Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Adanya Program Studi Teknik Elektro yang dimiliki oleh Universitas


Muhammadiyah Sidoarjo merupakan salah satu pilar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang diharapkan dapat memberi kontribusi untuk mencetak kader-
kader mahasiswa yang memiliki daya pikir dan kinerja optimal sebagai
pengembang dasar ilmu pengetahuan yang terkait.
Tuntutan profesionalisme yang disertai adanya kemajuan teknologi yang
berkembang pesat saat ini secara langsung mendorong calon lulusan perguruan
tinggi untuk semakin meningkatkan kualitas kemampuannya. Dengan hal
semacam itu, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo sangat memerlukan suatu wadah yang dapat
menampung dan menyalurkan segala aktivitas yang bermanfaat untuk
membangun, memperluas wawasan, berinteraksi dengan dunia kerja, membangun
kepribadian, dan mengembangkan kemampuan bidang.
Dalam bangku perkuliahan, mahasiswa telah dibekali dengan ilmu-ilmu
pengetahuan berupa paparan teori serta gambaran-gambaran alat yang akan
ditempuh di lapangan. Namun, untuk terjun ke masyarakat dan dunia kerja yang
sebenarnya, mahasiswa perlu mendapatkan pengalaman-pengalaman nyata
terhadap bidang ilmu hayati yang ada keterlibatan secara langsung dalam
lingkungan masyarakat maupun dunia kerja.
Sehubungan dengan hal di atas, maka Program Studi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjadikan Praktik Kerja Lapangan sebagai
mata kuliah wajib dan syarat kelulusan Program Strata S-1. Melalui Praktik Kerja
Lapangan diharapkan mahasiswa lebih mengenal dunia kerja sekaligus belajar
menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan, sehingga maksud
dari paparan di atas mampu tercapai dengan baik.
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan pada
perindustrian, motor inilah yang akan digunakan untuk memutar beban yang ada

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1


diperindustrian. motor induksi tiga fasa keluaran besarannya berupa torsi untuk
menggerakkan beban. Jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa lebih besar,
maka motor induksi tiga fasa tidak akan berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor
induksi tiga fasa terlalu kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan.
Motor induksi tiga fasa yang mempunyai efisiensi tinggi biasanya memiliki
tahanan rotor yang kecil. Akibatnya motor ini akan menghasilkan torsi awal yang kecil
dan menarik arus awal yang besar. Namun terkadang batangan yang rusak pada cangkang
rotor dapat menyebabkan belitan motor yang tidak seimbang, yang memberikan pengaruh
terhadap torsi dan putarannya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa pengaruh tahanan
rotor yang tidak seimbang pada motor induksi tiga fasa jenis rotor belitan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Motor Listrik apa saja yang digunakan mesin pada pabrik untuk
pengolahan tebu menjadi gula ?
2. Bagaimana Cara kerja Motor listrik yang di gunakan pada pabrik ?
3. Bagaimana cara mengatur kecepatan motor (RPM) yang Digunakan pada
Mesin-mesin pabrik tersebut ?
4. Apa saja masalah yang kerap terjadi pada Motor listrik tersebut dan
bagaimana pencegahannya?
5. Bagaimana cara melakukan perawatan Motor listrik pada pabrik ?
6. Starting motor apa yang digunakan ?
7. Bagaimana cara kerja starting motor yang digunakan untuk menjalankan
Motor Listrik pada pabrik?
8. Apa masalah yang kerap terjadi pada starting motor tersebut ?
9. Bagaimana cara melakukan perawatan pada starting motor tersebut ?

1.3 BATASAN MASALAH


Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktik ini, agar pembahasan
menjadi terarah dan tidak meluas maka penulis membatasi permasalahan yang di
bahas. Adapun pembatasan masalahnya yaitu laporan ini hanya dilakukan pada
divisi pada Bagian Installasi dan difokuskan pada analisa Motor beserta Starter
Devicenya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 2


1.4 TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Secara umum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini bertujuan agar
mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam bidang Teknik
Elektro di lapangan nyata.

A. Tujuan Umum Praktek Kerja Lapangan (PKL)


1. Mahasiswa mampu menganalisa dan menyimpulkan informasi yang diperoleh
dilapangan dengan teori dan praktek yang telah dipelajari dilembaga
pendidikan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan
terjun atau turut serta dalam proses.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP).
4. Menjalin hubungan kemitraan antara dunia energian dengan segala bidang
yang ada.
B. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa ingin mempelajari perawatan dan perbaikan Motor Listrik.
2. Mahasiswa ingin mempelajari Kegunaan Motor Listrik dan starting motor
yang ada di perusahaan.
3. Mahasiswa ingin mempelajari sistem kontrol otomasi kelistrikan Motor
listrik.
4. Mahasiswa ingin mempelajari sistem pemeliharaan pada sistem otomasi
industri.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa faktor dalam dan faktor
luar yang mempengaruhi keberhasilan suatu Sistem Mesin listrik dilokasi
kerja praktek

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 3


1.5 MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Manfaat dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa :
a. Sebagai peserta mata kuliah wajib Praktik Kuliah Lapangan.
b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berinteraksi secara langsung
dengan kegiatan industri, instansi, lembaga yang berkaitan dengan bidang
ilmu elektro.
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengamati, memahami,
membandingkan, menganalisis serta menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan
yang diperoleh dari kuliah dengan keadaan yang sebenarnya di lapangan.
d. Mengembangkan kreativitas dan wawasan bagi mahasiswa tentang kasus-
kasus nyata di lapangan pekerjaan bidang elektro agar dapat mempersiapkan
diri sebelum terjun ke dunia profesinya.
e. Menjalin hubungan harmonis antara pihak perusahan/instansi dengan
institusi pendidikan khususnya Program Studi Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
f. Sebagai prasyarat kelulusan Program Strata S-1 Program Studi Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
2. Bagi Perusahaan :
a. Mendapatkan masukan-masukan dari peserta pekerja praktik dalam
pemecahan masalah bidang hayati yang dihadapi oleh perusahaan sesuai
bidang elektro yang dimiliki oleh mahasiswa.
b. Sebagai salah satu sarana pertimbangan bagi perusahaan dalam hal penilaian
kualitas mahasiswa yang pada akhirnya berhubungan pada penerimaan
tenaga kerja baru (fresh graduate).
3. Bagi Universitas :
a. Menjadi pengayaan ilmu maupun evaluasi ke depannya agar terwujud
pengajaran yang lebih dinamis dan mendisiplinkan ilmu Teknik Elektro.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 4


1.6 NAMA KEGIATAN

Dalam kegiatan yang sedang penulis lakukan adalah kegiatan praktek kerja
lapangan (PKL). Dimana PKL dilakukan sebagai penunjang ilmu yang telah
diberikan dikampus dengan actual di lingkungan industri sekitar.

1.7 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada waktu liburan semester


genap di daerah Sidoarjo. Namun, lamanya Praktik Kerja Lapangan tersebut
masih dapat dibicarakan lebih lanjut oleh kedua belah pihak, yakni peserta dan
instansi.
Tanggal : 19 Agustus – 19 September 2019
Lama : 1 bulan
Tempat : PT. PABRIK GULA CANDI BARU
Alamat : Jl. Raya Candi No.10, Candi Jaya
Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo
Jawa Timur, 61271

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 5


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MOTOR 3 PHASE


Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan fasa pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya.
Perbedaan fasa pada motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut
yang menjadi pembeda antara motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.

Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan
rotor. Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa
disebut dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap
sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter.

Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3
fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan
statornya terbuat dari bahan yang sama.

Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah


tipe motor induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian
pada setiap bagiannya disatukan oleh cincin. Akibat dari penyatuan tersebut,
terjadi hubungan singkat antara batangan logam dengan batangan logam yang
lainnya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6


2.2 MOTOR INDUKSI 3 PHASE DAN MOTOR SLIPRING

2.2.1 Motor Induksi 3 Phase

Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous


motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan di bawah kecepatan sinkron.
Kecepatan sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin.
Kecepatan sinkron ini dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub
pada mesin. Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena
medan magnet yang terbangkitkan pada stator akan menghasilkan fluks pada rotor
sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan pada
rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator
sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet.
Motor induksi 3 fasa dapat berputar sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.

 Prinsip kerja Motor Induksi 3 Phase :

Motor Induksi 3 Fasa bekerja sebagai berikut. Misalkan kita memiliki


sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan
stator. Sekarang kita hanya melihat 1 kumparan stator saja. Sesuai hukum faraday
bahwa apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus itu dapat
menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya mengikuti kaidah
tangan kanan.

Gambar 6. Arus pada Kabel menghasilkan Fluks

Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap
waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap
waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 7


fasa a maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.

Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa
mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring
waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Gambar 7 Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian

Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri
arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada
rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor
(seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya
medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz.
Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai
kecepatan sinkron atau lebih.
Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka
tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi
pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor
maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron
dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan
ini dikenal sebagai slip.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 8


Gambar 8 Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz

Gambar 9 Gaya Akibat Fluks pada Stator

2.2.2 Motor Slipring

Motor Slipring adalah Jenis motor Induksi, dimana


gulungan rotor dihubungkan melalui cincin selip ke tahanan motor eksternal.
Menyesuaikan tahanan memungkinkan kontrol karakteristik kecepatan / torsi
motor. Motor ini dapat dimulai dengan arus masuk rendah, dengan memasukkan
resistansi tinggi ke dalam rangkaian rotor, saat motor berakselerasi, resistansi bisa
berkurang.
Dibandingkan dengan rotor sangkar tupai , rotor motor cincin selip
memiliki belitan lebih berliku, tegangan yang diinduksi kemudian lebih tinggi,
dan arus lebih rendah, daripada untuk rotor sangkar-tupai. Selama start-up, sebuah
rotor tipikal memiliki 3 kutub yang terhubung ke slip ring. Setiap kutub terhubung
seri dengan resistor daya variabel. Ketika motor mencapai kecepatan penuh, kutub
rotor dialihkan ke hubungan pendek. Selama start-up resistor mengurangi
kekuatan medan di stator. Akibatnya arus masuk berkurang. Keuntungan penting
lainnya dibandingkan motor sangkar tupai adalah torsi awal yang lebih tinggi.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 9


Konstruksi motor induksi slip ring sangat berbeda dibandingkan dengan
motor induksi lainnya. Slip ring Motor induksi memberikan beberapa keuntungan
seperti memberikan torsi awal yang tinggi, arus awal yang rendah, dan
meningkatkan faktor daya. Kita dapat menambahkan tahanan variabel eksternal
ke rotor motor jenis ini. Jadi, kita dapat mengontrol kecepatan motor jenis ini
dengan mudah .
Motor Slip Ring dapat digunakan dalam beberapa bentuk penggerak
kecepatan-dapat disetel . Tipe tertentu dari drive berkecepatan variabel
memulihkan daya frekuensi slip dari sirkuit rotor dan memasukkannya kembali ke
suplai, memungkinkan rentang kecepatan lebar dengan efisiensi energi
tinggi. Mesin-mesin listrik yang diberi makan ganda menggunakan cincin selip
untuk memasok daya eksternal ke sirkuit rotor, yang memungkinkan kontrol
kecepatan jarak-lebar. Dewasa ini kontrol kecepatan dengan menggunakan motor
slip ring sebagian besar digantikan oleh motor induksi dengan penggerak
frekuensi variabel .

 Prinsip Kerja Motor Slip Ring :

adanya lilitan pada rotornya yang dilengkapi dengan cincin geser(slipring)


yang dihubungkan dengan brush ke terminal. Hal lain yang menjadi ciri pada
motor ini adalah pada terminal box yang memiliki sembilan terminal. Enam
terminal terhubung dengan ujung-ujung lilitan pada statornya( U1-U2 , V1-
V2 dan W1-W2), sedangkan tiga terminal lainnya (K-L-M) terhubung dengan
lilitan pada rotornya melalui slipring. Ada 3 buah cincin (slipring) yang terhubung
dengan brush (lihat gambar 1.2).

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 10


Lilitan rotor yang ujungnya terminal K-L-M dihubungkan dengan resistor
luar yang besarnya bisa diatur. Dengan mengatur resistor luar berarti mengatur
besarnya resistor total yang merupakan jumlah resistansi rotor dan resistansi luar
(Rrotor + Rluar), sehingga pada arus rotor dapat diatur. Ketika resistor berharga
maksimum, arus rotor yang mengalir minimum, sekaligus memperbaiki faktor
kerja motor. Kelebihan rotor lilit yaitu diperoleh torsi starting yang tinggi, dengan
arus starting yang tetap terkendali.

Resistansi rotor luar dibuat bertahap dengan empat tahapan. Saat tahap-1
nilai resistor maksimum kurva torsi terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3 dan 4.
Antara tahap-1 sampai tahap-4 selisih slip sebesar ∆s. Dengan demikian
pengaturan resistor rotor juga berfungsi mengatur putaran rotor dari putaran
rendah saat tahap-1 menuju putaran nominal pada tahap-4.

Pengaturan resistor rotor dapat menggunakan kontaktor elektromagnet (Gambar


1.3) dengan menggunakan 3 tahap. Kontaktor Q1 menghubungkan stator dengan
sumber daya listrik.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 11


1. Ketika Q2, Q3, Q4 OFF resistansi rotor maksimum (RA = R1 + R2 + R3).
2. Saat Q2 ON resistansi luar RA = R2 + R3.
3. Ketika Q3 ON resistansi RA = R3 saja.
4. Ketika Q4 ON rotor kondisi terhubung singkat RA = 0, motor bekerja
normal.

2.3 PENGATURAN KECEPATAN MOTOR 3 PHASE

Ada banyak cara untuk mengatur kecepatan motor 3 phase, pengaturannya


disesuaikan dengan kebutuhan. dalam dunia industri pengaturan kecepatan motor
listrik sebagai penggerak sangat diperlukan, terutama pada industri yang
menggunakan robot/mesin. Salah satu contoh pengaturan motor listrik 3 phase ini,
dengan menggunakan VFD (Variable Frequency Drive).
VFD (Variable Frequency Drive) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mengatur kecepatan putar motor dengan mengatur besar frequency. VFD hampir
sama dengan inverter, perbedaannya pada setting parameter yang digunakan.
Tetapi ada juga VFD bisa dipakai sebagai inverter dan sebaliknya.
Pengaturan kecepatan motor diatur dengan memutar potensiometer yang
berada pada pendant. Apabila potensiometer diputar searah jarum jam, maka
display akan menunjukan besarnya kecepatan putar (speed) motor. pada display
VFD akan terlihat besarnya frekuensi.

2.4 GANGGUAN PADA MOTOR 3 PHASE


Motor listrik sebagai penggerak putaran pada mesin-mesin produksi
mempunyai peranan vital pada industri-industri, dimana sistem kontrol dan
proteksi motor-motor listrik selalu dikembangkan dan sekarang ini demikian
canggih walaupun demikian gangguan kinerja motor listrik kerap terjadi karena
kelistrikan oleh beberapa hal antara lain yaitu :
1. Alat proteksi berfungsi sebagaimana mestinya
2. Sistem pemeliharaan motor tidak dijalankan konsekuen
3. Gangguan mekanik merambat ke masalah kelistrikan
4. Pengadaan awal motor tidak sesuai mutu standarnya
5. Pengoperasian motor tidak sesuai prosedur.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 12


Demikian pentingnya fungsi motor listrik dalam proses roda produksi di
industri, dalam setiap terjadi gangguan padanya, harus dengan cepat dan tepat
gangguan tersebut dianalisa sebagai bahan penanggulangan dan pemeliharaannya.
Berikut adalah gangguan yang dapat terjadi pada motor listrik :

A. Gangguan Bearing
B. Gangguan Pada Bagian Pendingin
C. Gangguan Kopling
D. Gangguan Kedudukan Motor

2.5 UNTUNG DAN RUGI MOTOR 3 PHASE


2.5.1 Keuntungan Motor 3 Phase
Adapun keuntungan Motor 3 Phase ini adalah :
1. Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan
rotor sangkar.
2. Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
3. Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga
rugi gesekan kecil.
4. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
2.5.2 Kerugian Motor 3 Phase
Adapun kerugian Motor 3 Phase ini adalah :
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol
2. Power faktor rendah pada beban ringan
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

2.6 STARTER DEVICE MOTOR 3 PHASE


2.6.1 DOL ( DIRECT ON LINE ) Starter
Direct On Line (DOL) Starter adalah starter motor dimana listrik langsung
masuk ke dalam motor. Direct on line diartikan ke dalam Bahasa Indonesia
‘langsung ke jalur’. Jadi tanpa ada embel-embel lainnya, listrik akan langsung
masuk ke dalam motor secara penuh. Pemakaian DOL biasanya dibantu oleh
sebuah kontaktor dan sebuah thermal overload. (Oleh sebab itu ada sebagian
orang yang menyebutnya DOL Magnetic Kontaktor)

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 13


 Kontaktor berfungsi sebagai pemutus dan penyambung arus otomatis.
 Thermal Overload berfungsi sebagai proteksi (pengaman) motor.
o Prinsip Kerja DOL Starter :
1. Pada kondisi normal kontak bantu kontaktor utama masih dalam kondisi
normalnya yaitu terbuka (NO).
2. Ketika Pada kondisi start :
Saat tombol START ditekan, rangkaian kontrol akan tertutup sehingga
akan ada aliran arus ke koil kontaktor utama. Efek elektromagnetis akibat
mengalirnya arus ke koil tadi akan menarik kontak bantu sehingga berubah ke
kondisi lawannya (terbuka menjadi tertutup dan tertutup menjadi terbuka).cara
pemasangannya kontak bantu NO pada kontaktor di pasang paralel dengan
kontak NO pada tombol START/Push Button.
3. Motor akan selalu mendapatkan aliran daya selama rangkaian daya/rangkaian
kontrol tertutup yaitu, apabila:
a. Tombol STOP (termasuk Emergency Stop jika ada) tidak ditekan
b. TOR tidak bekerja (tidak terjadi arus lebih)
c. MCB tidak terbuka

2.6.2 Rangkaian Star Delta


Rangkaian star delta ialah sirkuit yang paling sering dipakai buat
mengoperasikan motor tiga phase karena memiliki cukup besar daya. Untuk
menggerakkan motor tersebut memang diperlukan daya awal yg besar, serta
dengan jenis rangkaian ini dimana rangkaian star dipakai hingga semuanya
menjadi stabil akan rangkaiannya dirubah jadi delta. Rangkaian Star Delta banyak

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 14


komponen konektor dan timer. Timer tersebut dipakai untuk mengatur waktu
berubahnya rangkaian dari star menjadi rangkaian delta, yaitu diantara lima
hingga sepuluh detik. Kemudian ada yang namanya Termal Over-Load Relay atau
disingkat TOL. Guna dari TOL adalah untuk memotong rangkaian hingga motor
menjadi berhenti jika terjadi kelebihan beban. Rangkaian Star Delta juga memiliki
fungsi lainnya yaitu mengurangi jumlah arus start disaat motor untuk pertama
kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan pada
system starting di motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi
lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter.
o Prinsip Kerja Star Delta

Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan
tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian
saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan
yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan
berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Sebagai contoh, skema star delta yang memakai rangkaian kontrol yang
digunakan pada motor-AC Induksi Tiga phase :

Gambar rangkaian star delta pada motor induksi 3 phase


2.6.3 Soft Starter
Soft starter adalah thyristor anti-fase tiga fase yang digunakan sebagai
pengatur tegangan antara catu daya dan stator motor. Sirkuit ini seperti rangkaian
penyearah jembatan tiga fase yang sepenuhnya terkontrol. Motor start yang
menggunakan soft starter, tegangan output thyristor berangsur-angsur bertambah,
motor berakselerasi secara bertahap sampai pendudukan motorik thyristor pada

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 15


sifat mekanik voltase pengenal, untuk mencapai kelancaran, mengurangi arus
awal, hindari mulai arus lebih. perjalanan.
o Prinsip Kerja Soft Starter :
Ketika motor mencapai kecepatan pengenal, proses pengaktifan akhir,
penghubung bypass otomatis thyristor starter lembut dengan pipa penyelesaian
tersubstitusi, memberikan voltase pengenal operasi normal motor, untuk
mengurangi kehilangan panas starter lembut thyristor, memperpanjang servis
Hidup, meningkatkan efisiensi pekerjaan, tapi juga untuk menghindari polusi
jaringan harmonisa. Starter juga menyediakan soft stop function, soft parking dan
soft start proses sebaliknya, voltase yang turun berangsur turun menjadi zero rpm
menghindari parkir bebas torsi akibat benturan.
Motor lunak starter adalah penggunaan teknologi elektronik tenaga,
teknologi pengolahan mikro dan teori kontrol modern dan desain sekarang
merupakan tingkat lanjutan internasional untuk produksi peralatan awal yang
baru. Produk ini secara efektif dapat membatasi dimulainya arus motor asinkron
AC mulai, dapat digunakan secara luas pada kipas angin, pompa air, kompresor
dan beban transportasi, adalah konversi bintang / delta tradisional, alat pemancar
otomatis, buck buck magnetron ideal.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 16


2.6.4 Rangkaian Tahanan Primer / Werstan

Starting motor ini terdiri dari tiga buah resistor yang ditempatkan secara seri
dengan belitan stator selama pengoperasian awal motor atau pada saat start.
Pada Gambar 1, terlihat bahwa kontaktor K1 menutup terlebih dahulu dan
pada saat motor telah hampir mencapai kecepatan sinkron, sedangkan
kontaktor K2 menghubungkan resistor-resistor pengasutan.
Cara ini memberikan start motor yang sangat halus tanpa ada sama sekali
kejutan mekanik, dan dapat memperkecil arus start yang mengalir pada motor atau
dapat mengurangi kejutan listrik pada motor Tegangan jatuh pada semua resistor
pada awalnya tinggi namun berangsur-angsur berkurang selama motor
menambah kecepatan dan arus turun, sehingga tegangan pada terminal motor
bertambah dengan demikian kecepatan motor bertambah.
Dalam pengasutan metode resistor primer ini terdapat komponen utama yaitu
kontaktor K1 dan K2 sebagai saklar magnetik dan timer sebagai tunda waktu
kontaktor K2. Gambar rangkaian pengasutan dengan metode resistor primer ini
dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2 berikut ini.

Bila motor induksi berbeban penuh dihubungkan ke sumber tegangan


langsung pada arus 5 s.d 7 kali arus nominal. Sedangkan torsinya 1,5 s.d 2,5 kali torsi
beban penuh. Hal ini akan menyebabkan turunnya nilai tegangan jaringan dan akan
mengganggu operasi alat‐alat lainnya pada jaringan yang sama. Arus Start tersebut
harus diatasi dengan cara menurunkan tegangan sumber saat start.

Kontaktor K1 untuk operasi dan K2 untuk menghubungkan motor dengan


tahanan primer saat awal pengoprasian motor. Time Relay berfungsi sebagai pengatur
waktu motor beroperasi nominal setelah pengasutan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 17


2.6.5 Rangkaian Starting Auto Transformator
Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada
tahapan tegangan sekunder auto transformer terendah. Setelah beberapa
saat motor dipercepat, transformator diputuskan dari rangkaian dan motor
terhubung langsung pada tegangan penuh.

Gambar. Rangkaian Auto Transformer

Keuntungan dari metoda starting ini adalah tegangan motor pada saat
distart pada kondisi torsi yang telah besar daripada metoda starting
dengan tahanan primer (primary resistance starting), pada penurunan
tegangan yang sama dan arus jaringan yang sama.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 18


BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 LOGO INSTANSI

3.2 SEJARAH DAN PROFIL INSTANSI


Pabrik Gula Candi Baru yang berlokasi di kota Sidoarjo adalah pabrik
yang dibagun pada saat pemerintahan Belanda dan merupakan perusahaan
penghasil gula SHS IA. Banyak rintagan yang telah dialami oleh pabrik gula ini
sejak berdirinya dari tahun 1832, salah satunya adalah kapasitas giling yag masih
kecil dan kondisi pabrik yang sudah tua. Sehingga semenjak tahun 2004 untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dilakukan suatu perbaikan besar-besaran dan
dilakukan perubahan melalui teknologi di bidang on-farm (kegiatan yang
berhubungan langsung dengan proses cocok tanam) yaitu dengan
mengembangkan sendiri bibit tebu pilihan dan dilanjutkan dengan terobosan
teknologi di bidang off-farm (kegiatan pengolaha hasil panen, yang dapat berupa
produksi, distribusi, dan bertujuan untuk meningkatkan nilai jual hasil panen).
Berikut ini adalah sejarah pabrik gula candi dari sejak berdiri hingga sekarang:
A.) Tahun 1832 Pabrik Gula Candi didirikan oleh keluarga The Goen Tjieng
dengan nama N.V. Suiker Fabriek Tjandi.
B.) Tahun 1911 Kepemilikan beralih ke keluarga kapten Tjoa. Pada masa sesudah
PD II, sempat dikuasai oleh perusahaan perkebunan XXII namun beberapa tahun
kemudian dikembalikan lagi kepada keluarga Tjoa.
C.) Tahun 1941-1962 Tahun 1941 pabrik ditutup dan dijalankan kembali pada
tahun 1950 oleh orang Belanda. Setelah dinasionalisasi berdasarkan RUPS pada

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 19


tanggal 08 Februari 1962, berubah nama menjadi PT Pabrik Gula Tjandi.
D.) Tahun 1963-1975 Tahun 1963, sebagian saham dijual ke H. Wirontono Bakrie
hingga akhirnya semua saham dibeli oleh H. Wirontono Bakrie pada tahun 1975.
Saat Wirontono menguasai penuh saham pabrik, saat itu pula kapasitas produksi
mencapai 1250 TCD (Ton Cane per Day).
E.) Tahun 1981 Kapasitas ditingkatkan lagi menjadi 1500 TCD dan produk gula
jenis SHS.
F.) Tahun 1991-1993 Sejak tahun 1991 manajemen pabrik gula Tjandi dipegang
oleh PT RNI. Tahun 1992 PT RNI m engambil alih saham menjadi 55% dan
tahun 1993 perusahaan berubah nama menjadi PT Pabrik Gula Candi Baru
berdasarkan akta perubahan anggaran dasar nomor 73 tanggal 28 Juli 1993 yang
dibuat oleh Imas Fatima, SH, Notaris di Jakarta.
G.) Tahun 1998-2004 Kapasitas giling ditingkatkan menjadi 1750 TCD,
pencapaian kapasitas giling mengalami kendala karena mesin uap penggerak
gilingan sering mengalami kerusakan sehingga rata-rata hanya tercapai 1500
TCD.
H.) Tahun 2005 Terjadi investasi besar dengan fokus pada penggantian mesin
gilingan dari penggerak mesin uap menjadi turbin untuk peningkatan kapasitas
giling menjadi 2000 TCD untuk mengimbangi melimpahnya ketersediaan tebu.
I.) Tahun 2006 Kapasitas giling ditingkatkan lagi menjadi 2200 TCD dengan
investasi yang difokuskan pada peningkatan rendemen seperti High Grade
Centrifugal, Evaporator, dan Crystalizer.
J.) Tahun 2010 Terjadi investasi Static Mixer untuk meningkatkan kinerja proses
dalam menghasilkan gula SHS dimana kapasitas giling ditingkatkan menjadi 2500
TCD.
K.) Tahun 2012 Dengan perkembangan yang telah dialami oleh PG Candi serta
perubahan proses produksi, maka kapasitas giling ditingkatkan menjadi 2600
TCD.
L.) Tahun 2013 Terjadi investasi Cooling Tower untuk mengefisiensikan
penggunaan air pada kondensor dan terjadi perubahan kapasitas giling menjadi
2700 TCD.
M.) Tahun 2014-2015 Pada tahun 2014, PT PG Candi Baru mulai menerapkan

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 20


sistem manajemen mutu seperti ISO 9001:2008 dan SNI 3140.3:2010.

3.3 CAKUPAN WILAYAH


PT PG Candi Baru ini salah satu Anak Perusahaan PT Rajawali Nusantara
Indonesia (Persero) yang bergerak dalam industri gula yang terletak pada
Kabupaten Sidoarjo, Kecamatan Candi. Lebih tepatnya pada Jl.Raya Candi No 10,
Candi, Sidoarjo.

3.4 INSTANSI TERKAIT PRAKTEK KERJA LAPANGAN


o PT. PG CANDI BARU ( RNI GROUP)

3.5 STRUKTUR KEORGANISASIAN

3.6 VISI DAN MISI INSTANSI


1. VISI
Menjadi perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan
basis agro industri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 21


2. MISI
 Mengelola kelompok usaha secara terintegrasi dengan mengedepankan
prinsip sinergi antar kelompok usaha.
 Menjalankan perusahaan secara profesional dengan kualitas produk dan
layanan yang prima.
 Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang
handal serta berkinerja
tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
 Menerapkan strategi usaha yang berkomitmen tinggi dalam rangka
memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.
 Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 22


BAB IV
HASIL KEGIATAN PKL

4.1 IMPLEMENTASI MOTOR AC PADA PABRIK

4.1.1 Motor Slipring Sebagai Penggerak Cane Cutter.

Cane cutter adalah sebuah mesin besar yang di gunakan untuk memotong
tebu-tebu yang telah di angkut dengan crane, lalu ketika tebu sudah terpotong-
potong akan diteruskan ke IMC (Intermediate Carrier). Cane cutter ini
Menggunakan Motor Slipring sebagai penggeraknya, dan Motor Slipring ini
menggunakan 2 kontaktor, yaitu kontaktor utama sebagai pemberi tegangan dan
kontaktor kedua menggunakan Werstan sebagai penyetabil tegangan.

Gambar 1. Motor Slipring Sebagai Penggerak Cane Cutter

4.1.2 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak IMC (Intermediete Carrier)


Motor ini berfungsi sebagai penggerak dari IMC (Intermediete Carrier)
sebagai mana alat ini berkerja sebaga membawa ampas/cacahan tebu untuk
menyalurkannya ke mesin giling. Motor ini menggunakan kontaktor Star Delta,
Berbeda dengan kontaktor Cane cutter. Terdapat 3 Mesin IMC pada pabrik ini
sampai akhir nya dapat tersalurkan ke Mesin Penggiling.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 23


Gambar 2. Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak IMC

4.1.3 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak Bagasse Carrier


Bagasse carrier merupakan alat yang menyalurkan ampas tebu ke boiler
guna menghasilkan uap sebagai sumber tenaga pada pabrik ini. Motor Induksi 3
Phase sendiri memiliki sebagai penjalan atau penggerak bagasse carrier, bagasse
carrier ini termasuk mesin yang paling penting. Karena jika mesin ini berhenti
satu saja, maka Pabrik akan berhenti produksi. Hal itu di sebabkan penyalur
ampas tebu ke boiler terhenti sehingga tenaga uap yang dibutuhkan tidak ada.
Bagasse carrier ini sendiri menggunakan kontaktor star delta.

Gambar 3. Motor Induksi 3 Phase penggerak Bagasse Carrier

4.1.4 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak Pompa Nira Kasar


Pompa Nira Kasar ini memiliki fungsi sebagai penyedot hasil Nira (Air
Tebu) yang telah di peras oleh mesin penggiling dan di salurkan pada bagian
pemurnian sehingga akan menjadi gula. Pompa Nira Kasar ini digerakkan oleh
Motor Induksi 3 Phase dan memiliki kontaktor Star Delta.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 24


Gambar 4. Pompa Nira Kasar

4.2 CARA KERJA MOTOR AC PADA MESIN PABRIK


4.2.1 Motor Slipring sebagai penggerak Cane Cutter
Dimulai dari kontaktor utama yang memberi tegangan, lalu menyalur pada
kontaktor kedua yang berisi Rangkaian Werstan, Kontaktor kedua berfungsi
sebagai penyetabil tegangan. Ketika penyetabilan ini ada 4 tahap, dimana
misalkan sebuah Motor Slipring yang di gerakkan membutuhkan tegangan 200v
seketika itu pada tahap pertama ketika kontaktor dinyalakan werstan akan
memberi tegangan 50v terlebih dahulu. pada tahap kedua, Beberapa waktu
kemudian Werstan meningkatkan tegangan menjadi 100v, lalu pada tahap 3
werstan meningkatkan tegangan menjadi 150v hingga sampai pada tahap ke 4,
dimana werstan memberi tegangan yang di butuhkan Motor slipring.
Werstand itu sendiri berfungsi untuk memperpanjang ampere, Penyetabil
tegangan dan dapat mencegah Trip saat start. Lalu, Setelah melalui Werstan arus
akan masuk pada Carbon Brush yang menyatu pada Motor Slipring , lalu Motor
Slipring menggerakkan Cane Cutter ini guna memotong tebu-tebu yang tersedia
dan Motor Slipring ini berjalan 24 jam non stop.

Gambar. 1 Cane Cutter

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 25


4.2.2 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak IMC
Berbeda dengan Cane Cutter yang memiliki 2 kontaktor, pada mesin ini
hanya memiliki 1 kontaktor. Di awali dari kontaktor utama yang memberi
tegangan pada Motor Induksi 3 Phase, Lalu Motor tersebut akan berputar
menjalankan Mesin IMC (Intermediete Carrier). Terdapat 4 buah IMC pada
pabrik ini.
Berawal dari IMC 1 yang mengangkut ampas-ampas tebu yang telah
tergiling dan dilanjutkan oleh IMC 2, lalu dilanjutkan sampai IMC 4 sehingga
pada akhirnya akan dilanjutkan dengan Bagasse Carrier 1. Proses pengangkutan
ampas ini dilakukan bertahap karena jarak antara IMC 1 dengan Bagasse Carrier 1
yang lumayan jauh.

Gambar 2. Intermediete Carrier

4.2.3 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak Bagasse Carrier


Pada tahap ini, Ampas-Ampas tebu akan di salurkan ke Boiler guna
menghasilkan Tenaga uap sebagai sumber tegangan listrik pada pabrik ini.
terdapat 4 Bagasse Carrier yang akan menyalurkan ampas – ampas tersebut
hingga ke boiler. Sama dengan IMC, mesin ini memulai kerjanya dari kontaktor
utama yang memberi tegangan pada Motor, Sehingga motor dapat berputar serta
menjalankan Bagasse Carrier. Motor ini memiliki tegangan sebesar 30Kw dan
40Hp.
Ampas tebu yang masuk dari IMC 4 akan disalurkan Bagasse Carrier 1
hingga menuju Bagasse Carrier 4 sehingga ampas-ampas tersebut dapat
dimasukan pada boiler yang akan menghasilkan uap sebagai sumber tenaga listrik.
Bagasse Carrier ini menggunakan Sistem Interlock, sehingga jika salah satu
Mesin mengalami kerusakan, maka mesin-mesin yang lain akan ikut terhenti.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 26


Gambar 3. Bagasse Carrier

4.2.4 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Pompa Nira Kasar


Mesin Pompa ini memiliki fungsi sebagai alat penyedot Nira (Air tebu)
Kasar yang telah digiling pada Stasiun Penggilingan. Berawal dari Kontaktor
yang memberikan tegangan pada Mesin pompa ini, sehingga Motor pada pompa
dapat berputar dan dapat menyedot Nira Kasar yang dihasilkan Mesin Penggiling.
Lalu setelah Nira kasar tersedot oleh pompa tersebut, Nira kasar itu di
salurkan melalui pipa-pipa yang terpasang dan meneruskannya ke bagian Nira
tertimbang, lalu di teruskan ke Stasiun Pemurnian dan di lanjutkan kebagian-
bagian lainnya sehingga menjadi gula pasir.

Gambar 1. Nira Kasar yang di hasilkan mesin penggiling

4.3 BESAR TEGANGAN YANG DIHASILKAN


4.3.1 Motor Slipring
Untuk Motor Slipring dapat menghasilkan tegangan sebesar 380V guna
menjalankan Cane Cutter dan dapat memberikan daya daya sebesar 450 Kwh.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 27


4.3.2 Motor Induksi 3 Phase
Untuk Motor Induksi 3 Phase dapat menghasilkan tegangan sebesar 380V
dan dapat memberikan daya Sebesar 22 Kwh.

4.4 KECEPATAN MOTOR (RPM)


4.4.1 Motor Slipring Sebagai Penggerak Cane Cutter
Kecepatan Putar Motor Slipring (rpm) yang digunakan untuk menjalankan
Cane Cutter ini sekitar 3000rpm.
4.4.2 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak IMC
Kecepatan Putar Motor Induksi 3 Phase yang di gunakan untuk
menjalankan IMC ini ( Intermediete Carrier ) sekitar 1500 rpm.
4.4.3 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Penggerak Bagasse Carrier
Kecepatan Putaran Motor Induksi 3 Phase untuk menjalankan mesin
Baggase Carrier kisaran antara 1000-1500 rpm (Situasional).
4.4.4 Motor Induksi 3 Phase Sebagai Pompa Nira Kasar
Kecepatan Putaran Motor untuk mesin Pompa Nira Kasar yang di gunakan
untuk menyedot Nira ini Sekitar 1500rpm sama dengan motor penggerak IMC .

4.5 PENGATURAN KECEPATAN MOTOR AC


PLC sebagai controller yang sangat populer di dunia industri saat ini
sangat banyak digunakan untuk mengontrol berbagai macam alat salah satunya
Aplikasi PLC untuk Speed Control (VSD) AC Motor. Variable speed drive (VSD)
digunakan untuk mengontrol Motor AC 3 phasa baik kecepatan maupun arah
putaran motor (direction).
Jumlah lilitan pada motor sangat berpengaruh untuk Kecepatan Putar
(rpm) Sebuah motor. Jika ingin membuat Kecepatan motor (rpm) besar/cepat,
Maka Besar/Lebar dari lubang lilitan harus di sesuaikan. Pada PT. Pabrik Gula
Candi Rata – Rata Kecepatan motor yang di butuhkan sekitar 1500rpm guna
menjalankan mesin – mesin pabrik.
PT. Pabrik Gula Baru Candi telah memakai PLC yang telah di hubungkan
dengan panel Mesin - Mesin yang ada pada pabrik. Jadi, operator lebih mudah
untuk mengatur kecepatan (rpm) mesin-mesin yang beroperasi pada di pabrik.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 28


Gambar 1. Kontrol Panel Boiler

Gambar 2. Kontrol Panel Utama

4.6 TROUBLESHOOTING

4.6.1 Penyebab Motor Mudah Panas

1. Beban berlebih
2. Jumlah lilitan yang kurang
3. High effective service factor
4. Terlalu sering di-start dan di-stop
5. Kondisi lingkungan / ruang

4.6.2 Penyebab Kerusakan Motor

1. Terkena air yang menyebabkan konsleting


2. Terlalu panas/Overheating
3. Mesin yang tersumbat Ampas tebu
4. Kabel putus 1 phase

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 29


4.7 PENCEGAHAN MOTOR RUSAK

1. Melakukan kontroling setiap hari


2. Mengecek vibrasi yang di hasilkan motor
3. Menyiapkan cadangan motor agar tidak berhenti produksi

4.8 PERAWATAN MOTOR AC PADA PABRIK


Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan perawatan
Motor AC pada pabrik. ada 2 kondisi yang bisa terjadi yaitu :
1. Rekondisi
2. Perbaikan
4.8.1 Rekondisi
Jika hanya rekondisi, maka tahapan yang dilakukan adalah :
 Perencanaan
 Pembongkaran
 Pembersihan
 Perakitan
 Percobaan
Rekondisi motor biasanya hanya dilakukan sebagai tindakan awal,
perawatan dan pencegahan kerusakan motor, agar motor terus dalam
kondisi yang optimal sehingga tidak mengurangi produksi.
4.8.2 Perbaikan
Proses perbaika motor listrik yang dilakukan melalui beberapa tahap,
yaitu :
 Merencanakan dan cek kelengkapan dokumen kerja
 Evaluasi kerusakan
 Penggulungan Ulang motor
 Perakitan Kembali Komponen
 Pengujian Akhir
Perbaikan Motor – Motor AC kecil yang di gunakan pada mesin
pabrik ini biasanya dilakukan di Bengkel Listrik. Namun untuk Motor-
Motor AC berukuran besar Biasanya akan di bawa keluar guna di reparasi
di Bengkel Besar.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 30


Perbaikan atau proses maintance pada pabrik ini akan dilakukan
sekitar 6 Bulan sekali dan lama waktu yang di gunakan untuk melakukan
perbaikan juga 6 Bulan.

4.9 PEMBONGKARAN DAN PERAKITAN MOTOR AC PADA PABRIK

4.9.1 Pembongkaran Motor AC

Berikut ini langkah-langkah untuk membongkar motor :


1. Lepaskan mur - mur yang ada pada bagian penutup rangka motor
dengan menggunakan kunci pas
2. Bila mur - mur sudah dilepas semuanya, gunakan palu dan bilah kayu
untuk mendorong penutup motor dari rangka, dengan cara memukul
poros motor secara perlahan – lahan.
3. Setelah terbuka lepas bagian rotor dari rangka motornya.
4. Selesai
4.9.2 Perakitan Kembali Motor AC

Motor yang sudah didata dan ditandai sebelumnya pada bagian


dismantling dijadikan acuan utama dalam perakitan. Setelah semua tahap tersebut
dilakukan, taha selanjutnya adalah Proses perakitan motor sesuai dengan WO
yang dibuat Evaluasi sebelumnya. Pada tahap perakitan, rotor dan stator
harus bersih dari debu, kotoran, sisa varnish dengan compressor, ini semua
dilakukan agar tidak terjadi short pada saat motor dijalankan karena itu semua
merupakan penghantar.
Untuk memasukkan rotor pada motor yang besar dibutuhkan alat
bantu crane dan pipa agar posisinya tepat pada bagian stator, sedangkan
untuk memasang bearing harus dipanaskan dulu antara 120 hingga 150
derajat celcius agar bearing dapat masuk.

4.10 STARTER DEVICE


4.10.1 Rangkaian Starter Pada Cane Cutter
Pada mesin Cane cutter yang ada pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini
menggunakan kontaktor yang berisi rangkaian Tahanan Rotor / Werstan Starter guna
menjalankan mesin tersebut.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 31


Berikut ini adalah cara kerjanya :
o Rangkaian werstan yang telah terhubung pada motor dan kontaktor
melalui rangkaian yang meningkatkan tegangan yang diterapkan secara
bertahap atau dalam beberapa langkah.
o Pada rangkaian Werstan akan terdapat beberapa kombinasi rangkaian
listrik kontaktor, timer, sakelar, Fuse, MCB. Rangkaian Werstan dapat di
gunakan pada sistem listrik 3 phase.

Gambar 1. Rangkaian Werstan pada Kontaktor Cane Cutter


4.10.2 Rangkaian Starter Pada IMC (Intermediete Carrier)
Pada mesin IMC (Intermediete Carrier) yang ada pada PT. Pabrik Gula
Candi Baru ini menggunakan kontaktor yang berisi rangkaian Star Delta Starter
guna menjalankan mesin tersebut. Rangkaian Star Delta Auto dengan Manual
Sebenarnya sama saja, Hanya tergantung pada kebutuhan.

Berikut ini adalah cara kerjanya :

o Jika salah satu tombol ON (ON1) ditekan sesaat maka arus listrik akan
mengalir menuju Kontaktor Utama sekaligus menyalakan Kontaktor Star.
Pada kondisi ini Motor 3 fasa akan bekerja dengan Hubungan Star.

o Sesaat Kemudian jika ingin berpindah dari Hubungan Star ke Hubungan


Delta maka tekan tombol ON lainnya (ON2) Dengan kuat, karena tombol
tekan (ON2) ini mempunyai kontak yang berfungsi memutus dan
menghubungkan arus ke beban.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 32


o Jika ingin mematikan Motor, cukup menekan tombol off dan mesin
seketika akan berhenti.

Gambar 2. Panel Starter Kontaktor IMC


4.10.3 Rangkaian Starter Pada Baggase Carrier
Pada mesin Baggase Carrier yang ada pada PT. Pabrik Gula Candi Baru
ini menggunakan kontaktor yang sama dengan IMC yaitu, berisi rangkaian Star
Delta Starter guna menjalankan mesin dan memiliki cara kerja yang sama.
Berikut ini adalah cara kerjanya :
o Jika salah satu tombol ON (ON1) ditekan sesaat maka arus listrik akan
mengalir menuju Kontaktor Utama sekaligus menyalakan Kontaktor Star.
Pada kondisi ini Motor 3 fasa akan bekerja dengan Hubungan Star.

o Sesaat Kemudian jika ingin berpindah dari Hubungan Star ke Hubungan


Delta maka tekan tombol ON lainnya (ON2) Dengan kuat, karena tombol
tekan (ON2) ini mempunyai kontak yang berfungsi memutus dan
menghubungkan arus ke beban.

o Jika ingin mematikan Motor, cukup menekan tombol off dan mesin
seketika akan berhenti.

Pada rangkaian Star-Delta Manual mesin ini dilengkapi dengan proteksi


Interlock yang dirancang untuk mengatasi kemungkinan “Human Error”
yang mungkin saja terjadi

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 33


Gambar 3. Rangkaian Pada Kontaktor Baggase Carrier

4.10.4 Rangkaian Starter Pada Pompa Nira Kasar

Pada mesin Pompa Nira kasar yang ada pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini juga
menggunakan kontaktor yang sama dengan IMC dan Baggase Carrier yaitu, berisi
rangkaian Star Delta Starter guna menjalankan mesin dan memiliki cara kerja yang sama.

Berikut ini adalah cara kerjanya :


o Jika salah satu tombol ON (ON1) ditekan sesaat maka arus listrik akan
mengalir menuju Kontaktor Utama sekaligus menyalakan Kontaktor Star.
Pada kondisi ini Motor 3 fasa akan bekerja dengan Hubungan Star.

o Sesaat Kemudian jika ingin berpindah dari Hubungan Star ke Hubungan


Delta maka tekan tombol ON lainnya (ON2) Dengan kuat, karena tombol
tekan (ON2) ini mempunyai kontak yang berfungsi memutus dan
menghubungkan arus ke beban.

o Jika ingin mematikan Motor, cukup menekan tombol off dan mesin
seketika akan berhenti.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 34


Gambar 4. Panel Starter Pompa Nira Kasar

4.11 PENGGUNAAN RANGKAIAN DOL STARTER

Pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini, Penggunaan Dol Starter ini ada pada
mesin-mesin listrik yang memiliki tegangan rendah dengan kapasitas kecil yaitu
kurang dari 10kW dan 10Hp rangkaian dayanya di hubungkan secara DOL (Direct
On Line).
Pada PT. Pabrik Gula Candi ini rangkaian DOL starter digunakan pada
pompa air panas yang di gunakan sebagai penyiram ampas tebu yang terdapat
pada IMC.
DOL adalah tipe rangkaian motor listrik yang bisa langsung di hubungkan
dari MCB sebagai pengaman beban listrik dengan stop kontak listrik
ataupun sakelar sebagai pemutus tegangan kemudian di rangkai ke motor listrik.
Saat memiliki tegangan, terminal motor starter langsung terhubung on line (DOL)
ke catu daya.
Rangkaian ini memiliki pengaman / Batasan thermal overload sebesar
65A, Batasan thermal overload ini digunakan sebagai pemutus arus ketika
rangkaian ini menggunakan lebih dari 65A yang dapat menyebabkan panas hingga
kerusakan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 35


Gambar 1. Rangkaian DOL starter

4.12 PERMASALAHAN YANG KERAP TERJADI PADA STARTER


DEVICE
Ada beberapa Permasalahan kerap terjadi pada Starter Device. Berikut ini
adalah Beberapa masalah yang kerap di jumpai pada Starter Device yang ada pada
PT. Pabrik Gula Candi Sidoarjo :
1. Kelebihan Beban Ampere
2. Kabel Kerap Lepas/Terputus
3. Konslet
4. Terkena Air

4.13 PERAWATAN STARTER DEVICE

Perawatan pada Starter Device Dilakukan dalam waktu 6 Bulan sekali,


akan tetapi setiap harinya akan selalu ada pengecekan pada alat, apakah ada
gangguan atau tidak. Hal tersebut dilakukan agar mencegah adanya
Troubleshooting pada alat yang nantinya dapat merugikan perusahaan.
Dan jikalau ada permasalahan atau trouble, harus di selesaikan secepatnya
atau menggantinya dengan cadangan yang telah tersedia, agar tetap terus bisa
memproduksi gula dan tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 36


BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini, Lebih banyak menggunakan Motor
induksi 3 Phase daripada Motor Slipring. Motor Slipring hanya di gunakan pada
mesin yang memiliki daya yang cukup besar.
2. Motor AC 3 Phase berfungsi guna Menggerakkan Mesin-Mesin Besar yang
ada pada PT. Pabrik Gula Candi
3. Pada Mesin Cane Cutter, terdapat Werstand yang dapat memperpanjang arus
dan menyetabilkan tegangan.
4. Jika Salah satu dari mesin Bagasse Carrier Berhenti/stop, Maka mesin
Bagasse Carrier lainnya akan stop juga. Hal itu di sebabkan karena Bagasse
Carrier memiliki proteksi Interlock.
3. Kecepatan Motor 3 phase pada PT. Pabrik Gula Candi dapat diatur Dengan
PLC.
4. Pencegahan Panas pada motor dapat di minimalisir dengan adanya proteksi
dari Thermal Overload.
5. Ada 2 kondisi dalam perawatan motor, yaitu : Rekondisi dan Perbaikan
6. Perbaikan Motor pada PT. Pabrik Gula Candi Baru Dilakukan dalam waktu 6
Bulan Sekali dalam setahun.
7. Pada mesin Bagasse Carrier,Imc, dan Pompa Nira kasar Menggunakan
Rangkaian Starter Star-Delta Manual, Sedangkan pada Mesin Cane Cutter
Menggunakan Rangkaian Auto Star-Delta.
8. Fungsi Kerja dari Auto Star-Delta Mirip dengan Fungsi kerja Soft Starter.
9. DOL (Direct Online) Starter digunakan pada mesin-mesin yang memiliki
tegangan di bawah 10kW
10. Soft Starter bisa digunakan pada motor listrik 3 phase yang memiliki daya
sekitar 5,5kW hingga diatas 22kW.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 37


5.2 SARAN

1. Melakukan pembersihan pada area Motor/Mesin-Mesil listrik, agar tidak terjadi


penyumbatan ampas tebu yang mengakibatkan panas motor atau bahkan
kerusakan pada motor
2. Tetap Melakukan pengecekan di setiap harinya untuk mencegah troubleshoot
pada Motor AC 3 Phase dan Starter Devicenya demi menghindari kerugian bagi
perusahaan.
3. Tetap Menjaga komunikasi Dalam mengawasi Jalannya Mesin-Mesin Listrik,
guna mengantisipasi Jika ada kerusakan pada Mesin/Motor.

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 38


DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
2. http://teknikenergielektrik.blogspot.com/2016/04/starting-motor-induksi-metoda-
tahanan.html
3. https://dunialistrikblog.wordpress.com/2018/06/07/macam-macam-pengasutan-
motor-induksi/
4. https://wocoelektro.blogspot.com/2014/06/dasar-teori-motor-induksi-wound-
rotor.html
5. https://www.duniaelectrical.id/2019/03/jenis-gangguan-pada-motor-listrik.html

Laporan Praktik Kerja Lapangan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 39

Anda mungkin juga menyukai