Disusun oleh :
Nama : Galuh Triyanto, A.Md
Nim : 221040021
Prodi : Teknik Elektro
Golongan : Alih Jalur Kelas Karyawan
Kelompok : Alih Jalur Kelas Karyawan
i
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK
Disusun oleh :
Nama : Galuh Triyanto, A.Md
Nim : 221040021
Prodi : Teknik Elektro
Golongan : Alih Jalur Kelas Karyawan
Kelompok : Alih Jalur Kelas Karyawan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum
instalasi listrik.
Laporan pratikum ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki laporan pratikum ini.
iii
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM
Laporan Praktikum Instalasi Listrik di Laboratorium Instalasi Listrik Institus sains & teknologi
AKPRIND Yogyakarta ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas
Teknologi Industri Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Disusun Oleh:
Nama : Galuh Triyanto
No. Mhs : 221040021
Gol / Kel : Alih Jalur / Kelas Karyawan
Jurusan : Teknik Elektro
Fakultas : Teknologi Industri
Jenjang : S1
iv
DAFTAR ISI
v
LAMPIRAN.................................................................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
INSTALASI PENERANGAN SISTEM KAMAR HOTEL
1
(SK1 dan SK2) dalam posisi yang berbeda (ON-OFF atau OFF-ON), maka lampu akan
mati.
2
1.5 Gambar percobaan
3
Tabel 1. 3 Hasil Pengamaatan Lampu
1.7 Pertanyaan
a. Bagaimana cara kerja rangkaian P3?
Jawab: Cara kerja dari hubungan P3 ini yaitu apabila kedua saklar (SK1 dan SK2)
dalam posisi yang sama (ON-ON atau OFF-OFF), maka lampu akan menyala.
Sebaliknya jika kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam posisi yang berbeda (ON-OFF atau
OFF-ON), maka lampu akan mati.
b. Sebutkan jenis-jenis kabel untuk instalasi listrik Rumah tangga
Jawab:
Kabel NYM: Jenis kabel ini sering digunakan di rumah dan gedung, dengan inti
kabel yang terdiri dari satu sampai empat inti dan dilengkapi dengan lapisan isolasi
PVC.
Kabel NYY: Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berisolasi PVC. Kabel jenis NYY
dibuat untuk instalasi tetap yang ditanam di dalam tanah, atau kondisi di lingkungan
terbuka dengan tambahan perlindungan seperti duct, pipa PVC, atau pipa besi.
Kabel NYA: Kabel jenis NYA adalah kabel dengan inti yang terbuat dari bahan
tembaga tunggal dan dilapisi bahan isolator PVC satu lapis. Kabel jenis ini biasanya
digunakan untuk instalasi di perumahan dan instalasi kabel udara.
4
Kabel NYAF: Jenis kabel ini memiliki inti tembaga berserabut, dengan inti tunggal
berisolasi bahan isolator PVC satu lapis. Ini adalah kabel yang memiliki sifat
fleksibilitas yang tinggi karena inti tembaganya berbentuk serabut.
Kabel NYYHY: Jenis kabel ini memiliki satu atau lebih inti tembaga berserabut dan
memiliki selubung luar berupa bahan isolator dari PVC.
Kabel NYMHY: Jenis kabel ini memiliki lebih dari satu inti tembaga berserabut
dengan bahan isolasi terluar berupa PVC. Kabel ini juga sering dipakai untuk
instalasi listrik skala rumah tangga di bawah 900 watt.
Kabel NYMHYO: Jenis kabel ini memiliki lebih dari satu inti tembaga berserabut
yang diisolasi dengan bahan isolator PVC dan memiliki selubung luar.
Kabel BC: Kabel BC atau bare core adalah kabel yang tidak memiliki lapisan
isolator, sehingga lebih sering digunakan pada instalasi penangkal petir dan dalam
instalasi grounding.
1.8 Kesimpulan
Sistem penerangan satu fase menggunakan saklar seri sebagai pengendali lampu.
