Anda di halaman 1dari 32

Review Matematika Teknik 1

UAS
Topik

• ODE Orde 1
• ODE Orde 2
• Sistem Persamaan Diferensial Linier
• Transformasi Laplace

6/9/23 AE-3100 2
Complex Exponential & Identitas
• Persamaan eksponensial
ODE – Order 1
Homogenous Equation: General Solution

• n-order linear equation:

• General solution: semua solusi yang mungkin ada


• Particular solution: satu solusi dari general solution  Unique solution
• Particular solution didapatkan dari initial value problem 
Superposisi Solusi (Linear Equation)

• Apabila y1, … yk adalah solusi dari persamaan differential (4), maka superposisi
solusi

• Untuk nilai konstan C1, Ck adalah juga solusi persamaan (4)

• Contoh: Persamaan differential orde-2 : y” – 9y = 0 memiliki solusi y1 = e3x dan


y2 = e-3x  y = C1e3x + C2e-3x

• NOTE : Superposisi tidak berlaku pada persamaan differential NON-Linear dan


NON-Homogenous
Solusi Eksponensial
• Untuk n = 1, bentuk sederhana persamaan (1) menjadi

• Solusi General :

• 2nd Order Equation:

• Cari solusi dalam bentuk eksponensial:

• Persamaan Karakteristik:
Solusi Eksponensial

• Akar persamaan kuadratnya adalah:

• Solusi persamaan orde-2:

• Solusi General:

• Apabila akar persamaan berulang λ1 = λ2 = λ  y = C1 eλx + C2 xeλx


Contoh #1

• Tentukan solusi general dari y” – y’ – 6y = 0

• Dengan menggunakan persamaan karakeristik:

• Akar persamaan λ1 = -2 λ2 = 3

• Solusi General :
Contoh #2

• Cari Solusi persaman :

• Persamaan Karakteristik:

• Solusi General :

• Kondisi awal: y(0) = 1, y’(0) = 0  A = 1, B = 2/(3)1/2

• Solusi Partikular
Contoh #3: Initial Value Problem (IVP)
• Tentukan solusi dari y” – 4y’ + 4y = 0, dengan y(0) = 12, y’(0) = -3

• Dengan menggunakan persamaan karakeristik: λ2 - 4λ + 4 = 0


• (λ – 2)2 = 0
• Akar persamaan λ1 = λ2 = 2
• Solusi : y = C1 e2x + C2 e2x  Suku ke 1 dan ke 2 tidak LI  kalikan suku ke 2
dengan x  C2 xe2x 
• solusinya menjadi y = C1 e2x + C2 xe2x

• Kondisi awal : y(0) = 12  12 = C1 + 0  C1 = 12


• Kondisi awal : y’(0) = -3  -3 = 2C1 + C2  C2 = -27
• Jadi solusinya adalah: y = 12 e2x - 27xe2x
ODE Non Homogin

6/9/23 AE-3100 12
Solusi Umum

• General solution dari L[y] = f(x) adalah

yh(x) = Solusi homogin


yp(x) = Solusi particular

• General solution dari L[y] = f1+ ...+ fk

yh(x) = Solusi homogin


yp1(x) = Solusi particular dari L[y] = f1
ypk(x) = Solusi particular dari L[y] = fk
Koefisien Tak Tentu (Undertermined Coeff)

• Prosedur untuk mencari solusi persamaan ODE dengan koefisien tak tentu

• Dipengaruhi oleh 2 kondisi:


1) L adalah linear dan konstan koefisien
2) Diferensiasi yang berulang untuk setiap fj(x) menghasilkan LI term yang
terbatas (terhingga)
• Contoh:

 Hanya mengandung 2 LI : e-x dan xe-x


Koefisien Tak Tentu (Undertermined Coeff)

• Prosedur untuk mencari solusi persamaan ODE dengan koefisien tak tentu

• Dipengaruhi oleh 2 kondisi:


1) L adalah linear dan konstan koefisien
2) Diferensiasi yang berulang untuk setiap fj(x) menghasilkan LI term yang
terbatas (terhingga)
• Contoh:

 Hanya mengandung 2 LI : e-x dan xe-x


Contoh

• Untuk metoda undetermined coefficient:

• Memenuhi kondisi (1) : memiliki koeffisient constant: 1, -1


• Untuk kondisi (2)

• Kondisi (2) terpenuhi 


Contoh

• Untuk mencari solusi partikular f1(x), cari kombinasi linear turunan f1(x) 

• Dimana A, B, C adalah undetermined coefficients

• Solusi Homogin

• adalah 
• Bagaimana mencari yh(x) ?
Contoh

• Untuk solusi homogin (p. 103):


• Characteristic equation: 
• Solusinya adalah: y(x) =
• Perlu 4 component  repated λ =0 hanya memberikan solusi A

• Set y” = p  persamaan y”” – y” = 0 bisa dituliskan menjadi p” – p = 0


• Persamaan karakteristik: λ2 -1 = 0  λ = 1, -1
• y” = p 

Solusi homogin dapat dituliskan:


Contoh
• Solusi homogin:
• Solusi particular

• Check duplikasi term solusi particular dan homogin  Bx dan C pada solusi
particular berulang pada solusi homogin C1 dan C2x

• Untuk menghindari duplikasi  kalikan familiy dari solusi dengan xn dimana n


adalah integer terkecil yang dapat menghasilkan term yang tidak duplikasi
• Kalikan x dengan yp1 
• Masih ada duplikasi Cx  kalikan dengan x2
Contoh
• Substitusikan yp1(x) ke persamaan y”” – y” = f1(x)

•  A = –1/4, C = -3

• Maka

• Untuk mencari solusi partikular ke 2 dari f2(x) = –Sin2x 

• Tidak ada duplikasi dengan solusi homogin


Contoh
• Substitusikan solusi yp2(x) kedalam persamaan y”” – y” = –sin2x 

• Coefficient 20D = –1  D = –1/20, E = 0

• General solution :
Diagonalisasi Matrik Simetris

6/9/23 AE-3100 22
Diagonalisasi Matriks Simetris
• Sistem persamaan diferensial:

• Apabila A memiliki n Linearly Independent eigenvectors e1...en yang membentuk


kolom dari matriks Q 
Sifat-Sifat Diagonalisasi Matrik
• Matrik A (nxn) bisa didiagonalisasi apabila ada n eigen vector bebas linier (LI)
• Apabila matrik A (nxn) memiliki n eigenvalue yang berbeda, maka matrik A bisa
didiagonalisasi
• Apabila matrik A memiliki n eigenvector bebas linier e1 ... en, dan membentuk matrik
modal transformasi Q = [e1 ... en]  matrik diagonalisasinya adalah D = Q-1AQ
• Setiap matrik simetri bisa didiagonalisasi
Example

• Sistem getaran bebas memiliki persamaan differensial sebagai berikut:

• Untuk nilai

• Maka
Example
• Dari persamaan:

• Maka

• Dimana :
Uncoupled
Equation
• Solusi:
Example
• Solusi dalam bentuk x, y 

• In Scalar form:
Module 8: Transformasi Laplace
Transformasi Laplace

• Example #3: Transformasikan fungsi

• Example #4: Transformasikan fungsi


Transformasi Derivatif
• Turunan Orde-1

• Turunan Orde-2

• Turunan Orde-3

• Turunan Orde-4 L[f’’’’} = s4 L{f} – s3 f(0) – s2 f’(0) – sf’’(0) – f’’’(0)

• Turunan Orde-n
Example #6: Dengan Trans. Laplace
• Selesaikan persamaan differential y” – y’ – 2y = 0, kondisi awal y(0) =
1, y’(0) = 0

• Dengan menggunakan metoda expansi – partial fraction:


Example #6: Persamaan Diff
• Numerator pada persamaan expansi harus sama:

• Untuk s = 2  a = 1/3
• Untuk s = -1  b = 2/3
• Transformasi balik dari doman “s” ke domain “t”
• Recall: F(s) = 1/(s-a)  f(t) = eat
• Therefore F(s) = 1/3(s-2)  f(t) = 1/3e2t

Anda mungkin juga menyukai