LISTRIK MAGNET I
Ketentuan lain
1. Praktikum susulan bagi yang yang tidak hadir hanya dapat dilakukan pada
minggu pertama setelah praktikum selesai. Tanpa surat keterangan tidak
hadir (dari dokter, dekan,rektor atau pihak yang berwenang) praktikan
yang absen atau gagal dalam praktikum diwajibkan mengikuti inhall.
2. Praktikum susulan hanya diperkenankan 1 praktikum dalam 1 minggu.
3. Paktikum yang absen atau gagal sebanyak >25% x sejumlah praktikum
dalam satu semester, tidak diperkenankan lagi mengikuti praktikum
minggu berikutnya.
4. Jika praktikan merusakkan atau menghilangkan alat ataupun fasilitas
laboratorium lainnya harus mengganti dengan alat yang sama pada
praktikum minggu berikutnya.
5. Pelanggaran terhadap tata tertib ini, praktikan dapat dikenai sanksi:
peringatan/dinyatakan gagal.
LABORATORIUM FISIKA
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
Jl.Rara Mendut, Wirogunan Mergangsan Yogyakarta
Nama mahasiswa :
NIM :
Nomor Kelompok :
Fakultas :
Progam Studi :
Semester :
Nama percobaan
Tanggal praktikum :
Shift ke- :
Nama Dosen :
Kawan kerja :1.
2.
3.
LAPORAN SEMENTARA
“Nama Percobaan”
Nama :
Kelompok :
Shift :
Kawan Kerja :1.
2.
Data percobaan
(Nama)
“Judul Praktikum”
(ditulis dengan huruf kapital)
A. Tujuan Percobaan
B. Dasar Teori
C. Metode Percobaan
1. Alat Dan Bahan
2. Prosedur Percobaan
3. Metode Analisis Data
D. Hasil Percobaan
Memuat Tabel Dan Grafik
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
G. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari
H. Evaluasi (jika ada)
I. Daftar Pustaka
J. Lampiran-Lampiran
Memuat laporan sementara praktikum dan cara perhitungan data hasil
percobaan
Tujuan dan alat-alat dapat dibaca pada panduan praktikum. Teori umum dapat
dibaca di buku panduan dan buku-buku lain yang sesuai dengan materi
percobaan. Cara kerja harus benar-benar menunjukkan hal-hal yang telah
dikerjakan dalam praktikum. Kalimat perintah dalam buku panduan praktikum
harus diganti dengan kalimat yang tidak menunjukkan perintah.
NAMA :
NIM :
PRODI/SHIFT :
REKAN KERJA : 1. NIM:
2. NIM:
2 Elekroskop
5 .........................................
6 .........................................
7 .........................................
dst .........................................
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat memahami proses terjadinya muatan listrik pada sebuah
benda dan akibat yang timbul dari sifat muatan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan gejala adanya gaya elektrostatika dari dua
benda yang bermuatan.
B. Landasan Teori
Isolator biasa disebut bahan penyekat. Penyekatan listrik terutama
dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan penyekat
tersebut diberitegangan listrik. Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau
sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolator valensi
elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini
dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau
penghambat mengalirnya arus listrik.
Isolator berguna pula sebagai penopang beban atau pemisah antara
konduktor tanpa membuat adanya arus mengalir ke luar atau atara
konduktor. Istilah ini juga dipergunakan untuk menamai alat yang
digunakan untuk menyangga kabel transmisi listrik pada tiang listrik.
Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan bahan
isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih "cukup bagus"
dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan-
bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk / diproses
sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase menengah
(ratusan, mungkin ribuan volt).
Listrik dibagi menjadi dua, yaitu listrik statis dan dinamis. Listrik
statis adalah listrik yang muatan-muatan listriknya berada dalam keadaan diam.
Listrik statis merupakan bentuk listrik yang dihasilkan bila beberapa benda
digosokkan satu sama lain. Sedangkan listrik dinamis adalah muatan-muatan
C. Rencana Percobaan
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
a. Bola pingpong 2 buah e. Selotip
b. Benang secukupnya f. Penggaris
c. Lembaran wool dan nilon g. Potongan-potongan kertas kecil
d. Tas plastik
3. Langkah Kerja
a. Persiapkan semua alat yang dibutuhkan.
b. Gantungkan sebuah bola pingpong pada bagian pinggir meja
menggunakan benang dan selotip.
D. Tabel Pengamatan
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosokkan dengan
digosokkan dengan Wool Plastik Nilon
Wool
Plastik
Nilon
E. Tugas
1. Sebelum bola pingpong digosokkan pada kain wool atau nilon serta
plastik, apakah bola pingpong tersebut dapat menarik benda lain?
2. Setelah bola pingpong digosokkan pada kain wool atau nilon serta plastik,
apa yang terjadi? Mengapa demikian?
3. Lakukan pembahasan dan ambilah kesimpulannya.
B. Dasar Teori
Suatu atom terdiri dari beberapa jenis muatan, yaitu muatan positif
(proton), muatan negative (electron), dan netral (neutron). Masing-masing
muatan ini tersebar di dalam suatu atom dengan susunan proton dan neutron
berada di inti, sementara electron mengelilinginya. Ketiga muatan ini
mempunyai massa masing-masing, electron merupakan muatan yang
memiliki massa paling kecil. Karena massa yang terkecil ini , electron dapat
dengan mudah berpindah ke atom lain, sedangkan proton susah berpindah
karena massanya yang cukup besar.
Suatu molekul yang memiliki muatan akan tarik menarik jika jenis
muatannya berbeda dan akan tolak menolak jika jenis muatannya sama.
Sedangkan suatu molekul yang bermuatan netral akan terinduksi muatan jika
didekatkan dengan molekul yang memiliki muatan dan akan tarik menarik
dengan molekul itu.
Banyak benda yang menjadi bermuatan listrik karena digosok
dengan benda lain. Benda-benda tersebut dapat menarik benda-benda lain
disekitarnya. Contoh benda-benda yang bermuatan listrik karena digosok
dengan benda lain adalah: sisir, penggaris, dan kaca.
Elektroskop adalah semua alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui apakah suatu benda bermuatan listrik atau tidak dan jenis muatan
suatu benda. Bangun elektroskop terdiri dari dua buah daun logam tipis yang
dipasang tipis pada ujung batang logam. Ujung lain batang itu biasanya
dipasang bola logam (knob). Untuk menghindarkan diri dari berpindahnya
muatan ke udara bebas, batang tersebut dimasukkan ke dalam kaca. Contoh
gambar elektroskop:
D. Gambar Rangkaian
E. Langkah Percobaan
1. Ambillah elektroskop, rangkailah sesuai gambar 1
2. Netralkan elektroskop dengan cara menyentuh kepala elektroskop
3. Ambil penggaris, kemudian gosokkan penggaris dengan rambut yang
kering
4. Dekatkan penggaris pada kepala elektroskop
5. Amati apa yang terjadi pada daun elektroskop
6. Tuliskan hasil pengamatan anda
Penggaris Digosokkan
dengan rambut
G. Pertanyaan Akhir
1. Jelaskan prinsip kerja elektroskop berdasarkan pengamatan anda !
a. Apakah yang terjadi bila benda (penggaris) dihubungkan ke bumi
(misalnya dengan sentuhan) ?
b. Apakah yang terjadi menyebabkan daun elektroskop
mengembang/mekar? Jelaskan menurut percobaan anda !
2. Jika benda yang bermuatan negative didekatkan pada batang logam netral,
namun tidak disentuhkan , apa yang terjadi ?
A. Tujuan
1. Mengetahui gaya yang timbul pada penghantar arus listrik di dalam
medan magnetic.
2. Mengetahui besar dan arah gayayang timbul jika besar dan arah arus
listrik diubah-ubah.
B. Dasar Teori
Sebuah kawaat penghantar AB yang dibentangkan melalui medan
magnet yang ditimbulkan oleh magnet tatap. Apabila pada ujung kawat A
kita hubungkan dengan kutub positif baterai dan ujun B kita hubungkan
dengan kutub negative baterai, maka pada kawat AB menglir arus dari A ke
B. pada saat itu kawat AB akan bergerak ke atas. Sebaliknya jika arus listrik
diputus (dihentikan) kawat kembali ke posisi semula. Sebaliknya jika ujung A
dihubungkan dengan kutub negative dan ujung B dihubungkan dengan kutub
positif baterai, kembali kawat bergerak ke bawah (berlawan dengan gerak
semula). Gerakan kawat ini menunjukkan adanya suatu gaya yang bekerja
pada kawat tersebut saat kawat tersebut dialiri arus listrik. Gaya yang bekerja
pada tersebut disebut gaya magnetic atau gaya Lorentz.
“Apabila tangan kanan dalam keadaan terbuka (jari-jari dan ibu jari
diluruskan). Arah dari pergelangan tangan menuju jari-jari menyatakan arah
induksi magnet dan arah ibu jari menyatakan arah arus listrik, maka arah gaya
magnetiknya dinyatakan dengan telapak tangan menghadap”
E. Langkah Percobaan
1. Pasang aluminium foil pada statif sehingga posisinya horizontal
2. Letakkan magnet U sedemikian sehingga posisi kutubnya sesuai pada
gambar.
3. Hubungkan kawat dengan baterai menggunakan kabel penghubung.
4. Tutup saklar S, catat kuat arus dan amati arah penyimpangan aluminium
foil. (catatn: untuk melihat arah penyimpangan, buku tutuplah saklar).
5. buka saklar S, kemudian ubah arah arus pada rangkaian dengan cara
menukar tempat kabel penghubung baterai kemudian ulangi langkah 4.
6. Buka saklar S, perbesar tegangan sumber dengan cara menambah jumlah
baterai kemudian ulangi langkah 1-6.
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui adanya gaya Lorentz pada kawat berarus.
2. Mengetahui hubungan antara induksi magnetik, kuat arus, dan panjang
kawat.
3. Mengetahui apa yang terjadi pada dua kawat berarus saling berdekatan.
B. Landasan Teori
Sebuah kawat lurus yang berarus listruk jika diletakkan dalam
medan magnet maka akan mengalami gaya Lorentz. Gaya Lorentz adalah
gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus listrik
yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah penghantar yang
dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik
maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik atau
dikenal juga nama gaya lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus
dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi magnetik yang ada (B). Arah
gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak
muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti yang terlihat dalam
persamaan berikut:
(
⃗ (⃗ ⃗⃗ )
1)
dengan: ⃗ = Gaya Lorentz (Newton)
= Muatan listrik (Coulomb)
⃗ = Kecepatan muatan ( ⁄ )
⃗⃗ = Medan magnet (Tesla)
3)
(
4)
C. Rencana Percobaan
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Alumunium Foil 4. Amperemeter
2. Catu daya 5. Statif
3. Saklar 6. Kabel Penghubung
A A
D. Tabel Pengamatan
1. Arus searah
Tegangan Interaksi Antara
No. ( ) ( ) ( ) ( )
Sumber Kedua Kawat
2. Arus berlawanan
Tegangan Interaksi Antara
No. ( ) ( ) ( ) ( )
Sumber Kedua Kawat
A. TUJUAN
1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).
2. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
3. Menentukan resistansi kumparan dengan Wheatstone Bridge.
4. Menentukan induktansi diri suatu kumparan.
5. Menentukan reaktansi induktif dari sebuah kumparan.
B. DASAR TEORI
Bila fluks magnetik jatuh pada suatu penghantar berbentuk
kumparan, maka dalam penghantar akan timbul gaya gerak listrik yang
disebut gaya gerak listrik induksi atau imbas. Perubahan fluks magnetik
pada kumparan dapat diperleh dengan cara menggerakkan magnet pada
kumparan, sedangkan kumparan atau kawat dalam keadaan diam. Atau
sebaliknya kumparan atau kawat yang bergerak, sedangkan magnet tetap
diam.
Jika suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri listrik DC, maka
dia berperilaku seperti magnet batang. Dalam rangkaian tertutup dengan
sumber tegangan DC, nilai resistansi dari induktor hanyalah resistansi
ohmik.
Jika suatu kumparan
dihubungkan dengan sumber arus DC,
maka dalam rangkaian tertutup
kumparan tersebut dapat berprilaku
seperti magnet batang, yang sifatnya
adalah sementara, hanya jika ada arus
Gambar 1. Kumparan dialiri arus DC
yang lewat pada kumparan.
Berdasarkan hukumnya Biot Savart, kawat lurus panjang dialiri arus
listrik maka akan timbul induksi magnet di sekitar kawat tersebut. Kalau
kawat lurus tersebut kita buat kumparan (Solenoid) bagaimana arah medan
magnetnya? Kita lihat pada gambar berikut.
Pada kumparan di atas arus dari atas keluar bidang menuju ke bawah
masuk bidang. Sesuai dengan kaidah tangan kanan maka arah medan magnet
mengumpul menjadi satu menuju ke arah kanan. Hal inilah yang
menyebabkan kumparan bila dialiri arus DC seperti magnet batang.
Pada magnet batang arah medan magnet di luar batang dari kutup
utara ke selatan, kalau di dalam batang dari selatan ke utara. Dari gambar di
atas arah medan magnet di dalam kumparan, sehingga kutup utara kumparan
sebelah kanan dan kutup selatan sebelah kiri. Atau metode yang lain
menentukan kutub-kutub magnet kumparan, diuji dengan mendekatkan
magnet batang yang telah di ketahui kutub-kutubnya. Dengan prinsip untuk
kutup sejenis tolak-menolak, kutub tak sejenis tarik-menatik.
Arah garis gaya yang magnet yang dibangkitkan oleh kumparan
yang dialiri listrik DC, tergantung arah aliran arus DC yang mengalir.
Sebagai contoh pada gambar 2 tersebut, tetap menggunakan kaidah tangan
kanan yaitu ibu jari arah arus, empat jari yang lain arah medan magnet.
Maka pada gambar 2 arah medannya terpusat di dalam kumparan ke arah
kanan. Kalau di luar kumparan pada gambar 2 dari kanan ke kiri. Sama
halnya dengan arah garis gaya magnet pada magnet batang, di luar magnet
batang dari kutub utara ke selatan, di dalam magnet batang dari selatan ke
utara arah garis gaya magnetnya.
Kita tinjau secara rumusan besar medan magnet kumparan:
0 n i
Medan magnet di ujung kumparan : B
2
C. ALAT-ALAT
1. Voltmeter AC 4. Power Supply AC
2. Wheatstone Bridge 5. Frekuensimeter
3. Ampermeter AC
(a) (b)
2. Pada rangkaian di atas berlaku hukum Ohm untuk rangkaian tertutup yaitu
V=IZ. Dengan Z adalah reaktansi induktor, V dan I merupakan nilai
efektif dari tegangan dan kuat arus.
3. Menentukan V dan I sedikitnya 5 kali (a)
4. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk rangkaian (b)
5. Menentukan resistansi kumparan dengan wheatstone bridge
6. Mengukur frekuensi tegangan AC dengan frekuensimeter.
E. DATA PERCOBAAN
1. Rangkaian penentuan induksi diri kumparan (L)
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari karakteristik komponen rangkaian linier dari pengukuran
yang dilakukan dan pengukuran sifat-sifat magnetika kumparan ganda
dengan menggunakan analisis sinusoida.
2. Mempelajari karakteristik sinyal sinusoida yang dimasukan ke dalam
kumparan ganda (coupled coil).
B. TEORI DASAR
Transformator merupakan sebuah peralatan listrik yang digunakan
untuk memunculkan efek gandengan mutual di antara 2 buah rangkaian
listrik. Penggunaan transformatos inti besi merujuk pada kilo gandengyang
dililitkan pada sebuah inti magnetic yang terbuat dari baja yang tereliminasi
untuk membatasi aliran fluks dan memaksimalkan efek gandengan.
Transformator dapat dibayangkan sebagai 2 induktor yang
berpasangan secara magnetic dengan kefesien coupling yang tinggi.
Transformator digunakan dalam rangkaian komunikasi untuk mengeliminasi
tegangan DC dan untuk mencocokan impedansi antara berbagai dalam
rangkaian.
R1 R2
M
I2 +
I1
V1 N2 V2 ZL
N1
-
+
1 V/ 1KHz
V1 L
-
2. Ukur tegangan peak to peak (Vpp) tegangan input dan tegangan V1 pada
induktansi primer.
3. Kemudian ukur pergeseran fase sinyal menggunakan osiloskop antara nilai
R dengan L1 dengan mengaktifkan ch-1 dan ch-2 yang diset pada coupling
AC. Analisa dan gambarkan hasil pengamatan saudara ke dalam kertas
kerja.
4. Isikan semua hasil pengamatan ke dalam table 6.2. berikut ini.
Gambar 6.3
2. Ukur tegangan primer V1 dengan menggunakan alat ukur meultimeter.
3. Kemudian hitung arus i yang melalui transformator tersebut dengan
menggunakn hukum OHM.
4. Kemudian ukur V2 dengan menggunakan multimeter dan bandingkan
dengan hasil perhitungan V2 = j .M i
2 OHM 5 OHM
j 4 ohm
i2
0 i1
50 j 5 ohm j 10 ohm
B. Dasar Teori
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang
prosesnya dapat dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di
sekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet (artinya listrik
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara
kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan
bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya
magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat sederhana.
Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu.
Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet
yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan (seperti kegiatan di atas),
jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum
galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan
masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika
pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang
terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya
timbul pada saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di
ujung kumparan tidak terjadi arus listrik.
Penyebab Terjadinya GGL Induksi
Ketika kutub utara magnet batang digerakkan masuk ke dalam
kumparan, jumlah garis gaya-gaya magnet yang terdapat di dalam kumparan
bertambah banyak. Bertambahnya jumlah garis-garis gaya ini menimbulkan
GGL induksi pada ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan
menyebabkan arus listrik mengalir menggerakkan jarum galvanometer. Arah
arus induksi dapat ditentukan dengan cara memerhatikan arah medan magnet
D. Langkah-langkah Percobaan
1. Memasukan dan mengeluarkan sebuah magnet batang ke dalam
kumparan 500 lilitan secara perlahan-lahan
2. Mengamati simpangan jarum voltmeter pada multimeter
3. Mencatat hasil pengukuran voltmeter pada tabel hasil pengamatan
4. Memasukan dan mengeluarkan sebuah magnet batang ke dalam
kumparan 500 lilitan secara cepat
5. Mengamati simpangan jarum voltmeter pada multimeter dan mencatat
hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan
6. Memperbesar gaya magnet dengan cara menggabungkan 2 buah magnet
batang
7. Mengulangi langkah 1 dan langkah 2
8. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan
9. Mengganti Kumparan 500 lilitan dengan kumparan 1000 lilitan
10. Melakukan percobaan dengan mengulangi langkah 1 sampai langkah 4
11. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan.
F. Evaluasi
1. Apa aplikasi ggl induksi pada kehidupann sehari-hari?
2. Apa hubUngan ggl induksi dengan jumlah lilitan dan tegangan yang
dihasilkan jelaskan dan berikan contohnya?
B = μnI
Gambar 2.1. Pengaruh arus listrik terhadap penunjukan arah jarum kompas
0 I
B
2a
0
B cos1 cos 2
4a
A. Tujuan
1. Memahami prinsip kerja jembatan wheatstone.
2. Mengukur besar hambatan yang belum diketahui Rx dengan
menggunakan prinsip jembatan wheatstone.
B. Dasar Teori
Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan peghantar listrik
atau koduktor yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur besarnya arus listrik
dalam suatu rangkaian listrik. Hambatan sebuah koduktor diantara dua titik
diukur dengan memasang sebuah beda potensial antara dua titik tersebut dan
membandingkan arus listrik yang terukur.
R=VI
Dimana:
R = Hambatan
V = Beda Potensial
I = Arus Listrik
Cara pengukuran hambatan listrik dengan voltmeter dan amperemeter
serta dapat juga mengukur dengan menggunakan metode jembatan
wheatstone. Rangkaian jembatan wheatstone dapat mengukur hambatan
dengan teliti. Cara ini tidak menggunakan am peremeter dan voltmeter
melainkan dengan menggunakan galvanometer. Galvanometer berfungsi
untuk mengukur hambatan penghantar yang tidak diketahui hambatannya.
Prinsip dari rangkaian jembatan wheatstonedi perlihatkan oleh gambar:
D. Gambar Rangkaian
E. Pertanyaan Akhir
1. Bagaimana cara mengukur hambatan yang belum diketahui?
2. Apa syarat agar Rb dan Rx sebanding dengan L1 dan L2?
3. Apa fungsi alat galvanometer dan gambarkan alat tersebut!
4. Apa pengaruh pada hasil pengukuran jika kawat penghantar tidak
homogen?
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami mekanisme voltmeter, menentukan tara kimia listrik.
2. Menentukan besarnya energi kalor yang diterima kalorimeter
3. Menentukan nilai kesetaraan kalor-listrik
B. Landasan Teori
Elektrolisis merupakan suatu porses perubahan arus listrik menjadi
reaksi reduksi dan oksidasi atau peristiwa penguraian elektrolit dalam sel
elektrolisis oleh arus. Dalam sel elektrolisis terjadinya reaksi kimia karena
adanya energi dari luar dalam bentuk potensial atau arus listrik. Reaksi yang
berlangsung pada sel elektrolisis adalah reaksi yang tergolong dalam reaksi
redoks spontan.
Alat elektrolisis terdiri dari sel elektrolisis yang terdiri dari larutan
atau leburan elektrolit, dan dua buah elektroda yaitu elektroda positif (anoda)
dan elektroda negatif (katoda). Mekanisme kerja alat elektrolisis ini adalah
arus listrik dalam larutan dihantarkan oleh ion-ion positif dan ion-ion negatif
(katoda dan anoda) yang bergerak saling mendekati.
Pada Proses elektrolisis berlaku hukum Faraday. Akibat aliran arus
listrik searah, ke dalam sebuah larutan elektrolitmaka akan terjadi perubahan
kimia. Dalam larutan tersebut menurut Michael Faraday tahun 1834
menyatakan bahwa lewatnya arus 1F mengakibatkan oksidasi 1massa
ekuivalen suatu zat pada suatu eletroda (anoda) dan reduksi 1massa ekuivalen
suatu zat pada elektroda yang lain(katoda).
Ion yang beremuatan positif akan menempel pada elektroda negative
(katoda). Dengan menimbang katoda sebelum dan sesudah di aliri arus listrik,
maka dapat di ketahui jumlah logam yang menempel pada elektroda tersebut.
Pada proses elektrolisa berlaku hukum faraday : “jumlah zat yang mengalami
Tara kimia listrik adalah sel elektrolit atau larutan elektrolit yang
terdiri dari larutan garam seperti CuSO4 yang dialiri arus listrik searah dan
sel-sel elekrolit itu akan terurai dan berkumpul pada elekroda-elektrodanya.
Cara menghitung besarnya tara kimia listrik digunakan persamaan:
(
2)
E. Langkah Kerja
1. Persiapkan semua alat yang dibutuhkan.
2. Bersihkan semua elektroda yang akan digunakan menggunakan amplas.
3. Cucilah elektroda-elektroda tersebut dengan alkohol kemudian diamkan
hingga kering.
4. Timbanglah masing-masing elektroda tersebut dengan neraca.
5. Rangkailah elektroda tersebut seperti pada gambar rangkaian percobaan.
6. Tuangkan larutan CuSO4 ke dalam bejana.
7. Alirkan arus listrik pada rangkaian dengan menyalakan power supply dan
menutup saklar untuk menguji berfungsinya amperemeter pada rangkaian.
8. Atur tahanan geser sehingga kuat arus yang ditunjukkan oleh amperemeter
bernilai 1 A, kemudian buka saklar tersebut.
F. Tabel Pengamatan
1. Kuat arus yang divariasi
No. I (Ampere) t (detik) (gram) (gram) (gram)
E. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN
1. Hubungkan osiloskop dengan sumber tegangan.
2. Atur posisi sinar katoda supaya tepat berada di titik tengah layar.
3. Letakkan 1 buah magnet btang disebelah kanan osiloskop kemudian
dekatkan kutb utara magnet tersebut ke osiloskop. Catatlahh arah
penyimpangan sinar katoda dan besar penyimpangannya. Ulangi beberpa
kali.
4. Ulangi langkah 3 dengan mendekatkan kutub selatan magnet ke kiri.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 dengan menggunakan dua buah magnet.
6. Ulangi langkah 3-5 dengan mengganti posisi magnet di sebelah kiri
osiloskop.
Dari kiri
No Jumlah magnet Kutub magnet yang Arah Besar
didekatkan penyimpangan penyimpangan
1 1 U
2 1 S
3 2 U
4 2 S
A. TUJUAN
1. Untuk mmenentukan hambatan dalam baterai.
B. DASAR TEORI
Baterai merupakan salah satu komponen elektroniks yang dapat
mensuplai tegangan listrik DC. Meskipun demikian suatu sumber tegangan
maupun sumber arus listrik tetap memiliki hambatan i dalamnya atau serinng
disebut dengan hambatan dalam. Hambatn dalam suatu sumber tegangan
listrik (baterai) dapat diukur (diuji) melalui prinsip hukum Ohm.
V IR
Dikenal juga dengan istilah tegangan jepit (V), yaitu beda potensial
yang ada di luar sumber tegangan (E). Berdasarkan hukum Kirchoff,
bbesarnya beda otensial pada rangkaian dapat dirumuskann sebagai berikut.
IR Ir E
Suku pertama tidak lain adalah besaarnya beda potensial pada
hambatan variabel (tegangan jepit) dan suku kedua merupakan besaanya beda
potensial pada hambatan dalam baterai, ataudapat ditulis:
V Ir E
Dengan:
E : GGl baterai (volt)
I : arus listrik yang timbul dalam rangkaian (mA)
V : tegangan luar atau tegangan jepit (volt)
r : hambatan dalam baterai (ohm)
Dengan demikian besarnya hambatan dalambaterai dapat dinyatakan
dengan:
E V
r
I
Jika baterai disusun secara seri maka besarnya GGL total dan
hambatan dalam baterai adalah:
E IR Ir
E IR
r I
C. ALAT DAN BAHAN
1. Baterai
2. Resistor
3. Multimeter
4. Kabel Penghubung
D. GAMBAR PERCOBAAN
E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Ambillah salah satu hambatan dan catatlah nilai resistansinya.
2. Ambil tiga buah baterai dan beri label I, II, dan III pada tiap-tiap baterai.
3. Buatlah rangkaiann seperti padaa gambar dengan menggunakan baterai I.
4. Tutup saklar lalu catat besarnya arus yang terbaca pada amperemeter.
5. Ukurlah besarnya tegangan Vab diantara ujung-ujung baterai.
6. Buka saklar, keudia ulangi langkah 3-5 dengan menggunakan baterai II
dan III.
7. Susunlah baterai I dan II secara seri kemudian ulangi langkah 3-5.
8. Susunlah baterai I, II, dan III secara seri kemudian ulangi langkah 3-5.
F. DATA PENGAMATAN
R:..............
No Baterai Tegangan ( Vab ) Arus (I) Hambatan Dalam (r)
1 I
2 II
3 III
4 Seri I+III
5 Seri I+II+III
A. TUJUAN
1. Menentukan hamabatan dalam amperemeter
2. Menentukan hambatan dalam voltmeter
B. TEORI DASAR
1. Pengukuran kuat arus dan beda potensial
Untuk mengukur kuat arus di suatu rangkaian digunakan
amperemeter. Amperemeter dipasang seri seperti dalam Gambar 2.1(a).
Untuk mengukur tegangan antara dua titik dalam rangkaian digunakan
voltmeter. Voltmeter pengukur tegangan dipasang paralel seperti dalam
2.1(b). Pengukuran kuat arus dan tegangan secara serempak dapat
dilakukan seperti pada Gambar 2.1(c) atau Gambar 2.1(d), tetapi
pengukuran serempak ini ada kelemahan-kelemahannya.
V
(a) (b)
A A
VR V
R
(c) (d)
A A
𝑉𝑚
(a) (b)
Gambar 2.2. Rangkaian untuk pengukuran hambatan dalam dari sebuah
amperemeter.
Cara kedua, lihat Gambar 2.2(b): Pengukuran dilakukan dua kali,
mula-mula ketika belum dipasang, misalkan hasil penunjukan
amperemeter . Kemudian dipasang maka penunjukan amperemeter
akan berubah, misalkan menjadi , maka hambatan dalam amperemeter
itu adalah:
(2.2)
𝑅𝑀 V V
(a) (b)
Gambar 2.3. Rangkaian untuk pengukuran (a) hambatan dalam dari sebuah
voltmeter dan (b) hambatan beban.
A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang rangkaian kapasitor seri
dan paralel.
2. Mahasiswa dapat mengerti dan menghitung kapasitor total pada rangkaian
seri dan paralel.
3. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang karakteristik
rangakaian kapasitor seri dan paralel.
B. Landasan Teori
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua
konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu sama lain dan membawa
muatan yang sama besar dan berlawanan. Salah satu sifat kapasitor
adalah dapat menyimpan dan mengosongkan muatan listrik. Kapasitor
yang digunakan pada umumnya adalah kapasitor keping sejajar yang
menggunakan dua keping konduktor sejajar. Kepingan tersebut dapat
berupa lapisan-lapisan logam yang tipis, yang terpisah dan terisolasi satu
sama lain.
Ketika kepingan terhubung pada piranti yang bermuatan misalnya
baterai seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, muatan akan
dipindahkan dari satu konduktor ke konduktor lainnya sampai beda
potensial antara kutub positif (+) dan kutub negatif (-) sama dengan beda
potensial antara kutub positif (+) dan kutub negatif (-) baterai. Jumlah
muatan (Q) yang dipindahkan tersebut sebanding dengan beda potensial.
A 𝑽 B
Gambar 2. Rangkaian seri sejumlah n kapasitor
(2)
(3)
(4)
(5)
( ) (6)
(7)
A B
(15)
F. Tabel Pengamatan
1. Rangkaian Kapasitor Paralel
;
Q1
Tegangan V1 V2 Vtotal Q2 Qtotal Ctotal C1+C2
(Coloumb
Sumber (Volt) (Volt) (Volt) (Coloumb) (Coloumb) (Farad) (Farad)
)
1 2 3 4 5 6 7 8
G. Tugas
1. Hitunglah secara manual kapasitor total untuk setiap penambahan satu
buah kapasitor secara paralel maupun seri dan bandingkan hasil
perhitungan tersebut dengan hasil pengukuran
2. Jelaskan pengaruh penambahan kapasitor secara paralel maupun seri
terhadap beda potensial pada rangkaian kapasitor.
3. Jelaskan pengaruh penambahan kapasitor secara paralel maupun seri
terhadap jumlah muatan pada rangkaian kapasitor.
4. Lakukan pembahasan dan ambilah kesimpulannya.