Lampu dapat hidup ketika saklar seri dalam keadaan tertutup, sebaliknya lampu
akan mati ketika saklar seri dalam keadaan terbuka. Sistem penerangan kamar hotel
menggunakan dua saklar tukar. Lampu dapat hidup ketika salah satu saklar tukar dalam
keadaan tertutup, sebaliknya lampu akan mati ketika kedua saklar tukar dalam keadaan
tertutup atau terbuka.
Cara kerja dari hubungan P3 ini yaitu apabila kedua saklar (SK1 dan SK2) dalam posisi
yang sama (ON-ON atau OFF-OFF), maka lampu akan menyala. Sebaliknya jika kedua
saklar (SK1 dan SK2) dalam posisi yang berbeda (ON-OFF atau OFF-ON), maka lampu
akan mati.
Dapat diimplementasikan pada satu atau golongan lampu yang dapat dioperasionalkan
dari dua tempat, misalnya pada gang-gang, kamar dengan dua pintu, atau pada tangga-
tangga rumah bertingkat.
5
BAB II
INSTALASI PENERANGAN SISTEM “DIM”
2. 1 Tujuan Praktikum
Mempelajari instalasi penerangan lampu dengan menggunakan 1 saklar seri dan 1 saklar
tunggal yang melayani 6 buah lampu pijar yang dapat dihubungkan paralel dan seri secara
bergantian. Sehingga praktikan dapat merangkai lampu dengan sistem dimmer, menguji
tahanan isolasi pada rangkaian instalasi, menguji fungsi dari tiap-tiap komponen instalasi
listrik rumah tinggal sederhana sesuai dengan prinsip kerjanya, dan menggunakan alat ukur
listrik (amperemeter, voltmeter, ohmmeter, dan insulation tester) dengan baik dan benar.
2. 3 Teori Singkat
Instalasi Penerangan Sistem “Dim” dipakai untuk tujuan menghidupkan satu lampu
(kelompok) dalam hubungan seri maupun paralel. Dalam hubungan ini perlu diperhatikan
bahwa untuk lampu-lampu yang dihubungkan deret (seri) harus dipakai lampu yang daya
dan tegangan kerjanya sama, dimana hal itu bertujuan agar tegangan terbagi rata ke dua
lampu (kelompok lampu). Hubungan seperti ini banyak dipergunakan pada instalasi
6
penerangan bis-bis malam, bioskop, dan lain sebagaianya. Prinsip kerja dari hubungan ini
yaitu apabila kedua saklar 1 (SK1) ON dan saklar 2 (SK2) OFF, maka lampu-lampu akan
terhubung seri. Sedangkan jika saklar 1 (SK 1) ON dan saklar 2 (SK2) ON, maka lampu-
lampu akan terhubung paralel.
2. 4 Langkah Percobaan
a. Melakukan pengawatan rangkaian Instalasi Penerangan Sistem “DIM” sesuai dengan
gambar 2.1 sebagai berikut.
7
2. 5 Gambar percobaan
Keterangan:
SK1 : Saklar tunggal atau saklar satu kutub
SK2 : Saklar ganda atau saklar dua kutub
L1 – L6 : Lampu pijar 25 Watt
2. 6 Hasil Percobaan/Pengamatan
8
Tabel 2. 1 Pengukuran Hambatan Isolasi (beban/lampu belum dipasang)
Seri 230,4 VAC 13,63 A L1: 62,7 L2: 62,7 L3: 86,1 L4: 85,8 L5: 80,7 L6: 80,7
Parale 229,2 VAC 13,55 A L1: 229,1 L2: 229 L3:229 L4:228,5 L5: 229,3 L6:228,8
l
2. 7 Pertanyaan
a. Apa akibatnya bila lampu-lampu yang dipasang pada saat hubungan seri besar dayanya
berlainan?
Jawab:
9
Tegangan tidak akan bisa terbagi rata pada lampu-lampu yang dipasang tersebut.
Maka Akan terjadi nyala lampu yang tidak merata sebab dalam hubungan seri lampu-
lampu yang dipasang sebaiknya memiliki tegangan kerja dan daya yang sama agar
kinerjanya dan keawetan lampu dapat terjamin dan lebih baik.
b. Hitung besarnya drop tegangan (Vr) yang terjadi pada percobaan diatas
Jawab:
P=
2. 8 Kesimpulan
Praktikan dapat membuat rangkaian listrik yang dapat terhubung seri ataupun paralel
dalam suatu rangkaian listrik. Saat hubungan seri, nyala lampu menjadi redup,
sedangkan pada saat hubungan paralel, nyala lampu menjadi terang.
Cara kerja dari instalasi penerangan ini yaitu, apabila saklar SK 1 ON dan saklar SK2
OFF, maka lampu akan terhubung seri, sedangkan bila saklar SK 1 ON dan saklar SK2
ON, maka lampu akan terhubung paralel.
10
11
BAB III
MEMBALIK ARAH PUTARAN MOTOR 3 FASA
3. 1 Tujuan Praktikum
Mempelajari instalasi instalasi tenaga rangkaian pembalik arah motor putaran 3 phasa,
sehingga praktikan diharapkan dapat merangkai rangkaian kendali dan tenaga sebagai
pembalik arah putaran motor listrik 3 phasa dengan magnetic kontaktor, tombol
pushbutton, MCB. Kemudian mengerti prinsip dan dapat mengoperasikan magnetik
kontaktor, menggunakan alat ukur listrik (amperemeter, voltmeter, ohmmeter, wattmeter,
dan insulation tester) dan alat ukur kecepatan motor dengan baik dan benar, mengetahui
pengaman dan menghitung kebutuhan pengaman instalasi tersebut, dan mengatasi
kerusakan pada rangkaian.
12
3. 3 Teori Singkat
Cara kerja dari instalasi listrik pada hubungan ini yaitu bila terminal motor terhubung
dengan sumber yang urutannya R-U, S-V, T-W maka motor akan berputar ke arah kanan.
Apabila salah satu hubungan sumber dengan terminal motor ditukar, misal R-V, S-U, dan
T-W maka motor akan berputar ke arah kiri. Yang perlu diperhatikan yaitu pada saat akan
merubah putaran motor, motor tersebut harus dihentikan terlebih dahulu sampai poros
motor benar-benar berhenti. Bila pada waktu akan merubah putaran motor dan motor
belum berhenti, maka tindakan seperti ini akan membahayakan dan akan cepat merusak
motor tersebut.
Penggunaan dari pada sistem ini yaitu banyak digunakan pada tangga berjalan atau lift
di supermarket, mall, atau juga di gedung-gedung bertingkat.
13
Gambar 3. 1 Diagram pengendalian putaran motor 3 fasa
3. 4 Langkah Percobaan
a. Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh dengan
Menggunakan saklar Pembalik Putaran.
14
Gambar 3. 2 Pengawatan Instalasi Motor Listrik Saklar Pembalik Putaran
15
g. Menuliskan hasil data percobaan pada tabel
3. 5 Gambar percobaan
Gambar 3. 3 Skema Hubungan Instalasi kendali dan tenaga pembalik putaran motor
3 Fasa.
Pengaman Rangkaian:
MCB : Berfungsi untuk pengaman rangkaian apabila terjadi hubung singkat
Sekering : Berfungsi untuk pengaman rangkaian apabila terjadi hubung singkat
TOR (Thermal Overload Relay) : berfungsi untuk pengaman rangkian apabila terjadi
beban lebih (overload)
3. 6 Hasil Percobaan/Pengamatan
16
Tabel 3. 1 Pengamatan Hambatan Lilitan Motor 3 Fasa
17
SUMBER U-V-W
398 Volt 396,6 Volt 399,6 Volt
18
(Berbeban)
3. 7 Pertanyaan/ soal
c. -
Jawab:
3. 8 Kesimpulan
Praktikan dapat merangkai rangkaian kendali dan tenaga sebagai pembalik arah putaran
motor listrik 3 fasa dengan menggunakan magnetik kontaktor, tombol pushbutton,
MCB, sekering, dsb.
Pengaman Instalasi dan penggunaan alat ukur listrik sangat penting untuk diperhatikan
untuk menghindari kerusakan rangkaian dan juga pentingnya keselamatan kerja. Yang
perlu diperhatikan yaitu pada saat akan merubah putaran motor, motor tersebut harus
dihentikan terlebih dahulu sampai poros motor benar-benar berhenti. Bila pada waktu
akan merubah putaran motor dan motor belum berhenti, maka tindakan seperti ini akan
membahayakan dan akan cepat merusak motor tersebut.
Cara membalik arah putaran motor 3 fasa yaitu dengan menggunakan instalasi motor
listrik sistem pengendalian jarak jauh dengan menggunakan saklar pembalik putaran
motor 3 fasa. Cara kerja dari instalasi listrik pada hubungan ini yaitu bila terminal motor
terhubung dengan sumber yang urutannya R-U, S-V, T-W maka motor akan berputar ke
arah kanan. Apabila salah satu hubungan sumber dengan terminal motor ditukar, misal
R-V, S-U, dan T-W maka motor akan berputar ke arah kiri.
19
20
BAB IV
STARTING MOTOR 3 FASA BINTANG SEGITIGA OTOMATIS
4. 1 Tujuan Praktikum
Mempelajari instalasi instalasi tenaga rangkaian starting motor 3 fasa dengan sistem
pengasutan bintang-delta, sehingga praktikan diharapkan dapat merangkai rangkaian
kendali starting motor listrik 3 fasa dengan magnetic kontaktor, tombol pushbutton, MCB,
Time Delay Relay, mengerti prinsip dan dapat mengoperasikan magnetik kontaktor.
Selanjutnya mengerti prinsip kerja hubungan starting star delta, menggunakan alat ukur
listrik (amperemeter, voltmeter, ohmmeter, wattmeter dan insulation tester) dan alat ukur
kecepatan motor dengan baik dan benar, mengetahui pengaman dan menghitung kebutuhan
pengaman instalasi tersebut, mengatasi kerusakan pada rangkaian.
4. 3 Teori Singkat
Penggunaan dari pada sistem starting motor 3 fasa bintang segitiga otomatis ini banyak
digunakan pada perusahaan-perusahaan besar atau pabrik-pabrik yang memproduksi
barang-barang yang besar dengan kualitas tinggi.
Dalam percobaan hubungan ini, digunakan 1 buah motor listrik 3 fasa, 2 buah kontaktor
magnet, 1 buah TDR (Time Definite Relay), 1 buah saklar thermis, 1 buah saklar bintang-
delta (Y-Δ), 1 buah saklar NO (Normaly Open), dan 1 buah saklar NC (Normaly Close)
serta kabel NYA 1 x1,5 mm2 atau kabel NYA 1x2,5 mm2.
21
Motor listrik dengan kapasitas besar tidak boleh langsung dihubungkan ke jala-jala pada
saat start, hal ini sangat berbahaya terhadap motor tersebut. Salah satu cara pemakaian
saklar ini yaitu pada saat starting, motor listrik dalam hubungan bintang karena mendapat
tegangan sebesar: 1/√3 x tegangan jala-jala.
Dengan demikian, motor listrik pada awalnya dapat berjalan dengan aman dan baik,
baru beberapa saat kemudian hubungan motor dirubah menjadi hubungan delta. Pada
keadaan ini motor mendapat tegangan penuh (sama dengan tegangan jala-jala).
Cara kerja dari hubungan ini yaitu apabila saklar bintang-delta terhubung bintang, lalu
saklar NO ditekan maka kontaktor 1 akan bekerja dan motor akan berputar. Bila saklar
bintang-delta terhubung delta, lalu saklar NO ditekan maka kontaktor 1 akan bekerja yang
kemudian akan mengaktifkan TDR, lalu TDR akan menghidupkan kontaktor 2 dan motor
akan berputar. Setelah kontaktor 1 dan kontaktor 2 bekerja serta motor berputar, maka
untuk mematikannya menggunakan saklar NC.
22
Gambar 4. 2 Diagram Leader Time Definite relay
Cara kerja TDR yaitu jika arus dialirkan pada titik 2-7 (kumparan) dan waktunya sudah
diatur maka posisi semula titik 3-1 dan titik 6-8 terbuka sedangkan titik 4-1 dan titik 5-8
tertutup. Setelah waktunya sudah tercapai maka posisi sekarang menjadi 3-1 dan titik 6-
8 menutup serta titik 4-1 dan 5-8 membuka. Posisi tersebut akan tidak berubah, kecuali
aliran listriknya terputus posisinya akan kembali seperti semula.
b. Diagram Leadder / Diagram tunggal sistem starting motor 3 fasa bintang segitiga
otomatis
Gambar 4. 3 Diagram Leadder sistem starting motor 3 fasa bintang segitiga otomatis
23
4. 4 Langkah Percobaan
a. Pengawatan Instalasi Motor Listrik Sistem Pengendalian Jarak Jauh dengan
Menggunakan saklar Bintang Delta Lengkap dengan TDR.
24
Gambar 4. 4 Pengawatan Instalasi Motor Listrik saklar Bintang Delta dengan TDR.
4. 5 Gambar percobaan
Gambar 4. 5 Skema Hubungan Instalasi Motor Listrik saklar Bintang Delta dengan
TDR.
Pengaman Rangkaian:
MCB dan NFCB : Berfungsi untuk pengaman rangkaian apabila terjadi hubung singkat
Sekering : Berfungsi untuk pengaman rangkaian apabila terjadi hubung singkat
TOR (Thermal Overload Relay) : berfungsi untuk pengaman rangkian apabila terjadi
beban lebih (overload)
TDR (Time Delay relay): berfungsi sebagai penunda waktu dalam pengubah star-delta
26
4. 6 Hasil Percobaan/Pengamatan
27
Tabel 4. 4 Data Pengamatan Motor 3 Fasa HUBUNG BINTANG
a. Pengukuran Tegangan Beban
Pengukuran Tegangan Sumber
Terminal Motor U-X(U1-U2) V-Y(V1-V2) W-Z(W1-W2)
124 Volt 124,5 Volt 123,4 Volt
28
Pengukuran Daya Beban
Daya Listrik Unit T4 Pr Ps Pt
(Berbeban) 0,249 kW 0,365 kW 0,615 kW
4. 7 Pertanyaan/ soal
a. -
Jawab:
4. 8 Kesimpulan
Praktikan dapat merangkai rangkaian kendali dan tenaga sebagai pembalik arah putaran
motor listrik 3 fasa dengan menggunakan magnetik kontaktor, tombol pushbutton,
MCB, sekering, dsb.
Pengaman Instalasi dan penggunaan alat ukur listrik sangat penting untuk diperhatikan
untuk menghindari kerusakan rangkaian dan juga pentingnya keselamatan kerja. Yang
perlu diperhatikan yaitu pada saat akan merubah putaran motor, motor tersebut harus
dihentikan terlebih dahulu sampai poros motor benar-benar berhenti. Bila pada waktu
akan merubah putaran motor dan motor belum berhenti, maka tindakan seperti ini akan
membahayakan dan akan cepat merusak motor tersebut.
Cara membalik arah putaran motor 3 fasa yaitu dengan menggunakan instalasi motor
listrik sistem pengendalian jarak jauh dengan menggunakan saklar pembalik putaran
motor 3 fasa. Cara kerja dari instalasi listrik pada hubungan ini yaitu bila terminal motor
terhubung dengan sumber yang urutannya R-U, S-V, T-W maka motor akan berputar ke
arah kanan. Apabila salah satu hubungan sumber dengan terminal motor ditukar, misal
R-V, S-U, dan T-W maka motor akan berputar ke arah kiri.
DAFTAR PUSTAKA
29
Suyanto, M. & Kurniawan, D., 2019, Buku Panduan Praktikum Instalasi Listrik Jurusan
Teknik Elektro, Laboratorium Instalasi Listrik IST AKPRIND, Yogyakarta.
30
LAMPIRAN
31
Lampiran BAB 1 (P3) Instalasi Penerangan Sistem Kamar Hotel
32
33
Lampiran BAB 2 (P4) Instalasi Penerangan Sistem “Dim”
34
35
Lampiran BAB 3 (P3) Membalik Arah Putaran Motor 3 Fasa
36
37
38
Lampiran BAB 4 (P4) Starting Motor 3 Fasa Bintang Segitiga Otomatis
39
40
41