Anda di halaman 1dari 92

Selamat Datang

Training Mini
PT Pelabuhan Samudra Palaran
PENGENALAN ASPEK SAFETY
SCAFFOLDING GEDUNG
Bayu B Yuwono S.ST
Pengalaman kerja ( 1998 – 2016 )
 Well Service TOTAL E & P INDONESIE
• Well Maintenance TOTAL TOTAL E & P INDONESIE
• Operator lifting Support and Logistic TOTAL E & P INDONESIE
• Operattor Lifting Support and Heavy equipment TOTAL E & P
• Operator Lifting Support,ERT OIL Spill,Jetty Master and Air Ground
Crew TOTAL E & P INDONESIE
• Foreman HSE Lifting and Heavy Equipment TOTAL E & P
INDONESIE
• Hse Inspector Project TA Pertamina RU V ( 2017 )
• HSE Cordinator and Advisor PT ETI Project RDMP RU V ( 2020 )

Organisasi
Asal : Balikpapan
Email : arga.yuwono@gmail.com  ketua HSE Balikpapan
Phone : 0852.478,11008
Medsos : FB ( bayu yuwono )
 Ketua Alumni K3 Universitas Balikpapan
Ig ( yuwono bayu )  Litbang Persatuan Praktisi ahli Perancah
Indonesia ( PPAPI )
TATA TERTIB
 Materi akan di sampaikan singkat dan Padat
 Session tanya jawab akan di sampaikan setelah
Materi presentasi selesai
 Pada saat Penyampaian materi peserta posisi mute
 Menjaga Ketertiban dan Kesopanan selama Training
Sejarah Scaffolding
Pengertian Scaffolding
Metode Pendirian / Erection

Bottom to Up
 Up to Bottom
 Up to Up
Kategori Operasi Scaffolding

 Operasi Simple Scafolding


 Operasi Complex Scaffolding
Kompleksitas operasi di pengaruhi oleh

 tingkat kesulitan area /Lokasi


 Tingkat kesulitan erection /dismantling
 Bentuk scaffolding spesifik
 Skala bangunan Scaffolding
 batas ketinggian
BAHAYA SCAFFOLDING
 Bekerja Pada ketinggian
 Jatuh dari ketinggian
 Benda jatuh dari ketinggian
 Manual Handling
 Electricity
 Corosive subtances
 Pergerakan Crane and Vehichle
 Lemahnya supporting struktur
 Cuaca
Syarat-syarat Scaffolder
 Fisik
 kesehatan normal dinyatakan dengan surat keterangan
dokter
 Tidak memiliki cacat fisik dan batin
 Tidak penggugup dan ceroboh
 Mempunyai pendengaran yang baik
Kompetensi dan Sertifikasi
K3 MEMBANGUN DAN
BEKERJA AMAN
SCAFFOLDING
OSH STAKEHOLDER
Management
Government

Client

Family
TUNTUTAN BISNIS GLOBAL SCAFFOLDING

Quality Safety

Human Right
Environment
Perlengkapan seorang scaffolder
 Tagging scaffolding
 Kunci scaffolding (rachet )
 Full body harness
 Meteran
 Level meter/Water pas untuk menstabilkan
scaffolding
 Tang
KEGAGALAN PADA PERANCAH

FAILURE (TUMBANG)
Adalah Kecelakaan/ Kegagalan Struktur Perancah yang
diakibatkan karena ketidak-stabilan perancah

COLLAPSE (AMBRUK)
Adalah Kecelakaan/ Robohnya Struktur Perancah yang
diakibatkan kelebihan Beban dan atau Kesalahan design
Struktur perancah
FAILURE (TUMBANG)
COLLAPSE (AMBRUK)
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

88 % 2%
Faktor Manusia “Takdir”
(unsafe action) 10 % ( act of god)
Faktor Lingkungan
(unsafe condition)
JENIS-JENIS SCAFOLDING
Modular Scaffolding Tubular Scaffolding
Frame Scaffolding Perancah Kayu Bulat

Bamboo Scaffold
Woods scaffold
BREAKET SCAFFOLD
Mechanical Scafolding
PERANCAH TOPANG SUDUT
Bagian Bagian Scafolding
Handrail

Toe board Palang


Standard Platform pengaman
Papan Tiang vertical Lantai kerja
samping Midrail
Palang tengah

Ledger
Gelagar
memanjang

Transom
Gelagar
melintang

Ladder
Sole board Base plate Cross brace Tangga
Papan alas Plat dasar Rangka menyilang
ACESORIES FRAME SCAFFOLDING

Hand rill post

Frame scaffold attachment


Sumber: JIS G3101

UKURAN FRAME
UKURAN CROSS BREACING
NO LEBAR TINGGI BERAT NO DIAMETER PANJANG BERAT

1 610 mm 1542 mm 12,5 kg 1 21,7 mm 1850 mm 2,4 kg

2 762 mm 1700 mm 14,0 kg 2 27,2 mm 1549 mm 2,0 kg

3 27,2 mm 1251 mm 1,7 kg


3 914 mm 1930 mm 16,5 kg
FRAME SCAFFOLDING
PERSYARAAN PEMBANGUNAN
FRAME SCAFFOLDING

 Selalu Kaidah Landasan difokuskan


karena merupakan Faktor utama dalam
keamanan scaffolding.
PERSYARAAN PEMBANGUNAN FRAME SCAFFOLDING

• Rangka dipasang bersama dengan penguat menyilang


Diagonal (Cross breasing) yang dipasang secara tetap ditiap
muka perancah, Cross breasing ini memiliki ujung Pipih yang
memiliki Lubang untuk Cleats
• DILARANG mengunakan Cross Breasing yang bila Lubang telah
Rusak/ Sobek, Bengkok.
• DILARANG mengunakan Standar/Rangka Frame yang
BENGKOK, TIDAK MENYIKU, Pin Lock/ Cleats Telah
Patah/Rusak/Macet.
• Setiap Perpanjangan Rangka frame/ penyambungan keatas, Arm
Lock harus selalu terpasang
Persaryaratan Umum Rancang Bangun Frame Scaffold (1)
 

 Pembangun Perancah (scaffolder) adalah personel yang


telah mendapatkan Pelatihan dan bersertifikat
  
 Penggunaan semua material/ Part dari Frame Scaffolding
yang memenuhi standard ketentuan yang berlaku
  
 Hanya mengunakan material yang masih layak pakai
secara K3 (norma keselamatan)
  
 Dilarang mengkombinasi Material Frame Scaffolding
yang memiliki perbedaan ukuran dan kekuatan
Persaryaratan Umum Rancang Bangun Frame Scaffold (2)

 Perencanaan dan Perancangan tentang Lokasi,


Pembebanan Perancah, Kestabilan Perancah, dan
pengendalian bahaya-bahaya lain yang dapat timbul
  
 Maksimum Jarak antar Main Frame 1,85 m (Maksimum
Penggunaan Cross Breacing panjang 1,5 - 2 m)
  
 Rangka dipasang bersama dengan penguat menyilang
Diagonal (Cross breasing) yang dipasang secara tetap
ditiap muka perancah.
1 >>> Cleats Rusak, Arm
Lock Tidak Dipasang
2
2 >>> Tidak Ada Guardrail,
1 Berkerja Tidak mengunakan
3
Body harness
3>>> Tidak mengunakan
palang Pipa pengikat
horizontal, Tidk ada Putlog
PERSYARAAN PEMBANGUNAN FRAME
SCAFFOLDING
lanjutan
 Rangka diikat dengan Pipa Perancah ke Rangka Frame
pada susunan Frame Dasar dan juga dibawah Deck
Kerja yang juga berfungsi sebagai landasan Putlog bila
mengunakan Papan Kayu yang tipis
 Rangkaian Frame harus diperkuat dengan Support Pipa
perancah pada sisi luar scaffolding.
 Rangkaian Frame yang tingginya sama dengan atau
lebih dari 4 m, harus dipasang Angkor (Ties)
kekonstruksi permanen setiap 3 tahap rangkaian (3
Lifft) dan 3 Bay
PERSYARAAN PEMBANGUNAN FRAME SCAFFOLDING
lanjutan

