Anda di halaman 1dari 13

Tugas 1

1. Sebutkan perbedaan dari pajak, retribusi dan sumbangan?


Jawaban:
Pajak
- Tidak ada kontraprestasi individual secara langsung atau pembayaran.
Maksudnya yaitu bagi individu yang telah membayar pajak mereka tidak
dapat timbal balik secara langsung dari pajak yang telah mereka bayarkan.
-  Berdasarkan pada ketentuan umum perpajakan yaitu undang-undang No.
16 tahun 2000
- Cara pengambilannya oleh pemerintah pusat dan daerah
- Dipungut sesuai dengan surat ketetapan pajak

Retribusi
- Ada hubungan langsung dari kembalinya prestasi individu setelah
dibayarkan. Maksudnya mereka akan mendapatkan timbal hasil secara
langsung dari retribusi yang telah mereka bayar.
- Berdasarkan pada undang-undang No. 34 tahun 2000 tentang pajak
daeran dan retribusi daerah. 
- Cara pengambilannya khusus melalui pemerintah daerah saja.
- Dipungut sesuai dengan surat ketetapan retribusi daerah.

Sumbangan
- Tidak ada bentuk imbalan atau pembayaran, karna sifatnya sukarela
dikarnakan tidak ada unsur paksaan serta golongan yang tertentu saja
yang ditunjuk dapat menikmati atas pembayaran tersebut.
- Tidak ada undang-undang yang mengatur khusus mengenai
pelaksanaannya dan dipungut menurut prosedur pembayaran yang dapat
dilanjutkan.
- Dipungut tidak hanya pemerintah pusat atau pemerintah daerah tetapi bisa
juga dipungut oleh yayasan, lembaga kemanusiaan atau sebagainya.
- Tidak ada surat keputusan mengenai pemungutan dan tatacara
pembayaran akan tetapi berupa pelayanan kepada public.

2. Sebutkan penggolongan tarif pajak yang anda ketahui serta jelaskan secara
singkat mengenai perbedaannya!
Jawaban:
Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:
1. Tarif Progresif (a progressive tax rate).
Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana
persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.
2. Tarif Degresif (a degressive tax rate).
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini
merupakan tarif pajak yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi. Atau, persentase tarif pajak
akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
meningkat.
3. Tarif Proporsional (a proportional tax rate).
Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi
perubahan terhadap dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek
pajak, persentasenya akan tetap.
4. Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya
tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan
pajaknya. Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan
selalu tetap sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea
Meterai dengan nilai atau nominal sebesar Rp3.000 dan Rp6.000.

3. Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya


membuat sistem administrasi perpajakan modern? Apakah reformasi
perpajakan yang dilakukan pemerintah efektif dalam meningkatkan
penerimaan pajak di Indonesia! Jelaskan secara ringkas beserta contohnya!
Jawaban:
Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun
pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dan tidak
diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeluruh.
Disamping itu peranan sektor pajak dalam sistem APBN masih berfungsi
sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah tidak mengupayakan lebih
serius. Pada saat itu penerimaan negara banyak didominasi dari sektor ekspor
minyak dan gas bumi. Berbeda dengan sekarang, penerimaan pajak
merupakan sumber penerimaan dominan dalam struktur APBN Pemerintah
Indonesia.
Saat ini, sebagai bentuk reformasi perpajakan salah satu agendanya
adalah menerapkan Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. Dalam
pelaksanaannya, implementasi perpajakan di Indonesia masih mempunyai
beberapa permasalahan. Pertama, kepatuhan wajib pajak masih rendah.
Kedua, kekuasaan Direktorat Jenderal Pajak masih terlalu besar karena
mencakup fungsi eksekutif, legislatif, dan yudikatif sekaligus sehingga
menimbulkan ketidakadilan dalam melayani hak wajib pajak yang berefek
turunnya tingkat kepatuhan wajib pajak. Ketiga, masih rendahnya
kepercayaan kepada aparat pajak dan berbelitnya aturan perpajakan.
Forum Diskusi 3

1. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana peranan nilai dalam kehidupan


manusia!
Jawaban:
Peranan nilai dalam kehidupan manusia, nilai memegang peranan penting
dalam setiap kehidupan manusia, karena nilai menjadi orientasi dalam setiap
tindakan manusia. Nilai-nilai tersebut menjadi prinsip yang berlaku di suatu
masyarakat tentang apa yang baik, benar dan berharga yang seharusnya
dimiliki dan dicapai oleh masyarakat.
Contonya, Seorang anak wajib menghargai dan menghormati orang
tuanya. Ketika berbicara dengan orang tuanya, anak harus menggunakan
bersikap yang sopan dan tutur kata yang santun. Orang tua juga wajib
melindungi dan menyayangi anak-anaknya. Pola interaksi orang tua dan anak
tersebut apabila dituntun dengan nilai maka akan menciptakan pola interaksi
yang baik dan harmonis di keluarga.

2. Jelaskan pula keempat nilai utama yang lahir dari perbuatan dan pengetahuan
dalam masyarakat!
Jawaban:
Pembicaraan tentang nilai kebaikan ini.tidak mengesampingkan
adanya·nilai lain (selain nifai kenaikan), semana dikemukakan oleh S.
Alexander di dalam Beauty and Other Furm of Value, membagi nilai dalam
empat tingkatan: pertama, nilai sub human (alamiah, hewaniah); kedua, nilai
psikologis; ketiga, nilai yang lebih tinggi; keempat, nilai religius/ketuhanan
(Langeveld, 1970: 42).
Empat Nilai Utama dalam Kehidupan Masyarakat ditinjau dari tujuan
penilaiannya, nilai dapat dibedakan menjadi empat macam.
a. Nilai Etika
Nilai etika merupakan nilai untuk manusia sebagai pribadi yang
utuh, misalnya kejujuran. Nilai tersebut sangat berhubungan dengan
akhlak, nilai ini juga berkaitan dengan benar dan salah yang dianut
oleh golongan atau masyarakat. Nilai etik atau etis sering disebut
sebagai nilai moral, akhlak atau budi pekerti.
b. Nilai Estetika
Nilai estetika ada apabila tujuan penilaian untuk menentukan keindahan,
yaitu berhubungan dengan hal-hal yang bagus atau jelek. Nilai estetika
atau nilai keindahan sering dikaitkan dengan benda, orang, dan peristiwa
yang dapat menyenangkan hati (perasaan). Nilai estetika juga dikaitkan
dengan karya seni. Meskipun sebenarnya semua ciptaan Tuhan juga
memiliki keindahan alami yang tak tertandingi. Keindahan juga dikaitkan
dengan sifat atau perangai manusia, seperti tindak-tanduk dan tutur kata
seseorang itu indah. Contoh lain dari nilai keindahan yang dimiliki
manusia ialah suara merdu dari seorang penyanyi. Keindahan perangai
manusia dapat kita lihat pada saat seseorang sedang melakukan
pembacaan puisi atau performance art. Perangai dan gerak tubuh yang
ditimbulkan mengandung estetika tersendiri. Walaupun nilai estetika
tersebut merupakan pandangan subjektif dari penikmat seni.
c. Nilai Agama
Nilai agama berkaitan dengan menilai hubungan manusia dengan Tuhan,
kaitannya dengan pelaksanaan perintah dan larangan-Nya. Nilai agama
berkaitan dengan ajaran Tuhan Yang Maha Esa dalam agama-agama.
Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan sebagai ibadah
kepada Tuhan.
d. Nilai Sosial
Apabila tujuan penilaian untuk menentukan kualitas hubungan
antarmanusia dalam pergaulan hidupnya maka akan tercipta nilai sosial.
Nilai ini berkaitan dengan perhatian dan perlakuan kita terhadap sesama
manusia di lingkungan kita. Nilai ini tercipta karena manusia sebagai
makhluk sosial. Manusia harus menjaga hubungan di antara sesamanya,
hubungan ini akan menciptakan sebuah keharmonisan dan sikap saling
membantu. Kepedulian terhadap persoalan lingkungan, seperti kegiatan
gotong royong dan menjaga keserasian hidup bertetangga, merupakan
contoh nilai sosial.
Sumber: https://www.jatikom.com/nilai-nilai-dalam-masyarakat/#ixzz6JHytHcKe

3. Apakah yang dimaksud dengan keberuntungan!


Jawaban:
Menurut Thomas A. Edison, Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi
ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan
Keberuntungan adalah suatu hal yang Tuhan berikan kepada
makhluknya. Sehingga, perbaikilah hubunganmu dengan-Nya. Mulailah
jalani apa yang menjadi kewajibanmu dalam beragama dan tinggalkan hal-hal
yang Tuhan larang. 
Sumber: https://www.idntimes.com/life/inspiration/eka-kusumaningrum/5-cara-agar-
keberuntungan-senantiasa-datang-kepadamu-c1c2/full

Tugas 1
1. Paradigma bidang administrasi yang dikemukakan Nicholas Henry terdapat 5
Paradigma, menurut pandangan anda kondisi Administrasi Negara di Negara
Republik Indonesia termasuk pada paradigm yang mana? Jelaskan
Jawaban:
Di Indonesia, kata atau konsep paradigma mulai secara lebih populer
digunakan di sekitar awal tahun 1980an; juga dalam lingkup studi
pembangunan, khususnya daiam bidang ilmu pengetahuan ekonomi dan
adminisuasi negara. Analisa "paradigmatis '' itu sendiri - baik di luar
Indonesia maupun di Indonesia.
Nicholas Henry, dengan memusatkan pengamatannya atas "lokus dan
fokus" dari ilmu administrasi seperti yang dianjurkan Golembiewski (1977),
telah membagi perkembangan ilmu pengetahuan administra.si negara atas 5
paradigma yang ber langsung sepanjang "kurun wakn:" dar: i927 hingga masa
kini (19'70 - dst), khususnya di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Kelima paradigrna menurut Nicholas Henry tersebut adaiah, (1) Dikotomi
antara Poiirik dar Administrasi, 1900- 29, (2) Prinsip-prinsip Administrasi,
7927 -37 , (3) Administrasi Negara sebagai IImu Poiitik, 1950-70, (4)
Administrasi Negara sebagai IImu Administrasi, 1956-70, dar (5) Adminis
trasi Negara sebagai Administasi Negara, 1970-(?).
Dari kelima paradigma bidang administrasi yang dikemukakan Nicholas
Henry pada Negara Republik Indonesia termasuk kedalam Paradigm V
karena Paradigma ini mengidentifikasi diri dengan masalah dan kepentingan-
kepentingan publik sebagai lokus, dan dengan teori organisasi, iimu
manajemen, dan kebdaksanaan publik sebagai fokus. Sebab itu kermrdian,
seperti dinyatakan Nicholas Henry, “public administrationists have been
increasingly concerned with the inextricably reiated areas of policy scienbe,
political economy, the public policy making process and its analysis, and the
measurement of policy outputs”.

2. Ada 6 (enam) ciri Birokrasi dari pendapatnya Max Weber, menurut


pandangan anda kondisi Birokrasi di Pemerintah Republik Indonesia sudah
sesuai atau tidak dengan pendapatnya Max Weber? Jelaskan!
Jawaban:
Sesuai dengan teorinya, Weber mengatakan bahwa legitimasi adalah dasar
bagi hampir semua sistem otoritas. Ia mengemukakan lima keyakinannya
yang berkaitan dengan otoritas yang sah bergantung pada kelima legitimasi
yang secara singkat diuraikan sebagai berikut.
1. Bahwa dengan ditegakkannya peraturan (code) yang sah maka dapat
menuntut kepatuhan dari para anggota organisasi tersebut Hal ini
dimaksudkan bahwa semua anggota organisasi pemerintah yang
memenuhi syarat sebagai birokrat dapat bekerja dalam organisasi apabila
ada pedoman, berupa aturan yang secara formal harus dipatuhi. Misalnya
peraturan yang dibuat berupa Surat Keputusan oleh yang mempunyai
otoritas dan diundangkan berlaku untuk semua anggota organisasi.
2. Bahwa hukum merupakan suatu sistem aturan abstrak, yang diterapkan
pada kasus-kasus tertentu, sedangkan administrasi mengurus kepentingan-
kepentingan organisasi yang ada dalam batas-batas hukum. Hal ini
dimaksudkan bahwa setelah diterapkannya aturan-aturan organisasi yang
harus dipatuhi oleh para anggota organisasi maka jika ada anggota
organisasi yang tidak mematuhi atau menyimpang dari aturan organisasi
harus dikenakan sanksi.
3. Bahwa manusia yang menjalankan otoritas juga mematuhi tatanan
impersonal tersebut. Hal ini dimaksudkan bahwa semua aturan organisasi
termasuk aturan hukum yang berlaku juga diberlakukan kepada semua
anggota organisasi tanpa pandang kedudukanartinya semua aturan
diberlakukan baik bagi atasan yang mempunyai otoritas maupun bawahan
yang tidak mempunyai otoritas. Hal ini mencerminkan adanya perlakuan
yang adil bagi semua anggota organisasi.
4. Bahwa tidak hanya qua member (anggota yang taat) yang benar-benar
mematuhi hukum. Hal ini dimaksudkan bahwa agar semua anggota
organisasi seharusnya menaati aturan hukum yang berlaku, dan tidak
hanya sebagian saja dari anggota organisasi itu yang harus patuh.
5. Bahwa kepatuhan itu seharusnya tidak kepada person yang memegang
otoritas melainkan kepada tatanan impersonal yang menjamin untuk
menduduki jabatan itu. Hal ini dimaksudkan agar semua anggota
organisasi tunduk kepada aturan yang ada, bukan patuh karena seseorang
yang menjadi atasannya.

