PENDAHULUAN
Dalam kegiatan yang sedang penulis lakukan adalah kegiatan praktek kerja
lapangan (PKL). Dimana PKL dilakukan sebagai penunjang ilmu yang telah
diberikan dikampus dengan actual di lingkungan industri sekitar.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan
rotor. Bagian tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa
disebut dengan air gap. Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap
sekitar 0,4 milimeter sampai 4 milimeter.
Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni
rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3
fasa rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan
statornya terbuat dari bahan yang sama.
Setiap fasa dalam kumparan stator akan mengalami hal yang sama karena
setiap fasa dialiri arus, namun besarnya fluks yang dihasilkan tidak sama di setiap
waktu. Hal ini disebabkan besarnya arus yang berbeda-beda pada tiap fasa di tiap
waktunya. Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada
Hal ini mengakibatkan fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa
mana yang mengalami kondisi arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat
dikatakan bahwa medan magnet yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring
waktu. Kecepatan putaran medan magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Sekarang ditinjau kasus rotor sudah dipasang dan kumparan stator sudah dialiri
arus. Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada
rotor. Anggap rotor dibuat sedemikian sehingga arus dapat mengalir pada rotor
(seperti rotor tipe squirrel cage). Akibat munculnya arus pada rotor dan adanya
medan magnet pada stator maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz.
Hal yang menarik disini ialah kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai
kecepatan sinkron atau lebih.
Hal ini disebabkan karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka
tidak ada arus yang terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi
pada rotor sesuai dengan hukum lorentz. Akibat tidak adanya gaya pada rotor
maka rotor jadi melambat akibat gaya-gaya kecil (seperti gaya gesek dengan
sumbu rotor atau pengaruh udara). Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron
dan kecepatan rotor jadi berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus
sehingga rotor mendapatkan gaya berdasarkan hukum lorentz. Dari gaya itulah
motor dapat menambah kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan
ini dikenal sebagai slip.
Resistansi rotor luar dibuat bertahap dengan empat tahapan. Saat tahap-1
nilai resistor maksimum kurva torsi terhadap slip, berikutnya tahap 2, 3 dan 4.
Antara tahap-1 sampai tahap-4 selisih slip sebesar ∆s. Dengan demikian
pengaturan resistor rotor juga berfungsi mengatur putaran rotor dari putaran
rendah saat tahap-1 menuju putaran nominal pada tahap-4.
A. Gangguan Bearing
B. Gangguan Pada Bagian Pendingin
C. Gangguan Kopling
D. Gangguan Kedudukan Motor
Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star awal menjadi tidak dikenakan
tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan star. Kemudian
saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, fungsi timer pun berjalan
yang akan memindakan dengan otomatis rangkaian menjadi delta. Dengan
berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Sebagai contoh, skema star delta yang memakai rangkaian kontrol yang
digunakan pada motor-AC Induksi Tiga phase :
Starting motor ini terdiri dari tiga buah resistor yang ditempatkan secara seri
dengan belitan stator selama pengoperasian awal motor atau pada saat start.
Pada Gambar 1, terlihat bahwa kontaktor K1 menutup terlebih dahulu dan
pada saat motor telah hampir mencapai kecepatan sinkron, sedangkan
kontaktor K2 menghubungkan resistor-resistor pengasutan.
Cara ini memberikan start motor yang sangat halus tanpa ada sama sekali
kejutan mekanik, dan dapat memperkecil arus start yang mengalir pada motor atau
dapat mengurangi kejutan listrik pada motor Tegangan jatuh pada semua resistor
pada awalnya tinggi namun berangsur-angsur berkurang selama motor
menambah kecepatan dan arus turun, sehingga tegangan pada terminal motor
bertambah dengan demikian kecepatan motor bertambah.
Dalam pengasutan metode resistor primer ini terdapat komponen utama yaitu
kontaktor K1 dan K2 sebagai saklar magnetik dan timer sebagai tunda waktu
kontaktor K2. Gambar rangkaian pengasutan dengan metode resistor primer ini
dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2 berikut ini.
Keuntungan dari metoda starting ini adalah tegangan motor pada saat
distart pada kondisi torsi yang telah besar daripada metoda starting
dengan tahanan primer (primary resistance starting), pada penurunan
tegangan yang sama dan arus jaringan yang sama.
Cane cutter adalah sebuah mesin besar yang di gunakan untuk memotong
tebu-tebu yang telah di angkut dengan crane, lalu ketika tebu sudah terpotong-
potong akan diteruskan ke IMC (Intermediate Carrier). Cane cutter ini
Menggunakan Motor Slipring sebagai penggeraknya, dan Motor Slipring ini
menggunakan 2 kontaktor, yaitu kontaktor utama sebagai pemberi tegangan dan
kontaktor kedua menggunakan Werstan sebagai penyetabil tegangan.
