1. Kesehatan (Health)
Semua pekerja harus mendapatkan terlebih dahulu pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja di area proyek.
Bukti pemeriksaan disahkan oleh Dokter atau petugas medis sehubungan
status kesehatan pekerja.
Dilarang mengkonsumsi narkoba dan minumam alkohol.
Dilarang merokok di area kerja, ruang kantor, mess dan area umum (Public
Area).
- Penggunaan Alat Berat (Crane, Forklift, Wheel loader, Side boom, Excavator,
Motor Grader, Piling Crane):
Semua unit alat berat wajib dilengkapi dengan SILO (Surat Ijin Layak
Operasi) yang dikeluarkan oleh institusi yang bertanggung jawab
(Depnaker/MIGAS).
Semua operator alat berat wajib memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) yang
dikeluarkan oleh institusi yang bertanggung jawab (Depnaker/MIGAS).
Semua unit alat berat yang dipakai di proyek harus LULUS inspeksi SHE.
Usia tahun pembuatan unit alat berat yang digunakan maksimum 5 tahun
dan atau sesuai dengan persyaratan client.
Unit alat berat wajib dilengkapi minimal dengan :
a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
b. Alarm Mundur
c. Lampu Rotary
d. Segitiga pengaman
e. Horn/ klakson
f. Kotak P3K
g. ESD (Emergency Shut Down) apabila dibutuhkan.
h. Sistem Airbag
i. Sabuk Pengaman/ seat belt
3. Lingkungan (Environmental)
Manajer Proyek wajib mengelola dan mencegah pencemaran lingkungan.
Manajer Proyek wajib melakukan pemantauan lingkungan (inspeksi udara,
pemeriksaan air, inspeksi mess/catering) secara berkala.
Manajer Proyek melakukan pelaporan lingkungan secara berkala.
Manajer Proyek wajib melakukan program proteksi lingkungan seperti :
1. Program Fogging untuk pencegahan penyakit DBD dana Malaria.
2. Pengelolaan air limbah.
3. Pengelolaan limbah/ sampah yang dapat dimanfaatkan
4. Pembangunan TPS (tempat Penyimpanan Sementara) B3
5. Penyimpanan B3 di area proyek maksimum 90 hari dan selanjutnya
dikelola oleh pihak ketiga yang memenuhi perizinan Lingkungan Hidup.
6. Pembangunan Bound wall (110% dari volume tangki bahan bakar atau
hidrokarbon), dan memasang secondary containment pada setiap alat
kerja yang mempunyai potensi kebocoran oli (spill prevention).
Semua area kerja wajib dilengkapi toilet (MCK) bersih sesuai dengan
kapasitas jumlah pekerja.
Semua area kerja wajib mempunyai sistem alir air (drainase) yang
memadai.
Semua area kerja wajib menyediakan mess atau tempat tinggal dan
catering yang layak dan sehat bagi pekerja termasuk untuk subkontraktor.
Semua area kerja wajib dilengkapi tempat sampah sesuai jenis sampah,
seperti :
a. Warna hijau untuk sampah organik.
b. Warna kuning untuk sampah anorganik.
c. Warna merah untuk sampah B3.
Dilarang membawa dan/ atau menggunakan bahan berbahaya yang
terlarang di area proyek misalnya, material asbestos.
Menjaga kebersihan dan kerapihan (house keeping) di area proyek.
4. Tanggap Darurat
Manajer Proyek wajib menyediakan SOP tanggap darurat serta
perlengkapan dan peralatan tanggap darurat.
Manajer Proyek wajib menyediakan ruang P3K dan obat-obatan.
Manajer Proyek wajib menyediakan sarana transportasi darurat
(ambulance) untuk proses evakuasi medis menuju rumah sakit rujukan.
Manajer Proyek wajib menyediakan tenaga medis yang kompeten di area
proyek untuk pemeriksaan kesehatan dan bantuan tanggap darurat.
Manajer Proyek wajib membuat prosedur rencana tanggap darurat,
organisasi tanggap darurat dan sarana komunikasi/ nomor telepon tanggap
darurat serta melaksanakan pelatihan tanggap darurat, seperti :
- Pelatihan P3K
- Pelatihan pemadaman api
- Pelatihan simulasi tanggap darurat (ERP drill)
--------------------------------------------TERIMA KASIH-----------------------------------------
9