Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN KOPERASI DAN UKM

(Dosen Pengampu: )

TUGAS MAKALAH TENTANG


“KAJIAN ISU-ISU STRATEGIS ATAU AKTUAL TENTANG PERKOPERASIAN”

DISUSUN OLEH:
RADHA SONYA LUMBAN RAJA (1761201103)
DINA LAMRIANA SITOMPUL (1761201104)
DINA RAJA GUK-GUK (1761201094)
SUSANTI PAKPAHAN (1761201255)
DIANA FUNGKI (-)

Manajemen SDM
Jurusan Manajemen/Fakultas Ekonomi
Universitas Lancang Kuning-Kota Pekanbaru-Rumbai
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkah, Rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah kami dapat menyalesaikan Makalah
Tentang Kajian Isu-Isu atau Aktual Tentang Perkoperasian.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Koperasi’ yang
kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu,
saya mohon kritik dan saran yang membangun agar saya dapat menyusunnya kembali lebih
baik dari sebelumnya.

Pekanbaru, 09 Desember 2019.


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah……………………...……………………………………………..3
1.3 Tujuan Penulisan..…………………………………...………………………….........3
1.4 Kegunaan Penulisan…………………………………………………………….........4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Perkembangan Koperasi.............................................................................. 4
2.2. Pengertian Koperasi................................................................................................. 7
2.3. Lambang Koperasi................................................................................................... 8
2.4. Ciri-Ciri dan Unsur-Unsur Koperasi.......................................................................10
2.5. Fungsi dan Peranan Koperasi..................................................................................11
2.6. Prinsip-Prinsip Koperasi.........................................................................................12
2.7. Asas dan Tujuan Koperasi......................................................................................13
2.8. Landasan Koperasi………………………..….…………………………………….13
2.9. Jenis- Jenis Koperasi………………………………………………………………..15
2.10. Kelebihan dan Kelemahan Koperasi………………………………………………..18
2.11. Modal Koperasi……………………………………………………………………..18
2.12. Cara Mendirikan Koperasi………………………..………………………………..20
2.13. Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia….……………………………22
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................ 23
3.2. Saran...................................................................................................................... 23

Daftar Pustaka.......................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Koperasi merupakan usaha bersama dari sekolompok orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi di
Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat karena para anggota-anggotanya yang
terdiri dari masyarakat umum telah mengetahui manfaat dari pendirian koperasi tersebut,
yang dapat membantu perekonomian dan mengembangkan kreatifitas masing-masing
anggota. Upaya dari pendirian koperasi ini sangat menguntungkan bagi masyarakat untuk
lebih memahami koperasi. Ciri utama dari koperasi yang membedakannya dengan badan
usaha lainnya (non koperasi) adalah posisi anggota. Dalam UU No. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna
jasa koperasi.
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha bukan semata-semata
hanya pada orientasi laba, melainkan juga pada orientasi manfaat . Karena itu, dalam banyak
kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebgai tujuan perusahaan
karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan. Untuk koperasi diindonesia, tujuan badan
usaha koperasi adaalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek
program oleh manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan. Koperasi juga
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembentukan produk nasional,
peningkatan ekspor, perluasan lapangan kerja dan usaha, serta peningkatan dan pemerataan
pendapatan.
Pada saat ini masih banyak orang yang kurang memahami betapa pentingnya peran
koperasi sebagai salah satu sector usaha perekonomian Indonesia. Mungkin masih banyak
orang yang menganggap koperasi hanyalah lembaga keuangan biasa. Namun kenyataannya
koperasi merupakan salah satu dari tiga sector usaha formal dalam perekonomian Indonesia.
Dalam kegiatannya, selain menekankan pada kepentingan social dan ekonomi, kegiatan
ekonomi juga menekankan pada kepentingan moral.
Pemerintah Indonesia sangat berkepentingan dengan Koperasi, karena Koperasi di
dalam sistem perekonomian merupakan soko guru. Koperasi di Indonesia belum memiliki
kemampuan untuk menjalankan peranannya secara efektif dan kuat. Hal ini disebabkan
Koperasi masih menghadapai hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi
khususnya permodalan. Dengan demikian masih perlu perhatian yang lebih luas lagi oleh
pemerintah agar keberadaan Koperasi yang ada di Indonesia bisa benar-benar sebagai soko
guru perekonomian Indonesia yang merupakan sistem perekonomian yang yang dituangkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945
Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif
homogen, berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan
kegiatannya, koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya
sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya pada diri sendiri
(self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan melahirkan efek sinergis. Efek ini akan
menjadi suatu kekuatan yang sangat ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para
pelaku ekonomi lainnya. Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang
cukup strategis bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada
gilirannya berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba),
pembangunan koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para karyawan
bank bjb yang tergabung dalam Koperasi Karyawan bank bjb (Ziebar).
Sebuah Koperasi dikatakan berhasil atau sukses jika mampu meningkatkan
kesejahteraan anggotanya. Koperasi dapat mensejahterahkan anggotanya, karena ia
menciptakan nilai tambah dari usaha mereka. Dalam hal ini, semakin baik kinerja Koperasi,
maka semakin besar kemampuan Koperasi mensejahterakan anggotanya. Semakin besar
peran Koperasi memperbaiki kesejahteraan anggotanya, semakin tinggi partisipasi mereka
dalam kegiatan Koperasi. Jadi, hubungan antara kinerja Koperasi, partisipasi anggota dan
kesejahteraan anggota adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Anggota Koperasi
mempunyai makna yang sangat strategis bagi pengembangan Koperasi, anggota dapat
berfungsi sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pengguna jasa sebagai karakteristik utama
Koperasi yang tidak dimiliki oleh bentuk perusahaan lain. Sebagai pemilik harus
berpartisipasi dalam penyetoran modal, pengawasan, dan pengambilan keputusan, dengan
harapan akan memperoleh pembagian SHU yang memadai, kesuksesan koperasi juga dapat
dilihat dari kemampuan dalam mempromosikan ekonomi anggotanya. Oleh karna itu dapat
dikatakan bahwa peranan koperasi sangat besar bagi anggotanya.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimanakah sejarah perkembangan Koperasi di Indonesia?
2. Apakah pengertian koperasi?
3. Apa ciri-ciri koperasi?
4. Bagaimana unsur-unsur koperasi?
5. Bagaimana fungsi dan peran koperasi?
6. Bagaimana prinsip koperasi?
7. Apa asas dan tujuan koperasi?
8. Apa isu-isu strateis koperasi?
9. Apa saja jenis-jenis koperasi?
10. Apa saja kelebihan dan kelemahan koperasi?
11. Darimana asal modal Koperasi?
12. Bagaimana cara mendirikan koperasi?
13. Apa Peranan Koperasi dalam Perekonomian Indonesia?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang sejarah perkembangan koperasi di Indonesia;
2. Untuk mengetahui pengertian koperasi
3. Untuk mengetahui lambang dan ciri-ciri koperasi.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur koperasi.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peran koperasi.
6. Untuk mengetahui prinsip, asas dan tujuan koperasi.
7. Untuk mengetahui landasan koperasi di Indonesia.
8. Untuk mengetahui jenis- jenis koperasi.
9. Untuk mengetahui modal dan cara mendirikan koperasi.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan koperasi.
11. Untuk mengetahui peranan koperasi dalam perekonomian indonesia

1.4. KEGUNAAN PENULISAN

Kegunaan utama dari makalah ini adalah:


1. Kegunaan secara teoritis
Dalam makalah ini, penulis berharap hasilnya mampu memberikan sumbangan bagi
Ilmu Sosial khususnya perkoperasian di Indonesia
2. Kegunaan secara praktis
Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil makalah ini juga mampu
memberikan sumbangan secara praktis, yaitu :
(a.) Memberi sumbangan pemikiran mengenai sejarah perkembangan koperasi di
Indonesia.
(b.) Memberi sumbangan kepada semua pihak yang terkait dalam perkembangan
pengaturan pendirian koperasi di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA


Sejarah singkat gerakan koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya
merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang
sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan
ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa
orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh
penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk
menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Dalam keadaan hidup demikian, pihak kolonial terus-menerus mengintimidasi
penduduk pribumi sehingga kondisi sebagian besar rakyat sangat memprihatinkan. Di
samping itu para rentenir, pengijon dan lintah darat turut pula memperkeruh suasana. Mereka
berlomba mencari keuntungan yang besar dan para petani yang sedang menghadapi kesulitan
hidup, sehingga tidak jarang terpaksa melepaskan tanah miliknya sehubungan dengan
ketidakmampuan mereka mengembalikan hutang-hutangnya yang membengkak akibat sistem
bunga yang diterapkan pengijon.
Di Indonesia, ide-ide perkoperasian diperkenalkan pertama kali oleh Patih di
Purwokerto, Jawa Tengah, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 mendirikan sebuah
Bank untuk Pegawai Negeri. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De
Wolffvan Westerrode.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1. Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2. Belum ada Undang-Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3. Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena
pertimbangan politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk
tujuan yang membahayakan pemerintah jajahan itu.
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan
bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat
peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging. Dengan Undang-undang Koperasi
tahun 1915, rakyat tidak mungkin dapat mendirikan koperasi, karena:
1. Harus mendapat izin dari Gubernur Jenderal.
2. Harus dibuat dengan Akta Notaris dalam bahasa Belanda.
3. Membayar bea materai sebesar 50 gulden.
4. Hak tanah harus menurut Hukum Eropa.
5. Harus diumumkan di Javasche Courant, yang biayanya cukup tinggi.
Pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe Cooperatieve. Isi UU Koperasi tahun 1927
tersebut antara lain :
1. Akte pendirian tidak perlu Notariil, cukup didaftarkan pada Penasihat Urusan Kredit
Rakyat dan Koperasi, dan dapat ditulis dalam Bahasa Daerah.
2. Bea materainya cukup 3 gulden.
3. Dapat memiliki hak tanah menurut Hukum Adat.
4. Hanya berlaku bagi Golongan Bumi Putera.

Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha
koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang
lalu mendirikan koperasi “KUMIAI”. Awalnya koperasi ini berjalan mulus, namun fungsinya
berubah drastic dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan dan menyengsarakan
rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta pernah
berkata : “Bukan Koperasi namanya manakala di dalamnya tidak ada pendidikan tentang
Koperasi”.
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut: :
1. Kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
2. Pengalaman masa lampau mengakibatkan masyarakat tetap merasa curiga terhadap
koperasi
3. Pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain :
a. Menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
b. Memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
c. Memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun
pertanian yang bermodal kecil.
Organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu diperbaiki. Para
pengusaha dan petani ekonomi lemah sering kali menjadi hisapan kaum tengkulak dan
lintah darat. Cara membantu mereka adalah mendirikan koperasi di kalangan mereka.
Dengan demikian pemerintah dapat menyalurkan bantuan berupa kredit melalui koperasi
tersebut. Untuk menanamkan pengertian dan fungsi koperasi di kalangan masyarakat
diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.
2.2 PENGERTIAN KOPERASI
A. Pengertian Koperasi Menurut Istilah
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti
bersama dan ”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah
kerja sama. Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu kumpulan orang-
orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan
kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.

B. Pengertian Koperasi Menurut Undang – Undang UU No. 25 Tahun 1992


(Perkoperasian Indonesia): Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas
dasar asas kekeluargaan.

C. Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli


Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :
1. Dr. Fay ( 1980 ) Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha
bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan
semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing
sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan
sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
2. R.M Margono Djojohadikoesoemo Koperasi adalah perkumpulan manusia
seorang-seorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerja sama untuk
memajukan ekonominya.
3. Prof. R.S. Soeriaatmadja Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela
dimiliki dan dikendalikan oleh anggota yang juga pelanggannya dan dioperasikan
oleh mereka dan untuk mereka atas dasar laba atau dasar biaya.
Jadi, Koperasi adalah suatu badan atau lembaga melakukan usaha bersama atas
dasar prinsip-prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar
dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis
oleh anggotanya.

2.3 CIRI-CIRI KOPERASI DAN UNSUR-UNSUR KOPERASI


Beberapa ciri dari koperasi ialah :
1. Terdiri dari perkumpulan orang.
2. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
3. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan
anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
5. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan
pribadi dengan prinsip kebersamaan.
Unsur-unsur yang terkandung dalam koperasi sabagai berikut:
1. Mengusahakan keutuhan barang dan jasa untuk perbaikan kehidupan anggotanya.
2. Berasaskan kekeluargaan.
3. Bertujuan menyejahterakan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Keanggotaannya bersifat sukarela.
5. Pembagian SHU secara adil dan besarnya sesuai dengan usahanya masing-masing.
6. Kekuasaan tertinggi di tangan rapat anggota.
7. Berusaha mendidik dan menumbuhkan kesadaran berkoperasi anggota.

2.4. FUNGSI DAN PERANAN KOPERASI


Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran
koperasi di Indonesia seperti berikut ini :
A. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosial.
B. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat
mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.
C. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
D. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi.

2.5 PRINSIP-PRINSIP KOPERASI


Koperasi dianggap sebagai satu lembaga bisnis yang unik. Keunikan itu sering
dikaitkan dengan prinsip-prinsip yang tidak saja mendasarkan diri pada prinsip ekonomi
melainkan juga kebersamaan. Menurut penjelasan (Pasal 5) undang-undang Perkoprasian
No.25 tahun 1992, adapun yang menjadi prinsip-prinsip koperasi adalah:
a. Keanggotaan bersifat sekarela dan terbuka
b. Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi mengandung makna bahwa menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. Sedangkan sikap tebuka
memiliki arti bahwa dalam keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi
dalam bentuk apapun.
c. Pengelolaan dilakukan secara demokratis Prinsip demokratis menunjukan bahwa
pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota.
d. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil
e. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
f. Kemandirian
2.6 ASAS KOPERASI DAN TUJUAN KOPERASI
Koperasi mempunyai asas-asas yang berasal dari Negara Indonesia karena badan
usaha ini bersumber dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Asas-asas tersebut antara lain:
a. Asas kekeluargaan
Asas ini mengandung makna adanya kesadaran dari hati nurani setiap anggota
koperasi untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi yang berguna untuk semua
anggota dan dari semua anggota koperasi itu. Jadi, bukan untuk diri sendiri maupun
beberapa anggota saja dan juga bukan dari satu anggota melainkan mencakup
semuanya. Dengan asas yang bersifat seperti ini maka semua anggota akan
mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
b. Asas kegotongroyongan
Asas ini mengandung arti bahwa dalam berkoperasi harus memiliki toleransi, sifat
mau bekerja sama, dan sifat-sifat lainnya yang mengandung unsur kerja sama, bukan
orang perorangan.

2.7 LANDASAN KOPERASI


Koperasi juga memiliki beberapa landasan diantaranya sebagai berikut :
a. Landasan Idiil Pancasila
Sebagai sarana untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, koperasi tidak lepas
dari landasan-landasan hukum.Sebagai landasan berpijaknya koperasi Indonesia
adalah Pancasila. Sesuai dengan jiwa kepribadian bangsa, koperasi Indonesia harus
menyadari bahwa dalam dirinya terdapat kepribadian sebagai pencerminan kehidupan
yang dipengaruhi oleh keadaan, tempat, lingkungan waktu, dengan suatu ciri khas
adanya unsur ke-Tuhanan Yang Maha Esa, kegotong royongan dalam arti bekerja
sama, saling bantu membantu, kekeluargaan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
b. Landasan Struktural UUD 1945
Undang-undang Dasar 1945 menempatkan Koperasi pada kedudukan sebagai Soko
Guru perekonomian nasional. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993
ditegaskan kembali bahwa hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan
Pancasila adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini sangat sesuai dengan satu fungsi dan peran
koperasi, yaitu mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
c. Landasan mental setia kawan dan kesadaran pribadi
Koperasi merupakan organisasi yang paling banyak melibatkan peran serta
rakyat.Oleh karena itu, koprasi sebagi gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak
diikutsertakan dalam upaya pembangunan, untuk mewujudkan pembangunan yang
lebih merata, tumbuh dari bawah, berakar di masyarakat dan mendapat dukungan luas
dari rakyat.
2.8 JENIS-JENIS KOPERASI
Jenis koperasi berdasarkan fungsinya :
1. Koperasi Konsumsi
Didirikan untuk memenuhi kebutuhan umum sehari-hari para anggotanya. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi
koperasinya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih murah
dibandingkan di tempat lain, karena koperasi bertujuan untuk mensejahterakan
anggotanya. Contoh-contoh koperasi konsumen adalah kopkar/kopeg, Koperasi
Pegawai Indosat (Kopindosat), KPRI adalah Koperasi Keluarga Guru Jakarta
(KKGJ).
2. Koperasi Produksi
Koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pekerja koperasi. Bidang usahanya adalah membantu penyediaan bahan
baku, penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu
serta membantu menjual dan memasarkannya hasil produksi tersebut.
Misalnya Koperasi Produksi Kerja, misalnya dapat berupa kajian rumah tangga,
pertanian, dan sebagainya. Anggota sebagai pekerja dan sekaligus pemilik. Koperasi
Produksi Pengusaha (Produsen), Contohnya koperasi produsen tahu dan tempe
(kopti), koperasi produksi kerajinan (koprinka).
3. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa memberikan jasa keuangan dalam bentuk pinjaman kepada para
anggotanya. Misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi. Tentu bunga
yang dipatok harus lebih rendah dari tempat meminjam uang yang lain. Contoh
koperasi jasa angkutan yang anggotanya para pemilik angkutan, yaitu Koperasi
Wahana Kalpika (KWK), Kowanbisata, Kopaja (di Jakarta), Koperasi Angkutan
Bekasi (Koasi); koperasi perumahan yang memberi jasa sewa rumah; koperasi
pelistrikan yang memberi jasa aliran listrik kepada anggotanya; koperasi asuransi
yang memberi jasa jaminan kepada anggotanya yaitu asuransi jiwa, pinjaman dan
kebakaran.
4. Koperasi penjualan/pemasaran
Koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan
oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai
pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja :


a. Koperasi Primer adalah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20
orang perseorangan. Contoh Koperasi Pasar Agung dan Koperasi Pasar Kemiri.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Contoh gabungan dari koperasi Pasar Agung, Pasar Kemiri, dan koperasi pasar yang
ada di kota Depok.
Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya
jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan
usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.” Contoh Kospin Jasa
Pekalongan, KSP Kodanua, KSP Kowika Jaya, Jakarta dan KSP Arta Prima di Ambarawa,
Magelang.
Koperasi Serba Usaha (KSU) adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam. Anggota KSU adalah orang-orang yang bertempat tinggal diwilayah itu. Misalnya,
unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga
masyarakat, unit produksi, unit wartel. Contohnya KUD.
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan
sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian,
dan perabot rumah tangga. Contoh kopkar dan koperasi pegawai (KPRI), serta KSU dan
KUD.
Koperasi Produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya
sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan
pemasaran. Contoh Koperasi Pengrajin Susu Bandung Selatan (KPBS).

2.9 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN KOPERASI


Kelebihan Koperasi Yaitu:
1. Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen.
2. Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi anggota
dengan dasar sukarela.
3. Usaha koperasi tidak hanya diperuntukkan kepada anggotanya saja, tetapi juga
untuk masyarakat pada umumnya
4. Koperasi dapat melakukan berbagai usaha diberbagai bidang kehidupan ekonomi
rakyat
5. Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dihasilkan koperasi dibagikan kepada anggota
sebanding dengan jasa usaha masing-masing anggota

Kekurangan Koperasi Yaitu:


1. Koperasi sulit berkembang karena keterbatasan dibidang permodalan.
2. Kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan koperasi.
3. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.
4. Tidak semua anggota koperasi berperan aktif dalam pengembangan koperasi.
5. Koperasi identik dengan usaha kecil sehingga sulit untuk bersaing dengan badan
usaha lain.
2.10 MODAL KOPERASI
Modal usaha koperasi berasal dari dua sumber yaitu :
a. Modal Sendiri
b. Simpanan pokok
c. Simpanan Wajib
d. Simpanan Sukarela
e. Dana Cadangan
f. Hibah
g. Modal pinjaman
h. Anggota
i. Koperasi lainnya dan atau anggotanya
j. Bank dan lembaga keuangan lainnya

2.11 ISU-ISU STRATEGIS BIDANG KOPERASI

Rakornas Koperasi dan UKM di Bangka Belitung membahas lima isu bidang
strategis. Kelima isu bidang tersebut yakni, penguatan Kelembagaan dan Pengawasan
Koperasi dan UKM, Peningkatan Akses Pembiayaan, Produktivitas dan Daya Saing,
Peningkatan SDM KUMKM dan kebijakan ekonomi makro.

Sekretaris Kemenkop UKM Rully Indrawan mengatakan bahwa pada isu


kelembagaan, Kementerian Koperasi dan UKM terus melakukan gerakan reformasi total
koperasi. Reformasi koperasi sebagai upaya untuk memperbaiki kinerja koperasi.

"Koperasi harus berdasarkan pada kualitas bukan kuantitas. Hal ini telah kita lakukan
dan terus ditingkatkan, dimana sebanyak 43.000 koperasi sudah dibekukan. Upaya
rehabilitasi pun terus dilakukan melalui pembenahan data koperasi nasional," katanya saat
memberikan arahan kepada peserta rakornas di hotel Novotel, Jumat (3/5/19).

Sekretaris Kemenkop UKM menambahkan bahwa reformasi total koperasi dilakukan


untuk merubah stigma koperasi sebagai organisasi jadul menjadi organisasi yang modern.

"Kita harus rubah stigma jadul tersebut. Untuk itu, kita harus reformasi tampilan
pengurusnya, tampilan tata kelolanya, dan tampilan layanan yang harus mengikuti
kecenderungan-kencenderungan masyarakat saat ini," tambahnya Rully.

Dalam rangka penguatan Kelembagaan dan Pengawasan Koperasi dan UKM,


pihaknya juga akan melakukan advokasi OPD dan Gerakan Koperasi, menyempurnakan dan
harmonisasi regulasi dan tindaklanjut penerapan OSS untuk Koperasi dan IUMK, membuat
kebijakan/regulasi untuk meningkatkan koordinasi dalam bidang pengawasan Koperasi.

Pada isu Peningkatan Akses Pembiayaan, Menurut Rully, pemerintah akan


melakukan peningkatan Akses Pembiayaan dan Perluasan Skema Pembiayaan KUMKM
melalui Kredit Program dengan Subsidi Bunga dan Penjaminan (KUR), peningkatan Peran
KSP/USP-Koperasi dan KSPPS/USPPS-Koperasi dalam Akses Pembiayaan UMKM, dan
Akses Pembiayaan UMKM melalui LPDB-KUMKM. "Untuk peningkatan SDM, akan
dilakukan juga optimasilisasi DAK Non Fisik PK2UKM serta peningkatan kapasitas aparatur
pembina KUMKM," jelas.
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS KOPERASI DAN UKM DI JAWA
TENGAH

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SEKTOR KOPERASI DAN UKM


Sesuai dengan hasil pembahasan bersama stakeholder terkait (Dinas yang
membidangi Koperasi dan UKM di Kab/Kota se-Jawa Tengah, Bappeda Kab/Kota
Provinsi/se-Jawa Tengah, Asosiasi Dunia Usaha, Asosiasi Profesi, Gerakan Koperasi dan
UKM, Perguruan Tinggi, Pendamping Koperasi dan UKM, serta LSM) berikut daftar
inventarisasi permasalahan sektor Koperasi dan UKM : Tabel. 3.1
Pemetaan Permasalahan Sektor Koperasi dan UKM
NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH
1 Masih lemahnya peran Masih banyaknya Pembinaan dan
Koperasi dan UKM Jawa Koperasi di Jawa Tengah Pengawasan Koperasi di
Tengah dalam yang belum mematuhi Jawa Tengah yang belum
mendorong pertumbuhan regulasi PerKoperasian optimal.
omzet dan tenaga kerja
Koperasi dan UKM Masih banyaknya
Jawa Tengah KSP/USP/KSPPS/
USPPS di Jawa Tengah
yang belum dinilai
kesehatannya.

Masih banyaknya
KSP/USP/KSPPS/
USPPS di Jawa Tengah
yang belum mendapatkan
pembinaan usaha yaitu
pemisahan Laporan
Keuangan dan manajemen
usaha.

Banyaknya Koperasi dan Masih rendahnya kapasitas


UKM di Jawa Tengah Koperasi dan UKM dalam
yang belum dapat mengakses pembiayaan.
mengakses pembiayaan

Terbatasnya jaringan
informasi akses
pembiayaan bagi
Koperasi dan UKM.
Jaringan pemasaran dan Masih rendahnya
usaha Koperasi dan UKM penguasaan akses
belum optimal. pemasaran dan jaringan
usaha bagi
Koperasi dan UKM.
Masih lemahnya informasi
data produk dan sistem
informasi pasar Koperasi
dan UKM.

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


Produktifitas Masih rendahnya
Koperasi dan UKM belum manajemen dan terbatasnya
optimal jaringan produksi bagi
Koperasi dan UKM.

Kualitas Produk Unggulan


Daerah belum mampu
bersaing dengan produk
lain dan belum tersedianya
data informasi produksi
KUKM.

Masih rendahnya Penyediaan data dan


kapasitas usaha manajemen usaha Koperasi
Koperasi dan UKM di dan UKM belum tertata
Jawa Tengah dengan baik.

Masih banyaknya KUKM


Jawa Tengah yang belum
mendapatkan pelayanan
pendampingan usaha dan
belum terlindunginya
Produk KUKM Jawa
Tengah secara legal.

Masih lemahnya usaha


ekonomi produktif
masyarakat.
Masih banyaknya Masih lemahnya
masyarakat Jawa Tengah pemasyarakatan dan
yang belum memahami kelembagaan Koperasi di
Perkoperasian. Jawa Tengah.
Belum tersedianya Sistem
Data Informasi Koperasi.

