Oleh:
OGI SUGI
061830320206
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
izin-Nya lah saya dapat menyelesaikan praktek di PT. Bukit Asam ( Persero )
Tbk. Tanjung Enim dengan lancar tanpa ada hambatan.
Dengan terlaksananya praktek kerja industri ini saya banyak mendapatkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya belum pernah saya dapatkan di perkuliahan.
Setelah saya melaksanakan praktek kerja ini, saya ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mebantu menyelesaikan laporan ini
secara langsung atau pun tidak langsung. Terutama kepada kedua orang tua yang
telah membantu saya dalam bentuk material dan spirit. Oleh karena itu, saya juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek...................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek...........................................................3
1.3 Tempat , Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja praktek...........................4
1.4 Batasan Masalah........................................................................................4
1.5 Metelogi Pencarian Data...........................................................................5
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN UMUM................................................................................................7
2.1. Sejarah Singkat Penambangan Batubara Bukit Asam..................................7
2.2. Lokasi dan Topografi...................................................................................9
2.3. Visi Perusahaan...........................................................................................10
2.4. Misi Perusahaan..........................................................................................10
2.5. Maksud Dan Tujuan Perusahaan.................................................................11
2.6. Struktur Organisasi..................................................................................12
2.7. Ruang Lingkup PT. Bukit Asam (persero) Tbk. dan Proses Produksi.......13
2.8. Proyek Pengembangan Penambangan dan Pengangkutan..........................22
2.9. Manajemen Perusahaan..............................................................................23
2.10. Pengelolaha n Lingkungan.......................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
LANDASAN TEORI.............................................................................................30
3.1 Pengertian relai proteksi..........................................................................30
3.2 Tujuan Sistem Proteksi............................................................................31
3.3 Syarat – Syarat Relai Proteksi.................................................................31
3.4 Generator.................................................................................................32
3.5 Pemutusan Rangakain (CB/PMT)...........................................................32
3.6 Transformator Pengukuran......................................................................33
Di era sekarang ini sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan
untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai salah satu
unsur dari sumber daya tersebut mahasiswa harus mempunyai tanggung jawab
untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan
ilmunya masing-masing agar sumber daya manusia yang handal dan berkualitas
dapat tercapai. Banyak cara yang dapat dilakukan mahasiswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, salah satunya yaitu kerja praktek
yang merupakan suatu program bukan hanya teoritis akan tetapi lebih bersifat
praktek agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh dari
bangku perkuliahan.
Relevansi antara mata kuliah yang didapat di kampus dengan kondisi yang
ada di bidang industry merupakan suatu acuan dalam pemilihan tempat Kerja
Praktek yaitu PT.Bukit Asam (Persero) Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan.
PT.Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan salah satu perusahaan tambang
terbesar di Indonesia dimana dalam kegiatan operasionalnya telah menggunakan
teknologi modern yang berkaitan dengan ilmu Teknik Elektronika diantaranya
berupa pengendalian dan pengontrolan sistem komputer serta pengkoordinasiaan
peralatan otomatis yang telah terkomputerisasi.
Dalam sistem kelancaran produksi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk banyak
menggunakan perangkat elektronika dan sistem instrumentasi serta kontrol pada
setiap tahap produksinya. Sistem peralatan ini dibuat agar mempermudah
pekerjaan, meningkatkan ketelitian serta mempermudah dalam perbaikan dan
perawatan peralatan-peralatan tambang.
1
Karena proses penambangan ini bersifat continue maka perlu dibuat suatu
sistem yang dapat bekerja secara otomatis maupun semi-otomatisagar se luruh
sistem dapat bekerja secara optimal.
Penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit ke beban diingin kan
berlngsung secara continue. Sistem tenanga listrik kemungkinan akan mengalami
gangguan dalam pengoperasiannya, terutama secara internal yaitu gangguan yang
berasal dari jaringan sistem renaga listrik tersebut, seperti gangguan pada
hubungan singkat, beban lebih, dan lain lain.
PT. BUKIT Asam (persero) Tbk merupakan suatu perusahaan yang
mengunakan listrik untuk memenuhi semua beban ditambang bukit asam,
terutama peralatan peralatan conveyor, shovel electric, excavator electric, dan lain
lain sebagainya.
Main switch station (MMS) merupakan suatu gardu induk sistem distribusi
listrik tambang air laya dan sekitarnya yang menerima energy listrik dari
pembangkit tenaga uap PLTU 3 X 10 MV PTBA dengan tengangan 20 KV serta
dari (PLTU) Bukit asam dengan tegangan 20 KV dengan kontrak beli 21,25 MVA
dan disalurkan semua beban di tambang bukit asam secara continue dan sikron
antara kedua sumber listrik tersebut. Tenaga listrik yang disuplay dari MSS
memerlukan keandalan yang tinggi untuk menghindari kerugian yang sangat besar
dalam proses produksi, sehingga setiap penyaluran tenaga listrik ke beban
memerlukan sistem proteksi. Sistem proteksi merupakan beberapa perangkat yang
bekerja sama sama untuk melaksanakan pengamanan pada jaringan listrik.
