Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)

PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC

1. Kesehatan (Health)
 Semua pekerja harus mendapatkan terlebih dahulu pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja di area proyek.
 Bukti pemeriksaan disahkan oleh Dokter atau petugas medis sehubungan
status kesehatan pekerja.
 Dilarang mengkonsumsi narkoba dan minumam alkohol.
 Dilarang merokok di area kerja, ruang kantor, mess dan area umum (Public
Area).

2. Keselamatan Kerja (Safety)

- Semua Manajer Proyek (PM) harus bertanggung jawab atas :


 IPBR (Identifikasi Penilaian Bahaya Resiko)
 JSA (Job Safety Analysis)
 WEP (Work Execution Plan)
 SIB (Surat Ijin Bekerja)
 APK (Alat Pengaman Keselamatan)
 Alat penangkal petir
 Semua Pekerja wajib mendapatkan ID Badge
 Semua pekerja/vendor/supplier/tamu wajib mendapatkan Safety Induction
dari SHE
 Semua Manager wajib memastikan sistem Inspeksi dan pelaporan K3L
sudah diimplementasikan.

- Aktifitas Pengangkatan (Lifting) :


 Manager/Supervisor wajib membuat dan mengkoordinasikan rencana kerja
pengangkatan dan rencana pengangkatan (lifting plan) minimal 1 (satu)
minggu sebelum dilaksanakannya pekerjaan pengangkatan (lifting).

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC
 Semua alat bantu angkat (sling, webbing sling, shackle) wajib disertifikasi
oleh pihak ketiga, dan khusus shackle screw wajib ada pin pengikat.
 Semua alat angkat (Crane, Forklift) wajib memiliki sertifikat dari institusi
yang bertanggung jawab (Depnaker/Migas)
 Manager/Supervisor wajib menyediakan Rigger dan Operator bersertifikat
Depnaker/MIGAS.
 Semua alat angkat wajib LULUS inspeksi dari SHE dan wajib dilakukan
inspeksi harian.
 Wajib menyediakan signalman selama melaksanakan aktifitas
pengangkatan.
 Pengangkatan beban lebih dari 25 Kg tidak boleh dilakukan pengangkatan
secara manual oleh pekerja.
 Supervisor wajib membuat SIB (Surat Ijin Bekerja) sebelum
dilaksanakannya pekerjaan.
 Sebelum dilakukan pengangkatan wajib Manajer/Supervisor wajib
mengadakan PJSM (Pre Job Safety Meeting)/Toolbox Meeting untuk
memastikan kesiapan tim lifting dan peralatan yang digunakan.

- Aktifitas Bekerja Di Ketinggian:


 Pemasangan Scaffolding/ Perancah wajib dilakukan oleh pekerja yang
kompeten dan bersertifikat (scaffolder) sesuai dengan Permenaker 1 Tahun
1980.
 Pekerja yang bekerja diatas wajib menggunakan Safety Body Harness
Double Lanyard
 Scaffolding wajib jenis tubular scaffolding dan berstandar BS (British
Standard) serta harus diberi Tagging inspeksi terkait penggunaan
dilapangan.
 Manager/ Supervisor wajib menyediakan rambu scaffolding.
 Pekerja harus terlebih dahulu mendapatkan pelatihan WAH (Working At
Height)

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC
 Scaffolding yang akan dipasang harus sudah LULUS Inspeksi oleh petugas
inspector yang kompeten dan bersertifikat (Depnaker/ Migas)
 Setiap kelompok kerja harus didampingi oleh Supervisor yang kompeten
dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut.
 Supervisor wajib memastikan SIB (Surat ijin Bekerja) sebelum
dilaksanakannya pekerjaan.
 Sebelum dilakukan pengangkatan wajib Manajer/Supervisor wajib
mengadakan PJSM (Pre Job Safety Meeting)/Toolbox Meeting untuk
memastikan kesiapan tim dan peralatan yang digunakan.

- Aktifitas Kerja Galian:


 Pekerjaan galian harus dilengkapai dengan gambar perencanaan.
 Alat yang digunakan seperti excavator harus LULUS inspeksi.
 Manager/Supervisor harus memastikan signal man berada di lapangan
ketika pekerjaan dilakukan.
 Pekerjaan harus didampingi oleh Supervisor yang bertanggung jawab atas
pekerjaan tersebut.
 Supervisor wajib memastikan SIB (Surat ijin Bekerja) sebelum
dilaksanakannya pekerjaan.
 Sebelum dilakukan penggalian, Manajer/Supervisor wajib mengadakan
PJSM (Pre Job Safety Meeting)/Toolbox Meeting untuk memastikan
kesiapan tim dan melakukan inspesi peralatan yang digunakan.
 Pemasangan barricade sebagai batas area aman dan melakukan evaluasi
kemiringan lereng/ slope di area penggalian.

- Penggunaan Kendaraan Operasional :


 Kendaraan wajib dioperasikan oleh pengemudi yang sudah mempunyai
kompetensi dengan dibuktikan kepemilikan SIM (Surat Ijin Mengemudi).
 Kendaraan wajib dilengkapi STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang
masih valid.

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC
 Usia tahun pembuatan kendaraan, mobil, truk dan alat berat (heavy
equipment: crane, loader, dozer, backhoe/ shovel, alat bor/ drilling, alat
pancang) yang digunakan diare proyek maksimum 5 tahun dan/ atau sesuai
dengan persyaratan lain yang ditetapkan oleh sponsor/ client proyek.
 Kendaraan, truk, alat berat yang digunakan di area proyek harus sudah
LULUS inspeksi dari petugas K3 (Safety Officer).
 Pengemudi dan semua penumpang wajib menggunakan sabuk pengaman/
seatbelt.
 Pengemudi dilarang menggunakan telepon genggam (hp) ketika
mengemudikan kendaraan.
 Dilarang mengendarai kendaraan yang membahayakan/ ugal-ugalan
(reckless)
 Kendaraan wajib diinspeksi (harian).
 Kendaraan wajib dilengkapi :
a. APAR
b. Sabuk Pengaman
c. Kotak P3K
d. Alarm Mundur
e. Tanda Segi Tiga Pengaman.
f. Ban cadangan
g. Kunci/ peralatan untuk kebutuhan darurat.
 Wajib mematuhi rambu lalu lintas & aturan kecepatan berkendara yang
sudah ditetapkan seperti :
a. Jalan tol = Max 80 Km/Jam
b. Jalan kota = Max 60 Km/Jam
c. Jalan desa = 30 Km/Jam,
d. Jalan akses proyek = 20 Km/Jam
e. Area proyek/ konstruksi = 10 km/jam.

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC

- Penggunaan Alat Berat (Crane, Forklift, Wheel loader, Side boom, Excavator,
Motor Grader, Piling Crane):
 Semua unit alat berat wajib dilengkapi dengan SILO (Surat Ijin Layak
Operasi) yang dikeluarkan oleh institusi yang bertanggung jawab
(Depnaker/MIGAS).
 Semua operator alat berat wajib memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) yang
dikeluarkan oleh institusi yang bertanggung jawab (Depnaker/MIGAS).
 Semua unit alat berat yang dipakai di proyek harus LULUS inspeksi SHE.
 Usia tahun pembuatan unit alat berat yang digunakan maksimum 5 tahun
dan atau sesuai dengan persyaratan client.
 Unit alat berat wajib dilengkapi minimal dengan :
a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
b. Alarm Mundur
c. Lampu Rotary
d. Segitiga pengaman
e. Horn/ klakson
f. Kotak P3K
g. ESD (Emergency Shut Down) apabila dibutuhkan.
h. Sistem Airbag
i. Sabuk Pengaman/ seat belt

- Aktifitas Pekerjaan Panas (Welding, Grinding, Cutting)


 Wajib membuat SIB (Surat Ijin Bekerja) jenis pekerjaan Panas.
 Manager/Supervisor wajib menyediakan WPS (Welding Prosedur Sistem)
sebagai metode pengelasan.
 Semua operator las wajib memiliki sertifikat pengelasan yang dikeluarkan
institusi yang bertanggung jawab (Depnaker/MIGAS/BNSP)
 Manajer/Supervisor wajib menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) yang
dibutuhkan dan diberlakukan sama untuk pekerja subkontraktor.
 Manajer/Supervisor wajib menyediakan perlengkapan minimal:

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC
a. Kain api (fire blanket)
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
c. Blower sebagai sirkulasi udara.
 Semua peralatan kerja panas wajib dilakukan inspeksi sebelum dilakukan
pekerjaan.
 Supervisor wajib melakukan identifikasi bahaya, membuat JSA (Job Safety
Analysis) dan Permit to Work/ SIB (Surat Ijin Kerja) sebelum dimulainya
pekerjaan.

- Implementasi Confined Space (Pekerjaan di RuangTerbatas)


 Wajib membuat SIB (Surat Ijin Bekerja) jenis pekerjaan ruang terbatas.
 Manajer/Supervisor wajib membuat rencana kerja Confined Space.
 Semua pekerja wajib mendapatkan training awareness Confined Space
(Pekerjaan Ruang Terbatas).
 Manajer/Supervisor wajib menyediakan APD (Alat Pelindung Diri) yang
dibutuhkan dan diberlakukan sama untuk pekerja subkontraktor.
 Manajer/Supervisor wajib menyediakan perlengkapan minimal :
a. Petugas Gas Detektor (Authorized Gas detector)
b. Gas Detector
c. APAR.
d. Blower sebagai sirkulasi udara
e. Hole watcher/ penjaga untuk pekerjaan confined space.
Tersedia team rescue dan P3K yang kompeten dengan peralatan tanggap darurat
termasuk alat bantu pernafasan (tabung oksigen) sebagai alat bantu medis awal

- Instalasi dan Peralatan Listrik


 Semua pekerja hanya diizinkan menggunakan alat listrik/ hand tools yang
standar/ aman dan sudah diinspeksi (memiliki tag inspeksi).
 Generator dan instalasi listrik yang digunakan wajib memenuhi standar
keselamatan pekerjaan konstruksi dan dilengkapi sarana pentanahan

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC
(grounding) dan pemutus arus darurat (ELCB) sesuai standar keselamatan
kelistrikan dan PUIL.
 Semua instalasi dan kabel listrik ditempatkan ditempat yang aman.
 Semua instalasi listrik, peralatan listrik/ hand tools (gerinda, bor, pompa
air, compressor, AC, kulkas, kabel listrik, sambungan listrik dll.) wajib
diinspeksi secara berkala oleh teknisi/ ahli listrik yang kompeten dan
dilengkapi tag inspeksi.
 Pekerjaan pemasangan dan perbaikan instalasi listrik atau perlatan listrik
hanya dilakukan oleh teknisi listrik yang kompeten.

- Implementasi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)


 Manajer Proyek wajib menyediakan APD lengkap untuk pekerja yang
bekerja di area proyek Divisi EPC.
 Manajer Proyek/supervisor wajib melakukan tindakan disiplin apabila
ditemukan pelanggaran atas implementasi APD di lapangan.
 Semua tamu proyek yang masuk di area proyek wajib menggunakan
menggunakan APD dan pakaian kerja.
 Semua pengawas wajib menghentikan pekerjaan apabila mendapati pekerja
tidak memakai APD yang memadai dan lengkap.
 Pekerja yang menghilangkan APD maka wajib mengganti sesuai dengan
nominal harga APD yang ditetapkan perusahaan.
 Wajib disediakan area khusus, seperti :
a. Area parkir
b. Area pejalan kaki
c. Area istirahat
• Semua area kerja wajib dilengkapi dengan rambu-rambu larangan dan
peringatan K3L

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC

3. Lingkungan (Environmental)
Manajer Proyek wajib mengelola dan mencegah pencemaran lingkungan.
 Manajer Proyek wajib melakukan pemantauan lingkungan (inspeksi udara,
pemeriksaan air, inspeksi mess/catering) secara berkala.
 Manajer Proyek melakukan pelaporan lingkungan secara berkala.
 Manajer Proyek wajib melakukan program proteksi lingkungan seperti :
1. Program Fogging untuk pencegahan penyakit DBD dana Malaria.
2. Pengelolaan air limbah.
3. Pengelolaan limbah/ sampah yang dapat dimanfaatkan
4. Pembangunan TPS (tempat Penyimpanan Sementara) B3
5. Penyimpanan B3 di area proyek maksimum 90 hari dan selanjutnya
dikelola oleh pihak ketiga yang memenuhi perizinan Lingkungan Hidup.
6. Pembangunan Bound wall (110% dari volume tangki bahan bakar atau
hidrokarbon), dan memasang secondary containment pada setiap alat
kerja yang mempunyai potensi kebocoran oli (spill prevention).
 Semua area kerja wajib dilengkapi toilet (MCK) bersih sesuai dengan
kapasitas jumlah pekerja.
 Semua area kerja wajib mempunyai sistem alir air (drainase) yang
memadai.
 Semua area kerja wajib menyediakan mess atau tempat tinggal dan
catering yang layak dan sehat bagi pekerja termasuk untuk subkontraktor.
 Semua area kerja wajib dilengkapi tempat sampah sesuai jenis sampah,
seperti :
a. Warna hijau untuk sampah organik.
b. Warna kuning untuk sampah anorganik.
c. Warna merah untuk sampah B3.
 Dilarang membawa dan/ atau menggunakan bahan berbahaya yang
terlarang di area proyek misalnya, material asbestos.
 Menjaga kebersihan dan kerapihan (house keeping) di area proyek.

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016


PERATURAN UMUM K3L (GENERAL RULES SHE)
PT. PP (Persero) Tbk. - DIVISI EPC

4. Tanggap Darurat
 Manajer Proyek wajib menyediakan SOP tanggap darurat serta
perlengkapan dan peralatan tanggap darurat.
 Manajer Proyek wajib menyediakan ruang P3K dan obat-obatan.
 Manajer Proyek wajib menyediakan sarana transportasi darurat
(ambulance) untuk proses evakuasi medis menuju rumah sakit rujukan.
 Manajer Proyek wajib menyediakan tenaga medis yang kompeten di area
proyek untuk pemeriksaan kesehatan dan bantuan tanggap darurat.
 Manajer Proyek wajib membuat prosedur rencana tanggap darurat,
organisasi tanggap darurat dan sarana komunikasi/ nomor telepon tanggap
darurat serta melaksanakan pelatihan tanggap darurat, seperti :
- Pelatihan P3K
- Pelatihan pemadaman api
- Pelatihan simulasi tanggap darurat (ERP drill)

 Sanksi Terhadap Pelanggaran K3L

 Manajer Proyek wajib memberikan sanksi/ tindakan disiplin kepada pekerja


termasuk Staff, Supervisor, mandor dan Sub kontraktor yang tidak
mematuhi peraturan dan standar K3L termasuk penggunaan APD:
- Menghentikan pekerjaan sampai dengan aturan K3Ldipenuhi dan
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan aman.
- Memberikan surat peringatan (SP).
- Mengeluarkan pekerja dari area proyek/ skorsing apabila dianggap
melakukan pelanggaran terhadap aturan/ standar K3L termasuk tidak
menggunakan sarana/alat kerja standar dan alat pelindung diri (APD)
yang disyaratkan.

--------------------------------------------TERIMA KASIH-----------------------------------------
9

QSHE Divisi EPC_Rev 0_9.2016

Anda mungkin juga menyukai