Masih lemahnya Masih rendahnya tingkat


Kapasitas Kualitas Koperasi di Jawa
Kelembagaan Koperasi di Tengah.
Jawa Tengah.
Pembinaan tata laksana
Koperasi bagi Pengelola
Koperasi belum optimal.

Masih rendahnya Belum optimalnya


pengetahuan dan Pendidikan dan
pemahaman tentang Pelatihan Sumber Daya
perkoperasian oleh Manusia
masyarakat/ Koperasi dan UKM.

NO MASALAH POKOK MASALAH AKAR MASALAH


kelompok masyarakat Masih rendahnya
kemampuan dan
ketrampilan kerja
masyarakat di lingkungan
industri hasil tembakau.

Masih terbatasnya sarana


dan prasarana kelembagaan
pelatihan Koperasi dan
UKM.
TELAAH RENSTRA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM RI
Sesuai dengan Renstra Kementerian Koperasi dan UKM RI 2015 – 2019, upaya
pemberdayaan Koperasi dan UMKM secara nasional diarahkan untuk “Mewujudkan
Koperasi dan UMKM yang berdaya saing dan berkontribusi pada peningkatan perekonomian
nasional dan kesejahteraan rakyat berlandaskan semangat wirausaha, kemandirian Koperasi
dan keterpaduan”.
Pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan melalui upaya – upaya antara lain :
1. Peningkatan kompetensi UMKM dalam kewirausahaan dan inovasi, teknik produksi dan
pengelolaan usaha, serta pemasaran di dalam dan luar negeri;
2. Peningkatan kemandirian Koperasi melalui penguatan jati dirinya;
3. Peningkatan jangkauan, skema dan kualitas layanan sistem pendukung Koperasi dan
UMKM terkait diklat, pembiayaan, pendampingan usaha, layanan teknologi dan
informasi, intermediasi pasar, dan kemitraan; Penguatan Koperasi dalam pemanfaatan
sumber daya lokal di berbagai sektor perekonomian dan lapisan sosial dan ekonomi
masyarakat.
4. Penguatan kaderisasi Koperasi terutama di kalangan generasi muda dan kelompok
produktif lainnya;
5. Peningkatan iklim usaha yang kondusif melalui penetapan dan perbaikan peraturan dan
kebijakan, kemudahan perizinan, serta peningkatan kesempatan, kepastian dan
perlindungan usaha; dan
6. Peningkatan keterpaduan kebijakan lintas instansi dan pusat-daerah yangdidukung peran
dan partisipasi pemangku kepentingan lainnya.

Adapun sasaran strategis di bidang Koperasi dan UMKM tahun 2015– 2019 adalah :
1. Meningkatnya kontribusi Koperasi dan UMKM dalam perekonomian melalui
pengembangan komoditas berbasis Koperasi/sentra di sektor – sektor unggulan.
2. Meningkatnya daya saing Koperasi dan UMKM.
3. Meningkatnya wirausaha baru dengan usaha yang layak dan berkelanjutan.
4. Meningkatnya kualitas kelembagaan dan usaha Koperasi, serta penerapan praktek
berKoperasi dan yang baik oleh masyarakat.

PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Dari daftar inventarisasi permasalahan di atas, dapat ditarik isu strategis terkait
Koperasi dan UKM 2018 – 2023 sebagai berikut :
1.Internal
a.Sekretariat
1) Terbatasnya kualitas dan kuantitas Aparatur Sipil Negara (ASN).
2) Terbatasnya sarana dan prasarana Dinas dan UPT.
3) Belum adanya unit kerja yang secara spesifik menangani data Koperasi dan
UKM, PLUT, serta UMKM Center.
b.Kelembagaan
1) Lemahnya kelembagaan Koperasi dalam melaksanakan prinsip dan jatidiri
Koperasi.
2) Lambatnya regenerasi pengurus Koperasi.
3) Rendahnya pemahaman masyarakat tentang perKoperasian.

c.Pengawasan
1) Terbatasnya kualitas dan kuantitas petugas pengawas Koperasi.
2) Terbatasnya kualitas dan kuantitas petugas penilaian kesehatan.
3) Terbatasnya kewenangan dalam pelaksanaan sanksi.

d.Bina Usaha dan Pemasaran


1) Terbatasnya media dan sarana promosi produk Koperasi dan UKM.
2) Belum tersedianya marketing intelligence bagi Koperasi dan UKM Jawa
Tengah.
3) Terbatasnya penguasaan teknologi dan pengolahan produksi oleh Koperasi dan
UKM.
4) Terbatasnya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk Koperasi dan UKM.
5) Kemasan produk Koperasi dan UKM masih sederhana.
6) Citra produk Koperasi dan UKM belum kuat.
e.Restrukturisasi
1) Terbatasnya kualitas dan kuantitas pendampingan bagi Koperasi dan UKM.
2) Masih banyak produk Koperasi dan UKM yang belum tersertifikasi.
3) Lemahnya manajemen usaha Koperasi dan UKM.
4) Terbatasnya jumlah wirausaha baru.
5) Belum optimalnya pengelolaan sistem data dan informasi koperai dan UKM.
6) Rendahnya kemauan dan kemampuan Koperasi dan UKM dalam mengakses
pembiayaan.
7) Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi program–program pembiayaan.
8) Rendahnya kepemilikan aset oleh Koperasi dan UKM.
f.Balatkop
1) Kurangnya media pembelajaran.
2) Terbatasnya jumlah tenaga widyaiswara dan pengajar Koperasi dan UKM yang
memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
3) Lemahnya kualitas sumber daya manusia Koperasi dan UKM.
4) Belum adanya kesamaan kurikulum dan silabus serta metodologi pembelajaran.
2.Eksternal
a. Disharmoni peraturan perundangan yang menimbulkan kesenjangan antara kebijakan
dengan implementasi.
b. Regulasi yang mengatur Koperasi dan UKM kurang komprehensif, kurang
mendukung, serta kurang menguatkan Koperasi/UKM dan peran pemerintah.
c. Belum adanya PPNS dan Tenaga Fungsional Pengawas Koperasi.
d. Tidak sinkronnya antara kebijakan pusat dan Provinsi/Kab/Kota.
e. Ego sektoral dari Pemerintah dan Stakeholder masih cukup tinggi.
Liberalisasi perdagangan dapat memberikan peluang sekaligus tantangan bagi koperai
dan UKM Jawa Tengah.

2.12 PERANAN KOPERASI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dibedakan menjadi
peranan segi ekonomi sebagai berikut:
a. Membantu anggota meningkatkan penghasilan sehingga secara tidak langsung
ikut serta meningkatkan taraf hidup rakyat.
b. Meningkatkan pendapatan secara adil dan merata.
c. Ikut mengembangkan daya cipta, daya usaha orang-orang secara individu
maupun sebagai kelompok.
d. Memperluas lapangan kerja dan meningkatkan produksi masyarakat.

Peranan segi sosial sebagai berikut:


a. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan anggota.
b. Membantu membentuk masyarakat yang bertanggung jawab yang mampu
menyelesaikan masalah sendiri.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan
para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi
bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa
terkecuali.
Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan
bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut, secara aktif
memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang
disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap
kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen
Koperasi juga merupakan bentuk organisasi yang tujuan utama nya bukan mencari
keuntungan tetapi mencari kesejahteraan anggotanya dan meningkatkan perekonomian
rakyat. Koperasi menyediakan kebutuhan setiap anggotanya dengan harga terjangkau.
Masyarakat ikut serta menjadi anggota koperasi di dalamnya. Modal koperasi di dapatkan
dari modal sendiri maupun modal pinjaman. Oleh karena itu, dengan adanya koperasi,
kesejahteraan rakyat akan meningkat.

3.2 SARAN
Kita harus meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk
meningkatkan koperasi di Indonesia, dengan cara meningkatkan kinerja anggota koperasi
dengan cara memberikan training atau pelatihan kepada anggota koperasi, kita juga bisa
memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk yang ada dikoperasi
untuk meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik untuk mengkonsumsi produk dari
koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan perkembangan zaman dari tahun ke tahun
dan juga memperbaiki koperasi secara menyeluruh. Kita harus menjadikan koperasi yang ada
Indonesia ini sebagai koperasi yang baik dan marilah kita memberi perubahan yang ada untuk
lebih mensejahterkan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi
http://dunsarwere.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-koperasi-menurut-para-ahli.html
https://www.enjang.com/landasan-asas-dan-tujuan-koperasi/
http://www.koperasi.net/2008/06/bagaimana-memulai-sebuah-koperasi.html
https://ahmadsayutinurreza.wordpress.com/2013/11/19/modal-koperasi/

Anda mungkin juga menyukai