 LantaiKerja/ Platform harus dipasang Guardrail


(Top dan MidRail)
 Scaffolding harus memiliki Acces/ Tangga
 BilaMengunakan papan kayu maka harus
mengikuti kaidah persyaratan kayu perancah
yang diizinkan sesuai kelasifikasi untuk
pengunaaan dan persyaratan pembuatan
scaffolding
3 1. Arm Lock

2. Support
1
2
3. Guardrail
2
1

1. Base Lift (Ledger maupun Transom)


2. Angkor / Ties
Dasar – dasar Scaffolding Frame
PERSYARATAN TEKNIS DAN
URUTAN MENDIRIKAN
FRAME SCAFFOLDING
SOLE-BOARD

 Fungsi dari Sole-Board (Papan Landasan) adalah untuk mencegah Jack-


Base (Sepatu Perancah) Amblas karena landasan yang lunak seperti Tanah
lunak, pasir atau tanah berlumpur dan lain.
  
  
 Ke-Harus-an pemasangan Sole-board adalah dimana perancah didirikan
diatas landasan yang lunak seperti tersebut diatas dan pada saat
perancah didirikan didaerah yang memiliki intensitas getar yang konstan,
seperti di dekat Mesin yang berpuar atau ditepi jalan lalu-lintas
kendaraan bermotor
SOLE-BOARD
ADJUSTABLE JACK-BASE

 Adj. Jack-Base harus terpasang disemua pipa vertical dari Main-frame


  
 Untuk Penggunaan/ didirikan Scaffolding didaerah Getar dan digunakan
lebih dar1 1 (satu) hari, maka Jack-Base harus di-kunci ke Sole Board
dengan Paku atau mur tanam (Baud runcing)
LEDGE PIPE

 Ledge Pipe adalah Batang Pipa Memanjang sepanjang dasar Perancah

  
  

  
  
  

  
  
LEDGE PIPE
 Fungsi Ledge Pipe sebagai Pengokoh Perancah, juga sebagai Penahan Pipa Vertikal Dasar dari Over-load
HORIZONTAL LEDGER FRAME (Lift Ledger)

 Horizontal Ledger Frame adalah


part/ bagian material yang dipasang
disetiap tahap (lift) Perancah, yang
berfungsi sebagai Pengokoh
(pengikat) Horizontal dari sruktur
rangkaian Main-frame.
  
  
  
 Horizontal Ledger Frame dipasang
minimal 1 (satu) pcs rangka
horizontal (Horizontal Ledger)
disetiap tahap (lift) yang berupa
Cat-walk atau Rangka Besi
CONNECTION (SAMBUNGAN)

 Pipa Pengunci
 (Pengunci Sambungan Frame) 
 — Bila tidak tersedia Arm Lock/Pengunci Sambungan
tersebut maka dapat dirangkai pengaman dengan Pipa
dan Clamb sebagaiPenganti

Pipa Pengunci
Palang Support/Palang Outrigger

Sudut 35˚ - 40˚


 Pada Indifendent Scaffold
 • Palang Support/ Outrigger adalah pipa
diagonal keluar truktur dari landasan
setinggi 2/3 tinggi perancah
  
40cm
 • Palang Support/Outrigger terpasang
dengan sudut kemiringan antara tiang
vertikal dan palang Support adalah 45˚
  
  
Palang Support/ Outrigger

 Palang Support/Outrigger hanya


dapat diperpanjang dengan 1
(satu) pipa

 Bila jumlah baris Kolom (bay)


perancah lebih dari 3 bay, maka
Palang Support atau Outrigger
harus terpasang setiap 2 (dua)
kolom (bay) dan saling terhubung
antar palang support/outrigger
(AS/NZS)
BATRIES/ RACKER PLAN
TANGGA PERANCAH/ LEDDER

 Lebar Tangga 40 – 60 cm
 Jarak antar anak Tangga adalah 30 cm

 Tangga harus terpasang dari dasar


Perancah sampai dengan lantai kerja
 DILARANG menjadikan Main Frame sebagai
Acces
 Perancah (terlebih Mobile
 Scaffolding)
Platform (Lantai kerja)

