Anda di halaman 1dari 80

Nama :

……….…….…………….…..
NIM :
…………………….………....

PETUNJUK PRAKTIKUM
FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG
DAN OPTIK

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN

KAMPUS :
Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat,
Duri Kosambi, Cengkareng
Jakarta Barat 11750
Telp. 021-5440342 - 44. ext 1306
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Tata Tertib Dan Kriteria Kelulusan


Praktikum Fisika Dasar IT-PLN

1. Praktikum harus diikuti sekurang-kurangnya 90% dari jumlah total praktikum yang
diberikan. Jika syarat tersebut tidak dipenuhi maka praktikum dinyatakan tidak
lulus.
2. Nilai praktikum ditentukan dari nilai:
a. Tugas rumah/Tugas pendahuluan
b. Test awal
c. Aktivitas selama praktikum
d. Laporan
e. Presentasi laporan
3. Nilai akhir praktikum dihitung dari rata-rata nilai praktikum.
4. Kelulusan praktikum ditentukan berdasarkan nilai akhir praktikum dimana nilai
akhir praktikum ≥ 56
5. Lain-lain:
a. Berperilaku dan berpakaian sopan (pakaian berkerah bukan kaos dan bersepatu
bukan sandal), jika tidak dipenuhi maka praktikan akan dikenakan sanksi 1.
b. Mengenakan jaslab dan mengisi daftar absensi serta membawa kartu
praktikum, jika tidak dipenuhi maka praktikan dikenakan sanksi 2.
c. Praktikan tidak lulus test awal tidak diizinkan mengikuti praktikum.
d. Praktikan harus mentaati semua aturan praktikum.
e. Praktikan harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh asisten dan instruktur
praktikum.
f. Jika selama praktikum berlangsung, praktikan merusak/ memecahkan/
menghilangkan alat, maka praktikan harus bertanggung jawab.
g. Selama praktikum berlangsung praktikan tidak boleh keluar masuk ruangan
tanpa keperluan yang jelas. Khusus untuk keperluan buang air, praktikan harus
meminta izin terlebih dahulu kepada asisten.
h. Tidak diperkenankan menggunakan handphone selama praktium berlangsung.
i. Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban (tidak boleh gaduh/ribut), apabila
dilanggar akan dikenakan sanksi 1.

LABORATORIUM FISIKA DASAR i


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

j. Informasi praktikum dan hal-hal yang berhubungan dengan praktikum dapat


dilihat pada papan pengumuman di jurusan maupun di gedung laboratorium
fisika dasar.
k. Secara umum tidak diadakan praktikum susulan.
6. Jenis sanksi-sanksi:
a. Sanksi 1 : Nilai modul bersangkutan dikurangi 10
b. Sanksi 2 : Nilai modul yang bersangkutan dikurangi 30%

LABORATORIUM FISIKA DASAR ii


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Contoh format cover tugas rumah & laporan diketik komputer (berwarna)
di kertas A4 :

Format PDF : LP_M1_NIM_NAMA.PDF Format PDF : TP_M1_NIM_NAMA.PDF

Contoh Lembar Tugas Rumah dan Laporan :

Susunan Laporan

1. Judul
2. Tujuan
3. Alat Dan Perlengkapan
4. Teori
5. Cara Kerja/Langkah Percobaan
6. Data Pengamatan
7. Tugas Akhir
8. Analisa
9. Kesimpulan
10. Teori Tambahan

Margin Border :

KIRI : 2 cm
KANAN : 1.5 cm
ATAS : 2 cm
BAWAH : 2 cm

LABORATORIUM FISIKA DASAR iii


MODUL I
VOLTMETER DAN AMPEREMETER

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL I
VOLTMETER DAN AMPEREMETER

I. TUJUAN
1. Mengukur kuat arus dan beda tegangan ( pada rangkaian arus searah ).
2. Mengukur tahanan dalam voltmeter ( RV ) dan amperemeter ( RA ).
3. Mengenal daerah pengukuran voltmeter dan amperemeter.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Voltmeter.
2. Amperemeter.
3. Sumber tegangan ( DC ).
4. Bangku hambatan.
5. Kabel-kabel penghubung.
6. Variabel resistor.

III. TEORI
Mengukur Kuat Arus Dan Beda Potensial
Untuk pengukuran kuat arus digunakan amperemeter yang dipasang seri ( gambar 1a ),
sedangkan pengukuran beda tegangan digunakan voltmeter yang dipasang secara paralel (
gambar 1b ).

E E

_
R (Variabel Resistor)
R (Variabel Resistor) A

+ _
+ V

_ _
+ RB + RB

LABORATORIUM FISIKA DASAR 1


Gambar 1a Gambar 1b
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Bila digunakan pengukuran secara serempak, dilakukan seperti gambar 2a atau gambar 2b.
E E

_ R (Variabel Resistor)

R (Variabel Resistor) _ _

+
+
A A
+ _
RB
V +

+ _
V
_
+ RB

Gambar 2a Gambar 2b

Dalam pengukuran ini salah satu alat menunjukkan hasil yang sebenarnya yaitu voltmeter
pada gambar 2a dan amperemeter pada gambar 2b. Kesalahan ini dapat dikoreksi bila
diketahui tahanan dalam dari alat.

B. Mengukur Tahanan Dalam


1. Amperemeter
Cara pertama ( gambar 3a ).
Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter
( I ), maka harga tahanan dalam amperemeter ( RA ) adalah :
V
RA = ……………………..………………………………..............( 1 )
I

E E

_ _ _ _

A V A RB
R (Variabel Resistor) R (Variabel Resistor)
+ + + +

Gambar 3a Gambar 3b

LABORATORIUM FISIKA DASAR 2


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Cara kedua ( gambar 3b ).


Pengukuran dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum RB dipasang dan sesudah RB
dipasang.
Bila arus yang terbaca pada amperemeter sebelum dan sesudah RB dipasang masing-
masing adalah I1 dan I2, maka :

I1 − I2
RA = RB ……………………………………………..……….( 2 )
I2

2. Voltmeter
Cara pertama ( gambar 4a ).
Dengan mengukur harga yang terbaca pada voltmeter ( V ) dan amperemeter
( I ), maka harga tahanan dalam voltmeter ( RV ) tersebut adalah :

V
RV = ……...………………………………………………............( 3 )
I

Cara kedua ( gambar 4b ).


Pengukuran dilakukan dua kali yaitu sebelum RB dipasang dan sesudah RB dipasang.
Bila tegangan yang terbaca pada voltmeter saat sebelum dan sesudah RB dipasang
masing-masing adalah V1 dan V2, maka :

V1 − V2
RV = RB …………...…………………………………………( 4 )
V2

E E

_
_
_

V RB
R (Variabel Resistor) V R (Variabel Resistor)
+
+
+
A
_
+

Gambar 4a Gambar 4b

LABORATORIUM FISIKA DASAR 3


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Mengubah Batas Ukur Amperemeter / Voltmeter


Amperemeter / voltmeter mempunyai batas ukur yang tertentu. Simpangan maksimum dari
alat ini menunjukkan harga sesuai batas ukur. Bila ingin merubah batas ukur alat tersebut
harus ditambahkan sebuah tahanan, yang dipasang secara pada amperemeter (gambar 5b)
dan dipasang secara seri dengan voltmeter (gambar 5a).

G
A
_
+

_ G
V
_ _
+

R2
+

+
R1

Gambar 5a Gambar 5b

Untuk merubah batas ukur amperemeter dari I ampere menjadi n x I ampere, harus
dipasang tahanan ( shunt ) sebesar :

RA
R1 = ……………………………………………………….………..( 5 )
n −1

Sedangkan untuk merubah batas ukur voltmeter dari V volt menjadi n x V volt, harus
dipasang tahanan sebesar :

R2 = ( n − 1 ) RV …………...……………………………………………..( 6 )

IV. DAFTAR PUSTAKA


Tyler F, A Laboratory Manual of Physics, 1967

V. TUGAS RUMAH
1. Dengan melihat cara ( letak ) pengukuran ( gambar 1a dan 1b ), bagaimana seharusnya
tahanan dalam sebuah amperemeter dan voltmeter yang baik (mendekati kebenaran
pengukuran) ? Jelaskan !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 4


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

2. Dapatkah sebuah amperemeter dijadikan sebuah voltmeter ? Apakah syaratnya dan


bagaimana rangkaiannya !
3. Turunkan persamaan ( 2 ) dan ( 4 ) ?
4. Sebenarnya persamaan ( 2 ) dan ( 4 ) kurang tepat. Apakah syaratnya dan bagaimana
koreksinya ? Jelaskan !