4.6 TROUBLESHOOTING
1. Beban berlebih
2. Jumlah lilitan yang kurang
3. High effective service factor
4. Terlalu sering di-start dan di-stop
5. Kondisi lingkungan / ruang
o Jika salah satu tombol ON (ON1) ditekan sesaat maka arus listrik akan
mengalir menuju Kontaktor Utama sekaligus menyalakan Kontaktor Star.
Pada kondisi ini Motor 3 fasa akan bekerja dengan Hubungan Star.
o Jika ingin mematikan Motor, cukup menekan tombol off dan mesin
seketika akan berhenti.
Pada mesin Pompa Nira kasar yang ada pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini juga
menggunakan kontaktor yang sama dengan IMC dan Baggase Carrier yaitu, berisi
rangkaian Star Delta Starter guna menjalankan mesin dan memiliki cara kerja yang sama.
o Jika ingin mematikan Motor, cukup menekan tombol off dan mesin
seketika akan berhenti.
Pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini, Penggunaan Dol Starter ini ada pada
mesin-mesin listrik yang memiliki tegangan rendah dengan kapasitas kecil yaitu
kurang dari 10kW dan 10Hp rangkaian dayanya di hubungkan secara DOL (Direct
On Line).
Pada PT. Pabrik Gula Candi ini rangkaian DOL starter digunakan pada
pompa air panas yang di gunakan sebagai penyiram ampas tebu yang terdapat
pada IMC.
DOL adalah tipe rangkaian motor listrik yang bisa langsung di hubungkan
dari MCB sebagai pengaman beban listrik dengan stop kontak listrik
ataupun sakelar sebagai pemutus tegangan kemudian di rangkai ke motor listrik.
Saat memiliki tegangan, terminal motor starter langsung terhubung on line (DOL)
ke catu daya.
Rangkaian ini memiliki pengaman / Batasan thermal overload sebesar
65A, Batasan thermal overload ini digunakan sebagai pemutus arus ketika
rangkaian ini menggunakan lebih dari 65A yang dapat menyebabkan panas hingga
kerusakan.
5.1 KESIMPULAN
1. Pada PT. Pabrik Gula Candi Baru ini, Lebih banyak menggunakan Motor
induksi 3 Phase daripada Motor Slipring. Motor Slipring hanya di gunakan pada
mesin yang memiliki daya yang cukup besar.
2. Motor AC 3 Phase berfungsi guna Menggerakkan Mesin-Mesin Besar yang
ada pada PT. Pabrik Gula Candi
3. Pada Mesin Cane Cutter, terdapat Werstand yang dapat memperpanjang arus
dan menyetabilkan tegangan.
4. Jika Salah satu dari mesin Bagasse Carrier Berhenti/stop, Maka mesin
Bagasse Carrier lainnya akan stop juga. Hal itu di sebabkan karena Bagasse
Carrier memiliki proteksi Interlock.
3. Kecepatan Motor 3 phase pada PT. Pabrik Gula Candi dapat diatur Dengan
PLC.
4. Pencegahan Panas pada motor dapat di minimalisir dengan adanya proteksi
dari Thermal Overload.
5. Ada 2 kondisi dalam perawatan motor, yaitu : Rekondisi dan Perbaikan
6. Perbaikan Motor pada PT. Pabrik Gula Candi Baru Dilakukan dalam waktu 6
Bulan Sekali dalam setahun.
7. Pada mesin Bagasse Carrier,Imc, dan Pompa Nira kasar Menggunakan
Rangkaian Starter Star-Delta Manual, Sedangkan pada Mesin Cane Cutter
Menggunakan Rangkaian Auto Star-Delta.
8. Fungsi Kerja dari Auto Star-Delta Mirip dengan Fungsi kerja Soft Starter.
9. DOL (Direct Online) Starter digunakan pada mesin-mesin yang memiliki
tegangan di bawah 10kW
10. Soft Starter bisa digunakan pada motor listrik 3 phase yang memiliki daya
sekitar 5,5kW hingga diatas 22kW.
1. http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa/
2. http://teknikenergielektrik.blogspot.com/2016/04/starting-motor-induksi-metoda-
tahanan.html
3. https://dunialistrikblog.wordpress.com/2018/06/07/macam-macam-pengasutan-
motor-induksi/
4. https://wocoelektro.blogspot.com/2014/06/dasar-teori-motor-induksi-wound-
rotor.html
5. https://www.duniaelectrical.id/2019/03/jenis-gangguan-pada-motor-listrik.html