(Crane)
PEDOMAN PEMERIKSAAN PESAWAT ANGKAT (CRANE)
Berikut saya sampaikan garis besar pedoman pemeriksaan pesawat angkat (crane).
Rencananya pedoman ini akan dicetak dalam bentuk buku yang disertai dengan
gambar dan penjelasan yang lebih detai. Doakan saja. ..Semoga Bermanfaat!
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Pesawat angkat (crane) adalah setiap peralatan mesin atau alat yang
digerakkan tenaga mekanis, tenaga listrik atau tenaga hidrolis yang dapat digunakan
sebagai mesin pengangkat termasuk rel, jalan rel atau alat pembantu lainnya, tetapi
tidak termasuk pemajat lubang naik (raise climber) yang dipasang pada sumuran
tambang. Petunjuk teknis ini berlaku dalam pengawasan/inspeksi pesawat angkat
(crane) yang meliputi overhead dan gantry crane serta mobile crane.
I.2. DASAR
1. UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
2. UU No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
3. UU No. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
6. PP No. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi
7. PP No.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemprov dan Pemkab/Kota
8. PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang
Pertambangan
9. Permen No.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas
Instalasi, Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi
10. Permen No.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi
11. Kepmen No.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum
12. Kepmen No. 255.K Tahun 1993 tentang Pelaksana Inspeksi Tambang
13. Keputusan Bersama Menteri ESDM dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.
1247.K/70/MEM/2002 dan No. 17 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Inspektur Tambang dan Angka Kreditnya
BAB II
JENIS-JENIS OVERHEAD DAN GANTRY CRANE SERTA MOBILE CRANE
BAB III
PEMERIKSAAN UMUM
Pemeriksaan umum adalah objek pemeriksaan yang berlaku pada seluruh
crane, baik overhead dan gantry crane maupun mobile crane.
6. Kurangnya lubrikasi
Wire rope pada awalnya (saat wire rope baru) telah dilumasi sebelah
dalamnya melalui inti rope yang kenyang dengan bahan lubri
kan. Namun sering mengering karena terkena panas atau terperas oleh
himpitan. Oleh karena itu, periksa lembah antara pilinan. Kurangnya lubrikasi
terlihat pada lembah yang terisi dengan gemuk yang telah mengering dan
keras atau kotoran yang memadat.
7. Terdapat kerusakan pada splice
Inspeksi yang dilakukan terhadap splice adalah: adanya kawat aus
atau putus, pilinan yang terjepit, pilinan yang kendor, fitting yang retak,
serangan karat. Jika salah satu dari cacat tersebut di atas ditemukan, maka
bagian itu harus dipotong dan dibuat splice baru.
8. Terdapat kerusakan pada penghubung akhir (end connection)
Apabila dalam melakukan inspeksi ditemukan kondisi berkarat, retak,
bengkok, aus atau digunakan secara kurang tepat maka end connection
harus diganti. Hal lain yang harus diperiksa adalah keausan thimble pada
crown-nya, tanda-tanda throat-nya menggigit ke rope dan distorsi atau
closure (kincup) akibat beban berlebihan.
BAB IV
PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan khusus adalah objek pemeriksaan yang berlaku khusus pada
overhead dan gantry crane atau khusus pada mobile crane.
IV.1 PEMERIKSAAN VISUAL DAN UJI FUNGSI UNTUK OVERHEAD DAN GANTRY
CRANE
A. Rel
1. Periksa kelurusan rel. Secara visual perhatikan kelurusan rel, bisa dilakukan
dengan menyorot lampu senter menelusuri sepanjang rel. Pastikan rel lurus.
Kemudian, lakukan uji coba dengan menggerakkan unit ke timur, barat, utara,
dan selatan. Perhatikan pergerakan dan suara pergerakkan. Pastikan
pergerakkan lancar dan suara pergerakkan halus.
2. Periksa kemungkinan adanya cacat seperti keretakan pada rel. Secara visual
perhatikan sepanjang rel, bisa dilakukan dengan menyorot lampu senter
menelusuri sepanjang rel. Pastikan tidak ada cacat pada rel.
3. Periksa adanya petunjuk arah pergerakan unit.
B. Lampu dan Alarm
1. Lampu harus berfungsi ketika unit dioperasikan.
2. Alarm harus berfungsi ketika unit dioperasikan.
3. Suara alarm harus terdengar jelas ketika unit dioperasikan.
C. Remote Control
1. Periksa kondisi fisik remote control.
Remote control harus dalam kondisi yang terawat, bersih dan tidak ada cacat.
2. Periksa fungsi remote control.
Lakukan uji pengoperasian tiap tombol yang ada:
Pastikan operator mengerti fungsi setiap tombol yang ada.
Pastikan semua tombol berfungsi dengan baik.