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


* Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
1. Susun rangkaian seperti gambar 3a.
2. Atur sumber tegangan sehingga didapatkan arus tertentu.
3. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter.
4. Ulangi langkah percobaan 2 dan 3 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan (
ditentukan oleh asisten ).
5. Susun rangkaian seperti gambar 3b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.
6. Atur sumber tegangan sehingga didapat kuat arus tertentu.
7. Catat penunjukkan amperemeter.
8. Hubungkan RB, catat harga RB yang digunakan dan catat juga penunjukkan amperemeter.
9. Ulangi langkah percobaan 8 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh
asisten ).
10. Susun rangkaian seperti gambar 4a.
11. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu.
12. Catat penunjukkan voltmeter dan amperemeter.
13. Ulangi langkah percobaan 11 dan 12 untuk beberapa harga kuat arus yang berlainan (
ditentukan oleh asisten ).
14. Susun rangkaian seperti gambar 4b, tetapi bangku hambatan ( RB ) belum dihubungkan.
15. Atur sumber tegangan untuk mendapatkan kuat arus tertentu.
16. Catat penunjukkan voltmeter.
17. Hubungkan RB, catat harga RB yang digunakan dan catat juga penunjukkan voltmeter.
18. Ulangi langkah percobaan 17 untuk beberapa harga RB yang berlainan ( ditentukan oleh
asisten ).
19. Ukur tegangan sumber dengan alat presisi ( tanyakan asisten ).
20. Catat batas ukur dari amperemeter dan voltmeter.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 5


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL I (VOLTMETER DAN AMPEREMETER)

KELOMPOK: P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

1. Mengukur tahanan dalam amperemeter

GAMBAR 3A
No. V( ) I( ) R( )

GAMBAR 3B
No. RB ( ) I tanpa RB ( ) I dengan RB ( )

Vsumber : Volt

LABORATORIUM FISIKA DASAR 6


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

2. Mengukur tahanan dalam voltmeter

GAMBAR 4A
No. V( ) I( ) R( )

GAMBAR 4B
No. RB ( ) V tanpa RB ( ) V dengan RB ( )

Vsumber : Volt

V1 = V tanpa RB
V2 = V dengan RB

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Hitung tahanan dalam dari amperemeter yang diselidiki dengan :
a. Hasil percobaan dengan gambar 3a !
b. Hasil percobaan dengan gambar 3b !
2. Hitung tahanan dalam dari voltmeter yang diselidiki dengan :
a. Hasil percobaan dengan gambar 4a !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 7


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

b. Hasil percobaan dengan gambar 4b !


3. Dari hasil perhitungan pertanyaan no. 2a berilah koreksi terhadap hasil perhitungan
pertanyaan no. 2b ( dengan diketahui tegangan sumber E ) !
4. Apakah besarnya harga koreksi tergantung pada harga RB ! Jelaskan !
5. Apakah hasil perhitungan pertanyaan 1b perlu dikoreksi mengingat besarnya kesalahan-
kesalahan yang timbul dalam pengukuran ! Jelaskan !
6. Dari hasil perhitungan untuk RA yang didapat, berapakah harga tahanan shunt yang
diperlukan untuk merubah amperemeter yang dipakai menjadi amperemeter masing-
masing dengan skala maksimum 50 mA, 500 mA dan 5 mA !
7. Hitung tahanan muka untuk voltmeter yang dipakai, bila batas ukur masing-masing
dijadikan 10 volt, 50 volt dan 100 volt !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 8


MODUL II
JEMBATAN WHEATSTONE

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL II
JEMBATAN WHEATSTONE

I. TUJUAN
Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan metoda “Jembatan Wheatstone”.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Sumber arus atau tegangan ( DC ).
2. Bangku hambatan ( resistor box ).
3. Komutator.
4. Galvanometer.
5. Dawai hambatan geser dengan mistar.
6. 3 hambatan yang akan ditentukan besarnya.
7. Kabel-kabel penghubung.

III. TEORI
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti yang
terlihat pada gambar 1.

I3 I4

RB RX
A B
G
R1 R2

I2 I1

Gambar 1. Skema Jembatan Wheatstone

LABORATORIUM FISIKA DASAR 9


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Dalam prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat A-B seperti pada gambar 2.

Dimana ; ST : sumber tegangan dc


K : komutator
RB : hambatan yang diketahui ( berupa bangku hambatan )
RX : hambatan yang harus dicari harganya
G : galvanometer
L = A-B : kawat hambatan lurus pada mistar

C +
G
+
+ K
4 RX
RB 3 - - ST
-
-

I3 I4
D

A B

L1 L2

Mistar :

A B
L1 L2

Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone

Jika jarum galvanometer ( G ) menunjuk nol, berarti tidak ada arus yang melalui G. Jadi tidak
ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :

VC = VD …………………………………………….......……………............( 1 )

LABORATORIUM FISIKA DASAR 10


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Maka akan didapat persamaan :

R2
RX = RB ……………………….………………………………............…( 2 )
R1

Jika kawat A-B serba sama dengan hambatan tiap satuan panjang, maka persamaan (2)
menjadi :

L2

A
RX = RB
L1

A

Atau

L2
RX = RB …………………….……………………………………………( 3 )
L1

Di sini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan L1,
atau panjang kawat antara BD dan AD.

Bila letak RB dan RX ditukar maka berlaku persamaan :

L1
RX = RB …………………….……………………………………………( 4 )
L2

IV. DAFTAR PUSTAKA


Blocmen, A. F. P, H. dan Mesritz, A.D. Alat-alat ukur listrik dan rangkaiannya

V. TUGAS RUMAH
1. Apa bunyi hukum Kirchoff ?
2. Apa bunyi hukum Ohm ?

LABORATORIUM FISIKA DASAR 11


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

3. Buktikan rumus ( 2 ) dan ( 4 ) dengan analisa hukum-hukum di atas ( sertakan juga gambar
rangkaiannya ) !
4. Buktikan bila kawat ukur serba sama, maka didapat persamaan seperti di bawah ini !
L2 R2
=
L1 R1

5. Apa guna galvanometer ? Jelaskan prinsip kerjanya !


6. Apa yang dimaksud dengan rangkaian seri dan paralel ? Gambar rangkaiannya dan berilah
tanda kutub-kutub negatif dan positif ! Bagaimana mencari hambatan penggantinya !
7. Apa guna komutator ? Jelaskan cara kerjanya !
8. Berikan definisi 1 ampere yang berhubungan dengan percobaan ini ?

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Susun rangkaian seperti pada gambar ( 2 ), komutator K tetap terbuka dan belum
dihubungkan dengan sumber arus.
3. Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten, barulah komutator dihubungkan dengan sumber
arus.
4. Tentukan besar hambatan resistor box.
5. Arus mula-mula dipasang minimum dengan cara mengatur hambatan pengatur yang ada di
dalam sumber arus atau tegangan yang terkecil.
6. Buat arus menjadi lebih besar sedikit demi sedikit, atur kontak geser D sehingga
galvanometer menunjukkan angka nol.
7. Catat panjang L1 dan L2.
8. Ganti arah arus dengan mengubah kedudukan komutator K. Ulangi langkah percobaan 4
s/d 6.
9. Tukar letak RB dan RX ( RB terletak pada tempat RX semula ).
10. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 6 untuk kedudukan ini.
11. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk RX yang lain.
12. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk tiga RX yang dihubung seri.
13. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 8 untuk tiga RX yang dihubung paralel.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 12


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL II (JEMBATAN WHEATSTONE)

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

Kedudukan D RX (Ω)
Sisi Tahanan RB
Sebelum Komutasi Sesudah Komutasi Sebelum Sesudah
Sisi Sisi (Ω) L1 (cm) L2 (cm) L1 (cm) L2 (cm) Komutasi Komutasi
I II III IV V VI VII VIII IX
RB RX1
RX1 RB
RB RX2
RX2 RB
RB RX3
RX3 RB
RB RXseri
RXseri RB
RB RXparalel
RXparalel RB

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Gambarlah rangkaian Jembatan Wheatstone !
2. Hitung harga masing-masing RX dengan persamaan ( 3 ) dan ( 4 ) !
3. Hitung RX dalam keadaan seri menurut teori ( rumus rangkaian seri ) !
4. Hitung RX dalam keadaan paralel menurut teori ( rumus rangkaian paralel ) !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 13


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

5. Hitung RX dalam keadaan seri menurut hasil percobaan dengan persamaan


( 3 ) dan ( 4 ) !
6. Hitung RX dalam keadaan paralel menurut hasil percobaan dengan persamaan ( 3 ) dan
(4)!
7. Bandingkan hasil pertanyaan no. 3 dengan pertanyaan no. 5 !
8. Bandingkan hasil pertanyaan no. 4 dengan pertanyaan no. 6 !
9. Jika sumber arus diperbesar, ketelitian akan menjadi besar. Mengapa demikian ? Jelaskan
!
10. Apa guna dawai hambatan geser di dalam percobaan ini

LABORATORIUM FISIKA DASAR 14


MODUL III
HUKUM OHM

LABORATORIUM FISIKA DASAR


SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN
201
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL III
HUKUM OHM

I. TUJUAN
1. Menentukan karakteristik beberapa komponen listrik dengan menggunakan amperemeter
dan voltmeter.
2. Mengenal hubungan seri dan paralel.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Amperemeter.
2. Voltmeter.
3. Sumber tegangan ( DC ).
4. Beberapa elemen listrik ( resistor, lampu, NTC dan dioda ).
5. Kabel-kabel penghubung.

III. TEORI
Sebuah elemen listrik X yang mempunyai hambatan R bila dihubungkan dengan sumber
tegangan V, maka pada elemen listrik X tersebut akan mengalir arus listrik sebesar I. Jika
elemen listrik X terbuat dari hambatan biasa, maka pada umumnya grafik karakteristik I vs V
adalah linier dan memenuhi persamaan :

V = I R………………………………..…………………………..…............( 1 )

Dimana : V : beda potensial antara ujung-ujung elemen / hambatan


I : kuat arus yang melalui elemen / hambatan
R : besarnya hambatan

LABORATORIUM FISIKA DASAR 15


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Elemen-elemen listrik ada juga yang mempunyai hubungan tidak linier.

Daya ( P ) yang diberikan pada elemen listrik adalah :

P = V I………………………………...…………………………….............( 2 )
Pada percobaan ini digunakan rangkaian metode I dan metode II ( lihat gambar 1 dan gambar
2 ).
+

+
_ _
A A
+

+
+

+
V V
+

+
X X
_ _ _
_
_ _

Gambar 1. Metode I Gambar 2. Metode II

Metode I memberikan pengukuran tegangan yang sebenarnya pada elemen X, sedangkan


metode II memberikan pengukuran kuat arus yang sebenarnya yang melalui elemen X.

Dioda Lampu
NTC Resistor

Gambar 3. Elemen listrik X

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Sears-Zemansky, College Physics, Add. Wesley
2. Halliday & Resnick, Fisika, Erlangga, 1993

V. TUGAS RUMAH
1. Apakah bunyi hukum ohm ?
2. Jelaskan fungsi tiap-tiap elemen listrik berikut !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 16


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

a. Resistor
b. Dioda dalam percobaan ini
c. NTC
d. PTC
3. Apa pengaruh temperatur suatu komponen / elemen terhadap hambatannya. Jelaskan !
4. Apakah yang dimaksud dengan “hambatan ohmic“ dan “hambatan non-ohmic“. Jelaskan
dengan grafik !
5. Sebutkan jenis-jenis dioda berdasarkan bahannya. Jelaskan !

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Susun rangkaian seperti pada gambar 1 ( metode I ) dengan memakai lampu, dan jangan
dihubungkan dengan sumber / jaringan tegangan dahulu. Perhatikan besarnya tegangan
listrik yang harus digunakan.
3. Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten, dengan persetujuannya barulah rangkaian
dihubungkan dengan sumber tegangan.
4. Cobalah beberapa harga tegangan dari yang kecil ke yang besar ( tanyakan pada asisten
harga-harga ini ), begitu pula sebaliknya dari yang besar ke yang kecil. Catat kuat arus dan
tegangan yang ditunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter.
5. Ulangi langkah percobaan di atas menggunakan termistor NTC, resistor dan dioda.
6. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 4 menggunakan dua komponen / elemen yang dihubung
secara seri.
7. Ulangi langkah percobaan 5 tetapi menggunakan dua komponen yang dihubung secara
paralel.
8. Ulangi langkah percobaan 2 s/d 6 untuk rangkaian gambar 2 ( metode II ).

LABORATORIUM FISIKA DASAR 17


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR 18


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Catat kuat arus dan tegangan yang ditunjukkan oleh amperemeter dan voltmeter pada setiap
kombinasi rangkaian, kemudian hitunglah nilai hambatannya !
2. Buat grafik, tentukan yang ohmic dan non-ohmic. Jelaskan !
3. Dalam gambar 1 ( metode I ) amperemeter menunjukkan kuat arus yang melalui komponen
dan voltmeter. Bagaimana cara memberi koreksi bila diketahui hambatan dalam voltmeter
( RV ) ?
4. Bagaimana dengan gambar 2 ( metode II ) ?
5. Rangkaian manakah yang lebih baik untuk percobaan ini ?
6. Apakah pengaruh hambatan dalam amperemeter ( RA ) dan hambatan dalam voltmeter (
RV ) pada rangkaian ! Jelaskan !
7. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, jenis dioda manakah yang digunakan ?

LABORATORIUM FISIKA DASAR 19


MODUL IV
ARUS BOLAK – BALIK

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL IV
ARUS BOLAK – BALIK
I. TUJUAN

1. Menentukan besaran besaran dalam arus bolak-balik.


2. Mengukur besaran dalam arus bolak-balik.
3. Melakukan Percobaan resonansi dalam arus bolak-balik.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Catu daya
2. Papan perangkat 216 lubang
3. Resistor 10 kΩ
4. Kumparan 250 lilitan
5. Kumparan 500 lilitan
6. Kumparan 1000 lilitan
7. Kapasitor 1 µF, 35 V
8. Kapasitor 470 µF, 25 V
9. Kapasitor 1000 µF, 16 V
10. Kapasitor 4,7 µF, 35 V
11. Generator Frekuensi Audio
12. Kotak Hambatan : 0 – 10 Ω
0 – 100 Ω
0 – 1000 Ω
13. Saklar satu katub
14. Multimedia Digital
15. Jembatan Penghubung
16. Kabel Penghubung

III. TEORI DASAR

Arus bolak-balik merupakan arus listrik yang besar dan arahnya berubah-ubah. Bentuk
arus bolak-balik yang paling sederhana secara matematis adalah sinusoidal. Jumlah
muatan yang lewat dalam selang waktu antara t dan t+ dt ditunjukan oleh luas yang
dibatasi kurva I(t) dengan sumbu t, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

dq = I(t)dt

Arus yang diukur oleh amperemeter pada listrik bolak-balik merupakan arus efektif,
Ief, yang sering disebut sebagai Irms.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 20


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Pada percobaan ini akan dipelajari tentang arus dan tegangan yang ada pada induktor
dan kapasitor sesuai dengan karakteristik listrik bolak-balik. Pertama-tama, tinjau
rangkaian seri RL seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Rangkaian seri RL.

Jika induktor murni, L, dialiri arus bolak-balik I, maka akan timbul GGL induksi
sebesar

E = -LdI/dt sehingga dikedua ujungnya ( A – B ) akan muncul beda potensial sebesar :

V AB = RI – E

V AB = RI + LdI / dt
𝜋
V AB = RIef √2COS( ωt ) + L ω Ief √2COS( ωt + )......................................(1)
2

Persamaan (1) dapat disederhanakan dalam bentuk :

V AB = Vm COS ( ωt + Ø ) ...............................................................................(2)

Vm dan Ø dicari menggunakan diagram fasor dengan langkah-langkah sebagai


berikut :

1. Ubah nama fungsi kedalam fungsi cosinus


2. Ubah fungsi tersebut menjadi vektor fasor, misalnya persamaan (2) menjadi VAB
= Vm < Ø ......................................................................................(3)
3. Gambarkan vektor tersebut seperti dalam gambar 2 dengan asumsi t = 0

Gambar 2. Vektor tegangan rangkaian RL

LABORATORIUM FISIKA DASAR 21


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Dari gambar 2 diperoleh :

VAB = VR + VL

VR = RIef√2 < 0

𝜋
VL = L ω Ief √2 <
2

Kemudian diperoleh :

Vm = [(𝑅I𝑒𝑓√2)2 ]1/2 = Ief√2√𝑅 2 + (𝜔𝐿)2

𝜔𝐿
Ø = tan-1
𝑅

Bentuk diatas dapat juga kita tuliskan sebagai Vm = Z Ief√2

Z adalah impedansi dengan satuan ohm. Impedansi diperoleh dengan rumus :

Z = √𝑅 2 + (𝜔𝐿)2 = √𝑅 2 + 𝑋𝐿2 ..................................................................... (4)

Reaktansi XL = Ωl . Impedansi Z juga dapat digambarkan dalam diagram fasor sebagai


berikut :

Gambar 3. Diagram fasor impedansi, reaktansi induktif, hambatan.

Karakteristik untuk rangkaian RC juga dapat diturunkan dengan cara serupa. Jika pada
rangkaian seri RL tegangan mendahului arus, maka pada rangkaian seri RC tegangan
mengalami keterlambatan arus, Sehingga,

Gambar 4. Diagram Fasor impedansi, reaktansi kapasitif, hambatan.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 22


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

1 2
Z = √𝑅 2 + = √𝑅 2 + 𝑋𝐶2 ...........................................................................(5)
(𝜔𝐶)

Untuk impedansi rangkaian RLC diperoleh :

Gambar 5. Diagram fasor impedansi, reaktansi kapasitif, reaktansi, kapasitif, hambatan.

Z= √𝑅 2 + (X𝐿 − X𝐿)2 ........................................................................................(6)

Jika nilai XL = Xc , maka kondisi ini disebut sebagai peristiwa resonansi rangkaian RLC.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Pudak Scientific, Manual Arus Bolak – Balik

V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan Resonansi listrik?
2. Sebutkan perbedaan antara arus bolak balik (AC) dengan arus searah (DC)?
3. Apa yang dimaksud dengan raktansi induktif? Apa simbol dan satuan, serta persamaannya?
4. Apa yang dimaksud dengan reaktansi kapasitif? Apa simbol dan satuan, serta
persamaannya?
5. Apa dimaksud dengan impedansi? Apa simbol dan satuannya, serta bagaimana
persamaannya?

VI. PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melaksanakan percobaan ukur temperatur dan tekanan ruangan sesudah dan
sebelum pratikum.

➢ Mengukur tegangan efektif sumber arus bolak – balik


1. Atur multimeter pada mode pengukuran voltmeter AC dengan batas 20V.
2. Hubungkan probe ke terminal AC, kemudian atur tegangan keluaran di 3V.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 23


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

3. Amati tegangan yang terukur dari catu daya AC, kemudian catat hasilnya pada
tabel dibawah ini.
4. Balikan probe multimeter tersebut, amati dan catat hasilnya.
5. Ulangi langkah percobaan diatas untuk nilai tegangan keluarkan 6V, 9V, dan 12V.

➢ Mengukur impedansi rangkaian arus bolak-balik Rangkaian RL


1. Siapkan kumparan induktor 250, 500, dan 1000 lilitan serta kotak hambatan 0 – 10
Ω, 0 - 100 Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susun rangkaian induktor seperti gambar dibawah ini :

E : Sumber arus Listrik


L : Induktor
RL :Hambatan dalam induktor
S : Saklar

3. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125 Ω.


4. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20V untuk pengukuran tegangan,
dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
5. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda potensial
antara ujung induktor ( VL ) dan ukur arus I yang mengalir pada rangkaian. Catat
nilainya pada tabel dibawah ini.
6. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500 Ω.
Catat nilai arus tegangannya.
7. Ualngi langkah 5 – 6 dengan menggunakan kumparan induktor 500 dan 1000
lilitan.

➢ Rangkaian RC
1. Siapkan kapasitor 1 µF , 470 µF, 1000 µF dan kotak hambatan 0 – 10 Ω, 0 - 100
Ω, dan 0 - 1000 Ω .
2. Susunlah rangkaian kapasitor AC seperti dibawah ini.

Gambar 7. Rangkaian RC.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 24


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

E : Sumber arus searah ( catu daya )


C : kapasitor
R : Resistor
S : Saklar
3. Atur kotak hambatan agar memberikan nilai 125Ω .
4. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran tegangan,
dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
5. Nyalakan sumber arus searah catu daya AC 12 V kemudian ukur beda potensial
antara ujung kapasitor (VC) dan ukur arus I yang mengalir pada rangkaian. Catat
nilainya pada tabel di bawah ini
6. Ulangi percobaan dengan mengatur kotak hambatan R menjadi 250 Ω dan 500
Ω. Catat nilai arus dan tegangannya.
7. Ulangi langkah 5 - 6 dengan menggunakan kapasitor 470 µF, dan 1000 µF

➢ Rangkaian RLC
1. Siapkan salah satu kapasitor misalnya kapasitor 470 μF, kumparan 1000 lilitan,
dan hambatan 100Ω.
2. Susunlah rangkaian RLC seperti gambar di bawah ini :

Gambar 8. Rangkaian RLC.


3. Atur multimeter pada pengukuran tegangan AC 20 V untuk pengukuran
tegangan, dan arus 200 m untuk pengukuran arus.
4. Amati dan catat beda potensial VL, VC, dan VR yang terukur, kemudian
catat pula nilai arus I yang terbaca oleh multimeter
5. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z.

➢ Resonansi Rangkaian RLC


1. Susunlah rangkaian RLC secara seri seperti gambar di bawah ini menggunakan
kumparan 1000 lilitan, hambatan 1 Ω dari kotak hambatan, dan kapasitor 4,7 μF.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 25


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Gambar 9. Rangkaian RLC seri. SG : generator frekuensi audio.

2. Dalam rentang frekuensi 100 – 500 Hz dengan selang 50 Hz, carilah nilai frekuensi
resonansi rangkaian RLC. Catat nilai tegangan dan arus yang dihasilkan. Kemudian
hitung impedansinya.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 26


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL IV ARUS BOLAK-BALIK


KELOMPOK : P awal : P akhir :
JURUSAN : T awal : T akhir :

1. Tabel data pengukuran tegangan

2. Tabel data RL

3. Tabel data RC

4. Tabel data RLC

LABORATORIUM FISIKA DASAR 27


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

5. Tabel data resonansi RLC


f (Hz) V (V) I (A) Z (Ω)

100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

LABORATORIUM FISIKA DASAR 28


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

➢ Mengukur tegangan efektif sumber arus bolak-balik


1. Berdasarkan hasil pengukuran tegangan efektif pada arus bolak-balik,
berbedakah nilainya jika probe multimeter dibalikkan? Jelaskan jawabanmu!

➢ Mengukur impedansi rangkaian arus bolak-balik Rangkaian RL


1. Dari hasil pengukuran nilai tegangan dan arus yang diperoleh, hitunglah nilai
reaktansi induktif XL dan impedansi Z untuk masing-masing induktor.
2. Pada tiap lilitan induktor dengan hambatan R yang bervariasi, berbedakah
nilai reaktansi induktif XL yang terukur? Jelaskan.
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai reaktansi induktif XL.

➢ Rangkaian RC
1. Dari hasil pengukuran nilai tegangan dan arus yang diperoleh, hitunglah
nilai reaktansi kapasitif XC dan impedansi Z untuk masing-masing
kapasitor.
2. Pada tiap nilai kapasitor dengan hambatan R yang bervariasi,
berbedakah nilai reaktansi kapasitor XC yang terukur? Jelaskan.
3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai reaktansi kapasitif XC.

➢ Rangkaian RLC
1. Hitung nilai reaktansi induktif XL, kapasitif XC, dan impedansi Z

➢ Resonansi Rangkaian RLC

1. Buatlah grafik tegangan V terhadap frekuensi f dan arus I terhadap frekuensi f pada
bagian kosong di bawah ini berdasarkan data yang diperoleh!
2. Berapakah nilai frekuensi resonansi rangkaian?
3. Jelaskan apa yang terjadi saat rangkaian beresonansi! Bagaimanakah nilai
tegangan dan arus yang dihasilkan?
4. Jelaskan grafik V-f dan I-f yang diperoleh.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 29


MODUL V
MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL V
MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA

I. TUJUAN

1. Mempelajari hubungan antara medan magnet dengan arus listrik


2. Mempelajari hubungan antara medan magnet dengan jumlah lilitan per satuan
panjang
3. Menentukan nilai tetapan permeabilitas μ.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN

1. Catu daya, 3 A, 12 V, regulasi


2. Solenoida 50 cm
3. Rheostat 2-10 Ohm, 4A
4. Kabel penghubung 50 cm, merah
5. Sensor medan magnet (BT-plug)
6. Eurolab interface
7. Multimeter digital
8. Kabel penghubung 50 cm, hitam

III. TEORI

Solenoida merupakan sebuah


kumparan kawat yang diameternya
sangat kecil dibanding panjangnya.
Sebuah solenoida dibuat dengan cara
melilitkan kawat pada sebuah tabung
dalam jumlah lilitan tertentu. Jika
solenoida dialiri arus listrik, maka
akan timbul medan magnet di dalam
solenoida tersebut. Besarnya medan
magnet di dalam solenoida
dinyatakan dengan persamaan:
B = μ0 . n. I ………………………………………….. (1)

LABORATORIUM FISIKA DASAR 30


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

B : Kuat medan magnet (Tesla)

μ0 : Tetapan permeabilitas pada ruang hampa (Tesla-meter/Ampere),

nilainya 4π.10-7 Tm/A.

n : Jumlah lilitan kawat per satuan panjang solenoida (lilitan/m)


I : Arus listrik (Ampere)

Jumlah lilitan kawat per satuan panjang diperoleh dari:

N : jumlah lilitan (lilitan)

l : panjang solenoida (m)

Namun, pada kenyataan, percobaan tidak dilakukan di dalam ruang hampa.


Sehingga persamaan yang digunakan adalah:
B = μ . n. I ………………………………………….. (3)

Dengan μ adalah tetapan permeabilitas. Perbandingan antara tetapan permeabilitas


dengan tetapan permeabilitas ruang hampa menghasilkan tetapan permeabilitas
relative (k). pada percobaan ini permeabilitas relatif udara, Karena medium tempat
diukurnya medan magnet di tengah solenoida adalah udara. K ditentukan dari:

IV. DAFTAR PUSTAKA

Pudak Scientific, Manual medan dalam solenoida PEF 300

V. TUGAS RUMAH

1. Apa yang dimaksud dengan solenoida?

2. Secara teoritis, apakah medan magnetik di dalam solenoida bersifat


homogen dan tidak bergantung ukuran solenoidanya? Jelaskan!
3. Berapakah besarnya tetapan permeabilitas μ0?

4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya medan magnet didalam


solenoida!

LABORATORIUM FISIKA DASAR 31


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Hubungkan sensor medan magnet BT-pllug ke piranti antarmuka Eurolab,
kemudian sambungkan Eurolab ke computer.
2. Perhatikan bahwa satu garis skala pada tabung solenoida bernilai 0,2 cm sehingga
jarak antar garis makro = 1cm. skala total = 54 cm.
3. Susunlah rangkaian alat catu daya, multimeter (mode amperemeter), hambatan
geser (rheostat), dan solenoida secara seri.
4. Nyalakan catu daya pada tegangan 6 v dan nyalakan multimeter untuk pengukuran
arus DC. Pastikan hambatan geser memberi hambatan paling besar sehingga arus
yang dialirkan paling kecil.
5. Buka aktivitas “Medan Magnet dalam Solenoida.cma”pada program coach.

6. Perhatikan nilai medan magnet yang terdeteksi oleh sensor dan pastikan sensor
mendeteksi medan magnet dengan baik (jika nilai yang terukur fluktuatif di
kondisi lingkungan dan konstant jika didekatkan ke magnet, maka sensor
berfungsi dengan baik).

I. Pengaruh arus listrik terhadap kuat medan magnet solenoida

1. Masukkan sensor medan magnet ke dalam solenoida. Pastikan ujung sensor


tepat berada ditengah kumparan.
2. Renggangkan kumparan menjadi 50 cm dan atur agar jarak antar lilitan sama
secara perlahan.
3. Hitung jumlah lilitan solenoida, catat sebagai nilai N.

4. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus dengan menggeser
hambatan geser hingga mencapai nilai 0,4 A.
5. Klik tombol Start pada program coach.

6. Setelah pengukuran selesai, klik kanan pada grafik Process/Analyze

Statistics.

7. Perhatikan jendela statistics yang muncul. Catat nilai Average yang merupakan
nilai medan magnet rata-rata yang dihasilkan saat arus 0,4 A. catat pada table
pengolahan data.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 32


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Gambar 2. Jendela Statistics pada program coach.

8. Ulangi langkah 2-6 untuk kenaikan arus sebesar 0,5 A hingga mencapai arus 2,9

A.

II. Pengaruh jumlah lilitan kawat per satuan panjang terhadap kuat medan
magnet solenoida.
1. Masukkan sensor medan magnet ke dalam solenoida. Pastikan sensor tepat berada
di tengah kumparan.
2. Hitung jumlah lilitan kawat solenoida dana tur panjang solenoida menjadi 20 cm.

3. Nyalakan catu daya dan multimeter. Atur besar arus pada 2,9 A dengan menggeser
hambatan geser.
4. Klik tombol start pada program Coach.

5. Setelah pengukuran selesai, klik kana pada grafik Process/Analyze Statistics.

6. Perhatikan jendela yang muncul. Catat nilai average yang merupakan nilai medan
magnet rata-rata yang dihasilkan saat panjang solenoida 20 cm. catat pada table
pengolahan data.
7. Ulangi langkah 2-7 untuk setiap pertambahan panjang solenoida sebesar 5 cm
hingga mencapai 50 cm

LABORATORIUM FISIKA DASAR 33


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN


MODUL IV (MEDAN MAGNET DALAM SOLENOIDA)
KELOMPOK : Pawal : Pakhir :
JURUSAN : Tawal : Takhir :
Tabel.1

N = Lilitan
l = m
n = /m

I (A) B (mT) B (T)

0,4

0,9

1,4

1,9

2,4

2,9

Table.2

N = lilitan
l = A
I (A) n (/m) B (mT) B (T)

0,20

0,25

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

LABORATORIUM FISIKA DASAR 34


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN

1. Buatlah grafik kuat medan magnet solenoida B terhadap arus I, kemudian hitung
tetapan permeabilitas μ dari kemiringan garis yang diperoleh! (lihat data dari
tabel 1)
2. Buatlah grafik besar medan magnet solenoida B terhadap jumlah lilitan per
meter n, kemudian hitung tetapan perrmeabilitas μ dari kemiringan garis yang
diperoleh! (lihat data dari tabel 2)
3. Hitunglah nilai tetapan permeabilitas relative k berdasarkan persamaan (4)!

k dari percobaan I =

k dari percobaan II =

4. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimanakah hubungan medan magnet di dalam


solenoida dengan arus listrik?
5. Berdasarkan hasil percobaan, bagaimanakah hubungan medan magnet di dalam
solenoida dengan jumlah kumparan atau lilitan kawat per meter?
6. Berbedakah tetapan permeabilitas μ yang diperoleh dari percobaan dengan

tetapan permeabilitas ruang hampa μ0? Apa penyebab perbedaan tersebut?

7. Sebutkan faktor yang mempengaruhi nilai tetapan permeabilitas!

LABORATORIUM FISIKA DASAR 35


MODUL VI
MEDAN MAGNET INDUKSI DAN
MOTOR LISTRIK

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL VI

MEDAN MAGNET INDUKSI DAN MOTOR LISTRIK

I. TUJUAN
1. Menentukan medan magnet diantara dua buah magnet cakram yang dengan kutub
yang berbeda saling berhadapan
2. Memahami hubungan antara torsi magnetik dengan gaya magnetik pada suatu loop
kawat yang dialiri arus listrik dan ditempatkan dalam medan magnetik.
3. Memhami hubungan antara gejala kelistrikan dan kemagnetan melalui fenomena
induksi magnetik.
4. Menentukan nilai kecepatan sudut maksimum suatu loop kawat dengan jumlah
lilitan tertentu dan luasan loop tertentu.
5. Menentukan efisiensi motor listrik dan menyelidiki hubungannya dengan arus input.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Alat percobaan medan magnet induksi dan motor listrik
2. Eurolab (Piranti antarmuka)
3. Gerbang cahaya dengan puli
4. Sensor medan magnet
5. Catu daya
6. Rheostat 0-10 Ohm, 4 A
7. Kabel penghubung merah
8. Kabel penghubung hitam
9. Beban 50 gram
10. Benang
11. Amplas

III. TEORI
Sebuah kawat lurus berarus listrik yang ditempatkan dalam medan magnet akan
mengalami gaya magnetik (Gaya Lorentz), seperti ditunjukkan oleh gambar 1. Besarnya
gaya yang dialami sebanding dengan kuat arus listrik (i), panjang kawat (L), dan kuat
medan magnetik (B) sesuai persamaan berikut:
𝐹⃗ = 𝑖𝑙⃗ 𝑥 𝐵
⃗⃗ ....................................... (1)

Gambar 1

LABORATORIUM FISIKA DASAR 36


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Jika kawat yang digunakan dibuat berbentuk loop, maka selain mengalami gaya
magnetik loop kawat juga akan mengalami torsi magnetik.

Gambar 2.

Besarnya torsi magnetik yang ditimbulkan pada loop kawat diatas dapat dinyatakan
secara umum sebagai berikut:
τ⃗⃗ = 𝑟⃗ 𝑥 𝐹⃗ ....................................... (2)

Pada loop kawat diatas, besarnya gaya magnetik adalah F = iLB. Maka torsi magnetik
yang dihasilkan adalah τ = iLBr + iLBr = 2iLBr.
Jika luasan permukaan yang dilingkupi oleh loop kawat dinyatakan dengan A = 2rL,
untuk jumlah lilitan sebesar N maka persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi
:
τ = NiBA ……………………….……………… (3)
pada loop kawat, torsi juga berkaitan dengan percepatan sudut (α) dan momen inersia
loop(I), dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

τ=Iα ……………………….……………… (4)


Nilai percepatan sudut (α) adalah perubahan kecepatan sudut kumparan terhadap waktu
(dω/dt). Namun dalam berbagai eksperimen, sulit untuk menentukan nilai α secara ideal.
Untuk𝜔itu nilai α dapat diperoleh menggunakan asumsi α sebagai percepatan rata-rata:
𝑡 −𝜔0
𝛼 = ∆𝑡 ...................................................................(5)

Nilai ωo dapat dianggap nol jika loop kawat mulai berputar dari keadaan diam.
Nilai efisiensi sebuah motor listrik dapat dihitung melalui perbandingan antara daya
mekanik yang dihasilkan terhadap daya listrik yang digunakan:
𝑃𝑜𝑢𝑡
η= 𝑃𝑖𝑛 𝑥 100% ……………………….……….… (6)

dengan
P out = τ.ωt
P in = V. iin ; (iin = arus input)

LABORATORIUM FISIKA DASAR 37


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Perhatikan bahwa nilai arus input tidak akan sama dengan nilai arus yang didapat ketika
motor listrik berputar Karena adanya fenomena arus induksi.

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Manual medan magnet induksi dan motor listrik (PEI 300)

V. TUGAS RUMAH
1. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut sejenis?
2. Bagaimana perbedaan garis gaya medan magnetik pada daerah diantara dua kutub
magnetik jika kedua kutub magnet tersebut berbeda jenis?
3. Jelaskan hubungan antara muatan magnet (dipole magnet), arus listrik, medan
magnet, dan torsi listrik.
4. Apa yang dimaksud dengan motor listrik? Jelaskan mengenai induksi magnetik
dalam motor listrik, dan bagaimana menghitung efisiensi motor listrik tersebut.

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


Percobaan I. Medan magnet di sekitar dua kutub berbeda pada dua magnet
cakram yang terpisah pada jarak tertentu.
1. Untuk mengetahui arah kutub magnet, gantungkan salah satu magnet menggunakan
tali nilon. Perhatikan bahwa kutub utara magnet akan mengarah ke kutub utara
medan magnet bumi, begitu pula sebaliknya.
2. Letakkan dua magnet cakram diatas meja pada jarak sekitar 10 cm, dengan kutub
yang berbeda saling berhadapan.
3. Ukur dan catat nilai medan magnet di antara dua kutub magnet cakram.

Gambar 3.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 38


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Percobaan III. Torsi Megnetik (Motor Listrik)


1. Catat: Jumlah lilitan kawat adalah 20 lilitan.
2. Ukur panjang dan lebar kumparan. Catat pada table pengamatan 2, dalam satuan
meter.
3. Susun rangkaian alat motor listrik tanpa magnet. Hubungkan dengan amperemeter,
voltmeter, catu daya, dan rheostat seperti pada gambar 4. Atur sedemikian rupa
agar arus listrik yang mengair sebesar 0,5 A. jika sudah, matikan catudaya.

Gambar 5.

4. Pasang magnet dengan kutub berlawanan saling berhadapan, dengan jarak antar
magnet 10 cm (jarak terdekat).

LABORATORIUM FISIKA DASAR 39


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

5. Pastikan sensor gerbang cahaya terhubung dengan piranti antarmuka dan computer.
Tekan tombol start (hijau) pada computer, lalu nyalakan catu daya. Pada keadaan ini
seharusnya kumparan mulai berputar. Jika tidak, beri sedikit dorongan lembut pada
kumparan hingga mulai berputar.

Gambar 6.
6. Amati nilai arus yang terbaca pada saat kumparan sedang berputar, catat pada table
hasil pengamatan (Iaktual).
7. Ulangi percobaan untuk beberapa nilai arus inout sesuai pada table hasil
pengamatan.
8. Lengkapi nilai ωt dan Δt berdasarkan grafik hasil pengamatan.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 40


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN


MODUL V (MEDAN MAGNET INDUKSI DAN MOTOR LISTRIK)
KELOMPOK : P awal : P akhir :
JURUSAN : T awal : T akhir :

Tabel 1.
Kuat Medan Magnet (B)
Jarak Terhadap
Magnet A Kiri Pusat Kanan

0,0 cm
2,5 cm
5,0 cm
7,5 cm
10 cm

LABORATORIUM FISIKA DASAR 41


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Tabel 2.
Massa Loop
Massa Beban ωt Δt
Kawat (s)
(g) (rad/s)
(g)
106

Tabel 3.
Panjang/Length Lebar/Width Massa/Mass
Lilitan/Turns (g)
(m) (m)
106

Tabel 4.
iin (A) V (volt) iaktual (A) ωt (rad/s) Δt (s)

0,5
1,0
1,5
2,0

VIII. TUGAS AKHIR


1. Berdasarkan percobaan I, buatlah grafik medan magnet (B) terhadap jarak (d)
diantara kedua kutub magnet baik sebelah kiri, pusat, maupun sebelah kanan.
Tentukan pula nilai medan magnet rata-rata.
2. Berdasarkan percobaan II, Tentukan nilai momen inersia system loop kawat melalui
persamaan (4).
3. Tentukan besar gaya yang diberikan beban pada katrol. F = m.g
4. Tentukan besarnya torsi yang bekerja pada loop kawat. τ = F. r
Catatan: r adalah jari-jari katrol yang menempel pada kumparan, yaitu 5 mm.
5. Tentukan besarnya percepatan sudut rata-rata pada percobaan II menggunakan
persamaan (5).
6. Tentukan besarnya momen inersia loop kawat menggunakan persamaan (4).
7. Tentukan nilai efisiensi motor listrik (η) untuk nilai arus input yang berbeda sesuai
table 4.
8. Jelaskan mengapa medan magnet B pada titik-titik diantar kedua kutub magnet tidak
konstan!
9. Apakah nilai efisiensi motor listrik dipengaruhi oleh kuat arus input? Jelaskan

LABORATORIUM FISIKA DASAR 42


MODUL VII
TERMOKOPEL

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL VII
TERMOKOPEL

I. TUJUAN
1. Mempelajari efek termolistrik.
2. Mengkalibrasi termokopel yang akan digunakan sebagai termometer.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Termokopel Cu dan Fe.
2. Amperemeter.
3. Bejana gelas.
4. Termometer.
5. Komutator.
6. Kompor listrik.
7. Kabel-kabel penghubung.

III. TEORI
Bila ujung-ujung logam penghantar diberi beda temperatur yang cukup besar, maka elektron
bebas akan bergerak dari ujung yang memiliki temperatur lebih tinggi ke ujung yang memiliki
temperatur yang lebih rendah. Dengan demikian akan terjadi arus listrik. Karena hambatan
logam penghantar kecil sekali, maka beda potensial yang ditimbulkan juga kecil. Beda
potensial yang lebih besar dapat diperoleh dengan menyambung dua jenis logam penghantar.
Hal ini terjadi karena besar kerapatan elektron bebas dari tiap logam penghantar berlainan.
Gejala tersebut disebut efek termolistrik. Hal ini diketemukan pertama kali oleh T. J. Seebeck
pada tahun 1826. Rangkaian demikian disebut “ Termokopel “ dan beda potensial yang
ditimbulkan disebut “ ggl termo “ atau “ ggl Seebeck “.
Pada temperatur yang tidak lebih dari beberapa ratus derajat Celcius, maka persamaan umum
dari ggl yang ditimbulkan terhadap beda temperatur bisa dianggap sebagai :

1
E = aT + bT2
2

LABORATORIUM FISIKA DASAR 43


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

Dimana : E : ggl temokopel


T : beda temperatur
a dan b : konstanta yang mempunyai harga tergantung pada jenis logam yang
digunakan

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Tyler F, A Laboratory Manual of Physics
2. Sears, Heat, Mechanisc and Sound
3. V. D. Leeden, Panas

V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang anda ketahui tentang termokopel ?
2. Apa keuntungan dari sebuah termokopel ?
3. Apa yang dimakud dengan kalibrasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan gradien voltage ?
5. Apa yang dimaksud dengan konduktor yang baik ?
6. Apa guna grafik ggl termo vs temperatur ?

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Susun rangkaian temokopel seperti pada gambar di bawah ini.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 44


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

+
K A
_
-

Cu

Cu

Fe

Tabung gelas B - Air panas Tabung gelas A - Es

3. Isi tabung gelas A dengan es dan dijaga agar tetap ada es, supaya temperatur tetap 0 C.
4. Tabung gelas B diisi air biasa, kemudian panaskan air tersebut dengan kompor listrik
hingga mendidih.
5. Dinginkan air tersebut sampai 5 C. Catat penunjukkan milliamperemeter pada setiap
penurunan 5 C. Cara menurunkan temperatur air panas adalah dengan menambahkan es
sedikit demi sedikit sambil diaduk.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 45


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL VIII (TERMOKOPEL)

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

No. Suhu (°C) Arus (μA)

Tanggal Pengambilan
Data :
Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR 46


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan prinsip terjadinya arus pada rangkaian termokopel !
2. Buat grafik antara ggl termo terhadap temperatur !
Berapa harga gradien voltage ! Bandingkan dengan literatur jika konstanta b dapat diabaikan
terhadap a !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 47


MODUL VIII
KECEPATAN SUARA DI UDARA

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL VIII
KECEPATAN SUARA DI UDARA
( RESONANSI GELOMBANG BUNYI )

I. TUJUAN
1. Memahami peristiwa resonansi gelombang suara.
2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara.
3. Menentukan frekuensi garpu tala.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Tabung berskala beserta reservoir air.
2. Garpu-garpu tala dengan satu diantaranya diketahui frekuensinya.
3. Pemukul garputala.
4. Jangka sorong.

III. TEORI
Suatu gelombang diam ( standing wave ) merupakan perpaduan dua gelombang berlawanan
arah yang terjadi pada suatu gelombang simpangan atau gelombang tekanan. Untuk mudahnya
pandanglah gelombang diam pada gelombang simpangan.
Dalam suatu tabung ujung yang tertutup merupakan simpul, karena pada ujung ini molekul-
molekul udara tidak dapat bergerak bebas. Sedangkan ujung tabung yang terbuka merupakan
perut karena pada ujung-ujung ini molekul udara dapat bergerak dengan bebas. Oleh karena
itu dalam peristiwa resonansi dalam tabung udara, panjang tabung merupakan kelipatan dari
¼ .

LABORATORIUM FISIKA DASAR 48


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

1
L = ( 2n + 2 ) (  ) Kedua ujung terbuka……………............……….…. (1)
4

1
L = ( 2n + 1 ) (  ) Satu ujung tertutup…………………............………. (2)
4

n = 0, 1, 2, 3, …

Sebenarnya perut simpangan tidak tepat pada ujung pipa, tetapi pada suatu jarak e =  0,6 R
di luar pipa ( dimana R : jari-jari pipa ).

Jadi rumus di atas menjadi :

1
L = ( 2n + 2 ) (  ) – 2e Kedua ujung terbuka………............…....….. (3)
4

LABORATORIUM FISIKA DASAR 49


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

1
L = ( 2n + 1 ) ( )–e Satu ujung tertutup………............…….....… (4)
4

n = 0, 1, 2, 3, …

v
Karena,  =
f

Dimana : v : kecepatan suara ( m/s )


f : frekuensi / bilangan getar ( Hz )

Maka rumus di atas menjadi :

v
L = ( 2n + 2 ) ( ) – 2e Kedua ujung terbuka………............……...... (5)
4f

v
L = ( 2n + 1 ) ( )–e Satu ujung tertutup…………............…….… (6)
4f

n = 0, 1, 2, 3, …

Dengan membuat grafik L dan n ( L sebagai fungsi dari pada n ), maka :


a. Bila diketahui n, dapat dihitung v dan e
b. Sebaliknya bila v sudah diketahui, maka n dapat dihitung ( setelah dikoreksi dengan e )

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Tyler, A Laboratory Manual of Physics, 1967
2. Sears-Zemansky, College Physics
3. Sutrisno, Fisika Dasar : Gelombang dan Optik, 1984

V. TUGAS RUMAH
1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi ( f ) dan periode ( T ) ?
2. Apa yang dimaksud dengan getaran ?
3. Apa yang menyebabkan benda dapat bergetar ?
4. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?
5. Sebutkan macam-macam gelombang menurut arah rambatnya ? Jelaskan dan gambarkan!
6. Sebutkan macam-macam gelombang menurut sumber terjadinya ? Jelaskan !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 50


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

7. Apa yang dimaksud dengan gelombang ?


8. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang, dan tuliskan arti setiap simbol atau notasi yang
anda gunakan ?
9. Tuliskan hubungan dan perumusan fungsi gelombang tekan dan fungsi gelombang
simpangan pada gelombang bunyi ?
10. Tuliskan perumusan fungsi gelombang berdiri ( standing wave ) ?

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN

1. Catatlah suhu ruang dan tekanan ruang ( sebelum dan sesudah percobaan ).
2. Ukurlah diameter dalam dari tabung gelas.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 51


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

3. Aturlah letak permukaan air dalam tabung gelas ( pada skala tabung gelas ) dengan cara
mengatur reservoir air , usahakan agar permukaan air di dalam tabung tinggi, dekat dengan
ujung atas tabung.
4. Pukullah salah satu garpu tala ( misalnya yang diketahui frekuensinya ). Untuk menjamin
keamanan tabung gelas, lakukanlah pemukulan ini jauh dari tabung.
5. Dekatkanlah garpu tala yang bergetar itu pada ujung atas tabung gelas ( tidak menyentuh
ujung atas tabung gelas ).
6. Turunkan permukaan air ( dengan cara menurunkan reservoir air ) dengan perlahan-lahan
sampai terjadi resonansi ( terdengar suara yang sangat keras ).
7. Untuk satu garpu tala, carilah semua tempat resonansi yang mungkin sepanjang tabung
gelas.
8. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 6 untuk memastikan letak resonansi pada tabung gelas,
catat letak resonansi ( pada skala berapa ).
9. Ulangi langkah percobaan 3 s/d 8 untuk beberapa garpu tala yang lain.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 52


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII.DATA PENGAMATAN

MODUL VI (KECEPATAN SUARA DI UDARA)

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

X Rata-rata
No S (cm) X1 (cm) X2 (cm) X3 (cm) (cm)
1
2
3
4
5

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR 53


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Hitung faktor koreksi e dari diameter tabung gelas !
2. Buat grafik antara L ( panjang kolom udara ) dan n ( n = 0, 1, 2, 3, … ) untuk tiap-tiap
garpu tala !
3. Untuk garpu tala yang f -nya diketahui, hitunglah harga v !
4. Untuk garpu tala yang f -nya tidak diketahui, dengan nilai e dari no.1 dan nilai v dari no.3,
hitunglah harga f !
5. Hitung harga v dengan rumus termodinamika !
RT
v=( )0,5
M

Dimana  = 1,4
R = 8314
T : suhu ( K ) = ( t C + 273 ) K
M ( udara ) = 29
6. Hitung harga v dengan rumus di bawah !
t C
v = 331 ( 1 + )0,5 m/s
273

7. Bandingkan harga v dari pertanyaan no. 3, no. 6 dan no. 7 ! Berikan penjelasan !

LABORATORIUM FISIKA DASAR 54


MODUL IX
GELOMBANG BERDIRI PADA TALI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL IX
GELOMBANG BERDIRI PADA TALI

I. TUJUAN
1. Memahami peristiwa resonansi pada gelombang tali
2. Menentukan kecepatan gelombang berdiri pada tali
3. Memahami hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang.

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Pembangkit getaran
2. Katrol meja, plastik
3. Klem G, 2 inci
4. Beban bercelah dan penggantung
5. Statif (terdiri dari dasar, kaki, dan batang 250 mm; 500 mm)
6. Generator frekuensi audio
7. Tali nilon
8. Penggaris logam 50 cm
9. Kabel penghubung 50 cm (merah dan hitam)

III. TEORI
Gelombang adalah perambatan gangguan atau energi. Jika gelombang datang terus
menerus, maka gelombang pantul juga akan terjadi terus menerus. Gelombang
datang dan gelombang pantul akan berinterferensi satu sama lain. Bentangkan tali
diantara dua titik, kemudian getarkan dengan frekuensi tertentu. Bila kondisinya
tepat, maka akan dihasilkan gelombang berdiri untuk tegangan tali tertentu.
Gelombang berdiri ditandai oleh kehadiran simpul dan perut pada tali tersebut.
Gelombang dicirikan dengan adanya panjang gelombang λ, frekuensi f, dan
kecepatan rambat gelombang v.
Kecepatan rambat gelombang tali pada gelombang berdiri:

𝑇
𝑣 = √ .........................................(1)
𝜇

Dengan :
T : tegangan tali (N)
μ : massa per satuan panjang tali atau kerapatan tali (kg/m)

LABORATORIUM FISIKA DASAR 55


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

hubungan teoritis antara frekuensi dasar (harmonik pertama) dan frekuensi


harmonik selanjutnya diberikan oleh persamaan berikut:
fn = n . f1 dengan n = 1,2,3, dst.. .........................(2)
dengan frekuensi :

𝑣 𝑇/𝜇
𝑓= = √ .........................(3)
λ λ

λ : panjang gelombang tali (m)

IV. DAFTAR PUSTAKA


Pudak Scientific, Manual gelombang berdiri pada tali

V. TUGAS RUMAH
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi cepat rambat gelombang pada tali?
2. Bagaimanakah pengaruh tegangan tali terhadap nilai panjang gelombang dan
cepat rambat gelombang pada tali?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam gelombang berdasarkan arah getarnya!
4. Apa yang dimaksud dengan frekuensi? Sebutkan simbol dan satuannya!
5. Apa yang dimaksud dengan periode? Sebutkan simbol dan satuannya!

VI. PERCOBAAN YANG HARUS DILAKUKAN


A. Perubahan Tegangan Tali
1. Siapkan tali nilon dengan panjang tertentu (misal 50 cm), kemudian timbang
massa tali untuk menentukan massa per satuan panjang μ.
2. Pasang katrol di ujung meja.
3. Rangkai batang, kaki, dan dasar statif sebagai penahan tali, kemudian letakkan
di belakang pembangkit getaran.
4. Ikatkan salah satu ujung tali pada batang statif, kemudian lewatkan ujung
lainnya pada lubang pembangkit getaran dan sejajarkan tali melalui katrol
meja.
5. Gantungkan beban pada ujung tali yang melewati katrol sebagai pemberi
tegangan.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 56


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

6. Tahan posisi pembangkit getaran menggunakan klem G, kemudian pasang


kabel penghubung merah dan hitam pada steker.
7. Hubungkan pembangkit getaran dengan generator frekuensi audio.

8. Nyalakan generator frekuensi audio, pilih skala tegangan keluar dan atur
frekuensinya hingga terbentuk gelombang berdiri pada tali dengan titik
simpul yang jelas.
9. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (=1/2λ) kemudian hitung panjang
gelombangnya. Catat hasilnya pada tabel.
10. Variasikan beban sebanyak 5 kali, kemudian ukur panjang gelombang dari
masing-masing konfigurasi sesuai dengan banyak gelombang yang muncul.
11. Catat dan hitung data-data hasil percobaan (menggunakan persamaan (1))
pada tabel data pengamatan.
12. Ulangi langkah percobaan untuk ketebalan tali yang berbeda.

B. Perubahan Frekuensi Getaran


1. Rangkai peralatan seperti pada percobaan sebelumnya. Gunakan beban 150
gram.
2. Nyalakan generator frekuensi audio.
3. Atur frekuensi generator sehingga terbentuk gelombang
stasioner/gelombang berdiri dengan titik simpul yang jelas yang terdiri dari
2 simpul dan 1 perut. Lihat gambar 1.

S P S
Gambar 1. 2 simpul dan 1 perut = ½ panjang gelombang

4. Pada frekuensi pertama diperolehnya gelombang berdiri, catat frekuensi


tersebut sebagai frekuensi dasar (frekuensi harmonik pertama).
5. Ukur jarak dari simpul ke simpul terdekat (=1/2λ). Catat hasilnya pada tabel
data pengamatan.
6. Dengan tidak mengubah massa beban dan panjang tali, perbesar frekuensi
generator hingga terbentuk gelombang berdiri yang baru pada tali dengan
titik simpul yang tajam.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 57


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

7. Catat jarak dari simpul terdekat dan amati jumlah banyaknya gelombang
yang dihasilkan.
8. Ulangi langkah 6-7 dengan memperbesar frekuensi hingga diperoleh lima
frekuensi resonansi gelombang tali. Catat hasilnya pada tabel data
pengamatan.

LABORATORIUM FISIKA DASAR 58


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VII. DATA PENGAMATAN

MODUL IX (GELOMBANG BERDIRI PADA TALI)

KELOMPOK : P awal : P akhir :


JURUSAN : T awal : T akhir :

A. Perubahan Tegangan Tali


μ = ................ kg/m
Jarak simpul ke
No m (kg) λ (m) T (kg.m/s2) V (m/s)
simpul 1/2λ (m)
1
2
3
4
5

B. Perubahan Frekuensi Getaran


No f (Hz) Jarak simpul ke simpul 1/2λ (m) λ (m)
1
2
3
4
5

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

LABORATORIUM FISIKA DASAR 59


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Jelaskan hubungan antara frekuensi dengan panjang gelombang
berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan!
2. Bagaimanakah pengaruh frekuensi terhadap banyaknya gelombang
yang dihasilkan (satu gelombang terdiri dari 2 perut dan 3 simpul)?
3. Sesuaikah perbandingan frekuensi ke-2, ke-3, dan seterusnya terhadap
frekuensi dasar?
4. Mengapa gelombang berdiri hanya terjadi pada frekuensi tertentu?

LABORATORIUM FISIKA DASAR 60


MODUL X
REFLEKSI DAN REFRAKSI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2021
PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

MODUL X
REFLEKSI DAN REFRAKSI

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari hukum pemantulan cahaya
2. Mempelajari hukum snellius pembiasan cahaya
3. Menghitung indeks bias prisma

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. Lampu LED
2. Charger lampu LED
3. Kotak cahaya dengan variasi celah
4. Busur derajat bulat
5. Cermin datar, cembung dan cekung
6. Prisma trapezium berbahan acrylic
7. Milimeter blok
8. Penggaris

III. TEORI

Pemantulan teratur

Pematulan cahaya beraturan menyatakan : jika sinar datang, sinar pantul, garis
normal bidang terdapat pada satu bidang datar maka besar sudut sinar datang
terhadap garis normal akan sama besar dengan sudut sinar pantul terhadap garis
normal.

Hukum snellius

Seperti halnya dengan refleksi, refraksi juga melibatkan sudut-sudut yang


dibuat oleh sinar datang dan sinar bias dengan garis normal permukaan pada
titik refraksi. Namun tidak seperti refleksi, refraksi juga dipengaruhi oleh

LABORATORIUM FISIKA DASAR 61


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

medium yang dilalui oleh sinar cahaya. Ketergantungan ini dibuat eksplisit
dalam Hukum Snell melalui indeks bias.

Ilustrasi hukum snellius :

Seperti dalam refleksi, kita mengukur sudut sinar terhadap garis normal permukaan, pada titik
kontak. Konstanta n adalah indeks bias untuk medium.

Tabel indeks bias untuk beberapa medium.

n untuk Cahaya Panjang Gelombang 600 nm


Zat Indeks bias, n
Udara (1 tekanan atmosfer, 0 derajat C) 1.00029
Air (20 derajat C) 1.33
Gelas Mahkota 1,52
Kaca batu 1.66

IV. DAFTAR PUSTAKA

Leybold didactic, Manual Percobaan Alat refleksi dan Refraksi


Universitas British Columbia, Fundamental physics

V. TUGAS RUMAH

1. Tuliskan dan jelaskan proses pemantulan cahaya pada cermin datar!


2. Apa yang dimaksud dengan indeks bias?
3.Tuliskan dan jelaskan hukun snellius tentang pembiasan cahaya!
4. Berapakah indek bias suatu bahan yang ketika disinari dari udara dengan sudut 37 o
mebiaskan sinar dengan sudut 30o

LABORATORIUM FISIKA DASAR 62


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VI. Langkah Percobaan

Hukum Pemantulan Cahaya


1. Catat suhu dan tekanan ruang sebelum dan sesudah melakukan praktikum
2. Masukan Lampu LED ke dalam kotak cahaya
3. Atur kotak cahaya mengunakan celah tunggal
4. Letakan cermin datar keatas busur derajat bulat
5. Atur posisi cermin dengan benar
6. Nyalakan lampu LED
7. Atur sudut datang sinar datang agar tepat jatuh pada sumbu garis normal cermin
8. Catat besar sudut datang dan sudut pantul
9. Ulangi langkah 6-7 untuk besar sudut datang yang berbeda, catat kembali sudut datang
dan sudut pantul

Indeks bias prisma

1. Catat suhu dan tekanan ruang sebelum dan sesudah melakukan praktikum
2. Masukan Lampu LED ke dalam kotak cahaya
3. Atur kotak cahaya mengunakan celah tunggal
4. Pasang milimeter blok diatas busur derajat bulat
5. Letakan prisma acrylic pada posisi yang sesuai
6. Nyalakan lampu LED
7. Atur posisi sinar datang agar jatuh tepat pada sumbu buatan
8. Tandai sinar datang dan sinar bias diatas milimeterblok dengan mengunakan pengaris
9. Hitunglah nilai sinus dari sinar datang dan sinar bias dengan mengunakan persamaan
trigonometri sederhana
10. Catat nilai sinus sinar datang dan sinar bias kedalam tabel
11. Ulangi langkah 7-10 untuk besar sinar datang yang berbeda beda

LABORATORIUM FISIKA DASAR 63


PRAKTIKUM FISIKA LISTRIK, MAGNET, GELOMBANG DAN OPTIK

VI. Tabel Pengamatan

KELOMPOK : Pawa l : Pakhir :


JURUSAN : Tawal : Takhir :

Hukum Pemantulan Cahaya

NO Sudut datang Sudut pantul


1
2
3
4
5

Indeks Bias Prisma

NO Sin sinar datang Sin sinar bias


1
2
3
4
5

Tanggal Pengambilan Data :


Nama Asisten :
Tanda Tangan Asisten :

VII. Tugas Akhir


1. Buatlah kesimpulan berdasarkan data pemantulan cahaya
2. Hitunglah indekbias prisma mengunakan data percobaan
3. Hitung nilai rata rata indeks bias
4. Hitung ketidakpastian indek bias
5. Jelaskan faktor faktor yang mempengaruhi percobaan

LABORATORIUM FISIKA DASAR 64

Anda mungkin juga menyukai