Anda di halaman 1dari 15

PERTANYAAN FISIKA STATISTIK UNTUK KELOMPOK R (APLIKASI

DISTRIBUSI MAXWELL-BOLTZMANN PADA MOMEN MAGNETIK)

A. Apa yang dimaksud dengan partikel secara klasik tanpa simetri yang mendasari
distribusi Maxwell-Boltzmann? Apakah ada yang simetri? Berikan contoh!
Jawab:
Yang mendasari distribusi Maxwell-Boltzmann adalah asumsi ketika partikel dapat
dibedakan satu dari yang lainnya dan satu keadaan yang sama dapat tidak ditempati
atau ditempati oleh satu atau lebih partikel. Partikel dideskripsikan secara klasik tanpa
simetri. Hal ini diambil berdasarkan sifat kerapatan partikel dalam sistem. Mengenai
pendefinisian partikel secara klasik artinya partikel tersebut tidak ditandai dengan
oleh spin karena spin memang karakteristik perilaku atau sifat momentum internal
yang diperoleh dari perumusan kuantum. Adapun kata tanpa simetri yakni partikel
tidak memiliki sifat benda simetri. Contohnya pada atom dan molekul gas.

B.
C. Apakah ada asumsi momen magnetic lain (selain tegak lurus)?
Jawab:
Ada.
Pada prinsipnya arah putaran momen magnet oleh medan magnet luar B hanya pada
atom elektron tunggal (Hidrogen). Perputaran momen magnet sesuai dengan medan
magnetnya, jika seragam (isotropik) maka momen magnet dalamnya yang tadinya
acak akan menyearahkan dirinya dengan arah medan magnet luar B. (ada 3 arah
orientasi: +1 berlawanan, 0 tegak lurus, -1 searah). Sedangkan jika tidak seragam,
(non isotropik) maka bukan hanya memutar momen magnet, tetapi juga memberikan
suatu gaya tak seimbang. Salah satu percobaannya yaitu pada eksperimen Stren-
Gerlach.

D. Fungsi Langevin itu apa? Hubungannya dengan arah orientasi sembarang?


1 𝜇𝐵
 Fungsi Langevin didefinisikan sebagai (𝑥) = coth 𝑥 − 𝑥 , dengan 𝑥 = . Jika
𝑘𝑇

syarat 𝑥 ≫ 1 terpenuhi maka 𝐿(𝑥) bernilai 1 dimana pada saat ini nilai medan
magnetic yang memenuhi syarat 𝐵 ≫ 𝑘𝑇 , momen magnetik induksi akan
mencapai nilai maksimum atau nilai jenuh (saturasi). Sebaliknya jika 𝑥 ≪ 1 maka
1
uraian 𝐿(𝑥) atas suku-sukunya mengandung nilai 𝑥 3 dengan nilai pendekatan
𝑥
𝐿(𝑥) = 3

Bentuk fungsi Langevin ditunjukkan sebagai berikut.


L(x)

kemiringan=1/3

 Hubungannya dengan arah orientasi sembarang adalah untuk menentukan


besarnya momen magnetic rata-rata pada orientasi sembarang nilainya sebanding
𝜇𝐵
dengan fungsi Langevin. 𝜇̅ = 𝜇𝐿( 𝑘𝑇 ).

E. Momen magnetic tiga arah orientasi apakah sama dengan gerak partikel 3D?
Jawab:
Iya sama. Jika memungkinkan partikel bergerak pada 3 arah orientasi dengan
kemungkinan yang sama dan jika terdapat medan magnet luar B maka orientasinya
akan sedikit terganggu, tetapi basisnya masih tetap 3 orientasi.
F.
G.
H. Apakah pada momen magnetic rata-rata, dengan suhu yang paling minimum
menunjukkan adanya arah orientasi yang searah dan berlawanan? Mungkinkah
partikel-partikel tersebut berada pada tingkat energy terendah?
Jawab:
Pada momem magnetic rata-rata untuk suhu yang paling minimum maka 𝜇̅ → 𝜇. Ini
berarti bahwa pada suhu tersebut momen magnetic rata-rata mengambil arah yang
sama. Karena pada suhu yang mendekati nol, getaran termal atom-atom menjadi
sangat kecil sehingga interaksi dengan medan magnet luar dapat memaksa atom-atom
mengambil arah orientasi yang sama.
Pada suhu yang paling minimum atau T→0, hampir semua system berada pada
tingkat energy terendah, jadi mungkin saja partikel berada pada tingkat energy
terendah.
I. Partikel dideskripsikan secara klasik, maksudnya bagaimana?
Distribusi yang digunakan kenapa Maxwell-Boltzmann?
Jawab:
Partikel dideskripsikan secara klasik maksudnya partikel memiliki kerapatan yang
kecil dengan jumlah partikel sedikit berada dalam ruangan bervolume besar. Sehingga
antara partikel yang satu dengan partikel yang lainnya dapat dibedakan. Contohnya
pada atom dan molekul gas.
Dalam hal ini menggunakan distribusi Maxwell-Boltzmann karena system yang
ditinjau adalah suatu assembli yang mengandung sekumpulan atom yang memiliki
momem magnet, sebagaimana kita ketahui bahwa atom merupakan partikel klasik
yang terbedakan sehingga memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.
J.
K. Mengapa kasus ini menggunakan distribusi Maxwell-Boltzmann?
Jawab:
Dalam hal ini menggunakan distribusi Maxwell-Boltzmann karena system yang
ditinjau adalah suatu assembli yang mengandung sekumpulan atom yang memiliki
momem magnet, sebagaimana kita ketahui bahwa atom merupakan partikel klasik
yang terbedakan sehingga memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.

L.
M. Apa yang dimaksud fungsi Langevin?
Kenapa dalam momen magnetic digunakan distribusi Maxwell-Boltzmann?
Jawab:
1 𝜇𝐵
 Fungsi Langevin didefinisikan sebagai (𝑥) = coth 𝑥 − 𝑥 , dengan 𝑥 = . Jika
𝑘𝑇

syarat 𝑥 ≫ 1 terpenuhi maka 𝐿(𝑥) bernilai 1 dimana pada saat ini nilai medan
magnetic yang memenuhi syarat 𝐵 ≫ 𝑘𝑇 , momen magnetik induksi akan
mencapai nilai maksimum atau nilai jenuh (saturasi). Sebaliknya jika 𝑥 ≪ 1 maka
1
uraian 𝐿(𝑥) atas suku-sukunya mengandung nilai 𝑥 3 dengan nilai pendekatan
𝑥
𝐿(𝑥) = 3
Bentuk fungsi Langevin ditunjukkan sebagai berikut.
L(x)

kemiringan=1/3

 Dalam hal ini menggunakan distribusi Maxwell-Boltzmann karena system yang


ditinjau adalah suatu assembli yang mengandung sekumpulan atom yang memiliki
momem magnet, sebagaimana kita ketahui bahwa atom merupakan partikel klasik
yang terbedakan sehingga memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann.