Sepam merupakan salah satu yang digunakan untuk sebagai proteksi
generator, motor, trasformator, dan substation. Perangkat ini dapat semua
pengukuran pada setiak pengaplikasiannya. Yang dikontrol daya mengunakan
tegangan 24/250 Vdc atau 110/240 Vac.
Maka untuk memperjelas sistem prinsip kerja dan memahami apa itu relay
proteksi sepam maka pada laporan ini saya memberi judul ”SISTEM
PROTEKSI RELAY SEPAM S40 PADA FEEDER A08 DI GARDU INDUK
MSS DI PT. BUKIT ASAM (PERSERO) Tbk”
2
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
1.2.1 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan Kerja Praktek yang dilakukan di PT.Bukit Asam (Persero)
Tbk terbagi menjadi 2 yaitu :
A. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui ruang lingkup dan gambaran tentang
PT.Bukit Asam (Persero) Tbk.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kerja yang sebenarnya dengan
membandingkan teori yang telah didapat melalui kerja praktek
pada dunia kerja yang sebenarnya.
3. Mengenalkan mahasiswa pada pola kerja dan prilaku kerja
professional di industri/perusahaan sebagai referensi
pengetahuan sebelum memasukki dunia kerja sesungguhnya.
B. Tujuan Khusus
1. Memahami dan mendapatkan gambaran nyata peralatan
instrument dan kendali yang ada pada di PT.Bukit Asam
(Persero)Tbk.
2. Menganalisa dan memahami tentang Tilt Sensor melalui
parameter instrument yang ada di PT.Bukit Asam
(Persero)Tbk.
3
3. Mengembangkan cara berfikir yang baik dalam menganilisis permasalahan
yang ada.
1.3.2 Lokasi
Lokasi Belajar mengenai alat-alat instrument maupun control dilakukan di
lokasi kantor MCC (Mine Control Centre) Tambang Air Laya di ruangan
Relay atau pun di ruang kerja karyawan. Sedangkan lokasi Pengamatan
dan sejenisnya dilakukan di lapangan baik di daerah tambang Air Laya ,
MTBU (Muara Tiga Besar Utara) maupun Banko Barat
.
1.3.3 Waktu
Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut terhitung mulai tanggal 26
Agustus 2014 sampai dengan 26 September 2020 setiap hari kerja : Senin
s/d Jum’at, pukul : 07.00 s/d 15.00 WIB selama 1 (satu) bulan.
4
1.5 Metelogi Pencarian Data
dapat disajikan secara sistematis,penyusunan laporan kerja praktek ini terdiri dari
BAB I : PENDAHULUAN
5
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB IV : PENUTUP
saran dari semua hasil yang telah dilakukan pada kerja praktek
ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB II
TINJAUAN UMUM
Krisis Ekonomi yang melanda dunia pada tahun 1973 menandai berakhirnya
pemakaian minyak murah, sehingga mengakibatkan munculnya batubara sebagai
alternativ pengganti sumber energi yang mempunyai prospek masa depan yang
lebih baik.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang mengekspor batubara, karena
di Indonesia cadangan batubara masih banyak dan masih tersedia dalam jangka
waktu yang panjang. Selain di ekspor batubara juga digunakan dalam negeri
terutama sebagai bahan bakar pada Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), karena
harganya lebih murah dari sumber energy lain.
Sumber energy merupakan salah satu sumber devisa Negara. Berbagai
sumber energi antara lain minyak bumi , gas alam , batubara , dan lain-lain. Dari
sekian banyak sumber energy, batubara merupakan salah satu sumber energi yang
digunakan, karena harganya relative murah dan memiliki cadangan batubara yang
relative banyak daripada sumber energy yang lain.
7
didaftarkan dalam daftar perusahaan sesuai dengan Undang-undang No.13 Tahun
1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDP.06081200017 dikantor
Departemen/ Kodya Muara Enim No. 007/BH.06.08/X/2002 tanggal 18 Oktober
2002 serta dicatat pada Berita Negara RI Tanggal 11 Febuari 2003
No.12,tambahan No. 1172.
Pada tahun 1990 pemerintah menggabungkan Perusahaan Umum Tambang
Batubara kedalam PTBA, melalui peraturan pemerintah RI no. 56 Tahun 1990
Tanggal 30 Oktober 1990 tentang Penggabungan Perum Tambang Batubara
kedalam BUMN yang melakukan kegiatan penambangan Batubara di Indonesia.
Berdasarkan persetujuan pemerintah melalui surat Mentri Keuangan RI No. S-
637/MK.016/1995 Tanggal 2 November 1995 dan Akta Perjanjian kerjasama
Usaha Patungan No.118 Tanggal 21 Oktober 1996 serta Akta pendirian No.119
mendirikan anak perusahaan yaitu PT. Batubara Bukit Kendi (PT. BBK) dengan
penyertaan PTBA sebesar 75% dan PT. Delta Bentala Perintis sebesar 25%.
PTBA saat ini memiliki 2 Unit Pertambangan, yaitu Unit Pertambangan
Tanjung Enim (UPT) dan Unit Pertambangan Obilin (UPO). UPT terletak di kota
Tanjung Enim sekitar 200 km arah Barat Daya kota Palembang,Sumatera Selatan
merupakan wilayah penambangan batubara terbesar yang dikelola
perusahaan,mempunyai sumberdaya batubara 5,9 milyar ton (per 30 september
2003) dengan peringkat batubara mulai dari lignit sampai dengan antrasit,
sedangkan Cerenti yang terletak di Indragiri Hulu. Riau memiliki sumberdaya
batubara sebesar 1,3 milyar ton serta UPO yang terletak di kota Sawahlunto
berjarak 90 km arah Tenggara kota Padang Sumatera Barat.
Unit pertambangan Tanjung Enim dioperasikan dengan system
penambangan terbuka (Open Pit Mining) menggunakan “Bucket Wheel
Excavator” (BWE), Shovel dan Truck. Sedangkan Unit Pertambangan Omblin
(UPO) mulai tahun 2003 hanya dioperasikan dengan system tambang dalam
(Underground Mining). Selain itu perusahaan juga mengoperasikan sebuah
pelabuhan khusus Batubara yaitu pelabuhan Tarahan di Lampung, serta dua buah
dermaga Batubara yaitu dermaga Kertapati di Sumatera Selatan dan Dermaga
Teluk Bayur di Sumatera Barat. Jenis batubara di Tanjung Enim pada umumnya
8
termasuk “Sub Bituminous” dan sebagian kecil “Bituminous” dengan kalori yang
bervariasi, sehingga untuk memenuhi kalori yang sesuai dengan permintaan
konsumen dilakukan dengan pencampuran (blending) antra beberapa jenis
batubara. Sedangkan batubara di Obilin termasuk dalam golongan “Bituminous”
yang memiliki kalori homogen.
9
2.3. Visi Perusahaan
Sebagaimana dinyatakan dalam Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan
tujuan didirikannya PTBA adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang
kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada umumnya, serta pembangunan dibidang pertambangan bahan-bahan
galian, terutama pertambangan batubara.
Dalam usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, dengan
memperhatikan hasil kajian atas faktor-faktor internal perusahaan yang meliputi
kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang
akan dihadapi,maka ditetapkan visi perusahaan yaitu “ Menjadi Perusahaan
Energi Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan ”. Dengan visi tersebut berarti pada
masa yang akan datang PTBA diharapkan tidak hanya sebagai produsen batubara
saja, melainkan juga bercita-cita akan berkembang menjadi suatu perusahaan
energi yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagi dunia dan tetap
menjaga kelestarian lingkungan.
10
3. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan melalui Marger dan Akuisisi.
11
2.6.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Tambang Batubara Bukit asam (Persero) Tbk. saat ini
adalah sebagai berikut :
\
12
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk.
2.7. Ruang Lingkup PT. Bukit Asam (persero) Tbk. dan Proses Produksi
Ruang lingkup dari PT. Bukit Asam (persero) Tbk. di Tanjung Enim yaitu:
Tambang Batubara Air Laya
Dalam pengoperasianya menggunakan system yang disebut dengan
Continuous Surface Mining (penembangan terbuka dan dilakukan secara
terus Menerus) dengan peralatan utama meliputi :
2.7.1 Bagian Penggalian
Bagian penggalian meliputi :
2.7.1.1. Bucket Wheel Excavator (BWE)
BWE adalah mesin tambang yang berada di barisan paling depan, yaitu
bertugasmenggali atau mengupas lapisan tanah penutup batubara dan sekaligus
mengambil batubara bila pengerukan tanah telah sampai pada lapisan batubara.
13
Tambang Air Laya mempunyai 5 unit BWE dimana masing – masing unit
membutuhkan daya listrik sebesar 148 kW. Sedangkan berat total dari masing –
masing unit adalah 552 ton. Bagian – bagian utama BWE adalah :
a. Bucket Wheel (Roda Singkup)
roda singkup ini merupakan alat utama dari unit BWE yang berfungsi untuk
melakukan penggalian. Roda singkup ini berdiameter 9,1 meter. Pada keliling
luarnya terdapat singkup – singkup atau sudu – sudu yang bergigi baja. Jumlah
singkupnya 14 buah, masing – masing berkapasitas 800 liter. Mekanisme roda
singkup ini digerakkan oleh sebuah moto slipring daya 700 kW, tegangan 6 kV,
988,7 rpm, tergantung pengaturan torsi motor. Gear box didinginkan dengan
minyak yang digerakkan oleh sebuah pompa minyak yang digerakkan oleh sebuah
motor listrik AC dengan daya 4 kW, tegangan 500 Volt. Dalam keadaan diam
roda singkup juga di rem. Mekanisme rem ini digerakkan oleh tenaga hidrolik
yang disebut eldro atau brake thrustor. Pompa hidroliknya digerakkan oleh motor
listrik AC daya 4 kW, tegangan 500 Volt.
14
Seperti halnya receiving boom, discharge boom juga dapat diangkat dan
diturunkan oleh perlengkapan hoist gear. Diameter silinder hjidroliknya 250 mm,
tekanan minyak 200 bar dengan debit 52 liter/menit. Pompa hidroliknya
digerakkan oleh motor listrik AC dengan daya 15 kW, tegangan 500 Volt, 986
rpm.
15
Seperti halnya receiving boom, maka disvharge boom juga dapat diayunkan
ke kiri atau ke kanan tergantung kebutuhan penggalian. Mekanisme slewing sama
dengan receiving boom.
f. Travel Gear
Travel gear berfungsi untuk melakukan gerak maju atau mundur dan
berbelok. Untuk gerak maju mundur atau membelok ini dilayani oleh sistem
traveling. Seluruh konstruksi BWE bertdiri kokoh di atas roda crewler (roda
rantai). Masing – masing crewler digerakkan oleh motor DC penguat terpisah
dengan daya 90 kW. Cara mendapatka tegangan searah sama dengan unit slewing.
Untuk gerakkan maju mundur, maka kecepatan motor harus sama. Sedankan
untkuk membelok maka salah satu kecepatan motor harus diperkecil. Kecepatan
motor crewler ini dapat diatur mulai dari 200 rpm – 1000 rpm.
Gambar 1. Bucket Wheel Excavator
16
menggulung torsi motor diperbesar, sedangkan saat mengulur torsi diperkecil dan
saat diam torsi motor sama dengan torsi beban.
17
Agar belt wagon juga dapat mengikuti gerakan BWE, maka telah dilengkapi
dengan unit khusus, yaitu :
a. Crawler Travel Gear
Seluruh konstruksi belt wagon berdiri dengan kokoh diatas dua roda
crewler yang masing – masing roda digerakkan oleh sebuah motor slipring dengan
daya 45 kW, tegangan 500 Volt. Dengan pengaman sebuah rem Eldro dengan
daya 330 W. Untuk gerakkan maju mundur, kecepatan motor pada crewler 2
dibuat sama. Sedangkan untuk gerakkan belok, maka salah satu kecepatan motor
harus dikurangi.
b. Slewing Gear
Receiving Boom dan Discharge Boom belt wagon dapat diayunkan secara
bersamaan ke kiri atau ke kanan. Mekanisme slewing ini digerakkan oleh dua
buah motor slipring dengan daya 4 kW, 500 Volt.
c. Hoist Gear
Unit hoisting pada receiving dan discharge boom ini digerakkan oleh
tenaga hidrolik dengan motor pompa dengan daya 30 kW. Gerakkan receiving dan
discharge boom ini meskipun dengan satu motor, tetapi dapat digerakkan dengan
secara sendiri – sendiri. Panjang receiving boom 26,4 meter sedangkan discharge
boom 21,4 meter. Pemakaian daya listrik 471 kW dan berat total belt wagon 215
ton.
18
B. Conveyor Dumping Side (CD)
Menurut lokasinya
Menurut lokasinya penambangan Belt Conveyor dibagi menjadi 4 bagian,
yaitu :
1. Conveyor Excavating (CE)
Pada sisi penggalian yang berfungsi mengangkut material galian dari
BWE ke Conveyor Shunting Belt Conveyor ini dapat diperpanjang dan
diperpendek ataupun digeser kekanan atau kekiri.
2. Conveyor Shunting (CS)
Fungsinya yaitu untuk mengangkut dan mengatur pembuangan material
pada Central Distribution Point.Untuk material tanah diteruskan ke Conveyor
Dumping (CD) dan untuk batu bara diteruskan ke Conveyor Coal (CC). Conveyor
ini dapat dimajukan atau dimundurkan.
3. Conveyor Dumping (CD)
Berfungsi untuk mengangkut material tanah kedaerah penimbunan. Belt
Conveyor ini dapat diperpanjang dan dapat pula diperpendek ataupun digeser
kekiri atau kekanan.
4. Conveyor Coal (CC)
Berfungsi untuk mengangkut material batubara ke daerah penimbunan
(stockpile/TLS).
Menurut Stasiunnya
Menurut stasiunnya dapat dibedakan menjadi :
1. Stasiun Belt Conveyor Type A
Adalah stasiun listrik untuk Belt Conveyor Excavating dan Belt Conveyor
Shunting.
2. Stasiun Belt Conveyor Type B
Adalah stasiun listrik untuk Belt Conveyor Dumping dan untuk Conveyor
Coal.
19
a. Tripper Car (TC)
Tripper car adalah bagian dari unit peralatan pembuangan material galian
didaerah dumping dispola dengan adanya tripper car ini maka spreader dapat
melakukan pembuangan material secara lebih merata ke seluruh pembuangan.
Kontruksi tripper ini mengangkangi conveyor dumping dan belt conveyor
dumping dilewatkan pada kerangka tripper car ini sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu gerakan tripper car maju atau mundur.
b. Spreader (SP)
Spreader adalah alat yang berfungsi sebagai penghampar tanah, material
(tanah) dibuang ketempat penimbunan (Dumping Area). Dengan alat ini
penghamburan material non batubara dapat efisien dan merata.
Data teknis Spreader (SP) :
Type : ARS 1600 . 15/35 +60
Kapasitas : 2600 m/jam
Lebar Belt : 1600 mm
Kecepatan Belt : 6,5 m/det
Konsumsi listrik : 1395 KW
Berat total : 900 ton
20
a. Stacker/Reclamer (S/R)
Peralatan penimbunan dan pengambilan batubara ini adalah peralatan yang
digunakan didalam penimbunan batubara (Stockpile). Stacker/Reclamer dapat
bekerja sebagai penimbun. Alat ini dapat melakukan empat (4) operasi,yaitu :
Operasi Stacking, dimana batubara dari coal conveyor (CC 10) akan langsung
ditimbun di Stokpile melalui stacker/reclaimer.
