengunjung yang datang ke
p a nta i C e p i Wat u u nt u k
berekreasi. Sebagian besar
pengunjung datang berenang,
bermain di di tengah derasnya
ombak, memancing ikan,
bermain di pasir, dan adapula
yang khusus datang berolahraga
sambil berlari-lari kecil di jalur
tracking yang di bangun di tengah
rimbunan pepohonan di
sepanjang pantai.
Bila berkunjung ke Cepi Watu
anda tidak perlu khawatir dengan
makanan atau minuman karena di

pantai Cepi Watu telah tersedia


penjual makanan dan minuman
yang cukup memadai untuk
keperluan anda.
Aksesibilitas:
Pantai Cepi Watu berada di Desa
Nanga Labang , Kecamatan
Borong, sekitar 3km di sebelah
barat kota Borong, ibukota
kabupaten Manggarai Timur.
Pantai Cepi Watu sangat mudah
dijangkau baik dari Borong atau
dari Ruteng karena jalan yang
dilalui cukup bagus dan bisa
dijangkau dengan semua jenis
kendaraan.

14

Gunung Poco Ndeki

Gunung Poco Ndeki


Gunung Poco Ndeki menawarkan
wisata petualangan yang menarik
dan menantang. Gunung Poco
Ndeki memiliki hutan tropis yang
sangat rimbun dan kaya akan
varietas flora dan fauna. Poco
Ndeki merupakan habitat bagi
beberapa jenis burung yang
sangat menarik dan langka
seperti Lawe Lujang yang
memiliki ukuran tubuh kecil dan
dua ekor yang cukup panjang
dengan corak warna yang sangat
indah serta memiliki kicauan yang
merdu. Gunung Poco Ndeki juga
menjadi habitat bagi beberapa
jenis satwa seperti Tikus, Kera
ekor panjang, Babi Hutan,
Landak, serta beberapa jenis ular
seperti Ular Sawah, dan Ular
Hijau. Selain menikmati anaka
ragam flora dan fauna, Gunung

Poco Ndeki juga memiliki daya


ta r i k w i s ata b u d aya ya n g
te rs e m b u ny i d a n m e n a nt i
wisatawan untuk menjelajahinya.
Di lereng Gunung Poco Ndeki
terdapat sebuah situs bekas
kampung dari nenek moyang
warga Suku Motu Poso yang
sekarang bermukim di kampung
Sere dan Kisol. Di situs ini masih
tertinggal beberapa gundukan
batu berbentuk altar (Compang),
dan juga tanaman kelapa, kemiri,
kopi, limau, dan belimbing, yang
dulu mereka tanam dan
diperkirakan telah berumur
ratusan tahun. Selain itu, di
puncak Gunung Poco Ndeki
terdapat dua buah batu yang
menyerupai kelamin laki-laki dan
perempuan. Warga suku Motu
Poso menamai kedua batu
tersebut Watu Embu Kodi Haki
15

Gunung Poco Ndeki

tersebut Watu Embu Kodi Haki


(batu laki-laki) dan Watu Embu
Kodi Fai (batu perempuan).
Kedua batu ini diyakini sebagai
batu nenek moyang dari warga
suku Motu Poso dan berada
terpisah satu sama lain. Watu
Embu Kodi Haki berada di bagian
selatan dari puncak Poco Ndeki.
Batu ini menyerupai zakar yang
berdiri tegak dengan ukuran
tinggi dari permukaan tanah
sekitar 30cm dan diameter 15cm.
Uniknya Batu Laki-laki ini bisa
digoyang-goyang ke segala arah
namun sangat kokoh dan tidak
bisa dicabut. Sementara Watu
Embu Kodi Fai berada di sebelah
utara puncak Poco Ndeki dan
terletak di dalam gua batu yang
tidak terlalu dalam. Hal yang unik
pada Watu Embu Kodi Fai adalah
permukaan
batu yang
membentuk sudut segi tiga yang
selalu basah dan berair meskipun
batu ini berada di dalam gua yang
ke r i n g d a n t i d a k t e r ke n a
rembesan air hujan atau embun.
Namun warga Suku Motu Poso
percaya bahwa kedua batu ini bisa
mendatangkan kesuburan bagi
lahan pertanian dan padang
gembalaan, serta kemakmuran
bagi mereka karena bisa
mendatangkan hujan.