N. Pada arah orientasi sembarang, bagaimana jika arah medan magnet yang dipilih tidak
sejajar sumbu z dan darimana dapat mengetahui momen magnetic dengan arah
orientasi demikian memiliki energy interaksi (𝜃) = −𝜇𝐵 cos 𝜃 ?
Jawab:
Dipilih arah medan magnet yang sejajar dengan sumbu z untuk memudahkan
perhitungan, namun jika arah medan yang dipilih tidak sejajar sumbu z maka kita
masih dapat menentukan momen magnetic yang membentuk arah antara sudut 𝜃
sampai 𝜃 + 𝑑𝜃 terhadap arah medan magnet dengan perhitungan matematis yang
berbeda. Dengan demikian probabilitas menemukan momen magnetic pada arah
tersebut juga dapat ditentukan melalui factor Maxwell-Boltzmann dan kerapatan
keadaan.
Kita ketahui bahwa interaksi antara momen magnetic 𝜇 dengan medan magnet luar
⃗⃗. Oleh karena itu energy
memberikan tambahan energy atom sebesar 𝑈(𝜃) = −𝜇⃗. 𝐵
interaksi pada momen magnetic yang membentuk sudut terhadap medan magnet
bernilai 𝑈(𝜃) = −𝜇𝐵 cos 𝜃. Tentu saja energy interaksi ini juga berlaku pada momen
magnetic yang arah orientasinya tertentu, seperti searah, berlawanan dan tegak lurus.
O. Kenapa momen magnetic dan momen dipol dapat menggunakan Maxwell-
Boltzmann?
Jawab:
Fenomena yang mirip dengan atom magnetic dijumpai pula pada assembli momen dipol
listrik. Misalkan kita memiliki sejumlah atom atau molekul sejenis yang masing-masing
memiliki momen dipol 𝑝̅ . Di dalam assembli tersebut kita berikan medan listrik E. kita ingin
mencari berapa momen dipol rata-rata yang dimiliki atom/molekul. Untuk kemudahan kita
juga mengasumsikan beberapa sifat berikut ini:

i) Tidak ada interaksi antara sesama dipol. Interaksi hanya terjadi antara dipol
dengan medan listrik luar.
ii) Tiap dipol hanya boleh mengambil salah satu dari dua arah orientasi, yaitu searah
medan listrik dan berlawanan arah medan listrik.

Energi interaksi antara dipol dengan medan listrik adalah

𝑈 = −𝑝⃗𝐸⃗⃗ = −𝑝𝐸 cos 𝜃 (14)

Dengan 𝜃 adalah sudut antara momen dipol dengan medan listrik. Jika dipol searah medan
maka energy interaksinya adalah

𝑈↑ = −𝑝𝐸 (15)

Dan jika berlawanan medan maka energy interaksinya

𝑈↓ = 𝑝𝐸 (16)

Tampak bahwa bentuk ungkapan energy ini sama persis dengan yang kita jumpai pada atom
magnetic . dengan demikian, pencarian momen dipol total persis sama dengan saat kita
mencari momen magnetic total, hanya dengan mengganti variable-variabel yang ekivalen
sebagai berikut

𝑝↔𝜇

𝐸↔𝐵

Dengan melakukan penggantian tersebut akhirnya kita dapatkan momen dipol rata-rata atom
menjadi

𝑝𝐸
𝑝̅ = 𝑝 tanh [ ] (17)
𝑘𝑇
P. Apa pengaruh dari distribusi Maxwell-Boltzmann terhadap momen magnetic?
Jawab:

Pada saat membahas suatu assembli yang mengandung kumpulan atom yang memiliki
momen magnet. Di dalam assembli tersebut jika kita berikan medan magnet B untuk
mempermudah kita asumsikan beberapa sifat berikut ini:

i. Tidak ada interaksi antar atom. Interaksi hanya terjadi antara atom dengan medan magnet
luar yang diberikan. Ini adalah penyederhanaan yang cukup drastic karena sebenarnya
antara momen magnetic ada interaksi.
ii. Momen magnetik atom hanya bias mengambil salah satu dari dua orientasi, yaitu searah
medan magnet atau berlawanan dengan medan magnet.
Ilustrasi dari asumsi tersebut tampak pada gambar

Gambar (a) Dalam medan magnet, momen magnetic atom hanya dapat mengambil salah
satu dari dua arah orientasi: searah atau berlawanan arah medan magnet.

Maka dari sifat-sifat di atas mengenai momen magnetik maka kita akan menentukan
berapa momen magnetic total yang dihasilkan oleh kumpulan atom-atom tersebut.
Interaksi antara momen magnetic 𝜇 dengan medan magnet luar memberikan tambahan
energy pada atom sebesar
𝑈 = −𝜇̅ . 𝐵̅
= −𝜇𝐵𝑐𝑜𝑠𝜃 (1)
Dengan 𝜃 adalah sudut antara momen magnetic dan medan magnet.
Dan penggunaan persamaan Distribusi Maxwell-Boltzmann sangat cocok sekali untuk
menggambarkan arah orientasi pada atom-atom tersebut.
Dengan 𝜃 adalah sudut antara momen magnetic dan medan magnet. Karena hanya ada
dua arah orientasi momen magnetic yang diijinkan, yaitu searah medan magnet (𝜃 =
𝜋) , maka tambahan energy atom dengan momen magnetic serah medan magnet
adalah
𝑈↑ = −𝜇𝐵 (2)
𝑈↓ = 𝜇𝐵 (3)
Probabilitas mendapatkan atom dengan arah momen searah medan magnet sebanding
dengan 𝑛(𝑈↑ ) dan probabilitas menemukan atom dengan arah momen berlawanan
dengan arah medan magnet sebanding dengan 𝑛(𝑈↓ ). Dengan demikian, kita dapat
menulis
𝑃↑ = 𝐾𝑛(𝑈↑ ) (4)
𝑃↓ = 𝐾𝑛(𝑈↓ ) (5)
Dimana K adalah factor penomalisasi. Karena jumlah total probabilitas harus satu
maka 𝑃↑ + 𝑃↓ = 1 yang memberikan ungkapan untuk factor normalisasi sebagai
berikut
1
𝐾= (6)
𝑛(𝑈↑ ) + 𝑛(𝑈↓)
Dengan demikian persamaan (4) dan (5) dapat ditulis menjadi :
𝑛(𝑈↑ )
𝑃↑ = (7)
𝑛(𝑈↑ ) + 𝑛(𝑈↓)
𝑛(𝑈↓ )
𝑃↓ = (8)
𝑛(𝑈↑ ) + 𝑛(𝑈↓)
Atom merupakan partikel klasik yang memenuhi fungsi distribusi Maxwell-
Boltzmann. Oleh karena itu probabilitas masing-masing arah orientasi memenuhi
𝑈↑ 𝜇𝐵
𝑛(𝑈↑ ) ∝ 𝑒𝑥𝑝 [− ] = 𝑒𝑥𝑝 [ ] (9)
𝑘𝑇 𝑘𝑇
𝑈↓ 𝜇𝐵
𝑛(𝑈↓ ) ∝ 𝑒𝑥𝑝 [− ] = 𝑒𝑥𝑝 [− ] (10)
𝑘𝑇 𝑘𝑇
Subtitusi persamaan (9) dan (10) ke dalam persamaan (7) dan (8) kita dapatkan
bentuk eksplisit dari probabilitas sebagai berikut
𝜇𝐵
𝑒𝑥𝑝 [ ]
𝑃↑ = 𝑘𝑇 (11)
𝜇𝐵 𝜇𝐵
𝑒𝑥𝑝 [ ] + 𝑒𝑥𝑝 [− ]
𝑘𝑇 𝑘𝑇
𝜇𝐵
𝑒𝑥𝑝 [− ]
𝑃↓ = 𝑘𝑇 (12)
𝜇𝐵 𝜇𝐵
𝑒𝑥𝑝 [ ] + 𝑒𝑥𝑝 [− ]
𝑘𝑇 𝑘𝑇
Selanjutnya kita menghitung momen magnetic rata-rata atom. Karena hanya ada dua
arah orientasi yang diijinkan maka momen magnetic rata-rata atom dapat dihitung
dengan persamaan sederhana
𝜇̅ = +𝜇𝑃↑ − 𝜇𝑃↓

Q. Apakah arti fisis dari “Momen magnetic dengan tiga arah orientasi dan momen
magnetic dengan arah orientasi sembarang”?
Jawab:

Dari persamaan energy interaksi antara momen magnetic dan medan magnet 𝑈 =
−µ𝐵 cos 𝜃 kita dapatkan bahwa :

i) Untuk momen yang searah medan, energi interaksinya adalah 𝑈↑ = −𝜇𝐵


ii) Untuk momen yang tegak lurus medan, energi interaksinya adalah 𝑈→ =
𝜋
−𝜇𝐵 cos ( 2 ) = 0
iii) Untuk momen yang berlawanan arah, energy ineraksinya adalah 𝑈↓ = 𝜇𝐵

Probabilitas untuk mendapatkan momen magnetic pada berbagai arah tersebut sebagai berikut
:
i) Untuk momen yang searah medan

𝑒 −𝑈↑⁄𝑘𝑇 𝑒 µ𝐵⁄𝑘𝑇
𝑃↑ = =
𝑒 −𝑈↑⁄𝑘𝑇 + 𝑒 −𝑈→ ⁄𝑘𝑇 + 𝑒 −𝑈↓⁄𝑘𝑇 𝑒 µ𝐵⁄𝑘𝑇 + 1 + 𝑒 −µ𝐵⁄𝑘𝑇

ii) Untuk yang tegak lurus medan


𝑒 −𝑈→ ⁄𝑘𝑇 1
𝑃→ = −𝑈 ⁄𝑘𝑇 ⁄ ⁄
= µ𝐵⁄𝑘𝑇
𝑒 ↑ −𝑈
+ 𝑒 → 𝑘𝑇 −𝑈
+𝑒 ↓ 𝑘𝑇 𝑒 + 1 + 𝑒 −µ𝐵⁄𝑘𝑇
iii) Untuk yang berlawan dengan arah medan

𝑒 −𝑈↓⁄𝑘𝑇 𝑒 −µ𝐵⁄𝑘𝑇
𝑃↓ = −𝑈 ⁄𝑘𝑇 = µ𝐵⁄𝑘𝑇
𝑒 ↑ + 𝑒 −𝑈→ ⁄𝑘𝑇 + 𝑒 −𝑈↓⁄𝑘𝑇 𝑒 + 1 + 𝑒 −µ𝐵⁄𝑘𝑇

Sekarang kita melangkah ke kasus yang lebih umum dimana arah orientasi momen
magnetikbisa sembarang, bukan diskrit seperti yang kita bahas sebelumnya. Tentu saja
pembahasan akan sedikit lebih rumit. Tetapi mari kita bahas perlahan-lahan. Sebagai ilustrasi,
lihat gambar (c)
Mari kita lihat momen magnetic yang membentuk arah antara sudut 𝜃 sampai 𝜃 +
𝑑𝜃 terhadap arah medan magnet. Arah medan magnet dipilih sejajar sumbu z. Momen
magnetic dengan arah orientasi demikian memiliki energy interaksi (𝜃) = −𝜇𝐵 cos 𝜃 . kita
akan menentukan berapa peluang momen magnetic tersebut berada pada sudut demikian. Ini
ditentukan oleh dua factor, yaitu factor Maxwell-Boltzman, dan kerapatan keadaan. Coba
kalian iris kulit bola yang dibatasi oleh sudut 𝜃 sampai 𝜃 + 𝑑𝜃 dan hitung luas irisan tersebut.
Irisan tersebut berbentuk lingkaran dengan lebar tertentu.

Gambar (c). Menentukan rapat keadaan yang dibatasi oleh sudut antara 𝜃 sampai 𝜃 + 𝑑𝜃

Misalkan jari-jari bola adalah R. jari-jari irisan adalah 𝑟 = 𝑅𝑠𝑖𝑛𝜃. Dengan demikian ,
keliling irisan tersebut adalah:

𝐾 = 2𝜋𝑟 = 2𝜋𝑅𝑠𝑖𝑛𝜃

Keliling bola sendiri adalah 2𝜋𝑅. Keliling ini mencakup sudut sebesar 2𝜋. Sedangkan irisan
sendiri hanya mencakup sudut sebesar 𝑑𝜃. Dengan menggunakan perbandingan sudut maka
kita dapat menghitung tebal irisan sebagai berikut.

𝑑𝜃
𝑑𝑠 = × 2𝜋𝑅 = 𝑅𝑑𝜃
2𝜋
Akhirnya kita dapatkan luas irisan adalah

𝑑𝑆 = 𝐾𝑑𝑠
𝑑𝑆 = (2𝜋𝑅𝑠𝑖𝑛𝜃)𝑅𝑑𝜃

𝑑𝑆 = 2𝜋𝑅 2 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑

Luas keseluruhan kulit bola sendiri adalah


𝑆 = 4𝜋𝑅 2

Dengan demikian, kerapatn keadaan pada posisi sudut 𝜃 sampai 𝜃 + 𝑑𝜃 adalah

𝑑𝑆 2𝜋𝑅 2 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑
𝑔(𝜃)𝑑𝜃 = =
𝑆 4𝜋𝑅 2

1
𝑔(𝜃)𝑑𝜃 = 𝑠𝑖𝑛𝜃𝑑
2
Probabilitas mendapatkan atom dengan arah orientasi momen magnetic antara 𝜃 sampai 𝜃 +
𝑑𝜃 adalah

𝑃(𝜃)𝑑𝜃 ∝ 𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃

Atau

𝑃(𝜃)𝑑𝜃 = 𝐶𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃 (26)

Dengan C adalah factor penormalisasi. Karena probabilitas mendapatkan atom pada semua
orientasi adalah 1 maka

∫ 𝑃(𝜃)𝑑𝜃 = 1
0

∫ 𝐶𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃 = 1
0

Yang akhirnya memberikan ungkapan untuk factor penormalisasi

1
𝐶= 𝜋 (27)
∫0 𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃

Ketika momen magnetic membentuk sudut 𝜃 maka komponen momen yang searah medan
magnet hanya 𝜇 cos 𝜃. Dengan demikian, momen magnetic rata-rata menjadi
𝜋

𝜇̅ = ∫(𝜇 cos 𝜃)𝑃(𝜃)𝑑𝜃


0

𝜋
∫0 (𝜇 cos 𝜃)𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃
= 𝜋
∫0 𝑒 −𝑈(𝜃)/𝑘𝑇 𝑔(𝜃)𝑑𝜃

𝜋
∫0 cos 𝜃𝑒 𝜇𝐵 cos 𝜃/𝑘𝑇 sin 𝜃 𝑑𝜃
=𝜇 𝜋 (28)
∫0 𝑒𝜇𝐵 cos 𝜃/𝑘𝑇 sin 𝜃 𝑑𝜃

Untuk menyelesaikan integral () mari kita misalkan 𝑥 = 𝜇𝐵 cos 𝜃 /𝑘𝑇. Dengan pemisalan ini
maka

𝑘𝑇
cos 𝜃 = 𝑥 (29)
𝜇𝐵

𝑘𝑇
sin 𝜃 𝑑𝜃 = − 𝑑𝑥 (30)
𝜇𝐵

𝜇𝐵
Selanjutnya kita menentukan batas integral untuk 𝑥. Jika 𝜃 = 0 maka 𝑥 = dan jika 𝜃 = 𝜋
𝑘𝑇
𝜇𝐵
maka 𝑥 = − 𝑘𝑇 . Subtitusi persamaan (29) dan (30) kedalam persamaan (28) kita peroleh

−𝜇𝐵/𝑘𝑇 𝑘𝑇 𝑘𝑇
∫𝜇𝐵/𝑘𝑇 (𝜇𝐵 𝑥) 𝑒 𝑥 (− 𝜇𝐵 𝑑𝑥)
𝜇̅ = 𝜇
−𝜇𝐵/𝑘𝑇 𝑘𝑇
∫𝜇𝐵/𝑘𝑇 𝑒 𝑥 (− 𝜇𝐵 𝑑𝑥)

−𝜇𝐵/𝑘𝑇
𝑥
𝑘𝑇 ∫𝜇𝐵/𝑘𝑇 𝑥𝑒 𝑑𝑥
= ( ) −𝜇𝐵/𝑘𝑇
𝐵 ∫ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
𝜇𝐵/𝑘𝑇

𝑘𝑇 −𝛼𝑒 −𝛼 − 𝑒 −𝛼 − 𝛼𝑒 𝛼 + 𝑒𝛼
=( )( ) (31)
𝐵 𝑒 −𝛼 − 𝑒 𝛼

Dengan 𝛼 = 𝜇𝐵/𝑘𝑇. Kita sederhanakan lebih lanjut persamaan (31) sebagai berikut

𝑘𝑇 𝛼(𝑒 𝛼 + 𝑒 −𝛼 ) + (𝑒 𝛼 − 𝑒 −𝛼 )
𝜇̅ = ( )
𝐵 −(𝑒 𝛼 − 𝑒 −𝛼 )

𝑘𝑇𝛼 𝑒 𝛼 + 𝑒 −𝛼 1
=( )( 𝛼 − )
𝐵 𝑒 − 𝑒 −𝛼 𝛼
(𝑒 𝛼 + 𝑒 −𝛼 )/2 1
= 𝜇( 𝛼 − )
(𝑒 − 𝑒 −𝛼 )/2 𝛼

cosh 𝛼 1
= 𝜇( − )
sinh 𝛼 𝛼

1
= 𝜇 (coth 𝛼 − ) (32)
𝛼

Dengan memperkenalkan fungsi Langevin

1
𝐿(𝛼) = coth 𝛼 − (33)
𝛼

Maka momen magnetic rata-rata dapat ditulis dalam bentuk lebih singkat sebagai berikut

𝜇𝐵
𝜇̅ = 𝜇𝐿 ( ) (34)
𝑘𝑇

S. Jelaskan lebih rinci hubungan momen magnetic dengan fungsi suhu?


Jawab:
𝜇𝐵
sinh [ ]
𝜇̅ = 𝜇 𝑘𝑇
𝜇𝐵
cosh [ ]
𝑘𝑇
𝜇𝐵
𝜇̅ = 𝜇 tanh [ ] (13)
𝑘𝑇
Gambar (b) adalah plot 𝜇̅ sebagai fungsi suhu. Tampak bahwa jika 𝑇 → 0 maka 𝜇̅ →
𝜇. Artinya bahwa pada suhu tersebut momen magnetic rata-rata mengambil arah yang
sama. Ini terjadi karena pada suhu yang mendekati nol, getaran termal atom-atom
menjadi sangat kecil. Interaksi dengan medan magnet luar dapat memaksa atom-atom
mengambil arah orientasi yang sama.
Gambar (b) Momen magnetic rata-rata atom sebagai fungsi suhu
Sabaliknya pada suhu 𝑇 → ∞ maka 𝜇̅ → 0. Ini akibat getaran atom-atom yang sangat
intensif sehingga medan magnet luar yang diberikan tidak sanggup mengarahkan
momen-momen magnet. Energy termal electron jauh melampaui energy interaksi
dengan medan magnet. Arah momen magnet atom-atom menjadi acak. Akibatnya,
jumlah momen magnet yang searah medan menjadi sama dengan yang berlawanan
arah medan. Juga tampak bahwa untuk suhu yang sama, 𝜇̅ makin besar jika medan
makin besar. Ini disebabkan penggunaan medan yang besar akan memberikan
paksaan yang lebih besar kepada atom-atom untuk menyearahkan momen
magnetiknya.

1. Kel: Jamil, Andri S, Bayu, Gumilar


Jelaskan grafik (gambar b) momen magnetic rata-rata atom sebagai fungsi waktu!
𝜇𝐵
Apa arti fisis dari: 𝜇̅ = 𝜇𝐿 ( 𝑘𝑇 )?

