Situ Patenggang Bandung, adalah tempat wisata di bagian selatan Kabupaten Bandung, terletak di
sebuah desa bernama Patengan. Desa ini adalah bagian dari wilayah administratif Kecamatan
Rancabali yang lokasinya berada di bawah kaki Gunung Patuha, sebuah Gunung yang sangat erat
kaitannya
dengan
objek
wisata Kawah
Putih.
Situ Patenggang, sebagai sebuah objek wisata alam yang begitu sangat populer di Bandung
memiliki cerita yang sangat unik. Ini berawal dari sebuah legenda yang beredar di masyarakat
Ciwidey yang hingga saat ini cerita tersebut masih lestari dan dikaitkan dengan nama dari
situ/danau tersebut (Patenggang Patengan). Oleh karena itu, berawal dari sebuah legenda ini
pula yang menjadi daya tarik dari tempat wisata di Bandung ini. Secara sederhana, sejarah situ
patenggang
dimulai
dari
asal
legenda
asal
mula
nama
situ
ini.
Konon, kedua nama di atas menceritakan sebuah kisah sepasang kekasih yang saling mencintai.
Mereka bernama Ki Santang dan Dewi Rengganis. Ki santang adalah keponakan dari Prabu
Siliwangi, seorang raja Padjajaran yang arif dan bijaksana. Sedangkan Dewi Rengganis adalah
seorang garis desa yang hidup di sebuah pegunungan. Keduanya memiliki ikatan kasih yang
sangat kuat namun terpisah oleh jarak dan waktu (konon mereka terpisah akibat peperangan yang
sangat lama). Karena perasaan dan kasih sayang yang begitu besar antara keduanya, akhirnya
mereka berupaya untuk saling mencari, hingga pada suatu hari dipertemukan di sebuah batu
besar. Batu tersebut dinamakan batu Cinta. Setelah pertemuan itu, singkat cerita Rengganis
meminta Ki Santang untuk dibuatkan sebuah danau dimana terdapat pulau kecil di tengahnya.
Karena cinta Ki Santang yang begitu mendalam, akhirnya ia mengabulkan permintaan Dewi
Rengganis. Sekarang daratan kecil ini bernama pulau Sasuka atau dalam bahasa Indonesia
bernama
Pulau
Asmara.
Cerita Situ Patenggang
Mitos masyarakat yang sangat kuat hingga saat ini Siapa saja yang ingin hubungannya langgeng,
maka datangkah ke Situ Patenggang, datangilah Batu Cinta dan kelilingi Pulau Asmara.
Tentunya dari aspek wisata, adanya legenda serta mitos Batu Cinta, dan Pulau Asmara menjadi
daya tarik yang sangat kuat bagi para wisatawan selain pemandangan danau serta keindahan
cagar alam dan perkebunan teh Rancabali yang mengelilinginya. Oleh karena itu, tidak lengkap
rasanya berkunjung ke Situ Patenggang jika tidak menginjakkan kaki di Batu Cinta dan Pulau
Sasuka.
Sebuah Danau yang menjadi Objek wisata menarik dan Populer
Awalnya, Situ ini adalah bagian dari cagar alam atau taman nasional seperti cagar alam lain yang
ada di Indonesia. Namun, pada tahun 1981 terjadi sebuah pengembangan yang sangat besar
hingga akhirnya menjadi taman wisata alam. Saat ini, Situ Patenggang Ciwidey dikelola oleh PTPN
VIII, kawasan Bandung Selatan. Pengembangan demi pengembangan termasuk perbaikan sarana
transportasi serta fasilitas pendukung wisata seperti penginapan, sarana ibadah, rumah makan,
tempat penjualan cinderamata, tempat parkir, gazebo/shelter, perahu, dan lain-lain yang sampai
saat ini terus dilengkapi. Untuk kebersihan, seluruh area bebas dari polusi udara dan sampah
apalagi
limbah
kimia.
Demikian Panduan Wisata dan sejarah situ Patenggang mulai dari kisah legenda masyarakat
setempat sampai akhirnya menjadi tempat wisata alam populer di bagian paling selatan Bandung.
Situ Patenggang
Danau Patenggang atau juga dikenal dengan nama Situ Patenggang (situberarti danau
dalam Bahasa Sunda) berada di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1600 meter
dari permukaan laut dan berada di kakiGunung Patuha. Karena posisinya yang tinggi,
Anda akan merasakan udara yang dingin dan segar saat mengunjungi danau ini.
Lokasinya sekitar 2 jam perjalanan dari kota Bandung, Jawa Barat. Tepatnya di bagian
selatan kota Bandung di Ciwidey. Untuk mengunjungi tempat ini, Anda bisa keluar dari
pintu tol Kopo atau Buah Batu lalu menuju ke arah selatan Bandung. Beberapa petunjuk
jalan menuju Ciwidey atau Kawah Putih bisa Anda ikuti untuk menuju tempat ini.
Dalam perjalanan menuju Situ Patenggang, nuansa hijau alami akan menjadi
pemandangan yang menyejukkan mata. Pohon-pohon rindang dan hamparan kebun teh
dengan daunnya yang rapat membuat warna hijau menjadi semakin dominan.di
sepanjang jalan menuju danau. Jalanan berkelok harus dilalui untuk mencapai tujuan,
tetapi akan terasa menyegarkan karena nuansa pegunungan yang hijau dan udara
bersih khas pegunungan akan menyertai perjalanan Anda. Selain itu, perkebunan
strawberry yang ada di sepanjang perjalanan dapat pula menambah daya tarik daerah
wisata ini.
Di tepi danau, perahu-perahu dengan warna-warna yang terang siap mengantarkan Anda
dan keluarga menjelajahi lebih jauh danau ini. Tawar-menawar untuk menyewa perahu
biasa dilakukan pengunjung agar mendapatkan harga yang tidak terlalu mahal.
Jika Anda tidak mau terlalu jauh dari tepi pantai, menggowes sepeda air cukup menarik
untuk dicoba. Atau Anda dapat sekedar duduk-duduk menikmati ketenangan air danau di
tempat-tempat yang telah disediakan.
Jika Anda menyewa perahu, Anda dapat mengunjungi sebuah pulau yang ada di tengah
danau ini. Pulau yang tidak terlalu besar ini ditumbuhi pohon-pohon dengan daun yang
rindang, jadi Anda dapat beristirahat atau tidur sejenak di pulau yang tenang ini.
Batu Cinta
Bandung Selatan menyimpan beberapa obyek wisata alam yang indah. Kawah
Putih yang eksotis dan Situ Patenggang yang tenang dengan Batu Cinta yang
melegenda di Jawa Barat. Anda dapat mengunjungi kedua wisata ini sekaligus karena
letaknya yang berdekatan.
Kawah Putih
Cerita mengenai Kawah Putih bermula pada abad ke 10 di mana terjadi
sebuah letusan hebat oleh Gunung Patuha. Setelah letusan ini, banyak orang
beranggapan bahwa lokasi ini adalah kawasan angker karena setiap burung
yang terbang melewati kawasan tersebut akan mati.
penunjuk jalan. Dari Jakarta, Anda hanya perlu menggunakan jalur tol
Cipularang dan keluar melalui pintu tol Kopo. Dari sana Anda harus menuju
ke Soreang dan berkendara ke bagian selatan Ciwidey.
Bila menggunakan kendaraan umum, Anda dapat naik angkot dari terminal
Leuwi Panjang yang menuju ke terminal Ciwidey. Dari terminal Ciwidey, Anda
dapat menggunakan angkot yang menuju Situ Patenggang dan turun di depan
gerbang Kawah Putih.
Mushola
Pusat informasi
Toilet
Yang dimaksud dengan parkir atas adalah membawa kendaraan Anda sampai
dengan lokasi kawah, bus tidak dapat parkir di atas. Maksud dari parkir bawah
adalah memarkir kendaraan Anda di gerbang masuk kemudian Anda dapat
naik ontang-anting untuk menuju kawah.
Apa itu ontang-anting? Ontang-anting berasal dari bahasa Sunda yang berarti
mondar mandir dan merupakan sebutan bagi kendaraan khas Kawah Putih
Ciwidey. Kendaraan ini berupa mini bus yang telah dimodifikasi menjadi
terbuka dan dilengkapi dengan pengaman. Kapasitas maksimal untuk 1
ontang-anting adalah 12 orang, namun jangan kuatir tidak kebagian tempat
karena ada banyak ontang anting beroperasi di kawasan ini.
Suhu udara yang dingin bukan berarti Anda aman dari sengatan matahari,
gunakan sunblock sebelum beraktifitas di Kawah Putih
Fosil ikan dan ular yang ditemukan dalam lapisan tanah Danau Bandung
Maket tambang emas paling besar di dunia yang berlokasi di Irian Jaya
Museum Geologi Bandung buka dari jam 9 pagi sampai dengan 15.30 sore
pada hari Senin sampai Kamis, dan jam 9 pagi sampai dengan jam 13.30
siang pada hari Sabtu dan Minggu. Museum ini tutup setiap hari Jumat dan
hari libur nasional.
Kota Bandung tak hanya tentang fashion dan kuliner, ada hal menarik lain
dari kota ini. Jika Anda bosan dengan suasana perkotaan Bandung, maka
coba nikmati wisata alamnya. Anda bisa datang ke salah satu tempat
wisata yang paling ramai dikunjungi di Bandung yaitu Gunung
Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu merupakan sebuah gunung aktif di Bandung
Utara, tepatnya di Cikole,Lembang, atau sekitar 20 km dari pusat kota
Bandung. Letusan terakhir gunung ini tercatat pada tahun 2013 namun
meski begitu, gunung ini masih relatif aman untuk dikunjungi.
Tak seperti gunung berapi lainnya, puncak Gunung Tangkuban Perahu ini
berbentuk memanjang dan mirip sebuah perahu yang terbalik. Pada lereng
gunung juga terdapat hamparan perkebunan teh yang membuat Anda ingin
berlama-lama menikmati keindahannya.
Tempat wisata yang satu ini juga seringkali dijadikan lokasi pemotretan untuk
foto prewedding, iklan komersil dan juga pengambilan gambar untuk film.
Jika Anda belum puas menikmati keindahan Gunung Tangkuban Perahu
dalam satu hari, Anda juga bisa bermalam dan melanjutkan keesokan
harinya. Di sekitar gunung ini banyak terdapat hotel yang bisa Anda gunakan
untuk menginap, mulai dari yang mengenakan tarif terjangkau sampai hotel
mahal dengan kualitas pelayanan terbaik.
Tiga kawah
Kawah Ratu
Kawah Ratu
Kawah Ratu merupakan kawah terbesar dari ketiga kawah yang paling
terkenal di Gunung Tangkuban Perahu. Untuk menuju ke kawah ini, Anda bisa
menggunakan mobil pribadi maupun mobil sewaan di lokasi yang akan
mengantarkan Anda sampai ke Kawah Ratu. Jalan menuju ke kawah tidaklah
sulit, sehingga banyak wisatawan yang datang.
Kawah Ratu dapat dilihat dari dataran yang lebih tinggi dengan pagar
pembatas dari kayu untuk keselamatan wisatawan. Pemandangan yang cantik
bisa Anda saksikan di sini. Tanah di sekitar kawah umumnya berwarna putih
dengan batu-batu berwarna kekuningan karena kandungan belerang. Selain
itu juga Anda bisa melihat asap yang mengepul dari kawah.
Di sekitar lokasi terdapat banyak toko kecil yang menjual berbagai suvenir
seperti topi, syal, sarung tangan, masker dan juga berbagai kerajinan dari
kayu. Tak hanya suvenir, ada juga warung makan yang menjual mie rebus dan
teh hangat atau ketan bakar yang merupakan makanan khas Lembang.
Untuk berkeliling, selain dengan berjalan kaki, Anda juga bisa menunggang
kuda.
Kawah Upas
Kawah Upas
Kawah Upas berada di sebelah Kawah Ratu. Untuk mencapainya, Anda harus
melalui jalan terjal dan berpasir. Mungkin hal ini yang membuat jumlah
Kawah Domas
Kawah Domas
Kawah Domas berada di dataran yang lebih rendah dari Kawah Ratu. Tidak
seperti di Kawah Ratu yang hanya diperbolehkan melihat dari kejauhan dan
dibatasi pagar kayu, di Kawah Domas, Anda bisa melihat lebih dekat. Bahkan
Anda juga bisa melakukan pengujian panasnya kawah dengan merebus telur
di sini. Menarik bukan?
Jika Anda ingin mengunjungi Kawah Domas di atas jam empat sore, maka
Anda harus menyewa seorang pemandu demi alasan keselamatan.
Selain tiga kawah tersebut, ada lagi yang menarik dari Gunung Tangkuban
Perahu, yaitu Pohon Manarasa. Pohon yang banyak tumbuh di
sekitar tempat wisata ini mempunyai daun berwarna merah dan jika
dimakan rasanya mirip dengan daun jambu. Menurut warga sekitar, daun
pohon ini bisa mengobati diare. Uniknya, mereka juga percaya bahwa daun ini
juga bisa membuat awet muda. Dayang Sumbi dipercaya selalu makan daun
ini, sehingga ia tetap cantik dan awet muda.