Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEKAYAAN SUMBER DAYA LAUT NATUNA DAN


KAITANNYA DENGAN KONFLIK WILAYAH PERBATASAN
ANTARA INDONESIA DAN CHINA

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang diampu oleh Bapak Didi Pramono S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Reskizia Khasna Sajidha (5111422106)

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
Rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul “Kekayaan Sumber Daya Laut Natuna dan Kaitannya dengan Konflik
Wilayah Perbatasan Antara Indonesia dan China” dengan tepat waktu. Makalah ini
dibuat dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah umum Pendidikan
Kewarganegaraan. Tugas ini dapat terselesaikan karena bimbingan dari Bapak Didi
Pramono S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah umum Pendidikan
Kewarganegaraan, Universitas Negeri Semarang. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu segala kritik dan saran yang digunakan untuk perbaikan sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Semarang, 24 Oktober 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan bentuk wilayah kepulauan yang
memiliki total luas wilayah sebesar 5.193.250 km2. Dimana wilayah daratan
memiliki luas sebesar 1.919.440 km2 dan wilayah lautan sebesar 3.273.810
km2. Indonesia sendiri memiliki 17.000 pulau, yang ada di Sabang sampai
Merauke. Karena wilayah lautnya yang luas, Indonesia tentunya memiliki
kekayaan laut yang tidak terkira jumlahnya. Tidak hanya kekayaan lautnya
saja, namun juga pemandangan pantai yang indah telah menjadi daya tarik
tersendiri. Karena letaknya yang strategis sebagai negara kepulauan,
menjadikan Indonesia sebagai persimpangan lalu lintas dunia.
Dengan bentuk negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki batas
wilayah teritorial laut. Indonesia memiliki batas laut teritorial yang terletak di
garis pantai terluar berjarak 12 mil ke laut dan batas Zona Ekonomi Eksklusif
dari garis pantai terluar sejauh 200 mil laut. Dengan adanya peraturan tentang
batas wilayah laut teritorial, maka hak dalam mengeksplorasi dan
memanfaatkan sumber daya alam akan menjadi kewenengan negara tersebut.
Apabila batas wilayah suatu negara dilanggar oleh negara lain, maka hal ini
akan menimbulkan konflik.
Pulau Natuna merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berada di
jalur pelayaran internasional dari negara Hongkong, Jepang, Korea, dan
Taiwan. Selain, wilayahnya yang cukup strategis sebagai jalur perdagangan
dunia, pulau Natuna juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah
ruah. Sumber daya minyak bumi dan gas alam, serta perikanan laut. Selain itu,
pulau Natuna merupakan salah satu destinasi wisata bahari.
Dibalik fakta bahwa wilayah laut Natuna sangatlah kaya akan sumber
daya alam, nyatanya hal ini telah menarik perhatian dari negara tetangga, yakni
negara China. Yang akhirnya memicu terjadinya konflik perbatasan wilayah
dengan negara China. Tentunya ini membuat pemerintah maupun rakyat
Indonesia menjadi geram, karena pulau Natuna merupakan wilayah Indonesia
yang satu sejak zaman kemerdekaan. Maka dari itu diperlukan upaya
pemerintah dan kontribusi penuh dari rakyat Indonesia dalam menyelesaikan
konflik ini. Kedua belah pihak harus bekerja sama dalam menjaga kedaulatan
wilayah NKRI.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa kekayaan laut Natuna menjadi incaran negara China?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi konflik perbatasan wilayah
laut Natuna dengan negara China?
3. Bagaimana dampak dari konflik perbatasan wilayah laut Natuna bagi
masyarakat Natuna?

C. Tujuan
1. Mengetahui alasan mengapa potensi laut Natuna menjadi incaran China
2. Mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi konflik perbatasan
wilayah laut Natuna
3. Mengetaui dampak dari konflik perbatasan wilayah laut Natuna bagi
masyarakat Natuna

D. Manfaat
1. Dapat memahami tentang potensi laut Natuna
2. Dapat memahami upaya pemerintah dalam mengatasi konflik di perbatasan
wilayah laut Natuna
3. Dapat memahami tentang bagaimana dampak dari konflik wilayah Natuna
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
 Kondisi Geografis Wilayah Kepulauan Natuna
Kepulauan Natuna adalah daerah pemekaran dari Kabupaten
Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna memiliki total luas wilayah sebesar
264.198,37 km2, dengan luas daratan sebesar 2.001,30 km2 dan luas laut
sebesar 262.197,07 km2. Terletak pada 1° 16’-7° 19’ LU dan 105° 00’-
110° 00’ BT. Secara geografis Kabupaten Natuna berbatasan dengan
Kamboja dan Vietnam pada sebelah utara. Kemudian Kabupaten Bintan
pada sebelah selatan, Kabupaten Kepulauan Anamas dan Semenanjung
Malaysia pada sebelah barat, dan juga Kalimantan Barat dan Malaysia
Timur pada sebelah timur.
Berdasarkan kondisi kontur dan topografinya, Kabupaten Natuna
terdiri atas daerah perbukitan yang berbatu. Terdapat dataran rendah yang
landai ditemukan pada pinggir pantai. Dengan jenis tanah podsolik
berwarna merah dan kuning yang dasarnya memiliki bahan alluvial dan
granit. Kabupaten Natuna 99% dari total luas wilayahnya merupakan
wilayah lautan.
 Wilayah Laut Indonesia
Wilayah laut di Indonesia terdiri dari bagian- bagian berdasarkan
aturan dari PBB dalam United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS). Wilayah tersebut di antaranya yakni.
 Laut Teritorial, merupakan wilayah laut yang berada pada garis pantai
terluar hingga sejauh 12 mil ke laut. Pada area ini, negara memiliki
hak kedaulatan, namun tetap memberikan akses jalur pelayaran lalu
lintas. Tetapi negara yang ingin kapalnya berlayar pada area tersebut
harus mendapatkan perizinan dari pemerintah Indonesia.
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), adalah area laut dengan jarak 200 mil
laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Pada Zona Ekonomi Eksklusif,
pemerintah Indonesia berhak mengeksplorasi dan mengeksploitasi
sumber daya alam pada wilayah terbut untuk kepentingan bangsa.
 Batas Landas Kontinen, adalah dasar laut di luar wilayah teritorial
dengan kedalaman 200 meter dan mempunyai peluang untuk upaya
eksplorasi sumber daya alamnya (SDA).
 Laut Bebas, merupakan area lautan lepas, di mana suatu negara sudah
tidak memiliki hak kedaulatan pada wilayah tersebut.
 Konsep Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia
Geopolitik adalah sistem politik dalam bentuk kebijakan dan strategi
nasional yang dipengaruhi oleh lokasi geografis suatu negara. Konsep
wawasan nusantara merupakan geopolitik. Dikarenakan wawasan
nusantara memiliki esensi untuk menyatukan perbedaan dan batas-batas
wilayah dari seluruh Indonesia, sehingga dapat terwujud bangsa yang satu
dan utuh dalam mencapai tujuan nasional. Tujuan wawasan Nusantara
sebagai geopolitik di Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Terdapat dua macam ancaman geopolitik bagi Indonesia, yakni
ancaman geopolitik dari luar dan ancaman geopolitik dari dalam. Kedua
jenis ancaman hendaknya disikapi dengan benar, karena keduanya
memiliki dampak buruk bagi bangsa Indonesia. Ancaman geopolitik dari
luar contonya seperti konflik perbatasan wilayah, dan untuk contoh
ancaman geopolitik dari dalam seperti, adanya kelompok pemberontah
dari suatu wilayah yang menginginkan kemerdekaan wilayahnya sendiri.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Dalam menyusun makalah ini menggunakan beberapa jurnal ataaupun
website remi pemerintahan sebagai acuan dalam pemecahan solusi lebih lanjut
dari masalah konflik perbatasan wilayah dengan RRC di Pulau Natuna. Berikut
ini acuan relevan yang digunakan, yaitu.
 Jurnal berjudul “Analisis Sengketa Zona Ekonomi Eksklusif Antara
Indonesia dan RRT di Kepulauan Natuna”, yang ditulis oleh Joseph
Victoryadi Kalembang, pada tahun 2020.
 Jurnal berjudul, “Konflik Kepulauan Natuna Antara Indonesia dengan
China (Suatu Kajian Yuridis)”, yang ditulis oleh Butje Tampi, pada
tahun 2017.

C. Metode Penulisan Makalah


Dalam proses penulisan makalah menggunakan metode penulisan
deskriptif kualitatif dan bersumber dari berbagai macam literatur seperti jurnal
yang dijadikan sebagai acuan dalam penulisan makalah ini. Metode penulisan
deskriptif kualitatif sendiri merupakan metode penulisan yang menjabarkan
data kualitatif secara deskriptif. Di mana pada makalah ini, penulis berusaha
menjabarkan deskripsi bagaimana permasalahan konflik perbatasan wilayah di
laut Natuna antara Indonesia dan China yang tidak berkesudahan. Selain itu,
akan dijabarkan juga tentang upaya apa saja yang akan dilakukan pemerintah
dalam menangani masalah tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Alasan Potensi Laut Natuna menjadi Masalah Konflik Perbatasan


Wilayah dengan Negara China

Dengan luas wilayah sekitar 141.901 km2, Kepulauan Natuna kaya


akan sumber daya alam yang melimpah. Kepulauan ini memiliki cadangan
gas alam terbesar di Asia-Pasifik. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
banyak negara yang berambisi untuk menguasai perairan Natuna. Menurut
perhitungan pemeritah blok Natuna D-Alpha mengandung cadangan gas
sebesar 222 triliun kaki kubik. Cadangan gas alam tersebut disebut tidak
akan habis dalam 30 tahun ke depan dengan pengembangan berkelanjutan.
Sedangkan, perkiraan potensi volume gas yang dapat dipulihkan
diperkirakan mencapai 46 TCF (Trillion Cubes Feet) atau setara dengan
8,383 miliar barel minyak. Bersama dengan minyak, ladang ini sendiri
memiliki cadangan sebesar 500 juta barel energi.
Selain potensi gas alamnya yang sangat melimpah, laut Natuna juga
memiliki potensi di perikanan yang tak kalah melimpah juga. Merujuk pada
data Kementerian Kelautan dan Perikanan, laut Natuna mempunyai potensi
rajungan sebesar 9.711 ton, ikan demersal sebesar 159.700 ton, cumi-cumi
sebesar 23.499 ton, lobster sebesar 1.4221 ton, rajungan sebesar 9.711 ton,
ikan pelagis sebesar 327.976 ton, dan kepiting sebesar 2.318 ton. Tidak
hanya itu saja, potensi dari ikan lain, seperti ikan teri, tongkol, ekor kuning,
kerapu, dan udang putih pun sangat melimpah.
Potensi sumber daya laut di perairan Natuna, menjadi salah satu
alasan mengapa China memasukkannya sebagai salah satu titik pada batas
Nine Dash Line. Namun hal ini tentu saja bertentangan dengan perairan
Natuna yang merupakan wilayah laut Indonesia yang termasuk dalam Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE). Menurut data sistem pemantauan bertajuk
“Skylight”, tercatat bahwa terdapat seribu kapal asing yang memasuki
perairan Natuna per harinya. Menurut sampel yang diambil pada tahun
2019, terdapat 1.647 kapal asing yang masuk per harinya.
Apabila merujuk pada peraturan batas wilayah, maka aktivitas kapal-
kapal asing tersebut telah melanggar peraturan batas wilayah laut di
Indonesia. Karena Konvensi Hukum Laut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
atau United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) telah
menetapkan laut Natuna sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara
Indonesia. Lantas, Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memberikan
protes kepada pemerintah China, sebagai salah satu negara dengan kapal
nelayan yang sering masuk ke perairan Natuna. Namun, China mengklaim
bahwa perairan Natuna merupakan bagian dari Laut China Selatan yang sah,
sehingga menurut China hal ini tidak melanggar peraturan yang ada.

B. Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Konflik Perbatasan Wilayah


dengan Negara China

Dalam menyelesaikan konflik wilayah laut Natuna, pemerintah


Indonesia menempuh berbagai macam upaya dalam rangka menjaga
keutuhan wilayah NKRI. Upaya dalam mengatasi konflik perbatasan
wilayah tersebut, di antaranya, yaitu.
a) Meningkatkan manajemen perbatasan wilayah terhadap
Kepulauan Natuna
Permasalahan mengenai perbatasan negara memerlukan
perhatian yang nyata, karena perbatasan merupakan ekspresi utama
kedaulatan suatu negara. Hal ini mencakup penetapan batas wilayah
atau kawasan kedaulatan serta keamanan dan keutuhan wilayah.
Manajemen perbatasan adalah langkah penting yang patut diambil oleh
pemerintah. Salah satu upaya pemerintah dalam menjaga perbatasan
adalah dengan melanjutkan perundingan perbatasan untuk memastikan
perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, serta menggarap
eksplorasi gas alam dan minyak bumi di Kepulauan Natuna sebagai
wujud eksistensi negara Indonesia di kawasan Kepulauan Natuna.
b) Meningkatan kegiatan ekonomi melalui eksplorasi minyak di
wilayah Kepulauan Natuna
Pemerintah Indonesia terus berjuang untuk memenuhi daya
tembak yang semakin meningkat. Oleh karena itu, Indonesia akan terus
mengeksploitasi sumber energi. Saat ini, wilayah ZEE Indonesia telah
menjadi penyelamat perekonomian negara, sebagai penyumbang kas
negara. Salah satu ZEE Indonesia yang berlokasi sebagai ladang
minyak bumi dan gas alam terbesar di Indonesia terletak di Kepulauan
Natuna.
Ladang gas D-Alpha yang dikeal sebagai Blok East Natuna
terletak 225 km, tepatnya di utara Pulau Natuna (di dalam ZEE) dan
memiliki total cadangan 222 triliun kaki kubik (TCF) dan 46 TCF gas
hidrokarbon, yang merupakan salah satu yang terbesar di kawasan
Asia-Pasifik dan tiga kali lipat kandungan gas Arun, Aceh. Blok A laut
Natuna adalah lapangan pengembangan gas alam yang terletak di laut
Natuna bagian barat, sepanjang perbatasan Malaysia-Indonesia.
Produksi saat ini adalah sekitar 145 MMscfd dari area Anoa, dan 75
MMscfd dari area Gajah Baru, serta 2.350 barel minyak per hari. Total
cadangan terbukti dan terduga (2P) potensial diperkirakan mencapai
209 juta barel setara minyak. Dengan adanya kegiatan ekonomi tertentu
di wilayah darat dan perbatasan Indonesia, maka hal ini memperkuat
posisi dan kepemilikan Indonesia atas wilayah Kepulauan Natuna.
Pemerintah mengambil langkah ini melalui penggunaan Surat
Keterangan Asal (SKA) di Kepulauan Natuna.

