Anda di halaman 1dari 12

PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BAHASA EKSPRESIF PADA ANAK


USIA 5-6 TAHUN DI PAUD NURUL ATHFAL

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Guru PAUD

YULIYA
NIM. 16070310
S1 PENDIDIKAN GURU PAUD

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
CIMAHI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan manusia untuk

mengembangkan keterampilan dan potensi yang dimilikinya melalui kegiatan

pembelajaran yang mencakup pembelajaran informal, formal dan nonformal.

Pendidikan kita dapatkan dari pendidikan sejak usia dini sampai pendidikan

di jenjang perguruan tinggi. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu

bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan

dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorikhalus

dan kasar), kecerdasan (daya pikir,daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan

komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang

dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan

sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan

yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan

pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini

merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

1
2

menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam)

perkembangan: agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial-

emosional, dan seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan

sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum

dalam Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD

(menggantikan Permendiknas 58 tahun 2009).

Pada pendidikan anak usia dini ialah masa yang tepat untuk

mengajarkan anak kemampuan berbahasa dengan baik. Pendidikan anak usia

dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, pendidikan nonformal,

dan informal. Pendidikan anak usia dini di jalur formal berbentuk taman

kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk yang lain sederajat.

Pendidikan anak usia dini jalur nonformal seperti taman bermain (TB), taman

penitipan anak (TPA), sedangkan pendidikan anak usia dini jalur informal

berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan

lingkungan seperti bina keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi

pendidikan anak usia dini (PAUD) atau yang dikenal dengan satuan

pendidikan anak usia dini sejenis (SPS).

Dalam menstimulus perkembangan anak usia dini, seorang guru

harus memahami bagaimana peran dan fungsi metode pembelajaran dalam

mengembangkan kemampuan berbahasa anak, seperti kemampuan berbahasa

secara reseptif (understanding) artinya, menerima bahasa anak mampu

memahahami kata-kata dan kemampuan berbahasa secara ekspresif, artinya

anak-anak mampu mengungkapkan kata-kata atau bahasa yang mencakup


3

pengertian, dan kemampuan berbahasa secara ekspresif (producing) yang

bersifat pernyataan. Anak usia dini berada dalam fase perkembangan bahasa

secara ekspresif. Hal ini berarti anak telah dapat mengungkapkan

keinginannya, penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan

bahasa lisan.

Upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh

kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan

usia, kebutuhan dan minat anak. Peran guru sangat penting dalam memilih

model yang akan digunakan dalam proses pembelajaran yang harus

menyesuaikan dengan keadaan,kebutuhan, dan kemampuan siswa. Guru

dihadapkan pada sejumlah metode pembelajaran yang ada serta media

pendukung untuk memperlancar proses pembelajaran. Guru dituntut untuk

mampu mengenali karakteristik anak terlebih dahulu sebelum memilih

metode-metode pembelajaran dan media pendukung yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran. Segala upaya ini dilakukan guru agar

dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan pada anak salah satunya

yaitu aspek kemampuan bahasa. Melalui bahasa anak dapat memperoleh

pembelajaran secara maksimal.

Kemampuan berbahasa di PAUD diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan anak untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik

dan benar. Dalam berbahasa ada empat kemampuan berbahasa yaitu

kemampuan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sesuai dengan

perkembangan mental anak, maka pada usia PAUD anak hanya dituntut untuk
4

mampu mendengar dan berbicara secara baik dan benar sesuai dengan

perkembangan usianya. Semua itu akan terwujud salah satunya dengan

mengajarkan kemampuan berbahasa yang baik di PAUD.

Piaget menjelaskan, perkembangan bahasa secara keseluruhan

sebagai hasil interaksi anak dengan lingkungan dan juga kemampuan kognitif

dan pengalaman bahasa. Dapat diartikan bahwa bahasa merupakan perpaduan

berbagai aspek yang akan menjadikan anak mampu berkomunikasi dengan

jelas. Bahasa juga merupakan alat komunikasi sebagai wujud dari kontak

sosial dalam menyatakan gagasan atau ide-ide dan perasaan oleh setiap

individu sehingga dalam mengembangkan bahasa yang bersifat ekspresif,

seorang anak memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan

usia taman kanak-kanak dengan memerhatikan faktor yang mempengaruhi

pribadi anak tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa bahasa merupakan alat komunikasi antar beberapa individu (anak)

yang diungkapkan sesuai dengan tingkat perkembangan usianya masing-

masing.

Berdasarkan teori Fizal mengungkapkan bahwa bahasa ekspresif

adalah bahasa lisan dimana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat

bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.

Senada dengan pendapat di atas Myklebust menyatakan bahasa reseptif

merupakan kemampuan anak menyimak dan membaca atau membandingkan

bentuk tulisan dan bunyi perkata. Sehingga dibutuhkan usaha yang keras agar
5

bahasa ekspresif dan bahasa reseptif dapat dimkasimalkan dalam

penggunaanya.

Menurut pendapat para pakar diatas dapat penulis simpulkan bahwa

bahasa ekspresif merupakan cara seseorang anak dalam mengungkapkan

perasaan, katakata,mimik, intonasi, gerakan, dan keinginan secara sederhana

namun bermakna kepada orang lain yang berada di sekitarnya.

Mengingat betapa pentingnya bahasa ekspresif dalam

menyampaikan isi dari cerita yang akan disampaikan oleh sesorang yaitu

untuk mendukung sampainya cerita yang kita bawakan, karena bahasa bukan

hanya ucapan saja melainkan mimik, intonasi, dan garakan tubuh. Sehingga

bahasa ekspresif dibutuhkan usaha yang keras agar bahasa ekspresif dapat

dimaksimalkan dalam penggunaannya.

Mengacu pada persoalan tersebut, berdasarkan hasil prasurvey,

permasalahan yang terjadi di PAUD Nurul Athfal tempat peneliti melakukan

penelitian, kemampuan bahasa pada anak didik usia 5-6 tahun masih kurang

berkembang karena peran orang tua dan lingkungan keluarga dalam

menstimulus kemampuan bahasa anak belum maksimal. Kurang

berkembangnya kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD Nurul

Athfal ini disebabkan oleh pengaruh yang bersifat internal dan eksternal.

Peningkatan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun di PAUD ini belum

maksimal.

Dalam peningkatan bahasa anak usia dini, banyak hal yang perlu

difahami oleh guru dan orang tua, karena bahasa berperan penting bagi
6

kehidupan. Oleh karena itu pentingnya bahasa bagi anak usia dini harus

dibina dan distimulus sebaik-baiknya. Di sekolah guru hendaknya memahami

bahwa perkembangan bahasa tidak terpisahkan dengan perkembangan

berfikir anak. Dengan menggunakan kemampuan berfikirnya mereka

mengenal segala aspek kehidupan disekitarnya. Untuk dapat membangun

pikirannya dengan cara mengungkapkan bahasa. Proses tersebut berlangsung

secara perlahan dari ucapan yang sederhana sampai ke ucapan yang paling

kompleks. Dalam pengembangan bahasa, guru harus menstimulus

pengembangan dengan menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengna

perkembangan anak usia 5-6 tahun dan karakteristik anak usia dini.

Maka, program pendidikan harus mampu memberikan bekal kepada

anak didik khususnya di PAUD untuk memiliki daya saing yang baik dalam

meningkatkan kemampuan bahasa pada usia dini, sehingga dapat

menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi di kehidupan sekolah,

masyarakat, terutama kemampuan bahasa anak usia dini dalam kehidupan

berkeluarga. Mengacu pada uraian diatas, peneliti akan menggunakan metode

drill.

Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih

peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki

ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari . Menurut Nana

Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal yang sama,

berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat

suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar menjadi bersifat


7

permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan berupa

pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.

Berdasarkan Hasil observasi dapat disimpulkan bahwa

perkembangan bahasa ekspresif anak usia dini di PAUD Nurul Athfal belum

berkembang dan harus ditingkatkan, salah satu faktor yang dapat

mengembangkan bahasa ekspresif adalah dengan menggunakan metode drill.

Metode drill merupakan salah- satu metode yang efektif untuk digunakan

dalam proses belajar mengajar di PAUD Nurul Athfal.

Berdasarkan temuan permasalahan-permasalahan tersebut diatas dan

mengingat betapa pentingnya peningkatan bahasa ekspresif anak usia dini,

maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian dengan judul “

Penerapan Metode Drill Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Ekspresif

Pada Anak Usia 5-6 Tahun di PAUD Nurul Athfal”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas,

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :


1. Bagaimana skenario dan implementasi penerapan metode drill untuk

meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak ?


2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap penerapan metode drill

untuk meningkatkan bahasa ekspresif ?


3. Kesulitan-kesulitan apa yang dialami guru dan siswa dalam penerapan

metode drill untuk meningkatkan bahasa ekspresif ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menelaah dan mengetahui :


8

1. Untuk mengetahui skenario dan implementasi penerapan metode drill

dalam meningkatkan kemampuan bahasa ekspresif anak.


2. Untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap penerapan metode

drill dalam meningkatkan bahasa ekspresif.


3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami guru dan siswa

terhadap penerapan metode drill dalam meningkatkan bahasa ekspresif.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan :
1. Bagi Guru
Sebagai masukan bagi para pendidik untuk menggunakan metode

drill sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat

dipergunakan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan bahasa

ekspresif di PAUD Nurul Athfal.


2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk menguasai

konsep-konsep pembelajaran, sehingga kemampuan peserta didik dalam

bahasa ekspesif dapat meningkat.


3. Bagi Pembelajaran Bahasa pada Umumnya
Bahwa dengan metode drill diharapkan menjadi kontribusi positif

kepada lembaga penyelenggara Pendidikan dan dapat lebih

meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan kemampuan bahasa

anak melalui metode drill di PAUD Nurul Athfal sebagai pendukung

dalam kegiatan pembelajaran pada masa yang akan datang.

E. Definisi Operasional
1. Bahasa ekspresif adalah kemampuan untuk menggunakan kata, merangkai

kalimat, gesture dan menulis untuk menjelaskan keinginan dan makna

kepada orang lain. Kemampuan Berbahasa Ekspresif termasuk

kemampuan dalam menyebutkan nama obyek pada sebuah lingkungan,


9

menjelaskan sebuah aktifitas dan acara, merangkai kata dalam kalimat

panjang, dan menggunakan “susunan kata” yang tepat (SPOK),

menceritakan kembali sebuah cerita, menjawab pertanyaan dan menulis

cerita pendek.
Dengan indikator sebagai berikut :
a. Berbicara secara lisan
b. Menceritakan kembali yang diketahui
c. Mengekspresikan perasaan, ide dan keinginan dalam bentuk coretan.
2. Menurut Nana Sudjana, metode drill adalah satu kegiatan melakukan hal

yang sama, berulang-ulang secara sungguh-sungguh dengan tujuan untuk

memperkuat suatu asosiasi atau menyempurnakan suatu ketrampilan agar

menjadi bersifat permanen. Ciri yang khas dari metode ini adalah kegiatan

berupa pengulangan yang berkali-kali dari suatu hal yang sama.


Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain:
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa
b. Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
c. Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan

untuk menghindari kesalahan


d. Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara

penuh
2) Tahap Pelaksanaan
a. Langkah Pembukaan
Dalam langkah pembukaan, beberapa hal yang perlu dilaksanakan

oleh guru diantaranya mengemukakan tujuan yang harus dicapai,

bentuk-bentuk latihan yang akan dilakukan.


b. Langkah Pelaksanaan
a) Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
b) Ciptakan suasana yang menyenangkan
c) Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
d) Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
c. Langkah Mengakhiri
10

Apabila latihan sudah selesai, maka guru harus terus memberikan

motivasi untuk siswa terus melakukan latihan secara

berkesinambungan sehingga latihan yang diberikan dapat semakin

melekat, terampil dan terbiasa.


3) Penutup
a. Melaksanakan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang

dilaksanakan oleh siswa.


b. Memberikan latihan penenangan.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pemahaman

dan penelaahan penelitian. Dalam laporan penelitian ini, sistematika

penulisan terdiri atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar

dapat dijelaskan sebagai berikut :


BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan mendeskripsikan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menguraikan teori-teori yang mendasari pembahasan

secara terperinci yang memuat tentang definisi metode drill beserta

langkah-langkahnya dan kemampuan bahasa ekspresif pada anak

usia 5-6 tahun yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk

menganalisis hasil penelitian yang diperoleh dari PAUD Nurul

Athfal.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini mendeskrisikan tentang desain penelitian, subjek

penelitian, tempat penelitian, instrumen penelitian serta prosedur


11

pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam perancangan

dan implementasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan dari hasil-hasil tahapan penelitian dan

pembahasan hasil penelitian yang dilakukan sehingga menjadi

salah satu dasar dalam pengembangan kerangka hasil umum dalam

penelitian skripsi.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah

dilakukan serta untuk bahan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai