Disusun Oleh :
Nama
Kelas
NIS
Jurusan
Disusun Oleh :
Nama :
Kelas :
NIS :
Jurusan : Teknik Pemesinan
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Industri ini. Laporan Praktek Kerja Industri ini dimaksudkan untuk melengkapi
program pembelajaran jurusan Teknik Pemesinan.
Laporan Praktek Kerja Industri ini disusun berdasarkan pengalaman
penulis selama mengikuti Praktek di PT. Pura Barutama Unit Engineering yang
beralamat di Jl. Raya Kudus-Pati KM 12 selama 3 bulan terhitung mulai dari 2
Januari s/d 31 Maret 2019.
Penulis menyadari bahwa Laporan Praktek Kerja Industri ini masih jauh
dari sempurna , untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sangat diharapkan oleh penulis untuk kebaikan Laporan Praktek Kerja Industri ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Praktek Kerja Industri ini
dapat bermanfaat dan mengucapkan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................1
1.2 Sejarah Perusahaan ................................................................1
1.3 Tujuan Praktek Kerja Industri ...............................................6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mesin Bubut ........................................................8
2.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut .....................................................8
2.3 Komponen-komponen Mesin Bubut .....................................9
2.4 Dimensi dan Jenis Mesin Bubut ..........................................10
2.5 Jenis Pahat Mesin Bubut .....................................................13
2.6 Kegiatan Siswa .....................................................................15
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................17
Saran ......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pada tahun 1972 didirikan PT. Pura Box yang bergerak dibidang
produksi kotak karton gelombang (packaging box) dan kertas koran.
2. Pada tahun 1973 didirikan PT. Pura Roto yang bergerak dibidang
percetakan Roto Gravure dan converting yang dalam pengembangan
selanjutnya memproduksi kotak karton lipat (modern flexible
packaging).
3. Pada tahun 1974, didirikan unit Paper Mill sebagai penunjang PT.
Pura Box dalam pengadaan kertas jenis medium linner kertas test
linner.
9. Pada tahun 1989, didirikan Paper Mill (PM) 7 dan 8yang pada
tanggal 1 Juli 1993 diberi nama PT. Pura Nusa Persada dan dibagi
menjadi Unit Paper Mill dan Unit Holografi.
14. Tahun 2004 didirikan Unit Kogen / PLTU / Unit Power Plant.
b. Divisi Coating
c. Divisi Repro
g. Divisi Engineering
i. Divisi Transportasi
j. Divisi Tinta
a. Divisi Holografi
1. Kawasan I
2. Kawasan II
3. Kawasan III
5. Kawasan V
BAB II
LANDASAN TEORI
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses
pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda
kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari
benda kerja yang berputar.
Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia
ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin
perkakas lainnya.
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk
memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan
tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat
disebut gerak makan (feeding).
Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum
dari mesin bubut:
Fungsi masing-
masing
bagian mesin
bubut ialah
sebagai berikut:
a. Kepala tetap (head stock)
Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan
lain misalnyacentretetap (dead centre), face plate, colet dan lain-lain.
b. Kepala lepas (tail stock)
Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda
kerja yang panjang, untuk kedudukanchuckbor (drill chuck), untuk kedudukan
reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirus.
c. Toolpost
Digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang
pahat.
d. Eretan atas
Digunakan untuk kedudukan tool holder, bisa juga untuk proses
pembuatantirus.
e. Eretan lintang (cross slide)
Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pemotongan benda
kerja maupun prosesfacing(transfersal turning).
f. Eretan memanjang
Berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning).
g. Bed mesin
Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).
h. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)
Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).
i. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)
Berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun
melintang.
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda
kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut
ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai
diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah
panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum
benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain
menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut
dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis
produksi atau jenis benda kerja.
Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin
bubut manual/mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis/ mesin bubut
cnc. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya
secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut
atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda
kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah
diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin
bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga
sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya
sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan
sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut
dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:
Gambar a. Mesin
bubut manual,
Gambar b. Mesin
bubut CNC
Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut kita
untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai. Gambar
berikut menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di hasilkan.
Bagian pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan,artinya melakukan
pemakanan dari kanan ke kiri.
Memiliki kekuatan tekan yang tinggi namun memiliki kekuatan tarik yang rendah.
Material ini sangat kaku dan memiliki modulusitas yang tinggi. Memiliki
ketahananaus yang tinggi dan memiliki koefisien termal yang rendah. Memiliki
konduktivitas termal yang tinggi.
a. Persiapan
1. Persiapkan bakalan roda gigi
2. Cek ukuran bakalan roda gigi (Vernier Caliper)
3. Cek Kondisi mesin
4. Persiapkan Alat ukur (Vernier Caliper) & Alat bantu
5. Menerapkan prinsip K3
6. Menggunakan dan merawat alat ukur
7. Membaca gambar/Job dengan benar (ukuran&toleransi)
8. Menentukan keperluan pekerjaaan
9. Mengoprasikan mesin
10. Memeriksa mesin sesuai spesifikasi
b. Langkah kerja
1. Pasang kepala pembagi pada mesin frais (pasang mengunakan baut)
2. Setting kepala pembagi hingga center denggan meja frais
3. Pasang bahan/material dengan mandril (cekam pada rotary table)
4. Pasang pisau yang akan di gunakan pada mesin frais
5. Setting nol antara pisau dengan benda kerja
6. Jika sudah nol lakukan pemakan 0,3 mm dan jalankan meja ke arah kanan
secara otomatis dan kembali ke kiri dengan tidak memakan benda kembali
lakukan pemakanan secara bertahap hingga masuk ukuran 2,5 mm
7. Jika sudah masuk ukuran 2,5 mm bebaskan pisau kemudian putar kepala
pembagi kemudian lakukan pemakanan hingga 2,5 mm
8. Ulang proses no 6 dan 7 hingga sudah berbentuk roda gigi
9. Jika sudah selesai bersihkan benda kerja mengunakan kompresor, kemudian
lepas benda kerja dari kepala pembagi kemudian rapikan mengunakan kikir
kecil dan lepas benda kerja dari mandril.
a. Persiapan
1. Pesiapkan benda kerja yang selesai di las
2. Persiapkan mesin gerinda tangan (gerinda amplas
3. Persiapkan mesin gerinda duduk (gerinda poles)
4. Menerapkan prinsip K3
5. Menggunakan mesin sesuai pekerjaan
b. Langkah kerja
1. Gerinda sisi benda yang masih tajam
2. Lakukan penggerindaan secara satu arah (tangan kiri memegang benda, tangan
kanan memegang gerinda)
3. Lakukan dengan hati-hati dan teliti
4. Setelah semua sisi benda digerinda, selanjutnya memoles bagian benda
5. Bagian yang dipoles yaitu bagian yang ada bekas las-lasannnya
6. Usahakan memoles secara satu arah
7. Hati-hati dan teliti agar hasil nya lebih baik
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan laporan Praktek Kerja Industri yang ditulis oleh
penyusun, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya di bidang
industri mendorong pula perkembangan peralatan permesinan pada PT.
Pura Barutama Unit Engineering.
2. Mesin yang berada di workshop PT. Pura Barutama mempunyai tingkat
efisiensi tinggi.
3. Mesin memiliki program yang canggih, sehingga sangat membantu
operator dalam mengerjakan benda kerja yang sangat rumit bentuknya.
4. Perawatan mesin dilakukan operator setiap hari mulai dari pengecekan oli
mesin sampai membersihkan sisa-sisa pembubutan dan kotoran yang
menempel di mesin
5. Perawatan sangat penting di lakukan pada suatu mesin, karena selain
mencegah kerusakan kerusakan pada mesin juga akan meningkatkan
output atau kualitas produksi
Saran
Dari hasil Praktek Kerja Industri di PT. Pura Barutama Unit
Engineering selam tiga bulan, ada beberapa saran yang perlu penyusun
sampaikan :
a. Efisiensi kerja harus lebih ditingkatkan dengan menerapkan disiplin kerja
yang baik.
b. Agar efisiensi mesin tetap tinggi, maka jika terdapat peralatan atau spare
part yang sudah rusak atau tidak layak lagi, agar secepatnya diganti. Agar
pengopersian mesin lebih maksimal.
c. Bagi Siswa yang melakukan Praktek Kerja Industri hendaklah
memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin.
Demikian yang bisa penyusun sampaikan. Semoga laporan Praktek Kerja
Industri ini dapat berguna bagi pembaca pada khususnya dan bagi masyarakat
kampus pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA