DISUSUN OLEH :
Mengetahui,
Kepala Program Studi S1 Teknik Elektro
(Erlina, S.T.,M.T.)
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.5 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari meluasanya pembahasan dan permasalahan yang dibahas pada
penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup masalah pada penelitian ini yaitu hanya
membahas tentang:
1. Perubahan pola operasi jaringan difokuskan pada pecah beban penyulang Persik
GI Bangko
2. Perbandingan rekonfigurasi jaringan system 20kV dilakukan dengan
membandingkan losses dan tegangan ujung pada Gardu terakhir.
3. Standar PLN (SPLN 1:1995) yaitu batas toleransi tegangan lebih +5% dan batas
toleransi tegangan kurang -10% atau sebesar 18 kV (batas drop tegangan) dan
21 kV (batas over tegangan)
4. Aplikasi ETAP 12.6.0 sebagai media untuk membandingkan kondisi system 20kV
sebelum dan sesudah dilakukkannya pecah beban penyulang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2. 1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
6
Gambar 2. 3 Jaringan Distribusi Loop
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan pembebanan pada
penyulang yaitu :
1. Arus beban
Pemindahan beban penyulang dilakukan dengan memindahkan sebagian beban
penyulang yang mempunyai beban besar ke penyulang yang berbeban kecil. Sehingga
pembebanan pada masing-masing penyulang jadi rata dan mencegah terjadinya perubahan
lebih pada jaringan (penyulang)
2. Jatuh tegangan
Pemindahan beban dapat mengubah jatuh tegangan pada penyulang karena
berubahnya arus yang mengalir pada penyulang tersebut. Pemindahan beban dilakukan
8
ke penyulang yang jatuh tegangannya belum terlalu besar atau belum mendekati sampai
5% sehingga saat dilakukannya pemindahan beban, maka penyulang yang menerima
beban dari penyulang lain tersebut tidak terjadi tegangan yang melebihi 5%.
3. Jenis beban
Pem Rekonfigurasi jaringan distribusi adalah proses mengubah nilai arus dan
impedansi pada penyulang atau memindahkan suplai tenaga listrik dari satu penyulang ke
penyulang lain. Memindahkan beban ke penyulang lain akan mengurangi arus yang
mengalir dan, sebagai hasilnya, mengurangi penurunan tegangan. Tujuan utama dari
pemindahan beban ini bukan hanya untuk memperbaiki tegangan, melainkan lebih fokus
pada peningkatan keandalan distribusi dan pertimbangan pembebanan transformator gardu
induk atau pertimbangan akibat perubahan beban.
Rekonfigurasi jaringan dapat mengubah parameter-parameter saluran distribusi
seperti impedansi dan arus penyulang. Perubahan kedua parameter ini akan memengaruhi
rugi daya dan jatuh tegangan pada penyulang, serta keseimbangan arus phasa,
keseimbangan arus penyulang, dan arus hubung singkat pada sisi ujung penyulang. Oleh
karena itu, proses rekonfigurasi sistem distribusi harus mempertimbangkan faktor-faktor
ini, terutama rugi daya dan penurunan tegangan. Rekonfigurasi jaringan distribusi
dilakukan dengan mengubah status buka/tutup saklar pada jaringan distribusi. Proses
rekonfigurasi ini dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan sistem dan mengurangi
kerugian daya pada saluran distribusi.
Dalam kondisi operasi normal, rekonfigurasi jaringan dilakukan atas dua alasan :
1. Mengurangi kerugian daya pada sistem (pengurangan kerugian).
2. Meminimalkan penurunan tegangan yang terjadi pada suatu feeder.
3. Memastikan pembebanan yang seimbang untuk mencegah pembebanan berlebih pada
jaringan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan beban pada penyulang:
1. Arus beban: Pemindahan beban penyulang dilakukan dengan memindahkan sebagian
beban dari penyulang yang memiliki beban besar ke penyulang yang memiliki beban kecil.
Ini bertujuan untuk meratakan pembebanan pada setiap penyulang dan mencegah
perubahan signifikan dalam jaringan (penyulang).
2. Jatuh tegangan: Pemindahan beban dapat memengaruhi tingkat penurunan tegangan
pada penyulang karena perubahan arus yang mengalir di penyulang tersebut. Pemindahan
beban biasanya dilakukan ke penyulang yang memiliki penurunan tegangan yang masih
rendah, tidak mendekati 5%, sehingga pemindahan beban tidak menghasilkan tegangan
yang melebihi 5%.
3. Jenis beban: Pemindahan beban juga harus memperhatikan jenis beban yang ada,
karena berbagai jenis beban memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan beban antara
industri dan rumah tangga dapat mempengaruhi kualitas penyaluran energi listrik kepada
pelanggan, sehingga harus dipertimbangkan dengan baik.indahan beban harus juga
memperhatikan jenis beban, hal ini disebabkan jika pemindahan beban dilakukan ke
penyulang yang jenis bebannya tidak sama. Faktor beban antara pemakaian industri
dengan pemakaian rumah tangga berbeda. Sehingga jika digabungkan, akan mengurangi
kualitas penyaluran energi listrik ke pelanggan.
9
2.2.4 Profil Tegangan
Tegangan dalam sistem distribusi dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
distribusi primer dengan tegangan 20 kV dan distribusi sekunder dengan tegangan 380/220
V. Jaringan distribusi 20 kV sering disebut sebagai jaringan tegangan menengah, sementara
jaringan distribusi 380/220 V dikenal sebagai jaringan distribusi sekunder atau jaringan
tegangan rendah 380/220 V (Winardi B, Warsito A, dan Kartika M, R, 2015).
Penurunan tegangan dalam sistem distribusi mencakup beberapa komponen, yakni:
1. Penurunan tegangan pada penyulang tegangan menengah (TM).
2. Penurunan tegangan pada transformator distribusi.
3. Penurunan tegangan pada penyulang jaringan tegangan rendah.
4. Penurunan tegangan pada sambungan ke rumah-rumah.
5. Penurunan tegangan pada instalasi rumah.
Pada jaringan tegangan menengah, upaya dilakukan untuk meminimalkan jarak antara
sumber dan beban agar dapat mengurangi penurunan tegangan.
11
sistem transmisi, gardu transformator daya, sistem distribusi primer, sistem distribusi
sekunder, perluasan sambungan dan sistem pengukuran. Selain itu, kerugian teknis mudah
untuk disimulasikan dan dihitung. Di sisi lain, kerugian non-teknis disebabkan oleh koneksi
rahasia, penipuan dalam meteran energi, keragaman pembacaan dan kekurangan (atau
kerugian) dalam proses pengukuran energi(Al-Mahroqi et al., 2012).
Salah satu sumber rugi-rugi utama dalam sistem distribusi adalah rugi-rugi tembaga
pada saluran udara dan kabel listrik. Karena rugi-rugi ini merupakan fungsi dari aliran arus
yang melalui saluran(Outline, 2023). Selain itu, pembebanan yang tidak seimbang
merupakan faktor lain yang dapat menyebabkan rugi-rugi saluran, dimana jika salah satu
fasa mempunyai beban lebih besar dari dua fasa lainnya, maka rugi-ruginya akan lebih besar
dibandingkan jika fasa-fasa tersebut seimbang. Idealnya, rugi-rugi dalam sistem kelistrikan
berkisar antara 3 hingga 6%. Di negara-negara maju, persentase kehilangan daya aktif tidak
lebih dari 10%. Namun, di negara-negara berkembang, persentase kehilangan daya aktif
adalah sekitar 20%(Mahmood et al., 2014).
Dimana:
% Vd = Persentase drop tegangan
(%) S = Daya tersalur 3 fasa (MVA)
R = Resistansi jaringan (ohm/km)
X = Reaktansi jaringan (ohm/km)
L = Panjang jaringan (kms)
kV = Tegangan fasa-fasa
Perhitungan drop tegangan bertujuan tidak hanya untuk peralatan sistem saja namun
juga untuk dapat menjamin kualitas tegangan terima yang dapat dipertahankan dalam
batas-batas yang layak. Oleh karena itu perlu diketahui hubungan fasor antar tegangan dan
arus serta reaktansi dan resistansi pada perhitungan yang tepat
14
Gambar 2. 8 Menu User Information
User Name silahkan diisi sesuai keburuhan. Untuk Full Name merupakan optional
untuk diisi. Untuk Description bisa diisi tentang penjelasan user name, dan kolom ini juga
optional untuk diisi. Kemudian dibagian bawah ada pilihan access level yang diberikan
untuk user name tersebut. Mulai dari administrator sampai dengan operator. Masing
masing level memiliki fungsi masing masing dan sangat bermanfaat jika project yang
gunakan sangat besar dan perlu diakses filenya oleh berbagai macam personel. Untuk lebih
jelasnya bisa pilih menu HELP pada window ini untuk membaca penjelasan lebih detail
dan lebih lanjut.
Setelah kita pilih OK, maka window ETAP akan berubah menjadi worksheet kerja
sebagai berikut:
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. PLN (Persero) UID S2JB UP3 Muara Bungo yang
beralamat Jl. Sultan Thaha No.771, Kec.Bungo Timur, Kel.Pasar Bungo, Kab.Bungo,
Provinsi Jambi 37212, dan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024 s/d
April 2024.
3.2 Desain Penelitian
MULAI A
Perhitungan:
1. Drop Tegangan manual dengan Melakukan Perhitungan
rumus
2. Drop Tegangan dengan ETAP
3. Rugi-rugi daya manual dengan rumus
4. Rugi-rugi daya dengan ETAP
REKONFIGURASI
B
Total Drop Tegangan
B
Menyusun data
perbandingan
Selesai
17
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke lapangan dimana
penelitian dilakukan dan pengumpulan data dilokasi PT.PLN (persero) UP3 Muara
Bungo. Data diperoleh dengan cara pengujian proteksi. Data-data yang dibutuhkan
dalam pendataan pada tahap ini digunakan pada sistem Jaringan Distribusi 20 KV
PT.PLN (persero) UP3 Muara Bungo.
3.3.2 Wawancara
Metode ini dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan
mengetahui pekerjaan rekonfigurasi pola jaringan. Interview dilakukan dengan
mewawancarai Team Leader Perencanaan yang ada di UP3 Muara Bungo.
3.3.3 Metode Analisis Data
Dalam Metodologi pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung ke
PT. PLN (Persero) UP3 Muara Bungo ULP Bangko. Data-data yang diambil antara
lain adalah data spesifikasi trafo tenaga, panjang jaringan, laporan Pengukuran
Beban dan Tegangan Trafo Distribusi
3.3.3.1 Perhitungan Rugi Energi Listrik
Rugi energi listrik merupakan besarnya tenaga listrik yang hilang selama pengiriman tenaga
listrik dalam suatu waktu tertentu ( biasanya dalam watthour ), kerugian ini dipengaruhi
olehbesarnya selisih antara daya yang diterima dengan daya yang dikirim .besarnya energi listrik
dapat dilihat dari rumusan berikut ini. (Erhaneli & Sari, 2018)
Besarnya drop tegangan yang terjadi pada saluran tersebut dapat dirumuskan: (Erhaneli &
Sari, 2018)
ΔV = 𝑉𝑠 − 𝑉𝑟 ( 2.1 )
𝐸 = ∆𝑃 𝑥 𝑡 𝑥 𝐿0 ( 2.2 )
𝑃=𝐼 𝑥𝑅 ( 2.3 )
𝐸 = 𝐼 𝑥 𝑅 𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜑 𝑥 𝑡 𝑥 𝐿0 ( 2.4 )
Dimana :
E = Energi ( Wh )
P = daya (watt)
V = Tegangan (volt)
Vs = Tegangan Sumber (Volt)
Vr = Tegangan ujung (Volt)
I = arus beban yang mengalir (ampere)
R = Tahanan penghantar (Ohm)
18
Lf = Load factor
Jika Beban tidak Seimbang :
PLR = IR2 x R
PLS = IS2 x R
PLT = IT2 x R
PLN = IN2 x R
PLosses total = PLR + PLS + PLT + PLN (2.5)
PK PL PT
PL = P K - PT (2.6)
PK = Daya kirim
PT = Daya Terima
PL = Daya hilang
Efisiensi (ƞ) = 𝑥 100% (2.7)
19
3.3.3.2 Drop Tegangan
Drop tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan tegangan ujung
penerimaan, jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus, pada saluran bolak balik
besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi saluran serta pada beban factor daya.
Drop tegangan (tegangan jatuh) termasuk dalam rugi-rugi jaringan. Drop tegangan
merupakan kerugian yang bersifat teknis. Ini disebabkan karena, adanya factor impedansi (Z)
sepanjang saluran atau penghantar yang dilalui arus listrik. Drop tegangan adalah terjadinya
selisih nilai tegangan antara nilai tegangan pada awal jaringan (pusat tenaga, gardu induk, gardu
hubung, atau trafo tiang) dengan nilai tegangan pada ujung jaringan (beban atau konsumen).
Besar drop tegangan yang terjadi bisa disimbolkan dengan ΔV.
ΔV = I x R x cosφ ( 2.10 )
Dimana ini untuk 1 fasa
Dimana :
ΔV = Drop Tegangan (V)
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (ohm)
Cosφ = factor daya beban
Resistansi pada jaringan distribusi dapat dipengaruhi oleh Panjang saluran, luas
penampang, dan hambatan jenis. Dapat dihitung menggunakan rumus :
ℓ ρ
R = ( 2.11 )
Dimana :
R = Resistansi (ohm)
ℓ = Panjang saluran (meter)
ρ = hambatan jenis (ohm/mm 2)
A = Luas penampang saluran (mm2)
Maka pada system 3 fasa, rumus drop tegangan adalah :
ΔV = √3 x I x (R cosφ + j X sinφ) (2.12)
Jika pada jaringan yang memiliki panjang saluran, maka rumus drop tegangan akan
menjadi :
ΔV = √3 x I x (R cosφ + j X sinφ) x L (2.13)
Maka & Drop tegangan dapat dihitung menggunakan rumus
∆
% ∆V= x 100% (2.14)
Saluran daya umumnya melayani beban yang memiliki factor daya tertinggal, faktor –
20
faktor yang mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi adalah :
1. Konsumen pada umumnya memiliki peralatan yang memerlukan tegangan tertentu.
2. Letak konsumen tersebar, sehingga jarak setiap konsumen dengan titik pelayanan
tidak sama.
3. Terjadinya drop tegangan.
Drop tegangan pada suatu jaringan dapat juga dikatakan sebagai daya yang hilang pada
saat pengiriman daya listrik, besarnya jatuh tegangan tergantung dari besarnya arus beban yang
mengalir pada jaringan, panjang saluran dan jenis kawat penghantar yang dialiri oleh beban
tersebut. Maka rumus
Penurunan tegangan yang diperbolehkan berdasarkan SPLN No 72 tahun 1987 (SPLN
72, 1987) adalah sebagai berikut :
1. SUTM = 5% dari tegangan kerja bagi sistem radial
2. SKTM = 2% dari tegangan kerja dari sistem spindle dan gugus.
3. Trafo Distribusi = 3% dari tegangan kerja
4. SUTR = 4% dari tegangan kerja
5. Sambungan Rumah = 1% dari tegangan minimal
3.4 Jadwal Penelitian
Terdapat jadwal kegiatan penelitian dalam tabel berikut:
BULAN
NO KEGIATAN
Maret April Mei Juni
Minggu Ke - 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Studi
Literatur
2. Pengambilan
data
3. Pengolahan
data
4. Analisa data
5. Pembuatan
skripsi
21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kartoni, J., & Ervianto, E. (2016). ANALISA REKONFIGURASI PEMBEBANAN UNTUK
MENGURANGI RUGI-RUGI DAYA PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kV. In Jom FTEKNIK (Vol.
3, Issue 2).
[2] Handajadi Teknik Elektro, W., Teknologi Industri, F., AKPRIND Yogyakarta JlKalisahak No, I., &
Balapan, K. (2015). MANAGEMEN ENERGI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAYA LISTRIK
DALAM INDUSTRI RUMAH TANGGA.
[3] 1, U. E., & Uyan, R. (2016). Reliability Analyses of Electrical Distribution System: A Case Study. In
International Refereed Journal of Engineering and Science (Vol. 5, Issue 12). www.irjes.com
[4] S. Kasus, D. I. Pt, dan A. Raya, “No . 32 Vol . 1 Thn . XVI November 2009 ANALISIS KEDIP
TEGANGAN ( VOLTAGE SAGS ) AKIBAT PENGASUTAN MOTOR INDUKSI DENGAN
BERBAGAI METODE PENGASUTAN Andi Pawawoi TeknikA ISSN : 0854-8471 TeknikA,” vol. 1,
no. 32, hal. 49–56, 2009.
[5] I Made Agus Mahardiananta, Putu Aries Ridhana Arimbawa, dan Dewa Ayu Sri Santiari, “Perhitungan
Drop Tegangan Sistem Distribusi Menggunakan Metode Aliran Daya,” J. Resist. (Rekayasa Sist.
Komputer), vol. 3, no. 1, hal. 13–18, 2020, doi: 10.31598/jurnalresistor.v3i1.453.
[6] I. Affandy, I. G. D. Arjana, dan C. G. Indra Partha, “Pengaruh Rekonfigurasi Penyulang Terhadap Drop
Tegangan Penyulang Penebel dan Penyulang Jatiluwih PT. PLN (Persero) ULP Tabanan,” J. Sos.
Teknol., vol. 1, no. 7, hal. 724–734, 2021, doi: 10.59188/jurnalsostech.v1i7.137.
[7] Yusra, A. (2022) ‘Analisa Jatuh Tegangan dan Losses Pada Sistem Distribusi 20 kV Penyulang
Simpang Rima’, 2.
[8] M, J., Siahaan, T. and Sinaga, J. (2020) ‘Analisis Peningkatan Kinerja Jaringan Distribusi 20Kv
Dengan Metode Thermovisi Jaringan Pt. Pln (Persero) Ulp Medan Baru’, Jurnal Teknik Elektro,
9(1), pp. 8–19.
[9] Luvi Saputra, M. (2019) ‘Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Pada Penyulang Gl.01 Sebagai Upaya
Penekanan Losses Menggunakan Software Etap 12.6.0’, Jurnal Energi Elektrik, 8(1).
[10] Imran, M. (2019) ‘Analisa Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik Untuk Wilayah Kota
Lhokseumawe Di Pt. Pln (Persero) Rayon Kota Lhokseumawe’, Jurnal Energi Elektrik, 8(1).
[11] Salahuddin, S., Rolianda, R. and Badriana, B. (2021) ‘KONFIGURASI ULANG JARINGAN
DISTRIBUSI 20 kV MENGGUNAKAN METODE NEWTON RAPHSON’, Jurnal Energi
Elektrik, 9(2), p. 1. doi:10.29103/jee.v9i2.3869.
22
[13] Dasman dan Handayani, “Evaluasi Keandalan Sistem Distribusi 20 Kv Menggunakan Metode
Saidi,” J. Tek. Elektro ITP, vol. 6, no. 2, hal. 173, 2017, [Daring]. Tersedia pada:
https://pdfs.semanticscholar.org/0a1c/0f36298394581d93136e7414f92c2ca6366d.pdf
[14] M. Harbi Rai Pangestu1, Osea Zebua, Herri Gusmedi, “Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Untuk
Meminimalisasi Rugi-Rugi Daya dengan Menggunakan Metode Grey Wolf Optimizer (GWO),”
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro, Volume 16, No.3, September 2022.
[15] Bambang Winardi, Agung Warsito, dan Meigy Restanaswari Kartika, “ANALISA PERBAIKAN
SUSUT TEKNIS DAN SUSUT TEGANGAN PADA PENYULANG KLS 06 DI GI KALISARI
DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP 7.5.0,” TRANSMISI, 17, (3), 2015, e-ISSN
2407–6422, 136.
[16] N. Setiaji et al., “ANALISIS KONSUMSI DAYA DAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK.”
11(1), 2013.
[17] M. S. Dalila, M. N. Khalid, dan M. Md Shah, “Distribution transformer losses evaluation under
non-linear load,” AUPEC’09 - 19th Australas. Univ. Power Eng. Conf. Sustain. Energy Technol.
Syst., 2009.
[19] C. Outline, “Faculty of Engineering,” vol. 2019, no. 201901, hal. 1–8, 2023, doi:
10.1109/smart55829.2022.10047747.
[21] Sunawan, Aji (2020) ANALISA KOORDINASI OVER CURRENT RELAY UNTUK
GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI 6.9 KV SUB STATION
14 PT.PERTAMINA RU III PLAJUDENGAN ETAP 16.0.0. Other thesis, POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA. 2021.
[22] SPLN64, “Spln 64 : 1985,” Petunjuk pemilihan dan Pengguna. pelebur pada Sist. Distrib.
tegangan menengah, 1985.
[23] SPLN 72, “Spesifikasi Desain untuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan
Tegangan Rendah (JTR),” Spln 72, p. 15, 1987.
23