Jawab:
Pada gambar (b) adalah plot 𝜇̅ sebagai fungsi suhu, bukan fungsi waktu. Dapat
diamati bahwa jika T→ 0 maka nilai 𝜇̅ → 𝜇. Artinya bahwa pada suhu tersebut
momen magnetic rata-rata mengambil arah yang sama. Hal ini dapat terjadi karena
pada suhu yang mendekati nol, getaran termal atom-atom menjadi sangat kecil
sehingga sangat mudah bagi magnet luar untuk menyearahkan momen magnetic
partikel ketika suhu rendah. Interaksi dengan magnet luat tersebut dapat memaksa
atom-atom mengambil arah orientasi yang sama.
Sebaliknya pada suhu T→ ∞ maka 𝜇̅ → 0. Ini akibat getaran atom-atom yang sangat
intensif sehingga medan luar yang diberikan tidak sanggup mengarahkan momen-
momen magnet. Energy termal electron jauh lebih besar dari pada energy interaksi
dengan medan magnet . Pada keadaan ini, arah momen magnet atom-atom menjadi
acak. Akibatnya, jumlah momen magnet yang searah medan menjadi sama besar
dengan yang berlawanan arah medan. Juga tampak pada suhu yang sama , 𝜇̅ makin
besar jika medan makin besar. Ini disebabkan penggunaan medan yang besar akan
memberikan paksaan yang lebih besar kepada atom-atom untuk menyearahkan
momen magnetiknya.

2. Kel: Pita energy pada semikonduktor


Mengapa pada penggunaan distribusi Maxwell-Boltzmann pada momen magnetic
dilakukan secara kontinu bukan diskrit? Apa yang membedakannya?
Jawab:
penggunaan distribusi Maxwel-Boltzman pada momen magnetic dapat terjadi pada
partikel diskrit dan kontinu, yang membedakannya adalah bahwa partikel kontinu
merupakan kasus yang lebih umum dari partikel diskrit. Pada partikel diskrit
diasumsikan bahwa partikel tersebut memiliki 3 peluang arah orientasi yakni sejajar,
berlawann dan tegak lurus dan kasus tersebut merupakan kasus khusus. Sedangkan
pada partikel kontinu arah momen magnet adalah sembarang sehingga merupakan
kasus yang lebih rumit

3. Kel: Gammar, Regina, Lilis, Risma


Dari awal disebutkan bahwa asumsi awal itu tidak ada interaksi antara sesama atom.
Interaksi hanya terjadi antara dipol dengan medan listrik luar. Bagaimana jika ada
interaksi antar atom? Bagaimana menentukan probabilitasnya?
Jawab:
Pada momen magnet atau dipol listrik memiliki asumsi awal yang sama yakni tidak
ada interaksi antar atom. Interaksi hanya terjadi antara atom dengan medan magnet
luar yang diberikan atau interkasi hanya terjadi antara dipol dengan medan listrik luar.
Ini adalah penyederhanaan yang cukup drastic karena sebenarnya antara momen
magnetic ada interaksi. Dengan adanya penyederhanaan ini maka sistem yang ditinjau
hanya interaksi dua besaran yakni momen magnet partikel dengan medan magnet atau
medan listrik luar. Jika tidak ada penyederhanaan ini maka perhitungan menjadi
sangat rumit karena ditinjau juga interaksi antar atomnya.

4. Kel: Persamaan Distribusi Einstein


Keadaan seperti apa yang mengizinkan arah momen magnetic menjadi tegak lurus?
Jawab:
Untuk momen yang tegak lurus medan, energi interaksinya adalah 𝑈→ =
𝜋
−𝜇𝐵 cos ( 2 ) = 0, artinya arah momen magnetic yang menghasilkan nilai energy

interaksinya nol adlah keadaan dimana arah orientasi partikel atau momen magnet
berarah tegak lurus terhadap medan magnet luar.

Anda mungkin juga menyukai