Pastikan semua tombol mudah dioperasikan.
3. Periksa petunjuk arah pergerakan yang ada di remote.
Pastikan petunjuk arah masih terlihat jelas.
Lakukan uji pengoperasian tiap tombol. Pastikan pergerakan unit sesuai
dengan arah yang ada pada remote control.
D. Kabel
1. Pastikan kabel tidak ada yang terlekuk.
Pastikan kabel terisolasi sempurna.
Tangga menuju Kabin (Untuk crane yang menggunakan kabin)
2. Periksa kondisi pijakan tangga.
Pijakan tangga harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak
licin.
3. Pariksa kondisi handrail atau kerangkeng
Pastikan handrail dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos, dan
ukurannya sesuai dengan genggaman tangan.
Pada tangga yang tegak lurus, maka harus ada kerangkeng. Pastikan
kerangkeng dalam kondisi baik, kokoh dan tidak keropos.
E. Platform (Untuk crane yang mempunyai kabin)
1. Periksa kondisi platform.
Platform harus kuat, tidak keropos, tidak ada cacat, dan tidak licin.
2. Periksa kondisi pagar pengaman
Pastikan pagar pengaman dalam kondisi baik, kokoh, tidak keropos,
dan dapat melindungi dari bahaya jatuh.
F. Kabin
1. Periksa rangka / dinding kabin (cabin frame wall)
Rangka/ dinding kabin harus dalam kondisi baik, kokoh dan lapisan
catnya masih baik.
2. Periksa kondisi jendela kabin.
Kaca jendela tidak pecah.
Kaca harus bersih sehingga pandangan operator jelas.
Ketika jendela ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat
masuk ke dalam kabin.
Jendela mudah untuk di buka dan ditutup.
3. Periksa kondisi pintu kabin.
Pintu dalam kondisi baik, tidak ada cacat.
Ketika pintu ditutup, pastikan udara dari luar sudah tidak dapat
masuk ke dalam kabin.
Pintu mudah untuk di buka dan ditutup.
4. Periksa lantai kabin.
Lantai kabin dalam kondisi baik, kuat, tidak ada cacat.
5. Periksa pencahayaan kabin.
Pencahayaan dalam kabin harus cukup untuk operator
mengoperasikan unit.
Periksa house keeping.
Pastikan house keeping dalam kabin baik.
6. Periksa tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain.
Operator harus mengetahui fungsi setiap tuas, pedal, tombol dan
alat pengontrol yang ada.
Pastikan label petunjuk yang ada pada setiap tombol dan alat
control lain terlihat jelas.
Lakukan uji coba pengoperasian, pastikan tuas, pedal dan alat
pengontrol dapat berfungsi dengan baik.
Ketika dilakukan uji coba, pastikan label petunjuk sesuai.
Pastikan tuas, pedal, tombol dan alat pengontrol lain mudah dalam
pengoperasiannya.
Pastikan emergency stop dapat berfungsi dengan baik.
Pastikan tersedia indicator penentu batas angkat beban aman
(LMI, Load Maximum Indicator) yang sudah dikaliberasi.
Pastikan LMI berfungsi.
7. Periksa sabuk pengaman (seat belts).
Pastikan sabuk pengaman tersedia.
Pastikan sabuk pengaman baik kondisinya.
8. Periksa Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Pastikan APAR tersedia.
Pastikan APAR tersebut telah diperiksa kondisinya.
Pastikan APAR dalam kondisi masih layak digunakan.
Pastikan operator mengerti cara penggunaan APAR
9. Periksa Alat Komunikasi Radio
Pastikan Alat Komunikasi Radio tersedia.
Pastikan Alat Komunikasi Radio dapat digunakan dengan baik.
Pastikan suara dari radio terdengar jelas.
G. Pemeriksaan Outrigger
1. Pastikan outrigger dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada crack, dan tidak
berkarat.
2. Jika dilakukan secara manual, pastikan kunci outrigger bisa berfungsi
dengan baik.
3. Pastikan terdapat safety sign. Safety sign harus terlihat jelas dan
dimengerti.
4. Pastikan outrigger sandpad dalam kondisi baik, kokoh dan tidak ada crack.
H. Pemeriksaan Boom
1. Pastikan boom dalam kondisi baik, kokoh, tidak ada deformasi, bend
(bengkok), dent (penyok), crack (retak) dan korosi.
2. Pastikan sambungan-
sambungan boom,
baut, mur dan pin
telah terpasang
dengan sempurna.
3. Harus terdapat boom angle indicator.
4. Lakukan uji coba pengoperasian. Pastikan boom angle indicator dapat
berfungsi dengan baik.
I. Load Chart
1. Pastikan terdapat load chart.
Pastikan operator memahami load chart tersebut