Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PERAWATAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID PANTAI BARU BANTUL
YOGYAKARTA

Diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan Kelulusan


mata kuliah Kerja Praktik dan SeminarProgram Studi
Teknik Elektro Strata 1
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :

DENI MALIK
3100190017

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2023
HALAMAN PENGAJUAN

PERAWATAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI PLTH


BAYU BARU BANTUL YOGYAKARTA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Teknik Program S-1


Pada Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional

DENI MALIK

3100190017

Yogyakarta, 25 Januari
2023

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbng
Teknik Elektro S1

Ir.HJ. Oni Yuliani, M. Kom Dulhadi, S.T, M.T.


NIK : 196407041991022001 NIK : 19730083

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PERAWATAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI PLTH


PANTAI BARU BANTUL YOGYAKARTA

Yogyakarta, 25 Januari 2023

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dulhadi, S.T, M.T.


NIK : 19730083

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Teknologi Industri Teknik Elektro S1

Dr. Daru Sugati, S.T. M.T Ir.HJ. Oni Yuliani, M.Kom


NIK.: 19730125 NIP,: 196407041991022001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya dan karunianya saya dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik di
PLTH Pantai Baru Bantul Yogyakarta.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktik
pada Program Studi Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta. Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan
banyak pihak, oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada :

1. Dr. Ir. Setyo Pembudi, MT. selaku Rektor ITNY.

2. Daru Sugati, S.T., M.T, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri


ITNY.

3. Ir. Oni Yuliani, M. Kom. selaku Ketua Program Studi Strata I


Teknik Elektro ITNY

4. Bapak Dulhadi S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing laporan


kerja praktik

5. Aar Faisal Arbi, selaku pembimbing lapangan yang telah


membimbing dalam pelaksanaan kerja praktik

6. Pengurus dan staff PLTH Pantai Baru yang telah memberikan


bimbingan dan pengarahan selama melaksakan Praktik Kerja
Lapangan.

7. Keluarga penulis yang telah memberikan semangat dan dukungan


selama penyusunan laporan ini.

8. Teman seperjuangan Praktik Kerja Lapangan di PLTH Pantai Baru

Sebagai penutup, semoga laporan Kerja Praktik ini Bermanfaat bagi


penulis dan juga bagi para pembaca laporan kerja praktik ini.

Yogyakarta, 25 Januari
2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………………....ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………...…….iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...……...vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….……….vii
INTISARI……………………………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...…1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………….2
1.2 Permasalahan………………………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………………3

BAB II TEMPAT KERJA PRAKTIK…………………………………………………....4


2.1 Profil PLTH Bayu Baru……………………………………………………………………..4
2.2 Struktur Organisasi…………………………………………………………………………..5
2.3 Unit Layanan Kerja Praktik………………………………………………………………….6
2.4 Waktu dan Lokasi Kerja Praktik…………………………………………………………….8

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK………………………………………….9


3.1 Lingkup Kegiatan Kerja Praktik……………………………………………………………10
3.2 Bukti Hasil Kerja Praktik…………………………………………………………………..11
3.3 Pengalaman Kerja Praktik……………………………………………………………….…16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………………...17


4.1. Pengertian Panel Surya………………………………………………………………...…..17
4.2 Analisa Permasalahan………………………………………………………………………18
4.3 Solusi Permasalahan………………………………………………………………………..29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………………42


5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..42
5.2 Saran…………………………………………………………………………...….42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….43
LAMPIRAN………………………………………………………………...…………....44

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Tempat KP…………………………………………………………..10


Gambar 3.2 Kegiatan Minggu 1………………………………………………………….11
Gambar 3.3 Kegiatan Minggu 2………………………………………………………….12
Gambar 3.4 Kegiatan Minggu 3………………………………………………………….12
Gambar 3.5 Kegiatan Minggu 4………………………………………………………….13
Gambar 3.6 Kegiatan Minggu 5………………………………………………………….14
Gambar 4.31 Skema Instalasi Hybrid PLTH Bayu Baru………………………………...18
Gambar 4.1 Panel Surya Sistem 240 V / 15 Kw…………………………………………21
Gambar 4.6 Baterai (Luminous) 200 Ah………………………………………………....22
Gambar 4.7 SCC LSCM60A – 240V…………………………………………………….23
Gambar 4.8 Panel Distribusi……………………………………………………………..24
Gambar 4.9 Panel Combiner……………………………………………………………..25
Gambar 4.10 Panel Baterai………………………………………………………………26
Gambar 4.11 Inverter 210-300 Vdc……………………………………………………...28

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Logbook……………………………………………………………………….14


Tabel 4.1 Spesifikasi Panel Surya………………………………………………………..21
Tabel 4.7 Spesifikasi SCC LSCM60A – 240V…………………………………………..22
Tabel 4.8 Spesifikasi Panel Distribusi…………………………………………………...23
Tabel 4.9 Spesifikasi Panel Combiner…………………………………………………...24
Tabel 4.10 Spesifikasi Panel Baterai……………………………………………………..25
Tabel 4.11 Spesifikasi Inverter 210-300 V Vdc……………………………………….....27
Tabel 4.31 Data String 2…………………………………………………………………34

vii
INTISARI

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik


yang memanfaatkan energi dari cahaya matahari untuk menghasilkan
energi listrik. Komponen utama dari PLTS adalah panel surya photovoltaic
yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik sehingga
dapat digunakan untuk kebutuhan listrik sehari-hari. Arus listrik yang
dihasilkan oleh panel surya photovoltaic adalah arus listrik searah (DC)
sehingga dibutuhkan komponen lainnya seperti inverter untuk
mengkonversi arus listrik searah (DC) ini menjadi arus listrik bolak-balik
(AC). Perawatan (maintenance) adalah serangkaian aktivitas untuk
menjaga fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai
untuk melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dan berdasarkan standar (fungsional dan
kualitas). Panel surya adalah kumpulan sel surya yang ditata sedemikian
rupa agar efektif dalam menyerap sinar matahari, yang bertugas menyerap
ini adalah sel surya. Umumnya sel surya terdiri dari lapisan silikon yang
bersifat semikonduktor, metal, lapisan anti reflektif, dan strip konduktor
metal. Lapisan-lapisan inilah yang berjasa menghasilkan listrik agar bisa
dinikmati di rumah.

Kata Kunci: PLTS, Perawatan, Panel Surya

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan energi sekarang ini semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Hal ini
membuktikan bahwa sedang terjadinya krisis energi tersebut, buktinya
masih besar ketergantungan pada sumber energi fosil terutama minyak
bumi. Seperti yang diketahui bahwa cadangan minyak bumi yang tersedia
di bumi semakin terbatas. Oleh karena itu perlu diadakan upaya agar
tercipta keseimbangan energi yang baik dalam kehidupan sehari- hari.
Energi alternatif adalah energi sebagai pengganti dari energi
bahan bakar fosil. Pada dasarnya energi alternatif ini berfungsi untuk
menggantikan bahan bakar konvensional. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan energi alternatif dibutuhkan campur tangan manusia agar
energi terbarukan bisa digunakan dengan maksimal. Energi alternatif ini
juga solusi untuk meningkatkan peran energi terbarukan dalam rangka
menjamin keamanan pasokan energi untuk memenuhi kebutuhan energi
nasional yang semakin meningkat secara berkelanjutan,
Dalam hal ini perlu adanya perawatan agar peralatan yang ada
mampu bertahan dan bekerja optimal. Perawatan merupakan aspek yang
sangat penting dalam menjaga kondisi seluruh komponen agar dapat
beroperasi dengan baik saat digunakan. Komponen maupun peralatan
yang digunakan dalam kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat
mengalami kerusakan jika kita mengabaikan bentuk-bentuk perawatan
padanya.. Sel surya sebagai komponen di pembangkit PLTS ternyata
menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap manajemen
perawatannya.

1
2

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah yaitu:

• Bagaimana cara perawatan secara umum pada sistem PLTS di PLTH


Pantai Baru Bantul Yogyakarta?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari perawatan sistem ini yaitu:

• Memperoleh ilmu pengetahuan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga


Surya.

• Mengetahui prosedur dan langkah perawatan sistem PLTS di PLTH


Pantai Baru Bantul Yogyakarta.

• Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan keteknikan baru


maupun pengalaman langsung dalam kegiatan kerja praktik.

• Melaksanakan kegiatan yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi Mahasiswa

• Sebagai ilmu pengetahuan bagi mahasiswa tentang langkah dan


prosedur perawatan sistem PLTS.
• Memberikan wawasan dan pengalaman selama mahasiswa melakukan
perawatan sistem PLTS.
3

1.4.2 manfaat bagi Perusahaan


• Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek.
• Menciptakan hubungan yang bersifat relasi antara Jurusan Teknik
Elektro ITNY dengan PLTH Bayu Baru, sehingga memungkinkan
kerjasama antara kedua belah pihak. Selain itu diharapkan memperoleh
umpan baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga selalu
sesuai dengan perkembangan dunia industry
BAB II
TEMPAT KERJA PRAKTIK

2.1 Profil PLTH Pantai Baru

Nama : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Pantai


Baru Pandansimo
Alamat
: Jalan Raya Pandansimo Km. 2 Kedungbule Trimurti
Workshop
Srandakan, Kab. Bantul, DI. Yogyakarta
PLTH

Alamat PLTH : Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Kab. Bantul,


D.I. Yogyakarta
Visi dan Misi : “Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
PLTH penguasaan energi terbarukan dengan wawasan
pendidikan untuk kemakmuran masyarakat”

2.1.1 Sejarah PLTH Bayu Baru


Inisiatif pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid pada
akhir tahun 2010 awalnya sederhana, yaitu ingin membantu nelayan di
pesisir Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta untuk mengawetkanetkan ikan
yang tidak habis terjual dan memberi listrik di daerah terpencil yang
kurang suplai listrik dari pemerintah.
Awalnya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid merupakan evaluasi
dari proyek percobaan (Pilot Project) yang dipimpin oleh Kementerian
Riset dan instansi lain yang meliputi : Lembaga Penerbangan Antariksa
Nasional (LAPAN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
Kementerian Riset dan Teknologi (RISET), Pemkab Bantul, Universitas
Gajah Mada (UGM), E-Wind Energi dan Komunitas Ilmuwan dan Ahli
Teknologi Indonesia.
Sistem ini dibangun pada tanggal 27 Juli 2010, ditandai dengan
tanda Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Riset
dan Teknologi, Pemkab Bantul, LAPAN, dan UGM.

4
5

Kementerian Kelautan dan Perikanan juga merupakan evaluasi


utama yang mendasari proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid Pandansimo. KKP juga memiliki sebuah proyek untuk
pengembangan komunitas nelayan yang kurang mampu di Pantai Baru.
Proyek pertama tersebut adalah berkolaborasi dengan RISTEK, yaitu
menyediakan es balok dengan harga murah untuk nelayan, sehingga
nelayan tersebut tidak terbebani dengan harga saat digunakan untuk
mengawetkan ikan.
LAPAN merupakan pelaksana utama dari PLTH ini. Lembaga ini
bertanggung jawab atas sistem operasional dan manajemen harian dan
juga meningkatkan data untuk komunitas individu akademik riset di
sistem hybrid. Tujuan utama LAPAN adalah menginstalasi turbin angin
buatan sendiri untuk perbikan itu sendiri.

MITI atau lebih sering dikenal dengan “Masyarakat Ilmuwan dan


Teknologi Indonesia”, komunitas ini berkontribusi pada PLTH
Pandansimo dalam bentuk riset produk, sistem inovasi , dan rekomendasi
untuk perbaikan yang lebih baik dari system.

E-Wind Energi adalah perusahaan lokal yang menyediakan turbin


angin untuk sistem hybrid tersebut. Untuk meningkatkan rasa
kepemilikan masyarakat terhadap PLTH Pandansimo tersebut dan
perusahaan ini mewakili masyarakat setempat, yang berarti masyarakat
memiliki beberapa kontribusi terhadap pemeliharaan di daerah sekitar
pembangkit.

Kini dengan adanya PLTH berbagai aktivitas perekonomian


seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata semakin terus berkembang.
Kincir kincir di PLTH memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung
atau wisatawan terlebih berada di kawasan Pantai Baru. Sehingga
wisatawan bisa berlibur sekaligus mendapat ilmu baru2.2 Struktur
Organisasi
6

2.2 Stuktur Organisasi


Struktur Organisasi yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Bayu
Baru ditampilkan pada gambar

Gambar 2.1 Struktur Organisasi


Keterangan Bagan :
PLTH Pantai Baru Pandansimo Bantul berada pada Seksi
Pengawasan dan Pengendalian Energi dan Geologi dibawah naungan
Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral
BP3SDM.

2.3 Unit Layanan Kerja Praktik


Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan energi dan


sumber daya mineral untuk meningkatkan penambahan jumlah rumah
tangga yang menikmati listrik, bangunan/gedung pemerintah
komersial dan industri yang telah diaudit energi, cakupan penyediaan
air bersih di daerah sulit air dan penambahan jumlah izin usaha
pertambangan yang baik dan benar.
7

Fungsi :

• Penyusunan program kerja Bidang Energi dan Sumber Daya


Mineral

• Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis bidang energi


dan sumber daya mineral

• Penyusunan bahan penetapan wilayah izin usaha di bidang


energi dan sumber daya mineral

• Penyiapan bahan pertimbangan teknis perijinan dan surat


keterangan terdaftar usaha jasa penunjang di bidang energi
dan sumber daya mineral

• Penyiapan bahan perumusan kebijakan penetapan harga


patokan mineral bukan logam dan batuan

• Penyusunan bahan persetujuan harga jual tenaga listrik dan


sewa jaringan tenaga listrik, rencana usaha penyediaan tenaga
listrik, serta penjualan kelebihan tenaga listrik

• Penyediaan sarana dan prasarana energi dan sumber daya


mineral

• Pengembangan dan pemanfaatan energi dan sumber daya


mineral

• Penyediaan sistem dan pelayanan informasi bidang energi dan


sumber daya mineral

• Penyiapan bahan pengaturan di bidang energi dan sumber


daya mineral

• Pembinaan di bidang energi dan sumber daya mineral

• Penyusunan data dan informasi Bidang Energi dan Sumber


Daya Mineral
8

• Penyiapan bahan perumusan kebijakan penetapan nilai


perolehan air tanah

• Penyusunan bahan penetapan tarif tenaga listrik dan


pemanfaatan jaringan listrik untuk telekomunikasi,
multimedia, dan informatika

• Pelaksanaan koordinasi kegiatan di bidang energi dan sumber


daya mineral

• Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan

• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan


program Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

• Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai


dengan tugas dan fungsi Dinas

2.4 Waktu dan Lokasi Kerja Praktik


2.4.1 Tahap Persiapan
Tahap melakukan persiapan kerja praktik dengan membuat surat
izin Kuliah Kerja Praktik ke bagian Admin Teknik Elektro, dimana
harus meminta surat pengantar terlebih dahulu di bagian
kemahasiswaan Admin Teknik Elektro. Kemudian, surat tersebut
diajukan kepada pihak pusat unit perusahaan tempat kerja praktik.
Kemudian, pihak perusahaan menerima surat pengajuan serta
memprosesnya. Selanjutnya pihak perusahaan menerima bahwa kerja
praktik bisa mulai dilakukan setelah 2 minggu pengajuan surat izin
kerja praktik .
9

2.4.2 Tahap Pelaksanaan


Tahap izin kerja praktik dilakukan selama 2 bulan. Dengan waktu
kerja sebanyak lima hari (Senin-Jumat) dalam seminggu.

Tabel 2.1 Jadwal Kerja Praktik

Hari Jam Kerja Keterangan


08.00-12.00
Senin s.d Kamis 12.00-13.00 Istriahat
13.00-16.00
08.00-12.00
Jumat 12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.00

2.4.3 Lokasi Kerja Praktik


Secara geografis pesisir pantai selatan Yogyakarta merupakan
lahan terbuka yang luas, matahari yang bersinar sepanjang hari dari
kecepatan angina rata-rata dengan intensitas 4m/s (LAPAN).

