Anda di halaman 1dari 9

Screw Conveyor

Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau
bubur adalah konveyor sekrup (screw conveyor). Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang
berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut
flight.

Macam-macam flight adalah:


a) Sectional flight
b) Helicoid flight
c) Special flight, terbagi:
d) Cast iron flight
e) Ribbon flight
f) Cut flight
Konveyor berflight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan -tiap pisau
berpilin satu putaran penuh- dengan cara disimpul tepat pada tiap ujung sebuah pisau dengan paku
keling sehingga akhirnya akan membentuk sebuah pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin mengelilingi suatu
poros. Untuk membentuk suatu konveyor, flight-flight itu disatukan dengan cara dilas tepat pada
poros yang bersesuaian dengan pilinan berikutnya.
Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi adalah flight cast iron.
Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah konveyor.
Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight. Untuk mengaduk digunakan cut flight.
Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu
membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah, biasanya
konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek. Sepasang konveyor pendek
disatukan dengan sebuah penahan yang disebut hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat dipasang dengan
konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah satu poros sebuah konveyor ke
lubang yang terdapat pada poros konveyor yang satunya lagi.
Gambar 1.1 Screw Elevator a. sectional, b.helicoid, c. cast iron, d. ribbon, e. cut
flight

Gambar 1.2 Screw Conveyor Coulping

Wadah konveyor biasanya terbuat dan lempeng baja, Panjang sebuah wadah antara 8,
10, dan 12 ft. Tipe wadah yang paling sederhana hanya bagian dasarnya, yang berbentuk
setengah lingkaran dan terbuat dari baja, sedangkan sisi-sisi lurus lainnya terbuat dari kayu.
Untuk mendapatkan sebuah wadah yang panjang, wadah-wadah pendek disusun
sehingga sesuai dengan panjang konveyor.
Gambar 1.3 Wadah Screw Conveyor
Perlu diketahui bahwa poros konveyor harus digantung pada persambungan yang tetap
sejajar. Dua buah persambungan dibuat pada ujung wadah, dan sepanjang wadah harus tetap ada
hanger atau penahan, Biasanya ada sebuah hanger untuk tiap bagian.
Gambar 2.23 menunjukkan beberapa tipe hanger. Gbr 2.23-a menunjukkan tipe paling
sederhana dan paling murah. Bentuk yang lebih rumit mempunyai persambungan yang dapat
disetel dan juga dengan cara meminyaki yang lehih baik.
Jika bahan yang diangkut konveyor bersentuhan dengan persambungan hanger, seringkali
minyak atau pelumas tidak dapat dipakai karena akan mencemari bahan tersebut, dan wadah kayu
akan basah oleh minyak.

Gambar 1.4 Screw Conveyor


Hanger
Ujung dari wadah konveyor disebut box ends . Umumnya box ends awal berbeda
konstruksinya dengan box ends akhir. Box ends awal memiliki roda gigi (gears) bevel untuk
memutar poros konveyor.

Gambar 1.5 Screw Conveyor Box End


Screw conveyor digunakan untuk memindahkan material kecil seperti butiran, aspal,
batubara, abu, kerikil dan pasir. Tipe khusus yaitu ribbon conveyor dimana tidak ada pusat helical
fin, cocok digunakan untuk lem, cairan kental seperti molasses, tas panas dan gula.
Screw conveyor banyak dipakai pada indutri seperti :
 Industry kimia seperti Titanium dioxide, carbon black, calcium carbonate, powdered lime,
rubber, detergent powders and sulphur dan lain-lain.
 Makanan seperti Cake mixes, soup mixes, gravy mixes, cocoa powder, keju, permen, susu
bubuk, frozen or raw vegetables, fruits and nuts.
 Kosmetik dan obat-obatan seperti bedak, titanium dioxide, zinc oxide, clay, calcium
carbonate.

Prinsip kerja :
Alat ini terdiri dari baja yang memiliki spiral atau helical fin yang tertancap pada shaft dan
berputar dalam suatu saluran berebentuk U (through) tanpa menyentuhnya sehingga helical fin
mendorong material ke trough. Shaft digerakkan oleh motor gear. Conveyor dibuat dengan ukuran
panjang 8-12 ft yang dapat bersatu untuk memperoleh panjang tertentu. Diameternya bervariasi
dari 3 sampai 24 in.
Saluran (through) berbentuk setengah lingkaran dan disangga oleh kayu atau baja. Pada
akhir ulir biasanya dibuat lubang untuk penempatan as dan drive end yang kemudian dihubungkan
dengan alat penggerak.
Elemen screw conveyor disebut flight. Bentuknya helical atau dengan modifikasi tertentu.
Untuk helicoids flight bentuknya berupa pita memanjang dan dengan alat penyangga pada masing-
masing belitan dan berakhir pada as sentral.
Screw conveyor memerlukan sedikit ruangan dan tidak membutuhkan mekanik serta
membutuhkan biaya yang sedikit. Material bercampur saat melewati conveyor. Pada umumnya
srew conveyor dipakai untuk mengangkut bahan secara horizontal. Namun bila diinginkan dengan
elevasi tertentu bisa juga dipakai dengan mengalami penurunan kapasitas 25-45% dari kapasitas
horisontalnya. Elevasi 100 terjadi penurunan kapasitas 15%, Elevasi 150 terjadi penurunan
kapasitas 20% dan Elevasi 200 terjadi penurunan kapasitas 40%.

Gambar 1.6 Screw Conveyor Pada Industri

Kelebihan Screw Conveyor


Screw conveyor mudah dalam hal perencanaan, maintenance, dimensi kecil, dapat
mengeluarkan material pada titik yang dikendaki. Ini penting untuk meterial yang berdebu (dusty)
dan material panas, material yang bau, dan menjijikkan (obnoxious odour). Karena gesekan
material terhadap screw dan trough dapat mengakibatkan kondumsi daya yang tinggi, maka screw
conveyor digunakan untuk kapasitas rendah sampai sedang (sampai 100 m3/jam) dan panjang
biasanya 30 samai 40 meter.
Kekurangan Screw Conveyor :
Penerapan Screw conveyor terbatas karena material yang dapat dipindahkan dengan
sempurna tidaklah banyak. Screw conveyor tidak dapat digunakan untuk bongkahan besar (large-
lumped), mudah hancur (easily-crushed), abrasive, dan material mudah menempel (sticking
materials). Beban berlebih akan mengakibatkan kemacetan (bottleneck) dekat intermediate
bearing, merusak poros, dan screw berhenti.

Boiler

Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang berguna dan murah
untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu
mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi
kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai menjadisteam, maka volumenya akan meningkat
sekitar 1600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.

Prinsip kerja boiler

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai tekanan, temperatur,
dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steamyang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal
tersebut sistem boiler mengenal keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan
tekanan-temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatansteam yang
keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan
menjalankan suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan energi listrik
dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar generator sehingga
menghasilkan energi listrik (power boilers). Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem
boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi
listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan keadaan tekanan-temperatur rendah dapat
dimanfaatkan ke dalam proses industri dengan bantuan heat recovery boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Sistem air
umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai
kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air
umpan diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan dari
sistem steam. Sistem steammengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam
boiler. Steamdialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui komponen dari boiler yang
mendukung teciptanya steam, berikut komponen-komponen boiler:
- Furnace
Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Beberapa bagian
dari furnace siantaranya : refractory, ruang perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and
discharge door.
- Steam Drum
Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan steam. Steam masih
bersifat jenuh (saturated steam).
- Superheater
Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap dikirim melalui main steam
pipe dan siap untuk menggerakkan turbin uap atau menjalankan proses industri.
- Air Heater
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan udara luar yang
diserap untuk meminimalisasi udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
- Economizer
Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk memanaskan air dari air yang
terkondensasi dari sistem sebelumnya maupun air umpan baru.
- Safety valve
Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi keadaan dimana
tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
- Blowdown valve
Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan yang berada di dalam
pipa steam.

Gambar 2 Prinsip Kerja Boiler

Anda mungkin juga menyukai