Anda di halaman 1dari 10

A.

Prosedur Dasar Keselamatan Rigging dan Hoisting


Setiap personil (rigger, signal man, crane operator, maintenance, hse, dll) yang terlibat dalam
aktifitas rigging (punggah) dan hoisting (tali temali) wajib mendapatkan pelatihan keselamatan
pekerjaan rigging dan hoisting maupun mempelajari terlebih dahulu prosedur rigging yang
dimiliki perusahaan.
Operasi rigging yang aman diawali dengan mengetahui beberapa hal yaitu :
1. Berat dari beban (load) termasuk rigging hardware
2. Kapasitas hoisting devices / equipments
3. Working Load Limit (WLL) atau kapasitas angkat aman dari setiap peralatan yang dilakai
dalam kegiatan rigging (contoh : tali, sling, shackle, dll)
Saat berat total dan WLL diketahui, seorang rigging expert dan/atau rigger harus menentukan
bagimana melakukan teknik pengangkatan yang aman, sehingga beban yang diangkat tetap
dalam posisi stabil.
Beberapa aspek lain yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan kegiatan rigging :
1. WLL. Penentuan WLL tidak boleh menggunakan asumsi, setiap rigging hardware harus
disertai tagging atau tanda kapasitas aman dari pabrikan / manufacturer.
2. Kondisi Angin. Tidak boleh melakukan kegiatan rigging ketika kondisi angin dianggap
berbahaya. Ases ukuran dan bentuk beban untuk menentukan apakah kondisi angin dapat
menyebabkan bahaya pada saat operasi rigging dilakukan. Contoh : walaupun berat
beban masih dalam WLL, kondisi angin yang besar dapat menyebabkan beban menjadi
berayun atau berputar pada saat diangkat. Ayunan dan putaran ini berpotensi
menyebabkan overload pada hoisting devices.
3. Kondisi Cuaca. Ketika jarak pandang terganggu oleh hujan, debu, kabut, ataupun karena
kondisi gelap, tindakan pengamanan ekstra harus dilakukan. Contoh: dengan melakukan
pekerjaan dengan sangat lambat.
4. Komponen yang rusak. Inspeksi seluruth peralatan sebelum digunakan. Simpan secara
terpisah dan beri tanda untuk seuruh peralatan yang rusak / tidak memenuhi persyaratan.
Apabila memungkinkan segera musnahkan peralatan tersebut untuk menghindari
digunakannya peralatan teresbut oleh personil yang tidak mengetahui.
5. Kontak listrik.
Dapat terjadi kontak antara bagan dari hoist devices dengan sumber listrik. Berikut adalah jarak
aman kegiatan rigging dengan sumber listrik :

B. Menghitung Berat Beban


Dalam dokumen rigging / lifting plan berat beban harus ditentukan terlebih dahulu. Berat beban
dapat dihitung dengan menggunakan data dari katalog pabrikan, data pengiriman dari kapal, data
design, ataupun sumber lainnya. Jika data tidak tersedia, maka petugas harus menghitungnya
secara manual. Berikut adalah contoh perhitungan berat beban, yang mungkin terjadi dalam
pekerjaan sehari-hari.
Contoh : plat baja dengan panjang 6 dan lebar 3 memiliki tebal 1 . Hitunglah berat beban
apabila dua buah plat akan diangkat bersamaan menggunakan sebuah crane ?

Berat standard baja ialah 1 sqft = 40 lbs. Dengan melakukan perhitungn di dapatkan :
Berat = 2 (plat baja) x 1,5 (ketebalan) x 3 x 6 (area) x 40 (lbs / sqft,1 thick)
= 2160 pounds atau 980 kg
Jadi berat kedua plat kurang lebih 960 kg, untuk kedepannya angka ini akan dimasukan kedalam
rigging plan atau rencana punggah yang aman.
Next :
1. Memahami karakteristik tali fiber
2. Memahami karakteristik tali baja / sling
ditunggu ya kelanjutannya

MENGENALALAT BANTUANGKAT
(RIGGING DEVICE)

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang No. 1 tahun 1970
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I
No. 5/MEN/1985 Tentang : Pesawat Angkat dan Angkut
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I
No. 1 Tahun 1989 Tentang : Kualifikasi &
Syarat Operator Keran Angkat

Peraturan-Peraturan yang mengacu padaStandard Internasional

Rigging adalah pekerjaan yang direncanakan dimana obyek yang dipindahkan dari satu tempat
ke tempat yang lain dengan menggunakan alat

PERENCANAAN
1.Pengetahuan tentang barang yang akan diangkat.
2.Titik / pusat berat barang.
3.Lokasi barang yang akan diangkat.
4.Pengetahuan Alat Bantu Angkat.
Penyebab Kecelakaan

Kesalahan Manusia ( Human Error )

Kegagalan Mesin

Kegagalan alat bantu angkat.

Salah dalam memilih alat bantu angkat (ABA)

Gagal menggunakan ABA (tidak mengerti)

Overload (melibihi breaking strength)

ISTILAH-ISTILAH DALAM RIGGING


a) SWL : Safety Working Load / Beban Kerja Aman
b) Safety Factor : Suatu angka pembagi dari kekuatan putus tali,sehingga nilai
yang dihasilkan dianggap aman untuk digunakan
c)
d) Radius : Suatu jarak yang diukur dari Center Gravity ke meja putar
e) Center Of Gravity (Titik Berat) : Titik berat dari pada crane atau
barangdimana titik tersebut adalah letak untuk menentukan keseimbangan
f) Stabilitas : Crane berdiri pada landasan dalam keadaan stabil tanpaadanya
tanda
g) tanda jungkit
h) Safety Margin : Batasan antara kondisi yang stabil / berdiri pada landasan
yang kokoh dimana obyek atau crane mendekati jungkit(Tipping)
i) Tipping Condition : Kondisi dimana dalam keadaan seimbang antara bagian
belakang dan bagian depan terhadap titik jungkitnya

Hook / Block
Hoist
Lifting Device
Wire sling
Shackle
Lifting Beam
Chain sling

Radius :
Suatu jarak yang diukurdari Center Gravity kemeja putar

1. SLING (Tali kawatbaja, tali serat, dll)


2.MASTER LINK, CLAMP,SHACKLE, LOCK A LOY,EYE BOLT, dll
3.PERENTANG ANGKAT (Lifting / Spreader Beams)
MEMPERKIRAKAN BERAT BARANG

Mengetahui jenis barang


Dimensi
Lokasi
Alat Bantu Angkat
Jenis crane yang dibutuhkan
Penambahan berat 10 % - 20 % dariberat yang diketahui

PENGERTIAN SLING SLING


adalah :Tali bantu angkat dimana salah satu /kedua ujungnya bermata
WIRE ROPEad baja yang terdiri darikumpulan kawat dalam satu grup antara 6-60
atau lebih yang bersama sama membelit dalam
STRAND S TRAND

adalah :Sebuah konstruksi sederhana yangberjumlah antara 3-8 yang membelit


danmengelilingi bersama dalam
CORECORE
adalah :Inti atau poros dari Wire Rope

Strength )
( Safety
Factor )
pengaman

Faktor

Anda mungkin juga menyukai