OSILASI PAKSA

- GERAK 1 DIMENSI

KOMPETENSI

Mahasiswa mampu mendeskripsikan gerak pada sebuah partikel yang

mengalami osilasi paksa dalam ruang 1 dimensi

07.00 – 08.40 WIB, SELASA, 04 MARET 2024 KELAS B1 – R. 312

REVIEW PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA NON HOMOGEN
Persamaan diferensial linier orde 2 non homogen dengan koefisien konstan
dinyatakan:

d2 y
a 2 +b
dy
dx
+ cy = f ( x ) ( aD 2
)
+ bD + c y = f(x)
dx
Solusi umum PDB linier orde 2 non homogen:

y (x) = yh + yp

Apabila f(x) berbentuk polynomial, maka:

yP = A 0 + A1x + A 2 x 2 + A 3 x 3 + ... + A n x n

Misal:

f(x) = 5 + 2x + 3x2, maka solusinya: yP = A + Bx + Cx 2

REVIEW PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA NON HOMOGEN
Contoh:
d2 y dy
2
− 4 +3y= 1
dx dx
Solusi persamaan diferensial linier non homogen di atas dilakukan dengan dua
langkah:
1. PD Linier homogen:
Pers. karakteristiknya.

d2 y dy
2
− 4 +3y= 0 yh = erx r 2 − 4r + 3 = 0
dx dx
(r − 1)(r − 3 ) = 0

yh = C1e x + C2 e3x
REVIEW PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA NON HOMOGEN
2. Penyelesaian partikulir persamaan diferensial non homogen
f(x) = 1
Dari bentuk polynomial, maka solusinya:

yP = A yP ’ = 0 d2 y dy
substitusi: 2
− 4 +3y= 1
yP’’ = 0 dx dx

1
0 − 4 0 + 3 A = 1 A=
3
1
yp =
3
d2 y dy
Solusi umum persamaan diferensial 2
− 4 + 3 y = 1 adalah:
dx dx

y (x) = yh + yp 1
y (x) = C1e x + C2 e3x +
3
REVIEW PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA NON HOMOGEN
d2 y
Contoh 2: − 4 y = 2 + x 2

dx 2
Dari bentuk polynomial, maka solusi partikulir PD non homogen:

yP’ = B + 2Cx d2 y
yP = A + Bx + Cx2 substitusi − 4 y = 2 + x 2
’’
yP = 2C dx 2

( )
2C − 4 A + Bx + Cx 2 = 2 + x 2 2C − 4 yp = 2 + x 2

(2C − 4A) − 4Bx − 4Cx 2 = 2 + x 2

• C = −1/4
•B=0
• A = −5/8
5 1 2 5 1 2
yp = − − x y (x) = C1e2x + C2 e −2x − − x
8 4 8 4
OSILATOR PAKSA
Tinjau:
Sebuah benda (sistem pegas-massa) yang dipaksa mengalami osilasi oleh gaya
eksternal yang berbentuk:
Fekst = F0 e it
Pada benda (pegas−massa) tersebut juga mengalami gaya friksi / gesekan /
redaman yang sebanding dengan kecepatan, maka persamaan gerak benda
berbentuk:
•• •
it
m x = F0e − r x− kx
•• •
m x + r x+ kx = F0eit
 faktor redaman = sekon−1

•• C0
r • k F
x + x + x = 0 eit
m m m

 02
OSILATOR PAKSA

•• • … (1)
x +  x + 02 x = C0eit Persamaan Gerak

Solusi dari persamaan (1) sama dengan solusi PD homogen (kasus redaman
kecil) ditambah dengan solusi partikular PD non homogen.

Solusi PD homogen (kasus redaman kecil):

•• •
x +  x + 02 x = 0

dengan, d = 02 − 41  2

(C e )

− t
x(t ) = e 2
1
id t
+ C2 e −id t
OSILATOR PAKSA
•• •
Menentukan solusi partikular PD non homogen. x +  x + 02 x = C0eit

Karena osilasi dipaksa oleh gaya F0 dengan frekuensi osilasi , maka hasilnya
adalah benda akan berosilasi dengan frekuensi yang sama dengan gaya yang
memaksanya, maka solusinya:

x(t ) = Aeit … (2)

•
x = Ai e it
subsitusi ke pers. (1)
••
x = − A 2 e it

− A 2 e it + i A e it + A02 e it = C 0 e it

( )
−  2 A +  (i) A + 02 A = C 0
OSILATOR PAKSA
C0
A= … (3)
02 2
−  + i
Sehingga solusi persamaan gerak menjadi:

 

x(t ) = 
C0  e it … (4)
  2 −  2 + i 
 0 

Solusi umum (PD non homogen) diperoleh dari pers. (4) ditambah dengan
solusi PD homogen (kasus redaman kecil), yaitu:

(C e )   it

− t
x(t ) = e id t −id t  C0 e … (5)
2 + C2 e +
1  2 − 2 + i 
 0 
OSILATOR PAKSA

− t
x(t ) = e 2 (C1 + C 2 ) cos d t + i (C1 − C 2 ) sin d t + C0
(cos t + i sin t )
02 2
−  + i
Karena posisi adalah besaran riil, maka kita pilih bagian riil dari solusi di atas,
sehingga diperoleh:


− t C0
x(t ) = Ce 2 cos d t + cos(t − ) BUKTIKAN! … (6)
R

dengan: C = C1 + C 2

d = 02 − 41  2

02 −  2 = R cos 

 = R sin 
OSILATOR PAKSA

Fungsi posisi partikel diperoleh:

Amplitudo meluruh seiring

pertambahan waktu, t Frekuensi osilasi bergantung
pada kontanta pegas, massa
benda, dan faktor redaman

− t C0
x(t ) = Ce 2 cos d t + cos(t − )
R
Fungsi osilasi dengan frekuensi sama
dengan frekuensi gaya penyebab
/pemaksa

Conclussion:
Untuk waktu yang cukup lama, t → , suku pertama akan menuju nol,
sedangkan suku kedua menunjukkan bahwa benda tetap berosilasi dengan
frekuensi sama dengan frekuensi (frekuensi murni) gaya pemaksa.
OSILATOR PAKSA

Untuk limit t → :

C0
lim x = cos(t − ) … (7)
t → R

Amplitudo osilasi

Amplitudo osilasi maksimum jika R minimum.

R cos  = 02 − 2 2
R cos  = 2
( 02 − )
2 2

R sin  =  R 2 sin2  =  2  2
+
R = 2
(
02 − )
2 2
+  2 2

R= (
 02 − 2 2
) +  2 2 … (8)
OSILATOR PAKSA

R= ( 2
0 − 2 )
2
+  2 2

= 0 →(R minimum) TERJADI RESONANSI

k
Artinya:  = 0 =
m

Resonansi terjadi apabila gaya pemaksa (eksternal) memiliki

frekuensi sama dengan frekuensi alami (natural) sistem osilator.

Ketika terjadi resonansi, amplitudo osilasi akan maksimum.

OSILATOR PAKSA
Gambar berikut menggambarkan pengaruh frekuensi alami 0 dan faktor
redaman  terhadap frekuensi resonansi dan amplitudo osilasi (1/R)
TUGAS Ke-4

1. Buktikan persamaan (6) pada sub bahasan ini!

2. Suatu sistem pegas massa yang terdiri dari beban bermassa 5 gram, pegas
dengan konstanta 20 dyne/cm, dan faktor redaman 2/cm. Jika sistem tersebut
digetarkan oleh gaya penggerak (eksternal) 10 dyne secara periodik dengan
frekuensi 1 rad/s:
a. Tuliskan persamaan osilasi paksa dalam kasus ini!
b. Hitulanglah besar impedansi osilasi paksa!
c. Hitulanglah besar amplitudo simpangannya!
d. Hitulanglah beda fase antara simpangan dengan gaya penggeraknya!
e. Tuliskan persamaan simpangan yang terjadi pada osilasi paksa tersebut!