c) Meningkatkan kapabilitas pertahanan di wilayah Kepulauan


Natuna
Keberadaan senjata antara lain untuk mendukung diplomasi,
bahkan ketika terjadi kegagalan diplomasi. Selain itu, peningkatan
kapasitas peralatan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) untuk
memenuhi kebutuhan esensial minimum atau MEF. Tak hanya itu,
Tentara Nasional Indonesia harus tetap menambah jumlah prajurit di
wilayah perbatasan, khususnya di Kepulauan Natuna, termasuk dalam
keadaan perang. Kekuatan TNI yang perlu dibangun atau ditambah di
Kepulauan Natuna antara lain:
 Melakukan pembangunan pangkalan Sukhoi Su-27
 Menyediakan 4 helikopter AH-64E Apache
 Menambahkan satu Batalyon Infantri dari Kodam Bukit Barisan
 Mengadakan kegiatan patroli Skuadran Jet Pekanbaru
 Menambahkan jumlah kapal dan almabar TNI AL
Kehadiran aparat keamanan TNI di Kepulauan Natuna bertujuan
agar ancaman luar dari China dapat dihentikan. Pengerahan angkatan
bersenjata yang didukung oleh kekuatan penuh, mulai dari senjata dan
alutsista yang mutakhir tentu dapat menjamin keamanan dan keutuhan
negara kesatuan Republik.

C. Dampak Konflik Perbatasan Wilayah Bagi Masyarakat Natuna

Adanya konflik perbatasa di wilayah laut Natuna, tentunya memiliki


dampak tersendiri bagi Masyarakat Natuna. Dampak tersebut diantaranya,
yakni.
 Roda perekonomian menjadi tidak stabil
 Masyarakat Natuna yang trauma untuk pergi ke daerah laut, karena
adanya konflik dengan negara China
 Kegiatan pariwisata di pulau Natuna dapat terhambat
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Kepulauan Natuna adalah salah satu pulau di Indonesia dengan kekayaan
alam yang melimpah. Baik itu potensi gas alam dan minyak bumi, maupun
potensi perikanan. Konflik perbatasan wilayah di laut Natuna, dipicu salah
satunya karena alasan tersebut. Itulah mengapa pemerintah pun berupaya untuk
mengatasi konflik pada wilayah Natuna. Selain itu, di balik konflik yang
terjadi, juga menghasilkan dampak yang buruk bagi masyarakat di wilayah
Natuna.

B. Saran
Merujuk pada hasil dan pembahasan penulis menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan sehingga pembaca sebaiknya membaca sumber
lain yang lebih lengkap tentang konflik wilayah Natuna. Agar informasi dan
pengetahuan yang dapat diperoleh lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA

B, T. (2017). KONFLIK KEPULAUAN NATUNA ANTARA INDONESIA


DENGAN . Jurnal Hukum Unsrat, 1-16.
Fauzie, Y. Y. (2020, Januari 7). Mengintip Potensi Natuna yang Jadi Rebutan RI-
China. Retrieved from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200107080552-92-
462985/mengintip-potensi-natuna-yang-jadi-rebutan-ri-china
Ghani, M. I. (2022, Juli 28). Luas dan Batas Wilayah Laut Indonesia – Materi
Geografi Kelas 10. Retrieved from Zenius:
https://www.zenius.net/blog/batas-wilayah-laut-indonesia
Kementerian, P. d. (n.d.). SKPT Natuna. Retrieved from Kementerian Kelautan
dan Perikanan: https://kkp.go.id/SKPT/natuna/page/1181-skpt-natuna
Kesbangpol. (2022, Juli 4). Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia.
Retrieved from Badan Kesatuan bangsa dan Politik Kabupaten Kulon
Progo: https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/545/wawasan-
nusantara-sebagai-geopolitik-
P, Y. (2020). UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK KEPULAUAN NATUNA
DALAM TINJAUAN. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis, 79-92.
V.J, K. (2020). ANALISIS SENGKETA ZONA EKONOMI EKSLUSIF
ANTARA INDONESIA DAN . Departemen Politik dan Ilmu
Pemerintahan FISIP Undip Semarang, 1-14.
Wulandari, T. (2021, Oktober 7). Wilayah Laut: Laut Teritorial, Landas
Kontinen, dan Zona Ekonomi Eksklusif. Retrieved from detikEdu:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5755968/wilayah-laut-laut-
teritorial-landas-kontinen-dan-zona-ekonomi-eksklusif

Anda mungkin juga menyukai