3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pendelegasian wewenang?


Menurut pandangan anda kondisi pendelegasian wewenang di Pemerintah
Republik Indonesia sudah sesuai atau tidak dengan pendoman pendelegasian
wewenang? Jelaskan!
Jawaban:
Dalam pendelegasian wewenang perlu diperhatikan beberapa asas, yaitu
1. Asas kepercayaan
2. Asas delegasi atas hasil yang diharapkan
3. Asas kejelasan tugas
4. Asas rantai berkala
5. Asas tingkat wewenang
6. Asas kesatuan komando
7. Asas keseimbang wewenang dan tanggung jawab
8. Asas pembagian kerja
9. Asas efisiensi
10. Asas kemutlakan tanggung jawab
Ada 4 hal yang harus diperhatikan dalam proses delegasi kekuasan
sehingga dapat berjalan efektif yakni antara lain:
1. Dalam pemberian suatu delegasi kekuasaan atau tugas haruslah dibarengi
dengan pemberian tanggung jawab;
2. Kekuasan yang didelegasikan harus pada orang yang tepat baik dari segi
kualifikasi maupun segi fisik;
3. Mendelegasikan kekusaan pada seseorang juga harus dibarengi dengan
pemberin motivasi;
4. Pimpinan yang mendelegasikan kekuasaannya harus membimbing dan
mengawasi orang yang menerima delegasi tersebut, sehingga dengan
demikian pendelegasian kekuasaan mempunyai manfaat ganda

Menurut saya kondisi pendelegasian wewenang di Pemerintah Republik


Indonesia sudah sesuai namun belum maksimal dalam pengawasan dan
pelaksaannya

Kerjakan Soal Berikut:


1. Jelaskan proses perubahan sikap dan sertakan contoh kasus pada organisasi di
sektor publik!
Jawaban:
Pembentukan dan Perubahan Sikap
Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan
hasil interaksi antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat
dinamis. Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap
dapat mengalami perubahan. Sesuai yang di nyatakan oleh Sheriff & Sheriff
(1956), bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh ayng
diberikan. Sebagai hasil dari belajar sikap tidaklah terbentuk dengan
sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam
interaksi manusia berkenaan dengan objek teretntu (Hudaniah, 2003).
Contoh kajian ini mengambil kasus pada Kabupaten Daerah Tingkat II
Kebumen. Dengan demikian diharapkan kajian ini dapat memberikan
sumbangan pemikian bagi perkembangan wacana administrasi publik,
khususnya dalam pemberdayaan organisasi pelayanan sektor publik.
Populasi sasaran (target population) dalam penelitian ini adalah pegawai
Pemerintah Daerah Tingkat II Kebumen dan masyarakat sebagai pelanggan
yang ditetapkan berdasarkan simple random sampling atau acak sederhana.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten Daerah
Tingkat II Kebumen yang diwakili oleh unit pelayanan Rumah Sakit, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, Bagian Tata Pemerintahan, dan Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten yang mana masing-masing berperan dalam pelayanan di
bidang kesehatan, kebersihan, layanan KIP, dan layanan IMB.
Setelah dilakukan penelitian diperoleh gambaran bahwa kebijakan
pelayanan publik dirumuskan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah dan
masyarakat dalam melakukan transaksi pelayanan publik. Pelayannan publik
dilakukan secara terpisah sesuai dengan jenis atau macam layanan dan
dilakukan oleh unit pelayanan publik yang berbeda. Kebijakan pelayanan
belum berorientasi pada visi dan misi organisasi, sehingga kebijakan
pelayanan yang ada merupakan perangkat peraturan perundang-undangan
yang sifatnya bisa saja operasional, petunjuk pelaksana dan teknis.
Pemahaman pegawai terhadap manajemen kinerja masih belum
sepenuhnya dimengerti. Berdasarkan berbagai pemyataan yang terkait dengan
manajemen kinerja kebanyakan responden menjawab atau menanggapi
pernyataan antara setuju dan tidak setuju, yang berarti belum sepenuhnya
mengetahui konsep manajemen kinerja yang sebenarnya. Hal ini dapat
dimaklumi karena ternyata manajemen kinerja belum diberlakukan sebagai
suatu strategi pemberdayaan organisasi pelayanan sektor publik, tetapi baru
pada tingkat pemahaman kognitif yang belum sepenuhnya sesuai dengan
konsep dasar yang ada.
2. Jelaskan pengukuran sikap yang terdapat dalam modul 3, dan sertakan dengan
kelebihan dan kekurangan dari pengukuran tersebut
Jawaban:
Pengukuran sikap adalah sesuatu yang tidak mudah, karena objek yang
dipelajari itu tidak Nampak, tidak dapat langsung dilihat, tidak dapat
langsung dipegang. Untuk itu para ahli psikologi sosial telah berusaha untuk
mengukur sikap dengan berbagai cara. Beberapa bentuk pengukuran sudah
mulai dikembangkan sejak diadakannya penelitian sikap yang pertama yaitu
pada thun 1920.
Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologi ssial adalah
bagaimana mengukur sikap seseorang. Beberapa teknik pengukuran sikap:
antara lain: Skala Thrustone, Skala Likert, dan Multidimensional Scaling.
1. Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)
Kelebihan teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-
asumsi: ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval
skala sama. Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan
perbedaan yang sama pula dalam sikapnya. Asumsi kedua adalah Nilai
skala yang berasal dari rating para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap
penilai terhadap isue. Penilai melakukanrating terhadap aitem dalam
tataran yang sama terhadap isue tersebut.
Kekurangan dari skala Thurstone :
- Terlalu banyak yang perlu dikerjakan untuk membuat skala oleh para
juri.
- Jika item yang disuruh cek pada responden jumlahnya lebih dari 2
maka nilai untuknya pada skala adalah median dari nilai-nilai yang
terdapat pada skala yang telah dibuat.
- Nilai pada skala yang dibuat para juri sangat dipengaruhi oleh sikap
si juri sendiri terhadap masalah yang disuruh nilai.
2. Skala Likert (Method of Summateds Ratings)
Likert (1932) mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih
sederhana dibandingkan dengan skala Thurstone. Skala Thurstone yang
terdiri dari 11 point disederhanakan menjadi dua kelompok, yaitu yang
favorable dan yang unfavorabel. Sedangkan aitem yang netral tidak
disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, Likert
menggunakan teknik konstruksi test yang lain. Masing-masing responden
diminta melakukan egreement atau disegreemenn-nya untuk masing-
masing aitem dalam skala yang terdiri dari 5 point (Sangat seuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak setuju, Sangat Tidak Setuju).
Kelebihan skala Likert
- Mempunyai banyak kemudahan. Menyusun sejumlah pertanyaan
mengenai sifat atau sikap tertentu relative mudah
- Mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia
berdasarkan intensitas sikap tertentu.
- Sangat luwes atau fleksibellebih fleksibel dari pada teknik
pengukuran lainnya. Jumlah item penyataan, jumlah alternative
jawaban terserah pada pertimbangan penelitian
Kekurangan skala Likert
- Asumsi bahwa tiap item atau pernyataan mempunyai nilai yang sama
tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak semua penyataan
mempunyai makna yang sama pentingnya dalam rangka
keseluruhannya
- Ada kemungkinan bahwa orang yang mempunyai sikap yang sama
intensitasnya memiliki jawaban yang berlainan sehingga
menghasilkan skor akhir yang berbeda
3. Multidimensional Scaling.
Kelebihan teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila
dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensional.
Namun demikian, kekurangan pengukuran ini kadangkala menyebabkan
asumsi-asumsi mengenai stabilitas struktur dimensinal kurang valid
terutama apbila diterapkan pada lain orang, lain isu, dan lain skala aitem.

Forum Diskusi 3
Ada dua (2) barang A dan B, barang A harganya 3x barang B sedangkan nilai
guna marginalnya sama antara nilai barang A dan B. Syarat lain dari
pemaksimuman nilai guna adalah apabila perbandingan harga dan nilai guna
masing-masing barang tersebut adalah sama. Misalnya makanan dan pakaian, 1
unit makanan harganya 500 dan 1 unit pakaian harganya 50.00 nilai guna
marginal keduanya untuk makanan adalah 10 dan untuk pakaian adalah 50.
Andaikata konsumen tersebut mempunyai uang 50,000 untuk barang apakah akan
dibelanjakan?
Jawaban:
Dik : Margin Utility Makanan (Mux) = 10
Harga Makanan (Px) = 500
Margin Utility Pakaian (MUy) = 50
Harga Pakaian (Py) = 50.000
Dit : konsumen tersebut mempunyai uang 50,000 untuk barang apakah akan
dibelanjakan?
MU x MU y
=
Px Py
10 50
=
500 50.000
0,02=0,001
0,02>0,001

Hasil penelitian terhadap suatu perilaku perusahan dalam menawarkan barang X


yang diproduksi dirumuskan dalam suatu persamaan penawaran, sebagai berikut:
Qsx = 40 + 5Px – 2Py – 10N

Qsx adalah jumlah barang yang ditawarkan;


Px adalah harga barang X;
Py harga input; dan
N adalah banyaknya macam barang pesaing.

Tentukan besarnya koefisien elastisitas harga penawaran barang X pada tinggi Px


= 4; Py = 2; dan N = 3. Berikan penjelasan dari setiap nilai koefisien elastisitas
tersebut.
Jawaban:
Diketahui: Qsx = 40 + 5Px – 2Py – 10N
Px = 4
Py = 2
N= 3
Ditanya: Es (Koefisien elastisitas)?

Qsx = 40 + 5Px – 2Py – 10N


Qsx = 40 + 5(4) – 2(2) – 10(3)
     = 40 + 20 – 4 – 30
= 26
Sehingga, jumlah barang yg ditawarkan adalah 26

Rumus koefisien elastisitas penawaran


∆Q S
Q
E s= S
∆P
P

Dimana ΔQs adalah perubahan penawaran dan ΔP adalah perubahan harga

ΔQsx /ΔPx = 5 (nilai didpatkan dari differensial Qs terhadap Px , saat nilai  Py
dan N adalah/dianggap konstan ; atau nilai  tersebut  bisa didapat dari perhitungan
pada tabel berikut ini)

Kondisi 1 Qsx = 40 + 5Px – 2Py – 10N Qsx (1) 26


Px = 4; Py = 2; N = 3 Px (1) 4

Px (2) Py N Qsx (2) ∆Qsx ∆Px ∆Qsx/∆Px


4 2 3 26 0 0 5
5 2 3 31 5 1 5
6 2 3 36 10 2 5
7 2 3 41 15 3 5
8 2 3 46 20 4 5
9 2 3 51 25 5 5
10 2 3 56 30 6 5
11 2 3 61 35 7 5
12 2 3 66 40 8 5

Sehingga,
∆Q S x
QSx
E s=
∆ Px
Px
∆Q sx Px 4
E s=( )( ) ( )
∆ Px
x
Q sx
=5 x
26
=5 x 0,15=0,75 ≈ 75 %

Jadi penawaran ini bersifat inelastis karena nilai koefisien elastisitas penawaran
kurang dari 1 (Es<1). Pengertian nilai 75% adalah setiap perubahan harga sebesar
100% maka penawaran berubah sebesar 75%.

Anda mungkin juga menyukai