 TERDIRI DARI :
 PAPAN/LANDASAN KERJA
 GUARDRAIL/ HANDRAIL
 (Midle dan Top Rail)
 TOEBOAR
 PINTU/ PLATEFORM ACCESS
 Papan kerja/ Landasan Kerja
Bila Mengunakan Papan Kerja dengan Catwalk maka harus dilapisi Triplek
Kayu Lapis dengan ketebalan minimum 10 mm, atau Plate metal setebal 2
mm
GUARDRAIL/ HANDRAIL PLATEFOME

 Perancah Frame pun HARUS


  
 dilengkapi dengan Pagar Pengaman
Lantai Kerja (Guardrail/Handrail)
bila tinggi Perancah Lebih dari 1,8
M dari landasan.
  
 Atau ketinggian Perancah Lebih
dari 5 M diatas Permukaan
 Air (SOLAS Regulation)
GUARDRAIL/ HANDRAIL PLATEFOME

Guardrail Harus Terpasang Mengelilingi Lantai Kerja/ Plate Form


 
Guardrail Terdiri dari 2 Batang Palang Pengaman yaitu Toprail dan Midrail
 
Tinggi Toprail/ Palang Pengaman Atas : 90-110 cm (JIS)
 
Tinggi Midrail/ Palang Pengaman Tengah : 45 – 55 cm
 
Untuk Frame Scaffolding, Pabrik menyediakan Guardrail (Manufacture Guardrail Section) yang
sesuai untuk dirangkai pada stuktur Main Frame Scaffolding

Bilatidak tersedia Manufacture Guardrail Section, maka dapat mengunakan Pipa dan Clamb yang
dirangkai sesuai dengan ketentuan Guardrail Scaffolding (Tube and Clamb Guardrail System)
Toe Board

 Toe Board harus terpasang


mengelilingi Lantai kerja, dengan
ketinggian (lebar Papan) min. 50
cm, tebal 2,5 cm (ref. SKB 174 &
104/1986)

 Toe Board Dipasang didalam


Standard/Tiang Handrail, baik
dengan Toeboard Clamb atau
dengan Kawat Metal
Inspeksi material perancah harus diperiksa
sebelum digunakan
 Kerusakan komponen struktur
 kerusakan pada kait platform manufaktur
 perpecahan, simpul, dan busuk kering di papan
 delaminasi pada papan kayu
Komponen struktural yang bengkok, rusak, atau berkarat sebaiknya tidak
digunakan. Begitu pula dengan platform dengan kait yang rusak sebaiknya
tidak digunakan sampai benar diperbaiki. Papan yang menunjukkan kerusakan
harus dibuang dan dibuang dari lokasi sehingga tidak dapat digunakan untuk
bahan platform.
Lokasi

Sebelum memasang perancah, periksa lokasi


 kondisi tanah
 kabel overhead
 penghalang
 variasi elevasi permukaan
 lokasi dan metode tie-in.
Memeriksa lokasi secara menyeluruh terlebih dahulu akan menghilangkan banyak
masalah yang berkembang saat ereksi dan memungkinkan ereksi berjalan lancar,
efisien, dan aman.
INSPEKSI K3 PERANCAH
PEMERIKSAAN
DI LAPANGAN
INSPEKSI SEBELUM PEMASANGAN

 LOKASI
 GAMBAR & BEBAN
 SCAFFOLDER & PEKERJA
 FAKTOR-FAKTOR LAIN
PEMERIKSAAN SELAMA
MENDIRIKAN
 ALAT PELINDUNG DIRI & ALAT-ALAT,
KUNCI-KUNCI SCAFFOLDER & PEKERJA

 SAMPAI SELESAI MENDIRIKAN

 PEMERIKSAAN TERAKHIR
PEMERIKSAAN BERKALA

 HARIAN & MINGGUAN



 Pemasangan
Pemasangan klam
klam &
& kekencangan
kekencangan mur,mur, perlengkapan
perlengkapan pengaman,
pengaman, lantai
lantai
kerja,
kerja, papan,
papan, pengikatan,
pengikatan, tangga,
tangga, jala
jala pengaman
pengaman & & faktor-faktor
faktor-faktor perubahan
perubahan
yang
yang lain.
lain.

