Oleh :
MUHAMMAD IQBAL MAHDAVI
NIM. 2018-12-085
Assalamualaikum Wr. Wb
diberikan kepada penulis sehingga atas ijin dan kehendak Nyalah penulis
BEI PERIODE 2012 – 2021”. Skripsi ini merupakan salah satusyarat untuk
ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, petunjuk dan sarana baik secara
langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu
II
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M. Si selaku Rektor Universitas Muria Kudus.
2. Ibu Dr. Kertati Sumekar, S.E, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
penulisan skripsi.
4. Ibu Nafi’ Inayati Zahro, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah
5. Ibu Alfiyani Nur Hidayanti, S.E, M.Si, Akt selaku Dosen Pembimbing II
bermanfaat. Seluruh staff akademisi, staff tata usaha dan seluruh staff
Kudus.
dukungan, dan kasih sayang serta kakak dan kakak iparku yang
III
9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini,
skripsi ini, namun tentunya penulis skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
IV
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. II
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
BAB II ......................................................................................................................... 17
V
2.3. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 42
VI
3.8.1. Analisis statistik deskriptif ........................................................................ 64
VII
DAFTAR LAMPIRAN
Data Laporan laba rugi dan aset perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Data Perolehan ROA perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
VIII
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan farmasi atau perusahaan farmasi adalah perusahaan yang
Farmasi adalah industri padat modal intelektual. Lebih lanjut, Sharabati et al (2015)
menganggap industri farmasi sebagai industri yang intensif penelitian, inovatif dan
seimbang dalam hal penggunaan sumber daya manusia dan teknologi. Pembaruan
produk dan inovasi sangat penting bagi perusahaan farmasi. Pembaruan dan inovasi
produk penting ini sangat bergantung pada modal intelektual perusahaan (Sharabati
et al, 2015).
Industri farmasi saat ini merupakan industri yang sedang berkembang dan
kebutuhan masyarakat akan pasokan obat-obatan yang sangat besar, terutama dalam
yang sangat ketat dalam industri farmasi Memproduksi obat-obatan yang memenuhi
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah pasar modal Indonesia. Peran Bursa Efek
investasi dan perusahaan publik sebagai sarana untuk menambah modal dengan
menerbitkan saham sebagai tanda kepemilikan. Salah satu daya tarik saham bagi
1
investor adalah harga saham. Harga saham biasa di bursa saham selalu berfluktuasi
atau berubah harga dan dapat naik atau turun. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi harga saham. Faktor yang mempengaruhi harga saham
dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang berasal dari dalam organisasi dan dapat dikendalikan oleh manajemen
senior. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan
manufaktur besar dan menengah meningkat 3,62% (y/y) pada triwulan IV-2019
peningkatan produksi bahan kimia, industri farmasi. dan obat tradisional sebesar
18,58 persen. Di sisi lain, industri yang mengalami penurunan output terbesar adalah
subsektor kimia, farmasi, dan obat tradisional akan mencapai atas dasar harga
berlaku (ADHB). Rp 339,18 triliun pada tahun 2021. Ini menyumbang 11,51% dari
PDB industri pengolahan non-migas negara itu. Apa yang dicapai Rp. 2,95 triliun.
Diukur dengan PDB atas dasar harga konstan (ADHK) pada 2010, industri kimia,
2
farmasi dan obat tradisional tumbuh 9,61% tahun-ke-tahun mencapai Rp 233,87
triliun tahun lalu. Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) terus berupaya untuk
Kinerja sektor kimia, farmasi, dan obat tradisional lebih baik dari tahun lalu,
yang hanya tumbuh 9,3%, dan mengungguli pertumbuhan PDB negara sebesar
3,69%. Laju pertumbuhan sektor tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2013.
kesehatan dan pendidikan yang juga meningkat 1,7% sepanjang tahun lalu. Sebagai
acuan, industri pengolahan nonmigas tahun lalu tumbuh 3,69%. Demikian pula,
tahun 2021.
Tabel 1.1 Laporan laba rugi dan aset perusahaan farmasi yang terdaftar di
3
NO KODE TAHUN LABA / RUGI TOTAL ASET
SAHAM BERSIH
2014 1,440,337,677 1,249,763,660,131
2015 6,565,707,419 1,533,708,564,241
2016 (17,367,399,212) 1,381,633,321,120
2017 (46,284,759,301) 1,529,874,782,290
2018 (32,736,482,313) 1,442,350,608,575
2019 7,961,966,026 1,383,935,194,386
2020 30,020,709 1,713,334,658,849
2021 (37,571,241,226) 2,011,879,396,142
3 KAEF 2012 205,763,997,378 2,076,347,580,785
2013 215,642,329,977 2,471,939,548,890
2014 236,531,070,864 2,968,184,626,297
2015 265,549,762,082 3,434,879,313,034
2016 271,597,947,663 4,612,562,541,064
2017 331,707,917,461 6,096,148,972,533
2018 535,085,322,000 11,329,090,864,000
2019 15,890,439,000 18,352,877,132,000
2020 20,425,756,000 17,562,816,674,000
2021 289,888,789,000 17,760,195,040,000
4 KLBF 2012 1,775,098,847,932 9,417,957,180,958
2013 1,970,452,449,686 11,315,061,275,026
2014 2,122,677,647,816 12,439,267,396,015
2015 2,057,694,281,873 13,696,417,381,439
2016 2,350,884,933,551 15,226,009,210,657
2017 2,453,251,410,604 16,616,239,416,335
2018 2,497,261,964,757 18,146,206,145,369
2019 2,537,601,823,645 20,264,726,862,584
2020 2,799,622,515,814 22,564,300,317,374
2021 3,232,007,683,281 25,666,635,156,271
5 MERK 2012 107,808,155 569,430,951
2013 175,444,757 696,946,318
2014 182,147,224 711,055,830
2015 142,545,462 641,646,818
2016 153,842,847 743,934,894
2017 144,677,294 847,006,544
2018 1,163,324,165 1,263,113,689
2019 78,256,797 901,060,986
2020 71,902,263 929,901,046
2021 131,660,834 1,026,266,866
6 PYFA 2012 5,308,221,363 135,849,510,061
4
NO KODE TAHUN LABA / RUGI TOTAL ASET
SAHAM BERSIH
2013 6,195,800,338 175,118,921,406
2014 2,661,022,001 172,557,400,461
2015 3,087,104,465 159,951,537,229
2016 5,146,317,041 167,062,795,608
2017 7,127,402,168 159,563,931,041
2018 8,447,447,988 187,057,163,854
2019 9,342,718,039 190,786,208,250
2020 22,104,364,267 228,575,380,866
2021 5,478,952,440 806,221,575,272
7 SCPI 2012 (17,996,909,000) 441,426,609,000
2013 (12,167,465,000) 746,401,836,000
2014 (62,461,393,000) 1,323,397,641,000
2015 139,321,698,000 1,510,747,778,000
2016 134,727,271,000 1,393,083,772,000
2017 122,515,010,000 1,354,104,356,000
2018 127,091,642,000 1,635,702,779,000
2019 112,652,526,000 1,417,704,185,000
2020 218,362,874,000 1,598,281,523,000
2021 118,691,582,000 1,212,160,543,000
8 SRAJ 2012 4,725,373,212 1,236,394,210,907
2013 (55,576,720,730) 2,052,080,874,902
2014 (100,615,486,756) 1,857,958,845,605
2015 (132,580,762,168) 1,671,945,400,584
2016 (97,506,908,717) 2,303,567,501,432
2017 (101,281,094,785) 2,155,945,656,421
2018 (95,600,579,196) 2,738,883,586,047
2019 (75,774,124,275) 3,109,580,950,625
2020 (14,498,057,988) 4,346,329,088,006
2021 165,604,046,574 4,871,806,608,361
9 TSPC 2012 635,176,093,653 4,632,984,970,719
2013 638,535,108,795 5,407,957,915,805
2014 585,790,816,012 5,609,556,653,195
2015 529,218,651,807 6,284,729,099,203
2016 545,493,536,262 6,585,807,349,438
2017 557,339,581,996 7,434,900,309,021
2018 540,378,145,887 7,869,975,060,326
2019 595,154,912,874 8,372,769,580,743
2020 834,369,751,682 9,104,657,533,366
2021 877,817,637,643 9,644,326,662,784
5
NO KODE TAHUN LABA / RUGI TOTAL ASET
SAHAM BERSIH
10 EPMT 2012 402,771,606,068 4,951,682,572,380
2013 464,371,980,988 5,528,067,698,030
2014 510,664,228,818 6.190,617,606,933
2015 547,173,844,615 6,747,936,555,246
2016 556,120,695,676 7,087,269,812,003
2017 517,836,170,616 7,425,800,257,838
2018 653,250,886,056 8,322,960,974,230
2019 580,814,677,453 8.704,958,834,283
2020 679,870,547,997 9,211,731,059,218
2021 670,055,657,860 9,729,919,645,520
Sumber: https://old.idx.co.id/,2021
terhitung dari 2012 sampai 2021. Dimana berbanding terbalik menurut Dewi Utari,
Ari dan Darsono (2014:67) pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan
bahwa kondisi kinerja perusahaan juga baik, jika kondisi ekonomi baik pada
KAEF, KLBF, MERK, PYFA, TSPC laba bersih mengalami kenaikan setiap
merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang
tahunnya selama 10 tahun dimana menurut Menurut Kasmir (2015:39) Aset adalah
6
harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
periode tertentu, klasifikasi aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva
dengan besarnya laba yang dihasilkan. Hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi
dan merupakan salah satu kriteria untuk menilai kesehatan suatu perusahaan untuk
harus menguntungkan. Oleh karena itu, semua perusahaan selalu berusaha untuk
kelangsungan hidup perusahaan semakin terjamin. Menurut Hery (2017), cara lain
return on assets (ROA). ROA dapat digunakan untuk melihat apakah suatu
bisnisnya.
7
Return on assets yang baik dapat memberikan perusahaan sumber daya
tambahan untuk pertumbuhan dan ekspansi. Dengan laba yang lebih tinggi relatif
Tabel 1.2 Perolehan ROA perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
adalah hasil dan pencapaian pengelolaan perusahaan selama periode waktu tertentu
(Iswadi dalam Lestari, R.A, 2021:1). Anda bisa mengecek evaluasi kinerja
perusahaan dari aspek finansial dan non finansial. Salah satunya adalah fokus pada
8
& Veronica, 2013). Return on assets (ROA) merupakan salah satu metrik yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan (R. Apriyanto, 2017). Menurut Kasmir
(2014), return on assets adalah ukuran keuangan yang mewakili keuntungan dari
penggunaan aset perusahaan. Return on assets (ROA) adalah metrik keuangan yang
baik yang dapat menjelaskan semua pelaporan keuangan (Kasmir dalam Rosiana et
al., 2020:77).
fokus pada tugasnya dan menerima kekuasaan yang dimilikinya (Sukandar, 2014).
direksi yang memadai dapat beroperasi dengan baik, sejalan dengan Studi Lestari
berbeda dari Kusumawardhany & Shanti (2021) yang menyatakan bahwa dewan
direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, hal ini
9
menunjukkan dewan komisaris berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan, artinya dewan komisaris yang lebih besar dapat mengarah pada
Faktor ketiga yaitu Komite Audit. Peran komite audit adalah membantu
memastikan bahwa fungsi komite audit dijalankan dengan baik. Penelitian menurut
komite audit, diartikan bahwa kehadiran komite audit hanya sebagai pengawas
dalam suatu perusahaan, yang mana dalam melakukan pengawasan komite audit
tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Ini karena semakin sedikit jumlah
komite audit maka semakin kurang fungsi pengawasan yang dilakukan, yang pada
akhirnya berdampak negatif pada kontrol dan perlindungan proses akuntansi dan
10
produktivitasnya, memperkuat sumber daya manusia dan modalnya untuk
menangkap peluang yang lebih baik, serta memperbaiki sistem manajemen dan
dilakukan oleh Wijayami (2017), Tarigan & Septiani (2017), Annisa (2019), Lestari
memaksimalkan penjualan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Hasil berbeda
Perlindungan Anak, Gender Diversity merupakan kondisi yang setara bagi laki-laki
dan perempuan untuk memenuhi hak dan tanggung jawabnya. Menurut Amin dan
mempengaruhi nilai perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Gender
Diversity yang disebarluaskan melalui mekanisme tata kelola perusahaan yang baik
keputusan anggota dewan (Wicaksana, 2010). Hasil penelitian dari Lestari (2021)
perusahaan. Hal ini sama dengan penelitian Kusuma et al (2018), di mana dia
11
menyatakan bahwa salah satu alasan Gender Diversity memiliki dampak negatif
adalah karena perempuan lebih cenderung berada di jajaran dewan dan lebih
& Dara (2020) menyatakan bahwa Gender Diversity berdampak positif karena
perempuan dan laki-laki memiliki peran yang sama dalam tata kelola perusahaan,
yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan pangsa pasar dan kinerja keuangan
yang tercermin dari tingkat profitabilitasnya yang dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan.
sosial dan lingkungan. Corporate Social Responsibility sebagai suatu konsep yang
membebaskan diri dari permasalahan sosial yang mereka hadapi (Untung 2014).
Hasil penelitian dari Herna & Romasi (2018) menyatakan bahwa Corporate Social
respect lebih rendah, dari pada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan
12
Responsibility dapat membantu perusahaan mendapatkan perhatian konsumen, yang
perusahaan.
komisaris, komite audit, intellectual capital, gender diversity, dan corporate social
Indonesia dan menggunakan tahun yang lebih baru yaitu mulai tahun 2012 – 2021.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka akan diajukan
13
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian yaitu :
Komisaris (X2), Komite Audit (X3), Intellectual Capital (X4), Gender Diversity
2. Populasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor Farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai tahun 2021.
3. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data laporan tahunan
dan laporan keuangan yang telah dipublikasi oleh Bursa Efek Indonesia dan
website resmi perusahaan pada periode tahun 2012 sampai tahun 2021.
baik dapat di nilai dari return on asset, namun perusahaan yang mencapai return on
asset dalam kategori baik mengalami pertumbuhan yang fluktuatif dari tahun 2012
hingga 2021. Identifikasi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah dewan
14
direksi, dewan komisaris, komite audit, intellectual capital, gander diversity, dan
dewan komisaris, komite audit, intellectual capital, gander diversity, dan corporate
pendekatan agency theory, teori ini menjelaskan hubungan antara principal dan
agent. Sebagai klien, pemegang saham tidak terlibat langsung dalam manajemen
pengelolaan kepada manajemen perusahaan atau agent. Hal ini membuat principal
lingkungan, yaitu pihak yang memiliki kepentingan yang besar terhadap perusahaan
based view theory. Dalam teori ini, intellectual capital diartikan sebagai aset atau
sumber daya perusahaan yang tak berwujud seperti, human capital, structural
capital dan capital employed. Pemanfaatan sumber daya tak berwujud dapat
15
memberikan nilai tambah dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dibandingkan
perusahaan lainnya.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Investor
berinvestasi di perusahaan.
b) Bagi Perusahaan
16
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Pada bagian landasan teori ini, teori-teori yang mendasari analisis materi
diambil dari beberapa literatur dan hasil penelitian sebelumnya mengenai dewan
merupakan pemegang saham kepada manajer yang merupakan agent. Jensen dan
muncul atas dasar kontrak antara pemegang saham (principal) dan manajemen
manajer sebagai agent. Namun, karena principal tidak terlibat langsung dalam
Informasi yang asimetris berpotensi menimbulkan agency cost. Menurut Jensen dan
dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi kegiatan dan perilaku agen (manajer).
17
Pengeluaran bonding adalah pengeluaran yang dikeluarkan manajer untuk memberi
(Daniri, 2005). Dalam hubungan principal dengan manajemen juga dapat muncul
peningkatan dividen dari setiap saham yang dimiliki, namun manajemen ingin
dipenuhi dengan keuntungan yang paling masuk akal dan maksimal seperti bonus
hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen)
untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi,
pemegang saham merupakan principal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang
Salah satu elemen kunci dari agency theory ialah bahwa principal dan agen memiliki
preferensi atau tujuan yang berbeda. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-
18
masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga
mengambil keputusan perusahaan lainnya untuk dan atas nama pemilik perusahaan.
sepenuhnya dimiliki oleh pemegang saham dan manajer (agen) yang diminta untuk
Asumsi ini berfokus pada sifat asli manusia yang mengutamakan kepentingan
19
Asumsi ini berfokus pada organisasi yang terjadi antara pemilik perusahaan
Asumsi ini berfokus pada pentingnya suatu informasi yang terdapat dalam suatu
perusahaan.
prinsip good corporate governance (Kusuma et al, 2018). Tata kelola perusahaan
yang sama bagi laki-laki dan perempuan dalam posisi manajerial atau gender
diversity. Komposisi Dewan bersifat heterogen, dan dewan direksi serta Dewan
komisaris cukup untuk menghasilkan berbagai ide dan inovasi sehingga dapat
memastikan bahwa dewan direksi bertindak sesuai dengan tanggung jawab yang
20
2.1.2 Resources Based View Theory
kompetitif serta nilai tambah dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang
Ulum (2017) berpendapat bahwa perusahaan dapat berkembang secara internal dan
sumber daya yang dimiliki. Apabila dilakukan dengan tepat maka dapat membuat
keunggulan kompetitif dalam resources based view theory yaitu sumber daya yang
apabila perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya manusia dan aset secara
b. Rare resources yaitu, sumber daya yang jarang digunakan oleh perusahaan lain
21
c. Imperfectly imitable resources yaitu, perusahaan harus menjadi inovator atau
menciptakan sumber daya yang tidak dapat ditiru oleh kompetitor. Apabila
perusahaan mampu menciptakan inovasi yang lebih baik maka pangsa pasar
yang memiliki pandangan visioner, merek dagang dan hak cipta perusahaan.
Sumber daya perusahaan dibagi menjadi dua, yaitu sumber daya berwujud
dan sumber daya tidak berwujud. Belkaoui (2003) berpendapat bahwa sumber daya
berwujud maupun tidak berwujud yang digunakan secara efektif, dapat menjadi
pendorong utama kinerja dan daya saing perusahaan. Intellectual capital termasuk
intellectual capital terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital
metode resources based theory dibagi menjadi tiga yaitu, sumber daya fisik
(physical capital resources) adalah bahan baku, peralatan, teknologi dalam pabrik
dan perusahaan serta letak geografis perusahaan. Sumber daya manusia (human
22
pemasok. Perusahaan yang bisa menjadi first mover dalam memaksimalkan potensi
berkelanjutan.
tertentu, dan laba dimasukkan sebagai indikator keberhasilan kinerja dalam laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan. Menurut Wardoyo & Veronica (2013),
sumber daya serta memenuhi kewajibannya kepada investor sebagai langkah untuk
rasio – rasio tertentu, pada penelitian ini menggunakan return on asset atau ROA.
