A. Pendahuluan
Kuliah 27 sampai dengan Kuliah 30 membahas kalkulus variasi (calculus of
variations) dan penggunaannya untuk menyelesaikan permasalahan fisika. Perkuliahan ke
27 yang merupakan perkuliahan pertama pada topik kalkulus variasi ini menyajikan
pengenalan kalkulus variasi dan persamaan Euler untuk menyelesaikan permasalahan nilai
stasioner atau maksimum atau minimum. Oleh karena itu, di akhir perkuliahan ke 27 ini
diharapkan Saudara dapat
menentukan bentuk integral tunggal dari beberapa permasalahan fisika
menentukan keadaan stasioner dari bentuk integral tunggal
menyelesaikan persamaan Euler (persamaan Euler – Lagrange).
Untuk memudahkan pemahaman materi pada perkuliahan ini, konsep turunan dan
integral harus dikuasi dengan baik. Pelajari kembali topik-topik prasyarat ini yang telah
Saudara peroleh dari matakuliah lain.
atau y
Gambar 27.2
y2 2 y2
dx
A 2 y 1 dy 2 y 1 x2 dy (27.3b)
y1 dy y1
I F x, y, y dx (27.4)
x1
dI
Nilai I stasioner (minimum) jika 0 ketika 0 . Dengan syarat ini, maka
d
diperoleh
Jika kita sederhanakan suku yang mengandung turunan terhadap x sebagai berikut
d dF dF dF dy dF dy 2 F 2 F dy 2 F dy
dx dy x dy y dy dx y dy dx xy yy dx y 2 dx
maka persamaan Euler menjadi
F 2 F 2 F 2F
y 2 y 0 (27.11)
y xy yy y
Contoh 1, menentukan persamaan jarak terdekat yang menghubungkan titik 2,0
ke titik 0, 2 diperoleh dengan membuat integral
0 2 0
dy
I 1 dx 1 y2 dx
2 dx 2
stasioner. Penyelesaiannya adalah dengan persamaan Euler. Berdasarkan persamaan Euler
maka
F F y
F 1 y 2 0 dan sehingga
y y 1 y 2
Soal-Soal 27
ds c
Laju cahaya dalam medium yang berindeks bias n adalah v . Waktu tempuh dari
dt n
B B
1
A ke B adalah t dt n ds Berdasarkan prinsip Fermat, t adalah stasioner. Jika
A
cA
lintasan terdiri dari dua bagian garis lurus dengan indek bias n konstan pada setiap bagian,
B
maka n ds n d1 1 n2 d 2 yang merupakan permasalahan kalkulus biasa. Berdasarkan
A
keterangan ini maka selesaikan permasalahan berikut
1. Turunkan persamaan hukum pemantulan yakni (perhatikan
gambar). Petunjuk, misalkan cahaya datang dari titik A x1 , y1 ke
titik B x2 , y2 melalui titik sembarang P x,0 pada cermin yang
diletakkan sepanjang sumbu x. Selanjutnya gunakan
dt n dD
0 dengan D adalah jarak sepanjang APB dan
dx c dx
tunjukkan bahwa .
Tentukan fungsi y dengan menyelesaikan persamaan Euler untuk membuat integral berikut
ini stasioner
x2 x2 x2
2 ds
4. x 1 y dx 5. 6. x 1 y 2 dx
x1 x1
x x1
x2 x2 x2
7. x ds 8. y2 y 2 dx
9. y2 y dx
x1 x1 x1
x2
x2 x2 x2
2 2 2 x y 2 dx
14. y xydx 15. y y 2 ye dx 16.
x1 x1 x1
x3
1 1 1
2
17. 4 y y dx
0
18. yy 4 y dx
0
19. yy 4 y dx
0
20. Tentukan fungsi y x yang melalui titik 0 ,0 dan 1,1 dan meminimalkan
1
2
y y 2 dx
0
21. Tentukan fungsi y x yang melalui titik 0 ,0 dan / 2,1 dan meminimalkan
1
2
y y 2 dx
0
A. Pendahuluan
Perkuliahan ke 28 membahas pengembangan persamaan Euler dengan variable pada
sistem koordinat lain dan kasus-kasus khusus dengan variable tertentu tidak ada serta
penyelesaian permasalahan brachistochrone (bentuk cycloid). Oleh karena itu, di akhir
perkuliahan ini diharapkan Saudara dapat
menyelesaikan persamaan Euler dengan variabel dalam sistem koordinat lain
menyelesaikan persamaan Euler dengan variable tertentu tidak ada atau pengubahan
variabel
menyelesaikan permasalahan brachistochrone (bentuk cycloid)
Untuk memudahkan memahami materi pada perkuliahan ini, diferensial dan integral
harus dikuasai dengan baik. Pelajari kembali diferensial dan integral yang telah Saudara
peroleh dari matakuliah lain.
d F F
0 (28.1)
dr
t2
Untuk variabel lain, misalnya untuk membuat I F t ,x,x dt stasioner maka persamaan
t1
d F F
Eulernya adalah 0 (28.2)
dt x x
x2
d F F
Integral I F x, y, y dx dengan persamaan Euler 0 memiliki
x1
dx y y
y2
d F F
0 memiliki variabel terikat x. Penyelesaian persamaan Euler menjadi
dy x x
sederhana jika fungsi F tidak bergantung secara langsung pada variabel terikat (y atau x
bergantung bentuk integralnya). Dengan demikian untuk F yang tidak bergantung variabel
terikat y maka
F d F F
0 dan 0 atau c (28.3a)
y dx y y
Sedangkan untuk F yang tidak bergantung variabel terikat x maka
F d F F
0 dan 0 atau c (28.3b)
x dy x x
Contoh 3, menentukan persamaan jarak terdekat antara dua titik pada permukaan
kerucut z 2 8 x 2 y 2 Dengan menggunakan koordinat silinder maka diperoleh
z 2 8r 2 dz 8dr Persamaan panjang busur pada sistem koordinat silinder adalah
pada variabel terikat (y untuk bentuk pertama atau x untuk bentuk kedua) maka persamaan
Euler dapat diselesaikan dengan pengubahan variabel sebagai berikut
1 1
x atau y (28.4a)
y x
dx xdy atau dy y dx (28.4b)
x2
1 y2
Contoh 5, menentukan fungsi y x yang membuat I dx stasioner.
x1
1 y
Kasus ini merupakan bentuk pertama sehingga dengan pengubahan variabel pada
persamaan (28.4) dapat diperoleh
x2 y2 y2 y2
1 y2 1 y2 x2 y2 x2 x2 1
I dx xdy dy dy
x1
1 y y1
1 y y1
1 y y1
1 y
yang merupakan kasus dengan fungsi F tidak bergantung variabel terikat x (lihat contoh 2
x2 1 F F 2 x
pada Perkuliahan 28 ini). Karena F maka 0 dan
1 y x x 1 y 1 x2
sehingga persamaan Eulernya menjadi
d x x c 1 y
0 atau c atau x atau
dy 1 y 1 x2 1 y 1 x2 2
1 c 1 y
2
c 1 y
x dy
2
1 c 2 1 y
Integral ini dapat diselesaikan dengan substitusi u 1 y du dy dan dapat diperoleh
cu
x du
1 c 2u 2
Selanjutnya sebagaimana pada contoh 2, maka dapat diperoleh
2 2 1
x K 1 y 2
c
yang merupakan persamaan lingkaran.
d F F
Cara lain menyelesaikan persamaan Euler 0 dan membuat stasioner
dx y y
x2
F y 2 1 y2 1
F y c y c
y 1 y y 1 y
y 2 1 y2
c
1 y 1 y 1 y2
2
1 c 2 1 y c 1 y
y atau x dy
c 1 y 2
1 c 1 y
2
Soal-Soal 28.1
Tentukan fungsi y (dalam bentuk integral pertama jika tidak ditemukan integralnya dalam
tabel) dengan menyelesaikan persamaan Euler untuk membuat integral berikut ini
stasioner
Tentukan fungsi y dengan menyelesaikan persamaan Euler untuk membuat integral berikut
ini stasioner
1 x2 b
2 yy 2
9. y 4 y dx 10. 1 y 2 y2 dx 11. a 1 yy dx
0 x1
x2 2 2
2 2 2 2
12. y y dx 13. r r d 14. 2 sin 2 d
x1 1 1
t2 b b
1 2 2 2 y2
15. s s s dt 16. 1 x 1 x dy 17. 1 dx
t1 a a
y2
2 2 2
18. Tentukan persamaan jarak terdekat pada kerucut z x y
19. Tentukan persamaan jarak terdekat pada bidang dengan koordinat polar
20. Tentukan persamaan jarak terdekat pada permukaan silinder
21. Tentukan persamaan jarak terdekat pada permukaan bola
22. Tentukan persamaan jarak terdekat pada silinder r 1 cos
23. Tentukan persamaan jarak terdekat pada kerucut z r cot dengan r 2 x2 y 2
24. Tentukan persamaan jarak terdekat pada y x 2
Gunakan prinsip Fermat untuk menemukan persamaan lintasan yang dilalui cahaya ketika
melewati medium dengan indeks bias yang sebanding dengan fungsi yang diberikan
berikut ini
25. 1 x 26. y 1 27. y 28. r 1 29. r 1/ 2
1/ 2 1
30. y 2 31. 3 2x 32. e y 33. x1/ 3 34. r
1/ 2
35. r 1 ln r 36. y x
Soal-soal 28 – 2
1. Untuk permasalahan brachistochrone, tunjukkan bahwa jika manik-manik mula-mula
bergerak dengan kelajuan v0 maka lintasan yang dilalui agar waktu tempuhnya
minimum masih dalam bentuk cycloid
2. Misalkan dibangun terowongan tanpa gesekan di bawah tanah
yang menghubungkan A dan B yang berada pada permukaan
bumi (lihat gambar di samping). Kereta api dapat bergerak
karena gravitasi. Tentukan bentuk integral waktu dt yang
berharga minimum untuk menemukan kurva/lintasan yang
dilalui kereta sehingga waktu yang dibutuhkannya paling
pendek dengan menggunakan koordinat polar. Energi potensial
dari partikel bermassa m dalam gravitasi bumi diberikan oleh
mgR 2
m di luar bumi
r
mg r 2 3R 2 m di dalam bumi
2 R
Selesaikan persamaan Euler untuk menemukan kurva r . Tentukan tetan integral
dr d
dengan syarat 0 untuk r r0 . Selanjutnya selesaikan sebagai fungsi r
dt dt
kemudian substusikannya ke dalam integral t dan selesaikan untuk menunjukkan
R 2 r02
bahwa waktu yang dibutuhkan adalah T . Petunjuk, tentukan integral
gR
R
2 dt . Hitunglah T untuk r0 0 dan untuk r0 0.99R
r r0
Gunakan prinsip Fermat untuk menentukan lintasan yang dilalui berkas cahaya jika indeks
bias medium yang dilaluinya sebanding dengan
1 / 2 1 / 2
3. x 1/ 2 4. y 1 5. 2 x 5
dengan x dan y adalah fungsi yang dapat diturunkan kedua terhadap variabel bebas t dan
dx dy
x serta y . Fungsi x t dan y t yang membuat I stasioner yang
dt dt
menghubungkan titik t1 dan t2 dan kita dapat membuat fungsi-fungsi yang menghubungkan
kedua titik tersebut yang dapat dituliskan secara umum sebagai
X t x t t (29.2a)
Y t y t t (29.2b)
dengan t dan t adalah fungsi-fungsi sembarang yang kontinyu, yang memiliki
turunan pertama dan memenuhi
t1 t2 0 (29.3a)
t1 t2 0 (29.3b)
Turunan terhadap t dari persamaan (29.2) adalah
X x (29.4a)
Y y (29.4b)
Dengan fungsi (29.2), maka persamaan (29.1) menjadi
t2
dI
Nilai I stasioner (minimum) jika 0 ketika 0 . Dengan syarat ini, maka
d
diperoleh
t2
dI F dX F dY F dX F dY
0 dt
d t1
X d Y d X d Y d
t2
dI F F F F
dt (29.6)
Y
0
d t1
X Y X
Ketika 0 maka persamaan (29.4) menjadi X x dan Y y . Dengan kondisi ini
maka persamaan (29.6) menjadi
I 12 m x2 y 2 mgy dt bernilai stasioner. Integral ini memberikan
t1
F F F F
F 12 m x2 y 2 mgy x
mx
x
0;
y
mg ; dan
y
my sehingga
Soal-Soal 29 – 1
1. Tulis persamaan Euler agar integral dengan tiga variabel bebas berikut
t2
C. Persamaan Lagrange
Persamaan Lagrange diturunkan berdasarkan prinsip Hamilton. Prinsip Hamilton
ditemukan oleh ahli matematika Irlandia William Rowan Hamilton. Prinsip Hamilton
menyatakan bahwa gerak suatu sistem dari t1 ke t2 adalah sedemikian sehingga integral
terhadap waktu dari perbedaan energi kinetik dan energi potensial (yang dikenal dengan
aksi) bernilai stasioner. Perbedaan energi kinetik K dan potensial V dikenal dengan
Langrangian (L) atau secara matematis dituliskan L T V Prinsip Hamilton ini juga
t2
Jika L merupakan fungsi dari variabel umum q1 ,q2 ,...,qn dan q1 ,q2 ,...,qn dan jika
t2
I L q1 ,q2 ,...,qn ,q1 ,q2 ,...,qn dt bernilai stasioner maka dapat diperoleh persamaan
t1
Lagrange
d L L
0 n 1, 2 ,3,... (29.12)
dt qn qn
Persamaan Lagrange terdiri dari set n persamaan diferensial. Persamaan ini dikembangkan
secara mandiri oleh Joseph L. Lagrange (1736 – 1816). Persamaan ini ekivalen dengan
persamaan gerak Newton.
Contoh 2 adalah menemukan persamaan gerak dua dimensi pada sistem koordinat polar.
Energi kinetik partikel dinyatakan oleh persamaan
2 2 2
1 1 ds 1 dr d 1
T mv 2 m m r 2 m r 2 r 2 2
2 2 dt 2 dt dt 2
Energi potensial partikel
V V r,
Dengan demikian Lagrangian partikel
1
L T V m r2 r 2 2 V r,
2
Persamaan Lagrange nya
d L L d mr V V
0 atau mr 2
0 atau m r r 2
dt r r dt r r
2
d L L
d mr V
0 atau m r 2r
V
dt
0 atau
dt
Berdasarkan hubungan antara gaya konservatif dan potensial pada koordinat polar yakni
F V atau Fr rˆ F ˆ V rˆ 1 V ˆ
r r
dan hukum II Newton F ma maka dapat diperoleh
ar r r 2
a r 2r
2 4 2 2
yang bergantung pada dua variabel r,
Persamaan Lagrange nya adalah
d L L d m1r m2 r mr 2 1
0 atau m1 g 3 m2 g 0
dt r r dt 4 2
2
d L L d m1r d m1r 2 2
0 atau 0 atau 0 atau r c
dt dt 4 dt 4
Soal-Soal 29 – 2
1. Tulislah persamaan Lagrange untuk partikel dengan massa m dalam potensial
V r, ,z dengan menggunakan sistem koordinat silinder
2. Tulislah persamaan Lagrange untuk partikel dengan massa m dalam potensial
V r, , dengan menggunakan sistem koordinat bola
3. Gunakan persamaan Lagrange untuk menemukan persamaan gerak pendulum
sederhana
4. Tentukan persamaan gerak partikel yang bergerak sepanjang sumbu x jika energi
1
potensialnya V kx 2
2
5. Partikel bergerak pada permukaan bola yang berjari-jari a di bawah pengaruh gaya
gravitasi. Tentukan persamaan geraknya untuk variabel dan
6. Tunjukkan bahwa partikel yang berada pada permukaan f x, y,z 0 tanpa pengaruh
gaya lain bergerak sepanjang geodesi (jarak terdekat) pada permukaan. Petunjuk:
energi potensialnya V tetap; tidak ada usaha yang dilakukan gaya yang bekerja pada
partikel karena tegak lurus dengan permukaan. Gunakan prinsip Hamilton dan
tunjukkan bahwa penentuan permasalahan geodesi (jarak terdekat) dan penentuan
lintasan partikel adalah permasalahan matematika yang sama
7. Dua partikel; masing-masing bermassa sama m; dihubungkan
oleh tali yang panjangnya l. Satu partikel bergerak horisontal
di atas meja tanpa gesekan. Tali melalui lubang pada meja dan
partikel yang berada pada bagian ujung bawah bergerak naik
turun secara vertikal. Tentukan persamaan Lagrange dari gerak
partikel-partikel tersebut. Petunjuk, gunakan sistem koordinat
polar untuk partikel pada meja dan variabel z untuk partikel yang di bawah. Eliminasi
I F x, y, y dx (30.1)
x1
J G x, y, y dx (30.2)
x1
bernilai tertentu. Fungsi y x sebagai extremal dan Y x sebagai keluarga fungsi lain
yang menghubungkan dua titik yang sama. Namun demikian, Y x bukan hanya
merupakan fungsi dari parameter tunggal karena dibutuhkan persyaratan lain untuk
membuat integral J bernilai tertentu. Oleh karena itu, Y x merupakan fungsi dua
parameter yakni
Y x y x 11 x 2 2 x (30.3)
dengan 1 x dan 2 x fungsi sembarang yang dapat diturunkan dan
1 x1 1 x2 0 (30.4a)
2 x1 2 x2 0 (30.4b)
Dengan mengganti y x dengan Y x yang diberikan oleh persamaan (30.3) maka
persamaan (30.1) dan (30.2) menjadi
x2
I 1 , 2 F x, Y , Y dx (30.5)
x1
x2
J 1 , 2 G x, Y , Y dx (30.5)
x1
Kemudian kita buat fungsi baru yang merupakan kombinasi dari I dan J yaitu
x2
C. Permasalahan Isoperimetrik
Isoperimetrik artinya keliling yang sama. Kebanyakan permasalahan isoperimetric
yang terkenal adalah menemukan kurva dalam bidang dari suatu panjang yang diberikan
sehingga membuat luas daerah yang dilingkupinya paling besar.
Contoh, suatu kurva yang panjangnya L memotong sumbu x pada titik x1 dan x2 .
Tentukan bentuk kurva sedemikian rupa luas daerah yang dibentuk oleh kurva dan sumbu
x memiliki nilai paling besar.
Jawab, integral yang dibuat maksimum adalah luas daerah di bawah kurva yakni
x2
I y dx
x1
J ds 1 y2 dx
x1 x1
2
Misalkan, z 2 c1 y dz 2 c1 y dy sehingga
Soal-Soal 30
a
1. Tentukan kurva y x yang membuat integral I y2 y 2 dx stasioner dan memenuhi
0
a
sinh a cosh a 2 a 2
2
persyaratan/konstrain J y 2 dx sinh 2a ; y 0 0 ;
0 2ab
y a b
4
2. Tentukan kurva y x yang membuat integral I x 2 y2 dx stasioner dan memenuhi
1
4
1
persyaratan/konstrain J ydx 1 4 ln 4 ; y 1 1 ; y 4 ln 4
1
8
a
3. Tentukan kurva y x yang membuat integral I y 2 dx stasioner dan memenuhi
0
a
persyaratan/konstrain J y 2 dx 1 ; y 0 0 y a 0
0
1
4. Tentukan kurva y x yang membuat integral I xy2 dx stasioner dan memenuhi
0
1
persyaratan/konstrain J xy 2 dx 1
0
1
5. Tentukan kurva y x yang membuat integral I py2 qy 2 dx stasioner dan
0
1
memenuhi persyaratan/konstrain J ry 2 dx 1
0
6. Suatu kurva memiliki luas A. Tentukan persamaan kurva tersebut sedemikian hingga
keliling luas kurva tersebut bernilai minimum.
7. Jika panjang kurva yang menghubungkan dua titik adalah l maka tentukan persamaan
kurva sedemikian sehingga luas permukaan hasil pemutaran dengan memutar kurva
terhadap sumbu x memiliki nilai minimum.
8. Jika panjang kurva yang menghubungkan dua titik adalah l maka tentukan persamaan
kurva sedemikian luas daerah antar kurva dan garis lurus yang menghubungkan kedua
titik tersebut bernilai maksimum.
9. Disediakan 10 cm3 timah, bagaimana cara membentuknya ke dalam benda padat hasil
revolusi dengan tinggi 1 cm dan memiliki momen inersia terkecil terhadap sumbunya.
Daftar Bacaan
1. Mary L. Boas, ‘Mathematical Methods in the Physical Sciences’, 3rd edition, John
Wiley & Son, 2005.
2. K.F. Riley, M. P. Hobson, S. J. Bence, ‘Mathematical Methods for Physics and
Engineering’, 3rd edition, Cambridge University Press, 2006.
3. K.T. Tang, ‘Mathematical Methods for Engineers and Scientists 1, 2, 3’, Springer
Verlag, Berlin, 2006.
4. Tai L. Chow, ‘Mathematical Methods for Physicists: A Concise Introduction’,
Cambridge University Press, 2003.
5. Frank Ayers and Elliott Mendelson, ‘Theory and Problem of Differential and Integral’,
Schaum Outline Series, McGraw Hill, 1990