Watu Embu Kodi Haki


(Batu Laki-laki)

Batu perempuan
(Watu Embu Kodi Fai)

Pohon langka
16

Gunung Poco Ndeki

Sejak dahulu apabila terjadi


musim kemarau yang
berkepanjangan, mereka
melakukan ritual unik yaitu
mendatangi kedua batu tersebut
lalu memberi sesajian berupa
telur ayam, beras merah, sirih dan
pinang, serta tembakau untuk
meminta hujan.
selanjutnya diambil sebatang
kayu berukuran sekitar 2 meter
lalu ditusukan ke dalam lubang di
gua batu dimana Watu Embu Kodi
Fai berada dan lubang tersebut
dipercaya sebagai liang
peranakan dan rahim wanita
sebagai sumber kesuburan.
Mereka meyakini bahwa apabila
ujung kayu yang telah ditusukan
tersebut basah, maka dalam
waktu 2 atau 3 hari lagi hujan akan
turun. Sebaliknya apabila ujung
kayu tersebut kering, maka dalam
beberapa saat setelah acara
tersebut hujan akan turun.
Yang menarik dari rangkaian
upacara ini bahwa setelah
upacara ini dilakukan, semua
orang yang ikut upacara ini tidak
boleh langsung kembali ke
kampung dan melewati jalan yang
sama saat mereka mendaki,
malainkan harus terlebih dahulu
pergi mandi di laut dan harus

turun melewati jalan baru. Pada


saat mandi di laut, semua orang
harus bertelanjang untuk
menyucikan diri. Mereka percaya
apabila rangkaian tradisi dan
upacara ini dilanggar maka akan
memperoleh musibah atau
kutukan dan hujan yang dinantinantikan tidak akan turun.

Tracking menuju puncak Poco Ndeki


sambil mengamati aneka jenis burung
dan tumbuhan langka.

17

Gunung Poco Ndeki

Aksesibilitas:
Pendakian menuju puncak
Gunung Poco Ndeki dimulai dari
kampung Sere, Kelurahan Tanah
Rata, yang berjarak sekitar 10 km
dari kota Borong. Pendakian
menuju ke puncak Poco Ndeki
melewati perkebunan coklat,
kelapa dan kopi milik warga
setempat sebelum memasuki
kawasan hutan, jalan yang dilalui
adalah jalur jalan setapak yang
cukup menantang dan mendaki
melalui perbukitan yang cukup
terjal dengan kemiringan hingga
450. Pendakian menuju puncak
Poco Ndeki membutuhkan waktu
sekitar 3.5 jam dan menempuh
jalur trecking sepanjang 4.5km.
Karena itu kami menyarankan
agar anda mesti mengenakan
sepatu sport dan pakaian yang
nya m a n d a n co co k u nt u k
pendakian, dan jangan lupa
membawa air mineral
secukupnya untuk keperluan
anda selama perjalanan,
mengingat suhu di puncak Poco
Ndeki cukup dingin sehingga
menghindari anda dari dehidrasi.

Burung Lawe Lujang (Scisors Tail)


memiliki dua ekor panjang menyerupai
gunting dan warna yang indah.

Burung Punglor salah satu habitat


di Poco Ndeki, dikenal dengan kicauan
yang merdu dan nyaring.

Salah satu situs tempat persembahan


(Compang) di puncak Poco Ndeki

18

Danau Rana Kulan

Danau Rana Kulan


Memiliki panorama alam yang
sangat menakjubkan dan masih
sangat alami. Di sekeliling danau
terdapat hutan yang sangat lebat
dan masih terjaga keasriannya,
sehingga membuat udara di
sekitar danau sangat sejuk dan
segar. Danau Rana Kulan berada
di tepi jalan menuju Pota, kota
Kecamatan Sambi Rampas. Oleh
karena itu Danau Rana Kulan
menjadi tempat persinggahan
yang sangat menarik untuk
melepas lelah bagi orang-orang
yang bepergian dari atau menuju
ke Pota. Situasi di Danau Rana
Kulan sangat tenang karena jauh
dari pemukiman penduduk.
Daerah di sekeliling danau
dikelilingi oleh hutan lebat yang
masih sangat alami dan kebun
kopi milik penduduk setempat.
Dari tepi danau kita bisa melihat

itik air dan burung bangau yang


sedang berenang dan mencari
makanan di dalam danau.
Sementara dari balik pepohonan
dan hutan yang rimbun terdengar
kicauan burung seperti nuri,
peregam, dan ayam hutan yang
silih berganti mengisi sunyinya
danau. Danau Rana Kulan juga
memiliki biota bawa air seperti
ikan air tawar, udang dan belut.
Banyak orang datang ke danau
Rana Kulan untuk memancing
sambil menikmati indahnya
danau. Apakah Anda tertarik
mengunjungi danau Rana Kulan?
kami sarankan jangan lupa
membawa makanan dan
minuman secukupnya karena di
sekitar danau tidak tersedia
penjual makanan dan minuman
yang bisa melayani kebutuhan
anda.
19

Danau Rana Kulan

Danau Rana Kulan berada di Desa


Rana Kulan, kecamatan Elar.
Danau ini cukup besar memiliki
luas sekitar 5 km2 dan kedalaman
sekitar 30meter.

Kami sarankan sebaiknya Anda


meng gunakan kendaraan
berderek yang dapat membantu
kelancaran perjalanan pada
medan yang sulit dan menantang.

Aksesibilitas :
Danau Rana Kulan dapat
ditempuh dari Ruteng maupun
dari Borong, menempuh jalur
tengah yaitu melalui Bealaing,
Watunggong, Lengko Ajang,
selanjutnya langsung menuju
danau Rana Kulan. Jarak dari
Ruteng sejauh 60km dan bisa
d i te m p u h d a l a m 2 . 5 j a m .
Sedangkan apabila dari Borong,
sejauh 90km dengan waktu
tempuh sekitar 3.5 jam.
Perkiraan waktu tempuh bisa
lebih lama dari perkiraan karena
jalan yang dilalui beraspal tapi
melewati medan yang cukup sulit
dan menantang namun juga
sangat bergantung pada kondisi
jalan raya dan kendaraan yang
dipakai.

20

Danau Rana Tonjong

Danau Rana Tonjong


Danau Rana Tonjong terletak di
Desa Nanga Mbaling Kecamatan
Sambi Rampas, sekitar 3 km utara
Pota. Danau Rana Tonjong berada
di sebuah dataran rendah yang
dikelilingi oleh perbukitan di
bagian barat, selatan dan utara,
sedangkan di bagian timur
terdapat areal persawahan yang
cukup luas milik masyarakat
setempat. Danau Rana Tonjong
m e m i l i k i ke u n i ka n ka re n a
ditumbuhi bunga teratai raksasa
(Victoria Amazonica) atau disebut
Tonjong dalam bahasa setempat.
Tumbuhan ini menutupi seluruh
permukaan danau yang memiliki
2
luas 2200m , dengan demikian
tidak tampak adanya air pada
permukaan danau.
Bunga Teratai ini tumbuh subur
sepanjang tahun namun hanya
berbunga sekali dalam setahun

yaitu selama bulan April hingga


Juni. Keunikan lain yang dimiliki
yaitu di dalam bunga yang sudah
mekar terdapat biji-bijian
seukuran kacang tanah yang
dapat dimakan mentah atau
dimasak terlebih dahulu. Bijibijian ini memiliki rasa seperti
kacang tanah dan memiliki
kandungan minyak. Selain itu,
bunga teratai ini tidak dapat
tumbuh di tempat lain selain di
danau Rana Tonjong.

21

Danau Rana Tonjong

Danau ini juga menjadi habitat


bagi, ikan air tawar, katak dan ular
sawah serta tempat mencari
makan bagi beberapa burung
migran. Jadi tidak heran apabila
saat mengunjungi danau ini Anda
bisa melihat burung bangau,
elang dan angsa putih yang
mencari makan di danau.
Karena berbagai keunikan
tersebut Danau Rana Tonjong
seringkali dikunjungi oleh
wisatawan dan bahkan menjadi
s a l a h s a t u i ko n ke u n i ka n
pariwisata di Kabupaten
Manggarai Timur. Danau Rana
Tonjong seringkali dikunjungi
oleh wisatawan dan bahkan
menjadi salah satu ikon keunikan
pariwisata di Kabupaten
Manggarai Timur.

90km dan dapat ditempuh dalam


4 jam. Sementara dari Borong,
menempuh jalur Bealaing,
Watunggong, Lengko Ajang,
selanjutnya menuju danau Rana
Tonjong menempuh jarak 130 km
dengan waktu tempuh sekitar 4.5
jam.
Kondisi jalan menuju ke Pota atau
danau Rana Tonjong tidak terlalu
bagus, lebih tepat disebut sebagai
medan offroad dan sangat
menantang, sehingga waktu
tempuh bisa menjadi lebih lama
dari perkiraan. Untuk itu kami
menyarankan agar sebaiknya
anda menggunakan kendaraan
berderek sehingga membantu
kelancaran perjalanan.