Return on asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang dapat
laba masa lalu yang kemudian diproyeksikan di masa mendatang. Menurut Fahmi
(2014) Return on Assets mengkaji sejauh mana investasi yang ditanamkan dapat
menghasilkan laba. Perusahaan dengan nilai ROA yang tinggi dapat diartikan
23
yang tinggi kepada pemberi pinjamannya, ROA diukur dengan rasio laba bersih
dewan direksi adalah badan perseroan yang mempunyai kuasa dan bertanggung
dengan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar
menentukan strategi jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Oleh karena
itu, proporsi dewan (baik dewan direksi maupun dewan komisaris) dapat
sumber daya dalam jangka pendek dan panjang (Bukhori & Raharja, 2012). Sebuah
studi oleh Sheikh & Wang (2011) menemukan hubungan positif antara ukuran
penelitiannya bahwa perusahaan dengan dewan yang lebih besar tidak dapat
berkoordinasi, berkomunikasi dan membuat keputusan yang lebih baik dari pada
perusahaan dengan dewan yang lebih kecil. Oleh karena itu jelaslah bahwa dewan
24
direksi merupakan salah satu mekanisme tata kelola perusahaan yang baik yang
principal. Menurut tumirin (2007) menyatakan bahwa tugas dan tanggung jawab
komite tentang semua hal yang berkaitan dengan perusahaan. Pelaksanaan tugas
yang tepat oleh dewan direksi meningkatkan kinerja perusahaan dan, pada
kegiatan dan aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya kepada pemberi amanah
pengawasan secara luas dan/atau tepat sesuai dengan anggaran dasar dan
25
Tugas pengawasan dan peran manajemen merupakan bagian dari
implementasi praktis dari agency theory. Di sisi lain, efektivitas fungsi pengawasan
dewan komisaris sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah anggota dewan
komisaris. peraturan tentang jumlah dewan komisaris yang harus ada di setiap
Dewan komisaris terdiri atas 1 (satu) orang anggota atau lebih. Dewan
komisaris yang terdiri lebih dari 1 (satu) orang anggota merupakan majelis dan
perusahaan terbuka.
Jumlah anggota dewan komisaris sekurang kurangnya 3 (tiga) orang dan jumlah
anggota dewan komisaris paling banyak sama dengan jumlah anggota dewan
26
2.1.6 Komite Audit
efektivitasnya dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Effendi, 2016).
Komite audit merupakan salah satu organ pendukung dewan komisaris atau dewan
peraturan yang berlaku, menjalankan bisnis dengan cara yang etis, dan secara
proses pengawasan.
hukumnya.
27
d. Merekomendasi seleksi auditor internal dan memberikan pengawasan
menyeluruh.
setelah disahkannya PSAK No. 19 (Revisi 2011) mengenai aset tidak berwujud.
Menurut PSAK No. 19, aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang tidak
memiliki bentuk fisik namun dapat diidentifikasi, dimiliki, disewakan kepada pihak
lain, atau digunakan untuk tujuan administratif dalam rangka memproduksi atau
menyediakan barang dan jasa (IAI, 2011). Edvinsson & Malone (1997)
capital memenuhi kriteria sebagai sumber daya yang unik untuk dapat menciptakan
intellectual capital dapat didefinisikan sebagai kecerdasan berpikir dalam hal ilmu
perusahaan dalam mengelola sumber daya untuk menambah nilai kekayaan dan
28
Resource based view theory pertama kali diperkenalkan oleh Wernerfelt
(1984) dalam artikel penting berjudul “A Resources- based view of the firm”.
Resource based view theory adalah tentang sumber daya perusahaan yang dapat
kinerja yang baik dalam jangka panjang. Teori ini menggambarkan sumber daya
perusahaan dan bagaimana sumber daya yang dimilikinya dapat ditangani dan
dimanfaatkan. Sumber daya yang dimiliki suatu perusahaan dapat memberikan nilai
hasil yang unggul jika memiliki sumber daya yang unggul. Untuk menciptakan dan
dayanya agar menjadi berharga, sulit ditiru, tidak tergantikan, dapat diandalkan, dan
berbeda dari yang dapat dilakukan perusahaan lain. Oleh karena itu intellectual
capital menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan (Wijayani,
2017)
intellectual capital menjadi tiga bagian, yaitu human capital, structural capital dan
customer capital. Oleh karena itu, dalam pengelolaan aset fisik dan finansial,
Pada akhirnya, masa depan dan prospek perusahaan akan ditentukan oleh
29
kemampuan manajemen untuk memaksimalkan nilai dari aset tidak berwujud
jawab diantara pria dan wanita akibat dari adanya perubahan struktur sosial
membuat jajaran dewan lebih heterogen yang memiliki dampak terhadap kinerja
asimetri informasi dan kontrak yang tidak lengkap dapat menyebabkan konflik
representasi antara pemilik dan manajer (Kusuma et al, 2018). Dalam kaitannya
dengan agency theory, perempuan juga dianggap cenderung risk averse atau
dewan yang lebih beragam dapat berfungsi sebagai kontrol yang lebih baik karena
30
memadai serta dapat mengurangi biaya yang terkait dengan agency issues (Lestari,
2021)
aspek sosial, budaya, dan berbagai aspek nonbiologis lainnya yang diberikan dewan
wanita dalam perusahaan. Gender diversity atau keberagaman gender dapat diukur
tindakan yang berawal dari pertimbangan etika perusahaan yang bertujuan untuk
meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup bagi karyawan dan keluarganya, juga
lingkungan tersebut lebih baik lagi, adapun imbalan atau kontribusi yang diberikan
oleh perusahaan bisa berupa: pemberian dana, bantuan jasa dari perusahaan,
sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis dan di dalam interaksi dengan para
yang berkelanjutan.
31
Menurut Euis Rosidah (2018:224), corporate social responsibility atau
tanggung jawab sosial adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
Agung Prasetyo dan Wahyu Meiranto (2017), CSR merupakan suatu konsep
bahwa organisasi, dalam hal ini lebih dispesifikkan kepada perusahaan, memiliki
dan lingkungan hidupnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa CSR adalah salah
32
4. Melakukan eksploitasi perusahaan guna memperluas cakupan bisnis perusahaan
berupa sumbangan tanpa melalui perantara. Public relation atau corporate social
secara langsung.
akan menyediakan dana awal, dan dana rutin untuk pengelolaan lembaga.
3.1 Kemitraan dengan pihak lain Perusahaan akan bekerjasama dengan lembaga
4.1 Bergabung dalam konsorsium Perusahaan akan ikut mendirikan, dan menjadi
anggota lembaga sosial yang pendiriannya dengan maksud tertentu. Model ini
33
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
34
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Indonesia Y : Kinerja
(Studi Empiris Pada Keuangan
Perusahaan Manufaktur
di BEI 2012-2014)
35
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
(Studi Pada Sub Sektor Y : Kinerja positif terhadap
Perdagangan Besar yang Keuangan Y
Listing di Bursa Efek Perusahaan
Indonesia Periode 2012
- 2016)
Herlinda Desy
Ramadhanty, Azib (2020)
9 Pengaruh Intellectual X1 : Intellectual Regresi Linier X1
Capital dan Good capital Berganda berpengaruh
Corporate positif terhadap
Governance Terhadap X2 : Good Y
Kinerja Keuangan Corporate
Perusahaan Perbankan Governance X2
Yang Terdaftar berpengaruh
Di Bursa Efek Indonesia Y : Kinerja negatif
Periode 2012-2015 Keuangan terhadap Y
Perusahaan
Susi Rida Raniati
Simamora, Eddy
Rismanda Sembiring
(2018)
10 Pengaruh Intellectual X1 : Intellectual Regresi Linier X1
Capital dan Corporate capital Berganda berpengaruh
Governance Terhadap positif terhadap
Kinerja Keuangan X2 : Corporate Y
Perbankan di Indonesia Governance
36
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Tia Rizna Pratiwi (2017) Y : Kinerja X2
Keuangan berpengaruh
Perusahaan positif terhadap
Y
11 Pengaruh Intellectual X1 : Intellectual Regresi Linier X1
Capital, Kinerja capital Berganda berpengaruh
Lingkungan Dan Komite negatif
Audit Terhadap Kinerja X2 : Kinerja terhadap Y
Keuangan lingkungan
X2
Micco Afdal Yusra, X3 : Komite berpengaruh
Yunilma, Ethika (2020) audit positif terhadap
Y
Y : Kinerja
keuangan X3
berpengaruh
positif terhadap
Y
12 Pengaruh Dewan Direksi, X1 : Dewan Regresi Linier X1
Komisaris Non Direksi Berganda berpengaruh
Independen, Dan negatif
Kepemilikan Manajerial X2 : Komisaris terhadap Y
Pada Kinerja Perusahaan Non
Manufaktur Di Bei Independen X3
berpengaruh
I Made Dany X3:Kepemilikan negatif
Yadnyapawita dan Ayu Manajerial terhadap Y
Aryista Dewi (2020)
Y : Kinerja
Keuangan
13 Karakteristik Dewan X1 : Regresi Linier X1
Direksi Dan Pengaruhnya Karakteristik Berganda berpengaruh
Terhadap Kinerja Dewan Direksi negatif
Keuangan Perusahaan terhadap Y
Y : Kinerja
Zulkarnain dan Wuri Keuangan
Mirawati (2019) Perusahaan
14 Pengaruh Karakteristik X1 Regresi Linier X1
Dewan Komisaris Dan :Karakteristik Berganda berpengaruh
Dewan
37
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Dewan Direksi Terhadap Komisaris dan negatif
Kinerja Keuangan Dewan Direksi terhadap Y
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Y : Kinerja
Industri Barang Keuangan
Konsumsi Yang Terdaftar
Di Bei Periode 2015
Sampai 2018)
Y : Kinerja
Perusahaan
16 Diversitas Gender Dan X1 : Diversitas Regresi linier X1
Kinerja Keuangan Sektor Gender berganda berpengaruh
Farmasi Di positif terhadap
Indonesia Y : Kinerja Y
keuangan
Basuki Toto Rahmanto
dan Siti Ruhana Dara
(2020)
17 Gender Diversity, Board X1 : Gender Regresi linier X1
Composition, Intellectual diversity berganda berpengaruh
38
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Capital And Its Effect On X2 : Dewan negatif
Firm Performance direksi terhadap Y
X5
berpengaruh
positif terhadap
Y
18 Pengaruh Ukuran Dewan, X1 : Ukuran Regresi Linier X1
Keberagaman Usia Dan dewan Berganda berpengaruh
Keberagaman Gender positif terhadap
Terhadap Kinerja X2 : Y
Keuangan Bank Keberagaman
Pembangunan Daerah Di Usia X2
Seluruh berpengaruh
Indonesia Buku 2 Tahun X3 : positif terhadap
2014-2016 Keberagaman Y
gender
Noval Krisander Rompis, X3
Frederik G. Worang, Y : Kinerja berpengaruh
Joy Elly Tulung (2018) Keuangan positif terhadap
Y
39
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Terdaftar di Bei Periode Y: Kinerja
2014-2017 Keuangan
40
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Rikumahu, Vaya Juliana negatif
Dillak (2017) terhadap Y
Rahmelia Ahyani,
Windhy Puspitasari
(2019)
24 Pengaruh Corporate X1 : Corporate Regresi linier X1
Social Responsibility social berganda berpengaruh
(CSR) Terhadap Kinerja responsibility negatif
Keuangan Perusahaan terhadap Y
Manufaktur Yang Y : Kinerja
Terdaftar Di Bursa Efek keuangan
Indonesia Melalui Pojok perusahaan
Bursa Feb – Unsrat
Winnie Eveline
Parengkuan (2017)
25 Pengaruh Corporate X1 : Corporate Regresi linier X1
Sosial Responsibility social berganda berpengaruh
(CSR) Terhadap Kinerja responsibility
41
No Judul Penelitian Variabel Metode Hasil
Penelitian Penelitian
Keuangan Pada positif terhadap
Perusahaan Makanan Dan Y : Kinerja Y
Minuman Yang Terdaftar keuangan
di Bursa Efek Indonesia perusahaan
Herna R Simaremare
Romasi Lumban Gaol
(2018)
26 Pengaruh Corporate X1 : Corporate Regresi linier X1
Social Responsibilty social berganda berpengaruh
Terhadap Kinerja responsibility positif terhadap
Keuangan Perusahaan Y
non-finansial di Indonesia Y : Kinerja
atas dasar teori keuangan
stakeholder. perusahaan
(X1), dewan komisaris (X2), intellectual capital (X3), komite audit (X4), gender
diversity (X5) dan corporate social responsibility (X6) terhadap kinerja keuangan
perusahaan (Y). Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh
(X1), komite audit (X2), dewan direksi (X3), dan variabel dependen kinerja
keuangan perusahaan (Y). Penelitian ini didukung dengan penelitian yang sudah
dilakukan oleh Annisa (2019) dengan variabel independen intellectual capital (X)
dan variabel dependen kinerja keuangan perusahaan (Y), Rahmanto dan Dara
42
(2020) dengan variabel gender diversity (X), serta penelitian Ningsih (2020) dengan
Corporate Social )
H6 (+) (
Responsibility (X6) -
)
Sumber: Kusumawardhany & Shanty (2021) yang dimodifikasi oleh peneliti.
2.4. Hipotesis
Hipotesis ialah simpulan sementara mengenai hasil penelitian, yang dapat
diuji, dan dapat dipergunakan untuk memprediksi apa yang ingin dihasilkan dalam
suatu penelitian (Sekaran dan Bougie, 2017:94). Peneliti menghimput berbagai data
guna menguji kebenaran hipotesis. Berlandaskan pada data yang telah terhimpun,
43
Berdasarkan pada rumusan permasalahan, tinjauan pustaka, serta kerangka
pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dibuat suatu hipotesis penelitian
sebagaimana berikut:
sesuai dengan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di
luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan direksi perusahaan
2007).
panjang perusahaan dan menetapkan tujuan yang tepat. Ketika dewan direksi dapat
efisiensi, dan keberlanjutan perusahaan, hal ini dapat berdampak positif pada kinerja
keuangan. Kinerja keuangan yang baik dan reputasi yang solid dapat meningkatkan
daya tarik perusahaan bagi investor dan kreditur eksternal. Dewan direksi yang
menghasilkan lebih banyak peluang untuk mendapatkan modal dari pasar modal
konflik kepentingan antara berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, seperti
44
berfungsi sebagai perwakilan pemegang saham dan bertindak untuk melindungi
Penelitian yang dilakukan oleh Luthfiana & Dewi (2023) yang menunjukkan
Perusahaan
pengawasan secara luas dan/atau tepat sesuai dengan anggaran dasar dan
memberikan nasihat kepada dewan direksi (UU PT No. 40 2007). Dewan komisaris
45
akuntabilitas, dewan komisaris dapat membantu mengarahkan perusahaan menuju
perusahaan namun memiliki kepentingan yang mungkin berbeda. Salah satu fokus
komisaris memiliki peran dalam menetapkan sistem insentif dan imbalan yang tepat
untuk manajemen agar terdorong untuk mencapai kinerja keuangan yang baik dan
dan tujuan yang ditetapkan. Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengurangi potensi
Dengan pengawasan yang cermat, dewan dapat membantu mencegah praktik bisnis
yang meragukan, memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan etika bisnis, serta
kinerja keuangan perusahaan, artinya dewan komisaris yang lebih besar dapat
46
mengarah pada pengawasan manajemen yang lebih baik dan dapat meminimalkan
Perusahaan
Komite audit ialah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih
khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung
lebih baik, yang dapat mengarah pada peningkatan kinerja keuangan jangka
47
masalah keagenan dan kesejahteraan perusahaan semakin meningkat (Jensen dan
Meckling, 1976).
tersebut didukung oleh Prayanthi, dkk (2020) yang menyatakan bahwa komite audit
bahwa adanya komite audit dapat membantu dewan komisaris untuk melaksanakan
Perusahaan
intelektual merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis
pengetahuan baru dan mendeskripsikan aktiva tak berwujud yang jika digunakan
48
intellectual capital secara baik dan benar, maka dapat diperoleh bagiamana cara
menggunakan sumber daya lain yang dimiliki perusahaan secara efisien dan
ekonomis. Penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dan ekonomis dapat
memperkecil biaya-biaya yang terjadi. Semakin tinggi intellectual capital maka laba
Penelitian yang dilakukan oleh Mistari dkk (2022) menunjukkan hasil bahwa
tersebut didukung oleh penelitian Annisa (2019), Lestari (2021) menyatakan bahwa
penjualan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin besar laba
perusahaan maka imbal hasil investasi yang dinikmati oleh pemegang saham akan
sebagai berikut:
Perusahaan
jawab diantara pria dan wanita akibat dari adanya perubahan struktur sosial
49
Berdasarkan pada agency theory yang menyatakan bahwa terdapat
perselisihan berupa asimetri informasi dan kontrak yang tidak lengkap dapat
menyebabkan konflik representasi antara pemilik dan manajer (Kusuma et al, 2018).
berpengaruh pada penilaian aspek sosial, budaya, dan berbagai aspek nonbiologis
Penelitian yang dilakukan oleh Eliya (2022) dan Rahmanto & Dara (2020)
Perusahaan
Perusahaan
tindakan yang berawal dari pertimbangan etika perusahaan yang bertujuan untuk
50
meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup bagi karyawan dan keluarganya, juga
lingkungan yang positif, perusahaan membangun reputasi yang baik dan citra yang
positif di mata pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. Hal ini
conflict resolution terhadap agency problem. Menurut agency theory, CSR memiliki
agency cost (Tristiarini, 2014). Kegiatan CSR yang melibatkan manajemen puncak
akan mengurangi perilaku oportunistik manajer. CSR dapat digunakan sebagai jalan
keluar untuk konflik antara pemegang saham, dan juga dapat membawa perusahaan
dalam memaksimalkan nilai dan kinerja perusahaan (Harjoto, 2011). Hal ini
biaya agensi akan diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan dan ada
semakin kokoh dengan adanya dukungan dan kepercayaan dari berbagai pihak. Hal
tersebut akan menstimulus para investor dan calon investor untuk menanamkan
modalnya atas dasar tingkat keuntungan dari modal yang mereka investasikan serta
51
proyeksi distribusi income masa depan yang akan berdampak pada kinerja keuangan
perusahaan.
respect lebih rendah, dari pada perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan
sebagai berikut:
Keuangan Perusahaan
52
III METODOLOGI PENELITIAN
secara tidak langsung dimana bersumber dari sumber utama ataupun dalam studi
langsung dari website BEI. Objek yang digunakan dalam penelitian ini ialah
perusahaan manufaktur yang bergerak dalam sektor farmasi yang listing di Bursa
Efek Indonesia untuk periode tahun 2012-2021. Pada penelitian ini peneliti
penelitian, yang dimaksud purposive sampling methode ialah suatu cara yang
digunakan dalam pemilihan sampel berdasarkan pada syarat dan ketentuan yang
data berupa angka yang digunakan sebagai alat menganalisis keterangan mengenai
Variabel ialah suatu hal yang dapat digunakan sebagai pembeda ataupun
perubah nilai dalam suatu penelitian. Setiap nilai memiliki perbedaan yang dapat
disebabkan karena adanya waktu yang berbeda untuk tiap objek baik orang ataupun
aktivitas yang dilakukan oleh orang yang sama ataupun individu lain yang berbeda
53
dengan waktu yang berbeda pula. (Sekaraan dan Bougiie, 2017:78). Variabel yang
ini ialah dewan direksi (X1), dewan komisaris (X2), komite audit (X3),
responsibility (X5).
dinilai secara empiris serta untuk menghindarin adanya kesalahan penafsiran dalam
suatu penelitian. Definisi operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian ini
direksi. Tugas dan tanggung jawab dari setiap anggota direksi adalah saling
54
berkaitan dan mengikat serta merupakan tanggung jawab sesama anggota direksi
meyebutkan paling kurang terdapat dua orang anggota direksi dalam perusahaan.
Dewan direksi diukur dari jumlah anggota direksi dalam perusahaan (Suhayati dan
Rahmatillah, 2022). Ukuran dewan direksi didapat dari jumlah seluruh dewan
umum dan/ atau khusus mengenai kebijakan serta memberikan nasehat kepada
Pengukuran dewan komisaris menurut Septiana dan Aris (2023) adalah sebagai
berikut:
55
3.3.3. Komite Audit (X3)
adalah komite yang bertanggung jawab mengawasi audit eksternal perusahaan dan
audit diukur dengan jumlah total anggota komite dalam suatu perusahaan yang
Intellectual capital adalah aset yang tidak tampak secara fisik (aset tidak
dengan jumlah dari tiga elemen utama organisasi (Human Capital, Structural
Capital, dan Customer Capital) IC diukur dengan VAIC yang dikembangkan oleh
Pulic (2000). Dalam penelitian ini intellectual capital diukur menggunakan VAIC
VA = OP + EC + D + A
Sumber: Erawati dan Rauth (2023)
Keterangan:
56
EC : Employee costs (beban karyawan)
D : Depreciation
A : Amortization
VA
VACA =
CE
Sumber: Erawati dan Rauth (2023)
Keterangan:
VA : Value added
Value added human capital (VAHU) adalah kontribusi yang dibuat oleh
setiap rupiah yang diinvestasikan dalam tenaga kerja untuk menghasilkan nilai
VA
VAHU =
HC
Sumber: Erawati dan Rauth (2023)
Keterangan:
VA : Value added
57
HC (Human Capital) : Beban gaji dan tunjangan
VA
VACA =
HC
Sumber: Erawati dan Rauth (2023)
Keterangan:
VA : Value added
berikut:
Gender diversity adalah keberagaman gender antara pria dan wanita dimana
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menjadi pemimpin sebuah
58
perusahaan. Perhitungan gender diversity dalam penelitian ini mengacu pada
secara khas. Indeks pengungkapan ditentukan dengan tata cara tabulasi buat
pengungkapan tanggung jawab sosial industri dipecah dalam 7 tipe yakni : zona,
tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan tiap- masing- masing zona industri
sehingga item pengungkapan yang diharapkan dari masing- masing zona berbeda-
Pengukuran variabel ini dihitung dengan tata cara mengamati ada atau
tidaknya suatu item informasi non keuangan dalam laporan tahunan, apabila item
informasi non keuangan tidak ada dalam laporan keuangan sampai diberi skor 0,
59
dan apabila item informasi non keuangan yang ditentukan ada dalam laporan
keuangan tahunan sampai diberi skor 1. Tata metode ini sering diucap Checklist
sebagai berikut :
Jenis data yang dipergunakan didalam penelitian ini ialah sebuah data
sekunder yaitu suatu data yang didapatkan secara langung oleh seorang peneliti
ini mengacu pada annual report perusahaan manufaktur sektor farmasi yang listing
yang perlu diinvestigasi dalam penelitian yang mana peneliti akan memberikan
opini atas hasil penelitian (berlandaskan statistika penelitian) (Sekaran dan Bougie,
2017:52). Sampel merupakan bagian suatu populasi. Sampel dapat tersusun atas
sekelompok anggota yang bersumberkan dari suatu populasi. Hal ini mengandung
60
arti bahwa keseluruhan komposisi populasi ataupun sebagian merupakan suatu
manufaktur sektor farmasi yang tercatat atau listing di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2012-2021. Sedangkan sampel yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh
periode 2012-2021.
periode 2012-2021.
61
Tabel 3.1
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I Perusahaan
19 19 19 20 22 22 22 22 22 25
manufaktur sektor
farmasi yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
selama periode
2012-2021.
II Perusahaan
- (2) (2) (3) (3) (3) (3) (3) (3) (5)
manufaktur sektor
farmasi yang tidak
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan
secara berturut-turut
mempublikasikan
laporan keuangan
selama periode
2012-2021
III Perusahaan
(2) (2) (3) (4) (4) (4) (5) (6) (4) (4)
manufaktur sektor
farmasi yang tidak
menyajikan laporan
keuangan dalam
mata uang rupiah
selama periode
2012-2021.
IV Perusahaan (5) (5) (5) (2) (5) (5) (3) (3) (5) (5)
manufaktur sektor
farmasi yang
mengalami kerugian
selama periode 2012-
2021.
V Perusahaan (2) (0) (0) (0) (0) (0) (1) (0) (0) (1)
manufaktur sektor
farmasi yang tidak
memiliki
kelengkapan data
yang digunakan
62
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
dalam penelitian
selama periode 2012-
2021.
Total perusahaan yang 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
memenuhi kriteria
Tahun pengamatan 2012- 100
2021
Studi pustaka ialah suatu metode dimana digunakan jurnal dan buku
(Sugiyono, 2017).
laporan keuangan perusahaan manufaktur, real estate dan property mulai tahun
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
dewan komisaris, komite audit, intellectual capital, gender diversity dan corporate
63
social responsibility terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan perusahaan.
Pengolahan data dilakuakan dengan bantuan software IBM SPSS versi 26.
menggambarkan dan meringkas data dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah
tahap awal dan penting dalam proses analisis data. Tujuannya adalah untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian tanpa mencoba membuat inferensi atau kesimpulan statistik yang lebih
dari data mereka sebelum melakukan analisis lebih lanjut atau mengambil
digunakan dalam suatu penelitian. Statistik deskriptif menjelaskan nilai suatu data
Uji asumsi klasik (classical assumptions test) adalah serangkaian uji statistik
yang dilakukan dalam analisis regresi linear dan beberapa teknik statistik lainnya
untuk memeriksa apakah data yang digunakan memenuhi asumsi dasar dari model
statistik yang digunakan. Asumsi klasik ini penting karena jika asumsi-asumsi ini
tidak terpenuhi, hasil analisis statistik dapat menjadi tidak valid atau tidak dapat
64
diandalkan. (Ghozali, 2016:101). Pengujian ini dimaksudkan agar memperoleh hasil
yang tidak bias. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
Uji normalitas data memiliki tujuan untuk mengukur suatu model regresi,
2016:170):
2. Jika p < 0,05 maka data tersebut terdistribusi dengan tidak normal.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor
1. Jika nilai tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka terdapat
2. Jika nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka tidak terdapat
65
3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) atau tidak (Ghozali, 2016:107). Apabila
terdapat korelasi antar residual maka model regresi mengalami masalah autokorelasi
satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak
66
Tidak ada autokorelasi positif atau
Tidak tolak du < d < 4 – du
negative
Sumber: Ghozali (2016:108)
untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam persamaan linier
Keterangan:
Y = Manajemen Laba
α = Bilangan konstanta
X1 = Dewan direksi
X2 = Dewan komisaris
X3 = Komite audit
X4 = Intellectual capital
X5 = Gender diversity
e = Standar Error
67
3.8.4. Pengujian Hipotesis Penelitian
akan dihasilkan.
2016:95). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R 2
untuk data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar
2016:95). Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak
mengevaluasi mana model regresi yang tebaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2
68
dapat naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan ke dalam model
(Ghozali, 2016:95). Oleh karena keterbatasan R2, maka dalam penelitian ini
bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai
k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif (Ghozali, 2016:96)
Uji signifikansi simultan atau uji f memiliki tujuan untuk melihat apakah
(Ghozali, 2016:171). Kriteria dalam uji F adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016:96):
1. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima dan HA ditolak, yang berarti
dependen.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan HA diterima, yang berarti
dependen.
Uji signifikansi individual atau uji t memiliki tujuan untuk melihat pengaruh
69
independen (Ghozali, 2016:171). Nilai uji signifikan yang kurang dari 0,05
1. Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H0 diterima dan HA ditolak, yang berarti
dependen.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan HA diterima, yang berarti
70
DAFTAR PUSTAKA
Adiati, Y., & Adiwibowo, A. S. 2017. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap
Salemba Empat.
Effendi, Muh. Arief. 2016, The Power of Good Corporate Governance Teori dan
Semarang: Universitas Diponegoro. Hal: 15, 19, 70, 95, 96, 97, 103, 104, 107,
108,134,171.
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial
Yogyakarta: BPFE
71
Scott, W. R. 2015. Financial Accounting Theory seventh Edition. Toronto:Pearson.
Hal. 403,405.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi 6 Buku
Erlangga.
Alfabeta.
www.idx.co.id
72
LAMPIRAN
1. Data Laporan laba rugi dan aset perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa
73
NO KODE TAHUN LABA / RUGI BERSIH TOTAL ASET
SAHAM
2015 2,057,694,281,873 13,696,417,381,439
2016 2,350,884,933,551 15,226,009,210,657
2017 2,453,251,410,604 16,616,239,416,335
2018 2,497,261,964,757 18,146,206,145,369
2019 2,537,601,823,645 20,264,726,862,584
2020 2,799,622,515,814 22,564,300,317,374
2021 3,232,007,683,281 25,666,635,156,271
5 MERK 2012 107,808,155 569,430,951
2013 175,444,757 696,946,318
2014 182,147,224 711,055,830
2015 142,545,462 641,646,818
2016 153,842,847 743,934,894
2017 144,677,294 847,006,544
2018 1,163,324,165 1,263,113,689
2019 78,256,797 901,060,986
2020 71,902,263 929,901,046
2021 131,660,834 1,026,266,866
6 PYFA 2012 5,308,221,363 135,849,510,061
2013 6,195,800,338 175,118,921,406
2014 2,661,022,001 172,557,400,461
2015 3,087,104,465 159,951,537,229
2016 5,146,317,041 167,062,795,608
2017 7,127,402,168 159,563,931,041
2018 8,447,447,988 187,057,163,854
2019 9,342,718,039 190,786,208,250
2020 22,104,364,267 228,575,380,866
2021 5,478,952,440 806,221,575,272
7 SCPI 2012 (17,996,909,000) 441,426,609,000
2013 (12,167,465,000) 746,401,836,000
2014 (62,461,393,000) 1,323,397,641,000
2015 139,321,698,000 1,510,747,778,000
2016 134,727,271,000 1,393,083,772,000
2017 122,515,010,000 1,354,104,356,000
2018 127,091,642,000 1,635,702,779,000
2019 112,652,526,000 1,417,704,185,000
2020 218,362,874,000 1,598,281,523,000
2021 118,691,582,000 1,212,160,543,000
8 SRAJ 2012 4,725,373,212 1,236,394,210,907
2013 (55,576,720,730) 2,052,080,874,902
74
NO KODE TAHUN LABA / RUGI BERSIH TOTAL ASET
SAHAM
2014 (100,615,486,756) 1,857,958,845,605
2015 (132,580,762,168) 1,671,945,400,584
2016 (97,506,908,717) 2,303,567,501,432
2017 (101,281,094,785) 2,155,945,656,421
2018 (95,600,579,196) 2,738,883,586,047
2019 (75,774,124,275) 3,109,580,950,625
2020 (14,498,057,988) 4,346,329,088,006
2021 165,604,046,574 4,871,806,608,361
9 TSPC 2012 635,176,093,653 4,632,984,970,719
2013 638,535,108,795 5,407,957,915,805
2014 585,790,816,012 5,609,556,653,195
2015 529,218,651,807 6,284,729,099,203
2016 545,493,536,262 6,585,807,349,438
2017 557,339,581,996 7,434,900,309,021
2018 540,378,145,887 7,869,975,060,326
2019 595,154,912,874 8,372,769,580,743
2020 834,369,751,682 9,104,657,533,366
2021 877,817,637,643 9,644,326,662,784
10 EPMT 2012 402,771,606,068 4,951,682,572,380
2013 464,371,980,988 5,528,067,698,030
2014 510,664,228,818 6.190,617,606,933
2015 547,173,844,615 6,747,936,555,246
2016 556,120,695,676 7,087,269,812,003
2017 517,836,170,616 7,425,800,257,838
2018 653,250,886,056 8,322,960,974,230
2019 580,814,677,453 8.704,958,834,283
2020 679,870,547,997 9,211,731,059,218
2021 670,055,657,860 9,729,919,645,520
Sumber: https://old.idx.co.id/,2021
75
2. Data Perolehan ROA perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
I Perusahaan
19 19 19 20 22 22 22 22 22 25
manufaktur sektor
farmasi yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
selama periode
2012-2021.
II Perusahaan
- (2) (2) (3) (3) (3) (3) (3) (3) (5)
manufaktur sektor
farmasi yang tidak
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan
secara berturut-turut
mempublikasikan
laporan keuangan
selama periode
2012-2021
III Perusahaan
(2) (2) (3) (4) (4) (4) (5) (6) (4) (4)
manufaktur sektor
76
No Kriteria 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
farmasi yang tidak
menyajikan laporan
keuangan dalam
mata uang rupiah
selama periode
2012-2021.
IV Perusahaan (5) (5) (5) (2) (5) (5) (3) (3) (5) (5)
manufaktur sektor
farmasi yang
mengalami kerugian
selama periode 2012-
2021.
V Perusahaan (2) (0) (0) (0) (0) (0) (1) (0) (0) (1)
manufaktur sektor
farmasi yang tidak
memiliki
kelengkapan data
yang digunakan
dalam penelitian
selama periode 2012-
2021.
Total perusahaan yang 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
memenuhi kriteria
Tahun pengamatan 2012- 100
2021
77