Kelompok 5 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dian
Lina
Mukriah
Nana
Santomo
Sarmina
Sri Ayu
KATA PENGANTAR
Indramayu,
Oktober 2015
Kelompok 5
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tikus biasanya lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak
benda-benda digudang dan hewan penganggu yang menjijikan diperumahan.
Pada dasarnya hewan ini membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai
penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Penyakit yang ditularkan
dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari kelompok virus,
bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia
secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya
(kutu, pinjal, caplak dan tungau).
Definisi Pengendalian Hama Tikus (PHT)
Sistem pengendalian hama yang dapat dibenarkan secara ekonomi dan
berkelanjutan yang meliputi berbagai pengendalian yang kompatibel dengan
tujuan memaksimalkan produktivitas tetapi dengan dampak sekecil-kecilnya.
Perkembanganbiakan tikus sangat cepat, umur 1 - 5 bulan sudah dapat
berkembangbiak, setelah hamil 21 hari setiap ekor dapat melahirkan 6 - 8 ekor
anak, 21 hari kemudian pisah dari induknya dan setiap tahun seekor tikus dapat
melahirkan 4 kali.
Di Indonesia tercatat tidak kurang dari 150 jenis tikus, kira-kira 50 jenis
masuk dalam genus Bandicota, Rattes dan Mus. Klasifikasi tikus sawah yaitu :
Ordo : Rodentia, Famili : Myomorpha, Genus : Rattus, Spesies : Rattes
ArgentiventerWarna punggung coklat muda bercak hitam, perut dan dada putih
keabu-abuan, Tikus betina mempunyai 12 puting susu (6 pasang) yang terletak
dibagian dada (3 pasang) dan dibagian perut (3 pasang)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leptospirosis
Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1886 oleh Adolf Weil
dengan
gejalapanas tinggi
disertai
beberapa
pembesaran hati dan limpa. Penyakit dengan gejala tersebut di atas oleh
Goldsmith (1887) disebut sebagai Weils Disease. Pada tahun 1915 Inada berhasil
membuktikan bahwa Weils Disease disebabkan oleh bakteriLeptospira
icterohemorrhagiae. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang bersifat umum
pada berbagai spesies hewan peliharaan. Leptospirosis juga ditemukan pada
berbagai hewan liar, terutama pada binatang pengerat, yang biasanya berlaku
sebagai hewan pembawa penyakit.
2.2 Plague/pes
Plague, disebut juga penyakit pes, adalah infeksi yang disebabkan bakteri
Yersinia pestis (Y. pestis) dan ditularkan oleh kutu tikus (flea), Xenopsylla
cheopis. Penyakit ini menular lewat gigitan kutu tikus, gigitan/cakaran binatang
yang terinfeksi plague, dan kontak dengan tubuh binatang yang terinfeksi. Kutu
yang terinfeksi dapat membawa bakteri ini sampai berbulan2 lamanya. Selain itu
pada kasus pneumonic plague, penularan terjadi dari dari percikan air liur
penderita yang terbawa oleh udara.
(a)
semak dan rerumputan, membongkar liang dan sarang serta tempat perlindungan
lainnya. Dengan lingkungan yang bersih, tikus akan merasa kurang mendapat
tempat berlindung.
(b)
meliputi semua cara secara fisik langsung membunuh tikus seperti dengan
pukulan, diburu dengan anjing, menggunakan perangkap tikus, penggunaan pagar
plastik dan lain sebagainya. Cara pengendalian ini biasanya memberikan hasil
yang memuaskan.
BAB 3
PEMBAHASAN
Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus
yang paling dikenal adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus)
yang ditemukan hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model
yang penting dalam biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.
Tikus diketahui dapat mengirimkan sejumlah penyakit langsung (melalui gigitan)
atau tidak langsung melalui gigitan parasit yang ditemukan pada tikus atau oleh
kontaminasi makanan dengan urin atau feses. Berikut macam macam
penyakityang disebabkan oleh tikus
3.1 Leptospirosis
I.
II.
Sumber Penularan
Penyebabnya bakteri Leptospira. Kuman ini hidup dan berbiak di tubuh hewan.
Semua binatang dapat terjangkiti. Paling banyak tikus dan hewan pengerat
lainnya, selain binatang ternak. Binatang piaraan, dan hewan liar pun adakalanya
dapat terjangkiti pula. Leptospira yang telah diketahui dari aspek imunologiknya
banyak mempunyai serovars, sekitar 175 serovars. Di antara serovars sedikit saja
yang memiliki kekebalan silang. Infeksi oleh leptospira dapat oleh satu atau lebih
serovars. Pada binatang, serovars yang sering ditemukan adalah L. hardjo, L.
Pamona, L. grippotyphosa, L. Canicola, dan L. Ichterohaemorrhagiae. Masa tunas
leptospirosis sekitar 10 hari. Dua pekan sehabis banjir reda di Jakarta, saat korban
banjir membersihkan bekas endapan banjir, kasus leptospirosis muncul. Boleh
jadi kuman ada dalam air kotor yang disisakan banjir.
Hewan yang menjadi sumber penularan adalah tikus (rodent), babi, kambing,
domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak.
Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.
III.
Cara Penularan
Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang
telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke
dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang
lecet atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi
leptospira. Masa inkubasi selama 4 - 19 hari.
1. Stadium Pertama
Demam menggigil
Sakit kepala
Malaise
Muntah
Konjungtivitis
2. Stadium Kedua
meningitis.
V. Komplikasi Leptospirosis
Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati.
VI. Pencegahan
Kuman leptospira mampu bertahan hidup beberapa bulan di air dan tanah,
tetapi mati oleh desinfektan, seperti lisol. Oleh karena itu, upaya lisolisasi
seluruh permukaan lantai, dinding, dan bagian rumah yang diperkirakan tercemar
air kotor banjir yang mungkin sudah berkuman leptospira, dianggap cara mudah
dan murah mencegah munculnya leptospirosis. Selain sanitasi sekitar rumah dan
lingkungan, higiene perorangannya dilakukan dengan menjaga tangan selalu
bersih. Selain terkena air kotor, tangan dapat tercemar kuman dari binatang
9
piaraan yang sudah terjangkit penyakit dari tikus atau hewan liar. Hindari kontak
dengan kencing binatang piaraan.
Biasakan memakai alat pelindung diri, seperti sarung tangan karet sewaktu
berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakai
sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim. Selalulah membasuh
tangan sehabis menangani binatang, ternak, atau membersihkan gudang, dapur,
dan tempat-tempat kotor. Binatang piaraan yang terserang leptospirosis langsung
diobati, dan yang masih sehat diberi vaksinasi. Vaksinasi leptospirosis berlaku
bagi binatang.
Jangan lupa bagi yang aktivitas hariannya di peternakan, atau yang bergiat di
ranch. Kuda, babi, sapi, bisa terjangkit leptospirosis, selain tupai, dan binatang
liar lainnya yang mungkin singgah ke peternakan dan pemukiman, atau ketika
kita sedang berburu, berkemah, dan berolahraga di danau atau sungai.
Leptospirosis tidak menular langsung dari penderita ke penderita. Namun,
kencing binatang berpenyakit leptospirosis di air, makanan, dan tanah, yang
menjadi ajang penularan penyakit binatang ini terhadap tubuh manusia.
Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Menyimpan
makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus. Mencucui tangan
dengan sabun sebelum makan. Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya
dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/sampah/tanah/selokan dan tempattempat yang tercemar lainnya. Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap
leptospirosis (petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan, dan lain-lain)
dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan. Membersihkan tempattempat air dan kolam renang. Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.
Menghindari pencemaran oleh tikus. Melakukan desinfeksi terhadap tempattempat tertentu yang tercemar oleh tikus Meningkatkan penangkapan tikus.
10
VII Pengobatan
X. Penanggulangan KLB
Penanggulangan
Leptospirosis
cenderung
KLB
dilakukan
meningkat
(per
pada
daerah
yang
jam/hari/minggu/bulan)
penderita
dengan
pengambulan darah bagi penderita dengan gejala demam, sekitar 20 rumah dari
kasus indeks.
11
Penyakit pes pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1910 melalui
Tanjung Perak, Surabaya, kemudian tahun 1916 melalui pelabuhan Tanjung Mas,
Semarang, tahun 1923 melalui pelabuhan Cirebon dan pada tahun 1927 melalui
pelabuhan Tegal. Korban manusia meninggal karena pes dari 1910-1960 tercatat
245.375 orang, kematian tertinggi terjadi pada tahun 1934, yaitu 23.275 orang.
1. Pes Bubo
12
Pes Bubo merupakan penyakit yang mempunyai gejala demam tinggi, tubuh
dingin, menggigil, nyeri otot, sakit kepala hebat, dan ditandai dengan
pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha, ketiak dan leher (bubo).
Pada pemeriksaan cairan bubo di laboratorium ditemukan kuman pes (Yersinis
pestis).
2. Pes Pneumonik
Pes pneumonik adalah penyakit yang mempunyai gejala batuk secara tiba-tiba
dan keluar dahak, sakit dada, sesak nafas, demam, muntah darah. Pada
pemeriksaan sputum atau usap tenggorok ditemukan kuman pes (Yersinis pestis),
dan apabila diperlukan dilakukan pemeriksaan darah untuk menemukan zat
antinya.
1. Bubonic plague
Masa inkubasi 2-7 hari. Gejalanya kelenjar getah bening yang dekat dengan
tempat gigitan binatang/kutu yang terinfeksi akan membengkak berisi cairan
(disebut Bubo). Terasa sakit apabila ditekan. Pembengkakan akan terjadi.
Gejalanya mirip flu, demam, pusing, menggigil, lemah, benjolan lunak berisi
13
2. Septicemic plague
Gejalanya demam, menggigil, pusing, lemah, sakit pada perut, shock, pendarahan
di bawah kulit atau organ2 tubuh lainnya, pembekuan darah pada saluran darah,
tekanan darah rendah, mual, muntah, organ tubuh tidak bekerja dg baik. Tidak
terdapat benjolan pada penderita. Septicemic plague jarang menular pada orang
lain. Septicemic plague dapat juga disebabkan Bubonic plague dan Pneumonic
plague yang tidak diobati dengan benar.
3. Pneumonic plague
Masa inkubasi 1-3 hari. Gejalanya pneumonia (radang paru2), napas pendek,
sesak napas, batuk, sakit pada dada. Ini adalah penyakit plague yang paling
berbahaya dibandingkan jenis lainnya. Pneumonic plague menular lewat udara,
bisa juga merupakaninfeksi sekunder akibat Bubonic plague dan Septicemic
plague yang tidak diobati dengan benar. Binatang yang dapat menjadi pembawa
plague. Semua binatang pengerat (tikus, marmut, hamster, tupai, dll), kucing,
anjing, kelinci, rusa, kambing dll.
Demam, muntah, diare, kondisi bulu yang buruk, lidah membengkak, luka pada
mulut (sariawan), terdapat kotoran pada mata. Diagnosa plague Diagnosa
dilakukan dengan mengambil cairan dari bubo, dahak (pada pneumonic plague)
dan tes darah. Tes darah diulang setelah 10-14 hari.
a. Pengobatan plague
14
Plague pada manusia dan kucing dapat diobati dengan Streptomycin, Tetracyclin,
Doxycyclin, Gentamycin. Streptomycyn dosis tinggi terbukti lebih efektif
mengobati plague. Penicilin tidak efektif untuk penyakit plague. Diazepam
diberikan untuk mengurangi rasa lelah. Heparin biasanya diberikan apabila
terdapat gejala pembekuan darah.
b. Pencegahan plague
3. Tidak mengijinkan kucing makan tikus, kelinci atau binatang hidup berdarah
panas lainnya.
datang dari luar negeri dan menyerang orang Filistin melalui pelabuhan laut
mereka. Wabah raya penyakit pes yang pertama, yakni pes Justinius pada Abad
ke-6, berkecamuk waktu perdagangan internasional meningkat.
hantavirus sindrom paru (HPS) adalah penyakit mematikan yang ditularkan oleh
tikus yang terinfeksi melalui urine, kotoran, atau air liur. Manusia bisa terkena
penyakit ini ketika mereka menghirup virus aerosol. HPS pertama kali diakui
pada tahun 1993 dan sejak itu telah diidentifikasi di seluruh Amerika Serikat.
Meskipun jarang, HPS berpotensi mematikan. Rodent control di dalam dan
sekitar rumah tetap menjadi strategi utama untuk mencegah infeksi hantavirus.
maka gejala yang dapat diamati : diare, muntah, mual, dan kram perut.
Rat-gigitan demam (RBF) adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri
moniliformis Streptobacillus yang dapat diperoleh melalui gigitan atau goresan
dari binatang pengerat atau menelan makanan atau air yang terkontaminasi
dengan kotoran tikus. Salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh tikus
adalah demam gigitan tikus. Penyakit demam tidak disebabkan oleh gigitan tikus
binatang pengerat tersebut langsung tetapi langsung mempengaruhi manusia oleh
mencemari atau buang air kecil dalam makanan dan air yang dikonsumsi oleh
manusia. Jika barang-barang makanan yang terkontaminasi yang digunakan oleh
manusia sengaja maka berbagai penyakit yang dialami manusia.
16
1. Demam
2. Mual
3. Muntah
4. Sakit kepala
untuk mengusir tikus dan tikus dari rumah dan sekitarnya. Untuk
menyingkirkan tikus dari rumah dan sekitarnya ada tikus repellents tersedia di
pasar. Itu selalu untuk lebih baik untuk lebih memilih ramah lingkungan
repellents tikus. Salah satu ramah lingkungan repellents tikus adalah semprotan
pembasmi alami yang tidak mengandung apapun unsur-unsur beracun dan dibuat
dari versi yang dipilih dari herbal organik alami.
17
18
dengan urin atau feses. Berikut adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh
tikus, Leptospirosis, plague/penyakit pes, Sindrom hantavirus paru (HPS), Ratgigitan demam (RBF).
19
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
cacing,dll.
Cara pengendalian tikus ada 3, yaitu : Profing infestation, Sanitation,
Treatment Tikus
Leptospirosis adalah penyakit pada binatang yang bisa juga
Xenopsylla cheopis
Rat-gigitan demam (RBF) adalah penyakit sistemik yang disebabkan
oleh bakteri moniliformis Streptobacillus
4.2 Saran
Untuk menghindari sepsis akibat bakteri gram negatif, hendaknya kita
dapat menghindari trauma pada permukaan mukosa yang biasanya dihuni bakteri
gram negatif.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mitcell, dkk. 2008. Buku Saku Patologis Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
22
23