Aksesibilitas: Danau Rana


Tonjong dapat ditempuh dari
Ruteng melalui Reo menuju Pota,
selanjutnya ke Rana Tonjong
dengan jarak tempuh sekitar
22

Pantai Watu Pajung

Pantai Watu Pajung


Berada sekitar 10 km di sebelah
timur Pota kota Kecamatan Sambi
Rampas. Memiliki hamparan
pasir putih di sepanjang pantai, di
beberapa bagian terdapat batu
karang yang berdiri anggun &
kokoh membelakangi perbukitan
yang hijau ditumbuhi
pepohonan. Di bagian timur
Watu Pajung terdapat padang
yang cukup luas, sementara di
bagian barat terdapat lahan
persawahan milik warga
setempat. Kombinasi alam nan
indah ini membuat Watu Pajung
sangat menakjubkan. Dinamai
Watu Pajung karena di tepi pantai
terdapat sebuah batu karang
yang berdiri menghadap ke laut,
menyerupai payung yang sedang
mengembang. Secara harafiah
berarti Batu Payung atau batu
yang menyerupai payung.

Perairan di pantai Watu Pajung


umumnya tenang dan sangat
cocok untuk aktivitas olahraga
berenang, snorkeling dan diving.
Wa k t u y a n g t e p a t u n t u k
berkunjung adalah pada sore hari
saat matahari terbenam dimana
semburan sinar matahari yang
berwarna kuning kemerahan
menyapu bibir pantai yang
mengkilat dan membuat batu
karang berwarna kuning
keemasan memamerkan pesona
pantai yang sangat indah.

23

Pantai Watu Pajung

Keindahan sunset di pantai Watu Pajung

Aksesibilitas:
Perjalanan menuju Watu Pajung
dapat ditempuh dari Borong atau
dari Ruteng. Apabila dari Borong
melewati Bealaing, Watunggong,
L e n g ko A j a n g ,
Po ta d a n
selanjutnya ke Watu Pajung,
menempuh jarak sekitar 140 km
dengan waktu tempuh sekitar 5
jam. Sedangkan dari Ruteng bisa
melewati Reo, menyusuri pantai
utara menuju Pota dan
selanjutnya menuju pantai Watu
Pajung. Melalui jalur ini jarak yang
ditempuh sekitar 100km dengan
waktu tempuh sekitar 4.5 jam.
Kondisi jalan yang dilalui cukup
menantang sehingga waktu
tempuh bisa menjadi lebih lama
d a r i p e r k i ra a n . S e b a i k nya
meng gunakan kendaraan
berderek untuk membantu
kelancaran perjalanan.
Akomodasi:
Di Pota telah tersedia akomodasi
berupa sebuah hotel kelas Melati
meskipun dengan fasilitas yang
terbatas. Mereka menyediakan
fasilitas kamar tidur dan sarapan

pagi kepada tamu. Pelayanan lain


seperti makan siang dan makan
malam juga diberikan tergantung
pada pesanan tamu. Namun
Anda tidak usah khawatir dengan
urusan makanan karena di Pota
juga tersedia beberapa rumah
makan, warung dan restoran
dengan menawarkan
anekaragam menu makanan
khas Indonesia mulai dari
berbagai jenis masakan ikan,
udang, kepiting hingga jenis
daging olahan seperti ayam dan
sapi. Informasi lebih lanjut
apabila berkunjung ke berbagai
obyek wisata di Pota, silahkan
hubungi Pak Arsyad, Mobile:

Batu karang di tepi pantai tampak berkilau saat


diterpa sunset

24

Hutan Lindung Pong Dode

Hutan Lindung Pong Dode


Kawasan hutan Pong Dode sejak
lama dilindungi dan dijaga
kelestariannya oleh masyarakat di
Kelurahan Mandosawu. Hutan
Pong Dode dilindungi karena
terdapat tiga mata air yang
bersumber dari dalam kawasan
hutan dan merupakan sumber air
minum dan irigasi lahan
persawahan bagi masyarakat
setempat. Hutan Pong Dode
memiliki luas areal 6km2, di dalam
kawasan hutan terdapat berbagai
jenis pohon yang tumbuh subur
dan sangat rimbun.
Hutan Pong Dode sejak lama
dihuni oleh puluhan ekor kera. Hal
ini terbilang langka, mengingat
kawasan hutan Pong Dode berada
di tengah pemukiman warga.
Namun, kera yang menghuni
Pong Dode tidak merusak
tanaman milik warga yang ada di
sekitar kawasan hutan ini. Pong
Dode secara harafiah berarti
hutan kera, atau hutan tempat
kera hidup atau berlindung.