Operasi Reclaimer, yaitu stacker/reclaimer akan mengambil kembali batubara
yang ditimbun di Stokpile ke TLS.
Operasi By Pass, yaitu penyaluran langsung batubara daru CC 10 ke TLS.
Operasi Gabungan, yaitu gabungan operasi By Pass dan Reclaimer.
21
Gambar 2.9. Train Loading Station
Sumber : Dokumentasi Penulis di PT.Bukit Asam (Persero)Tbk.
Tambang Batubara Non Air Laya
Dalam pengoperasiannya, masih menggunakan system konvensional
dengan Alat utama Shovel dan Truck. Daerah penambangan meliputin sekitar
Tambang Air Laya Seperti, Bukit Kendi, Muara Tiga Besar, Air petai, kelawas
dan sekitarnya. Cara pengerjaan di awali dengan pembekuaan lahan, kemudian
pengerukan tanah dengan Bulldozer, penutup dengan Shovel, lalu diangkat
dengan Drum truck.
22
Adapun tujuan utama P4BA adalah menyediakan batubara uap sebagai bahan
baku utama untuk keperluan :
PLTU Suralaya yang menghasilkan daya 6 x 400 MW.
PLTU Bukit Asam yang Menghasilkan 2 x 65 MW.
Pabrik Semen Baturaja.
Konsumen lain di dalam dan luar negeri.
Pabrik Semen Kupang.
Konsumen lain didalam dan di Luar negeri.
23
2 unit Spreader
1 unit Stacker/Reclaimer
2 unit Train Loading Station
Jalur Belt Conveyor 30 Km
Untuk menjaga kehandalan yang tinggi dari peralatan diatas didirikan
bengkel utama pada tahun 1987 dan mulai beroperasi pada bulan oktober 1989
dengan luas bangunan 13000 m2. Tugas utama dari bengkel utama adalah
memperbaiki alat tambang utama dan pembuatan komponen-komponennya.
Selain itu keberadaan bengkel utama juga diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan PT.BA terhadap pihak luar, dalam hal pengadaan suku cadang
dari luar negeri. Dalam perkembangannya kegiatan bengkel utama lebih mengarah
pada profit center sehingga kedudukannya lebih bersifat sebagai partner ship bagi
unit produksi pertambangan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan di bengkel utama dilengkapi dengan satuan
kerja :
c. Bengkel perencanaan
Perencanaan inilah yang menetukan suatu perencanaan bengkel. Tugas-
tugasnya adalah :
Menerima atau menolak suatu Work Order yang diajukan user.
Memberi info mengenai prioritas ke manajemen bengkel sehubungan
dengan barang model, proyek dari pekerjaan pemeliharaan.
Berhubungan dengan petugas pemeliharaan dan proyek untuk alokasi
jangka panjang, kapasitas-kapasitas yang diperlukan untuk pemberhentian
dan kontruksi atau proyek penyusunan ulang.
Memberikan pandangan mengenai keperluan kerja lembur jika terjadi
beban lebih.
d. Bengkel Assembling dan Vulkanisir
Tugas utama dari pada bengkel assembling dan vulkanisir adalah
melakukan perawatan dan perbaikan komponen-komponen, perakitan alat
24
produksi, khususnya ATU serta rekomendasi (vulkanisir) komponen Belt pada
pulley dan Belt Conveyor.
Adapun beberapa alat-alat yang terdapat pada bengkel assembling dan vulkanisir
adalah :
Hidraulik jack kapasitas 300 ton
Mesin Dynamic Balancing Hofman H120 3-750 Kg
Oven vulkanisir.
Kegiatan maintenance and repair yang dilakukan adalah antara lain :
Merekondisi Belt Conveyor.
Langging Diffuser pompa dan pulley.
Overhoul Gear Box sampai 700 KW.
Perbaikan silinder Hidroulik BWE.
Perbaikan pompa Lumpur
e. Bengkel Mesin
Tugas pokok dari bengkel mesin adalah melakukan pembuatan maupun
perbaikan komponen suatu alat dengan proses permesinan.
25
Spare part Apron Feeder.
Roda gigi mesin.
Pendulum Girder.
Return pulley Stacker Reclaimed.
f. Bengkel Pabrikasi dan Las kontruksi
Tugas pokok bengkel pabrikasi dan las kontruksi adalah melaksanakan
pekerjaan pembuatan dan perbaikan bangunan kontruksi baja dan komponen alat-
alat penambangan.
Alat-alat yang terdapat pada bengkel pabrikasi dan las kontruksi adalah
sebagai berikut :
Mesin potong (guilloene) dengan kapasitas pemotongan sebesar 13 x 3000
mm pelat.
Mesin Roll Plate dengan kapasitas sebesar 6 x 2050 mm, dengan diameter
minimal 250 mm.
Mesin Lipat Plat atau yang biasa disebut juga Sheet Metal Polding dengan
kapasitas sebesar 6 x 2050 mm.
Press Punch dengan kapasitas 315 ton.
20 unit mesin las dengan kapasitas sampai dengan 600 Ampere.
Unit Gye Tracing Shape Cutting Machine dengan kapasitas 300 x 2500 x
4000 mm.
Overhead Travelling Crane dengan kapasitas 10 dan 20 + 6 ton.
Produk yang pernah dihasilkan :
Komponen pemindah batubara (ApronFeeder) pelabuhan Kertapati.
Corong Conveyor (Conveyor Chute).
Kontruksi Rangka jalur Belt Conveyor.
Ponton Pompa.
g. Bengkel Listrik dan Elektronika
Tugas utama dari bengkel ini adalah merawat dan memperbaiki peralatan
listrik dan instrument kontrol dilingkungan PT. Bukit Asam. Alat-alat yang
terdapat dibengkel ini adalah :
26
Bengkel Listrik
Mesin Bending dan Winding.
Mesin Coil Winding.
Mesin Coil Taping.
Mesin Dynamic Balancing.
Washing Machine.
Oven.
Motor test set.
Bengkel Elektronika
Osciloscope.
Frekuensi Counter Digital.
Megger dan Multimeter Digital.
RCL Meter Digital.
Funcion Generator.
27
1 bengkel lapangan.
1 mobil preventive maintenance.
Dynamometer engine test.
FIP test bench.
Kemampuan dari bengkel mesin penunjang :
Minor repair dan mayor repair alat penunjang tambang.
General Overhauled APT dan AST.
Mengelole penggunaan unit-unit dari APT dan AST milik PT. Bukit Asam
(persero) Tbk.
Sebagai distribusi bahan bakar solar dan pelumas alat-alat penunjang
tambang.
1. Inventarisasi Alat-Alat
Di PT. Bukit Asam (persero) Tbk. semua unit-unit Alat Penunjang
Tambang (APT) dan unit-unit Alat Sarana Tambang (AST) sudah diberlakukan
sistem perencanaan yang efektif dan efisien. Inventarisasi alat-alat di PT. Bukit
Asam (persero) Tbk. dilakukan dengan untuk mengetahui kondisi alat atau mesin
berdasarkan dari masukan data laporan atau formulir hasil dari tindakan hasil
pemeliharaan.
Evaluasi dan pemeliharaan terhadap alat atau mesin ini dirasa sangat
bermanfaat sekali terutama untuk mengetahui sejauh mana kondisi mesin atau alat
dan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap alat atau mesin tersebut.
Disamping itu juga untuk menegtahui data-data tentang mesin atau alat. Untuk
keperluan evaluasi dan analisis terhadap mesin atau alat tersebut data-datanya
diperoleh dilapangan. Data tersebut berbentuk formulir untuk memudahkan cara
pengumpulan informasi tentang suatu alat atau mesin,kemudian data tersebut
diolah perminggu atau perbulan.
Formulir yang ada dilapangan tersebut dapat berbentuk laporan inspeksi,
permintaan kerja pemeliharaan, laporan piket kerja. Dalam laporan inspeksi data-
data yangada dalam formulir berisi tentang permintaan kegiatan perawatan atau
pemeliharaan yang diminta oleh perencanaan dan kegiatan biasanya berupa
28
pengatasan terhadap gangguan yang terjadi atau yang ditemukan saat inspeksi
atau pada saat break down diluar perencaan.
29
BAB III
LANDASAN TEORI
30
tergangu. Rele peroteksi digunakan untuk mendeteksi adanya ganguan pada
sistem tenaga listrik terutama untuk :
a. Memberikan tanda bahaya
b. Memutuskan bagian system yang tidak normal
c. Melepas pemutus tenaga apabila gangguan dianggap berbahaya
31
c. Waktu kerja rele cepat
d. Peka / sensitive
e. Ekonomis dan sederhana
3.4 Generator
Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan tenaga listrik dengan
masukan tenaga mekanik. Jadi disini generator berfungsi untuk mengubah tenaga
mekanik menjadi tenaga listrik yang mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:
Bilamana rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya- gaya magnet
pada kutub magnet, sehingga terjadi perbedaan tegangan, dengan dasar inilah
timbullah arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya
dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser sikat-
sikat, sebagai terminal penghubung keluar.
Bagian-bagian generator :
a. Rotor
b. Stator
32
a. Memungkinkan suatu sistem (tranmisi dan distribusi) dihubungkan dan
dilepaskan dari sistem lainnya dan aman.
b. Memungkinkan bagian dari sistem yang terganggu dipisahkan secara
otomatis dengan cepat dan aman. Sebuah CB harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
c. Membuka dan menutup dalam waktu yang sesingkat mungkin dalam
berbagai kondisi jaringan.
d. Menghantarkan arus listrik yang ditentukan.
e. Mampu menahan arus hubung singkat, baik termal maupun mekanis.
f. Mempertahankan tegangan terhadap tanah dan kotak-kontak terbuka baik
dalam kondisi bersih maupun tercemar.
g. Tidak menimbulkan tegangan berlebihan (over voltage) yang besar sewaktu
mebuka dan menutup
33
3.8 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kawasan PT Bukit Asam (Persero) Tbk yang
meliputi pertambangan, perkantoran, pemukiman, serta fasilitas-fasilitas lainnya
di kawasan PTBA Tanjung Enim.Main Switch Station (MSS) merupakan tempat
penerimaan tenaga listrik dari 2 sumber yakni PLN dengan daya beli 21,25MVA
dan PLTU Mulut Tambang milik sendiri (PLTU 3x10 MW Tanjung Enim), serta
sebagai tempat pusat distribusi energi listrik ke seluruh Tenaga Listrik yang
disuplai dari pembangkit dengan tegangan 20 KV diturunkan menjadi 20/6 kV di
MSS atau gardu induk utama oleh 3 buah transformer dengan kapasitas masing-
masing 8 MVA (2 Trafo bekerja, 1 sebagai cadangan) hal ini dilakukan untuk
mengisi panel system 6 KV guna menunjang kebutuhan supply listrik 6 KV pada
equipment yang ada di tambang. Energi listrik yang masuk dari PLN dan PLTU
milik sendiri masuk melalui MSS melalui 3 feeder yaitu A06, A15, A17 dengan
kapasitas tegangan 20 KV. Di MSS terdapat 20 buah panel saklar untuk distribusi
tegangan 20 kV, serta 16 panel saklar untuk pendistribusian tegangan 6 kV dan
satu sistem saklar tegangan rendah. Switch Station 20 kV maupun 6 kV adalah
berupa 2 lemari penghubung yang digandengkan bertolak belakang, dibuat ganda
untuk antisipasi apabila salah satu switch nya halangan serta sebagai pembagi
beban antar busbar sehingga dapat seimbang.
a. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh disusun kemudian dilakukan
perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan hasil yang kemudian
dianalisa. Pengolahan data yang dilakukan meliputi: Panjang saluran
distribusi[1
34
No Panjang R X
feeder (kms), (m) (ohm/Km) (Ohm/Km)
B01 76 0,2070 0,0930
b. Peralatan
B02 87 0,2070 0,0930
B03 87 0,2070 0,0930 proteksi[7,9]
B04 89 0,2070 0,0930 Relay-relay
B05 125 0,2740 0,0970 yang digunakan
B06 87 0,2070 0,0930
antara lain
B07 368 0,0920 0,0850
B10 356 0,0920 0,0850 ialah:
B11 600 0,0920 0,0850 1. Relay
B12 340 0,0920 0,0850
proteksi
B13 600 0,0920 0,0850
B14 340 0,2740 0,0970 tipe
B15 230 0,2740 0,0970 STKK
B16 200 0,2740 0,0970 2. Relay
Tabel 2. Panjang Saluran Pada Jaringan 20 proteksi
kV
tipe
No Panjang R X
feeder (kms),(m) (ohm/Km) (Ohm/Km)
A02 1570 0,0750 0,0879
A03 1700 0,0920 0,0850
A04 544 0,3800 0,1050
A05 675 0,3800 0,1050
A07 672 0,7500 0,1150
A08 2100 0,134 0,315
A08 1780 0,210 0,094
A09 575 0,2740 0,0970
A12 583 0,2740 0,0970
A 14 565 0,2740 0,0970
A18 1553 0,0750 0,0879
A19 1368 0,0920 0,0850
A20 1415 0,0920 0,0850
PM2gnO
3. Relay proteksi tipe ISM
35
Gambar 1.Relay Proteksi Digital SEPAM di Panel 20 kV MSS
BAB IV
PEMBAHASAN
36
4.2 Perhitungan Arus Hubung Singkat Dan Perhitungan Arus Dan
Waktu
A. Impedensi sumber (ZP)[4,5] Perhitungan Arus
1. Impedensi sumber (ZP)[4,5]
Diketahui : ZT = 9,15 %
𝑍𝑇=9,15100
ZT = 0,091 pu 𝑍𝑇=0,091 𝑋 12 𝑀𝑉𝐴15 𝑀𝑉𝐴 =0,072
Untuk mencari saluran dalam satuan- per unit (pu) dapat dicari
dengan mengunakan rumus :Z1 (ohm) = L × (RL + j XL)
= 1,780 × (0,210+ j 0,094) = 1,780 𝑥 0,2102+ 0,0942
= 1,780 𝑥 0,052
37
= 0,409 ohm
𝑍𝐿= 𝑍1 𝑜𝑚 𝑥 𝑀𝑉𝐴𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟𝐾𝑉2 𝑍𝐿= 0,409 𝑥 12 𝑀𝑉𝐴20 𝐾𝑉2
𝑍𝐿= 4,90400
ZL = 0,01 pu
Jadi :
Z total = ZP(sumber) + ZT(trafo) + ZL(saluran SUTM) + ZL (saluran
SKTM)
Z total = 0,277 + 0,091 + 0,02 + 0,01
Z total = 0,252 pu
Jadi Besaran Impedansi total pada feeder A08 di jaringan 20 kV
adalah 0,252 pu Untuk Menghitung besaran arus hubung singkat fasa
perlu diketahui dahulu tegangan (pu) trafo daya sisi sekunder, untuk itu
diperlukan rumus: 𝐸 𝑝𝑢 = 𝐾𝑉 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎𝐾𝑉 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟
Dimana
KV Dasar = 20 KV
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan Positif 𝐼3∅= 10,252 =3,996 𝑝𝑢
Untuk besaran arus hubung singkat 2 fasa pada feeder A08 di
jaringan 20 kV adalah: 𝐼2∅= 𝐸𝑍1+ 𝑍2
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan Positif
38
Z2 = Impedansi urutan negative 𝐼2∅= 10,252 + 0,252=1,984 𝑝𝑢
Untuk besaran arus hubung singkat 1 fasa ke tanah pada feeder A08 di
jaringan
20 kV adalah: 𝐼0∅= (𝑝𝑢)1+ 𝑍2+𝑍3
Dimana :
Z1 = Impedansi urutan Positif
Z2 = Impedansi urutan Negatif
Z3 = Impedansi urutan nol
Jadi :
Z1 = Z2 = Z0 = Z total maka : 𝐼0∅= 10,252+0,252+0,252=1,322 𝑝𝑢
Untuk Menghitung arus hubung singkat dalam amper, maka harus dicari
arus
dasar (Ib) dengan rumus : 𝐼𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟= 𝑃 (𝑀𝑉𝐴) 3 𝑋 𝑉 𝐾𝑉 𝑋 𝐶𝑂𝑆 ∅
𝐼𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟= 12 𝑀𝑉𝐴 3 𝑋 20 𝐾𝑉 𝑋 0,8 𝐼𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟= 433,5 ∠36,90 𝐴
39
Maka arus setting rele arus lebih pada feeder A08 di jaringan 20 Kv
: 𝐼𝑠= 𝐾𝑓𝑘𝑘𝑑 𝐼 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟 𝐼𝑠= 1,10,9 𝑥 433,5 𝐴=529,83 𝐴 𝐼𝑠= 529,83 𝐴 𝑥
5250
= 10,5 A
Dari hasil besaran arus setting diatas dan data arus nominal rele kita
dapat
menentukan arus setting pada rele arus lebih tipe ISM dengan In = 10,5/5
A. 𝐼𝑠= 10,5 𝐴5 𝐴=2,1 𝐴
Jadi besaran arus seting pada rele arus lebih di feeder A08 pada jaringan
20 kV
adalah 2,1 A untuk tipe rele ISM, sedangkan untuk sepam rele tanpa
perlu dikali dengan ratio CT, sehingga settingnya sebesar 433,5 A
Diketahui :
Iset primer = 1,05 x I dasar jaringan 20 kV
= 1,05 x 433,5 A
= 455,175 A
Arus ganguan (IF) 3 fasa pada feeder A08 = 1716,6 A
Iset primer = 455,175 A
t ( waktu keja rele) = 2 detik
Dari hasil data-data diatas kita dapat menentukan perhitungan
setting waktu
rele arus lebih. Pada feeder A08 di jaringan 20 kV sebagai berikut :
𝑇𝑚𝑠= 𝑇 𝑥 [𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡𝐼𝑠𝑒𝑡]0,02−10,14 𝑇𝑚𝑠= 2 𝑥
[1716,6455,175]0,02−10,14
𝑇𝑚𝑠= 0,384 ms
Jadi besaran setting waktu rele arus lebih pada feeder A08 di jaringan 20
kV
40
adalah Tms = 0,384 ms
41
Gambar 4. Sepam setting Overcurrent dan TMS
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil perhitungan, maka kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1. Berdasarkan hasil perhitungan besaran arus hubung singkat pada feeder A08 di
jaringan 20 kV adalah 1716,6 A pada arus hubung singkat 3 fasa, dan 860,06 A
42
besaran arus hubung singkat 2 fasa, dan 573,087 A pada besaran hubung
singkat 1 fasa ke tanah.
2. Berdasarkan hasil perhitungan setting arus pada rele arus lebih tipe Sepam di
Feeder A08 pada jaringan 20 kV besaran setting arus untuk Feeder A08 = 529,8
A dengan besaran ratio trafo arus 250/5A dan setting waktu rele arus lebih
0,384 ms hal initerdapat perbedaan antara data hasil perhitungan dengan
realisasi setting Sepam rele yang ada dilapangan, hal ini mungkin disebabkan
dalam penentuan setting rele sepam tidak diperhitungkan parameter-parameter
dalam menentukan tipe jaringan, impedansi sumber, impedansi trafo dan
impedansi saluran sehingga realisasi setting dilapangan terdapat perbedaan
dengan perhitungan.
5.2 Saran
1. Perawatan dan pemeriksaan terhadap perawatan sistem instrument maupun
sistem kontrol sebaiknya dilakukan dengan rutin dan secara berkala, untuk
2. Sebagai peralatan pengaman alat yang sagat penting, maka perlu bagi
perbaikan.
43
DAFTAR PUSTAKA
44
5. Hutauruk, T.S., Analisa sistem tenaga listrik, departemen elektroteknik ITB,
1979
6. Arismunandar, Artono, Dr, M.A.Sc, “Teknik Tenaga Listrik” Jilid II dan III,
Penerbit PT. Pradya Paramitra, Jakarta, 1982
7. Marsudi, Djiteng, Ir, : “Pembangkit Tenaga Listrik” Penerbit Erlangga,
Ciracas, Jakarta
8. Samaulah, Hazirin, Ir, H, M. Eng, Ph.D, ”Dasar-dasar Proteksi Tenaga
Listrik” Penerbit UNSRI, 2000
9. Stevenson, William, D, Jr. ”Analisa Sistem Tenaga Listrik” Edisi keempat,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1984
10. Tobing, Bonggas L, ”Peralatan Tegangan Tinggi” Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003
LAMPIRAN
45
46
47