Kondisi tersebut menjadikan satu kreteria pemilihan lokasi


pengembangan Energi Hybrid di Pantai Baru Pandansimo, Dusun
Ngentak, Poncosari, Srandakan, Bantul dengan luas kurang dari 18
hektar. Lokasi ini didukung oleh kondisi alam yang terbuka dan
disebelah selatan yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
Kondisi ini cukup layak dijadikan tempat Pembangkit Listrik Energi
Hybrid dengan turbin angin putaran rendah dan panel surya.BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Lingkup Kegiatan Kerja Praktik

Gambar 3.1 Lokasi Tempat KP


Lingkup kegiatan kerja praktik yang dilakukan di PLTH Bayu Baru
adalah lingkungan yang berlokasi di daerah Pantai Baru Bantul
Yogyakarta. Seperti contoh lingkup kegiatan dalam masyarakat sekitar
adalah melakukan perbaikan lampu untuk penerangan di warung-warung
ataupun penerangan jalan umum (PJU), perbaikan sound system pada
mushola, dan pengindahan jalan atau penghiasan jalan menuju ke pantai.
Contoh lingkup kegiatan dalam perusahaan adalah perawatan kincir angin,
perawatan panel surya, melilit motor generator AC, kegiatan monitoring
data.
Pada perawatan kincir angin mahasiswa dibimbing melakukan
pengecekan tegangan yang dihasilkan kincir angin tersebut, dengan begitu
akan bisa melihat ada kerusakan atau tidak dan melakukan perawatan
seperti memberi pelumas pada as dudukan generator agar kincir tetap
mudah berputar mengikuti arah angin.
Perawatan panel surya dilakukan dengan hati-hati karena tegangan
yang dihasilkan panel surya langsung termasuk tinggi. Perawatan yang
dilakukan pada panel surya seperti membersihkan bagian atas panel surya

10
11

dari kotoran hewan atau dedaunan dengan cara menyapu panel surya dan
kemudian di siram dengan air bersih agar debu-debu hilang.

3.2 Bukti Hasil Kerja Praktik


Bukti hasil kerja praktik yang di lakukan selama praktik berlangsung
sudah di jelaskan pada kegiatan lingkup kerja praktik. Adapun bukti
hasil kerja praktik yaitu sebagai berikut.

3.2.1LogBook
3.2.1.1 Minggu Ke-
Pada gambar 3.2 kegiatan minggu pertama kerja praktik di PLTH Pantai Baru
yaitu pelaksanakan pengenalan lingkungan kerja praktik dan pengenalan
spesikasi alat, perawatan PJU penggantian lampu dan sekering

Gambar 3.2 Kegiatan Minggu 1

3.2.1.2 Minggu Ke-2


Pada gambar 3.3 kegiatan minggu kedua kerja praktik di PLTH Pantai Baru yaitu
Perawatan Kincir Angin dengan dilakukannya pengecekan pada kincir angin
12

dengan cara diberikan pelumas menggunakan oli dan vasline dapat dilihat sesuai
gambar a dan b.

Gambar 3.3 Kegiatan Minggu 2


3.2.1.3 Minggu Ke-3
Pada gambar 3.4 kegiatan minggu ketiga kerja praktik di PLTH Pantai Baru yaitu
perawatan panel surya dan mengganti diode yang short dapat dilihat sesuai gambar
a dan b.

Gambar 3.4 Kegiatan Minggu 3


13

3.2.1.4 Minggu Ke-4


Pada gambar 3.5 kegiatan minggu keempat kerja praktik di PLTH Pantai Baru yaitu
membantu proses kunjungan dari mahasiswa Instiper dan Mempelajari cara kerja
generator dapat dilihat sesuai gambar a dan b.

Gambar 3.5 Kegiatan Minggu 4


14

3.2.1.5 Minggu Ke-5


Pada gambar 3.6 kegiatan minggu kelima kerja praktik di PLTH Pantai Baru yaitu
pemeliharaan panel surya dilakukannya pengukuran arus, tegangan, dan daya
dapat dilihat sesuai gambar a. dan menghitung data input dan output yang sudah
tercatat setiap hari pada bulan november dan desember dapat dilihat sesuai
gambar b.

Gambar 3.6 Kegiatan Minggu 5

LOGBOOK
Logbook berisi seluruh kegiatan kerja praktik yang berada di PLTH Bayu
Baru Bantul Yogyakarta dapat ditampilkan sesuai dengan tabel 3.1
Tabel 3.1 Logbook
Hari/Tanggal Kegiatan
14 November 2022 1. Pengenalan Lingkungan
2. Pengenalan Spesifikasi Alat
15 November 2022 1. Monitoring
16 November 2022 1. Monitoring
2. Perawatan PJU
17 November 2022 1. Monitoring
15

18 November 2022 1. Monitoring


19 November 2022 LIBUR
20 November 2022 LIBUR
21 November 2022 1. Monitoring
2. Materi Pembelajaran PLTS
22 November 2022 1. Monitoring, Perawatan Kincir Angin

23 November 2022 1. Monitoring, Perawatan Kincir Angin

24 November 2022 1. Monitoring

25 November 2022 1. Monitoring

26 November 2022 LIBUR


27 November 2022 LIBUR
28 November 2022 1. Monitoring

29 November 2022 2. Monitoring

30 November 2022 3. Monitoring

Hari/Tanggal Kegiatan

1 Desember 2022 1. Monitoring


2. Perawatan Panel Surya
2 Desember 2022 1. Monitoring

3 Desember 2022 LIBUR

4 Desember 2022 LIBUR

5 Desember 2022 1. Monitoring


2. Membantu Proses Kunjungan dari INSTIPER
6 Desember 2022 1. Monitoring

7 Desember 2022 1. Monitoring


2. Mempelajari Kebutuhan PLTS Rumah
8 Desember 2022 1. Monitoring

9 Desember 2022 1. Monitoring


16

10 Desember 2022 LIBUR

11 Desember 2022 LIBUR

12 Desember 2022 1. Monitoring

13 Desember 2022 1. Monitoring


2. Perawatan PJU
14 Desember 2022 1. Perawatan Panel Surya

3.3 Pengalaman Kerja Praktik


Selama melaksanakan Kerja Praktik di PLTH Pantai Baru selama dua
bulan lamanya yaitu terhitung mulai tanggal 14 November 2022 sampai 14
Desember 2022, saya sebagai penyusun laporan praktik kerja mendapatkan
pengalaman yang sangat berkesan dan inspiratif selama saya melakukan
praktik kerja disana, karena ilmu dan pengetahuan yang di berikan oleh para
pembimbing lapangan yang bekerja disana sangat berkompeten dan
professional, ditambah lokasi tempat kerja praktik kali ini juga bergerak
dibidang pendidikan yang membuat saya bisa mengerti yang diajarkan
pembimbing lapangan karena bisa langsung menejelaskan ke inti topik yang
akan dipelajari, berbeda dari yang saya rasakan ketika berada ditempat kerja
praktik dulu yang dimana siswa yang aktif menanyakan apa jadi
permasalahan dalam melakukan perbaikan. Semoga amal yang diberikan
oleh pembimbing lapangan PLTH Pantai Baru mendapatkan imbalan sebaik-
baiknya oleh Tuhan yang Maha Esa, Aamiin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan mencakup istilah dari perawatan, beberapa jenis istilah


dari Sistem PLTS, istilah dari beberapa komponen yang ada di Sistem PLTS,
dan data spesifikasi komponen Sistem PLTS.

4.1.1 Perawatan

Perawatan (maintenance) adalah serangkaian aktivitas untuk menjaga


fasilitas dan peralatan agar senantiasa dalam keadaan siap pakai untuk
melaksanakan produksi secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang
telah ditetapkan dan berdasarkan standar (fungsional dan kualitas).

4.1.2 Sistem PLTS

PLTS On Grid adalah istilah untuk menyebut sistem Pembangkit Listrik


Tenaga Surya (PLTS) yang berfungsi untuk mengubah energi dari panas
matahari menjadi energi listrik. Sistem ini yang pada umumnya digunakan
pada bangunan rumah, kantor, atau pabrik. Salah satu solusi paling efektif
untuk efisiensi biaya listrik karena mampu menghemat biaya listrik bulanan
secara signifikan. PLTS tipe ini dipasang pada bagian atap atau gedung,
supaya dapat menerima panas matahari secara optimal. Nantinya panas yang
diterima akan diubah menjadi arus listrik searah DC dan oleh inverter diubah
menjadi arus bolak-balik AC. Setelahnya baru kemudian disinkronkan
dengan arus listrik dari PLN.
Suatu PLTS off-grid yang dikelola secara komunal atau yang sering
disebut sistem PLTS berdiri sendiri (stand-alone), beroperasi secara
independen tanpa terhubung dengan jaringan PLN. Sistem ini membutuhkan
baterai untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan di siang hari untuk
memenuhi kebutuhan listrik di malam hari.

17
18

PLTS Hybrid adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang didukung


oleh teknologi Hybrid, maksudnya, sistem listrik yang dihasilkan oleh panel
surya dapatListrik yang dihasilkan dari sistem PLTS tipe ini nantinya akan
disimpan ke dalam baterai cadangan, seperti yang diterapkan pada PLTS Off-
Grid. Bedanya jika di tipe Off-Grid, kekurangan cadangan listrik dari baterai
diatasi oleh genset. Sedangkan untuk tipe ini, secara otomatis akan
dicadangkan oleh listrik dari PLN.

Gambar 4.31 Skema Instalasi Hybrid PLTH Bayu Baru


Panel Surya
Panel surya adalah kumpulan sel surya yang ditata sedemikian rupa
agar efektif dalam menyerap sinar matahari, yang bertugas menyerap ini
adalah sel surya. Umumnya sel surya terdiri dari lapisan silikon yang
bersifat semikonduktor, metal, lapisan anti reflektif, dan strip konduktor
metal. Lapisan-lapisan inilah yang berjasa menghasilkan listrik agar bisa
dinikmati di rumah.

Panel Combiner
Fungsi utama kotak penggabung atau (combiner box) adalah untuk
menggabungkan string fotovoltaik modul agar mendapatkan arus keluaran
larik fotovoltaik yang lebih tinggi. Masing-masing String modul fotovoltaik
dihubungkan pada busbar yang sama dan dilindungi secara elektrik maupun
mekanis di dalam selungkup pelindung (enclosure). Kotak penggabung
umumnya berisi perangkat proteksi arus lebih (overcurrent protection) string,
19

perangkat proteksi tegangan surja (surge protection device), busbar atau


terminal tambahan, sakelar pemutus arus dan batang pembumian (grounding
bar). Keluaran gabungan dari kotak penggabung tersebut kemudian
dihubungkan langsung ke solar charge controller pada sistem DC-coupling
atau ke inverter jaringan pada sistem AC-coupling.

SCC

Solar charge controller (SCC) atau juga dikenal sebagai battery charge
regulator (BCR) adalah komponen elektronik daya di PLTS untuk mengatur
pengisian baterai dengan menggunakan modul fotovoltaik menjadi lebih
optimal. Perangkat ini beroperasi dengan cara mengatur tegangan dan arus
pengisian berdasarkan daya yang tersedia dari larik modul fotovoltaik dan
status pengisian baterai (SoC, state of charge). Untuk mencapai arus
pengisian yang lebih tinggi, beberapa SCC dapat dipasang secara paralel di
bank baterai yang sama dan menggabungkan daya dari larik modul
fotovoltaik.

Panel Baterai

Panel ini mendistribusikan daya DC yang dikonversi dari solar charge


controller ke bank baterai dan dari bank baterai ke inverter baterai yang
umumnya pada tegangan sistem 48 VDC. Panel distribusi DC pada umumnya
terdiri dari busbar sebagai titik sambungan dan perangkat proteksi untuk
melindungi bank baterai serta melindungi kabel dari SCC dan ke inverter
baterai.

Baterai

Baterai digunakan dalam sistem PLTS komunal untuk menyimpan energi


yang dihasilkan oleh modul fotovoltaik di siang hari, lalu memasok ke beban
di malam hari atau saat cuaca berawan. Baterai bertindak sebagai penyimpan
energi sementara (buffer) untuk mengatasi perbedaan antara pasokan listrik
dari modul fotovoltaik dan permintaan listrik.
20

Inverter

Inverter jaringan atau dikenal juga sebagai inverter PV atau grid inverter
adalah komponen elektronik daya yang mengonversi tegangan DC dari larik
modul fotovoltaik menjadi tegangan AC baik untuk pemakaian langsung atau
untuk menyimpan kelebihan daya ke dalam baterai.

Panel Distribusi AC Pembagian Beban

Panel distribusi AC atau dikenal juga sebagai AC power distribution box


(ACPDB) digunakan untuk membagi dan mendistribusikan daya ke KWH
meter dan dibagikan ke warung-warung dan PJU di wilayah PLTH Bayu
Baru.
21

4.1.2 Data Spesifikasi Panel Surya PLTH Bayu Baru


PLTH Bayu Baru memiliki 188 unit panel surya dengan kapasitas
Daya yang berbeda beda diantaranya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 Panel Surya Sistem 240 V / 15 Kw


Tabel 4.1 Spesifikasi Panel Surya
Sistem
Penyusunan
Units 150
Seri 20
Paralel 7
Electrical
Spesification
Brand ELSOL
Type Es100236-pcm Polycrystaline
Maximum power 100 Wp
short Circuit Current (Isc) 6,5 A
max current (Imp) 5,82 A
Voc 21,75 V
System Voltage 12 V
Nominal Voltage 17,24 V
Maximum system voltage 1000 V DC
Pysical
Spesification
Length 670 mm
Width 1180 mm
Depth 35 mm
Weight 9,2 KG
Temperatur -40°C up to 50°C
(Sumber: PLTH Bayu Baru)
22

4.1.2.1 Data Spesifikasi Penyimpanan Energi Listrik PLTH


PLTH Pantai Bru memiliki 60 unit batrai penyimpanan energi listrik dengan
kapasitas penyimpanan yang berbeda-bed

Pada Gambar 4.6 menunjukan Baterai (Luminous) 200 Ah dengan


jenis aki basah dan detaillengkapnya dapat ditampilkan sesuai tabel
4.5.
Baterai 400 Ah
Sistem 240V

Jumlah Unit 20
Sistem
Penyusunan
Merek Luminous
Seri 20
Paralel 2
Jenis Kabel yg di gunakan NYAF 70 mm

Spesifikasi
Perunit
Tegangan 12 V
Kapasitas 200 Ah
Jenis Baterai basah
23

4.1.2.2 Data Spesifikasi SCC PLTH Pantai Baru

Gambar 4.7 SCC LSCM60A-240V


Pada Gambar 4.7 menunjukan SCC dengan model LSCM60A – 240V dan
detail lengkapnya dapat ditampilkan sesuai tabel 4.6.

Tabel 4.1 Spesifikasi Panel Surya


Jumlah Unit 2
parameters
Model LSCM60A –
240V
Rated Solar Current 60A
Nominal System Voltage 240V
Battery Over-Discharge Limit
Voltage(Low) 204.0V
(adjustable)
Battery Over-Discharge Limit
RecoveryVoltage (RLow) 230.0V
(adjustable)
24

parameters
Battery Over-Charge Limit Voltage (Full) 288.0V (adjustable)
Battery Over-Charge Limit Recovery 264.0V (adjustable)
Voltage (RFull)
Float Voltage (Flot) 270.0V (adjustable)
Solar Charging Mode MPPT 3 STEP
Display Mode LCD
Battery: Voltage; Charging
Current;Percentage of Battery
Power.
Solar; Voltage; Charging Content
Display Content System; State; Generated
Energy;Eror Code
Operating Temperature & Relative -20~` + 55 ͦC/35~85%RH (Non-
Humidity Condesing)
Quiescent Power Drain 3W
Battery: Over-Discharge
Protection Type
Protection;Over-Charge
Protection

Controller Size 423mm*330mm*174mm


Package Size 500mm*400mm*250mm
Net Weight 12 Kg
Gross Weight 13 Kg
RS232
Optional Function RS485
USB
(Sumber : PLTH Pantai Baru)
25