Aksesibilitas: Hutan Pong Dode


berada di Kelurahan Mandosawu,
Kecamatan Poco Ranaka. Berjarak
15km dari Ruteng ibukota
kabupaten Manggarai dan dapat
ditempuh dalam waktu setengah
jam dengan berkendaraan.
Sementara dari Borong, Ibu Kota
Kabupaten Manggarai Timur,
berjarak sekitar 45 km dan dapat
ditcapai dalam waktu 1 jam.
Kondisi jalan menuju Pong Dode
cukup bagus sehingga bisa
ditempuh dengan menggunakan
kendaraan roda dua atau roda
empat. Bersepeda menuju hutan
Pong Dode juga merupakan
pilihan yang sangat menarik
ka re n a a n d a b i s a l e l u a s a
menyaksikan aktivitas warga di
Mano yang sedang bekerja di
lahan perkebunan cengkeh
sambil mengunjungi obyek wisata
lain yang ada disekitarnya yaitu
sebuah kampung tua Compang
Mano.

25

Pantai Mbalata

Pantai Mbalata
memiliki pesona pantai yang
bersih dan indah, lautan biru,
alam pegunungan dan padang
penggembalaan yang terbentang
luas hingga ke bibir pantai.
Perpaduan alam yang indah ini
menjadikan pantai Mbalata
sangat diminati oleh wisatawan.
Hamparan pasir di sepanjang
bibir pantai membentang
sepanjang 5 km dari arah timur
hingga ke muara sungai wae Wole
di sebelah barat. Sebelum
memasuki kawasan pantai,
pengunjung akan dimanjakan
oleh pemandangan indah di areal
persawahan yang diselingi oleh
barisan pepohonan lontar di
antara pematang sawah dan
aktivitas petani yang sedang
bekerja di sawah. Kita juga bisa
menyaksikan beberapa petani
yang sedang memanjat pohon
lontar untuk mengambil air nira
untuk diminum sebagai tuak atau

Cottages di tepi pantai Mbalata

diproses terlebih dahulu melalui


penyulingan secara tradisional
untuk kemudian dijadikan arak
atau disebut Sopi oleh warga
setempat. Aktivitas yang dapat
dilakukan antara lain, berenang,
berselancar, memancing, dan
bermain di pantai. Saat ini di
Mbalata telah tersedia 5 buah
cottages yang dikelola oleh pihak
swasta untuk wisatawan yang
hendak menginap.
Aksesibilitas: Pantai Mbalata
terletak di Desa Watunggene dan
berjarak sekitar 2km dari Wae
Leng ga, kota kecamatan
Kotakomba atau sekitar 30km
dari Borong dan dapat ditempuh
dalam waktu 45 menit dengan
berkendaraan. Kondisi jalan
menuju pantai Mbalata cukup
bagus dan bisa dijangkau oleh
semua jenis kendaraan. karena
hanya berjarak 1km dari jalur
utama trans Flores.
26

Cunca Rede & Cunca Ncuar

Air Terjun Cunca Rede & Cunca Ncuar


Air terjun Cunca Rede dan Cunca
Ncuar berada di Desa Sano Lokom
Kecamatan Borong. Kedua air
terjun ini memiliki sumber air dari
s u n ga i ya n g s a m a n a m u n
kemudian terpisah pada bagian
yang curam sehingga
terbentuklah kedua air terjun ini.
Dari dua air terjun ini mengalir air
yang cukup deras dan sangat
sejuk karena langsung dari tengah
hutan. Air terjun Cunca Rede
memiliki tinggi 20m sedangkan
Cunca Ncuar memiliki tinggi 15m.
Pemandangan di sekeliling air
terjun ini sangat menarik karena
terdapat areal persawahan, dan
kebun kopi milik warga di Dusun
Nta'ur. Aktivitas yang dapat
dilakukan di air terjun yaitu
trecking, mandi di sungai, melihat
aktivitas masyarakat di
persawahan dan di areal kebun
kopi.
Aksesibilitas: Perjalanan menuju
kedua air terjun ini dapat
ditempuh dengan menggunakan
sepeda motor atau mobil dari
Borong atau dari Ruteng menuju
kampung Paka selanjutnya ke
dusun Nta'ur. Dari Sana berjalan
khaki melewati jalan setapak
menuju air terjun menyusuri
kebun kopi dan hutan sejauh 2km.

Air Terjun Cunca Ncuar

27

Air Terjun Cunca Rede

Mata Air Panas Rana Masak

Mata Air Panas Rana Masak


Terletak di Desa Ngampang Mas
Kecamatan Borong, 25 km arah
utara Borong. Luas areal mata air
panas sekitar satu hektar,
disekelilingnya terdapat
persawahan dan perbukitan hijau
yang memberikan kesejukan
tersendiri. Mata air panas ini
memiliki tiga titik mata air,
0
dengan panas mencapai 40 C
yang mampu mematangkan telur
ayam dalam waktu 15 menit.
Banyak pengunjung yang datang
ke Rana Masak untuk mandi air
hangat di pancuran sebelah
bawa mata air ini. Menurut
mereka dengan mandi di sini bisa
menyembuhkan berbagai
penyakit kulit.
Warga di kampung Purak dan
Balus yang berada di dekat mata
air panas ini memiliki cerita
legenda tentang asal usul
terjadinya telaga air panas ini.
Konon di telaga ini dulunya
merupakan sebuah kampung
yang penduduknya
bermatapencaharian sebagai
petani. Suatu ketika semua warga
kampung berangkat ke kebun.
Yang ada dikampung hanya
seorang yang buta dan seorang
yang lumpuh. Keduanya tinggal
dirumah masing-masing yang
saling berdekatan. Menjelang

Areal sebaran air panas yang telah


membentuk sebuah kolam sebelum
air mengalir ke sungai

siang warga yang buta hendak


masak untuk makan siang,
namun tak punya api untuk
menyalakan tungku masaknya. Ia
pun meminta bantuan si Lumpuh,
tapi si lumpuh kesulitan untuk
menghantar api tersebut. Si buta
tidak kehabisan akal, kebetulan
dia memiliki seekor anjing ia pun
menyuruh anjingnya untuk
mengambil api di rumah si
lumpuh. Si lumpuh kemudian
mengikatkan api ke ekor anjing si
lumpuh dan menyuruhnya pergi.
Anjing ini pun meronta-ronta dan
berlari mengelilingi kampung.
Saat bersamaan warga kampung
lainnya pulang dari ladang, dan
menyaksikan kejadian itu.
Mereka pun menertawakannya
karena dianggap sesuatu yang
aneh dan lucu.
29

Mata Air Panas Rana Masak

Salah satu titik semburan air panas


yang suhunya mencapai 800C

Mengunjungi Rana Masak dengan


melakukan tracking melintasi
areal persawahan dan sungai

Pada malam hari, seorang kakek


t u a d i ka m p u n g t e rs e b u t
bermimpi didatangi makluk
halus. Dalam mimpinya ia
diberitahu tentang kejadian siang
tadi soal si buta dan si lumpuh
yang mengikat api di ekor anjing.
Kakek tua itu diminta untuk
memilih Ngoeng hang kar, ko
ngoeng hang mbele'k? (Mau
makan nasi yang keras atau mau
makan nasi bubur). Karena dia
sudah tua maka dia memilih
makan nasi bubur.
Seketika turun hujan deras dan
banjir serta longsor
m e l u l u h l a nta ka n ka m p u n g
te rs e b u t . S e b a g i a n wa rga
melarikan diri termasuk kakek tua
tersebut. Namun, warga yang lain
tertimbun longsor dan
meninggal, termasuk si buta dan
si lumpuh tadi. Akhirnya kakek tua

Beberapa saat kemudian diatas


bekas kampung tersebut muncul
mata air panas yang kemudian
dikenal sebagai mata air panas Rana
Masak.
Aksesibilitas : Mata air panas Rana
Masak bisa ditempuh dalam waktu
45 menit dari Borong dengan
menggunakan kendaraan bermotor
roda dua atau roda empat sampai ke
kampung Turak. Dari sana berjalan
kaki sejauh 1.5km melewati areal
sawah dan sungai dengan waktu
tempuh 15 menit.

itu menyadari akan pilihannya di


dalam mimpi tersebut.

Areal persawahan di sekitar mata air


panas Rana Masak

30

Mata Air Panas Rana Roko

Mata Air Panas Rana Roko

Sumber air panas Rana Roko

Merupakan sumber mata Air


Panas alami yang mengalir di
sebuah dataran rendah.
Meskipun sumber air panas Rana
Roko belum dikembangkan
sebagai obyek wisata, namun
memiliki potensi yang cukup
bagus sebagai tempat pemandian
air panas (spa) alami mengingat
lokasinya sangat dekat dari kota
Borong dan mudah dijangkau
karena dekat dari jalan raya Trans
Flores. Sejauh ini banyak warga
yang pergi mandi di mata air
panas ini untuk mengobati
berbagai penyakit kulit seperti
kudis dan cacar air.

Mata air panas Rana Roko


terletak di sebelah timur kota
Borong, tepatnya di Dusun
Tanggo, Kelurahan Kota Ndora.
Aksesibilitas: Rana Roko berjarak
sekitar 3.5km dari Borong.
Perjalanan menuju sumber air
panas ini dapat ditempuh dari
Borong dalam waktu 10 menit
dengan berkendaraan sampai ke
SDI Tanggo yang ada di pinggir
jalan Trans Flores. Dari sana
berjalan kaki sejauh 1.5km
menuruni bukit menuju sebuah
lembah dimana mata air tersebut
berada dan dapat ditempu dalam
waktu 20 menit.
31

Tetes Tanah

Jembatan Alam Tetes Tanah


Tetes Tanah merupakan sebuah
jembatan alam yang berada di
Desa Watu Langga Kecamatan
Elar. Jembatan ini memiliki
panjang 4 meter dan menjadi
penghubung bagi masyarakat di
Desa Watu Langga bila mereka
hendak bepergian ke kebun dan
menyeberangi sungai Tetes Tana
karena areal di pinggir sungai
tersebut sangat curam dan air
sungai mengalir deras pada saat
banjir. Pada bagian tebing yang
curam di depan jembatan alam ini
terdapat sebuah air terjun
dengan ketinggian air sekitar 15
meter. Banyak pengunjung yang
datang ke Tetes Tanah untuk
mandi di air terjun alam ini,
karena airnya bersih dan sejuk.

Aksesibilitas: Perjalanan menuju


Tetes Tanah dapat dilakukan dari
Borong dengan jarak sekitar
145km dengan waktu tempuh
sekitar 5 jam. Jalan yang dilalui
adalah medan curam dan sangat
menantang dengan kondisi jalan
yang tidak bagus, sehingga waktu
tempuh bisa lebih lama dari
perkiraan.

32

Cunca Radi Ntangis & Cunca Wek

Cunca Radi Ntangis Cunca Wek

Air Terjun (Cunca) Radi Ntangis


dan Cunca Wek, berada Desa Ulu
Wae, Kecamatan Poco Ranaka.
Kedua air terjun ini memiliki
pesona keindahan di balik
rimbunan tanaman kopi dan
keladi di bawahnya.
Selain menikmati air terjun,
aktivitas lain yaitu menyusuri
kebun kopi dan menyaksikan
pemandangan sawah dan kolam
ikan air tawar milik warga
setempat yang berada di bawah
air terjun ini. Desa Ulu Wae
dikenal sebagai penghasil kopi
Arabika dan Robusta. Di sini kita
dapat menyaksikan aktifitas
warga di kebun kopi sambil
menikmati segelas kopi dan
panganan lokal seperti keladi
rebus yang mereka tawarkan.
Air terjun Radi Ntangis memiliki
ke t i n g g i a n 5 0 m e t e r d a n
bertingkat-tingkat. Disekitar air
terjun terdapat hutan yang lebat
yang biasa dihinggapi Burung
Rajawali (Ntangis) yang
kemudian menjadi nama bagi air
terjun tersebut. Cunca Weg
berjarak 200 meter sebelah timur
dari Cunca Radi Ntangis. Air
terjun ini memiliki ketinggian
sekitar 150 meter dan dengan
aliran air yang lebih deras.

Air terjun Radi Ntangis

Aksesibilitas: Desa Uluwae


berjarak 55km dari Borong dan
dapat ditempuh dalam waktu 2
jam dengan kondisi jalan cukup
bagus. Di sepanjang jalan yang
dilalui kita akan disuguhi
pemandangan yang indah seperti
hutan yang lebat, danau Rana
Poja, dan kebun kopi yang
rimbun. Jalan menuju kedua air
terjun ini merupakan jalan
setapak melintasi kolam ikan dan
kebun kopi yang rimbun.
33

Pantai Laing Lewe

Pantai Laing Lewe


Memiliki pasir putih yang bersih,
lautan biru dan jernih serta
pemandangan pantai yang sangat
indah. Karena keindahannya,
pantai Laing Lewe menjadi obyek
wisata yang banyak menarik
minat warga untuk berkunjung ke
sana untuk berekreasi sambil
berenang, memancing, atau
menikmati pemandangan pantai.
Di sekeliling pantai terdapat
hutan yang rimbun dan
ditumbuhi banyak pohon cemara
yang mengeluarkan aroma yang
segar saat dihembus angin. Hal ini
membuat udara di tepi pantai
terasa sangat sejuk dan setiap
orang yang berkunjung ke sana
pasti merasa nyaman. Pantai
Laing Lewe berada di sebelah
utara Kaupaten Manggarai Timur,
yaitu di kampung Dampek,
Kecamatan Lamba Leda. Pantai
Laing Lewe dapat ditempuh dari
Ruteng atau Borong.

Apabila dari Ruteng melewati Reo


dan selanjutnya menuju Dampek.
Sedangkan dari Borong melewati
Benteng Jawa lalu menuju
Dampek. Dari Dampek menyewa
perahu motor menuju Pantai
Laing Lewe dalam waktu 15
menit. Jarak dari Ruteng menuju
Dampek sekitar 70 km dengan
waktu tempuh 2 jam. Sedangkan
dari Borong sejauh 100km
dengan waktu tempuh sekitar 2,5
jam. Kondisi jalan yang dilalui
cukup bagus dan bisa ditempuh
dengan mobil atau sepeda motor.

34

Teluk Ninge

Teluk Ninge

Reruntuhan bekas Compang (Mezbah)


yang dulu berada di tengah kampung Ninge

M e r u p a ka n s e b u a h b e ka s
kampung tua yang bernama
kampung Ninge. Kampung ini
tenggelam setelah diterjang
tsunami yang diperkirakan terjadi
pada tahun 1918. Konon, tsunami
yang menenggelamkan kampung
Ninge ini menyisakan banyak
kisah menarik berupa legenda
yang diwariskan masyarakat
setempat secara turun temurun.
Menurut legenda tersebut,
kampung ini tenggelam karena
dulu terjadi perang antara
manusia melawan makhluk halus
yang mempersenjatai diri dengan
ikan untuk memperebutkan
wilayah di sebuah mata air yang
terdapat di dekat gerbang
menuju kampung tersebut.
Dalam perang tersebut manusia
kalah melawan makhluk halus
tersebut, sehingga mereka bisa

menguasai wilayah kampung


tersebut dan menerjangnya
dengan air bah. Ada kisah lain dari
bencana Tsunami ini, konon ada
seorang perempuan tua yang
melarikan diri ke pegunungan
sambil menggendong seorang
anak kecil di punggungnya.
Namun, malang tak dapat ditolak
dan untung tak dapat diraih,
sesampai di lereng gunung
perempuan tersebut menengok
ke belakang dan meratapi
kampung halaman dan sanak
keluarganya yang diterjang
tsunami, seketika itu dia berubah
menjadi batu. Batu yang
dipercaya sebagai manusia
tersebut hingga kini masih ada
d a n m a sya ra kat s e te m p at
menamainya Watu Ende Aji (Batu
Ende Aji) sesuai nama dari
perempuan tua tersebut.
35

Teluk Ninge

B a ga i m a n a p u n d a h syat nya
bencana tsunami tersebut dan
cerita legenda yang
menyertainya, namun hingga
saat ini di dalam laut tempat
kampung itu dulu tenggelam,
hanya menyisakan puing-puing
reruntuhan bekas bangunan
rumah seperti tiang penopang
rumah dan kumpulan batu yang
m e r u p a ka n b e ka s t e m p a t
persembahan kepada leluhur di
tengah kampung (compang),
serta pecahan gerabah dan
mangkuk yang kini telah menjadi
rumah terumbu karang. Daerah
bekas kampung Ninge saat ini
menjadi sebuah tempat diving
dan snorkling dengan
pemandangan bawah laut yang
menakjubkan. Hal ini membuat
pengalaman berlibur anda
semakin menarik.
Aksesibilitas: Teluk Ninge dapat
ditempuh dengan memulai
perjalanan dari Ruteng atau dari
Borong. Apabila dari Ruteng
melewati Reo dan selanjutnya
menuju Dampek. Sedangkan dari
Borong melewati Benteng Jawa
lalu menuju Dampek. Dari
Dampek berjalan kaki di
sepanjang pantai sejauh 1km
dalam waktu 15 menit.
Jarak dari Ruteng menuju

Dampek sekitar 70 km dengan


waktu tempuh 2 jam. Sementara
dari Borong sejauh 100km dengan
waktu tempuh sekitar 2,5 jam.
Kondisi jalan yang dilalui cukup
bagus dan bisa ditempuh dengan
mobil atau sepeda motor.

Watu Ende Aji (Batu manusia yang


melarikan diri dari bencana tsunami
di kampung Ninge dan sedang menggendong bayi)

36

Anda mungkin juga menyukai