Oleh :
Hasil skripsi ini telah diperiksa secara cermat sesuai dengan kaidah ilmiah dan peraturan
akademik yang berlaku dilingkup Universitas Nusa Cendana dan disetujuai untuk
diseminarkan.
Kupang, 2021
Menyetujui :
Pembimbing 1 Pembimbing II
MENGETAHUI:
Ketua Program Studi Teknik Elektro
ii
DAFTAR ISI
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Gardu Induk Bolok......................................................................25
4.2 Tahanan Kontak Di Gardu Induk Bolok ..................................................................26
iii
4.3 Perhitungan Rugi Daya ............................................................................................ 27
4.4 Perhitungan Susut Energi Listrik .............................................................................30
4.5 Perhitungan Rugi Biaya .......................................................................................... 33
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................................38
5.2 Saran ........................................................................................................................38
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tipe PMT ......................................................................................................26
Tabel 4.2 Tahanan Kontak ............................................................................................. 27
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rugi Daya ........................................................................29
Tabel 4.4 HasilPerhitungan Susut Energi ......................................................................32
Tabel 4.5 Tarif PLN .......................................................................................................33
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Biaya Listrik .....................................................................36
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik Rugi Daya .........................................................................................................30
Grafik Susut Energi ......................................................................................................33
Grafik Rugi Biaya .........................................................................................................37
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tahanan berpengaruh terhadap rugi daya pada terminal PMT, karena rugi daya
adalah hasil kali dari arus yang mengalir dengan tahanan pada kontak. (Aldhi,2018)
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti bermaksud
untuk menganalisa pengaruh tahanan kontak terhadap rugi daya. Berdasarkan hal
tersebut peneliti tertarik untuk melakukang penelitian dengan judul “ ANALISIS
PENGARUH TAHANAN KONTAK TERHADAP RUGI DAYA PADA
TERMINAL PEMUTUS TENAGA 70 kV DI GARDU INDUK BOLOK “.
2
1.6 Sistematis Penulisan
Sistematika Penulisan bertujuan untuk memberikan gambaran umum
mengenai penelitian yang dilakukan dengan rincian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
3
BAB II
DASAR TEORI
4
Misalnya dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian
penurunan kedua dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV
atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV disebut tegangan distribusi primer
sedang untuk tegangan rendah yang menuju konsumen sebesar 110V/220V/380V.
Gardu induk adalah bagian dari suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada
suatu tempat berisi saluran transmisi atau distribusi, perlengkapan hubung bagi,
trafo, peralatan pengaman, peralatan kontrol, dan merupakan komponen utama
dalam suatu proses penyaluran tenaga listrik dari pembangkit kepada konsumen
(beban). Fungsi utama dari gardu induk adalah sebagai pentransformasi tenaga
listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainnya atau ke tegangan
menengah dan sebagai pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan pengaman
dari sistem tenaga listrik. ( Tofan, 2013).
5
2. Gardu Induk Distribusi
Yaitu gardu induk yang menerima suplay tenaga listrik dari gardu
induk transmisi untuk diturunkan tegangannya melalui transformator
tenaga menjadi tegangan menengah ( 20 kV).
6
Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah ( GIPBT ) adalah gardu
induk pasang bawah tanah dimana hampir semua peralatan terpasang
dalam bangunan bawah tanah. Biasanya alat pendinginnya terletak diatas
tanah terletak dipusat kota seperti dijalan-jalan kota yang ramai dimana
kebanyakan gardu induk ini dibangun dibawah jalan raya.
5. Gardu Induk Mobil (Mobile Substation).
Gardu Induk Mobil ( GIM ) adalah gardu induk jenis mobil yang
dilengkapi dengan peralatan diatas kereta hela (trailer). Gardu ini biasa
digunakan jika ada gangguan disuatu gardu lain maka digunakan gardu
jenis ini guna pencegahan beban lebih yang terjadi secara berkala dan
juga biasa digunakan pada pemakaian sementara dilokasi pembangunan
tenaga listrik. Maka dapat dikatakan bahwa gardu ini tidak dijadikan
sebagai gardu utama melainkan sebagai gardu induk cadangan (sebagai
penghubung yang dapat berpindah-pindah).
2. Transformator Daya
7
Transformator berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik
dengan merubah besarnya tegangan sedangkan frekuensinya tetap
Transformator daya dilengkapi dengan transformator pentanahan yang
berfungsi untuk mendapatkan titik netral dari transformator daya.
Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator (NCT) peralatan
lainnya adalah pentanahan transformator yang disebut, Neutral
Grounding Resistance (NGR).
8
4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS)
9
Lightning Arrester (LA) berfungi untuk melindungi peralatan
listrik di gardu induk dari tegangan akibat terjadinya sambaran petir
(Lightning Surge) pada kawat transmisi. Dalam keadaan normal LA
bersifat isolatif atau tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya,
apabila terjadi gangguan LA akan bersifat konduktif atau dapat
menyalurkan arus listrik.
10
8. Rel Busbar
11
Berdasarkan IEV ( International Electrotechnical Vocabulary )
disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga ( PMT )
merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutuskan arus beban dalam kondisi normal serta mampu
menutup, mengalirkan ( dalam periode tertentu ) dan memutuskan arus beban
dalam kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi hubung singkat ( short
circuit ). Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban serta mampu membuka atau menutup
saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatan lain.
(Arismunandar, 1997 )
12
minyak, udara, dan gas. Bahan peredam busur api yang digunakan pada Gardu
Induk Bolok 70 kV yaitu menggunakan bahan GAS SF6 (Sulphur
Hexafluoride).
13
PMT tipe ini mempunyai tipe penggerak pada masing-masing pole.
Umumnya PMT jenis ini dipasang pada bay penghantar agar PMT bias
reclose satu fasa.
14
2.3.3.3 Berdasarkan Media Isolasi
1. Pemutus Tenaga Gas SF6
Jenis ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA dan pada
rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang digunakan pada
tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur HexaFluoride). Sifat gas SF6 murni
adalah tidakberwarna, tidak berbau, tidak beracun, dan tidak mudah
terbakar
2. Pemutus Tenaga Minyak
Jenis ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA dan pada
rangkaian bertegangan sampai 500 kV
3. Pemutus Tenaga Udara Hembus ( Air Blast )
Jenis ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40 kA pada
rangkaian bertegangan sampai 765 kV.
4. Pemutus Tenaga Hampa Udara ( Vocuum )
Jenis ini dapat digunakan untuk memutus ragkaian bertegangan sampai
38 kV. Ruang hampa udara pada CB/PMT jenis ini mempunyai kekuatan
dielektrik yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang baik.
15
Unit pemutus pembantu ini berupa ruangan yang diselubungi bagian luar
oleh isolator dari porselen dan disebelah dalamnya terdapat ruangan udara,
kontak-kontak bergerak yang dilengkapi oleh pegas penekan dan kontak
tetap sebagai penghubung yang terletak melekat pada porselen.
3. Katup Kelambatan
Berfungsi sebagai pengatur udara bertekanan dari pemutus utama ke unit
pemutus pembantu, sehingga kontak pada unit pemutus pembantu akan
terbuka kurang dari 25 ms (mikro detik) setelah kontak-kontak pada pemutus
utama terbuka. Katup kelambatan ini berupa bejana berbentuk silinder yang
berongga sebagai ruang udara dan juga terdapat ruang pengatur , katup
penahan, katup pengatur, rumah perapat dan tempat katup.
4. Tahanan
Tahanan ini dipasang paralel dengan unit pemutus utama, yang berfungsi
untuk mengurangi kenaikan harga dari tegangan pukul dan mengurangi arus
pukulan pada waktu pemutusan.
5. Kapasitor
Kapasitor dipasang paralel dengan tahanan unit pemutus utama dan unit
pemutus pembantu, yang berfungsi untuk mendapatkan pembagian tegangan
yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan pada
setiap celah sama besarnya.
6. Kontak-kontak
1. Unit pemutus utama kontak bergerak dilapisi dengan perak terdiri dari :
a. Kepala kontak bergerak
b. Silinder kontak
c. Jari-jari kontak
d. Batang kontak
e. Pegangan kontak-kontak tetap, terdiri dari Kepala kontak dan Pegangan
kontak
16
2. Unit pemutus pembantu
a. Kontak bergerak
b. Kontak tetap, yang terdiri dari Jari-jari kontak dan Pegangan kontak
2.3.5.1 Primary
Merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif dan berfungsi untuk
menyalurkan energi listrik dengan losses yang rendah dan mampu
menghubungkan atau memutuskan arus beban saat kondisi normal
ataupun tidak normal.
2.3.5.1.1 Interrupter
Merupakan bagian terjadinya proses membuka atau menutup kontak
PMT. Didalamnya terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan
langsung dalam proses penutupan atau pemutusan arus, yaitu :
1. Kontak Bergerak / Moving Contact
2. Kontak Tetap / Fixed Contact
3. Kontak Arcing / Arcing contact
17
1.2 Mengurangi arus pukul ( Chopping Current ) pada waktu
pemutusan
1.3 Meredam tegangan lebih karena pengoprasikan PMT tanpa
beban pada penghantar panjang
2. Kapasitor
Kapasitor terpasang paralel dengan tahanan, unit pemutus utamaa
dan unit pemutus pembantu, yang berfungsi untuk :
1.1 Mendapatkan pembagian tegangan ( Voltage Distribution )
yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas
pemutusan ( Breaking Capacity ) pada setiap celah adalah
sama besarnya.
1.2 Meningkatkan kinerja PMT pada penghantar pendek dengan
mengurangi frekuensi kerja.
2.3.5.2 Dilectric
Dielectric berfungsi sebagai isolasi peralatan dan pemadaman busur api
dengan sempurna pada saat moving contact bekerja.
2.3.5.2.1 Elecrical Insulation ( Isolator )
Pada pemutus ( PMT ) terdiri dari 2 ( Dua ) bagian yaitu Isolasi dan
Isolator.
1. Isolator Ruang Pemutus ( Interrupting Chamber )
Merupakan Isolator yang berada pada ruang pemutus (
interrupting chamberi ).
2. Isolator Penyangga ( Isolator Support )
Merupakan Isolator yang berada pada penyangga / support.
18
Gambar 2.12 Isolator pada Interrupting Chamber dan Support
19
suatu hambatan / resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi
panas dan menyebabkan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai
tahanan kontaknya tinggi. Sambungan antar konduktor dengan PMT atau
peralatan lain merupakan tahanan kontak yang syarat tahanannya memenuhi
kaidah hokum Ohm sebagai berikut ( Aldhi,2018 ).
E = I.R 2.1
Prinsip dasarnya adalah sama dengan alat ukur tahanan murni (Rdc),
tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100
Amperemeter. Digunakan arus sebesar 100 Amp karena pembagian dengan
angka 100 akan memudahkan dalam menentukan nilai tahanan kontak. Kondisi
ini sangat signifika jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur
terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar. Tetapi
masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan nilai tahanan
kontakdan memlihara nilai tahanan kontakagar sekecil mungkin.
Alat ukur tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan
( drop tegangan pada objek yang diukur ). Dengan sistem elektronik maka
sistem pembacaan dapat diketahui dengan baik dan ketelitian yang cukup baik
pula. Dalam melakukan pengukuran, skala yang digunakan harus diperhatikan
jangan sampai arus yang dibangkitkan sama dengan batasan skala sehingga
kemungkinan akan terjadi overload dan hasil menunjukan tidak sesuai
kenyataan.
20
4. Bersihkan terminal PMT ( pole atas dan pole bawah )
5. Koneksikan kabel arus dan tegangan pada alat ukur
6. Menghubungkan kabel arus dan tegangan pada terminal PMT
7. Hidupkan alat ukur dengan memposisikan switch pada posisi on
8. Tunggu sampai layar LCD memunculkan tampilan Test Options
Current
9. Kembalikan posisi LCD kembali ke posisi test
10. Tekan tombol test ( test button berwarna merah )
11. Catat hasil pengukuran dan menekan tombol enter untuk melanjutkan
pengukuran kefasa lainnya.
21
rugi daya dapat dirumuskan dengan mengalikan arus yang melalui pada terminal
pemutus tenaga dengan tegangan, dalam rumus tegangan dapat dikonversikan
menjadi arus dikali dengan resistansi. ( Aldhi, 2018 )
PLoss = I2 x R 2.2
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
23
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
bebrapa tanya jawab secara langsung tentang masalah yang terkait dengan
pihak karyawan PT.PLN (Persero) yang bertujuan untuk mendapatkan data –
data yang tidak dapat diperoleh dengan cara yang lain.
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan Data :
1. Data Arus PMT
2. Data Tahanan Kontak
PMT
Analisis Hasil
Selesai
24
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Single Line
25
Gardu induk Bolok mendapatkan suplai dari Vesel, PLTU 1, PLTU 2, IPP1 dan IPP
2. Dari pembangkit masuk ke switch yard di gardu induk Bolok. Di dalam switch
yard terdapat Trafo untuk penyaluran ke Maulafa 1 (satu) dan Maulafa 2 (dua) , dan
trafo dari masing- masing pembangkit untuk Step Down menuju saluran. Dari
keluaran trafo step down masuk dari 70 kv ke Maulafa 1 ( satu ) dan Maulafa 2 (
dua ) ada dua trafo, trafo GT 1 ( satu ) dan GT 2 ( dua ), trafo distribusi untuk
penurunan dari 70 kV ke 20 kV menuju penghubung Tenau 1 ( satu ), Tenau 2 (
dua ) dan penghubung Tenau 3 ( tiga ). Selanjutnya sebelum masuk ke trafo dibagi
dalam 2 ( dua ) busbar yaitu bus 1 ( satu ) dan bus 2 ( dua). Yang terhubung pada
bus 1 ( satu ) adalah Maulafa 1 ( satu ), GT 1 ( satu ) dan distribusi transformer 1.
Yang terhubung pada bus 2 ( dua ) adalah Maulafa 2 ( dua ), GT 2 ( dua ) dan
Vesel. Dari busbar masuk ke DS lalu ke PMT lalu ke CT lalu ke PT lalu ke
Arraster dan selanjutnya ke jaringan.
Tegangan 72.5 kV
Frekuensi 50 Hz
26
Tabel 4.2 Tahanan Kontak
N TAHANAN KONTAK ( µΩ )
O LOKASI 2017 2019
R S T R S T
1 Bay Vesel Baru pengadaan 50 48.5 53.3
2 Bay Maulafa 1 40 49 39.5 38.9 46.5 46
3 Bay Maulafa 2 40 49 39.6 49 41.6 40
4 Bay Generator 1 40 42.8 39 42 46.2 39.3
5 Bay Generator 2 33.9 37 30 34.6 37 30
6 Bay Trafo 70/20 33.9 34.8 34.2 35 29.7 34.5
Pada pemutus tenaga terdapat arus yang mengalir dengan nilai yang berbeda sesuai
dengan besarnya beban yang terhubung pada pemutus tenaga. Berikut data arus yang
terdapat pada Gardu Induk Bolok.
Ploss = I² x R
27
Ploss T = ( 700 A )² x ( 53.3 x 10ˉ⁶ Ω ) = 26.11 W = 0. 0261 kW
28
Ploss S = ( 200 A )² x ( 37 x 10ˉ⁶ Ω ) = 1.48 W = 0.0014 kW
Ploss T = ( 200 A )² x ( 30 x 10ˉ⁶ Ω ) = 1.2 W = 0. 0012 kW
Dari tabel hasil perhitungan rugi daya diatas dapat dilihat bahwa nilai rugi daya
terbesar terdapat pada bay Vesel yakni sebesar 0.0261 kW dan yang paling
terkecil pada bay Generator 2 yakni sebesar 0.0012 kW. Setiap pemutus tenaga
memiliki nilai tahanan kontak yang berbeda, perbedaan tersebut mempengaruhi
29
nilai rugi daya. Arus yang mengalir juga mempengaruhi nilai rugi daya. Semakin
besar nilai tahanan kontak maka semakin besar rugi daya yang dihasilkan
begitupula dengan semakin besar arus yang mengalir semakin besar pula rugi
dayanya. Hal tersebut yang membuat nilai rugi daya pada Bay Vesel lebih besar
dan pada Bay Generator 2 dikarenakan pada Bay Vesel nilai tahanan kontak dan
nilai arusnya besar, sedangkan pada Bay Generator 2 memiliki nilai tahanan
kontak dan nilai arus yang kecil. Setiap tahun pemutus tenaga bisa mengalami
penaikan nilai tahanan atau mengalami penurunan nilai tahanan.
0.03
0.025
0.02 R 2017
S 2017
0.015
T 2017
R 2019
0.01
S 2019
T 2019
0.005
0
Bay Vesel Bay Bay Bay Bay Bay Trafo
Maulafa 1 Maulafa 2 Generator Generator 70/20
1 2
Wloss = Ploss x t
30
1. Bay Vesel
Wloss R = 0.0245 kW x 8760 jam = 214.62 kWh
Wloss S = 0.0237 kW x 8760 jam = 207.612 kWh
Wloss T = 0.0261 kW x 8760 jam = 228.636 kWh
31
8. Bay Generator 2 2017
Wloss R = 0.0013 kW x 8760 jam = 11.388 kWh
Wloss S = 0.0014 kW x 8760 jam = 12.264 kWh
Wloss T = 0.0012 kW x 8760 jam = 10.512 kWh
32
Dari tabel hasil perhitungan susut energi diatas dapat dilihat bahwa besarnya nilai
susut energi dipengaruhi oleh besarnya rugi daya. Jika rugi daya besar maka nilai
susut energi juga besar. Lokasi pemutus tenaga juga mempengaruhi nilai susut
energi listrik karna setiap lokasi memiliki nilai arus yang berbeda. Susut energi
tertinggi terdapat pada bay Vesel yakni 228.636 kWh dan yang terendah yakni
pada bay Generator 2 yakni 10.512 kWh
250
200
R 2017
150
S 2017
T 2017
100 R 2019
S 2019
T 2019
50
0
Bay Vesel Bay Maulafa Bay Maulafa Bay Bay Bay Trafo
1 2 Generator 1 Generator 2 70/20
1. 450 415
33
2. 900 586
3. 1300 1467.28
4. 2200 1467.28
Berdasarkan tarif listrik diatas maka dapat diasumsikan harga Rugi Biaya per
kWh = 1467.28 Rupiah.
1. Bay Vesel
Biaya R = 214.62 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 314, 907. 63
Biaya S = 207. 612 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 304,624.93
Biaya T = 228.636 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 335,473.03
34
5. Bay Maulafa 2 2019
Biaya R = 54.312 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 79,690.91
Biaya S = 48.18 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 70,693.55
Biaya T = 46.428 kWh x Rp. 1467.28 = Rp. 68,122.87
35
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rugi Biaya
RUGI BIAYA ( RP )
NO LOKASI 2017 2019
R S T R S T
1 Bay Vesel 314,90 304,62 335,47
Baru Pengadaan 7.63 4.93 3.03
2 Bay Maulafa 1 62,981. 77,120. 60,41 55,269 66,837 65,552.
52 23 0.85 .50 .53 20
3 Bay Maulafa 2 62,981. 77,120. 61,69 79,690 70,693 68,122.
52 23 6.18 .91 .55 87
4 Bay Generator 1 24,421. 25,706. 23,13 26,992 29,562 24,421.
40 74 6.07 .08 .75 40
5 Bay Generator 2 16,709. 17,994. 15,42 20,565 21,850 17.994.
38 72 4.04 .39 .73 72
6 Bay Trafo 70/20 26,992. 26,992. 26,99 26,992 23,136 26,992.
08 08 2.08 .08 .07 08
Perhitungan Rugi Biaya dilakukan berdasarkan nilai susut energi. Dari tabel hasil
perhitungan rugi biaya ditemukan perbedaan biaya dikarenakan besarnya susut
energi yang berbeda. Semakin besar susut energi maka akan semakin besar juga
biaya yang harus dikeluarkan. Biaya terbesar terdapat pada Bay Vesel yakni
335,473.03 dan yang terkecil terdapat pada Bay Generator 2 yakni 15, 424.04.
Biaya listrik setiap tahun berubah dikarekanan nilai susut energi yang berbeda.
36
400000
350000
300000
250000
R 2017
200000 S 2017
150000 T 2017
R 2019
100000
S 2019
50000
T 2019
0
37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Setiap pemutus tenaga pada Gardu Induk Bolok memiliki nilai tahanan kontak
dan arus yang berbeda. Nilai tersebut berpengaruh terhadap rugi daya. Pada
pemutus tenaga di Gardu Induk Bolok rugi daya terbesar terjadi pada
pemutus tenaga bay Vesel yakni 0.0261 kW dan rugi daya terkecil terdapat
pada pemutus tenaga bay Generator 2 yakni 0.0012 kW.
2. Susut energi tertinggi terdapat pada bay Vesel yakni 228.636 kWh dan yang
terendah yakni pada bay Generator 2 yakni 12.264 kWh dengan rugi terbesar
terdapat pada Bay Vesel yakni Rp. 335,473.03 dan yang terkecil terdapat pada
Bay Generator 2 yakni Rp. 17, 994.72 .
5.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Dr.S Kuahara. Dr.A.Arismunandar, 1997, Teknik Tenga Listrik Jilid III, PT. Pradnya
Paramita.
RF Ariyanti, 2019, Identifikasi Penyebab Susut Energi Listrik PT PLN ( Persero ) Area
Semarang Menggunakan Metode Failure Mode & Effect Analysis (
FMEA ) : Universitas Diponogoro
PT.PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Pemutus Tenaga PMT. Jakarta
Selatan.
Tobing L. Bonggas. 2003,Peralatan Tegangan Tinggi.Medan
Setiawan.A. 2018. Analisis Pengaruh Tahanan Kontak Pemutus Tenaga Pada Kopel
Busbar Tegangan Tinggi Terhadap Rugi Daya Penghantar di Gardu
Induk Palur. Universitas M uhammadyah Surakarta
39
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS & TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
Jln. Adisucipto Penfui Kupang – NTT Tlpn 0380 8037977
Judul Tugas Akhir Analisis Pengaruh Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Pada Terminal Pemutus
Tenaga 70 kV Di Gardu IndukBolok
Nama : Maria Duka Lobang
NIM 1506030068
Program Studi : Teknik Elektro
Bidang Minat : Teknik Tenaga Listrik
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing I
Fakultas Sains dan Teknik
Judul Tugas Akhir Analisis Pengaruh Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Pada Terminal Pemutus
Tenaga 70 kV Di Gardu Induk Bolok
Nama : Maria Duka Lobang
NIM 1506030068
Program Studi : Teknik Elektro
Bidang Minat : Teknik Tenaga Listrik
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Elektro Dosen Pembimbing II
Fakultas Sains dan Teknik