Anda di halaman 1dari 123

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN


BERTINGKAT TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS
DINAMIK MENGGUNAKAN METODE ANALISIS
RIWAYAT WAKTU

Peformance Analysis on The Structure of Irregular Multistory Building


with A Dynamic Analysis Using Time History Analysis Method.

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Disusun oleh :
ARIS SUHARTANTO WIBOWO
I 11 08 507

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN


BERTINGKAT TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS
DINAMIK MENGGUNAKAN METODE ANALISIS
RIWAYAT WAKTU

Peformance Analysis on The Structure of Irregular Multistory Building


with A Dynamic Analysis Using Time History Analysis Method.

Disusun oleh :
ARIS SUHARTANTO WIBOWO
I 11 08 507

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran


Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Edy Purwanto, ST, MT Setiono, ST, MSc


NIP. 19680912 199702 1 001 NIP. 19720224 199702 1 001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN


BERTINGKAT TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS
DINAMIK MENGGUNAKAN METODE ANALISIS
RIWAYAT WAKTU

Peformance Analysis on The Structure of Irregular Multistory Building


with A Dynamic Analysis Using Time History Analysis Method.

SKRIPSI
Disusun oleh :
ARIS SUHARTANTO WIBOWO
I 11 08 507

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret pada hari Kamis, 4 Agustus 2011 :

1. Edy Purwanto, ST, MT ---------------------------------


NIP. 19680912 199702 1 001

2. Setiono, ST, MSc ---------------------------------


NIP. 19720224 199702 1 001P. 19681007 199502 1 001

3. Agus Setiya Budi, ST, MT ---------------------------------


NIP. 19700909 199802 1 001

4. Ir. Agus Supriyadi, MT ---------------------------------


NIP. 19600322 198803 1 001

Mengetahui, Disahkan, Disahkan,


a.n. Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Ketua Program
Universitas Sebelas Maret Teknik Sipil S1 Non-Reguler
Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS Jurusan Teknik Sipil UNS

Kusno Adi Sambowo, ST, MSc , PhD Ir. Bambang Santosa, MT Edy Purwanto, ST, MT
NIP. 19691026 199503 1 002 NIP. 19590823 198601 1 001 NIP. 19680912 199702 1 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah " ( Lessing )

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam


mengatasinya adalah sesuatu yang utama

“Apabila anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka anda


telah berbuat baik terhadap diri sendiri“ ( Benyamin Franklin )

Siapa yang kalah dengan senyum, dialah pemenangnya (A. Hubard)

commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :


1. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan saya, mendukung, dan mendidik saya
selama ini.
2. Adikku Dody Dwi Prasetyo (semoga bisa jadi inspirasi buat kamu)
3. Seluruh keluargaku atas doa dan dukungannya
4. My Lovely Shinta, thanks for all ”私はあなたを愛して”
5. Teman seperjuanganku Agus Hariyanto & Laily Fatmawati
6. Teman – teman Teknik Sipil ’08 yang tidak bisa saya sebutkan satu demi
satu, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya selama ini.
7. Almamater, Universitas Sebelas Maret Surakarta

commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Aris Suhartanto Wibowo, 2011. Analisis Kinerja Struktur pada Bangunan


Bertingkat Tidak Beraturan dengan Analisis Dinamik Menggunakan Metode
Analisis Riwayat Waktu.

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi gempa. Hal ini disebabkan lokasi
Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama, yaitu
lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Filipina. Gempa yang terjadi
belakangan ini telah membuktikan bahwa masih banyak bangunan gedung yang
mengalami kerusakan ringan hingga berat bahkan sampai runtuh sehingga
menimbulkan korban jiwa. Untuk itu infrastrukur harus di desain tahan gempa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan gedung dilihat dari


displacement, drift dan base shear. Metode yang digunakan adalah analisis
dinamik riwayat waktu dengan menggunakan program ETABS. Rekaman gempa
yang digunakan antara lain El Centro 1940, Tohoku Jepang 2011, Kobe Jepang
1995, dan Gempa Jepang 1994.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya geser dari analisis riwayat waktu bila
dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940, Tohoku 201, Kobe 1995, dan
Jepang 1995 didapat aman terhadap gaya geser nominal ( V > 0,8V1). Partisipasi
massa dalam menghasilkan respons total telah melebihi 90% sesuai SNI 03 1726
2002 pasal 7.2.1 terpenuhi pada mode 13. Kinerja batas layan dan kinerja batas
ultimate yang memenuhi syarat sesuai SNI 03-1726-2002 pasal 8.1 dan pasal 8.2
adalah rekaman gempa dari El Centro 1940.

Menurut ATC-40, bila gedung di beri beban gempa El Centro 1940 maka level
kinerja gedung masuk IO (Immediate Occupancy), bila gedung di beri beban
gempa Tohoku 2011 dan gempa Jepang 1994 maka level kinerja gedung masuk C
(Collapse), bila gedung di beri beban gempa Kobe 1995 dan gempa Jepang 1994,
maka level kinerja gedung masuk DC (Damage Control).

Kata kunci : Analisis Riwayat Waktu

commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Aris Suhartanto Wibowo, 2011. Peformance Analysis on The Structure of


Irregular Multistory Building with A Dynamic Analysis Using Respons Time
History Analysis Method.

Indonesia is a country prone to earthquakes. This is due to the location of


Indonesia is situated at the confluence of four major tectonic plates, the Eurasian
plate, the Indo-Australian, Pacific, and the Philippines. The earthquake that
occurred recently have proved that there are still many buildings that suffered
minor damage to severe and even collapse, causing casualties. For that
infrastructure should be in the design of earthquake-resistant

This study aims to determine the safety of the building seen from the
displacement, drift and base shear. The method used is the time history dynamic
analysis using ETABS program. Earthquake recordings are used, among others, El
Centro, 1940, Tohoku Japan 2011, Kobe Japan 1995, and the Japanese Earthquake
of 1994.

The results showed that the shear force from time history analysis when analyzed
with El Centro 1940 earthquake record, Tohoku 201, Kobe 1995, and Japan 1995
be obtained secure against nominal shear force (V> 0.8 V1). Participation in mass
producing a total response has exceeded 90% according to SNI 03 1726 2002
article 7.2.1 are met on the mode 13. Performance and serviceability limit ultimate
performance limits are eligible in accordance with SNI 03-1726-2002 Article 8.1
and Article 8.2 is a recording of El Centro 1940 earthquake.

According to ATC-40, when the building was given the burden of El Centro 1940
earthquake the building entrance IO performance levels (Immediate Occupancy),
when the building was given the burden of Tohoku quake Japan earthquake of
2011 and 1994 then enter the building performance level C (Collapse), when the
building put the burden of the Kobe earthquake of 1995 and the Japanese
earthquake of 1994, so the level of building performance into the DC (Damage
Control).

Key words: Time History Analysis


commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
hidayah , serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisa Kinerja Struktur pada Bangunan Bertingkat tidak Beraturan dengan
Analisa Dinamik Menggunakan Metode Analisis Riwayat Waktu”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Dengan adanya penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan
wacana dan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi orang lain pada
umumnya.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak hingga selesainya skripsi
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Univeritas Sebelas Maret Surakarta.
2. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Edy Purwanto, ST, MT, dan Setiono, ST, MSc selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan arahan dalam menyusun laporan ini.
4. Ir. JB Sunardi Widjaja, MSi selaku pembimbing Akademik.
5. Rekan-rekan mahasiswa teknik sipil angkatan 2008 atas kerjasama dan
bantuannya.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pembaca, karena banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki.
Kritik dan saran akan penulis terima untuk kesempurnaan tulisan ini.

Surakarta, Agustus 2011


Penulis

commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL .................................................................. xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................ 5


2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5
2.2 Dasar Teori ........................................................................................................ 9
2.2.1 Analisis Dinamik..................................................................................... 9
2.2.2 Konsep Perencanaan gedung Tahan Gempa ......................................... 13
2.2.3 Prinsip dan Kaidah Perencanaan .......................................................... 14
2.2.3.1 Prinsip Dasar Perencanaan, Perancangan dan Pelaksanaan .... 14
2.2.3.2 Jenis Beban .............................................................................. 15
2.2.3.3 Kombinasi Pembebanan .......................................................... 19
2.2.3.4 Defleksi Lateral ....................................................................... 20
2.2.4 Ketentuan Umum Bangunan Gedung Dalam Pengaruh Gempa ........... 21
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.4.1 Faktor Keutamaan .................................................................... 21


2.2.4.2 Koefisien Modifikasi Respons (R) .......................................... 23
2.2.4.3 Wilayah Gempa ...................................................................... 24
2.2.4.4 Jenis Tanah Setempat ............................................................. 26
2.2.4.5 Penentuan Percepatan Puncak di Permukaan Tanah ................ 27
2.2.4.6 Faktor Respon Gempa ............................................................ 28
2.2.4.7 Kategori Desain Gempa (KDG) ............................................. 30
2.3 Kinerja Struktur............................................................................................... 31
2.3.1 Kinerja Batas Layan .............................................................................. 31
2.3.1 Kinerja Batas Ultimit ............................................................................ 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 33


3.1 Data Struktur Gedung ..................................................................................... 33
3.2 Tahapan Analisis ............................................................................................. 35
3.2.1 Studi Literatur ...................................................................................... 35
3.2.2 Pengumpulan data ................................................................................. 35
3.2.3 Pemodelan 3D ....................................................................................... 36
3.2.4 Perhitungan Pembebanan ...................................................................... 38
3.2.5 Analisis Riwayat Waktu........................................................................ 39
3.2.6 Proses Input Data Analisis Riwayat Waktu ke Etabs V9.50................. 43
3.2.7 Pembahasan Hasil Analisis Riwayat Waktu dari Program
ETABS V 9.5 ....................................................................................... 44

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 46


4.1 Denah Apartemen Tuning ............................................................................... 46
4.2 Konfigurasi Gedung ........................................................................................ 47
4.3 Spesifikasi Material......................................................................................... 48
4.3.1 Mutu Beton ........................................................................................... 48
4.3.2 Mutu Baja Baja Tulangan ..................................................................... 49
4.3.3 Data Elemen Struktur ............................................................................ 49
4.3.3.1 Plat Lantai ............................................................................... 49
4.3.3.2 Balok ....................................................................................... 49
4.3.3.3 Kolom ..................................................................................... 49
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.4 Pembebanan .................................................................................................... 49


4.4.1 Beban Mati ............................................................................................ 49
4.4.2 Beban Hidup ........................................................................................ 50
4.4.3. Perhitungan Pembebanan pada Struktur ............................................. 47
4.4.4. Perhitungan Beban Diluar Berat Sendiri Per m2 .................................. 48
4.4.5 Beban Gempa ........................................................................................ 49
4.4.5.1 Data Gempa ............................................................................ 52
4.4.5.2 Catatan Rekaman Gempa ......................................................... 53
4.4.5.3 Skala Intensitas Gempa ............................................................ 56
4.4.5.4 Faktor Reduksi Gempa ............................................................. 57
4.4.5.5 Tekanan Tanah pada Dinding Basement .................................. 58
4.4.5.6 Tekanan ke Atas (Uplift) Pada Lantai dan Pondasi ................. 59
4.4.5.7 Momen Inersia Massa Bangunan ............................................ 60
4.5 Hasil Analisis Displacement, Drift dan Base Shear dengan Beban Gempa ... 61
4.5.1 Hasil Analisis Displacement Beban Gempa ........................................ 61
4.5.2 Hasil Analisis Base Shear Beban Gempa ............................................. 64
4.6 Hasil Kontrol Struktur Gedung ...................................................................... 65
4.6.1 Kontrol Partisipasi Massa .................................................................... 65
4.6.2 Kontrol Gaya Geser ............................................................................. 66
4.6.3 Kinerja Batas Layan Struktur Gedung .................................................. 68
4.6.4 Kinerja Batas Ultimit Struktur Gedung ................................................ 72
4.7 Grafik Kinerja Batas Layan dan Batas Ultimate ............................................. 77
4.7.1 Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan ..................................................... 77
4.7.2 Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate ................................................. 79
4.8 Perbandingan Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas Ultimate Antar
Rekaman Rempa ............................................................................................ 81
4.9 Kontrol Displacement .................................................................................... 88
4.10 Kontrol Displacement Antara Pushover dengan Time History.................... 92
4.11 Level Kinerja Struktur Berdasarkan ATC-40 .............................................. 96
4.11.1 Rekaman Gempa El Centro 1940........................................................ 96
4.11.2 Rekaman Gempa Tohoku 2011........................................................... 96
4.11.3 Rekaman Gempa Kobe 1995 .............................................................. 97
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.11.4 Rekaman Gempa Jepang 1994 ............................................................ 97


4.12 Output Etabs ................................................................................................ 98

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 100


5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 100
5.2 Saran.............................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103


DAFTAR LAMPIRAN

commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Beban Hidup Pada Lantai Gedung ....................................................... 16
Tabel 2.2 Berat Sendiri Bahan Bangunan ............................................................. 18
Tabel 2.3 Berat Sendiri Komponen Gedung ......................................................... 18
Tabel 2.4. Deformation Limit berbagai Kinerja ATC-40...................................... 21
Tabel 2.5 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur lainnyan untuk beban
gempa ................................................................................................................... 21
Tabel 2.6 Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan 23
Tabel 2.7 Koefisien modifikasi respon (R) ........................................................... 24
Tabel 2.8 Jenis-jenis tanah berdasar RSNI 1726-2010 ......................................... 26
Tabel 2.9 Faktor amplifikasi untuk PGA (FPGA) (ASCE 7-10) .......................... 27
Tabel 2.10 Kategori Lokasi Fa untuk Menentukan Nilai Ss ................................ 28
Tabel 2.11 Kategori Lokasi Fv untuk Menentukan Nilai S1 ................................. 28
Tabel 2.12 Kategori Desain Gempa (KDG) Berdasarkan Parameter Percepatan
Perioda Pendek ...................................................................................................... 30
Tabel 2.13 Kategori Desain Gempa (KDG) Berdasarkan Parameter Percepatan
Perioda 1,0 detik ................................................................................................... 31
Tabel 2.14 Kategori Desain Gempa (KDG) dan Resiko Kegempaan ................... 31
Tabel 3.1. Deskripsi Gedung................................................................................. 33
Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung .............................................................................. 46
Tabel 4.2. Mutu Beton Gedung B Apartemen Tuning .......................................... 48
Tabel 4.3 Tipe Balok ............................................................................................. 47
Tabel 4.4 Tipe Kolom ........................................................................................... 49
Tabel 4.5. Berat Struktur Perlantai........................................................................ 50
Tabel 4.6. Skala Gempa Untuk Analisis Riwayat Waktu ..................................... 57
Tabel 4.7. Momen Inersia Lantai Bangunan ......................................................... 60
Tabel 4.8 Simpangan Horisontal (Displacement) Gempa El Centro 1940 ........... 61
Tabel 4.9 Simpangan Horisontal (Displacement) Gempa Tohoku Jepang 2011 .. 62
Tabel 4.10 Simpangan Horisontal (Displacement) Gempa Kobe Jepang 1995 .... 62
Tabel 4.11 Simpangan Horisontal (Displacement) Gempa Jepang 1994 ............. 63
Tabel 4.12 Base shear Gempa El Centro 1940 ..................................................... 64
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13 Base shear Gempa Tohoku Jepang 2011 ............................................ 64


Tabel 4.14 Base shear Gempa Kobe Jepang 1995 ................................................ 64

Tabel 4.15 Base shear Gempa Jepang 1994 ......................................................... 64


Tabel 4.16 Hasil dari Modal Partisipasi Massa Rasio........................................... 65
Tabel 4.17 Kontrol Base Shear Gempa El Centro 1940 ...................................... 67
Tabel 4.18 Kontrol Base Shear Gempa Tohoku Jepang 2011 ............................. 67
Tabel 4.19 Kontrol Base Shear Gempa Kobe Jepang 1995 ................................. 67
Tabel 4.20 Kontrol Base Shear Gempa Jepang 1994 ........................................... 67
Tabel 4.21 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa El Centro
1940 ..................................................................................................... 68
Tabel 4.22 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Tohoku
Jepang 2011 ......................................................................................... 69
Tabel 4.23 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Kobe
Jepang 1995 ......................................................................................... 70
Tabel 4.24 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Jepang
1994 ..................................................................................................... 71
Tabel 4.25 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa El
Centro 1940 ......................................................................................... 73
Tabel 4.26 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Tohoku
Jepang 2011 ......................................................................................... 74
Tabel 4.27 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Kobe
Jepang 1995 ......................................................................................... 75
Tabel 4.28 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Jepang
1994 ..................................................................................................... 76
Tabel 4.29 Kontrol kinerja batas layan arah X ..................................................... 81
Tabel 4.30 Kontrol kinerja batas layan arah Y ..................................................... 82
Tabel 4.31 Kontrol kinerja batas ultimate arah X ................................................. 82
Tabel 4.32 Kontrol kinerja batas ultimate arah Y ................................................. 83
Tabel 4.33 Kontrol Displacement arah X ............................................................. 88
Tabel 4.34 Kontrol Displacement arah Y ............................................................. 89
Tabel 4.35 Perbandingan displacement arah X ..................................................... 92
Tabel 4.36 Perbandingan displacement arah Y ..................................................... 93
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tampak Apartemen Tuning ............................................................... 2


Gambar 2.2. Diagram Beban (P) - Waktu (t) .......................................................... 9
Gambar 2.3. Defleksi Lateral .................................................................................. 7
Gambar 2.4. Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk percepatan puncak (PGA . 25
Gambar 2.5. Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk S1 ..................................... 25
Gambar 2.6. Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk SS ..................................... 26
Gambar 2.7. Desain Respon Spektrum ................................................................. 29
Gambar 3.1 Tampak Apartemen Tuning .............................................................. 34
Gambar 3.2 Denah Apartemen Tuning ................................................................. 34
Gambar 3.3 Sistem koordinat yang digunakan dalam program ETABS .............. 37
Gambar 3.4. Accelerogram gempa El Centro 1940 .............................................. 39
Gambar 3.5. Accelerogram gempa Tohoku Jepang 2011 ..................................... 40
Gambar 3.6. Accelerogram gempa Kobe Jepang 1995 ......................................... 41
Gambar 3.7. Accelerogram gempa Jepang 1994 .................................................. 42
Gambar 3.8. Diagram alir proses input beban gempa .......................................... 43
Gambar 3.9 Diagram alir analisis riwayat waktu. ................................................ 45
Gambar 4.1. Tampak Samping Apartemen Tuning Gedung B ............................ 46
Gambar 4.2. Denah lantai 2 dan lantai 2’ B ......................................................... 46
Gambar 4.3. Accelerogram gempa El Centro 1940 .............................................. 53
Gambar 4.4. Accelerogram gempa Tohoku Jepang 2011 ..................................... 54
Gambar 4.5. Accelerogram gempa Kobe Jepang 1995 ......................................... 55
Gambar 4.6. Accelerogram gempa Jepang 1994 .................................................. 56
Gambar 4.7. Data tanah ......................................................................................... 58
Gambar 4.8. Beban tekanan tanah......................................................................... 59
Gambar 4.9. Beban uplift ...................................................................................... 59
Gambar 4.10. Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa El
Centro 1940 ........................................................................................................... 77

commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.11. Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa
Tohoku Jepang 2011 ............................................................................................. 77
Gambar 4.12. Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa
Kobe Jepang 1995 ................................................................................................. 78
Gambar 4.13. Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa
Jepang 1994........................................................................................................... 78
Gambar 4.14. Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
El Centro 1940 ...................................................................................................... 79
Gambar 4.15. Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Tohoku Jepang 2011 ............................................................................................. 79
Gambar 4.16. Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Kobe Jepang 1995 ................................................................................................. 80
Gambar 4.17. Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Jepang 1994........................................................................................................... 80
Gambar 4.18. Grafik Kinerja Batas Layan Antar Rekaman Gempa Arah X ....... 84
Gambar 4.19. Grafik Kinerja Batas Layan Antar Rekaman Gempa Arah Y ....... 85
Gambar 4.20. Grafik Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah X ... 86
Gambar 4.21. Grafik Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah Y ... 87
Gambar 4.22. Grafik Kontrol Displacement Arah X ........................................... 90
Gambar 4.23. Grafik Kontrol Displacement Arah Y ........................................... 91
Gambar 4.24. Perbandingan Displacement Rekaman Gempa dengan Pushover
Arah X ............................................................................................................... 94
Gambar 4.25. Perbandingan Displacement Rekaman Gempa dengan Pushover
Arah X ............................................................................................................... 95
Gambar 4.26. Displacement Akibat Beban Gempa Arah X ................................. 98
Gambar 4.27. Displacement Akibat Beban Gempa Arah Y ................................. 99

commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Berat Tiap Lantai


Lampiran B Input Data Etabs
Lampiran C Output Data Etabs
Lampiran D Langkah Etabs V 9.50

commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

B = Panjang gedung pada arah gempa yang ditinjau (m)


C = Faktor respons gempa dari spektrum respons
Ct = Koefisien pendekatan waktu getar alamiah untuk gedung beton
bertulang menurut UBC 97
Ec = Modulus elastisitas beton
E = Beban Gempa
e = Eksentrisitas antara pusat masa lantai dan pusat rotasi
Fa = Koefisien periode pendek
Fv = Koefisien periode 1.0 detik
f’c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (MPa)
fy = Mutu baja / kuat leleh yang disyaratkan untuk tulangan (Mpa)
fys = Mutu tulangan geser/sengkang (Mpa)
g = Percepatan gravitasi
Hn = Tinggi gedung
I = Faktor keutamaan
k = Kekakuan struktur
M = Momen
n = Jumlah tingkat
N = Nomor lantai tingkat paling atas
P-∆ = Beban lateral tambahan akibat momen guling yang terjadi oleh
beban gravitasi yang titik tangkapnya menyimpan kesamping yang
disebabkan oleh beban gempa lateral (N-mm)
q = Beban merata (Kg/m2)
qD = Beban mati merata (Kg/m2)
qL = Beban hidup merata (Kg/m2)
R = Faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang
bersangkutan
SS = Parameter respon spektra percepatan pada periode pendek
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

S1 = Parameter respon spektra percepatan pada periode 1 detikk


SS = Lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis respon site
spesifik
T = Waktu getar gedung pada arah yang ditinjau (dt)
Teff = Waktu getar gedung effektif (dt)
T1 = Waktu getar alami fundamental (dt)
V = Gaya geser dasar (ton)
Vi = Gaya geser dasar nominal (ton)
Vn = Gaya geser gempa rencana (ton)
Wi = Berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai (ton)
Wt = Berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai (ton)
Zi = Ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral (m)
∆ roof = Displacement atap
ζ = Koefisien pengali dari jumlah tingkat struktur gedung yang
membatasi waktu getar alami fundamental struktur gedung,
bergantung pada wilayah gempa
ξ (ksi) = Faktor pengali dari simpangan struktur gedung akibat pengaruh
gempa rencana pada taraf pembebanan nominal untuk
mendapatkan simpangan maksimum struktur gedung pada saat
mencapai kondisi diambang keruntuhan
γ (Gamma) = factor beban secara umum
∑(Sigma) = Tanda penjumlahan

commit to user
xix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
xx
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Aris Suhartanto Wibowo, 2011. Analisis Kinerja Struktur pada Bangunan


Bertingkat Tidak Beraturan dengan Analisis Dinamik Menggunakan Metode
Analisis Riwayat Waktu.

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi gempa. Hal ini disebabkan lokasi
Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik utama, yaitu
lempeng Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, dan Filipina. Gempa yang terjadi
belakangan ini telah membuktikan bahwa masih banyak bangunan gedung yang
mengalami kerusakan ringan hingga berat bahkan sampai runtuh sehingga
menimbulkan korban jiwa. Untuk itu infrastrukur harus di desain tahan gempa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan gedung dilihat dari


displacement, drift dan base shear. Metode yang digunakan adalah analisis
dinamik riwayat waktu dengan menggunakan program ETABS. Rekaman gempa
yang digunakan antara lain El Centro 1940, Tohoku Jepang 2011, Kobe Jepang
1995, dan Gempa Jepang 1994.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya geser dari analisis riwayat waktu bila
dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940, Tohoku 201, Kobe 1995, dan
Jepang 1995 didapat aman terhadap gaya geser nominal ( V > 0,8V1). Partisipasi
massa dalam menghasilkan respons total telah melebihi 90% sesuai SNI 03 1726
2002 pasal 7.2.1 terpenuhi pada mode 13. Kinerja batas layan dan kinerja batas
ultimate yang memenuhi syarat sesuai SNI 03-1726-2002 pasal 8.1 dan pasal 8.2
adalah rekaman gempa dari El Centro 1940.

Menurut ATC-40, bila gedung di beri beban gempa El Centro 1940 maka level
kinerja gedung masuk IO (Immediate Occupancy), bila gedung di beri beban
gempa Tohoku 2011 dan gempa Jepang 1994 maka level kinerja gedung masuk C
(Collapse), bila gedung di beri beban gempa Kobe 1995 dan gempa Jepang 1994,
maka level kinerja gedung masuk DC (Damage Control).

Kata kunci : Analisis Riwayat Waktu

commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Aris Suhartanto Wibowo, 2011. Peformance Analysis on The Structure of


Irregular Multistory Building with A Dynamic Analysis Using Respons Time
History Analysis Method.

Indonesia is a country prone to earthquakes. This is due to the location of


Indonesia is situated at the confluence of four major tectonic plates, the Eurasian
plate, the Indo-Australian, Pacific, and the Philippines. The earthquake that
occurred recently have proved that there are still many buildings that suffered
minor damage to severe and even collapse, causing casualties. For that
infrastructure should be in the design of earthquake-resistant

This study aims to determine the safety of the building seen from the
displacement, drift and base shear. The method used is the time history dynamic
analysis using ETABS program. Earthquake recordings are used, among others, El
Centro, 1940, Tohoku Japan 2011, Kobe Japan 1995, and the Japanese Earthquake
of 1994.

The results showed that the shear force from time history analysis when analyzed
with El Centro 1940 earthquake record, Tohoku 201, Kobe 1995, and Japan 1995
be obtained secure against nominal shear force (V> 0.8 V1). Participation in mass
producing a total response has exceeded 90% according to SNI 03 1726 2002
article 7.2.1 are met on the mode 13. Performance and serviceability limit ultimate
performance limits are eligible in accordance with SNI 03-1726-2002 Article 8.1
and Article 8.2 is a recording of El Centro 1940 earthquake.

According to ATC-40, when the building was given the burden of El Centro 1940
earthquake the building entrance IO performance levels (Immediate Occupancy),
when the building was given the burden of Tohoku quake Japan earthquake of
2011 and 1994 then enter the building performance level C (Collapse), when the
building put the burden of the Kobe earthquake of 1995 and the Japanese
earthquake of 1994, so the level of building performance into the DC (Damage
Control).

Key words: Time History Analysis


commit to user
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1.1. LATAR BELAKANG

Gempamerupakanhasilpelepasanenergisecaratiba-tiba di dalamkerakbumi yang


menimbulkanenergi.Energiinikeluardaripusatgempadalambentukgelombang yang
disebutgelombangseismikdanmemancarkesegalaarah.Tingkat
kerusakanakibatgelombanginijugaberbeda-
bedatergantungdaribesarnyakekuatangempa, jarakdaripusatgempa, system
pondasi,massadangeometribangunan, dan lain-lain.

Indonesia merupakannegara yang rawanterjadigempa.Hal inidisebabkanlokasi


Indonesia yang terletakpadapertemuanempatlempengtektonikutama, yaitulempeng
Eurasia, Indo-Australia, Pasifik, danFilipina.Gempa yang
terjadibelakanganinitelahmembuktikanbahwamasihbanyakbangunangedung yang
mengalamikerusakanringanhinggaberatbahkansampairuntuhsehinggamenimbulkanko
rbanjiwa.Gempabumitidakmungkindicegahdansulitsekaliuntukdiramalkankapanterja
dinya, dimanalokasinya, danberapamagnitudenya.Olehsebabitu, infrastruktur yang
ada di Indonesia harusdirencanakanterhadapbebangempa.

Gambar 1.1 Indonesia denganEmpatLempengTektonikUtama


Sumber :Google (2011)

commit to user
2

Pengaruh gempa harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung sertaberbagai


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bagian dan peralatannya secara umum. Akibat pengaruh gemparencana, struktur
gedung secara keseluruhan harus masih berdiri, walaupunsudah berada dalam
kondisi di ambang
keruntuhan.Secaraumumanalisastrukturterhadapgempadibagimenjadi 2 macam,
yaitu:
a. Analisisstatikekivalen, berupagayahorisontal (Px, Py) yang
diberikanpadalantaitiapstruktur.
b. Analisisdinamik (time historydanrespons spectrum), berupagelombangrambatan
yang berdasarkan datagempasebelumnya yang diterapkanpadabasestruktur,
dandianalisadengankondisi non linier.

Padapenelitianinikitamenggunakananalisisdinamikdenganmetodeanalisisriwayatwakt
uuntukmengetahuipengaruhgedungterhadapkekuatangempa.Model
strukturdiberikansuatucatatanrekamangempayang adadanresponsstruktur di
hitunglangkah demi langkahpada interval waktutertentu.

Penelitian ini mengacu pada hasil Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bernama Astuning Hariri dengan judul
Tugas Akhir Apartemen di Bandung dengan Penekanan Arsitektur Hemat Energi.
Serta melanjutkan penelitian dari Anindityo Budi Prakosomahasiswa Teknik Sipil
yang berjudul Evaluasi Kinerja Seismik Struktur Beton dengan Analisis Pushover
Prosedur A menggunakan Program ETABS V9.50.

Gambar 1.1. Tampak Apartemen Tuning

commit to user
3
Sumber : Astuning Hariri (2008)
1.2. RUMUSAN MASALAH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan latar belakang yang telahdiuraikan di
atasmakarumusanmasalahiniadalahbagaimanamenganalisiskinerjastrukturdengananal
isisriwayatwaktu yang ditinjauberdasarkandisplacement, drift, base shear.

1.3. BATASAN MASALAH

Penelitian ini akan diberi batasan-batasan masalah agar kerja dapat lebih terarah dan
tidak meluas. Batasan-batasan masalah yang digunakan adalah :
1. Struktur yang digunakan adalah struktur beton bertulang.
2. Rekaman gempa yang digunakan adalah4 rekaman gempa, yaitu:
a) Nama gempa : El Centro 1940
Magnitude : 7,1 SR
b) Nama gempa : Tohoku EarthquakeJepang 2011
Magnitude : 9 SR
Lokasi stasiun gempa : Stasiun Sendai Government Office Bldg. #2
Jarak epicentral : 174 Km
c) Nama gempa : Kobe Jepang 1995
Magnitude : 7.2 SR
Lokasi stasiun gempa : Stasiun Hachinohe City Hall (HCN)
Jarak epicentral : 76 Km
d) Nama gempa : Jepang 1994
Magnitude : 8.2 SR
Lokasi stasiun gempa : Hiroo Town Office (HRO)
Jarak epicentral : 375 Km
3. Sistem struktur yang direncanakan adalah :
a. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus.
b. Dual System (kombinasi sistem rangka pemikul momen dan sistem dinding
struktural).
4. Bangunan yang ditinjau adalah bangunan bertingkat 10 tidak simetris.

commit to user
4
5. Analisa gaya gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dengan peta gempa terbaru
(Peta Hazard Gempa Indonesia 2010).
perpustakaan.uns.ac.id
6. Jenis pondasi yang digunakan adalah pondasi bor pile. digilib.uns.ac.id

7. Analisisstrukturditinjaudalam 3 dimensimenggunakanbantuansoftware ETABS


v9.5
8. Tidak meninjau aspek ekonomis dan keindahan gedung.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Adapuntujuandaripenelitianiniadalahmenganalisiskinerjastrukturdengananalisisriway
atwaktu yang ditinjauberdasarkandisplacement, drift, base shear.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapatdiambildaripenelitianiniadalah :


1. Mengetahuipengaruhkekuatangempabumiyang diberikanterhadapgedung.
2. Memberikanpemahamanterhadappenggunaansoftware ETABS v9.5
khususnyadalamdesainstrukturbeton portal 3 dimensi.
3. Memberikanpemahamantentanganalisisgempadinamik.

commit to user
5

BAB 2
TINJAUAN
perpustakaan.uns.ac.id PUSTAKA DAN DASAR TEORI
digilib.uns.ac.id

2.1. Tinjauan Pustaka

Menurut Daniel L. Schodek (1999), gempa bumi dapat terjadi karena fenomena
getaran dengan kejutan pada kerak bumi. Faktor utama adalah benturan pergesekan
kerak bumi yang mempengaruhi permukaan bumi. Gempa bumi ini menjalar dalam
bentuk gelombang. Gelombang ini mempunyai suatu energi yang dapat
menyebabkan permukaan bumi dan bangunan diatasnya menjadi bergetar. Getaran
ini nantinya akan menimbulkan gaya-gaya pada struktur bangunan karena struktur
cenderung mempunyai gaya untuk mempertahankan dirinya dari gerakan.

Menurut Chen dan Lui (2006), pengertian secara umum, gempa bumi merupakan
getaran yang terjadi pada permukaan tanah yang dapat disebabkan oleh aktivitas
tektonik, vulkanisme, longsoran termasuk batu, dan bahan peledak. Dari semua
penyebab tersebut di atas, goncangan yang disebabkan oleh peristiwa tektonik
merupakan penyebab utama kerusakan struktur dan perhatian utama dalam kajian
tentang bahaya gempa.

Menurut Mc.Cormac (2002), hal yang perlu diperhatikan adalah kekuatan bangunan
yang memadai untuk memberikan kenyamanan bagi penghuninya terutama lantai
atas. Semakin tinggi bangunan, defleksi lateral yang terjadi juga semakin besar pada
lantai atas.

Menurut UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk mencegah
terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga kriteria
standar sebagai berikut:
a. Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecil.
b. Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural tetapi
bukan merupakan kerusakan struktural.

commit to user
6
c. Diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan non-struktural pada gempa
kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut SNI-1726-2002 pasal 1.3 dilakukannya perencanaan ketahanan gempa


untuk struktur gedung bertujuan untuk :
a. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh runtuhnya gedung akibat gempa
yang kuat.
b. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan sampai sedang, sehingga
masih dapat diperbaiki.
c. Membatasi ketidaknyamanan penghunian bagi penghuni gedung ketika terjadi
gempa ringan sampai sedang
d. Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung.

Menurut Applied Tecnology Council (ATC)-40, kriteria-kriteria struktur tahan gempa


adalah sebagai berikut :
1. Immediate Occupancy (IO)
Bila gempa terjadi, struktur mampu menahan gempa tersebut, struktur tidak
mengalami kerusakan struktural dan tidak mengalami kerusakan non struktural.
Sehingga dapat langsung dipakai.
2. Life Safety (LS)
Struktur gedung harus mampu menahan gempa sedang tanpa kerusakan struktur,
walaupun ada kerusakan pada elemen non-struktur.

3. Collapse Pervention (CP)


Struktur harus mampu menahan gempa besar tanpa terjadi keruntuhan struktural
walaupun struktur telah mengalami rusak berat, artinya kerusakanb struktur
boleh terjadi tetapi harus dihindari adanya korban jiwa manusia.

Menurut Daniel L. Schodek (1999), bahwa pada struktur stabil apabila dikenakan
beban, struktur tersebut akan mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang lebih
kecil dibandingkan struktur yang tidak stabil. Hal ini disebabkan karena pada
struktur yang stabil memiliki kekuatan dan kestabilan dalam menahan beban.

commit to user
7
Stabilitas merupakan hal yang sulit di dalam perencanaan struktur yang merupakan
gabungan dari elemen-elemen. Untuk memperjelas mengenai stabilitas struktur akan
perpustakaan.uns.ac.id
diilustrasikan dalam Gambar 2.2. digilib.uns.ac.id

(a) Susunan kolom dan balok (b) Ketidakstabilan terhadap beban horisontal

(c) Tiga metode dasar untuk menjamin kestabilan struktur sederhana meliputi :
penopang diagonal, bidang geser dan titik hubung kaku.

(d) Setiap metode yang dipakai untuk menjamin kestabilan pada struktur harus
dipasang secara simetris. Apabila tidak, dapat terjadi efek torsional pada
struktur.
Gambar 2.1. Kestabilan Struktur Portal.
Sumber :Daniel L. Schodek (1999)

Pada Gambar 2.1(a) struktur stabil karena struktur belum mendapatkan gaya dari
luar, apabila suatu struktur dikenakan gaya horisontal maka akan terjadi

commit to user
8
deformasiseperti yang terlihat pada Gambar 2.1(b). Hal ini disebabkan karena
struktur tidak mempunyai kapasitas yang cukup untuk menahan gaya horisontal dan
perpustakaan.uns.ac.id
struktur tidak mempunyai kemampuan untuk mengembalikan bentuk digilib.uns.ac.id
struktur ke
bentuk semula apabila beban horisontal dihilangkan sehingga akan terjadi simpangan
horisontal yang berlebihan yang dapat menyebabkan keruntuhan.

Menurut Daniel L. Schodek (1999),terdapat beberapa carauntuk menjamin kestabilan


struktur seperti pada Gambar 2.1(c). Cara pertama dengan menambahkan elemen
struktur diagonal pada struktur, sehingga struktur tidak mengalami deformasi
menjadi jajaran genjang seperti pada Gambar 2.1(b). Hal ini disebabkan karena
dengan menambahkan elemen struktur diagonal gaya-gaya yang dikenakan pada
struktur akan disebarkan keseluruh bagian termasuk ke elemen diagonal, gaya-gaya
yang diterima masing-masing struktur akan berkurang sehingga simpangan yang
dihasilkan lebih kecil. Cara kedua adalah dengan menggunakan dinding geser.
Elemennya merupakan elemen permukaan bidang kaku, yang tentunya dapat
menahan deformasi akibat beban horisontal dan simpangan horisontal yang akan
dihasilkan akan lebih kecil. Cara ketiga adalah dengan mengubah hubungan antara
elemen struktur sedemikian rupa sehingga perubahan sudut untuk suatu kondisi
pembebanan tertentu. Hal ini dengan membuat titik hubung kaku diantara elemen
struktur sebagai contoh meja adalah struktur stabil karena adanya titik hubung kaku
di antara setiap kaki meja dengan permukaan meja yang menjamin hubungan sudut
konstan di antara elemen tersebut, sehingga struktur menjadi lebih kaku. Dalam
menentukan letak bresing maupun dinding geser hendaknya simetris. Hal ini untuk
menghindari efek torsional.

Menurut Widodo (2001),beban dinamik menimbulkan respon yang berubah-ubah


menurut waktu, maka struktur yang bersangkutan akan ikut bergetar/ada gerakan.
Dalam hal ini bahan akan melakukan resistensi terhadap gerakan dan pada umumnya
dikatakan bahan yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk meredam
getaran. Dengan demikian pada pembebanan dinamik, akan terdapat peristiwa
redaman yang hal ini tidak ada pada pembebanan statik.

commit to user
9
2.2. DASAR TEORI

2.2.1 Analisis Dinamik


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Secara umum analisis struktur terhadap beban gempa dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
1. Analisis beban statik ekuivalen adalah suatu cara analisis struktur dimana
pengaruh gempa pada struktur dianggap sebagai beban statik horizontal yang
diperoleh dengan hanya memperhitungkan respons ragam getar yang pertama.
Biasanya distribusi gaya geser tingkat ragam getar yang pertama ini di
sederhanakan sebagai segitiga terbalik.
2. Analisis dinamik adalah analisis struktur dimana pembagian gaya geser gempa
di seluruh tingkat diperoleh dengan memperhitungkan pengaruh dinamis
gerakan tanah terhadap struktur. Analisis dinamik terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Analisis ragam respons spektrum dimana total respons didapat melalui
superposisi dari respons masing-masing ragam getar.
b. Analisis riwayat waktu adalah analisis dinamis dimana pada model struktur
diberikan suatu catatan rekaman gempa dan respons struktur dihitung langkah
demi langkah pada interval tertentu.
Untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh gempa rencana harus ditinjau
sebagai pengaruh pembebanan gempa dinamik, sehingga analisisnya harus dilakukan
berdasarkan analisis respons dinamik.

Gambar 2.2. Diagram Beban (P) - Waktu (t)


Sumber : www.mafiosodeciviliano.com (Mei 2011)
Analisis dinamik untuk perancangan struktur tahan gempa dilakukan jika diperlukan
evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta
untuk mengetahui perilaku dari struktur akibat pengaruh gempa. Pada struktur
bangunan tingkat tinggi atau struktur dengan bentuk atau konfigurasi yang tidak

commit to user
10
teratur. Analisis dinamik dapat dilakukan dengan cara elastis maupun inelastis. Pada
cara elastis dibedakan Analisis Ragam Riwayat Waktu(Time History Modal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analysis) pada cara ini diperlukan rekaman percepatan gempa dan Analisis Ragam
Spektrum Respons(Response Spectrum Modal Analysis), dimana pada cara ini
respons maksimum dari tiap ragam getar yang terjadi didapat dari Spektrum Respons
Rencana (Design Spectra). Pada analisis dinamik elastis digunakan untuk
mendapatkan respons struktur akibat pengaruh gempa yang sangat kuat dengan cara
integrasi langsung(Direct Integration Method). Analisis dinamik elastis lebih sering
digunakan karena lebih sederhana.

Untuk struktur gedung yang tidak beraturan yang tidak memenuhi struktur gedung
beraturan, pengaruh gempa rencana terhadap struktur gedung tersebut harus
ditentukan melalui analisis respons dinamik 3 dimensi. Untuk mencegah terjadinya
respons struktur gedung terhadap pembebanan gempa yang dominan dalam rotasi
dari hasil analisis vibrasi bebas 3 dimensi, paling tidak gerak ragam pertama
(fundamental) harus dominan dalam translasi.(SNI 03-1726-2002)

Analisis dinamik untuk menentukan pembagian gaya geser tingkat akibat gerakan
tanah oleh gempa dan dapat dilakukan dengan cara analisis ragam spektum respons.
Pembagian gaya geser tingkat tersebut adalah untuk menggantikan pembagian beban
geser dasar akibat gempa sepanjang tinggi gedung pada analisis beban statik
ekuivalen. Pada analisis ragam spektum respons, sebagai spektrum percepatan
respons gempa rencana harus dipakai diagram koefisien gempa dasar (C) untuk
wilayah masing-masing gempa. Nilai C tersebut tidak berdimensi sehingga respons
masing-masing ragam merupakan respon relatif.

Untuk stuktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu-waktu getar alami yang
berdekatan harus dilakukan dengan metoda yang dikenal dengan Kombinasi
Kuadratik Lengkap (Complete Quadratic Combination atau CQC). Waktu getar
alami harus dianggap berdekatan, apabila selisih nilainya kurang dari 15%. Untuk
struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu getar alami yang berjauhan,
penjumlahan respon ragam tersebut dapat dilakukan dengan metoda yang dikenal

commit to user
11
dengan Akar Jumlah Kuadrat (Square Root of the Sum of Squares atau SRSS) (SNI
03-1726-2002)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pada ilmu statika keseimbangan gaya-gaya didasarkan atas kondisi statik, artinya
gaya-gaya tersebut tetap intesitasnya, tetap tempatnya dan tetap arah/ garis kerjanya.
Gaya-gaya tersebut dikategorikan sebagai beban statik. Kondisi seperti ini akan
berbeda dengan beban dinamik dengan pokok-pokok perbedaan sebagai berikut ini :
a. Beban dinamik adalah beban yang berubah-ubah menurut waktu (time varying)
sehingga beban dinamik merupakan fungsi dari waktu.
b. Beban dinamik umumnya hanya bekerja pada rentang waktu tertentu. Untuk
gempa bumi maka rentang waktu tersebut kadang-kadang hanya beberapa detik
saja. Walaupun hanya beberapa detik saja namun beban angin dan beban gempa
misalnya dapat merusakkan struktur dengan kerugian yang sangat besar.
c. Beban dinamik dapat menyebabkan timbulnya gaya inersia pada pusat massa
yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan.
d. Beban dinamik lebih kompleks dibanding dengan beban statik, baik dari bentuk
fungsi bebannya maupun akibat yang ditimbulkan. Asumsi-asumsi kadang perlu
diambil untuk mengatasi ketidakpastian yang mungkin ada pada beban dinamik.
e. Karena beban dinamik berubah-ubah intensitasnya menurut waktu, maka
pengaruhnya terhadap struktur juga berubah-ubah menurut waktu. Oleh karena
itu penyelesaian problem dinamik harus dilakukan secara berulang-ulang bersifat
penyelesaian tunggal (single solution), maka penyelesaian problem dinamik
bersifat penyelesaian berulang-ulang (multiple solution).

f. Sebagai akibat penyelesaian yang berulang-ulang maka penyelesaian struktur


dengan beban dinamik akan lebih mahal dan lebih lama.