4.1.2.3 Data Spesifikasi Panel Distribusi PLTH Pantai Baru

Panel Distribusi AC Pembagi Beban dan Energi


Monitoring Online

Jumlah Unit 1
Komponen Spesifikasi Jumlah Unit
Box dimension 40 x 60 x 20 cm 1
MCB 1 Pole (6 A) 6
MCB 1 Pole (10 A) 1
MCB 1 Po le (1 A) 1
Terminal Kabel TAL-B12P 25A 4
Sensor Tegangan 220v 6
Sensor Arus 10A 6
Otomatis PJU 10A 1
Pilot Lamp AC 220V 7
Energi Monitoring Online 220V/50HZ-6 Sensor 1
Gambar 4.8 Panel Distribusi
Pada Gambar 4.8 menunjukan Panel Distribusi dengan Single Phase
Energy Meter dan detail lengkapnya dapat ditampilkan sesuai tabel 4.7.
(Sumber : PLTH Pantai baru)
26

4.1.2.4 Data Spesifikasi Panel Combiner PLTH Pantai Baru


Gambar 4.9 Panel Combiner
Pada Gambar 4.9 menunjukan Panel Combiner dan detail lengkapnya
dapat di tampilkan sesuai tabel 4.8

Panel Combiner

Jumlah Unit 1
Komponen Spesifikasi Jumlah Unit
Box dimension 40 x 60 x 20 cm 1
MCB AC 2 Pole (40 A) 4
Fuse 500V – 100 kA (20A) 4
Box Fuse 500V – 32A 4
Busbar Ground 2*14 *0,3 cm (tembaga) 1
Terminal Kabel STB-60 60A 2
Arester (Midnite Solar Surge
Protection Device)
Unit 4
Part No. MNSPD600
0 to 480 VAC
Nominal Voltage 0 to 600 VDC
MCOV
VRMS @1mA 780 V (702 – 858)
ClampV
1290 V
@100A
Current
8/20µs
I peak (8/20µs) 100 kA (Full Device)
(Current) 50 kA (Each Section)
4320 J (Full
Energy Absorption
Device) 2160 J
27

(Each Section)
316V / 480 VAC
Suggested Placement circuitsGrid tie
PV combiners
Grid tie inverter input
(Sumber : PLTH Pantai Baru)

4.1.2.5 Data Spesifikasi Panel Baterai PLTH Pantai Baru


Gambar 4.10 Panel Batrai
Pada Gambar 4.10 menunjukan Panel Batrai dan detail lengkapnya dapat
ditampilkan sesuai tabel 4.9
Panel Baterai(PLTS)

Jumlah Unit 1
Komponen Spesifikasi Jumlah Unit
Box dimension 40 x 50 x 20 cm 1
Fuse 660 V - 200A 1
Terminal Fuse 600V- (250A-300A) 1
Busbar DC 4*20*0,4 CM 2
MCCB Baterai
Ui=690V ~50/60Hz Uimp=6Kv Cat.A 40ºC
IEC 60947-2 Ue (V) Icu/Ics (kA)
JIS C8201-2-1 230/240 ~ 25/13
400/415 ~ 18/9
440 ~ 15/8
550 ~ 5/3
28

250 5/3
NEMA-AB1 U(V) HIIC (kA)
240 ~ 25
277/480 ~ 15
DL 17041
(Sumber : PLTH Pantai Baru)

4.1.2.6 Data Spesifikasi Inverter PLTH Pantai Baru


Inverter 5 kW – 1P Sistem 240 VDC

Jumlah Unit 2
Komponen Spesifikasi
Main Circuit One Phase Fullbridge Inverter
Main Main Component MOSFET
sistem Voltage Wave from Control Digital Sinusoidal/ Pure Sine Wafe
Coolling Forced Cooling Using Fan
DC Nominal 240 Vdc
input Operation 210-300 V Vdc
voltage
Rated Power 5 kW
AC input Voltage Wave from Control 220 L-N
voltage Number of Phase One Phase
Frequency 50 Hz ± 0,1 %
Gambar 4.11 Inverter 240 Vdc
Pada Gambar 4.11 menunjukan Inverter dengan oprasi 240 Vdc
(Sumber PLTH Pantai Baru)
29

4.2 Analisa dan Solusi Permasalahan

Analisa Permasalahan mengidentifikasikan berbagai macam


permasalahan atau kerusakan yang terjadi di Sistem PLTS dan solusi
permasalahan menjelaskan solusi dari permasalahan yang terjadi agar
komponen terhindar sekaligus melakukan perbaikan dari komponen Sistem
PLTS yang terdiri dari Panel Surya, Panel Combiner, SCC, Panel Baterai,
Baterai, Inverter, dan Panel Distribusi AC Pembagian Beban.

4.2.1 Panel Surya


1. Permasalahan yang terjadi pada panel surya umumnya adalah radiasi
sinar matahari atau intensitas radiasi elektromagnetik sinar matahari yang
jatuh dipermukaan.
Solusi: Mengukur langsung radiasi atau pengolahan data sekunder penting
dilakukan sebelum merancang sebuah sistem PLTS. Daya keluaran dari
panel surya berbanding lurus secara proporsional dengan radiasi sinar
matahari.
2. Orientasi dan kemiringan panel surya.
Solusi: Panel surya di dalam satu rangkaian seri maupun paralel harus
dipasang pada orientasi, kemiringan, dan sebaiknya pada ketinggian yang
sama.
3. Bayangan benda (shading) yang menghalangi sinar matahari dan
penumpukan debu yang dapat menghalangi transmisi sinar.
Solusi:
a. Melakukan identifikasi lokasi dengan benar selama studi kelayakan untuk
memastikan bahwa panel surya akan bebas dari bayangan di sepanjang hari
dan di sepanjang musim dalam setahun.
b. Desain dengan benar tata letak tiap lokasi PLTS. Rangkaian panel surya
harus memiliki jarak yang cukup satu sama lain untuk menghindari
bayangan dari rangkaian panel surya yang berdekatan atau dengan
bangunan yang lebih tinggi di sekitarnya.
c. Selama proses komisioning pastikan panel surya bebas dari bayangan di
setiap saat dan pertimbangkan kemungkinan bayangan di masa mendatang
misalnya pohon yang tumbuh.
d. Tumbuhan yang berada di bawah dan di sekitar rangkaian panel surya
harus
30

tetap rendah. Penting untuk melakukan pembersihan tumbuhan pada saat


pemeliharaan rutin.
4.Kenaikan temperatur pada modul yang dapat menyebabkan berkurangnya
efisiensi panel surya sesuai dengan koefisien temperatur dari modul (%/°C).
Solusi: Melakukan identifikasi lokasi dengan benar selama studi kelayakan
untuk memastikan bahwa panel surya berada pada suhu yang baik dan tidak
terlalu panas.
5. Pertimbangan dalam memilih panel surya perlu dilakukan.
Solusi:
1. Gunakan panel surya dengan efisiensi yang lebih besar dari 15%.
Menggunakan panel surya dengan efisiensi yang tinggi akan meminimalkan
penggunaan lahan.
2. Toleransi daya panel surya harus kurang dari 2,5% di bawah kondisi uji
standar (STC -standard test conditions). Informasi ini dapat ditemukan di
label kinerja panel surya dibelakang setiap modul, misalnya: “Daya puncak
100 W
± 2%” atau “Toleransi keluaran ± 2%”.
3. Rangka panel surya harus tahan terhadap korosi, yaitu aluminium
anodized ataupelapisan aluminium dengan zat warna.
4. Panel surya harus mampu beroperasi pada tegangan sampai dengan 1000
VDC dan direkomendasikan tidak lebih dari 1000 VDC. Tujuan mengatur
batas untuk maksimum tegangan sistem adalah untuk menyesuaikan dengan
tegangan perangkat lain yang terhubung ke panel surya yang sebagian besar
nilainya tidak lebih dari 1000 VDC.
6. Snail track pada panel. Dalam jangka panjang, snail track akan
menyebabkan microcrack pada sel fotovoltaik dan hot spot.
Solusi: Tidak memasang panel surya terlalu dekat dengan atap,
ataumemberikan jarak sekitar 30-50cm dari atap, tujuanya adalah untuk
sirkulasi udara sehingga PV tidak overheat serta tidak memicu munculnya
snailtrack.
7. Panel surya retak di dalam serangkaian panel surya dapat mempengaruhi
keluaran modul.
Solusi: Melumasi dengan campuran resin, katalis, dan anti bubble untuk
memberikan perlindungan kembali pada kaca panel surya agar air tidak
masuk ke dalam.
31

8. Kualitas penyolderan yang buruk dapat meningkatkan serangkaian


hambatan tambahan.
Solusi: Pemilihan awal panel surya berpengaruh terhadap fungsi panel surya
itu sendiri.
9. Hot spot pada sebagian panel dapat mengurangi produksi listrik dan jika
dibiarkan dapat merusak modul surya. Sel fotovoltaik yang terbakar karena
peningkatan panas yang signifikan.
Solusi:
1. Deteksi dini hot spot dengan pemeriksaan rutin pada suhu permukaan
panel surya menggunakan thermografi (thermal imaging camera).
Hubungkan dioda bypass secara paralel terbalik dengan sel atau sekelompok
sel. Selama operasi normal, ketika semua sel mendapat paparan sinar, sel-
sel tersebut menghasilkan
2. listrik. Dioda bypass mulai beroperasi ketika satu atau beberapa sel
tertutup bayangan.
10. Kaca pelindung yang harus bebas dari keretakan.
Solusi: Perawatan setiap hari perlu dilakukan agar memjaga kaca tetap baik
kondisinya dan berhaati-hati ketika saat unboxing panel surya. Mengganti
panel surya yang baru dengan jenis yang sama juga dapat menjadi solusi.
11. Penumpukan debu pada kaca dapat menyebabkan berkurangnya
keluaran daya panel surya.
Solusi:
1. Bersihkan modul fotovoltaik di pagi hari karena embun yang muncul di
malam hari membasahi kotoran sehingga memudahkan proses pembersihan.
2. Jangan gunakan alat logam atau benda tajam untuk membersihkan kaca
pelindung karena dapat menggores kaca sehingga menciptakan bayangan.
3. Gunakan hanya air bersih sebagai sarana pembersih. Hindari
menggunakan bahan pembersih kimia seperti deterjen untuk menghindari
goresan.
12. Gelembung besar di bawah kaca menunjukkan kualitas pembuatan panel
surya yang buruk.
Solusi: Jika tidak berpengaruh besar terhadap keluaran maka bisa diabaikan,
apabila berpengaruh besar bisa diganti dengan panel surya yang baru.
13. Laminasi yang buruk di sekitar busbar menciptakan celah di antara kaca
dan sel fotovoltaik.
32

Solusi: Jika tidak berpengaruh besar terhadap keluaran maka bisa diabaikan,
apabila berpengaruh besar bisa diganti dengan panel surya yang baru.
14. Lembar insulasi di bagian belakang yang terkelupas dan rusak dapat
mendatangkan risiko koneksi internal.
Solusi: Perbaikan diperlukan agar tidak parah kondisi dari panel surya
tersebut.
15. Pertimbangkan ketika melakukan interkoneksi panel surya.
Solusi:
1. Jumlah panel yang terbentuk secara seri harus mempertimbangkan
tegangan masukan maksimum dan minimum dari solar charge controller
dan inverter jaringan.
2. Semua komponen harus memiliki rating insulasi 1000 VDC atau
setidaknya sebesar tegangan rangkaian terbuka maksimum di seluruh string
modul fotovoltaik dalam kondisi apapun. Tegangan string modul
fotovoltaik tidak boleh melebihi rating tegangan (1000 VDC) atau tegangan
maksimum dari perangkat lainnya.
3. String modul fotovoltaik harus terdiri dari modul fotovoltaik degan
karakteristik yang sama untuk menghindari penurunan daya.
16. Menggabungkan panel surya dengan karakteristik yang berbeda di
dalam suatu rangkaian tidak dianjurkan karena ketidakcocokan panel surya
akan mengurangi kinerja total suatu rangkaian.
Solusi: Perhatikan bahwa rangkaian harus terdiri dari modul fotovoltaik
dengan spesifikasi yang mirip.
17. Kabel menggantung longgar di bawah panel surya, kabel tidak
dilindungi, terpapar sinar matahari, dan mengalami ketegangan, dan Kabel
tidak terlindung di dalam saluran kabel. Ada risiko kerusakan insulasi
karena tepian yang tajam. Solusi: Memasang kabel dengan aman di dalam
kabel tray untuk meningkatkan umur pakai kabel.
18. Pertimbangkan ketika memilih konektor kabel panel surya.
Solusi:
1. Sangat dianjurkan untuk menggunakan konektor yang sudah dirakit
terlebih dulu (pre-assembled atau dedicated plug-in) dari pabrikan modul
fotovoltaik.
33

2. Gunakan konektor dengan model dan jenis yang sama untuk menghindari
ketidakcocokan dan koneksi yang buruk. Direkomendasikan untuk
menggunakan konektor MC4 dengan hambatan maksimum 400 Ω.
3. Konektor harus memiliki rating tegangan maksimal sebesar 1000 VDC
(atau lebih) dan nominal arus lebih tinggi dari arus hubung singkat string
modul fotovoltaik.
19. Sudut kemiringan yang kurang dari 10° mungkin tidak cukup untuk
pembersihkan modul di saat hujan.
Solusi: Dianjurkan untuk menempatkan modul fotovoltaik dengan sudut
kemiringan minimal 10° untuk mendapatkan mekanisme pembersihan diri,
terutama di saat hari hujan.
20. Pembuatan pondasi yang baik mencegah masalah penopang panel surya.
Solusi: Memilih lokasi dengan tanah yang stabil dan padat, seperti tanah
berbatu atau berkerikil, dengan menggunakan pondasi beton sebagai
pilihan. Beton harus dibangun dengan campuran yang baik dari semen,
pasir, kerikil kasar, dan air. Campuran yang direkomendasikan memiliki
perbandingan 1 bagian semen, 3 bagian kerikil kasar, dan 3 bagian pasir.
21. Komponen dalam junction box yang perlu dicek agar mengetahui
kondisi kerusakannya seperti hangus dan tidak layak digunakan.
Solusi: Mengecek kondisi dalam junction box perlu dilakukan untuk
melihat kondisi dari setiap komponen yang ada didalamnya, apabila telah
dilakukan pengecekan maka dapat dilakukan perbaikan
34

Data String 2

Tabel 4.31 Data String 2


No Fisik Tutup Konector Kabel Dioda Terminal TegVOC Keterangan
Terminal MC4 Gland Dioda normal
( 20 –
21,75 )
1 √ √ × × √ √ 19,14
2 √ √ × × √ √ 19,06
3 Jamur √ × × √ √ 19,07 Perbaiki
4 Jamur √ × × √ √ 19,06
5 √ √ × × √ √ 18,93
6 √ √ × × √ √ 19,09
7 √ √ × × √ √ 19,11
8 √ √ × × √ √ 19,13
9 √ √ × × √ √ 19,23
10 × × × × × × 15,48 Ganti
11 × √ × × √ √ 18,85 Perbaiki
12 √ × × × √ √ 18,83
13 √ √ × × √ √ 18,73
14 Gosong √ × × √ √ 0 Ganti
15 √ √ × × × Gosong 18,82
16 √ √ × × √ √ 18,79
17 √ √ × × √ √ 18,92
18 √ × × × √ Gosong 18,74
19 √ × × × √ √ 18,94
20 Gosong √ × × √ √ 18,99 Perbaiki
35

4.2.1 Panel Combiner


1. Permasalahan yang terjadi pada Panel Combiner adalah perangkat
proteksistring panel surya, busbar, sakelar pemutus, perangkat proteksi
tegangan surja, selungkup pelindung, batang pembumian, dan kabel yang
sudah lama penggunananya dan harus diganti dengan yang baru.
Solusi: Mengganti komponen untuk menghindari kebocoran arus.
2. Tidak adanya kabel gland dan segel karet yang akan memunkinkan air
dan binatang masuk ke dalam selungkup.
Solusi: Pintu harus dipasang segel karet dan gland kabel pada pada bagian
masuknya kabel. Karena Tidak terpasangnya gland kabel dapat merusak
isolasi kabel karena tepi yang tajam.
3. Korosi pada kotak akibat kualitas pelapisan kotak penggabung yang
kurang baik. Solusi: Kotak penggabung perlu dicat dengan baik untuk
perlindungan terhadap korosi.
4. Kotak penggabung harus aman untuk disentuh jika terjadi gangguan
insulasi atau konduktor hidup bersentuhan dengan kotak.
Solusi: Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan isolasi ganda atau dengan
membumikan (grounding) kotak jika kotak terbuat dari bahan konduktif.
5. Baik gambar maupun label tidak ada. Hal ini dapat menyebabkan
kesulitan saat perbaikan atau pemeliharaan.
Solusi: Menempelkan gambar dan label agar memudahkan untuk proses
pemeliharaan.
6. Pemasangan kabel yang rapat dapat menimbulkan kesulitan untuk
pengukuran dan pemeliharaan.
Solusi: Pemberian jarak pada kabel untuk dilakukannya pengukuran dan
pemeliharaan.
7. Panel Combiner yang digunakan pada jangka waktu panjang
menyebabkan penumpukan debu.
Solusi: Perawatan dengan cara dibersihkan dan dilap dengan kain agar
bersih.
8. Kotak penggabung tidak dilengkapi dengan sakelar pemutus.
Solusi: DC MCB digunakan sebagai sakelar pemutus untuk memisahkan
string modul fotovoltaik dari beban.
9. Kabel tidak dilengkapi kabel skun.
36

Solusi: Melakukan pemasangan skun untuk meningkatkan kapasitas kabel.

4.2.2 SCC
1. Permasalahan yang terjadi pada SCC adalah SCC yang digunakan dalam
jangka waktu yang panjang pasti terdapat penumpukan debu.
Solusi: Perawatan dengan cara dibersihkan dan dilap dengan kain agar
bersih.
2. Jarak yang sempurna antar perangkat SCC adalah tidak terlalu berdekatan
karena harus ada jarak yang cukup untuk proses pelepasan panas.
Solusi: Memberi jarak pada SCC untuk mengurangi panas yang akan
mempengaruhi perangkat di sebelahnya.
3. Pemasangan kabel yang tidak tepat dapat menjadi resiko terjadinya
hubung arus pendek dan sengatan listrik.
Solusi: Memasang kabel solar charge controller harus dilakukan dengan
tepat untuk mengurangi risiko terjadinya hubungan arus pendek dan
sengatan listrik bagi operator/teknisi.
4. Pemisahan kabel positif dan negatif perlu dilakukan apabila SCC dalam
perbaikan.
Solusi: Memisahkan dengan isolasi untuk tanda bahaya atas sengatan listrik.
5. SCC harus aman dari sengatan listrik agar tidak menimbulkan bahaya
sengatan listrik.
Solusi: Melakukan pembumian agar tidak menimbulkan bahaya sengatan
listrik untuk teknisi.
6. Temperatur baterai perlu dipasang agar fungsi pengisian baterai sesuai
temperatur dapat berjalan dengan benar.
Solusi: Memasang temperatur baterai.
37

4.2.4. Panel Baterai


1. Permasalahan yang terjadi pada Panel Baterai adalah tidak adanya kabel
gland dan segel karet yang akan memungkinkan air dan binatang masuk ke
dalam selungkup.
Solusi: Pintu harus dipasang segel karet dan gland kabel pada pada bagian
masuknya kabel. Karena Tidak terpasangnya gland kabel dapat merusak
isolasi kabel karena tepi yang tajam.
2. Kondisi temperatur ruangan dan rugi-rugi daya komponen berpengaruh
terhadap panas di dalam panel.
Solusi: Pengelolaan panas yang baik diperlukan untuk menghindari
penurunan daya mampu (derating) komponen yang disebabkan oleh panas
berlebih.
3. Korosi pada kotak akibat kualitas pelapisan panel baterai yang kurang
baik. Solusi: Kotak penggabung perlu dicat dengan baik untuk perlindungan
terhadap korosi.
4. Pemisahan antara konduktor positif dan negatif harus dijaga agar tidak
terjadi hubungan arus pendek yang tidak disengaja.
Solusi: Memisahkan konduktor positif dan negatif.
5. Semua sambungan kabel harus dikencangkan dengan aman
Solusi: Untuk mencegah bahaya kebakaran.
6. Baik gambar maupun label tidak ada. Hal ini dapat menyebabkan
kesulitan saat perbaikan atau pemeliharaan.
Solusi: Menempelkan gambar dan label agar memudahkan untuk proses
pemeliharaan.
7. Pemasangan yang rapat dapat menimbulkan kesulitan untuk pengukuran
dan pemeliharaan.
Solusi: Pemberian jarak pada kabel untuk dilakukannya pengukuran dan
pemeliharaan.
8. Kotak panel baterai harus aman untuk disentuh jika terjadi gangguan
insulasi atau konduktor hidup bersentuhan dengan kotak.
Solusi: Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan isolasi ganda atau dengan
membumikan (grounding) kotak jika kotak terbuat dari bahan konduktif
9. Jarak antara busbar positif dan negatif yang terlalu dekat.
Solusi: Penataan ulang komponen perlu dilakukan.
38

10. Panel Baterai yang digunakan pada jangka waktu panjang menyebabkan
penumpukan debu.
Solusi: Perawatan dengan cara dibersihkan dan dilap dengan kain agar
bersih

4.2.5 Baterai
1. Permasalahan yang terjadi pada baterai adalah air accu baterai yang
sering habis pada baterai basah.
Solusi: Mengisi baterai basah dengan air accu.
2. Pemakaian baterai sampai habis.
Solusi: Sebaiknya, paling sedikit 1,95 V per sel dengan waktu pemakaian
hingga 24 jam. Hal ini berarti tegangan sistem sebesar 48 V, tegangan
pelepasan terakhir sebesar 46,8 V.
3. Temperatur ruangan berpengaruh dalam siklus umur pakainya.
Solusi: Semakin tinggi temperatur ruangan, maka semakin berkurang siklus
umur pakainya. Meletakkan baterai pada ruangan yang tidak panas.
4. Ruangan yang sempit dan paparan sinar matahari dari ventilasi dapat
meningkatkan temperatur baterai.
Solusi: Memberikan Jarak yang cukup antara baterai dan dinding.
Konfigurasi ini mengalirkan udara lebih baik dan lorong yang lebih besar
untukpemeliharaan.
5. Baterai yang sangat banyak di dalam ruangan dapat meningkatkan
sumber panas dan konsentrasi gas hidrogen di dalam ruangan.
Solusi: Menyesuaiakan kondisi ruangan dengan baterai yang akan
diletakkan.
6. Tegangan yang tinggi saat pengisian baterai diatas batas dapat
menyebabkan pengisian berlebih pada baterai.
Solusi: Pengaturan tegangan pengisisan.
7. Korosi pada terminal baterai.
Solusi:
1. Baterai harus diisi penuh setidaknya setiap bulan dan lakukan siklus
pengisian baterai. Caranya dengan memutus beban agar baterai terisi penuh
dan menghubungkannya kembali untuk melepas energi baterai. Jangan
39

mengisi penuh baterai dan membiarkan baterai kurang terisi karena


menyebabkankorosi atau munculnya kristal sulfida (sulphation) pada
terminal negatif.
2. Baterai tidak boleh disimpan dalam waktu yang sangat lama.
3. Hindari kontak langsung antara timbal (terminal baterai) dengan tembaga
(konduktor).
8. Ruangan baterai yang sangat gelap dengan ventilasi yang tidak memadai
dan luminasi yang rendah sulit untuk melakukan perawatan.
Solusi: Menyediakan pencahayaan alami dengan memberi ventilasi
tambahan. Ventilasi tambahan juga akan meningkatkan aliran udara di
dalam ruangan. Disarankan agar intensitas cahaya setidaknya 100 lx.

4.2.6 Inverter
1. Permasalahan yang terjadi pada Inverter adalah pemilihan lokasi
pemasangan harus berada dibawah atap atau dibawah fotovoltaik.
Solusi: Memasang inverter dibawah atap/ruangan yang memiliki suhu
ruangan yang tidak panas.
2. Jarak yang tidak cukup antar perangkat akan meningkatkan temperatur
perangkat.
Solusi: Jarak yang cukup antara inverter memungkinkan sirkulasi udara
yang baik dan pelepasan panas.
3. Penggunaan kabel DC perlu diperhatikan panjangnya agar tidak
meningkatkan biaya investasi serta meningkatkan tegangan jatuh.
Solusi: Memasang inverter jaringan dekat dengan kotak combiner untuk
menghindari rugi-rugi pada kabel DC.
4. Struktur penopang harus sesuai untuk dapat menahan beban inverter.
Solusi: Struktur penopang dari bahan yang kokoh akan menjamin kualitas
5. Penggunaan kabel AC harus memiliki nilai yang sesuai untuk pemakaian
di luar/dalam ruangan.
Solusi: Memilih kabel AC agar terlindung dari paparan sinar matahari
secara langsung.
6. Inverter harus aman dari sengatan listrik agar tidak menimbulkan bahaya
sengatan listrik.
40

Solusi: Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan isolasi ganda atau dengan
membumikan (grounding) kotak jika kotak terbuat dari bahan konduktif
7. Pemasangan MCB diperlukan pada sisi keluaran inverter jaringan.
Solusi: Memasang MCB agar kabel terlindungi dan dapat meningkatkan
risiko arus pendek pada kabel.

4.2.7 Panel Distribusi AC Pembagian Beban


1. Permasalahan yang terjadi pada Panel Distribusi adalah Panel distribusi
AC yang berdiri bebas dapat menjadi tidak stabil dan mengakibatkan panel
jatuh.
Solusi: Panel perlu dipasang pada dinding dan kabel-kabel terpasang
dengan rapi.
2. Tidak adanya label mengurangi kesadaran akan adanya tegangan yang
berbahaya.
Solusi: Menempelkan panel dengan label bahaya sengatan listrik.
3. Tidak adanya kabel gland dan segel karet yang akan memungkinkan air
dan binatang masuk ke dalam selungkup.
Solusi: Pintu harus dipasang segel karet dan gland kabel pada pada bagian
masuknya kabel. Karena Tidak terpasangnya gland kabel dapat merusak
isolasi kabel karena tepi yang tajam.
4. Kotak panel baterai harus aman untuk disentuh jika terjadi gangguan
insulasi atau konduktor hidup bersentuhan dengan kotak.
Solusi: Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan isolasi ganda atau dengan
membumikan (grounding) kotak jika kotak terbuat dari bahan konduktif
5. Panel tanpa gambar dan label komponen menyebabkan sulitnya untuk
mengidentifikasi komponen
Solusi: Gambar listrik sesuai instalasi tersedia di tempat untuk
menunjukkan lokasi dan interkoneksi antar komponen.
6. MCB tiga-fasa digunakan untuk tiga feeder berbeda. Kerusakan di salah
satu feeder akan memutuskan lainnya.
Solusi: MCB satu-fasa digunakan untuk melindungi masing-masing feeder.
7. Komponen dalam panel yang tidak terpasang dengan benar.
41

Solusi: Memasang komponen dalam panel dengan benar agar terhindar dari
kerusakan.
9. Instalasi busbar dari fasa terlalu dekat dan tidak tersedia pemisahan.
Solusi: Jarak yang cukup antara busbar fasa dan busbar netral.
10. Kabel yang tidak tersusun rapi dan warna label tidak sesuai.
Solusi: Memasang kabel dengan rapi dan disusun dalam kabel tray. Kode
warna dan label digunakan untuk mengidentifikasi fasa dan komponen.
11. Korosi pada kotak akibat kualitas pelapisan panel baterai yang kurang
baik. Solusi: Kotak penggabung perlu dicat dengan baik untuk perlindungan
terhadap korosi.
12. Panel Ditribusi yang digunakan pada jangka waktu panjang
menyebabkan penumpukan debu.
Solusi: Perawatan dengan cara dibersihkan dan dilap dengan kain agar
bersih.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan perawatan sItem pembangkit listrik
tenaga surya di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pantai Baru Bantul
Yogyakarta Bahwa:
1. Mendapatkan wawasan dan mengetahui lingkungan dunia kerja
khususnya lingkungan dan kondisi kerja di PLTH Pantai Baru, Bantul,
Yogyakarta.
2. Dalam Pelatihan Kerja di PLTH Pantai Baru, penulis mendapatkan
informasi tentang proses pemeliharaan yang dilakukan untuk setiap
komponen- komponen pada panel surya yang dipergunakan untuk proses
produksi listrik.
3. Dalam proses perawatan harus mengikuti prosedur dan langkah yang
sudah distandarkan agar proses perawatan pada setiap problem yang
terdapat pada sistem PLTS dapat teratasi dengan baik.
4. Perawatan pada sistem PLTS sangat dibutuhkan untuk menghindari
kerusakan pada setiap komponen dan komponen setelah di perbaiki dapat
berfungsi dengan normal.
5.2 Saran
Saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja
praktik ini sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatkannya K3 serta penggunaan alat pelindung diri untuk
menjaga pekerja agar tetap aman dalam melakukan perawatan.
2. Setiap operator harus meningkatkan kepedulian akan pemeliharaan
turbinangin dan panel surya agar kinerja panel surya semakin baik saat
beroperasi, menurunkan tingkat kerusakan pada saat beroperasi.
3. Menjalin kerja sama riset dan penelitian dengan institusi pendidikan
(Universitas) untuk mengembangkan sistem perawatan yang ada.

42
DAFTAR PUSTAKA

Buttmkp, 2022, Mungkin ada yang bingung, apa ya bedanya panel surya dan sel
surya?, Buttmkp Karantina Pertanian Blog,
http://buttmkp.karantina.pertanian.go.id/?page_id=1774

ing. Bagus Ramadhani, M.Sc., 2018, Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Dos & Don’ts, GIZ Jakarta.

Gramedia, 2021, Pengertian Energi Alternatif Beserta Sumber dan Manfaatnya,


Gramedia Blog, https://www.gramedia.com/literasi/energi-alternatif/

Raras Utami Safitri, 2021, Apa Pengertian PLTS On Grid, Off Grid dan Hybrid?,
Catur Elang Energi Blog, https://cee.co.id/apa-pengertian-plts-on-grid-off-grid-
dan-
hybrid/?gclid=Cj0KCQjwsdiTBhD5ARIsAIpW8CL2ahE8yxqDD8g5QJGFj22d-
5YQ2_VSSLPEliZ_hbuh2sK5tU3idgEaAlO2EALw_wcB,

Riadi, Muchlisin. (2019). Tujuan, Fungsi, Jenis dan Kegiatan Perawatan


(Maintenance), Kajian Pustaka Blog,
https://www.kajianpustaka.com/2019/07/tujuan-fungsi-jenis-dan-kegiatan-
perawatan-maintenance.html

Sun Energi, 2022, Cara Merawat Panel Surya, Sun Energi Blog,
https://sunenergy.id/blog/cara-merawat-panel-surya/

Sun Energi, 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap, Sun Energi Blog,
https://sunenergy.id/blog/pembangkit-listrik-tenaga-surya/

Temonsoejadi, 2020, Apa itu Snailtrack pada panel surya? kenapa bisa terkena
cacat ?, Temonsoejadi Blog, https://temonsoejadi.id/2020/05/15/apa-itu-
snailtrack-pada-panel-surya-kenapa-bisa-terkena/

43
44

LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Pembimbing KP


45

2. Surat Tugas KP
46

3. Data Peusahaan

Profil PLTH Pantai Baru

Nama : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Pantai Baru


Pandansimo

Alamat
: Jalan Raya Pandansimo Km. 2 Kedungbule Trimurti
Workshop PLTH
Srandakan, Kab. Bantul, DI. Yogyakarta

Alamat PLTH : Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Kab. Bantul, D.I.


Yogyakarta

Visi dan Misi : “Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penguasaan


PLTH energi terbarukan dengan wawasan pendidikan untuk
kemakmuran masyarakat”

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang ada di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Pantai Baru
ditampilkan pada gambar

Keterangan Bagan :
PLTH Pantai Baru Pandansimo Bantul berada pada Seksi Pengawasan
dan Pengendalian Energi dan Geologi dibawah naungan Dinas Pekerjaan
Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral BP3ESDM
47

4.Surat Selesai Bimbingan KP PLTH


48

Dokumentasi Kegiatan KP PLTH

Anda mungkin juga menyukai