 BULANAN

 Pengujian
Pengujian papan,
papan, pengujian
pengujian tangga,
tangga, penanganan
penanganan beban,
beban, pengikatan
pengikatan &
&
perlengkapan
perlengkapan lain
lain termasuk
termasuk perlengkapan
perlengkapan yang
yang tidak
tidak digunakan
digunakan
Visual Inspection
Pastikan persyaratan jarak antar standard (lebar Bay), tinggi antar ledger
(tinggi lift) mengacu pada persyaratan pembangunan scaffolding
RANDOM TEST

 Check/ test kekencangan clamb secara


random
 Periksa/ test jalur acces scaffolding
 Test kelenturan plank/ papan Flateform
 Test system pengunci pada castrol mobile
scaffolding
PENCEGAH JATUH KOLEKTIF

 Perangkat pencegah jatuh kelompok atau kolektif adalah suatu


rangkaian peralatan untuk mencegah tenaga kerja secara kolektif
memasuki wilayah berpotensi jatuh agar terhindar dari
kecelakaan dan kerugian finansial. Perangkat pencegah jatuh
kolektif sesuai Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 9
tahun 2016 harus memenuhi persyaratan :
 Dinding, tembok pembatas, atau pagar pengaman memiliki tinggi
minimal 950 (sembilan ratus lima puluh) milimeter.
 Pagar pengaman harus mampu menahan beban minimal 0,9 (nol
koma sembilan) kilonewton.
 Celah pagar memiliki jarak vertikal maksimal 470 (empat ratus
tujuh puluh) milimeter,
 Tersedia pengaman lantai pencegah benda jatuh (toeboard)
cukup dan memadai.
Beberapa bentuk dari perangkat pencegah jatuh
kelompok antara lain :
 
Perangkat penahan jatuh kolektif

Perangkat penahan jatuh kolektif sesuai Peraturan Menteri


Ketenagakerjaan Nomor 9 tahun 2016 pasal 23 huruf b
berupa jala atau bantalan yang dipasang pada arah
jatuhan, serta harus memenuhi persyaratan :
 Dipasang secara aman ke semua angkur yang
diperlukan, dan 
 Mampu menahan beban minimal 15 (lima belas)
kilonewton, dan tidak mencederai tenaga kerja yang
jatuh.
Soft landing system dan safety net
Perlindungan Jatuh Perorangan
 Sabuk tubuh (Fullbody Harness)
 Talipembatas gerak (Work
Restraint)
Perangkat penahan jatuh menurut permen 9
tahun 2016
 Bergerak Vertikal
 Bergerak Horizontal
 Tali ganda dengan pengait dan peredam kejut
 Terpandu
 Ulur tarik otomatis (selt retract lifeline)

*Yang semuanya mampu menahan beban kejut 15 Kn


ALAT PENAHAN JATUH PERORANGAN (PERSONAL FALL
ARREST EQUIPMENT)

A nchor (Angkur)

B ody Wear (Sabuk Tubuh)

C ONNECTOR (Penghubung)
Jenis-jenis Full Body Harness

 Harness untuk Fall Arrest


 Harness untuk Tower
Climbing/Work
 Harness untuk Rope Access
 Harness untuk Confined Space
Sabuk Penahan Jatuh

 Harness untuk Fall


Arrest : terdapat
pada Dorsal dan/atau
Sternal.
Tali pengait dan peredam kejut

 Sesuai dengan Peraturan Menteri


Ketenagakerjaan Nomor 9 tahun
2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja tali pengait harus
memiliki panjang maksimal 1,8
(satu koma delapan) meter dan
mempunyai sistem penutup dan
pengunci kait otomatis.
Fungsi Peredam Kejut (Absorber)

Peredam kejut berfungsi sebagai :


 Mengurangi kekuatan tekanan maksimal dalam
menahan tubuh pekerja saat terjatuh
 Mengurangi atau mencegah kerusakan komponen fall
arester
 Mengurangi kekuatan tekanan pada anchor
Peredam Kejut
Menurut standart CSA Z259.11 shock absorber dapat meningkatkan panjang 1,2
Meter dan Akan Aktif ketika menerima beban 100 KG dan jatuh dari ketinggian
1,8 Meter
Peredam Kejut
Tali pengait pemosisi kerja
(Work Positioning Lanyard),
Carrabiner (Cincin Kait)
 Semua cincin kait yang digunakan dalam bekerja pada
bangunan tinggi memiliki mekanisme pengunci, baik
itu yang berupaPalang Ulir (Screw Gate) atau Mengunci
Sendiri (Self Locking).
Penahan Jatuh (Fall Arester)

Penahan Jatuh perorangan dengan tali ulur tarik


otomatis (Self Retracting Climbing/Mechanical
Fall Arrester),
Alat akan mengunci ketika proses jatuh
terjadi percepatan mendadak.
Penahan Jatuh (Fall Arester)
Standart Peralatan

Idealnya, standar yang mengatur


peralatan Bekerja pada Bangunan
Tinggi di Indonesia adalah yang
telah lulus uji SNI (Standar Nasional
Indonesia). Namun, melihat realitas
yang ada sampai saat ini, belum ada
SNI yang mengatur tentang peralatan
Bekerja pada Bangunan Tinggi.
Sertifikat Peralatan

Sertifikat Kesesuaian’ (Certificate of conformity)dari


setiap alat harus diperoleh. Sertifikat Kesesuaian
merupakan dokumen yang menyatakan bahwa
peralatan tersebut benar-benar telah memenuhi
persyaratan dari semua regulasi dan ketentuan yang
berlaku atas peralatan tersebut, baik itu persyaratan
keamanan, keselamatan, kesehatan, dan
perlindungan lingkungan.
Usai Pakai Peralatan
Semua peralatan Bekerja Pada Bangunan Tinggi mempunyai usia pemakaiannya, pada
umumnya untuk usia pakai peralatan yang berbahan logam tidak memiliki umur
pakai, kerusakan dapat dilihat dari kondisi secara fisik apakah masih berfungsi
dengan baik, tidak ada perubahan bentuk, serta dapat dilihat dari catatan
riwayat penggunaan alat tersebut. Untuk peralatan berbahan textile memiliki
umur pakai digunakan maupun tidak digunakan maksimum 10 tahun, ketika
digunakan bisa dilihat seberapa sering penggunaan peralatan tersebut cari lah
keterangan atau konsultasikan dengan pabrikan pembuatnya tentang rekomendasi
usia pakai untuk setiap peralatan yang bersangkutan.
Faktor keselamatan (Faktor of safety):
Metal Item - 5 : 1
Tekstil - 10 : 1
Contoh :

BL = 1500 kg (15Kn) SWL = 1500 Kg : 10 = 150 kg. (Tekstil)


BL = 1500 kg (15Kn) SWL = 1500 Kg : 5 = 300 kg. (Metal)
Prinsip Penerapan Faktor Jatuh

“Bukan terjatuh yang membuat anda cedera, tetapi karena terhenti seketika”

• Fall Factor (FF) = . Fall Distance (Jarak Jatuh) .


Length of Lanyard (Panjang Lanyard)

• 3 faktor dalam penahan jatuh (fall arrest).


– Faktor yang berhubungan terhadap posisi titik cantolan (anchorage point) dan
digunakan untuk menentukan jarak sentuh potensial dari pekerja dan yakinkan
hal ini tidak ada resiko kontak dengan bagian bawah saat jatuh.

– Fall Factor 0 – Anchorage point berada di atas kepala dimana lanyard terjaga rapi
di atas pekerja.
– Fall Factor 1 – Anchorage point sama tinggi atau sedikit ke atas rangkaian sirip
belakang pada harness.
– Fall Factor 2 – Anchorage point di bawah rangkaian sirip belakang pada harness
atau di kaki pekerja.
Prinsip Penerapan Faktor Jatuh

Fall Factor = Jarak jatuh


Panjang Tali

Anda mungkin juga menyukai