KELAS : XI MIA 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Kami
juga panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan keridhoan-Nya Makalah Tugas PKN
dengan judul “Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Menghadapi Claim Cina Terhadap
Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada sumber-sumber yang telah
membantu kami dalam proses peyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca mengenai isi makalah yang kami
susun. Kami akan terus berusaha untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
terselesaikannya makalah ini, dapat membantu para pembaca dalam memperluas pengetahuan
tentangperan Indonesia dalam perdamaian dunia menghadapi claim Cina terhadap Kepualauan
Natuna.
Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN
Natuna terdiri dari tujuh pulau dengan Ibu Kota di Ranai. Pada 1957, Kepulauan Natuna
masuk dalam wilayah Kerajaan Pattani dan Kerajaan Johor di Malaysia. Namun pada abad ke-
19, Kepulauan Natuna akhirnya masuk ke dalam kepenguasaan Kedaulatan Riau dan menjadi
wilayah dari Kesultanan Riau. Natuna sampai saat ini masih menjadi jalur strategis dari
pelayaran internasional.Pulau Natuna berada di Provinsi Kepulauan Riau dan berada dekat
dengan Laut China Selatan. Kawasan tersebut sampai saat ini menjadi sumber konflik antara
kedaulatan Indonesia dengan China. Diambil dari jurnal Konflik Kepulauan Natuna antara
Indonesia dengan China (2017) oleh Butje Tampil, isu tersebut menguak setelah Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo mengkritik peta dari China yang memasukkan daerah Natuna
ke dalam wilayahnya.
Berada di kawasan dengan sumber daya alam melimpah dan berbatasan langsung dengan
laut bebas membuat Natuna menjadi incaran banyak negara tetangga. Kontraversi diawali dari
Malaysia yang menyatakan bahwa Natuna secara sah seharusnya milik Malaysia. Namun untuk
menghindari konflik panjang, pada era konfrontasi 1962-1966 Malaysia tidak menggugat status
Natuna. Memasuki era Presiden Joko Widodo, pihaknya kembali menegaskan dengan keras,
bahwa Sembilan Titik yang diklaim China tidak memiliki dasar hukum internasional apapun.
Bahkan dikutip dari Surat Kabar Jepang Yomiuri Shimbun, Presiden Joko Widodo mengatakan
China perlu hati-hati dalam menentukan peta perbatasan lautnya. Indonesia salah satu negara
yang terancam dirugikan akibat Sembilan Titik yang digambar China. Menurut Kementrian Luar
Negeri, klaim China atas Natuna telah melanggar Zona Ekonomi Eksklusif milik Indonesia.
Posisi Natuna sangat jauh dari China. Natuna justru berdekatan dengan batas Vietnam dan
Malaysia. Sehingga tidak masuk akal jika China mengklaim Natuna masuk wilahnya.
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui gambaran umum mengenai Laut China Selatan dan posisi wilayah
PEMBAHASAN
Berada di kawasan dengan sumber daya alam melimpah dan berbatasan langsung
dengan laut bebas membuat Natuna menjadi incaran banyak negara tetangga. Kontraversi
diawali dari Malaysia yang menyatakan bahwa Natuna secara sah seharusnya milik
Malaysia. Namun untuk menghindari konflik panjang, pada era konfrontasi 1962-1966
Malaysia tidak menggugat status Natuna. Lepas dari konflik tersebut, Indonesia
Melayu menjadi penduduk mayoritas di Natuna, mencapai sekitar 85 persen. Suku Jawa
muncul. Dari 5.000-6.000 orang, tersisa 1.000 orang etnis China. Kemudian muncul
slentingan warga keturunan Tionghoa menghubungi Presiden China saat itu, Deng
Xiaoping untuk mendukung kemerdekaan Natuna. Meski banyak pihak yang memaksa
merebut Natuna, secara Hukum Internasional, negosiasi yang dibangun China tidak dapat
dibuktikan sampai saat ini. Pada 2009 secara nyata China melanggar Sembilan Titik
ditarik dari Pulau Spartly ditengah Laut China Selatan, lalu diklaim sebagai wilayah Zona
Yudhoyono memprotes langkah China melalui Komisi Landas Kontinen PBB. Di mana
garis putus-putus yang diklaim China sebagai Pembaharuan peta 1947 membuat
pemerintah Indonesia atas negara-negara yang berkonflik akibat Laut China Selatan.
Klaim yang membuat repot negara-negara tetangga ternyata dipicu dari kebijakan
pemerintahan Partai Kuomintang (saat itu di Taiwan). Bahwa wilayah China mencapai 90
persen Laut China Selatan. Meski saat itu China tidak pernah menyinggung isu Natuna
dihadapan PBB, sejak 1996 Indonesia telah mengerahkan lebih dari 20.000 personil TNI
untuk menjaga Natuna yang memiliki cadangan gas terbesar di Asia. Memasuki era
Presiden Joko Widodo, pihaknya kembali menegaskan dengan keras, bahwa Sembilan
Titik yang diklaim China tidak memiliki dasar hukum internasional apapun. Bahkan
dikutip dari Surat Kabar Jepang Yomiuri Shimbun, Presiden Joko Widodo mengatakan
China perlu hati-hati dalam menentukan peta perbatasan lautnya. Indonesia salah satu
negara yang terancam dirugikan akibat Sembilan Titik yang digambar China. Menurut
Kementrian Luar Negeri, klaim China atas Natuna telah melanggar Zona Ekonomi
Eksklusif milik Indonesia. Posisi Natuna sangat jauh dari China. Natuna justru
berdekatan dengan batas Vietnam dan Malaysia. Sehingga tidak masuk akal jika China
Sampai saat ini Natuna masih menjadi sasaran negara-negara asing untuk berlayar
masuk ke wilayah tersebut. Bahkan Indonesia beberapa kali masih menangkap kapal-
kapal asing yang masuk ke Natuna. Dilansir dari Kompas.com kapal penangkap ikan dan
coast guard China diduga melakukan pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif dengan
pelanggaran ZEE seperti melakukan praktik illegal, Unreported and Unregulated (IUU)
Fishing di wilayan tertitori Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri
Retno Masudi meminta China untuk patuh terhadap ketentuan yang telah ditetapkan
UNCLOS 1982 tentang batas teritori. Selain itu kementrian Luar Negeri telah
mengirimkan nota protes resmi dan memanggil Dubes China untuk Indonesia di Jakarta.
diplomatis, Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Geng Shuang
rujukan yang bisa dipakai. Di antaranya ada United Nations Convention on the Law of the
Sea (Konvensi PBB tentang Hukum Kelautan). Selain UNCLOS, terdapat sejumlah
keputusan ICJ yang bisa dijadikan acuan dalam perundingan masalah perbatasan.
Penyelesaian perbatasan laut untuk segmen barat antara Indonesia dengan Singapura,
baik dari pihak-pihak yang bersengketa juga menjadi modal utama yang sangat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Natuna merupakan asset Negara yang berharga yang disebabkan oleh jalur strategis dari
pelayaran internasional yang dimilikinya. Sebelum keputusan PCA ini, Presiden Indonesia, Joko
Widodo, berkomentar tentang masalah sengketa Laut China Selatan yang mengatakan walaupun
letak Indonesia dekat dengan Laut China Selatan, Indonesia tidak memiliki kepentingan
langsung di Laut China Selatan. Namun, perkembangan terkini menunjukkan posisi yang
berbeda.
Selama kunjungan Presiden Jokowi ke Kepulauan Natuna belum lama ini, ia mengingatkan
bahwa pada tahun 1996 China telah mengakui perairan Natuna sebagai Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) Indonesia.
Walaupun sengketa Laut China Selatan sejauh ini tidak berdampak langsung terhadap Indonesia,
namun, beberapa wilayah ZEE Indonesia di Kepulauan Natuna tumpang tindih dengan sembilan
garis putus-putus China. Karena China telah menyatakan penolakannya terhadap keputusan
PCA, Indonesia harus membuat kerangka hukum dan kebijakan lebih lanjut untuk
mengimplementasikan hak kedaulatannya atas ZEE di Kepulauan Natuna. Selain itu, pernyataan
politik yang kuat juga harus diambil untuk mengantisipasi pergerakan China di Laut China
Selatan melalui klaim sembilan garis putus-putusnya. Upaya menghentikan sengketa Laut China