Anda di halaman 1dari 2

ASAL-USUL KOTA MAGETAN

Assalamualaikum, warohmatullahi wabbarrokatu..


Dewan juri yang terhormat dan teman-teman peserta lomba yang saya hormati.
Pada hari ini, saya akan bercerita tentang asal-usul kota Magetan.
Pada jaman penjajahan Belanda, bangsa Indonesia dikuasai oleh kerajaan-
kerajaan besar maupun kerajaan kecil. Salah satunya adalah kerajaan Mataram yang
nama Rajanya adalah Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Beliau sangat gigih melawan
Belanda. Setelah beliau wafat, beliau digantikan oleh anaknya yang bernama
Amangkurat Satu. Beliau, mau bekerja sama dengan Belanda, sehingga kerajaan
Mataram semakin lemah. Karena peristiwa tersebut menyebabkan tanggapan yang
negatif dari kerabat keraton, patih, dan para ulama. Kerabat tersebut bernama Basah
Gondo Kusumo. Beliau diasingkan ke Gedong Kuning Semarang, di tempat kediaman
kakeknya yang bernama Basah uryaningrat. Kemudian, Basah Gondo Kusumo
mendapat nasehat dari kakeknya,
“Hai cucuku Basah Gondo Kusumo, keadaan kita di Mataram sudah tidak aman
lagi, sebaiknya kita lekas menghindar dari sini!” terang sang kakek.
“Kita mau kemana kek?” tanya Basah Gondo Kusumo.
“Kita pergi ke timur Gunung Lawu, disana sedang diadakan babat hutan,” jelas
sang kakek.
“Iya, mari kek,” jawab Basah Gondo Kusumo.
Di timur Gunung Lawu sedang diadakan babat hutan oleh Ki Buyut Suro yang
kemudian bergelar Ki Ageng Getas. Pelaksanaan ini atas perintah Ki Ageng Mageti
sebagai cikal bakal daerah tersebut. Basah Suryoningrat dan basah Gondokusumo
bertemu dengan Ki Buyut Suro, mereka bercakap-cakap,
“Siapakah kalian kok sampai di sini Ki sanak?”.
“Saya Basah Suryaningrat, dan ini cucu saya Basah Gondokusumo,” terang
Basah Gondokusumo.
”Oh..., kamu itu kan sesepuh Kerajaan Mataram, mengapa sampai disini?”.
“Di Mataram sudah tidak aman lagi, maka saya akan mencari tempat yang baru.
Apakah diperbolehkan?” tanya Basah Suryoningrat.
“Tentunya boleh, karena sesepuh kerajaan harus di ayomi. Mari ku antar ke
kediaman Ki Ageng Mageti yang bertempat di sebelah sungai Gandong di sekitar alun-
alun,” terangnya.
Sampailah mereka di kediaman Ki Mageti.
“Assalamualaikum...”.
“Waalaikum salam..., mari masuk!”.
“Ya terima kasih Ki”.
Setelah mereka istirahat sejenak, Basah Suryaningrat, Basah Gondokusumo,
dan Ki Ageng Getas bercakap-cakap,
“Kenalkan Ki, nama saya Basah Suryaningrat, dan ini cucu saya Basah
Gondokusumo,” jelasnya.
“Oh iya, ada maksud apa Ki Sanak berdua kok sampai di tempat ini?” tanyanya.
“Begini Ki, ini cucu saya sebenarnya dia sebagai Punggawa Kerajaan Mataram,
namun karena tidak senang dengan sikap Rajanya, maka saya ajak kesini,” jelasnya
lagi.
“Aku sudah paham, berarti Ki Sanak berdua ini pembesar dan sesepuh Kerajaan
Mataram. Berarti aku harus memberi perlindungan dan tempat tinggal sebagai
kesetiaan dan bakti saya ke Kerajaan Mataram, maka seluruh tanah saya akan hamba
persembahkan kepada baginda,” terang Ki Mageti.
“Terima kasih Ki, saya terima persembahan ini dengan senang hati, karena cucu
saya sudah tua maka tanah ini saya serahkan kepada cucu saya Basah
Gondokusumo,” jawabnya.
Basah Suryaningrat memwisuda cucunya, Basah Gondo Kusumo dengan gelar
Yosonegoro, yang kemudian dikenal dengan Bupati Yosonegoro.
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12 Oktober 1675. Basah Suryaningrat dan
Basah Gondo Kusumo merasa senang karena mendapat persembahan tanah yang
cukup luas.
Karena tanh wilayah itu pemberian Ki Ageng Mageti, maka di beri nama
Magetian, yang kemudian sampai sekarang berubah nama menjadi M A G E T A N.

Dari cerita di atas, sikap tokoh pahlawan yang bisa di contoh adalah:
1. Sikap rela berkorban
2. Sikap tolong menolong
3. Sikap patuh dan pemberani.
Demikian cerita dari saya, terima kasih dan ada kurang lebihnya saya minta
maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum, warrahmatullahi wabbarrokatu...

NAMA :
ASAL SEKOLAH :
NO PESERTA :

Anda mungkin juga menyukai