Menurut Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung SNI 01-
1726-2002, Struktur gedung ditetapkan sebagai struktur gedung beraturan, apabila
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10
tingkat atau 40 m.

commit to user
12
2. Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan
kalaupunmempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut.
3. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun
mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15% dari
ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi coakan tersebut.
4. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban
lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama
orthogonal denah struktur gedung secara keseluruhan.
5. Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun
mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung
yang menjulang dalam masing-masing arah, tidak kurang dari 75% dari ukuran
terbesar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur
rumah atap yang tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dianggap
menyebabkan adanya loncatan bidang muka.
6. Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya
tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak adalah suatu tingkat, di
mana kekakuan lateralnya adalah kurang dari 70% kekakuan lateral tingkat di
atasnya atau kurang dari 80% kekakuan lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan lateral suatu tingkat adalah gaya
geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan satu satuan simpangan antar-
tingkat.
7. Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya
setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari 150% dari berat lantai
tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak perlu
memenuhi ketentuan ini.
8. Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem penahan beban
lateral yang menerus, tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila perpindahan
tersebut tidak lebih dari setengah ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.
9. Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang atau
bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada

commit to user
13
lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak boleh
melebihi 20% dari jumlah lantai tingkat seluruhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh Gempa Rencana dapat ditinjau sebagai
pengaruh beban gempa statik ekuivalen, sedangkan untuk gedung tidak beraturan
harus ditinjau dengan analisis respon dinamik.

i. Konsep Perencanaan Gedung Tahan Gempa

Menurut Tjokrodimulyo (2007), struktur tahan gempa adalah struktur yang tahan
(tidak rusak dan tidak runtuh) apabila terlanda gempa, bukan struktur yang semata-
mata (dalam perencanaan) sudah diperhitungkan dengan beban gempa.

Dalam perencanaan bangunan tahan gempa struktur yang didesain harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Di bawah gempa ringan (gempa dengan periode ulang 50 tahun dengan
probabilitas 60% dalam kurun waktu umur gedung) struktur harus dapat
berespon elastik tanpa mengalami kerusakan baik pada elemen struktural (balok,
kolom, pelat dan pondasi struktur) dan elemen non struktural (dinding bata,
plafond dan lain lain).
b. Di bawah gempa sedang (gempa dengan periode ulang 50-100 tahun) struktur
bangunan boleh mengalami kerusakan ringan pada lokasi yang mudah
diperbaiki yaitu pada ujung-ujung balok di muka kolom, yang diistilahkan sendi
plastis, struktur pada tahap ini disebut tahap First Yield yang merupakan
parameter penting karena merupakan batas antara kondisi elastik (tidak rusak)
dan kondisi plastis (rusak) tetapi tidak roboh atau disingkat sebagai kondisi
batas antara beban gempa ringan dan gempa kuat.
c. Di bawah gempa kuat (gempa dengan periode ulang 200-500 tahun dengan
probabilitas 20%-10% dalam kurun waktu umur gedung) resiko kerusakan harus
dapat diterima tapi tanpa keruntuhan struktur. Jadi, kerusakan struktur pada saat
gempa kuat terjadi harus didesain pada tempat-tempat tertentu sehingga mudah
diperbaiki setelah gempa kuat terjadi.

commit to user
14
ii. Prinsip dan Kaidah Perancangan

perpustakaan.uns.ac.id
1. Prinsip Dasar Perencanaan, Perancangan dan Pelaksanaandigilib.uns.ac.id

Prinsip-prinsip dasar perlu diperhatikan dalam perencanaan, perancangan dan


pelaksanaan struktur bangunan beton bertulang tahan gempa yaitu :
1. Sistem struktur yang digunakan haruslah sesuai dengan tingkat kerawanan daerah
dimana struktur bangunan tersebut berada terhadap gempa.
2. Aspek kontinuitas dan integritas struktur bangunan perlu diperhatikan. Dalam
pendetailan penulangan dan sambungan-sambungan, unsur-unsur struktur
bangunan harus terikat secara efektif menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan
struktur secara menyeluruh.
3. Konsistensi sistim struktur yang diasumsikan dalam desain dengan sistim struktur
yang dilaksanakan harus terjaga.
4. Materi beton yang digunakan haruslah memiliki daya tahan yang tinggi
dilingkungannya.
5. Unsur-unsur arsitektural yang memiliki masa yang besar harus terikat dengan
kuat pada sistem portal utama dan harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap
sistem struktur.
6. Metode pelaksanaan, sistem quality control dan quality assurance dalam tahapan
konstruksi harus dilaksanakan dengan baik dan harus sesuai dengan kaidah yang
berlaku.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa besarnya gaya gempa yang diterima
struktur bangunan pada dasarnya dipengaruhi oleh karakteristik gempa yang tejadi,
karakteristik tanah dimana bangunan berada dan karakteristik struktur bangunan.
Karakteristik struktur bangunan yang berpengaruh diantaranya bentuk bangunan,
massa bangunan, beban gravitasi yang bekerja, kekakuan dan lain-lain.

2. Jenis Beban

Beban yang akan ditanggung oleh suatu struktur atau elemen struktur tidak selalu
dapat diramalkan sebelumnya. Meski beban-beban tersebut telah diketahui dengan
baik pada salah satu lokasi struktur tertentu, distribusi dari elemen yang satu ke

commit to user
15
elemen yang lain pada keseluruhan struktur masih membutuhkan asumsi dan
pendekatan. Jenis beban yang biasa digunakan dalam bangunan gedung meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Beban Lateral, yang terdiri atas :


1) Beban Gempa
Besarnya simpangan horisontal (drift) bergantung pada kemampuan struktur dalam
menahan gaya gempa yang terjadi. Apabila struktur memiliki kekakuan yang besar
untuk melawan gaya gempa maka struktur akan mengalami simpangan horisontal
yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur yang tidak memiliki kekakuan yang
cukup besar. Menurut SNI 03-1726-2002 pasal 15.11.2.3, untuk mensimulasikan
arah pengaruh Gempa Rencana yang sembarang terhadap struktur gedung baja,
pengaruh pembebanan gempa dalam arah utama harus dianggap efektif 100% dan
harus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh gempa dalam arah tegak lurus
pada arah utama tetapi efektifitasnya hanya sebesar minimal 30% tapi tidak lebih
dari 70%.

2) Beban Angin
Beban angin pada struktur terjadi karena adanya gesekan udara dengan permukaan
struktur dan perbedaan tekanan dibagian depan dan belakang struktur. Beban angin
tidak memberi konstribusi yang besar terhadap struktur dibandingkan dengan beban
yang lainnya. Menurut Schodek(1999), besarnya tekanan yang diakibatkan angin
pada suatu titik akan tergantung kecepatan angin, rapat massa udara, lokasi yang
ditinjau pada stuktur, perilaku permukaan struktur, bentuk geometris struktur,
dimensi struktur.

b. Beban Gravitasi, yang terdiri atas :


1) Beban Hidup
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan
suatu gedung dan ke dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa

commit to user
16
hidup gedung tersebut, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan pada lantai
dan atap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beban hidup dapat menimbulkan lendutan pada struktur, sehingga harus


dipertimbangkan menurut peraturan yang berlaku agar struktur tetap aman. Menurut
Schueller (1998), beban yang disebabkan oleh isi benda-benda di dalam atau di atas
suatu bangunan disebut beban penghunian (occupancy load). Beban ini mencakup
beban peluang untuk berat manusia, perabot partisi yang dapat dipindahkan, lemari
besi, buku, lemari arsip ,perlengkapan mekanis dan sebagainya.

Tabel 2.1 Beban Hidup Pada Lantai Gedung


No Lantai gedung Beban Satuan
1. Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang 200 Kg/m2
disebut dalam no 2.
2. Lantai tangga rumah tinggal sederhana dan gudang- 125 Kg/m2
gudang tidak penting yang bukan untuk took, pabrik
atau bengkel.
3. Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, took, toserba, 250 Kg/m2
restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit.
4. Lantai ruang olah raga. 400 Kg/m2
5. Lantai dansa. 500 Kg/m2
6. Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk 400 Kg/m2
pertemuan yang lain dari yang disebut dalam no 1 s/d
5, seperti masjid, gereja, ruang pagelaran, ruang
rapat, bioskop dan panggung penonton dengan
tempat duduk tetap.
7. Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap 500 Kg/m2
atau untuk penonton berdiri.
8. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut 300 Kg/m2
dalam no 3.
9. Tangga, bordes tangga dan gang dari yang disebut 500 Kg/m2
dalam no 4,5,6 dan 7.
10. Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam no 250 Kg/m2
3,4,5,6 dan 7.
11. Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, 400 Kg/m2
ruang arsip, took buku, took besi, ruang alat-alat dan
ruang mesin harus direncanakan terhadap beban
hidup yang ditentukan tersendiri dengan minimum.

12. Lantai gedung parkir bertingkat :


¾ Untuk lantai bawah 800 Kg/m2
¾ Untuk lantai tinggkat lainnya 400 Kg/m2

commit to user
17
13. Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus 300 Kg/m2
direncanakan terhadap beban hidup dari lantai yang
berbatasan dengan minimum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung (Standar Nasional Indonesia
1983.hal.11)

2). Beban Mati


Beban mati (DL) adalah berat dari semua bagian gedung yang bersifat tetap. Beban
mati terdiri dari dua jenis, yaitu berat struktur itu sendiri dan superimpossed
deadload (SiDL). Beban superimpossed adalah beban mati tambahan yang
diletakkan pada struktur, dimana dapat berupa lantai (ubin/keramik), peralatan
mekanik elektrikal, langit-langit, dan sebagainya. Perhitungan besarnya beban mati
suatu elemen dilakukan dengan meninjau berat satuan material tersebut berdasarkan
volume elemen. Berat satuan (unit weight) material secara empiris telah ditentukan
dan telah banyak dicantumkan tabelnya pada sejumlah standar atau peraturan
pembebanan
Tabel 2.2 Berat Sendiri Bahan Bangunan
No Bahan bangunan Beban Satuan
1 Baja 7850 Kg/m3
2 Batu alam 2600 Kg/m3
3 Batu belah, batu bulat, batu gunug ( berat tumpuk ) 1500 Kg/m3
4 Batu karang ( berat tumpuk ) 700 Kg/m3
5 Batu pecah 1450 Kg/m3
6 Besi tuang 7250 Kg/m3
7 Beton ( 1 ) 2200 Kg/m3
2
8 Beton bertulang ( ) 2400 Kg/m3
9 Kayu ( kelas 1 ) ( 3 ) 1000 Kg/m3
Kerikil, koral (kering udara sampai lembab, tanpa
10 1650 Kg/m3
diayak)
11 Pasangan bata merah 1700 Kg/m3
12 Pasangan batu belah, batu bulat, batu gunung 2200 Kg/m3
13 Pasangan batu cetak 2200 Kg/m3
14 Pasangan batu karang 1450 Kg/m3
15 Pasir ( kering udara sampai lembab ) 1600 Kg/m3
16 Pasir ( jenuh air ) 1800 Kg/m3
17 Pasir kerikil, koral ( kering udara sampai lembab ) 1850 Kg/m3
18 Tanah, lempung dan lanau (kering udara sampai 1700 Kg/m3
lembab)
19 Tanah, lempung dan lanau ( basah ) 2000 Kg/m3
20 Timah hitam ( timbel ) 1140 Kg/m3
Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung (Standar Nasional Indonesia
1983)

commit to user
18

Tabel 2.3 Berat Sendiri Komponen Gedung


No
perpustakaan.uns.ac.id Komponen gedung Beban Satuan
digilib.uns.ac.id
1 Adukan, per cm tebal :
¾ Dari semen 21 Kg/m2
¾ Dari kapur, semen merah atau tras 17 Kg/m2
2 Aspal, termasuk bahan-bahan mineral penambah, per cm 14 Kg/m2
tebal
3 Dinding pasangan bata merah :
¾ Satu batu 450 Kg/m2
¾ Setengah batu 250 Kg/m2
4 Dinding pasangan batako :
¾ Berlubang :
ƒ Tebal dinding 20 cm ( HB 20 ) 200 Kg/m2
ƒ Tebal dinding 10 cm ( HB 10 ) 120 Kg/m2
¾ Tanpa lubang
ƒ Tebal dinding 15 cm 300 Kg/m2
ƒ Tebal dinding 10 cm 200 Kg/m2
5 Langit-langit dan dinding ( termasuk rusuk-rusuknya,
tanpa penggantung langit-langit atau pengaku ), terpadu
dari :
¾ Semen asbes ( eternity dan bahan lain sejenis ),
dengan tebal maksimum 4mm. 11 Kg/m2
¾ Kaca, dengan tebal 3-4 mm. 10 Kg/m2
6 Penggantung langit-langit ( dari kayu ), dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s. minimum 0,80 m. 40 Kg/m2
7 Penutup atap genting dengan reng dan usuk / kaso per m2
bidang atap. 50 Kg/m2
8 Penutup atap sirap dengan reng dan usuk / kaso, per m2
bidang atap. 40 Kg/m2
9 Penutup atap seng gelombang ( BWG 24 ) tanpa gording 10 Kg/m2
10 Penutup lantai dari ubin semen Portland, teraso dan
beton, tanpa adukan, per cm tebal. 21 Kg/m2
11 Semen asbes gelombang ( tebal 5 mm ) 11 Kg/m2
12 Ducting AC dan penerangan 30,6 Kg/m2
Sumber : Peraturan pembebanan Indonesia untuk bangunan gedung (Standar Nasional Indonesia
1983.hal.11-12)

commit to user
19
2.2.33.3 Komb
binasi Pem
mbebanan
n

Mennurut SNI 2847-20002 pasal 11.2,


perpustakaan.uns.ac.id 1 komb
binasi bebban yang dipakai ddalam pen
nelitian
digilib.uns.ac.id
ini yyaitu :
a. U = 1,4 D
b. U = 1,2 D + 1,6 L
c. U = 0,9 D + 1,0E
d. U = 1,2 D + 1,0L + 1,0E

mana:
Dim
U = Kuat Peerlu
D = Beban Mati
M
L = Beban Hidup
H
E = Beban Gempa
G

2.2.33.4 Deflek
ksi Lateraal

mpangan horisontaal (drift)) harus dipertimb


Besaarnya sim bangkan sesuai dengan
d
peratturan yan
ng berlakuu, yaitu kiinerja battas layan struktur dan
d kinerjja batas ultimit.
u
Mc.C
Cormac (1981 ) m
menyatakaan bahwa simpangaan strukturr dapat dinnyatakan dalam
bentuuk Drift Indeks
I sepperti pada Gambar 2.3
2

Gam
mbar 2.3. Defleksi
D L
Lateral
Sumberr : Mc.Corm
mac (1981 )

commit to user
20
Drift Indeks dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.1 :


Drift Indeks =
perpustakaan.uns.ac.id (2.1)
digilib.uns.ac.id
h
Dimana :

∆ = besar defleksi maksimum yang terjadi (m)

h = ketinggian struktur portal (m)

Besarnya drift Indeks tergantung pada besarnya beban-beban yang dikenakan pada
struktur.
Tabel 2.4. Deformation Limit berbagai Kinerja ATC-40
PERFORMANCE LEVEL
Interstory Drift Immediate Damage Life Safety Structural
Limit Occupancy Control Stabiliity
Maximum total 0,01 0,01 – 0,02 0,02 0,33Vi/Pi
Roof Displ. Ratio
(Xmax/H)
Maximum 0,001 0,005 – 0,015 No Limit No Limit
Inelastic Drift
Sumber :Applied Technology Council, Seismic Evaluation and Retrofit Of Concrete Buildings,Report ATC-40,(Redwood
City:ATC,1996),Table 8-4,p.8-19

2.2.4 Ketentuan Umum Bangunan Gedung Dalam Pengaruh Gempa.

2.2.4.1 Faktor Keutamaan

Untuk berbagai kategori gedung bergantung pada probabilitas terjadinya keruntuhan


struktur gedung selama umur gedung yang diharapkan. Pengaruh gempa rencana
terhadap struktur gedung harus dikalikan dengan suatu faktor keutamaan (I).

Tabel 2.5 Kategori Resiko Bangunan Gedung dan Struktur lainnyan untuk beban
gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan struktur lainnyan yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk tidak dibatasi untuk :
- Fasilitas Pertanian. I
- Fasilitas sementara tertentu
- Fasilitas gedung yang kecil
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
II
resiko I,II,IV

commit to user
21
Gedung dan struktur lainnyan yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk tidak dibatasi untuk :
- Gedung dan stuktur lainnya dimana terdapat lebih dari 300 orangdigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang menghuninya.
- Gedung dan stuktur lainnya day care berkapasitas lebih dari 150
orang.
- Gedung dan struktur lainnya dengan fasilitas sekolah dasar atau
sekolah menengah berkapasitas lebih besar dari 250 orang
Gedung dan struktur lainnya dengan kapasitas lebih 500 orang
untuk gedung perguruan tinggi atau fasilitas pendidikan untuk
orang dewasa.
- Fasilitas kesehatan dengan kapasitas 50 atau lebih pasien inap,
tetapi tidak memiliki fasilitas badah dan unit gawat darurat.
- Penjara atau rumah tahanan.
Gedung dan struktur lainnyan, tidak termasuk kedalam kategori resiko III
IV, yang memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang
besar dan /atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-
hari bila terjadi kegagalan, termasuk tetapi tidak dibatasi untuk :
- Pusat Pembangkit Energi.
- Fasilitas Pengolahan Air Bersih.
- Fasilitas Pengolahan Air Kotor dan Limbah.
- Pusat Telekomunikasi.
Gedung dan struktur lainnyan, tidak termasuk kedalam kategori resiko
IV, (termasuk tetapi tidak dibatasi untuk fsilitas manufaktur,proses
penanganan penyimpsnsn, Penggunaan atau tempat penyimpanan bahan
bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan
yang mudah meledak), yang mengandung bahan beracun atau peledak
dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan
bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lain yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
tetapi tidak dibatasi untuk :
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat.
- Fasilitas pemadam kebakaran, ambulance dan kantor polisi serta
kendaraan darurat.
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya. IV
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas
lainnya untuk tanggap darurat.
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat.
- Struktur tambahan ( termasuk tidak dibatasi untuk, tower
telekomunikasi, tangki penyimpan bahan bakar, tower pendingin,
struktur stasiun listrik,tangki air pemadam kebakaran atau struktur

commit to user
22
rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan
pemadam kebakaran) diisyaratkan dalam kategori resiko IV untuk
operasi pada saat keadaan darurat
perpustakaan.uns.ac.id
- Tower. digilib.uns.ac.id
- Fasilitas penampung air dan struktur pompa yang dibutuhkan untuk
meningkatkan tekanan air pada saat memadamkan kebakaran
- Gedung dan struktur lainnya yang memiliki fungsi yang penting
terhadap sistem pertahanan nasional.
Gedung dan struktur lainnya (termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk
fasilitas manufaktur, proses, penanganan , penyimpanan, penggunaan
atau tempat penyimpanan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya) yang mengandung bahan yang sangat
beracun dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
disyarakan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan
bahaya bagi nasyarakat bila terjadi kebocoran.
Gedung dan struktur lainnya yang mengandung bahan yang beracun,
sangat beracun atau mudah meledak dapat dimasukkan dalam kategori
resiko yang lebih rendah bilamana dapat dibuktikan dengan memuaskan
dan berkekuatan hukum melalui kajian bahaya bahwa kebocoran bahan
beracun dan mudah meledak tersebut tidak akan mengancam kehidupan
masyarakat. Penurunan kategori resiko ini tidak diijinkan jika gedung
atau struktur lainnya tersebut juga merupakan fasilitas yang penting.
Gedung dan struktur lainnya yang dibutuhkan untuk mempertahankan
struktur bangunan lain yang masuk kedalam kategori resiko IV
Fasilitas pembangkit energi yang tidak memasok energi untuk kebutuhan
nasional dapat dimasukkan kedalam kategori resiko II
Sumber : RSNI 1726-2010

Tabel 2.6Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan


Kategori Resiko Banguan Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,50
Sumber : RSNI 1726-2010

2.2.4.2 Koefisien Modifikasi Respons (R)

Koefisien modifikasi respon, rasio antara beban gempa maksimum akibat pengaruh
Gempa Rencana pada struktur gedung elastik penuh dan beban gempa nominal
akibat pengaruh Gempa Rencana pada struktur gedung daktail, bergantung pada
faktor daktilitas struktur gedung tersebut, faktor reduksi gempa representatif struktur
gedung tidak beratutan.

commit to user
23
Tabel 2.7Koefisien modifikasi respon (R)

perpustakaan.uns.ac.id Koefisien Modifikasi


digilib.uns.ac.id
Sistim Penahan- Gaya Gempa
Respon (R)

C. SISTEM RANGKA PENAHAN MOMEN


1. Rangka momen baja khusus 8
2. Rangka momen rangka batang baja khusus 7
3. Rangka momen baja menengah 4,5
4. Rangka momen baja biasa 3,5
5. Rangka momen beton bertulang khusus 8
6. Rangka momen beton bertulang menengah 5
7. Rangka momen beton bertulang biasa 3
8. Rangka momen baja dan beton komposit khusus 8
9. Rangka momen komposit menengah 8
10. Rangka momen terkekang parsial komposit 5
11. Rangka momen komposit biasa 3
12. Rangka momen Cold Form khusus dengan baut 3,5
Sumber : RSNI 1726-2010

Nilai faktor daktilitas struktur gedung µ di dalam perencanaan struktur gedung dapat
dipilih menurut kebutuhan, tetapi tidak boleh diambil lebih besar dari nilai faktor
daktilitas maksimum µm yang dapat dikerahkan oleh masing-masing sistem atau
subsistem struktur gedung.

2.2.4.3 Wilayah Gempa


Menurut peta hazard gempa Indonesia 2010, meliputi peta percepatan puncak (PGA)
dan respon spektra percepatan di batuan dasar (SB) untuk perioda pendek 0.2 detik
(Ss) dan untuk periode 1.0 detik (S1) dengan redaman 5% mewakili tiga level hazard
gempa yaitu 500, 1000 dan 2500 tahun atau memiliki kemungkinan terlampaui 10%
dalam 50 tahun, 10% dalam 100 tahun, dan 2% dalam 50 tahun. Definisi batuan
dasar SB adalah lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang memiliki memiliki
kecepatan rambat gelombang geser (Vs) mencapai 750 m/detik dan tidak ada lapisan
batuan lain di bawahnya yang memiliki nilai kecepatan rambat gelombang geser
yang kurang dari itu. Pada Perencanaan Apartemen Tunning digunakan wilayah
gempa yang disusun berdasarkan peta respon spektrum percepatan untuk periode
pendek 0,2 detik di batuan dasar SB untuk probabilitas terlampaui 10% dalam 50
tahun (redaman 5%).

commit to user
24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.4.Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk percepatan puncak (PGA)


Sumber : RSNI 1726-2010

Gambar 2.5. Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk S1


Sumber : RSNI 1726-2010

commit to user
25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.6. Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk SS


Sumber : RSNI 1726-2010

2.2.4.4 Jenis Tanah Setempat


Perambatan gelombang Percepatan Puncak Efektif Batuan Dasar (PPEBD) melalui
lapisan tanah di bawah bangunan diketahui dapat memperbesar gempa rencana di
muka tanah tergantung pada jenis lapisan tanah. Pengaruh gempa rencana di muka
tanah harus ditentukan dari hasil analisis perambatan gelombang gempa dari
kedalaman batuan dasar ke muka tanah dengan menggunakan gerakan gempa
masukan dengan percepatan puncak untuk batuan dasar (SNI 03-1726-2002). RSNI
Gempa 2010 menetapkan jenis-jenis tanah di Indonesia menjadi 4 kategori, yaitu
Tanah Keras, Tanah Sedang, Tanah Lunak, dan Tanah Khusus yang identik dengan
Jenis Tanah versi UBC berturut-turut SC, SD, SE, dan SF.

Tabel 2.8Jenis-jenis tanah berdasar RSNI 1726-2010


Sifat tanah rata-rata untuk 30 m teratas
Kelas Profil Tanah Kecepatan N SPT Kuat geser
Lokasi (deskrpsi umum) rambat (cohesionles niralir
gelombang soil layers) (KPa)
(m/s)
A Hard Rock >1500 Diasumsikan tidak ada di
B Rock 760 – 1500 Indonesia
C Very Dense Soil and Soft
360 – 760
Rock > 50 > 100
(≥ 350)
(Tanah Keras)

commit to user
26
D Stiff Soil Profile 180-360
15 - 50 50 - 100
(Tanah Sedang) (175-350)
E Soft Soil Profile < 180
perpustakaan.uns.ac.id < 15 < 50
digilib.uns.ac.id
(Tanah Lunak) (<175)
F Membutuhkan evaluasi khusus
(Tanah Khusus)
SUMBER :RSNI 1726-2010

2.2.4.5 Penentuan Percepatan Puncak di Permukaan Tanah


Besarnya percepatan puncak di permukaan tanah diperoleh dengan mengalikan
faktor amplifikasi untuk PGA (FPGA) dengan nilai PGA yang diperoleh dari
Gambar 2.4. Besarnya FPGA tergantung dari klasifikasi site yang didasarkan pada
Tabel 2.8 dan nilainya ditentukan sesuai Tabel 2.9.

Tabel 2.9Faktor amplifikasi untuk PGA (FPGA) (ASCE 7-10)


Klasifikasi Site SPGA
(Sesuai Tabel 2.7) PGA ≤ 0.1 PGA = 0.2 PGA= 0.3 PGA = 0.4 PGA ≥ 0.5
Batuan Keras (SA) 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
Batuan (SB) 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tanah Sangat Padat
1.2 1.2 1.1 1.0 1.0
dan Batuan Lunak (SC)
Tanah Sedang (SD) 1.6 1.4 1.2 1.1 1.0
Tanah Lunak (SE) 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
Tanah Khusus (SF) SS SS SS SS SS
Sumber : RSNI 1726-2010

Keterangan:
SPGA = Nilai PGA di batuan dasar (SB) mengacu pada Peta Gempa Indonesia
2010 (gambar 2.4)
SS = Lokasi yang memerlukan investigasi geoteknik dan analisis respon
spesifik.
Percepatan puncak di permukaan tanah dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan berikut:
PGAM = FPGA x SPGA......................................................(2.1)
Dimana:
PGAM = nilai percepatan puncak di permukaan tanah berdasarkan klasifikasi site.
FPGA = faktor amplifikasi untuk PGA.

commit to user
27
2.2.4.6 Faktor ResponGempa
Faktor respon gempa dinyatakan dalam percepatan gravitasi, besarnya nilai faktor
perpustakaan.uns.ac.id
respon gempa diperoleh dari perhitungan S dan S . digilib.uns.ac.id
S 1

Tabel 2.10 Kategori Lokasi Fa untuk Menentukan Nilai Ss


Site
Ss ≤ 0,25 Ss = 0,5 Ss = 0,75 Ss = 1,0 Ss ≥ 1,20
Class
A 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
B 1 1 1 1 1
C 1.2 1.2 1.1 1 1
D 1.6 1.4 1.2 1.1 1
E 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9
F Lihat Pasal 4.5
Catatan : Gunakan interpolasi linier untuk angka tengah Ss
Sumber : RSNI 1726-2010

Tabel 2.11 Kategori Lokasi Fvuntuk Menentukan Nilai S1

Site Mapped Maximum Consideret Earthquike Spectral


Class Response Acceleration Parameterr at 1-s periode

S1< 0.1 S1 = 0.2 S1 = 0.3 S1 = 0.4 S1> 0.5


A 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
B 1 1 1 1 1
C 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
D 2.4 2 1.8 1.6 1.5
E 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4
F Lihat pasal 4.5
Catatan : Gunakan interpolasi linier untuk angka tengah S1
Sumber : RSNI 1726-2010

commit to user
28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 2.7.Desain Respon Spektrum


Sumber : RSNI 1726-2010

Keterangan :
SS = Parameter respon spektra percepatan pada perioda pendek, yang didapat dari
Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk SS.
S1 = Parameter respon spektra percepatan pada perioda 1-detik, yang didapat dari
Peta Wilayah gempa di Indonesia untuk S1.
Fa = Parameter respon spektra percepatan untuk gempa maksimum yang ditinjau,
bergantung pada kelas lokasi dan nilai SS.
Fv = Parameter respon spektra percepatan untuk gempa maksimum yang ditinjau,
bergantung pada kelas lokasi dan nilai S1.
SDS= Parameter respon spektra percepatan desain. (2/3.Fa.SS)
SDS= Parameter respon spektra percepatan desain. (2/3.Fv.S1)
T = Perioda

commit to user
29
2.2.4.7 Kategori Desain Gempa (KDG).

Pengklasifikasian ini dikenakan pada struktur berdasar Kategori Resiko


perpustakaan.uns.ac.id Banguan
digilib.uns.ac.id
(KRB) dan tngkat kekuatan gerakan tanah akibat gempa yang diantisipasi dilokasi
struktur banguan.

KDG : A
B
C Resiko gempa meningkat.

D Persyaratan desain dan detailing


gempa meningkat.
E
F

Kategori desain gempa dievaluasi berdasarkan parameter respon percepatan periode


pendek dan berdasarkan parameter respon percepatan periode 1,0 detik.

Tabel 2.12 Kategori Desain Gempa (KDG) Berdasarkan Parameter Percepatan


Perioda Pendek.
Nilai SDS Kategori Resiko Bangunan (KRB)
I atau II III Iv
SDS < 0,167 A A A
0,167 < SDS < 0,33 B B B
0,330 < SDS < 0,50 C C C
0,500 < SDS D D D

SUMBER :RSNI 1726-2010

commit to user
30
Tabel 2.13 Kategori Desain Gempa (KDG) Berdasarkan Parameter Percepatan
Perioda 1,0 detik.
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai S digilib.uns.ac.id
Kategori Resiko Bangunan (KRB)
D1

I atau II III Iv
SDS < 0,067 A A A
0,067 < SDS < 0,133 B B B
0,133 < SDS < 0,20 C C C
0,20 < SDS D D D
Sumber : RSNI 1726-2010

Tabel 2.14 Kategori Desain Gempa (KDG) dan Resiko Kegempaan.


Kode Tingkat Resiko Kegempaan
Rendah Menengah Tinggi
KDG KDG KDG
RSNI 1726-10
A,B C D,E,F
SRPMB/mM/K SRPMM/K SRPMK
Sumber :RSNI 1726-2010

b. Kinerja Struktur

i. Kinerja Batas Layan

Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan oleh simpangan antar-tingkat akibat
pengaruh gempa rencana, yaitu untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan
peretakan beton yang berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan nonstruktur
dan ketidaknyamanan penghuni. Simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari
simpangan struktur gedung tersebut akibat pengaruh gempa nominal yang telah
dibagi faktor skala.

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur gedung, dalam segala hal
simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak boleh
0,03
melampaui kali tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, bergantung yang
R
mana yang nilainya terkecil.

commit to user
31
ii. Kinerja Batas Ultimit

Kinerja batas ultimit struktur gedung ditentukan oleh simpangan digilib.uns.ac.id


perpustakaan.uns.ac.id dan simpangan
antar-tingkat maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana dalam
kondisi struktur gedung di ambang keruntuhan, yaitu untuk membatasi kemungkinan
terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia
dan untuk mencegah benturan berbahaya antar gedung atau antar bagian struktur
gedung yang dipisah dengan sela pemisah (seladelatasi). Simpangan dan simpangan
antar tingkat ini harus dihitung dari simpangan struktur gedung akibat pembebanan
gempa nominal, dikalikan dengan suatu faktor pengali ξ tertera pada Persamaan 2.2
dan 2.3 :

a. Untuk struktur gedung beraturan :


ξ = 0,7 R………………………………………………………(2.2)

b. Untuk struktur gedung tidak beraturan :


0, 7 R
ξ = ……………………………………………..(2.3)
FaktorSkal a

dengan R adalah faktor reduksi gempa struktur gedung tersebut.

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit struktur gedung, dalam segala hal
simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak boleh
melampaui 0,02 kali tinggi tingkat yang bersangkutan.

commit to user
32

BAB 3

perpustakaan.uns.ac.id METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id

2.5 Data Struktur Gedung

Pada penelitian ini dilakukan pada Apartemen Tuning Gedung B yang berada di
daerah Bandung. Struktur gedung beton bertulang dengan ketinggian 10 lantai.
Bangunan tersebut berdiri di atas basement sedalam tiga lapis. Fungsi utama
bangunan adalah sebagai tempat hunian dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
pendukungnya.

Tabel 3.1. Deskripsi Gedung


Gedung B
Dual System
Sistem Struktur
Wall-frame beton bertulang
Fungsi gedung apartemen
Jumlah Lantai 10
Luas lantai tipikal 1305.9202 m2
Tinggi lantai tipikal 5m
Tinggi Maksimum
52.5 m
gedung
Jumlah lantai basement 3
Tinggi lantai tipikal
4m
basement
Kedalaman basemen 12 m
Luas basement 1 6702.8641 m2
Luas basement 2 9246.1794 m2
Luas basement 3 9246.1794 m2
Luas total gedung
80665.9889 m2
termasuk basement
Sumber : Astuning Hariri (2008)

commit to user
33
Tampak Apartemen Tuning dapat dilihat pada gambar dibawah ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 3.1 Tampak Apartemen Tuning


Sumber : Astuning Hariri (2008)

Denah gedung dapat dilihat pada gambar dibawah ini

GEDUNG

GEDUNG GEDUNG

Gambar 3.2 Denah Apartemen Tuning


Sumber : Astuning Hariri (2008)

commit to user
34
2.6 Tahapan Analisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Metode penelitian ini menggunakan analisis riwayat waktu. Analisis menggunakan
program ETABS V 9.5.0Untuk mewujudkan uraian diatas maka langkah analisis
yang hendak dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

2.6.1 Studi Literatur

Studi literatur dari jurnal dan buku yang terkait dalam analisis riwayat waktu.
Mempelajari semua yang berhubungan dengan analisis riwayat waktu. Buku acuan
yang dipakai antara lain SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Gedung, Peraturan pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan
Indonesia untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727- 1989, Federal Emergency
Management Agency for Prestandard And Commentary For The Seismic
Rehabilitation Of Buildings (FEMA-356), Uniform Building Code for Earthquake
Designvolume-2 (UBC,1997) dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan analisis
riwayat waktu.

2.6.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi bangunan Apartemen Tuning yang diteliti, baik
data sekunder maupun data primer. Data yang didapat adalah Shop Drawing
Apartemen Tuning. Data ini digunakan untuk pemodelan struktur 3D yang
selanjutnya dianalisis dengan bantuan ETABS V 9.50. Data tanah yang digunakan
berdasarkan data tanah yang sudah ada (Tugas Akhir Perancangan Apartemen
Tuning).

ShopDrawing digunakan untuk tahapan pemodelan yang sesuai dengan gambar yang
ada sehingga analisis ini tidak menyimpang dari gambar yang ada. Semua struktur
yang dimodelkan harus sesuai dengan Shop Drawing, untuk bangunan non struktural
tidak dimodelkan karena tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam
pemodelan 3D ini.

commit to user
35
Data tanah digunakan untuk menentukan besarnya gaya tanah yang menekan dinding
basement. Besarnya gaya tekan tanah mempengaruhi struktur bagunan yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dianalisis, oleh sebab itu besarnya gaya tekan tanah ini perlu diperhatikan dalam
pemodelan 3D.

2.6.3 Pemodelan 3D

Pembuatan model struktur bangunan dengan pemodelan 3D sesuai dengan data dan
informasi dari shop drawing apartemen tuning.

1. System koordinat global dan lokal


Pemodelan ini dibuat sesuai dengan Shop Drawing yang ada. Perlu diketahui
pembuatan model 3D yang ada pada program ETABS V 9.50 mempunyai aturan
sistem koordinat global dan lokal. Sistem koordinat global adalah sistem koordinat 3
dimensi yang saling tegak lurus dan perjanjian tanda yang digunakan memenuhi
kaidah aturan tangan kanan. Sistem ini memiliki 3 sumbu yang saling tegak lurus
yaitu sumbu X,Y,Z. Arah koordinat dalam model struktur yang digunakan
munggunakan nilai ± X, ± Y dan ± Z. Semua sistem koordinat dalam model struktur
yang digunakan selalu didefinisikan dengan koordinat global baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.

ETABS V 9.50 mengasumsikan bahwa sumbu global Z selalu merupakan sumbu


vertikal, dimana sumbu global +Z merupakan sumbu vertikal yang memiliki arah ke
atas. Bidang X-Y merupakan suatu bidang horizontal.

Komponen-komponen struktur seperti joint, element, dan constraint memiliki sumbu


lokal tersendiri untuk mendefinisikan properties, beban dan respon dari bagian
struktur tersebut. Sumbu dari sistem koordinat lokal ini dinyatakan dengan sumbu 1,
2 dan 3. Secara umum sistem koordinat lokal dapat bervariasi untuk setiap joint,
element, dan constraint.

commit to user
36
Sistem koordinat lokal elemen yang dipakai pada penelitian ini dinyatakan dengan
sumbu lokal 1, sumbu lokal 2, dan sumbu lokal 3 dimana :
perpustakaan.uns.ac.id
a. Sumbu lokal 1 adalah arah aksial. digilib.uns.ac.id

b. Sumbu lokal 2 searah sumbu global +Z untuk balok dan searah sumbu global
+X untuk kolom.
c. Sumbu lokal 3 mengikuti kaidah aturan tangan kanan, di mana sumbu 3 tegak
lurus dengan sumbu lokal 1 dan sumbu lokal 2.
Sistem sumbu lokal elemen dapat disimak pada gambar 3.3
Sumbu Lokal 1
Sumbu Lokal 3
Sumbu Z Global Sumbu Y Global
Sumbu Lokal 2 Sumbu Lokal 2

Arah Putar Sumbu


Sumbu Lokal 3

Sumbu X Global
Sumbu Lokal 1

Gambar 3.3 Sistem koordinat yang digunakan dalam program ETABS.


Sumber : Aplikasi Rekayasa Konstruksi Edisi Baru 2007, Wiryanto Dewobroto.

2. Elemen-elemen portal dan pelat lantai


Tahapan awal yang dilakukan adalah mendefinisikan semua jenis dan ukuran
penampang elemen portal yang digunakan. Setelah tahapan ini selesai, masing-
masing elemen portal harus disesuaikan dengan jenis dan ukuran penampang yang
dibuat. Tahapan kedua adalah pembuatan pelat yang merupakan satu kesatuan
struktur bangunan.

3. Diaphragm constraint
Tahapan ini dilakukan secara manual dalam ETABS V 9.50. Diaphragm Constraint
ini menyebabkan semua joint pada satu lantai diberi batasan constraint bergerak
secara bersamaan sebagai diafragma planar yang bersifat kaku (rigid) terhadap
semua deformasi yang mungkin terjadi. Asumsi Diaphragm constraint sangat tepat
untuk fenomena terbentuknya rigid floor di mana lantai struktur bergerak bersamaan
ketika suatu struktur mengalami gempa.

commit to user
37
2.6.4 Perhitungan Pembebanan
Menghitung beban-beban yang bekerja pada struktur berupa beban mati, beban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hidup. Beban mati yang dihitung berdasar pemodelan yang ada dimana beban sendiri
didalam program ETABS V 9.50 dimasukkan dalam load case DEAD, sedangkan
berat sendiri tambahan yang tidak dapat dimodelkan dalam program ETABS V 9.50
dalam load case Super Dead. Perhitungan berat sendiri ini dalam program ETABS
V 9.50 yang untuk dead adalah 1, sedangkan super dead adalah 0, dimana beban
untuk dead telah dihitung secara otomatis oleh program ETABS V 9.50, sedangkan
untuk beban Super dead bebannya perlu dimasukkan secara manual sesuai dengan
data yang ada.

Beban hidup yang dimasukkan dalam program ETABS V 9.50 dinotasikan dalam
live. Beban hidup ini mendapatkan reduksi beban gempa. Beban hidup disesuaikan
dengan peraturan yang ada. Perhitungan beban hidup ini dalam program ETABS V
9.50 yang untuk live adalah 0, di mana beban hidup perlu dimasukkan secara manual
sesuai dengan data yang ada.

commit to user
38
2.6.55 AnalissisRiwayaat Waktu
u

perpustakaan.uns.ac.id
Mennganalisis Model sstruktur dengan
d digilib.uns.ac.id
reekaman ggempa yaang ada ddengan baantuan
proggram ETA
ABS V 9.550. Data yang
y dibutuhkan daalam analiisa riwayaat waktu adalah
akselerogram gempa yaang diangkakan seb
bagai geraakan tanah
h masukann.Akselerrogram
yangg dipakai ada
a 4 buahh akselero
ogram darri 4 gempaa yang berbeda, anttara lain :

1. Akselerog
gram Gem
mpa El Ceentro 1940
0

Gamb
bar 3.4.A
Accelerogrram gempa El Centrro 1940
Sumber : http://www
w.vibration
ndata.com/ellcentro.htm

Nama gempa : El
E Centro
o 1940 N-S
S
Magniitude : 7,1
7 SR
Percep
patan punccak : 0,3417
0 g

2. gramGem
Akselerog mpa Tohok
ku Jepang 2011

commit to user
39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gamb
bar 3.5.Acccelerograam gempaa Tohoku Jepang 20011
Sumber : hhttp://smo.k
kenken.go.jp
p/

Nama gempa : Tohoku


T E
Earthquake
e Jepang 2011
2
Magniitude : 9 SR
Percep
patan punccak : 259,0
2 cm//s2
Jarak Episentral
E l : 174 km
Focal depth
d : 24
2 km

3. Akselerog mpa Kobe Jepang 19


gramGem 995

commit to user
40

Accelerogram Kobe 1995
400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

300

200
Accelaration (cm/s^2)

100

0
0 20 40 60 80 100 120 140
‐100

‐200

‐300
Time (sec)
Percepatan

Gambar 3.6.Accelerogram gempa Kobe Jepang 1995


Sumber : http://smo.kenken.go.jp/

Nama gempa : Kobe Jepang 1995


Magnitude : 7.2 SR
Percepatan puncak : 280,7 cm/s2
Jarak Episentral : 76 km
Focal depth : 48 km

commit to user
41
4. Akselerogram Gempa Jepang 1994

perpustakaan.uns.ac.id Accelerogram Jepang 1994 digilib.uns.ac.id


300

200
Accelaration (cm/s^2)

100

0
0 50 100 150 200 250
‐100

‐200

‐300
Time (sec) Percepatan

Gambar 3.7.Accelerogram gempa Jepang 1994


Sumber : http://smo.kenken.go.jp/

Nama gempa : Jepang 1994


Magnitude : 8.2 SR
Percepatan puncak : 278 cm/s2
Jarak Episentral : 375 km
Focal depth : 28 km

2.6.6 Proses Input Data Analisis Riwayat Waktu Ke ETABS V9.50

commit to user
42

Mulai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengumpulan Data
(Data Apartement Tunning, Rekaman gempa)

Menentukan
• Level Gempa
• Kategori Resiko Bangunan (KRB)
• Nilai SPGA,
• Nilai FPGA,
• Nilai S1
• Kelas Lokasi
• Nilai SD1

Menghitung Skala Intensitas Gempa

Memasukkan Rekaman Gempa ke ETABS

Selesai

Gambar 3.8. Diagram alir proses input beban gempa

2.6.7 Pembahasan Hasil Analisis Riwayat WaktuDari Program ETABS V 9.50

commit to user
43
Dari hasil analisis riwayat waktu didapatkan nilai displacement, gaya geser dasar,
drift.Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat dibuat kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id
yang sesuai dengan tujuan penelitian. digilib.uns.ac.id

Mulai

Data dan informasi


Pengumpulan data danstruktur
informasi
(Shop Drawing, data tanah)
t kt b Sh D i

Membuat model geometri sruktur 3D sesuai data yang ada

InputPembebanan :
1. Beban gravitasi (beban mati dan beban hidup)
2. Beban gempa (rekaman gempa)

Analisis struktur dengan program ETABS V. 9.5

commit to user
44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Hasil Analisis Struktur:


1. Displacement
2. Drift
3. Base shear

Menentukan nilai maksimum displacement dan drift

Kontrol Struktur Sesuai Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas


Ultimit Struktur

OUTPUT :
1. Grafik hubungan antara
displacement dengan ketinggian
bangunan
2. Grafik hubungan antara drift dengan
tinggi tingkat per lantai

SELESAI

Gambar 3.9 Diagram alir analisis riwayat waktu.

BAB 4

commit to user
45

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4.1. Denah Apartemen Tuning
+5250

LANTAI 10' +4750


LANTAI10 +4500
LANTAI 9' +4250
LANTAI 9 +4000
LANTAI 8' +3750
LANTAI 8 +3500
LANTAI 7' +3250
LANTAI 7 +3000
LANTAI 6' +2750
LANTAI 6 +2500
LANTAI 5' +2250
LANTAI 5 +2000
LANTAI 4' +1750
LANTAI 4 +1500
LANTAI 3' +1250
LANTAI 3 +1000
LANTAI 2' +750
LANTAI 2 +500
LANTAI 1 ± 000
BASEMENT 1 -400
BASEMENT 2 -800
BASEMENT 3 -1200

Gambar 4.1. Tampak Samping Apartemen Tuning Gedung B


Sumber : Astuning Hariri (2008)

2.03
9.80 10.00 10.00 9.80 10.00 10.00
NAIK R. AHU
5.00 NAIK
5.00
+ 5.00 R. AHU
TURUN + 5.00
TURUN

BALKON R. MAKAN
+ 7.70 &
PANTRY
+ 7.75

10.00 R. TIDUR
&
R. DUDUK KM/WC 10.00
+ 7.75 + 7.70
KORIDOR
KORIDOR
+ 7.75
+ 5.00
NAIK

TURUN

10.00
BALKON

10.00
+ 4.95 R. MAKAN
&
PANTRY
+ 5.00
R. TIDUR
& KM/WC
R. DUDUK + 4.95
+ 5.00

10.00 10.00
TURUN
NAIK

10.00 10.00
TURUN
KM/WC TURUN
+4.95

LANTAI 2 5.00 5.00


LANTAI 2'
Gambar 4.2.Denah lantai 2 dan lantai 2’ B
Sumber : Astuning Hariri (2008)

4.2. Konfigurasi Gedung

commit to user
46
Tabel 4.1 Konfigurasi Gedung.
Tinggi
No Lantai
perpustakaan.uns.ac.id Bangunan digilib.uns.ac.id
(m)
1 Basement 0
Basement
2 4
2
Basement
3 8
1
4 Lantai 1 12
5 Lantai 2 17
6 Lantai 2' 19,5
7 Lantai 3 22
8 Lantai 3' 24,5
9 Lantai 4 27
10 Lantai4' 29,5
11 Lantai 5 32
12 Lantai 5' 34,5
13 Lantai 6 37
14 Lantai 6' 39,5
15 Lantai 7 42
16 Lantai 7' 44,5
17 Lantai 8 47
18 Lantai 8' 49,5
19 Lantai 9 52
20 Lantai 9' 54,5
21 Lantai 10 57,5
22 Lantai 10' 59,5
23 Atap 64,5

4.3 Spesifikasi Material

commit to user
47
4.3.1 Mutu Beton
Tabel 4.2. Mutu Beton Gedung B Apartemen Tuning
perpustakaan.uns.ac.id Mutu Beton digilib.uns.ac.id

Gedung B
Fungsi
f’c Ec*)
Mpa Mpa
Balok
Balok Induk 35 27805,6
Balok Anak 35 27805,6
Balok di dalam core 35 27805,6
Balok penggantung Lift 35 27805,6
Balok Prategang 40 29725,4
Balok Tie Beams 35 27805,6
Kolom
Kolom 45 31528,6
Wall
Corewall 40 29725,4
Shearwall lift 40 29725,4
Pelat
Pelat lantai 35 27805,6
Pelat atap 35 27805,6
Pelat basemen 35 27805,6
Ground slab 35 27805,6
Dinding Penahan Tanah
Dinding 35 27805,6
Pondasi
Pondasi Borpile 30 25742,9

*) Ec= 4700 f'c

4.3.2 Mutu Baja Tulangan

commit to user
48
Tulangan utama fy = 400 Mpa
Tulangan geser d > 10 mm fy = 400 MPa
perpustakaan.uns.ac.id
d < 10 mm fy = 240 Mpa digilib.uns.ac.id

Modulus elatisitas baja Es = 200.000 Mpa

4.3.3 Data Elemen Struktur


4.3.3.1 Pelat Lantai.
¾ Tebal pelat basement dan semi basement, t = 13 cm
¾ Tebal Pelat tipikal t = 12 cm

4.3.3.2 Balok
Tipe balok yang dipakai sebagai berikut ;
Tabel 4.3 Tipe Balok
No Tipe Dimensi (mm)
1 Balok Induk 400/900
2 Balok Anak 300/500
3 Balok di dalam core wall 300/500
4 Balok Prategang 400/800 - 400/1300
5 Balok Dinding Basement 400/600

4.3.3.3 Kolom
Tipe kolom yang dipakai sebagai berikut :
Tabel 4.4 Tipe Kolom.
No Tipe Dimensi (mm)
1 Kolom A 800/800
2 Kolom B 600/600
3 Kolom C 400/400

4.4. Pembebanan

4.4.1 Beban Mati


Beban Mati (Berat Sendiri) Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
Beton bertulang : 2400 kg/m3 = 2,400 t/m3
Pasir (kering udara sampai lembab) : 1600 kg/m3 = 1,600 t/m3
Adukan semen/spesi : 21 kg/m2 = 0,021 t/m2

commit to user
49
Eternit / Plafond : 11 kg/m2 = 0,011 t/m2
Penggantung langit-langit : 7 kg/m2 = 0,007 t/m2
perpustakaan.uns.ac.id
Dinding partisi (kaca) : 10 kg/m2 = 0,010 digilib.uns.ac.id
t/m2
2
Penutup lantai (keramik) : 24 kg/m = 0,024 t/m2
Penutup atap (genting) : 50 kg/m2 = 0,050 t/m2
Pasangan Bata Merah : 1700 kg/m3 = 1,700 t/m3
Koefisien Reduksi Beban Mati = 0,9
(Sumber : SNI 03-1727-1989 halaman 5&6)

4.4.2 Beban Hidup


Reduksi beban hidup untuk apartemen adalah :
Peninjauan beban gravitasi 0,75
Peninjauan beban gempa 0,3
Reduksi beban hidup komulatif di lantai 1 adalah 0,4 n ≥ 8

4.4.3 Perhitungan Pembebanan PadaStruktur


Hasil perhitungan berat perlantai disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.5. Berat Struktur Perlantai
No Lantai Beban mati (ton) Beban hidup (ton) Berat total (ton)
1 basement 2 10551.0778 ton 1053.4848 ton 11604.5626 ton
2 basement 1 8150.1323 ton 1089.1344 ton 9239.2667 ton
3 lantai 1 5590.3180 ton 114.6840 ton 5705.0020 ton
4 lantai 2 897.8899 ton 36.1695 ton 934.0594 ton
5 lantai 2' 1011.7594 ton 45.0855 ton 1056.8449 ton
6 lantai 3 907.0094 ton 36.1695 ton 943.1789 ton
7 lantai 3' 1063.0779 ton 45.0855 ton 1108.1634 ton
8 lantai 4 907.0094 ton 36.1695 ton 943.1789 ton
9 lantai 4' 1078.5744 ton 45.0855 ton 1123.6599 ton
10 lantai 5 958.9083 ton 46.8319 ton 1005.7401 ton
11 lantai 5' 1082.9779 ton 45.3555 ton 1128.3334 ton
12 lantai 6 869.8915 ton 46.7700 ton 916.6615 ton
13 lantai 6' 789.1157 ton 45.2261 ton 834.3418 ton
14 lantai 7 884.8499 ton 44.1308 ton 928.9807 ton
15 lantai 7' 917.3420 ton 45.9758 ton 963.3177 ton
16 lantai 8 996.2920 ton 53.1026 ton 1049.3947 ton
17 lantai 8' 980.6772 ton 45.1324 ton 1025.8096 ton
18 lantai 9 948.5035 ton 57.2355 ton 1005.7390 ton

commit to user
50
19 lantai 9' 744.7605 ton 43.9245 ton 788.6850 ton
20 lantai 10 937.6775 ton 55.7370 ton 993.4145 ton
perpustakaan.uns.ac.id10'
21 lantai 975.6943 ton 38.7375 ton 1014.4318 ton
digilib.uns.ac.id
22 lantai 11 1042.1601 ton 13.2592 ton 1055.4192 ton
jumlah 45368.1856 ton

4.4.4 Perhitungan Beban Diluar Berat Sendiri Per m2


1. Pelat Lantai 1-10

Beban Mati
Berat urugan pasir bawah keramik = 48 kg/m2
Berat spesi pasangan = 21 kg/m2
Penutup lantai (keramik) = 24 kg/m2
Berat Plafond dan instalasi = 30 Kg/m2
Jumlah = 123 Kg/m2 = 0,123 ton/m2

Beban Hidup = 250 kg/m2 = 0,25 ton/m2

2. Pelat Basemen 1 dan 2

Beban Mati
Berat spesi tulangan = 21 Kg/m2
Instalasi listrik, dll = 30 Kg/m2
Jumlah = 51 Kg/m2 = 0.051 ton/m2

Beban Hidup = 400 kg/m2 = 0,4 ton/m2

3. Pelat Atap

commit to user
51
Beban Mati
Berat urugan pasir bawah keramik = 50 kg/m2
perpustakaan.uns.ac.id
Berat urugan pasir bawah keramik = 48 kg/m2 digilib.uns.ac.id

Berat spesi pasangan = 21 kg/m2


Penutup lantai (keramik) = 24 kg/m2
Berat Plafond dan instalasi = 30 Kg/m2
Jumlah = 173 Kg/m2 = 0,173 ton/m2

Beban Hidup = 250 kg/m2 = 0,25 ton/m2

4. Beban dinding = 1,275 ton/m

4.4.5 Beban Gempa


4.4.5.1 Data Gempa
Lokasi : Bandung
Tanah Dasar : Tanah Sedang (Kelas D)
Level Gempa : 10% dalam 50 tahun (Gempa 500 tahun)
Nilai SPGA : 0,3 g [Nilai PGA di batuan dasar (SB)]
Nilai FPGA : 1,2 (Faktor amplikasi untuk PGA)
Nilai SS : 0,8 g (Nilai spektra untuk percepatan pendek 0.2 detik)
Nilai S1 : 0,39 g (Nilai spektra untuk percepatan pendek 1 detik)
R : 8 (Faktor reduksi gempa ~ RSNI 1726-10)
I : 1,25 (Faktor keutamaan gempa~ RSNI 1726-10)
SD1 : 0,4212 (Respon spektra percepatan desain perioda 1,0 detik)

4.4.5.2 Catatan Rekaman Gempa

commit to user
52
5. Akselerog
gram Gem
mpa El Ceentro 1940
0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gamb
bar 4.3.A
Accelerogrram gempa El Centrro 1940
Sumber : http://www
w.vibration
ndata.com/ellcentro.htm

Nama gempa : El
E Centro
o 1940 N-S
S
Magniitude : 7,1
7 SR
Percep
patan punccak : 0,3417
0 g

6. gramGem
Akselerog mpa Tohok
ku Jepang 2011

commit to user
53

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gamb
bar 4.4.Acccelerograam gempaa Tohoku Jepang 20011
Sumber : hhttp://smo.k
kenken.go.jp
p/

Nama gempa : Tohoku


T E
Earthquake
e Jepang 2011
2
Magniitude : 9 SR
Percep
patan punccak : 259,0
2 cm//s2
Jarak Episentral
E l : 174 km
Focal depth
d : 24
2 km

7. Akselerog mpa Kobe Jepang 19


gramGem 995

commit to user
54

Accelerogram Kobe 1995
400
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

300

200
Accelaration (cm/s^2)

100

0
0 20 40 60 80 100 120 140
‐100

‐200

‐300
Time (sec)
Percepatan

Gambar 4.5.Accelerogram gempa Kobe Jepang 1995


Sumber : http://smo.kenken.go.jp/

Nama gempa : Kobe Jepang 1995


Magnitude : 7.2 SR
Percepatan puncak : 280,7 cm/s2
Jarak Episentral : 76 km
Focal depth : 48 km

commit to user
55
8. Akselerogram Gempa Jepang 1994

perpustakaan.uns.ac.id Accelerogram Jepang 1994 digilib.uns.ac.id


300

200
Accelaration (cm/s^2)

100

0
0 50 100 150 200 250
‐100

‐200

‐300
Time (sec) Percepatan

Gambar 4.6.Accelerogram gempa Jepang 1994


Sumber : http://smo.kenken.go.jp/

Nama gempa : Jepang 1994


Magnitude : 8.2 SR
Percepatan puncak : 278 cm/s2
Jarak Episentral : 375 km
Focal depth : 28 km

4.4.5.3 Skala Intensitas Gempa


Untuk perencanaan struktur gedung melalui analisis dinamik linier riwayat waktu
terhadap pengaruh Gempa Rencana pada taraf pembebanan gempa nominal,
percepatan muka tanah asli dari gempa masukan harus diskalakan sehingga nilai
percepatan puncaknya menjadi sama dengan A0I, dimana A0adalah percepatan
puncak muka tanah menurut Peta Percepatan Puncak PGA (Peta Hazard Gempa
Indonesia 2010) dan I adalah Faktor Keutamaan Gempa menurut Kategori Resiko
Bangunan.

commit to user
56
Perhitungan skala intensitas adalah sebagai berikut, untuk gempa El-Centro
percepatan puncak tanah asli = 0,3417g, sedangkan percepatan puncak tanah keras
perpustakaan.uns.ac.id
untuk wilayah gempa Bandung adalah : digilib.uns.ac.id

PGAM = FPGA x SPGA


PGAM =1,2 x 0,3 = 0,3600 g
Faktor keutamaan gempa (I) = 1,25 (kategori resiko bangunan III)
,
maka skala gempa = .1,25= 1,3169 , selanjutnya lihat Tabel 4.50
,

Tabel 4.6. Skala Gempa Untuk Analisis Riwayat Waktu


Percepatan
Percepatan Puncak Muka
Konversi Konversi Skala
Percepatan Gempa Puncak Tanah Tanah (A0)
ke (m/s2) ke (g) Gempa
asli untuk
Bandung
El Centro 1940 N-S 0.3417 g 3.3521 0.3417 0.3600 g 1.3169
Tohoku Jepang
2.5900 0.2640 0.3600 g 1.7044
2011 259.0000 cm/s2
Kobe Jepang 1995 280.7000 cm/s2 2.8070 0.2861 0.3600 g 1.5727
Jepang 1994 278.0000 cm/s2 2.7800 0.2834 0.3600 g 1.5879

4.4.5.4 Faktor Reduksi Gempa


Faktor reduksi gempa diambil dari tabel nilai R, Ω0 dan CdRSNI 1726-10, nilai
faktor reduksi gempa dengan jenis sistem rangka penahan momen dengan rangka
momen beton bertulang khusus adalah 8.

commit to user
57
4.4.5.5 Tekanan Tanah Pada Dinding Basement
Data tanah diambil dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Jurusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Teknik Sipil. Semua data tanah di seluruh tempat diasumsikan sama dengan data
tanah yang ada.

0
Gamma = 16 kN/m3
C = 0.093 kg/cm2 = 9.3x103 kN/m2
φ = 25.06o

-4
Gamma = 5.95 kN/m3
C = 0.484 kg/cm2 = 48.4x103 kN/m2
-6 φ = 19.81o

-10
Gamma = 5.71 kN/m3
C = 0.134 kg/cm2 = 13.4x103 kN/m2
φ = 29.01o

-14
Gamma = 7.87 kN/m3
C = 0.098 kg/cm2 = 9.8x103 kN/m2
o
φ = 30.57
Gambar 4.7. Data tanah

-20

commit to user
58

0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Ka = tan (45-25.06/2) = 0.4049

25.915 Pa = 16x4x0.4049 = 25.915 kN/m2


-4
Ka = tan2(45-19.81/2) = 0.4938

25.915 Pa = 5.95x2x0.4938 = 5.876 kN/m2


-6
Ka = tan2(45-19.81/2) = 0.4938

-8 25.915 5.876 Pa = (5.95-1)x2x0.4938 = 4.889 kN/m2

Ka = tan2(45-19.81/2) = 0.4938

-10 25.915 5.876 4.889 Pa = (5.95-1)x2x0.4938 = 4.889 kN/m2

Ka = tan2(45-29.01/2) = 0.5889

25.915 5.876 4.889Gambar


4.889 4.8.PaBeban tekanan tanah
= (5.71-1)x2x0.5889 = 5.548 kN/m2
-12
4.4.5.6 Tekanan ke Atas (Uplift) pada Lantai dan Pondasi Pw= 1x6 = 6 kN/m2

Kondisi geologi lapisan tanah di lokasi didominasi oleh lempung lanau dengan muka
air tanah rata-rata pada kedalaman 6 m. Dalam desain lantai basement dan elemen-
elemen horisontal sejenis lainnya yang berada di bawah tanah, tekanan ke atas air
harus diambil sebesar tekanan hidrostatis penuh dan diterapkan di seluruh luasan.
Besarnya tekanan hidrostatik harus diukur dari sisi bawah struktur. Beban-beban ke
atas lainnya harus diperhitungkan dalam desain tersebut.

El = -12 m Ground Slab

UpliftPw = 1x6 = 6 kN/m2


Gambar 4.9. Beban uplift

commit to user
59
4.5. Hasil Analisis Displacement, Drift dan Base Shear dengan Beban
Gempa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil analisis displacement, drift dan base shear dengan menggunakan program
ETABS V.9.5.0 melalui beban gempa diperoleh nilaidisplacement, drift dan base
shear terbesar.

4.5.1 Hasil Analisis Displacement Beban Gempa.


Tabel 4.7 Simpangan Horisontal(Displacement)Gempa El Centro 1940.
Simpangan Horizontal (Output Etabs)
No. Lantai Arah X (m) Arah Y (m)

1 Atap 0.0358 0.0236


2 10' 0.0304 0.0209
3 10 0.0278 0.0191
4 9' 0.0299 0.0176
5 9 0.0232 0.0168
6 8' 0.0210 0.0151
7 8 0.0188 0.0140
8 7' 0.0168 0.0125
9 7 0.0167 0.0114
10 6' 0.0131 0.0100
11 6 0.0114 0.0088
12 5' 0.0111 0.0077
13 5 0.0084 0.0065
14 4' 0.0069 0.0055
15 4 0.0057 0.0044
16 3' 0.0045 0.0035
17 3 0.0034 0.0025
18 2' 0.0026 0.0021
19 2 0.0014 0.0015
20 1 0.0007 0.0013
21 BASE 1 0.0009 0.0012
22 BASE 2 0.0009 0.0007
23 BASE 0.0000 0.0000

commit to user
60
Tabel 4.8 Simpangan Horisontal(Displacement)Gempa Tohoku Jepang 2011.
Simpangan Horizontal (Output Etabs)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No. Lantai Arah X (m) Arah Y (m)

1 Atap 8.1926 7.5809


2 10' 7.2476 6.7198
3 10 6.7691 6.1325
4 9' 6.2960 5.6747
5 9 5.8392 5.3886
6 8' 5.3501 4.8419
7 8 4.8786 4.4970
8 7' 4.4213 4.0150
9 7 3.9647 3.6438
10 6' 3.5276 3.2200
11 6 3.1178 2.8593
12 5' 2.6925 2.4816
13 5 2.2942 2.1294
14 4' 1.9351 1.7947
15 4 1.6062 1.4550
16 3' 1.2962 1.1538
17 3 0.9910 0.8787
18 2' 0.7649 0.6759
19 2 0.4493 0.3922
20 1 0.0703 0.0289
21 BASE 1 0.0513 0.0189
22 BASE 2 0.0263 0.0054
23 BASE 0.0000 0.0000

Tabel 4.9 Simpangan Horisontal(Displacement)Gempa Kobe Jepang 1995.


Simpangan Horizontal (Output Etabs)
No. Lantai Arah X (m) Arah Y (m)

1 Atap 1.6361 1.4787


2 10' 1.4011 1.2051
3 10 1.2808 1.1609
4 9' 1.1616 1.0922
5 9 1.0390 0.9647
6 8' 0.9198 0.8866
7 8 0.8137 0.7518
8 7' 0.7255 0.7030

commit to user
61
9 7 0.6759 0.6068
10 6' 0.6259 0.5849
11 6
perpustakaan.uns.ac.id 0.5773 0.5387 digilib.uns.ac.id
12 5' 0.5326 0.4898
13 5 0.4780 0.4335
14 4' 0.4230 0.3841
15 4 0.3587 0.3248
16 3' 0.2978 0.2694
17 3 0.2300 0.2077
18 2' 0.1819 0.1593
19 2 0.1067 0.0969
20 1 0.0104 0.0047
21 BASE 1 0.0073 0.0032
22 BASE 2 0.0038 0.0009
23 BASE 0.0000 0.0000

Tabel 4.10 Simpangan Horisontal(Displacement)Gempa Jepang 1994.


Simpangan Horizontal (Output Etabs)
No. Lantai Arah X (m) Arah Y (m)

1 atap 1.9027 1.7505


2 10' 1.6398 1.5841
3 10 1.5616 1.4379
4 9' 1.4782 1.3532
5 9 1.3950 1.3179
6 8' 1.3058 1.2136
7 8 1.2152 1.1426
8 7' 1.1495 1.0803
9 7 1.0899 1.0116
10 6' 1.0242 0.9632
11 6 0.9440 0.8924
12 5' 0.8608 0.8109
13 5 0.7624 0.7152
14 4' 0.6659 0.6236
15 4 0.5569 0.5181
16 3' 0.4555 0.4199
17 3 0.3475 0.3176
18 2' 0.2705 0.2386
19 2 0.1555 0.1386
20 1 0.0156 0.0080

commit to user
62
21 BASE 1 0.0109 0.0053
22 BASE 2 0.0057 0.0014
23 BASE
perpustakaan.uns.ac.id 0.0000 0.0000 digilib.uns.ac.id

4.5.2 Hasil Analisis Base Shear Beban Gempa.


Tabel 4.11 Base shearGempa El Centro 1940

Lantai Vx (KN) Vy (KN)

Story 1 75159.370 33980.870


Base 1 29731.920 35879.440
Base 2 223968.440 20314.280
Base 1536.910 1604.820

Tabel 4.12 Base shearGempa Tohoku Jepang 2011

Lantai Vx (KN) Vy (KN)

Story 1 33201615.600 15141533.350


Base 1 12263439.980 13654959.190
Base 2 127544963.580 11856625.970
Base 547433.360 547432.770

Tabel 4.13 Base shearGempa Kobe Jepang 1995

Lantai Vx (KN) Vy (KN)

Story 1 8758113.750 5796883.000


Base 1 10137247.420 10217780.430
Base 2 104769829.140 10058641.250
Base 533198.020 533197.430

Tabel 4.14 Base shearGempa Jepang 1994

Lantai Vx (KN) Vy (KN)

Story 1 12593686.040 6910020.690


Base 1 8930305.570 9206809.250
Base 2 91165120.300 8691026.050
Base 452130.920 452207.840

commit to user
63
4.6. Hasil Kontrol Struktur Gedung
4.6.1 Kontrol Partisipasi Massa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menurut SNI 03-1726-2002 pasal 7.2.1, perhitungan respon dinamik struktur harus
sedemikian rupa sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respon total harus
sekurang-kurangnya 90%.

Tabel 4.15 Hasil dari Modal Partisipasi Massa Rasio


El Centro 1940 Tohoku Jepang 2011 Kobe Jepang 1995 Jepang 1994
Mode
Period SumUX SumUY Period SumUX SumUY Period SumUX SumUY Period SumUX SumUY
1 1.0456 73.3822 0.0160 0.8137 72.5393 0.0129 0.8137 72.5393 0.0129 0.8137 72.5393 0.0129
2 1.0259 73.3977 72.7857 0.7985 72.5517 71.8082 0.7985 72.5517 71.8082 0.7985 72.5517 71.8082
3 0.6326 73.3978 74.3193 0.4917 72.5520 73.1818 0.4917 72.5520 73.1818 0.4917 72.5520 73.1818
4 0.2087 73.5054 90.7366 0.1635 91.6762 73.2366 0.1635 91.6762 73.2366 0.1635 91.6762 73.2366
5 0.2084 92.2752 90.8326 0.1630 91.7398 90.2021 0.1630 91.7398 90.2021 0.1630 91.7398 90.2021
6 0.1540 92.2752 91.6846 0.1237 91.7399 91.0334 0.1237 91.7399 91.0334 0.1237 91.7399 91.0334
7 0.0955 92.2756 95.4260 0.0741 91.7410 94.9936 0.0741 91.7410 94.9936 0.0741 91.7410 94.9936
8 0.0928 96.5924 95.4264 0.0726 96.3137 94.9945 0.0726 96.3137 94.9945 0.0726 96.3137 94.9945
9 0.0710 96.5924 95.8940 0.0568 96.3137 95.6065 0.0568 96.3137 95.6065 0.0568 96.3137 95.6065
10 0.0612 96.5925 97.5202 0.0474 96.3137 97.2626 0.0474 96.3137 97.2626 0.0474 96.3137 97.2626
11 0.0588 98.2799 97.5203 0.0460 98.1499 97.2626 0.0460 98.1499 97.2626 0.0460 98.1499 97.2626
12 0.0443 98.2800 97.8130 0.0344 98.1500 98.1090 0.0344 98.1500 98.1090 0.0344 98.1500 98.1090
13 0.0426 98.9706 97.8546 0.0333 98.9740 98.1119 0.0333 98.9740 98.1119 0.0333 98.9740 98.1119
14 0.0425 99.0090 98.6438 0.0331 98.9776 98.5349 0.0331 98.9776 98.5349 0.0331 98.9776 98.5349
15 0.0336 99.4105 98.6443 0.0278 99.0873 98.5359 0.0278 99.0873 98.5359 0.0278 99.0873 98.5359
16 0.0321 99.4112 99.2256 0.0255 99.3863 98.5775 0.0255 99.3863 98.5775 0.0255 99.3863 98.5775
17 0.0272 99.6071 99.2290 0.0252 99.4052 99.1889 0.0252 99.4052 99.1889 0.0252 99.4052 99.1889
18 0.0235 99.6443 99.6001 0.0203 99.7091 99.1895 0.0203 99.7091 99.1895 0.0203 99.7091 99.1895
19 0.0225 99.7866 99.6922 0.0183 99.7095 99.7221 0.0183 99.7095 99.7221 0.0183 99.7095 99.7221
20 0.0176 99.9718 99.6996 0.0151 99.9583 99.7223 0.0151 99.9583 99.7223 0.0151 99.9583 99.7223
21 0.0159 99.9737 99.9805 0.0123 99.9583 99.9802 0.0123 99.9583 99.9802 0.0123 99.9583 99.9802
22 0.0081 99.9928 99.9808 0.0076 99.9919 99.9802 0.0076 99.9919 99.9802 0.0076 99.9919 99.9802

Partisipasi massa dalam menghasilkan respons total telah melebihi 90% sesuai SNI
03 1726 2002 pasal 7.2.1 terpenuhi pada mode 5.

commit to user
64

4.6.2 Kontrol Gaya Geser.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Nilai Akhir respon dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal
akibat pengaruh gempa rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil
kurang dari 80% nilai respon ragam pertama.

R = 8
I = 1,25
T effektif = 1,0456 detik (Periode effective Gempa El Centro 1940)
T effektif = 0,8136 detik (Periode effective Gempa Tohoku Jepang 2011)
T effektif = 0,8136 detik (Periode effective Gempa Kobe Jepang 1995)
T effektif = 0,8136 detik (Periode effectiveGempa Jepang 1994)
SD1 = 0,4212 
 
Maka perhitungan kontrol base shear untuk Gempa El Centro 1940 adalah
,
C1 = = = 0,4028
,
. , ,
V1 = . Wt = x 453681,856= 27628,6205 kN

V > 0,80 V1………………………( SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.3)


Vx = 223968,44 kN > 0,8 . 27628,6205
Vx = 223968,44 kN >22843,8479 kN……………………. (Memenuhi Syarat )

Vy = 35879,44 kN > 0,8 . 27628,62052


Vy = 35879,44 kN >22843,8479 kN…………………….( Memenuhi Syarat )

commit to user
65

Perhitungan selanjutnya akan disajikan dalam tabel berikut :


perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.16 Kontrol Base Shear Gempa El Centro 1940. digilib.uns.ac.id

Kontrol (V ≥ 0,8.V1)
Lantai Vx (KN) Vy (KN) 0,8.V1
X Y
Story 1 75159.370 33980.870 22843.848 OK OK
Base 1 29731.920 35879.440 22843.848 OK OK
Base 2 223968.440 20314.280 22843.848 OK NOT OK
Base 1536.910 1604.820 22843.848 NOT OK NOT OK

Tabel 4.17 Kontrol Base Shear Gempa Tohoku Jepang 2011.


Kontrol (V ≥ 0,8.V1)
Lantai Vx (KN) Vy (KN) 0,8.V1
X Y
Story 1 33201615.600 15141533.350 29355.409 OK OK
Base 1 12263439.980 13654959.190 29355.409 OK OK
Base 2 127544963.580 11856625.970 29355.409 OK OK
Base 547433.360 547432.770 29355.409 OK OK

Tabel 4.18 Kontrol Base Shear Gempa Kobe Jepang 1995.


Kontrol (V ≥ 0,8.V1)
Lantai Vx (KN) Vy (KN) 0,8.V1
X Y
Story 1 8758113.750 5796883.000 29355.409 OK OK
Base 1 10137247.420 10217780.430 29355.409 OK OK
Base 2 104769829.140 10058641.250 29355.409 OK OK
Base 533198.020 533197.430 29355.409 OK OK

Tabel 4.19 Kontrol Base Shear Gempa Jepang 1994.


Kontrol (V ≥ 0,8.V1)
Lantai Vx (KN) Vy (KN) 0,8.V1
X Y
Story 1 12593686.040 6910020.690 29355.409 OK OK
Base 1 8930305.570 9206809.250 29355.409 OK OK
Base 2 91165120.300 8691026.050 29355.409 OK OK
Base 452130.920 452207.840 29355.409 OK OK

commit to user
66
4.6.3 Kinerja Batas Layan Struktur Gedung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur, dalam segala hal
simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur gedung tidak boleh
melampaui 0,03/R x tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm, tergantung yang
mana yang nilainya kecil,
Maka :
,
∆s antar tingkat< x H .........................(SNI 03- 1726 -.2002 pasal 8.1.2)

Contoh perhitungan kinerja batas layan lantai atap arah X untuk Gempa El Centro
1940 :
,
∆s atap - ∆s 10’ < x H atap
,
0,058 – 0,0304 < x5

0,0054 m < 0,0188 m..................................(Memenuhi Syarat)

Untuk perhitungan kinerja batas layan arah X dan arah Y disajikan dalamtabel
berikut :
Tabel 4.20 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa El Centro 1940
Kinerja batas layan arah X Kinerja batas layan arah Y

H ∆s ∆s
Lantai Syarat
(m) ∆s antar Syarat ∆s antar
Ket. ∆s Ket.
(m) tingkat ∆s (m) (m) tingkat
(m)
(m) (m)
Atap 5 0.0358 0.0054 0.0188 OK 0.0236 0.0027 0.0188 OK
10' 2.5 0.0304 0.0026 0.0094 OK 0.0209 0.0018 0.0094 OK
10 2.5 0.0278 0.0021 0.0094 OK 0.0191 0.0015 0.0094 OK
9' 2.5 0.0299 0.0067 0.0094 OK 0.0176 0.0008 0.0094 OK
9 2.5 0.0232 0.0022 0.0094 OK 0.0168 0.0017 0.0094 OK
8' 2.5 0.0210 0.0022 0.0094 OK 0.0151 0.0011 0.0094 OK
8 2.5 0.0188 0.0020 0.0094 OK 0.0140 0.0015 0.0094 OK
7' 2.5 0.0168 0.0001 0.0094 OK 0.0125 0.0011 0.0094 OK
7 2.5 0.0167 0.0036 0.0094 OK 0.0114 0.0014 0.0094 OK
6' 2.5 0.0131 0.0017 0.0094 OK 0.0100 0.0012 0.0094 OK
6 2.5 0.0114 0.0003 0.0094 OK 0.0088 0.0011 0.0094 OK

commit to user
67

5' 2.5 0.0111 0.0027 0.0094 OK 0.0077 0.0012 0.0094 OK


5 2.5 0.0084 0.0015 0.0094 OK 0.0065 0.0010 0.0094 OK
4' 2.5 0.0069
perpustakaan.uns.ac.id 0.0012 0.0094 OK 0.0055 0.0011 0.0094 OK
digilib.uns.ac.id
4 2.5 0.0057 0.0012 0.0094 OK 0.0044 0.0009 0.0094 OK
3' 2.5 0.0045 0.0011 0.0094 OK 0.0035 0.0010 0.0094 OK
3 2.5 0.0034 0.0008 0.0094 OK 0.0025 0.0004 0.0094 OK
2' 2.5 0.0026 0.0012 0.0094 OK 0.0021 0.0006 0.0094 OK
2 5 0.0014 0.0007 0.0188 OK 0.0015 0.0002 0.0188 OK
1 4 0.0007 0.0002 0.0150 OK 0.0013 0.0001 0.0150 OK
BASE 1 4 0.0009 0.0000 0.0150 OK 0.0012 0.0005 0.0150 OK
BASE 2 4 0.0009 0.0009 0.0150 OK 0.0007 0.0007 0.0150 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

Tabel 4.21 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Tohoku Jepang
2011
Kinerja batas layan arah X Kinerja batas layan arah Y

H ∆s ∆s
Lantai Syarat
(m) ∆s antar ∆s antar Syarat
∆s Ket. Ket.
(m) tingkat (m) tingkat ∆s (m)
(m)
(m) (m)
Atap 5 8.1926 0.9450 0.0188 NOT OK 7.5809 0.8611 0.0188 NOT OK
10' 2.5 7.2476 0.4785 0.0094 NOT OK 6.7198 0.5873 0.0094 NOT OK
10 2.5 6.7691 0.4731 0.0094 NOT OK 6.1325 0.4578 0.0094 NOT OK
9' 2.5 6.2960 0.4568 0.0094 NOT OK 5.6747 0.2861 0.0094 NOT OK
9 2.5 5.8392 0.4891 0.0094 NOT OK 5.3886 0.5467 0.0094 NOT OK
8' 2.5 5.3501 0.4715 0.0094 NOT OK 4.8419 0.3449 0.0094 NOT OK
8 2.5 4.8786 0.4573 0.0094 NOT OK 4.4970 0.4820 0.0094 NOT OK
7' 2.5 4.4213 0.4566 0.0094 NOT OK 4.0150 0.3712 0.0094 NOT OK
7 2.5 3.9647 0.4371 0.0094 NOT OK 3.6438 0.4238 0.0094 NOT OK
6' 2.5 3.5276 0.4098 0.0094 NOT OK 3.2200 0.3607 0.0094 NOT OK
6 2.5 3.1178 0.4253 0.0094 NOT OK 2.8593 0.3777 0.0094 NOT OK
5' 2.5 2.6925 0.3983 0.0094 NOT OK 2.4816 0.3522 0.0094 NOT OK
5 2.5 2.2942 0.3591 0.0094 NOT OK 2.1294 0.3347 0.0094 NOT OK
4' 2.5 1.9351 0.3289 0.0094 NOT OK 1.7947 0.3397 0.0094 NOT OK
4 2.5 1.6062 0.3100 0.0094 NOT OK 1.4550 0.3012 0.0094 NOT OK
3' 2.5 1.2962 0.3052 0.0094 NOT OK 1.1538 0.2751 0.0094 NOT OK
3 2.5 0.9910 0.2261 0.0094 NOT OK 0.8787 0.2028 0.0094 NOT OK
2' 2.5 0.7649 0.3156 0.0094 NOT OK 0.6759 0.2837 0.0094 NOT OK
2 5 0.4493 0.3790 0.0188 NOT OK 0.3922 0.3633 0.0188 NOT OK

commit to user
68

1 4 0.0703 0.0190 0.0150 NOT OK 0.0289 0.0100 0.0150 OK


BASE 1 4 0.0513 0.0250 0.0150 NOT OK 0.0189 0.0135 0.0150 OK
BASE 2 4 0.0263
perpustakaan.uns.ac.id 0.0263 0.0150 NOT OK 0.0054 0.0054 digilib.uns.ac.id
0.0150 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

Tabel 4.22 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Kobe Jepang
1995
Kinerja batas layan arah X Kinerja batas layan arah Y

H ∆s ∆s
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆s antar ∆s antar
∆s Ket. ∆s Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
Atap 5 1.6361 0.2350 0.0188 NOT OK 1.4787 0.2736 0.0188 NOT OK
10' 2.5 1.4011 0.1203 0.0094 NOT OK 1.2051 0.0442 0.0094 NOT OK
10 2.5 1.2808 0.1192 0.0094 NOT OK 1.1609 0.0687 0.0094 NOT OK
9' 2.5 1.1616 0.1226 0.0094 NOT OK 1.0922 0.1275 0.0094 NOT OK
9 2.5 1.0390 0.1192 0.0094 NOT OK 0.9647 0.0781 0.0094 NOT OK
8' 2.5 0.9198 0.1061 0.0094 NOT OK 0.8866 0.1348 0.0094 NOT OK
8 2.5 0.8137 0.0882 0.0094 NOT OK 0.7518 0.0488 0.0094 NOT OK
7' 2.5 0.7255 0.0496 0.0094 NOT OK 0.7030 0.0962 0.0094 NOT OK
7 2.5 0.6759 0.0500 0.0094 NOT OK 0.6068 0.0219 0.0094 NOT OK
6' 2.5 0.6259 0.0486 0.0094 NOT OK 0.5849 0.0462 0.0094 NOT OK
6 2.5 0.5773 0.0447 0.0094 NOT OK 0.5387 0.0489 0.0094 NOT OK
5' 2.5 0.5326 0.0546 0.0094 NOT OK 0.4898 0.0563 0.0094 NOT OK
5 2.5 0.4780 0.0550 0.0094 NOT OK 0.4335 0.0494 0.0094 NOT OK
4' 2.5 0.4230 0.0643 0.0094 NOT OK 0.3841 0.0593 0.0094 NOT OK
4 2.5 0.3587 0.0609 0.0094 NOT OK 0.3248 0.0554 0.0094 NOT OK
3' 2.5 0.2978 0.0678 0.0094 NOT OK 0.2694 0.0617 0.0094 NOT OK
3 2.5 0.2300 0.0481 0.0094 NOT OK 0.2077 0.0484 0.0094 NOT OK
2' 2.5 0.1819 0.0752 0.0094 NOT OK 0.1593 0.0624 0.0094 NOT OK
2 5 0.1067 0.0963 0.0188 NOT OK 0.0969 0.0922 0.0188 NOT OK
1 4 0.0104 0.0031 0.0150 OK 0.0047 0.0015 0.0150 OK
BASE 1 4 0.0073 0.0035 0.0150 OK 0.0032 0.0023 0.0150 OK
BASE 2 4 0.0038 0.0038 0.0150 OK 0.0009 0.0009 0.0150 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

commit to user
69
Tabel 4.23 Kontrol kinerja batas layan arah X dan Y untuk Gempa Jepang 1994
Kinerja batas layan arah X Kinerja batas layan arah Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H ∆s ∆s
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆s antar ∆s antar
∆s Ket. ∆s Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
atap 5 1.9027 0.2629 0.0188 NOT OK 1.7505 0.1664 0.0188 NOT OK
10' 2.5 1.6398 0.0782 0.0094 NOT OK 1.5841 0.1462 0.0094 NOT OK
10 2.5 1.5616 0.0834 0.0094 NOT OK 1.4379 0.0847 0.0094 NOT OK
9' 2.5 1.4782 0.0832 0.0094 NOT OK 1.3532 0.0353 0.0094 NOT OK
9 2.5 1.3950 0.0892 0.0094 NOT OK 1.3179 0.1043 0.0094 NOT OK
8' 2.5 1.3058 0.0906 0.0094 NOT OK 1.2136 0.0710 0.0094 NOT OK
8 2.5 1.2152 0.0657 0.0094 NOT OK 1.1426 0.0623 0.0094 NOT OK
7' 2.5 1.1495 0.0596 0.0094 NOT OK 1.0803 0.0687 0.0094 NOT OK
7 2.5 1.0899 0.0657 0.0094 NOT OK 1.0116 0.0484 0.0094 NOT OK
6' 2.5 1.0242 0.0802 0.0094 NOT OK 0.9632 0.0708 0.0094 NOT OK
6 2.5 0.9440 0.0832 0.0094 NOT OK 0.8924 0.0815 0.0094 NOT OK
5' 2.5 0.8608 0.0984 0.0094 NOT OK 0.8109 0.0957 0.0094 NOT OK
5 2.5 0.7624 0.0965 0.0094 NOT OK 0.7152 0.0916 0.0094 NOT OK
4' 2.5 0.6659 0.1090 0.0094 NOT OK 0.6236 0.1055 0.0094 NOT OK
4 2.5 0.5569 0.1014 0.0094 NOT OK 0.5181 0.0982 0.0094 NOT OK
3' 2.5 0.4555 0.1080 0.0094 NOT OK 0.4199 0.1023 0.0094 NOT OK
3 2.5 0.3475 0.0770 0.0094 NOT OK 0.3176 0.0790 0.0094 NOT OK
2' 2.5 0.2705 0.1150 0.0094 NOT OK 0.2386 0.1000 0.0094 NOT OK
2 5 0.1555 0.1399 0.0188 NOT OK 0.1386 0.1306 0.0188 NOT OK
1 4 0.0156 0.0047 0.0150 OK 0.0080 0.0027 0.0150 OK
BASE 1 4 0.0109 0.0052 0.0150 OK 0.0053 0.0039 0.0150 OK
BASE 2 4 0.0057 0.0057 0.0150 OK 0.0014 0.0014 0.0150 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

commit to user
70
4.6.4 Kinerja Batas Ultimate Struktur Gedung

Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimate gedung, dalam


perpustakaan.uns.ac.id segala hal
digilib.uns.ac.id
simpangan antar tingkat yang dihitung dari simpangan struktur (∆m x ξ) tidak boleh
melampaui 0,02 kali tinggi tingkat yang bersangkutan.
R = 8
I = 1,25
T effektif = 1,045636 detik (Periode effective Gempa El Centro 1940)
T effektif = 0.813695 detik (Periode effective Gempa Tohoku Jepang 2011)
T effektif = 0.813695 detik (Periode effective Gempa Kobe Jepang 1995)
T effektif = 0.813695 detik (Periode effectiveGempa Jepang 1994)
SD1 = 0.4212 
Maka perhitungan base shear untuk Gempa El Centro 1940 adalah
,
C1 = = = 0,4028
,
. , ,
V1 = . Wt = x 453681,856= 27628,6205 kN

V > 0,80 V1………………………( SNI 03-1726-2002 Pasal 7.1.3)


Vx = 223968,44 kN > 0,8 . 27628,6205
Vx = 223968,44 kN >22843,8479 kN……………………. (Memenuhi Syarat )

Vy = 35879,44 kN > 0,8 . 27628,62052


Vy = 35879,44 kN >22843,8479 kN…………………….( Memenuhi Syarat )

Mencari Faktor Skala


,
Faktor skala (FS) = > 1…………………(SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.3)

, ,
FSx = = 0,0816 diambil 1
,
, ,
FSy = = 0,5094 diambil 1
. ,

commit to user
71
Untuk Gedung Tidak Beraturan
,
ξ = ……………………………(SNI 03-1726-2002 Pasal 8.2.1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
, ,
ξx = ξy = = = 5,60

Contoh perhitungan kinerja batas ultimate lantai atap pada arah X :


∆m antar tingkat = ∆m atap - ∆m 10
= 0,0358 – 0,0304
= 0,0054 m
ξ x ∆m antar tingkat < 0,02 . H……..(SNI 03-1726-2002 Pasal 8.2.1 & 8.2.2)
5.60 x 0,0054 m < 0,02 . 5 m
0,0302 m < 0,100 m ……………………(Memenuhi Syarat )

Untuk perhitungan kinerja batas ultimate arah X dan arah Y disajikan dalamtabel
berikut :
Tabel 4.24 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa El Centro
1940
Kinerja batas ultimate arah X Kinerja batas ultimate arah Y

H ξ∆m ξ∆m
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆m antar ∆m antar
∆m Ket. ∆m Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
Atap 5 0.0358 0.0302 0.1000 OK 0.0236 0.0151 0.1000 OK
10' 2.5 0.0304 0.0146 0.0500 OK 0.0209 0.0101 0.0500 OK
10 2.5 0.0278 0.0118 0.0500 OK 0.0191 0.0084 0.0500 OK
9' 2.5 0.0299 0.0375 0.0500 OK 0.0176 0.0045 0.0500 OK
9 2.5 0.0232 0.0123 0.0500 OK 0.0168 0.0095 0.0500 OK
8' 2.5 0.0210 0.0123 0.0500 OK 0.0151 0.0062 0.0500 OK
8 2.5 0.0188 0.0112 0.0500 OK 0.0140 0.0084 0.0500 OK
7' 2.5 0.0168 0.0006 0.0500 OK 0.0125 0.0062 0.0500 OK
7 2.5 0.0167 0.0202 0.0500 OK 0.0114 0.0078 0.0500 OK
6' 2.5 0.0131 0.0095 0.0500 OK 0.0100 0.0067 0.0500 OK
6 2.5 0.0114 0.0017 0.0500 OK 0.0088 0.0062 0.0500 OK
5' 2.5 0.0111 0.0151 0.0500 OK 0.0077 0.0067 0.0500 OK
5 2.5 0.0084 0.0084 0.0500 OK 0.0065 0.0056 0.0500 OK
4' 2.5 0.0069 0.0067 0.0500 OK 0.0055 0.0062 0.0500 OK

commit to user
72

4 2.5 0.0057 0.0067 0.0500 OK 0.0044 0.0050 0.0500 OK


3' 2.5 0.0045 0.0062 0.0500 OK 0.0035 0.0056 0.0500 OK
3 2.5 0.0034
perpustakaan.uns.ac.id 0.0045 0.0500 OK 0.0025 0.0022 0.0500 OK
digilib.uns.ac.id
2' 2.5 0.0026 0.0067 0.0500 OK 0.0021 0.0034 0.0500 OK
2 5 0.0014 0.0039 0.1000 OK 0.0015 0.0011 0.1000 OK
1 4 0.0007 0.0011 0.0800 OK 0.0013 0.0006 0.0800 OK
BASE 1 4 0.0009 0.0000 0.0800 OK 0.0012 0.0028 0.0800 OK
BASE 2 4 0.0009 0.0050 0.0800 OK 0.0007 0.0039 0.0800 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

Tabel 4.25 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Tohoku
Jepang 2011
Kinerja batas ultimate arah X Kinerja batas ultimate arah Y

H ξ∆m ξ∆m
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆m antar ∆m antar
∆m Ket. ∆m Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
Atap 5 8.1926 5.2920 0.1000 NOT OK 7.5809 4.8222 0.1000 NOT OK
10' 2.5 7.2476 2.6796 0.0500 NOT OK 6.7198 3.2889 0.0500 NOT OK
10 2.5 6.7691 2.6494 0.0500 NOT OK 6.1325 2.5637 0.0500 NOT OK
9' 2.5 6.2960 2.5581 0.0500 NOT OK 5.6747 1.6022 0.0500 NOT OK
9 2.5 5.8392 2.7390 0.0500 NOT OK 5.3886 3.0615 0.0500 NOT OK
8' 2.5 5.3501 2.6404 0.0500 NOT OK 4.8419 1.9314 0.0500 NOT OK
8 2.5 4.8786 2.5609 0.0500 NOT OK 4.4970 2.6992 0.0500 NOT OK
7' 2.5 4.4213 2.5570 0.0500 NOT OK 4.0150 2.0787 0.0500 NOT OK
7 2.5 3.9647 2.4478 0.0500 NOT OK 3.6438 2.3733 0.0500 NOT OK
6' 2.5 3.5276 2.2949 0.0500 NOT OK 3.2200 2.0199 0.0500 NOT OK
6 2.5 3.1178 2.3817 0.0500 NOT OK 2.8593 2.1151 0.0500 NOT OK
5' 2.5 2.6925 2.2305 0.0500 NOT OK 2.4816 1.9723 0.0500 NOT OK
5 2.5 2.2942 2.0110 0.0500 NOT OK 2.1294 1.8743 0.0500 NOT OK
4' 2.5 1.9351 1.8418 0.0500 NOT OK 1.7947 1.9023 0.0500 NOT OK
4 2.5 1.6062 1.7360 0.0500 NOT OK 1.4550 1.6867 0.0500 NOT OK
3' 2.5 1.2962 1.7091 0.0500 NOT OK 1.1538 1.5406 0.0500 NOT OK
3 2.5 0.9910 1.2662 0.0500 NOT OK 0.8787 1.1357 0.0500 NOT OK
2' 2.5 0.7649 1.7674 0.0500 NOT OK 0.6759 1.5887 0.0500 NOT OK
2 5 0.4493 2.1224 0.1000 NOT OK 0.3922 2.0345 0.1000 NOT OK
1 4 0.0703 0.1064 0.0800 NOT OK 0.0289 0.0560 0.0800 OK
BASE 1 4 0.0513 0.1400 0.0800 NOT OK 0.0189 0.0756 0.0800 OK
BASE 2 4 0.0263 0.1473 0.0800 NOT OK 0.0054 0.0302 0.0800 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

commit to user
73
Tabel 4.26 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Kobe Jepang
1995
Kinerja batas ultimate arah X Kinerja batas ultimate arah Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H ξ∆m ξ∆m
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆m antar ∆m antar
∆m Ket. ∆m Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
Atap 5 1.6361 1.3160 0.1000 NOT OK 1.4787 1.5322 0.1000 NOT OK
10' 2.5 1.4011 0.6737 0.0500 NOT OK 1.2051 0.2475 0.0500 NOT OK
10 2.5 1.2808 0.6675 0.0500 NOT OK 1.1609 0.3847 0.0500 NOT OK
9' 2.5 1.1616 0.6866 0.0500 NOT OK 1.0922 0.7140 0.0500 NOT OK
9 2.5 1.0390 0.6675 0.0500 NOT OK 0.9647 0.4374 0.0500 NOT OK
8' 2.5 0.9198 0.5942 0.0500 NOT OK 0.8866 0.7549 0.0500 NOT OK
8 2.5 0.8137 0.4939 0.0500 NOT OK 0.7518 0.2733 0.0500 NOT OK
7' 2.5 0.7255 0.2778 0.0500 NOT OK 0.7030 0.5387 0.0500 NOT OK
7 2.5 0.6759 0.2800 0.0500 NOT OK 0.6068 0.1226 0.0500 NOT OK
6' 2.5 0.6259 0.2722 0.0500 NOT OK 0.5849 0.2587 0.0500 NOT OK
6 2.5 0.5773 0.2503 0.0500 NOT OK 0.5387 0.2738 0.0500 NOT OK
5' 2.5 0.5326 0.3058 0.0500 NOT OK 0.4898 0.3153 0.0500 NOT OK
5 2.5 0.4780 0.3080 0.0500 NOT OK 0.4335 0.2766 0.0500 NOT OK
4' 2.5 0.4230 0.3601 0.0500 NOT OK 0.3841 0.3321 0.0500 NOT OK
4 2.5 0.3587 0.3410 0.0500 NOT OK 0.3248 0.3102 0.0500 NOT OK
3' 2.5 0.2978 0.3797 0.0500 NOT OK 0.2694 0.3455 0.0500 NOT OK
3 2.5 0.2300 0.2694 0.0500 NOT OK 0.2077 0.2710 0.0500 NOT OK
2' 2.5 0.1819 0.4211 0.0500 NOT OK 0.1593 0.3494 0.0500 NOT OK
2 5 0.1067 0.5393 0.1000 NOT OK 0.0969 0.5163 0.1000 NOT OK
1 4 0.0104 0.0174 0.0800 OK 0.0047 0.0084 0.0800 OK
BASE 1 4 0.0073 0.0196 0.0800 OK 0.0032 0.0129 0.0800 OK
BASE 2 4 0.0038 0.0213 0.0800 OK 0.0009 0.0050 0.0800 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

commit to user
74
Tabel 4.27 Kontrol kinerja batas ultimate arah X dan Y untuk Gempa Jepang 1994
Kinerja batas ultimate arah X Kinerja batas ultimate arah Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H ξ∆m ξ∆m
Lantai Syarat Syarat
(m) ∆m antar ∆m antar
∆m Ket. ∆m Ket.
(m) tingkat (m) tingkat
(m) (m)
(m) (m)
atap 5 1.9027 1.4722 0.1000 NOT OK 1.7505 0.9318 0.1000 NOT OK
10' 2.5 1.6398 0.4379 0.0500 NOT OK 1.5841 0.8187 0.0500 NOT OK
10 2.5 1.5616 0.4670 0.0500 NOT OK 1.4379 0.4743 0.0500 NOT OK
9' 2.5 1.4782 0.4659 0.0500 NOT OK 1.3532 0.1977 0.0500 NOT OK
9 2.5 1.3950 0.4995 0.0500 NOT OK 1.3179 0.5841 0.0500 NOT OK
8' 2.5 1.3058 0.5074 0.0500 NOT OK 1.2136 0.3976 0.0500 NOT OK
8 2.5 1.2152 0.3679 0.0500 NOT OK 1.1426 0.3489 0.0500 NOT OK
7' 2.5 1.1495 0.3338 0.0500 NOT OK 1.0803 0.3847 0.0500 NOT OK
7 2.5 1.0899 0.3679 0.0500 NOT OK 1.0116 0.2710 0.0500 NOT OK
6' 2.5 1.0242 0.4491 0.0500 NOT OK 0.9632 0.3965 0.0500 NOT OK
6 2.5 0.9440 0.4659 0.0500 NOT OK 0.8924 0.4564 0.0500 NOT OK
5' 2.5 0.8608 0.5510 0.0500 NOT OK 0.8109 0.5359 0.0500 NOT OK
5 2.5 0.7624 0.5404 0.0500 NOT OK 0.7152 0.5130 0.0500 NOT OK
4' 2.5 0.6659 0.6104 0.0500 NOT OK 0.6236 0.5908 0.0500 NOT OK
4 2.5 0.5569 0.5678 0.0500 NOT OK 0.5181 0.5499 0.0500 NOT OK
3' 2.5 0.4555 0.6048 0.0500 NOT OK 0.4199 0.5729 0.0500 NOT OK
3 2.5 0.3475 0.4312 0.0500 NOT OK 0.3176 0.4424 0.0500 NOT OK
2' 2.5 0.2705 0.6440 0.0500 NOT OK 0.2386 0.5600 0.0500 NOT OK
2 5 0.1555 0.7834 0.1000 NOT OK 0.1386 0.7314 0.1000 NOT OK
1 4 0.0156 0.0263 0.0800 OK 0.0080 0.0151 0.0800 OK
BASE 1 4 0.0109 0.0291 0.0800 OK 0.0053 0.0218 0.0800 OK
BASE 2 4 0.0057 0.0319 0.0800 OK 0.0014 0.0078 0.0800 OK
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 OK 0.0000 0.0000 0.0000 OK

commit to user
75
4.7. Grafik Kinerja Batas Layan dan Batas Ultimate

4.7.1 Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kinerja Batas Layan Gempa El Centro 1940 
Atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020

SIMPANGAN (M)

Syarat   ∆s (m) ∆s  antar tingkat Y (m)  ∆s  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.10.Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa El
Centro 1940.
Kinerja Batas Layan Gempa Tohoku Jepang 2011
Atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000
SIMPANGAN (M)

∆s  antar tingkat Y (m)  Syarat   ∆s (m) ∆s  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.11.Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa
Tohoku Jepang 2011.

commit to user
76

Kinerja Batas Layan Gempa Kobe Jepang 1995
Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300

SIMPANGAN (M)

∆s  antar tingkat Y (m)  Syarat   ∆s (m) ∆s  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.12.Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa Kobe
Jepang 1995.

Kinerja Batas Layan Gempa Jepang 1994
atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300

SIMPANGAN (M)

∆s  antar tingkat Y (m)  Syarat   ∆s (m) ∆s  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.13.Grafik Kontrol Kinerja Batas Layan Arah X dan Arah Y Gempa
Jepang 1994.

commit to user
77
4.7.2 Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate

Kinerja Batas Ultimate Gempa El Centro 1940 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120

SIMPANGAN (M)

ξ∆m  antar tingkat X (m)  Syarat   ∆m (m) ξ∆m  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.14.Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa El
Centro 1940.

Kinerja Batas Ultimate Gempa Tohoku Jepang 2011
Atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00
SIMPANGAN (M)

ξ∆m  antar tingkat Y (m)  Syarat   ∆m (m) ξ∆m  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.15.Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Tohoku Jepang 2011.

commit to user
78

Kinerja Batas Ultimate Gempa Kobe Jepang 1995
Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800

SIMPANGAN (M)

ξ∆m  antar tingkat Y (m)  Syarat   ∆m (m) ξ∆m  antar tingkat X (m) 

Gambar 4.16.Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Kobe Jepang 1995.

Kinerja Batas Ultimate Gempa Jepang 1994
atap
10
9
8
7
LANTAI

6
5
4
3
2
BASE 1
BASE
0.000 0.200 0.400 0.600 0.800 1.000 1.200 1.400 1.600

SIMPANGAN (M)

ξ∆m  antar tingkat Y(m)  Syarat   ∆m (m) ξ∆m  antar tingkat X (m) 

commit to user
79
Gambar 4.17.Grafik Kontrol Kinerja Batas Ultimate Arah X dan Arah Y Gempa
Jepang 1994.
perpustakaan.uns.ac.id
Dari grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa displacement digilib.uns.ac.id
dan drift yang
memenuhi syarat sesuai SNI 03-1726-2002 pasal 8.1 dan pasal 8.2 adalah rekaman
gempa dari El Centro 1940.

4.8. Perbandingan Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas Ultimate


Antar Rekaman Gempa

Tabel 4.28 Kontrol kinerja batas layan arah X

KINERJA BATAS LAYAN ARAH X KONTROL BATAS LAYAN


El Tohoku Kobe Jepang Syarat El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang 1994 ∆s (m) Centro Jepang Jepang
1994
1940 2011 1995
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK

BASE 2 0.0009 0.0263 0.0038 0.0057 0.0150 OK NOT OK OK OK

BASE 1 0.0000 0.0250 0.0035 0.0052 0.0150 OK NOT OK OK OK

1 0.0002 0.0190 0.0031 0.0047 0.0150 OK NOT OK OK OK

2 0.0007 0.3790 0.0963 0.1399 0.0188 OK NOT OK NOT OK NOT OK

2' 0.0012 0.3156 0.0752 0.1150 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3 0.0008 0.2261 0.0481 0.0770 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3' 0.0011 0.3052 0.0678 0.1080 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4 0.0012 0.3100 0.0609 0.1014 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4' 0.0012 0.3289 0.0643 0.1090 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5 0.0015 0.3591 0.0550 0.0965 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5' 0.0027 0.3983 0.0546 0.0984 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6 0.0003 0.4253 0.0447 0.0832 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6' 0.0017 0.4098 0.0486 0.0802 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7 0.0036 0.4371 0.0500 0.0657 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7' 0.0001 0.4566 0.0496 0.0596 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8 0.0020 0.4573 0.0882 0.0657 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8' 0.0022 0.4715 0.1061 0.0906 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9 0.0022 0.4891 0.1192 0.0892 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9' 0.0067 0.4568 0.1226 0.0832 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10 0.0021 0.4731 0.1192 0.0834 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10' 0.0026 0.4785 0.1203 0.0782 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

Atap 0.0054 0.9450 0.2350 0.2629 0.0188 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
80
Tabel 4.29 Kontrol kinerja batas layan arah Y

KINERJA BATAS LAYAN ARAH Y KONTROL BATAS LAYAN


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
El Tohoku Kobe Jepang Syarat El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang Centro Jepang Jepang
1994
1994 ∆s (m) 1940 2011 1995
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK

BASE 2 0.0007 0.0054 0.0009 0.0014 0.0150 OK OK OK OK

BASE 1 0.0005 0.0135 0.0023 0.0039 0.0150 OK OK OK OK

1 0.0001 0.0100 0.0015 0.0027 0.0150 OK OK OK OK

2 0.0002 0.3633 0.0922 0.1306 0.0188 OK NOT OK NOT OK NOT OK

2' 0.0006 0.2837 0.0624 0.1000 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3 0.0004 0.2028 0.0484 0.0790 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3' 0.0010 0.2751 0.0617 0.1023 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4 0.0009 0.3012 0.0554 0.0982 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4' 0.0011 0.3397 0.0593 0.1055 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5 0.0010 0.3347 0.0494 0.0916 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5' 0.0012 0.3522 0.0563 0.0957 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6 0.0011 0.3777 0.0489 0.0815 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6' 0.0012 0.3607 0.0462 0.0708 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7 0.0014 0.4238 0.0219 0.0484 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7' 0.0011 0.3712 0.0962 0.0687 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8 0.0015 0.4820 0.0488 0.0623 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8' 0.0011 0.3449 0.1348 0.0710 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9 0.0017 0.5467 0.0781 0.1043 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9' 0.0008 0.2861 0.1275 0.0353 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10 0.0015 0.4578 0.0687 0.0847 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10' 0.0018 0.5873 0.0442 0.1462 0.0094 OK NOT OK NOT OK NOT OK

Atap 0.0027 0.8611 0.2736 0.1664 0.0188 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
81
Tabel 4.30 Kontrol kinerja batas ultimate arah X

KINERJA BATAS ULTIMATE ARAH X KONTROL BATAS ULTIMATE


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
El Tohoku Kobe Jepang Syarat El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang Centro Jepang Jepang
1994
1994 ∆m (m) 1940 2011 1995
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK

BASE 2 0.0050 0.1473 0.0213 0.0319 0.0800 OK NOT OK OK OK

BASE 1 0.0000 0.1400 0.0196 0.0291 0.0800 OK NOT OK OK OK

1 0.0011 0.1064 0.0174 0.0263 0.0800 OK NOT OK OK OK

2 0.0039 2.1224 0.5393 0.7834 0.1000 OK NOT OK NOT OK NOT OK

2' 0.0067 1.7674 0.4211 0.6440 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3 0.0045 1.2662 0.2694 0.4312 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3' 0.0062 1.7091 0.3797 0.6048 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4 0.0067 1.7360 0.3410 0.5678 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4' 0.0067 1.8418 0.3601 0.6104 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5 0.0084 2.0110 0.3080 0.5404 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5' 0.0151 2.2305 0.3058 0.5510 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6 0.0017 2.3817 0.2503 0.4659 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6' 0.0095 2.2949 0.2722 0.4491 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7 0.0202 2.4478 0.2800 0.3679 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7' 0.0006 2.5570 0.2778 0.3338 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8 0.0112 2.5609 0.4939 0.3679 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8' 0.0123 2.6404 0.5942 0.5074 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9 0.0123 2.7390 0.6675 0.4995 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9' 0.0375 2.5581 0.6866 0.4659 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10 0.0118 2.6494 0.6675 0.4670 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10' 0.0146 2.6796 0.6737 0.4379 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

Atap 0.0302 5.2920 1.3160 1.4722 0.1000 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
82
Tabel 4.31 Kontrol kinerja batas ultimate arah Y

KINERJA BATAS ULTIMATE ARAH Y KONTROL BATAS ULTIMATE


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
El Tohoku Kobe Jepang Syarat El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang Centro Jepang Jepang
1994
1994 ∆m (m) 1940 2011 1995
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK

BASE 2 0.0039 0.0302 0.0050 0.0078 0.0800 OK OK OK OK

BASE 1 0.0028 0.0756 0.0129 0.0218 0.0800 OK OK OK OK

1 0.0006 0.0560 0.0084 0.0151 0.0800 OK OK OK OK

2 0.0011 2.0345 0.5163 0.7314 0.1000 OK NOT OK NOT OK NOT OK

2' 0.0034 1.5887 0.3494 0.5600 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3 0.0022 1.1357 0.2710 0.4424 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

3' 0.0056 1.5406 0.3455 0.5729 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4 0.0050 1.6867 0.3102 0.5499 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

4' 0.0062 1.9023 0.3321 0.5908 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5 0.0056 1.8743 0.2766 0.5130 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

5' 0.0067 1.9723 0.3153 0.5359 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6 0.0062 2.1151 0.2738 0.4564 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

6' 0.0067 2.0199 0.2587 0.3965 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7 0.0078 2.3733 0.1226 0.2710 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

7' 0.0062 2.0787 0.5387 0.3847 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8 0.0084 2.6992 0.2733 0.3489 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

8' 0.0062 1.9314 0.7549 0.3976 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9 0.0095 3.0615 0.4374 0.5841 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

9' 0.0045 1.6022 0.7140 0.1977 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10 0.0084 2.5637 0.3847 0.4743 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

10' 0.0101 3.2889 0.2475 0.8187 0.0500 OK NOT OK NOT OK NOT OK

Atap 0.0151 4.8222 1.5322 0.9318 0.1000 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
83

Kinerjja Batas LLayan Anttar Rekam
man Gemp
pa Arah X

perpustakaan.uns.ac.id
Atap digilib.uns.ac.id
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0..0000 0.2000 0.40


000 0.6000 0.8000 1.0000

SIM
MPANGAN (m)

Syarat   ∆ss (m) Jepangg 1994 Kob


be Jepang 1
1995
Tohoku Jeepang 2011
1 El Centtro 1940

Gambarr 4.18.Graafik Kinerrja Batas Layan


L Anntar Rekam
man Gemppa Arah X

commit to user
84

Kinerja Batas Layan Antar Rekaman Gempa Arah Y

Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
LANTAI

6
5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0.00000 0.20000 0.40000 0.60000 0.80000 1.00000

SIMPANGAN (m)

Syarat   ∆s (m) Jepang 1994 Kobe Jepang 1995


Tohoku Jepang 2011 El Centro 1940

Gambar 4.19.Grafik Kinerja Batas Layan Antar Rekaman Gempa Arah Y.

commit to user
85

Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah X

Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

7
LANTAI

BASE 1

BASE

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000

SIMPANGAN (m)

Syarat   ∆m (m) Jepang 1994 Kobe Jepang 1995


Tohoku Jepang 2011 El Centro 1940

Gambar 4.20.Grafik Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah X.

commit to user
86

Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah Y

Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000

SIMPANGAN (m)

Syarat   ∆m (m) Jepang 1994 Kobe Jepang 1995


Tohoku Jepang 2011 El Centro 1940

Gambar 4.21.Grafik Kinerja Batas Ultimate Antar Rekaman Gempa Arah Y.

commit to user
87
4.9.Kontrol Displacement

Menurut RSNI 1726-10, batasan displacement untuk bangunan kategori


perpustakaan.uns.ac.id resiko III
digilib.uns.ac.id
,
adalah , dimana hsx adalah tinggi lantai dan ρ adalah faktor redundansi dari

RSNI 1726-10 sebesar 1,3. Maka displacement maksimum yang diijinkan dilantai
, . ,
paling atas adalah = 0,7442 m
,

Untuk perhitungan displacement arah X dan arah Y disajikan dalamtabel berikut :


Tabel 4.32 Kontrol Displacement arah X
DISPLACEMENT ARAH X  KONTROL DISPLACEMENT 
El Tohoku Kobe Syarat El Tohoku Kobe
ΣH Jepang Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang ∆s Centro Jepang Jepang
1994
(m) 1994 1940 2011 1995
1940 2011 1995 (m)
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK
BASE 2 4 0.0009 0.0263 0.0038 0.0057 0.0462 OK OK OK OK
BASE 1 8 0.0009 0.0513 0.0073 0.0109 0.0923 OK OK OK OK
1 12 0.0007 0.0703 0.0104 0.0156 0.1385 OK OK OK OK
2 17 0.0014 0.4493 0.1067 0.1555 0.1962 OK NOT OK OK OK
2' 19.5 0.0026 0.7649 0.1819 0.2705 0.2250 OK NOT OK OK NOT OK
3 22 0.0034 0.9910 0.2300 0.3475 0.2538 OK NOT OK OK NOT OK
3' 24.5 0.0045 1.2962 0.2978 0.4555 0.2827 OK NOT OK NOT OK NOT OK
4 27 0.0057 1.6062 0.3587 0.5569 0.3115 OK NOT OK NOT OK NOT OK
4' 29.5 0.0069 1.9351 0.4230 0.6659 0.3404 OK NOT OK NOT OK NOT OK
5 32 0.0084 2.2942 0.4780 0.7624 0.3692 OK NOT OK NOT OK NOT OK
5' 34.5 0.0111 2.6925 0.5326 0.8608 0.3981 OK NOT OK NOT OK NOT OK
6 37 0.0114 3.1178 0.5773 0.9440 0.4269 OK NOT OK NOT OK NOT OK
6' 39.5 0.0131 3.5276 0.6259 1.0242 0.4558 OK NOT OK NOT OK NOT OK
7 42 0.0167 3.9647 0.6759 1.0899 0.4846 OK NOT OK NOT OK NOT OK
7' 44.5 0.0168 4.4213 0.7255 1.1495 0.5135 OK NOT OK NOT OK NOT OK
8 47 0.0188 4.8786 0.8137 1.2152 0.5423 OK NOT OK NOT OK NOT OK
8' 49.5 0.0210 5.3501 0.9198 1.3058 0.5712 OK NOT OK NOT OK NOT OK
9 52 0.0232 5.8392 1.0390 1.3950 0.6000 OK NOT OK NOT OK NOT OK
9' 54.5 0.0299 6.2960 1.1616 1.4782 0.6288 OK NOT OK NOT OK NOT OK
10 57 0.0278 6.7691 1.2808 1.5616 0.6577 OK NOT OK NOT OK NOT OK
10' 59.5 0.0304 7.2476 1.4011 1.6398 0.6865 OK NOT OK NOT OK NOT OK
Atap 64.5 0.0358 8.1926 1.6361 1.9027 0.7442 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
88
Tabel 4.33 Kontrol Displacement arah Y
DISPLACEMENT ARAH Y  KONTROL DISPLACEMENT 
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ΣH El Tohoku Kobe Jepang Syarat El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai Centro Jepang Jepang
(m) Centro Jepang Jepang 1994 ∆s (m) 1940 2011 1995
1994
1940 2011 1995
BASE 0 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 OK OK OK OK
BASE 2 4 0.0007 0.0054 0.0009 0.0014 0.0462 OK OK OK OK
BASE 1 8 0.0012 0.0189 0.0032 0.0053 0.0923 OK OK OK OK
1 12 0.0013 0.0289 0.0047 0.0080 0.1385 OK OK OK OK
2 17 0.0015 0.3922 0.0969 0.1386 0.1962 OK NOT OK OK OK
2' 19.5 0.0021 0.6759 0.1593 0.2386 0.2250 OK NOT OK OK NOT OK
3 22 0.0025 0.8787 0.2077 0.3176 0.2538 OK NOT OK OK NOT OK
3' 24.5 0.0035 1.1538 0.2694 0.4199 0.2827 OK NOT OK OK NOT OK
4 27 0.0044 1.4550 0.3248 0.5181 0.3115 OK NOT OK NOT OK NOT OK
4' 29.5 0.0055 1.7947 0.3841 0.6236 0.3404 OK NOT OK NOT OK NOT OK
5 32 0.0065 2.1294 0.4335 0.7152 0.3692 OK NOT OK NOT OK NOT OK
5' 34.5 0.0077 2.4816 0.4898 0.8109 0.3981 OK NOT OK NOT OK NOT OK
6 37 0.0088 2.8593 0.5387 0.8924 0.4269 OK NOT OK NOT OK NOT OK
6' 39.5 0.0100 3.2200 0.5849 0.9632 0.4558 OK NOT OK NOT OK NOT OK
7 42 0.0114 3.6438 0.6068 1.0116 0.4846 OK NOT OK NOT OK NOT OK
7' 44.5 0.0125 4.0150 0.7030 1.0803 0.5135 OK NOT OK NOT OK NOT OK
8 47 0.0140 4.4970 0.7518 1.1426 0.5423 OK NOT OK NOT OK NOT OK
8' 49.5 0.0151 4.8419 0.8866 1.2136 0.5712 OK NOT OK NOT OK NOT OK
9 52 0.0168 5.3886 0.9647 1.3179 0.6000 OK NOT OK NOT OK NOT OK
9' 54.5 0.0176 5.6747 1.0922 1.3532 0.6288 OK NOT OK NOT OK NOT OK
10 57 0.0191 6.1325 1.1609 1.4379 0.6577 OK NOT OK NOT OK NOT OK
10' 59.5 0.0209 6.7198 1.2051 1.5841 0.6865 OK NOT OK NOT OK NOT OK
Atap 64.5 0.0236 7.5809 1.4787 1.7505 0.7442 OK NOT OK NOT OK NOT OK

commit to user
89

Displaceement Araah X

perpustakaan.uns.ac.id
Atap digilib.uns.ac.id
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0
0.000 1.000 2.000
0 3.000 4.000 5
5.000 6.00
00 7.000 8.000 9.000

SIIMPANGA
AN (m)

Syarat   ∆ss (m) Jepangg 1994 Kob


be Jepang 1995
Tohoku Jeepang 2011
1 El Centtro 1940

Gambar 4.22.G
Grafik Kon
ntrol Dispplacement Arah X.

commit to user
90

Displacement Arah Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Atap
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0.00000 1.00000 2.00000 3.00000 4.00000 5.00000 6.00000 7.00000 8.00000

SIMPANGAN (m)

Syarat   ∆s (m) Jepang 1994 Kobe Jepang 1995


Tohoku Jepang 2011 El Centro 1940

Gambar 4.23.Grafik Kontrol Displacement Arah Y.

commit to user
91
4.10. Kontrol Displacement Antara Pushover dengan Time History

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.34Perbandingan displacement arah X
DISPLACEMENT ARAH X 
El Tohoku Kobe
Jepang
Lantai PUSHOVER Centro Jepang Jepang
1994
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
BASE 2 0.0000 0.0009 0.0263 0.0038 0.0057
BASE 1 0.0000 0.0009 0.0513 0.0073 0.0109
1 0.0015 0.0007 0.0703 0.0104 0.0156
2 0.0000 0.0014 0.4493 0.1067 0.1555
2' 0.0054 0.0026 0.7649 0.1819 0.2705
3 0.0076 0.0034 0.9910 0.2300 0.3475
3' 0.0099 0.0045 1.2962 0.2978 0.4555
4 0.0124 0.0057 1.6062 0.3587 0.5569
4' 0.0150 0.0069 1.9351 0.4230 0.6659
5 0.0179 0.0084 2.2942 0.4780 0.7624
5' 0.0213 0.0111 2.6925 0.5326 0.8608
6 0.0238 0.0114 3.1178 0.5773 0.9440
6' 0.0269 0.0131 3.5276 0.6259 1.0242
7 0.0311 0.0167 3.9647 0.6759 1.0899
7' 0.0335 0.0168 4.4213 0.7255 1.1495
8 0.0368 0.0188 4.8786 0.8137 1.2152
8' 0.0406 0.0210 5.3501 0.9198 1.3058
9 0.0446 0.0232 5.8392 1.0390 1.3950
9' 0.0507 0.0299 6.2960 1.1616 1.4782
10 0.0510 0.0278 6.7691 1.2808 1.5616
10' 0.0560 0.0304 7.2476 1.4011 1.6398
Atap 0.0625 0.0358 8.1926 1.6361 1.9027

commit to user
92
Tabel 4.35Perbandingan displacement arah Y
DISPLACEMENT ARAH Y
perpustakaan.uns.ac.id El Tohoku Kobe digilib.uns.ac.id
Jepang
Lantai PUSHOVER Centro Jepang Jepang
1994
1940 2011 1995
BASE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
BASE 2 0.0000 0.0007 0.0054 0.0009 0.0014
BASE 1 0.0000 0.0012 0.0189 0.0032 0.0053
1 0.0025 0.0013 0.0289 0.0047 0.0080
2 0.0043 0.0015 0.3922 0.0969 0.1386
2' 0.0058 0.0021 0.6759 0.1593 0.2386
3 0.0079 0.0025 0.8787 0.2077 0.3176
3' 0.0101 0.0035 1.1538 0.2694 0.4199
4 0.0124 0.0044 1.4550 0.3248 0.5181
4' 0.0149 0.0055 1.7947 0.3841 0.6236
5 0.0174 0.0065 2.1294 0.4335 0.7152
5' 0.0200 0.0077 2.4816 0.4898 0.8109
6 0.0229 0.0088 2.8593 0.5387 0.8924
6' 0.0253 0.0100 3.2200 0.5849 0.9632
7 0.0279 0.0114 3.6438 0.6068 1.0116
7' 0.0307 0.0125 4.0150 0.7030 1.0803
8 0.0335 0.0140 4.4970 0.7518 1.1426
8' 0.0362 0.0151 4.8419 0.8866 1.2136
9 0.0392 0.0168 5.3886 0.9647 1.3179
9' 0.0417 0.0176 5.6747 1.0922 1.3532
10 0.0445 0.0191 6.1325 1.1609 1.4379
10' 0.0475 0.0209 6.7198 1.2051 1.5841
Atap 0.0533 0.0236 7.5809 1.4787 1.7505

commit to user
93

Perbandingan Displacement Rekaman  Gempa dengan 
Pushover arah X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Atap
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 8.0000 9.0000

SIMPANGAN (m)

Jepang 1994 Kobe Jepang 1995 Tohoku Jepang 2011


El Centro 1940 PUSHOVER

Gambar 4.24.Perbandingan DisplacementRekaman Gempa dengan Pushover Arah


X.

commit to user
94

Perbandingan Displacement Rekaman  Gempa dengan 
Pushover arah  Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Atap
10'
10
9'
9
8'
8
7'
7
6'
6
LANTAI

5'
5
4'
4
3'
3
2'
2
1
BASE 1
BASE 2
BASE

0.0000 1.0000 2.0000 3.0000 4.0000 5.0000 6.0000 7.0000 8.0000

SIMPANGAN (m)

Jepang 1994 Kobe Jepang 1995 Tohoku Jepang 2011


El Centro 1940 PUSHOVER

Gambar 4.25.Perbandingan Displacement Rekaman Gempa dengan Pushover Arah


X.

commit to user
95
4.11. Level Kinerja Struktur Berdasarkan ATC-40

4.11.1. Rekaman Gempa El Centro 1940


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah X


.
• Maksimal Drift = = = 0.000555
.
Sehingga level kinerja gedung adalah Immediate Occupancy.
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.000541
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah Immediate Occupancy.

2. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah Y


.
• Maksimal Drift = = = 0.000366
.
Sehingga level kinerja gedung adalah IO (Immediate Occupancy).
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.000355
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah IO (Immediate Occupancy).

4.11.2. Rekaman Gempa Tohoku 2011

1. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah X


.
• Maksimal Drift = = = 0.12702
.
Sehingga level kinerja gedung adalah C (Collapse).
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.12661
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah C (Collapse).

2. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah Y


.
• Maksimal Drift = = = 0.11753
.
Sehingga level kinerja gedung adalah C (Collapse).

commit to user
96
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.17745
.
perpustakaan.uns.ac.id
Level kinerja gedung Nonlinear adalah C (Collapse). digilib.uns.ac.id

4.11.3. Rekaman Gempa Kobe 1995


1. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah X
.
• Maksimal Drift = = = 0.02537
.
Sehingga level kinerja gedung adalah (CP) Collapse Prevention.
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.02531
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah (CP) Collapse Prevention.

2. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah Y


.
• Maksimal Drift = = = 0.02293
.
Sehingga level kinerja gedung adalah (CP) Collapse Prevention.
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.02291
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah (CP) Collapse Prevention.

4.11.4. Rekaman Gempa Jepang 1994


1. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah X
.
• Maksimal Drift = = = 0.02950
.
Sehingga level kinerja gedung adalah (CP) Collapse Prevention.
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.02941
.
Level kinerja gedung Nonlinear adalah (CP) Collapse Prevention.

2. Kinerja gedung Menurut ATC- 40 untuk arah Y


.
• Maksimal Drift = = = 0.02714
.
Sehingga level kinerja gedung adalah (CP) Collapse Prevention.

commit to user
97
. – .
• Maksimal In-elastic Drift = = = 0.02712
.
perpustakaan.uns.ac.id
Level kinerja gedung Nonlinear adalah (CP) Collapse Prevention.digilib.uns.ac.id

4.12. Output Etabs


Hasil running pada etabs didapatkan nilai displacement maksimum berdasarkan
rekaman gempa yang ada. Berikut ini merupakan grafik hasil dari output untuk
Rekaman Gempa Jepang 1994.

4.11.1 Grafik Displacement Akibat Beban Gempa Arah

Waktu Pencapaian Dispalcement max

Displacement UX max

Gambar 4.26.Displacement Akibat Beban Gempa Arah X

commit to user
98

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.27.Displacement Akibat Beban Gempa Arah Y


Keterangan Legend untuk Gambar 4.26 :
Joint 195 = titik tinjauan output (titik dimana terjadi displacement
maksimum dalam bangunan)
Story STORY11’ = Lantai yang ditinjau (lantai paling atas)
Min is -1.273e+00 at 9.053e+1 = Nilai displacement minimum 1.273 meter di
waktu 90.53 detik dari awal gempa
Max is 1.903e+00 at 9.094e+1 = Nilai displacement minimum 1.903 meter di
waktu 90.94 detik dari awal gempa

commit to user
99

BAB 5

perpustakaan.uns.ac.id KESIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis menggunakan metode analisis riwayat waktu (time


history analisys) pada bab 4, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Partisipasi massa dalam menghasilkan respons total telah melebihi 90% sesuai
SNI 03 1726 2002 pasal 7.2.1 terpenuhi pada mode 5.
2. Hasil dari kontrol base shear didapat
a. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940 didapat
87,5% aman terhadap gaya geser nominal (V≥0,8V1)
b. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Tohoku Jepang 2011 aman
terhadap gaya geser nominal (V≥0,8V1)
c. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Kobe Jepang 1995 aman
terhadap gaya geser nominal (V≥0,8V1)
d. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Jepang 1994 terhadap gaya
geser nominal (V≥0,8V1)

3. Hasil dari kontrol batas layan didapat :


a. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940, untuk arah
X dan arah Y aman terhadap kinerja batas layan
b. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Tohoku Jepang 2011, untuk
arah X 95,652% tidak memenuhi kinerja batas layan dan arah Y 82,609%
tidak memenuhi kinerja batas layan
c. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Kobe Jepang 1995, untuk
arah X 82,609% tidak memenuhi kinerja batas layan dan arah Y 82,609%
tidak memenuhi kinerja batas layan

commit to user
100
d. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Jepang 1994, untuk arah X
82,609% tidak memenuhi kinerja batas layan dan arah Y 82,609% tidak
perpustakaan.uns.ac.id
memenuhi kinerja batas layan digilib.uns.ac.id

4. Hasil dari kontrol batas ultimate didapat :


a. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940, untuk arah
X dan arah Y aman terhadap kinerja batas ultimate
b. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Tohoku Jepang 2011, untuk
arah X 82,609% tidak memenuhi kinerja batas ultimate dan arah Y 82,609%
tidak memenuhi kinerja kinerja batas ultimate
c. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Kobe Jepang 1995, untuk
arah X 82,609% tidak memenuhi kinerja batas ultimate dan arah Y 82,609%
tidak memenuhi kinerja batas ultimate
d. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Jepang 1994, untuk arah X
82,609% tidak memenuhi kinerja batas ultimate dan arah Y 82,609% tidak
memenuhi kinerja batas ultimate

5. Hasil dari kontrol displacement didapat :


a. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa El Centro 1940 mendapatkan
nilai displacement maksimum arah X sebesar 0,0358 m dan arah Y sebesar
0,0236 msehingga masih memenuhi batas maksimum (0,015hsx)/ρ= 0,7442 m.
b. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Tohoku Jepang 2011
mendapatkan nilai displacement maksimum arah X sebesar 8,1926 m dan arah
Y sebesar 7,5809 msehingga tidak memenuhi batas maksimum (0,015hsx)/ρ=
0,7442 m.
c. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Kobe Jepang 1995
mendapatkan nilai displacement maksimum arah X sebesar 1,6361 m dan arah
Y sebesar 1,4787 msehingga tidak memenuhi batas maksimum (0,015hsx)/ρ=
0,7442 m.
d. Bangunan bila dianalisis dengan rekaman gempa Jepang 1994 mendapatkan
nilai displacement maksimum arah X sebesar 1,9027 m dan arah Y sebesar
1,7505 msehingga tidak memenuhi batas maksimum (0,015hsx)/ρ= 0,7442 m.

commit to user
101

6. Hasil dari perbandingan displacement analisis pushover adalah nilai displacement


perpustakaan.uns.ac.id
maksimum analisis pushover masih memenuhi batas maksimum digilib.uns.ac.id
(Arah X =
0,0625 m < 0,7442 m dan arah Y = 0,533 m < 0,7442 m). Bila dibandingkan
dengan analisis time history, displacement analisis pushover lebih kecil dari pada
displacementaccelerogram gempa Tohoku 2011, Kobe 1995 dan gempa Jepang
1994.

7. Menurut ATC-40, bila gedung di beri beban gempa El Centro 1940 maka level
kinerja gedung masuk IO (Immediate Occupancy), bila gedung di beri beban
gempa Tohoku 2011 maka level kinerja gedung masuk C (Collapse), bila gedung
di beri beban gempa Kobe 1995 maka level kinerja gedung masuk CP (Collapse
Prevention), bila gedung di beri beban gempa Jepang 1994 maka level kinerja
gedung masuk CP (Collapse Prevention)

8. Bila dibandingkan dengan Analisis Pushover, level kinerja gedung yang sama
adalah rekaman gempa El Centro 1994 yaitu IO (Immediate Occupancy), yaitu
tidak ada kerusakan berarti pada struktur dimana kekuatan dan kekakuannya
hampir sama dengan kondisi sebelum gempa

5.2 Saran

Penulis mempunyai beberapa saran, bila dimasa depan dilakukan penelitian lanjutan :
1. Peraturan gempa yang digunakan adalah peraturan yang telah resmi sehingga hasil
analisis sesuai peraturan terbaru.
2. Menggunakan peta level gempa yang lain.
3. Menggunakan rekaman gempa lebih dari 4 buah.
4. Menggunakan rekaman gempa yang ada di Indonesia.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai