Anda di halaman 1dari 115

Proses Manufaktur II

LATHE/MESIN BUBUT
History of lathe

2
Mesin bubut adalah salah satu alat kuno,
dikenalkan oleh orang Mesir dan digunakan luas
di Assyria, Yunani, Romawi dan Kekaisaran
Bizantium. Mesin bubut pada awalnya
dikembangkan oleh orang Mesir sekitar 1300 SM.
Ketika itu dikembangkan mesin bubut yang
dijalankan oleh dua orang. Satu orang akan
memutar potongan kayu dengan tali sementara
yang lain menggunakan alat yang tajam yang
berfungsi sebagai pahat untuk memotong atau
membentuk kayu. Kemudian bangsa Romawi
meningkatkan desain mesin bubut Mesir. Hal
serupa juga dilakukan oleh Jerman, Perancis dan
Inggris yang juga banyak memodifikasi mesin
bubut.

3
Sejarah mesin bubut berawal ketika manusia
pertama kali membangun sebuah rangka kaku
bantalan untuk mendukung benda kerja yang
dapat diputar pada sebuah kumparan dan
dipotong menjadi bentuk melingkar dengan
alat genggam.
Metode ini digunakan pertama kali untuk
pembuatan mangkuk dangkal pada tahun
1200 SM dan ditemukan di sebuah kuburan di
Mycenae yang diyakini telah berubah. Tak
terbantahkan lagi contoh paling kuno dari seni
pembubutan sejauh ini ditemukan adalah
fragmen dari sebuah mangkuk kayu Etruscan,
yang dibuat sekitar tahun 700 SM dan
ditemukan di Makam Pejuang di Cornetto.

History of lathe 4
Pembubut dari Timur awalnya duduk di tanah
pada mesin bubut primitif mereka, dengan
menggunakan satu tangan untuk memutar
kumparan sambil membungkuk sementara
tangan lain memegang gagang pahat. Mereka
menggunakan satu kaki untuk menjaga
kestabilan mesin bubut dan bertindak sebagai
alat penumpu, sementara ujung kaki yang lain
digunakan untuk memandu titik alat
pemotongan. Alat primitif seperti mesin bubut
kuno masih dapat kita lihat saat ini dan
digunakan di pasar-pasar di Timur Dekat dan
Asia

History of lathe 5
Di China, orang duduk di mesin bubut dan
menggunakan kakinya untuk membuat
gerakan bolak-balik (reciprocating) oleh pedal
secara bergantian kaki kiri dan kanan pada
papan yang dikaitkan pada tali yang dililitkan
pada mesin spindle bubut, sehingga membuat
kedua tangan bebas untuk memegang dan
mengarahkan pahat pemotong.

History of lathe 6
Orang Barat, lebih memilih untuk berdiri di
mesin bubut. Mereka mengembangkan mesin
bubut tiang dimana hanya satu kaki yang
dibutuhkan untuk gerakan bolak-balik. Ilustrasi
pertama yang diketahui dari mesin bubut tiang
muncul pada abad ke-13 di jendela kaca patri
di Chartres yang diberikan oleh pembubut
gilda setempat untuk menghormati pelindung
mereka, Saint Julien.
Perkembangan berikutnya, terlihat di sini
dalam sebuah ilustrasi dari Mendelsches
Bruderbuch 1395, menunjukkan bingkai bubut
dan eretan yang terbuat dari kayu-kayu yang
berat untuk meningkatkan kekakuan.

7
Kesulitan memegang alat pemotong dengan
kuat ketika memotong material yang keras
melahirkan penemuan eretan utama di mana
alat ini berpegang kuat dan maju dipotong oleh
sebuah slide di bawah kendali sebuah sekrup.
Ini ilustrasi dari Mittelalterliche Hausbuch dari
1480 menunjukkan bentuk yang sangat awal.

History of lathe 8
Pemanfaatan putaran roda memiliki
keuntungan luar biasa karena menghasilkan
kecepatan konstan dan dengan demikian
meningkatkan kontrol atas alat potong.
Ilustrasi ini juga yang pertama menunjukkan
Drive antara dua bantalan dari headstock dan
sebuah tailstock dengan penyesuaian untuk
memutar sekrup benda kerja panjang yang
berbeda antara pusat-pusat.

9
Leonardo, pengganti Jacques Besson sebagai
insinyur di Pengadilan Perancis, juga tertarik
pada pengembangan mesin bubut dan
membawa beberapa ide menjadi realitas
praktis dengan membangun sebuah sekrup-
pemotongan dan dua mesin bubut hias
berputar.

10
Pada tahun 1615 Salomon de Caus dari Wales
menggambarkan sebuah mesin bubut
eksentrik (Eccentric Lathe) untuk mengubah
benda oval. Untuk pertama kalinya mesin
bubut spindle yang dapat diubah di bawah
kendali eksentrik Camsterhadap tekanan
tegangan tali. Ini merupakan ilustrasi awal
prinsip mesin bubut.

11
Pada tahun 1797, Henry Mauldslay (1771-
1831) mendesain dan membuat mesin bubut
yang disebut sebagai screw cutting lathe,
salah satu karyanya yang berkembang di
Negara bagian New England. Waktu itu,
Amerika Serikat masih mengalami hambatan
yang sangat ketat dengan undang-undang
negeri Inggris yang melarang ekspor mesin-
mesin ke luar negeri.

12
Henry Maudslay merupakan seorang inovator
alat mesin dan penemu dari Inggris. Dia
dianggap sebagai bapak pendiri teknologi
peralatan mesin bubut dan penemu Dies Snei
serta cutting tool threading untuk fastener. Ia
dianggap sebagai bapak pendiri teknologi alat
mesin dan fastener yang merupakan fondasi
penting bagi Revolusi Industri.
Henry Maudslay lahir 22 Agustus 1771. Ia
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara.
ayahnya, Henry Maudslay, seeorang tukang
roda di Royal Engineers, dan ibunya, Margaret
seorang buruh tukang cuci.

History of lathe 13
Maudslay mulai bekerja pada usia 12 sebagai
kuli angkut bijih besi di kota Arsenal. Setelah
duatahun, ia dipindahkan ke sebuah toko
tukang kayu diikuti oleh bengkel pandai besi,
di mana padausia lima belas ia mulai berlatih
sebagai pandai besi. Dia tampaknya memiliki
spesialisasi dalam pekerjaan menempa.
Selama waktunya di Arsenal, Maudslay juga
bekerja di Royal Foundry, di manaJan
Verbruggen telah memasang mesin bor
horisontal inovatif pada tahun 1772.

History of lathe 14
Maudslay mengembangkan industri mesin
bubut pembuat sekrup pertamakali pada
tahun 1800,yang memungkinkan standarisasi
ukuran ulir sekrup untuk pertama kalinya.
Pada tahun 1797, Henry Mauldslay mendesain
dan membuat mesin bubut yang disebut
sebagaiscrew cutting lathe, salah satu
karyanya yang berkembang di Negara bagian
New England. Waktuitu, Amerika Serikat
masih mengalami hambatan yang sangat
ketat dengan undang-undang negeriInggris
yang melarang ekspor mesin-mesin ke luar
negeri

History of lathe 15
Mesin pemotong sekrup pertama Maudslay
diciptakan sekitar tahun 1797. Pak
Henrymenciptakan mesin ini saat ia masih
menjadi karyawan yang bekerja untuk Joseph
Bramah, dankemudian ia berhenti dan
memulai usaha sendiri di tahun 1800 dan
terus mengembangkanteknologi mesin bubut.

History of lathe 16
Pada 1810 Maudslay mempekerjakan delapan
puluh pekerja dan kehabisan ruang
dibengkelnya, jadi dia pindah ke tempat yang
lebih besar di Westminster Bridge Road,
Lambeth.Maudslay juga merekrut seorang
juru gambar muda Admiralty, Joshua Field,
yang terbuktisangat berbakat sehingga
Maudslay membawanya ke dalam kemitraan.
Perusahaan itukemudian menjadi Maudslay,
Putra dan Field ketika putra Maudslay menjadi
mitra.

History of lathe 17
Dengan mengatur perbandingan kecepatan
rotasi benda kerja dan kecepatan translasi
pahatmaka akan diperoleh berbagai macam
ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini
dapatdilakukan dengan jalan menukar roda
gigi translasi yang menghubungkan poros
spindel denganporos ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus
untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
Jumlahgigi pada masing-masing roda gigi
penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah
15 sampaidengan jumlah gigi maksimum 127.
Roda gigi penukar dengan jumlah 127
mempunyaikekhususan karena digunakan
untuk konversi dari ulir metrik ke ulir inci.

History of lathe 18
?
DO YOU KNOW
LATHE MACINE

You have 7 minutes to answer my question 19


LATHE MACHINE
Definition lathe machine

20
Mesin Bubut sendiri merupakan suatu
proses pemakanan benda kerja yang
sayatannya dilakukan dengan cara
memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu
putar dari benda kerja.

Definiton lathe machine 21


LATHE MACHINE
Type Lathe Machine

22
How Many Types
of Lathes
Do You Know ?

You have 7 minutes to answer my question 23


24
LATHE MACHINE
Lathes Based on Dimensions / Size

25
Gambar Portable Lathe.

Mesin Bubut ini hanya digunakan untuk suatu


pekerjaan ringan. Misalnya untuk memotong
benda kecil dan keperluan rumah tangga.
Dapat juga dijadikan sebagai latihan dalam
mengoperasikan mesin bubut / belajar untuk
mendalami profesi mesin bubut.

Ukuran dari mesin ini relatif kecil dan cukup


portable. Bahkan panjang dari mesin ini
kurang 1200 mm / 1,2 meter. Bentuk dari
mesin ini juga sangat sederhana dan mudah
dalam dipahami cara menggunakannya.

Lathes Based on Dimensions / Size. 26


Gambar Medium Lathe.

Mesin ini jauh lebih besar dari mesin bubut


ringan. Mesin ini juga dilengkapi dengan
konstruksi yang lebih kompleks dan detail.
Serta terdapat beberapa bagian yang
mempunyai fungsi dan peralatan khusus.

Kegunaan dari mesin ini juga jauh lebih


kompleks. Bahkan dapat membunuh material
dengan diameter hingga 20 cm. Dengan
mesin ini juga dapat menciptakan sebuah
perkakas baik untuk keperluan rumah tangga
ataupun sekolah. Selain itu juga dapat
digunakan untuk memperbaiki suatu
perkakas.

Lathes Based on Dimensions / Size. 27


Gambar Standard Lathe.

Mesin bubut ini mempunyai ukuran dan berat


yang lebih daripada portable dan medium
lathe. Konstruksi dari mesin ini juga jauh lebih
kompleks. Bahkan dilengkapi dengan lampu
kerja, pendingin mesin, rem hingga tempat
untuk menampung geram. Untuk daya yang
dihasilkan oleh mesin ini jauh lebih besar.
Mesin ini digunakan di sebuah industri, baik
industri kecil ataupun pabrik.

Lathes Based on Dimensions / Size. 28


Gambar Long Bed Lathe.

Jenis mesin ini merupakan mesin bubut yang


paling besar diantara mesin bubut lainnya.
Bahkan pada mesin ini dilengkapi dengan
roda gigi dan tingkat kecepatannya juga
sangat maksimal. Mesin bubut ini khusus
untuk digunakan di pabrik – pabrik besar.

Lathes Based on Dimensions / Size. 29


LATHE MACHINE
Lathe Machine Based On Its Working
Principle
30
Gambar Centre Lathe.

Mesin ini tersedia dalam berbagai macam


bentuk dan menjadi mesin favorit dalam
suatu industri. Baik industri besar maupun
industri kecil. Cara Kerja dari mesin ini yaitu
menggunakan sebuah poros spindle. Cara
dalam pengoperasian mesin bubut yang satu
ini juga cukup mudah.

Poros spindle tersebut mempunyai suatu


chuk yang berahang dan di satu sisi
berfungsi sebagai alat untuk mencengkram
material. Chuk yang berahang menjadi inti /
pusat sumbu. Untuk sisi lain yang tidak
berfungsi untuk mencengkram, berfungsi
sebagai alat pemutar.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 31


Gambar Belt Lathe.

Mesin bubut yang satu ini mempunyai ciri


khas yaitu terdapat suatu bagian yang
berfungsi sebagai sabuk. Walaupun terlihat
seperti suatu aksesoris, tetapi sabuk tersebut
mempunyai fungsi yang penting yaitu
memutar roda gigi. Letak dari sabuk
melingkar pada roda gigi.
Serta dapat berputar dengan putaran poros
yang berasal dari spindle yang telah
dikaitkan dengan sabuk. Pada roda gigi
terhadap suatu arahan pahat yang dapat
bergerak secara memutar dengan konstan /
stabil dan berfungsi untuk membentuk ulir.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 32


Gambar Boring Milling Lathe
Vertical turning lathe

Pengoperasian pada mesin bubut ini sangat


mudah dan dapat berjalan secara otomatis.
Sebelum digunakan hanya perlu mengatur
bentuk akhir dari potongan yang dibutuhkan.
Lalu mesin ini akan bekerja sesuai dengan
perintah dan hanya menunggu hasil akhirnya
dan mengawasi jalannya mesin.
Mesin ini menjadi mesin favorit di sebuah
industri / pabrik, terutama pada pabrik besar.
Dengan mesin ini pekerjaan menjadi lebih
cepat terselesaikan.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 33


Gambar Facing lathe

Untuk mesin bubut ini merupakan mesin


bubut khusus. Karena gasnya dapat
digunakan pada material yang berbentuk
piringan / bentuk datar. Jadi tidak dapat
digunakan pada material dengan bentuk
balok / silinder.
Mesin ini mempunyai suatu cakram di atas
piringan yang berupa pelat dengan ukuran
besar. Kalau tersebut berada di sisi dasar /
bawah. Lalu untuk proses pembubutannya
bekerja di dua buah sisi piringan / plate.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 34


Gambar Turrent Lathe
Mesin jenis ini juga dapat bekerja secara
otomatis. Tetapi cara kerja mesin ini jauh
lebih sempurna dan lebih kompleks dari
mesin bubut voting milling dan vertical
tunning. Karakter pada mesin ini dapat
melakukan operasional secara berurutan.
Serta dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan.
Khusus untuk mesin ini mempunyai suatu
kemampuan khusus untuk mengerjakan
suatu material dengan identic. Jadi mesin
dapat bekerja dengan sendirinya sesuai
dengan setting / pengaturan mesin secara
urut. Dengan berbagi macam jenis pekerjaan
yang dapat dilakukan hanya dengan 1 buah
mesin.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 35


Gambar Saddle turret lathe
Mesin jenis ini juga dapat bekerja secara
otomatis. Tetapi cara kerja mesin ini jauh
lebih sempurna dan lebih kompleks dari
mesin bubut voting milling dan vertical
tunning. Karakter pada mesin ini dapat
melakukan operasional secara berurutan.
Serta dapat disetting sesuai dengan
kebutuhan.
Khusus untuk mesin ini mempunyai suatu
kemampuan khusus untuk mengerjakan
suatu material dengan identic. Jadi mesin
dapat bekerja dengan sendirinya sesuai
dengan setting / pengaturan mesin secara
urut. Dengan berbagi macam jenis pekerjaan
yang dapat dilakukan hanya dengan 1 buah
mesin.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 36


Pada dasarnya mesin ini hampir sama
dengan mesin bubut yang biasa dan sangat
simple serta mudah dalam
pengoperasiannya.
Namun pada mesin ini terdapat sebuah
sadel. Sadel tersebut mempunyai fungsi
khusus dalam pengaturan hingga
pengoperasian material secara identik.
Selain itu mesin ini dapat bergerak maju dan
mundur.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 37


Gambar Vertical turret lathe
Sekilas, bentuk dari mesin ini sangat mirip
dengan mesin frais bor vertikal. Ciri khas
pada mesin ini yaitu dalam memegang
pahatan menggunakan pengaturan turret.
Mesin ini terdiri dari mana putar/
pencengkram dengan posisi horizontal.
Lalu sebagai tambahan, pada bagian turret
dipasang di atas rel penyilang. Mesin ini
minimal mempunyai satu buah kepala
samping dan telah dilengkapi dengan suatu
turret yang berbentuk bujur sangkar sebagai
alat untuk memegang pahatan. Lalu masing
– masing turret mempunyai suatu perangkat
penghenti.

Lathe Machine Based On Its Working Principle 38


LATHE MACHINE
Construction Lathe Machine

39
oda gigi dan mendapatkan daya dari motor
yang disambungkan dengan sabuk V.
Pengendali pada kepala tetap bisa mengatur
kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku
untuk menampung panjang stok yang
berbeda-beda.
Pergerakannya diatur dengan penyetel roda
dan dilengkapi dengan ulir pengencang pada
dasarnya untuk menyetel kelurusan dan
untuk pembubutan tirus.

Construction Lathe Machine 40


Sekrup pengarah adalah poros panjang
berulir yang terletak agak dibawah dan
sejajar dengan bangku, memanjang dari
kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan
dengan roda gigi pada kepala tetap dan
putarannya bisa dibalik. Dipasang ke kereta
luncur dan bisa dipasang atau dilepas dari
kereta luncur selama operasi.
Ulir pengarah hanya untuk membuat ulir saja
dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.

Construction Lathe Machine 41


Batang hantaran terletak dibawah ulir
pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan
daya dari kotak pengubah cepat (quick
change box) untuk menggerakkan
mekanisme apron dalam arah melintang
atau memanjang.
Kereta luncur terdiri dari perletakan
majemuk, sadel pahat dan apron.
Konstruksinya kaku karena harus
menyangga dan memandu pahat pemotong.
Dilengkapi dengan dua hantaran tangan
untuk memandu pahat dalam arah
menyilang.

Construction Lathe Machine 42


LATHE MACHINE
Lathe Process Parameters

43
Dalam proses pembubutan terdapat elemen
dasar proses bubut yang dapat diketahui atau
dihitung dengan menggunakan rumus yang
dapat diturunkan dari gambar kerja. Kondisi
pemotongan ditentukan sebagai berikut :

Lathe Process Parameters 44


Benda Kerja :
𝑑𝑜 = diameter mula (mm)
𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
𝑙𝑡 = panjang pemesinan (mm)

Pahat :
𝑥𝑟 = sudut potong utama (◦)
𝛾𝑜 = sudut geram (◦)

Mesin Bubut :
𝑎 = kedalaman potong (mm)
𝑓 = gerak makan (mm/r)
𝑛 = putaran poros utama (rpm)

Lathe Process Parameters 45


Benda Kerja :
𝑑𝑜 = diameter mula (mm)
𝑑𝑚 = diameter akhir (mm)
𝑙𝑡 = panjang pemesinan (mm)

Pahat :
𝑥𝑟 = sudut potong utama (◦)
𝛾𝑜 = sudut geram (◦)

Mesin Bubut :
𝑎 = kedalaman potong (mm)
𝑓 = gerak makan (mm/r)
𝑛 = putaran poros utama (rpm)

Lathe Process Parameters 46


kecepatan potong adalah kemampuan alat
potong menyayat bahan dengan aman
menghasilkan tatal dalam satuan
panjang/waktu (meter/menit atau feet/
menit). Ilustrasi kecepatan potong pada
proses pembubutan,

Dimana :
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja
(putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14

Kecepatan Potong (Cutting Speed – Cs ) 47


Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga
disertakan jenis bahan alat potongnya.
Yang pada umumnya, bahan alat potong
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
HSS (High Speed Steel) dan
karbida (carbide). Pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa dengan alat potong
yang bahannya karbida, kecepatan
potongnya lebih besar jika dibandingkan
dengan alat potong HSS

Kecepatan Potong (Cutting Speed – Cs ) 48


Lathe Process
Parameters

49
kecepatan putaran adalah kemampuan
kecepatan putar mesin bubut untuk
melakukan pemotongan atau penyayatan
dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu
untuk mencari besarnya putaran mesin
sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda
kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong
untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan
secara baku, maka komponen yang bisa
diatur dalam proses penyayatan adalah
putaran mesin/benda kerjanya.
Keterangan :
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

Kecepatan Putar (Round Speed – Cs ) 50


Contoh 2 :
Sebuah baja lunak berdiameter 2,5 inchi, akan
dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 20
meter/menit. Berapa besar putaran mesinnya ?
Contoh 1 : Jawaban :
Sebuah baja lunak berdiameter 62 mm, akan Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus
dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25 dikalikan 25,4 mm. Dengan demikian diamter 2
meter/menit. Berapa besar putaran mesinnya ? inchi = 2,5 x 25,4 = 63,5 mm. Maka putaran
Jawaban : mesinnya adalah;

Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah


Jadi putaran mesinnya adalah sebesar 100,305
sebesar 128,415 putaran per-menit
putaran per-menit

Kecepatan Putar – (Round Feed - RF) 51


Lathe Process
Parameters
Feed Rate-Kecepatan Makan

52
Kecepatan pemakanan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman
penyayatan,sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat potong,
ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan, Kecepatan pemakanan pada umumnya untuk
proses pengasaran ditentukan pada kecepatan pemakanan
tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang halus
(waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut
ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f)
dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran
mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus untuk mencari
kecepatan pemakanan (F) adalah

53
Contoh 1: Contoh 2:
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan
putaran mesinnya 750 putaran/menit dan dibubut dengan kecepatan potong (Cs) 25
besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Berapa meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15 mm/
besar kecepatan pemakanannya ? putaran. Berapa besar kecepatan pemakanannya ?

Jawaban : Jawaban :
F=fxn
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit.
Pengertiannya adalah; pahat bergeser sejauh
150 mm, selama satu menit. F=fxn
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85
mm, selama satu menit

Kecepatan makan (Feed Rate – FR) 54


Keterangan:
Tc : waktu pemotongan (min)
Lt : Panjang pemesinan (mm)
Vf : Kecepatan makan (mm/min)
a : kedalaman potong (mm)
f : gerak makan (mm)
Vc : kecepatan makan (mm/min) Z = f a Vc

Kecepatan Penghasil Geram (Furious Generation Speed) 55


Suatu benda kerja silindrik memiliki diameter awal
d0= 130 mm, panjang pemesinan lt= 100 mm. Mesin
bubut akan digunakan untuk mengecilkan
diameternya dengan kecepatan potong v = 150
m/min, gerak makan f = 0,3 mm/rev, kedalaman
potong a = 2,00 mm.

Pertanyaan :
1. Diameter akhir (dm),
2. Waktu pemesinan sesungguhnya tanpa waktu
non produktif (tc),
3. Kecepatan penghasilan geram (Z).

Home Work 56
HELLO!!
Are you ready to learn my course?

57
LATHE MACHINE
Cutting tools on lathes

58
Alat potong berfungsi untuk menyayat/
memotong benda kerja sesuai dengan
tuntutan bentuk dan ukuran pada gambar
kerja. Pada proses pembubutan ada
beberapa jenis alat potong yang
digunakan diantaranya: senter bor/centre
drill, mata bor/drill, konter bor, reamer,
konter sing, pahat bubut dll.
Hasil produk pada proses pemesinan
bubut sangat dipengaruhi oleh kondisi dan
geometris alat potong yang digunakan,
yang proses penyayatnya/pemotongan
dapat dapat dilkukan dengan cara gerak
memanjang, melintang atau menyudut
tergantung pada hasil bubutan yang
diinginkan

Cutting tools on lathes 59


Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

1. Bor Senter (Centre drill)

2. Mata Bor (Twist Drill)

3. Kontersing (Countersink)

4. Konterbor (Counterbor)

5. Rimer Mesin (Reamer Machine)

6. Kartel (Knurling

Cutting tools on lathes 60


Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

Bor Senter (Centre drill)


Bor senter adalah salah satu alat potong
pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang senter pada ujung
permukaan benda kerja. Jenis bor senter
ada tiga yaitu: bor senter standar (standar
centre driil), bor senter dua mata sayat
(safety type centre drill) dan bor senter
mata sayat radius (radius form centre
drill).

Cutting tools on lathes 61


Bor senter standar (Standard centre drill):
Bor senter standar memiliki sudut mata
sayat pengarah sebesar 60º, sehingga
hasil lubang senter yang dibuat memilki
sudut yang sama dengan sudut mata
sayatnya. Bor senter jenis ini memiliki dua
ukuran, yaitu bor senter standar panjang
normal (Gambar 2.2) dan bor senter ekstra
pendek/panjang (Gambar 2.3).

Cutting tools on lathes 62


Bor senter mata sayat bertingkat
Bor senter mata sayat (Gambar 2.5),
fungsinya sama dengan senter bor
standar yaitu untuk membuat lubang
senter bor yang memilki sudut pengarah
senter 60º. Perbedaannya adalah apabila
pada saat membuat lubang senter bor
diperlukan hasil lubang senternya
bertingkat setelah bidang tirusnya, maka
dapat digunakan senter bor jenis ini.

Cutting tools on lathes 63


Bor Senter bentuk radius/ Radius form
centre drill
Bor senter bor bentuk radius (Radius form
centre drill) – (Gambar 2.6), memilki mata
sayat berbentuk radius. Sehingga
sehingga hasil lubang senter yang dibuat
memilki profil yang sama dengan sudut
mata sayatnya yaitu berbentuk radius

Cutting tools on lathes 64


Tabel 2.1. Standar ukuran diameter bodi & diameter ujung bor
senter (mm)

Untuk megetahui standar ukuran diameter


bodi dan diameter ujung bor senter dalam
satuan mmdapat dilhat pada tabel 2.1. Hal
lain yang penting diketahui bahwa, jenis
senter bor yang sering digunakan di
lingkungan industri manufatur maupun
pendidikan adalah senter bor standar dan
senter bor bentuk radius.

Cutting tools on lathes 65


Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

Mata Bor (Twist Drill)


Mata bor adalah salah satu alat potong
pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang pada benda pejal. Dalam
membuat diameter lubang bor dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu
tergantung dari diameter mata bor yang
digunakan.

Cutting tools on lathes 66


Pengelompokan mata bor berdasarkan
tangkai
Pengelompokan mata bor berdasarkan
tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu, pertama: mata bor tangkai lurus
(Gambar 2.8) dan kedua: mata bor tangkai
tirus (Gambar 2.10)

Cutting tools on lathes 67


Pengelompokan mata bor berdasarkan
spiral
Apabila dilihat spiralnya mata bor terbagi
menjadi tiga yaitu, pertama: mata bor
spiral normal/ normal spiral drill (Gambar
2.12) digunakan untuk mengebor baja
lunak, kedua: mata bor spiral panjang/
slow spiral drill (Gambar 2.13) digunakan
untuk mengebor baja keras dan ketiga:
mata bor spiral pendek/ quick spiral drill
(Gambar 2.14) digunakan untuk mengebor
baja liat.

Cutting tools on lathes 68


Kontersing (Countersink)
Kontersing (Countersink) adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi
untuk membuat champer pada ujung lubang agar tidak tajam atau untuk membuayt champer
pada ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus.
Sesuai kebutuhan pekerjaan dilapangan apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua
yaitu, kontersing tangkai lurusdan kontersing tangkai tirusdan apabila dilihat dari sisi jumlah
mata sayatnya kontersink terbagi menjadi eman jenis yaitu, jumlah mata sayat satu, mata
sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat, mata sayat lima dan mata sayat enam.
Sedangkan apabila dilihat dari sudut mata sayatnya, kontersing terbagi menjadi enam jenis
juga yaitu, kontersing sudut mata sayat 60º, 82º, 90º, 100º dan 120º. Apabila dilihat dari
tangkainya, kontersing dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu kontersing tangkai lurus dan
kontersing tangkai tirus:

Cutting tools on lathes 69


Kontersing tangkai lurus:
Kontersingtangkai lurus (Gambar 2.17),
pada saat digunakan untuk proses
pembubutan penggikatanya dipasang
pada cekam bor/ drill chuck sebagaimana
pengikatan pada proses pengeboran
dengan bor tangkai lurus.

Kontersing tangkai tirus:


Kontersingtangkai tirus (Gambar 2.18),
pada saat digunakan untuk proses
pembubutan penggikatanya dipasang
pada lubang sleave kepala lepas
sebagaimana pengikatan pada proses
pengeboran dengan bor tangkai tirus.
Apabila tirus tangkangkainya terlalu kecil
dapat ditambah dengan sarung pengurang

Cutting tools on lathes 70


Kontersing mata sayat satu:
Kontersingmata sayat satu (Gambar 2.19),
memiliki jumlah mata sayat satu yang
berfungsi untuk menchamper ujung
lubangpada benda kerja agar tidak tajam atau
sebagai pengarah/ menchamper ujung lubang
untuk membenamkan kepala baut berbentuk
tirus dan radius.

Kontersing mata sayat dua:


Kontersingmata sayat dua (Gambar 2.21),
memiliki jumlah mata sayat dua yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
yaitu untuk menchamper ujung lubang agar
tidak tajam/ sebagai pengarah atau
menchamper ujung lubang untuk
membenamkan kepala baut berbentuk tirus
yang besar sudutnya tergantung dari sudut
kontersing yang digunakan
Cutting tools on lathes 71
Kontersing mata sayat tiga:
Kontersing mata sayat tiga (Gambar 2.23),
memiliki jumlah mata sayat tiga yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan

Kontersing mata sayat empat:


Kontersing mata sayat empat (Gambar 2.24),
memiliki jumlah mata sayat empat yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan Cutting tools on lathes 72
Kontersing mata sayat lima:
Kontersingmata sayat lima (Gambar 2.25),
memiliki jumlah mata sayat lima yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan.

Kontersing mata sayat enam:


Kontersingmata sayat enam (Gambar 2.26),
memiliki jumlah mata sayat enam yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan Cutting tools on lathes 73
Kontersing mata sayat lima:
Kontersingmata sayat lima (Gambar 2.25),
memiliki jumlah mata sayat lima yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan.

Kontersing mata sayat enam:


Kontersingmata sayat enam (Gambar 2.26),
memiliki jumlah mata sayat enam yang
berfungsi sama dengan kontersing mata satu
untuk menchamper ujung lubang agar tidak
tajam/ sebagai pengarah atau menchamper
ujung lubang untuk membenamkan kepala
baut berbentuk tirus yang besar sudutnya
tergantung dari sudut kontersing yang
digunakan Cutting tools on lathes 74
Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

Konterbor (Counterbor)
Konterbor (counterbor) adalah salah satu
alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk membuat lubang
bertingkat. Hasil lubang bertingkat
berfungsi sebagai dudukan kepala baut
L.Jenis alat ini apabila dilihat dari
tangkainya terbagi menjadi dua yaitu
konterbor tangkai lurus (Gambar 2.27) dan
konterbor tangkai tirus (Gambar 2.28).

Cutting tools on lathes 75


Apabila dilihat dari sisi ujung mata
sayatnya, alat ini juga terbagi menjadi dua
yaitu, konterbor dengan pengarah
(Gambar 2.29) dan konterbor tanpa
pengarah (Gambar 2.30). Hasil pembuatan
lubang konterbor pada mesin bubut dapat
dilihat pada (Gambar 2.31).

Cutting tools on lathes 76


Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

Rimer Mesin (Reamer Machine)


Rimer mesin (Gambar 2.32), adalah salah
satu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk memperhalus dan
memperbesar lubang dengan toleransi
dan suaian khusus sesuai tuntutan
pekerjaan, yang prosesnya benda kerja
sebelumnyadibuat lubang terlebih dahulu.

Cutting tools on lathes 77


Apabila dilihat dari fungsinya rimer mesin
terbagi menjadi tiga yaitu, reamer mesin
untuk lubang pin, reamer untuk luang lurus
dan reamer untuk lubang tirus.

Rimer Mesin Untuk Lubang Pin


Rimer mesin untuk lubang pin apabila
dilihat dari bentuk mata sayatnya terbagi
menjadi tiga yaitu, reamer pin tirus mata
sayat lurus/ straight taper pin reamer
(Gambar 2.33), reamer pin tirus mata
sayat spiral/ spiral taper pin reamer
(Gambar 2.34), dan reamer pin tirus mata
sayat helik (helical taper pin reamer) -
(Gambar 2.35).

Cutting tools on lathes 78


Rimer mesin untuk lubang lurus:
Rimer mesin untuk lubang lubang lurus
apabila dilihat dari tangkainya terbagi
menjadi dua yaitu, reamer lurus tangkai
lurus (Gambar 2.36), dan rimer lurus
tangkai tirus (Gambar 2.37). Rimer jenis ini
berfungsi untuk membuat lubang lurus
yang memilki toleransi dan suaian khusus.

Cutting tools on lathes 79


Rimer mesin untuk lubang tirus:
Rimer mesin untuk lubang tirus apabila
dilihat dari fungsinya terbagi menjadi dua
yaitu, rimer tirus untuk pengasaran
(Gambar 2.38) dan reamer tirus untuk
finising (Gambar 2.39). Rimer jenis ini
berfungsi untuk membuat lubang tirus
standar

Cutting tools on lathes 80


Macam Alat Potong Pada Mesin Bubut
Selain pahat bubut, terdapat bebeberapa
macam alat potong yang digunakan pada
mesin bubut diantaranya:

Kartel (Knurling)
Kartel (knurling) adalah suatu alat pada mesin
bubut yang berfungsi untuk membuat alur-
alur melingkar lurus atau silang pada bidang
permukaan benda kerja bagian luar atau
dalam. Tujuan pengkartelan bagian luar
adalah agar permukaan bidanng tidak licin
pada saat dipegang, contohnya terdapat pada
batang penarik, tangkai palu besi dan
pemutar yang dipegang dengan tangan. Untuk
pengkartelan bagian dalam tujuannya adalah
untuk keperluan khusus, misalnya
memperkecil lubang bearing yang sudah
longgar
Cutting tools on lathes 81
Konstruksi atau bentuk pemegang/ holder
gigi pisau kartel dibuat sesuai profil
bidang yang akan dikartel, sehingga dapat
dipilih sesuai kebutuhan. Macam-macam
bentuk pemegang gigi pisau kartel buatan
dari salah satu pabrikan dapat dilihat pada
(Gambar 2.48).

Cutting tools on lathes 82


LATHE MACHINE
Materials / Materials for Lathe Chisels

83
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini begitu pesat terutama dalam
industri manufaktur/ permesinan, sehingga sudah banyak diciptakan variasi jenis dan sifat
material, baik untuk alat potong pahat bubut atau bahan/ row material. Pada awalnya
manusia hanya mampu membuat alat potong pahat bubut dari jenis baja karbon, kemudian
ditemukan unsur atau paduan yang lebih keras sampai ditemukannya material alat potong
pahat bubut yang paling keras yaitu diamond.
Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap performa alat potong/ pahat bubut diantaranya:
Tungsten/ Wolfram (W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molybdenum (Mo) dan Cobalt (Co).
Sifat yang diperlukan untuk sebuah alat potong tidak hanya kerasnya saja, akan tetapi masih
ada sifat lain yang diperlukan untuk membuat suatu alat potong memilkiperforma yang baik
misalnya, bagaimana ketahanan terhadap gesekan, ketahanan terhadap panas, ketahanan
terhadap benturan dll.
Macam-macam pahat bubut dilihat dari jenis material/ bahan yang digunakanmeliputi: Baja
karbon, Baja kecepatan tinggi/ High Speed Steels (HSS, Paduan cor nonferro (cast
nonferrous alloys; cast carbides), Karbida (cemented carbides; hardmetals), Keramik
(ceramics), CBN (cubic boron nitrides), danIntan (sintered diamonds & natural diamond)

Materials / Materials for Lathe Chisels 84


Baja karbon
Yang termasuk didalam kelompok baja karbon adalah High Carbon Steel (HCS) dan Carbon
Tool Steels (CTS). Baja jenis ini menggandung karbon yang relative tinggi (0,7% - 1,4% C)
dengan prosentasi unsur lain relatif rendah yaitu Mn, W dan Crmasing-masing 2% sehingga
mampu memiliki kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses perlakuan panas
pada suhutertentu, strukur bahan akan bertransformasi menjadi martensit dengan hasil
kekerasan antara 500 ÷ 1000 HV.

Karena mertensitik akan melunak pada temperature sekitar 250°C, maka baja karbon jenis
ini hanya dapat digunakan pada kecepatan potong yang rendah (10 m/menit) dan hanya
dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak atau kayu.

Materials / Materials for Lathe Chisels 85


Baja Kecepatan Tinggi/ High Speed Steel (HSS)
Pada sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan Crom
(Cr) dan Tungsten/ Wolfram (W) dengan melalui proses penuangan (molten metallurgy)
selanjutnya dilakukan pengerolan atau penempaan dibentuk menjadi batang segi empat
atau silinder. Pada kondisi masih bahan (raw material), baja tersebut diproses secara
pemesinan menjadi berbagai bentuk pahat bubut.

Setelah proses perlakukan panas dilaksanakan, kekerasannya akan menjadi cukup tinggi
sehingga dapat digunakan untuk kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga kali
kecepatan potong pahat CTS. Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) apabila dilihat
dari komposisinya dapat dibagai menjadi dua yaitu, Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel
- HSS) Konvensional dan Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel - HSS) Spesial.

Materials / Materials for Lathe Chisels 86


HSS Konvensional: Baja Kecepatan Tinggi
(HSS) Konvesional, terbagi menjadi dua
yaitu:
- Molibdenum HSS
- Tungsten HSS

HSS Spesial: Baja Kecepatan Tinggi


Konvesional (HSS) Spesial, terbagi menjadi
enam yaitu:
- Cobalt Added HSS
- High Vanadium HSS
- High Hardess Co HSS
- Cast HSS
- Powdered HSS
- Coated HSS

Materials / Materials for Lathe Chisels 87


Paduan Cor Nonferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara sifat yang dimiliki HSS dan Karbida (Cemented
Carbide), sehingga didalam penggunaannya memiliki karakteristik tersendiri karena karbida terlalu
rapuh dan HSS mempunyai ketahanan panas (hot hardness) dan ketahanan aus (wear resistance)
yang terlalu rendah. Jenis material ini di bentuk dengan cara dituang menjadi bentuk-bentuk yang
tertentu, misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Baja
paduan nonferro terdiri dari empat macam elemen/ unsur utama diantaranya:
Cobalt (Co):
Unsur cobalt,berfungsi sebagai pelarut bagi unsure-unsur lainnya.
Chrom (Cr):
Unsur chrom (10% s.d 35%), berfungsi sebagai pembetuk karbida
Tungsten/ Wolfram (W):
Unsur tungsten/ wolfram (10% s.d 25%), berfungsi sebagai pembentuk karbida dan menaikan
karbida secara menyeluruh.
Karbon (C):
Apabila terdapat unsur karbon (1%) akan menghasilkan jenis baja yang masih relaitif lunak,
dan apabila terdapat unsur karbon (3%) akan menghasilkan jenis yang relatif keras serta
tahan aus.
Materials / Materials for Lathe Chisels 88
Karbida
Jenis karbida yang “disemen” (Comented Carbides) merupakan bahan pahat yang dibuat dengan
cara menyinter (sintering) serbuk karbida (Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya
dari Cobalt (Co). dengan cara Carburizing masing-masing bahan dasar (serbuk) Tungsten
(Wolfram,W) Tintanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi karbida yang kemudian digiling (ball mill)
dan disaring.
Salah satu atau campuaran serbuk karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat
(Co) dan dicetak tekan dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering
(1000º C) pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering (1600º C)
sehingga bentuk keeping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (Cold atau HIP) akan menyusut
menjadi sekitar 80% dari volume semula.

Materials / Materials for Lathe Chisels 89


Keramik (Ceramics)
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan nonmetalik. Sedangkan
menurut definisi yang luas adalah semua material selain metal atau material organic, yang
mencakup juga berbagai jenis karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta karbon.

Keramik secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu :
Keramik tradisional
Keramik tradisional yang merupakan barang pecah belah peralatan rumah tangga
Keramik industry
Keramik industry digunakan untuk berbagai untuk berbagai keperluan sebagai komponen dari
peralatan, mesin dan perkakas termasuk perkakas potong atau pahat.

Materials / Materials for Lathe Chisels 90


Cubic Boron Nitride (CBN)
Cubic Boron Nitride (CBN) termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60 kbar,
1500ºC) sehingga bentuk grafhit putih 70 nitride boron dengan strukrur atom heksagonal berubah
menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat dibuat dengan menyinter serbuk BN tanpa atau
dengan material pengikat, TiN atau Co. Ketahanan panas (Hot hardness) CBN ini sangat tinggi bila
dibandingkan dengan jenis pahat yang lain.

Intan
Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan dengan pengikat Co (5% -
10%). Tahan panas (Hot hardness) sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastic. Sifat inidi
tentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan
pada temperature tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah ter-difusi dengan atom besi,
maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi (ferros).
Cocok untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu
Alloys, Plastics dan Rubber).

Materials / Materials for Lathe Chisels 91


LATHE MACHINE
Type of work on a lathe

92
Membubut Lurus
Ada dua cara yang dapat dilakukan
untuk membubut lurus seperti
ditunjukkan pada gambar disamping
Pertama, pembubutan memanjang
(sejajar benda kerja) untuk
mendapatkan ukuran diameter benda
kerja yang dikehendaki. Kedua,
pembubutan permukaan rata (facing),
yaitu meratakan permukaan pada
bidang diameter benda kerja untuk
menghasilkan pembubutan permukaan
datar pada benda kerja.

Types of turning 93
Membubut Eksentrik
Eksentrik merupakan sebuah poros
yang mempunyai kedudukan
center/garis tengah diameter yang
berbeda posisi/tergeser, pada
pembubutan ini dapat dilakukan
dengan cara menggeser posisi
pencekaman benda kerja sejauh
ukuran yang diminta dengan alat
cekam four jaw chuck independent,
atau bisa juga dengan metode
penjepitan between center dengan
catatan lubang center sudah dibuat
eksentrik.

Types of turning 94
Membubut alur
Untuk membubut alur atau membuat
celah dengan lebar dan kedalaman
tertentu, digunakan pahat bubut
pengalur. Pembubutan alur bertujuan
untuk membuat pembebas pada
proses penguliran atau bisa juga untuk
tempat pemasangan snap ring,
pembubutan alur dapat dilakukan pada
diameter luar dan dalam. Pahat ini
berbentuk lurus, bengkok, berjenjang
ke kanan atau ke kiri. Bentuk-bentuk
pahat ini ditunjukkan pada gambar
disamping.

Types of turning 95
Memotong benda kerja
Untuk memotong benda kerja,
digunakan pahat pengalur dengan
penyayat sangat ramping, tetapi hal ini
jarang dilakukan, karena pahat yang
digunakan untuk memotong akan
mudah patah.

Types of turning 96
Mengebor
Pembubutan ini digunakan untuk
pembuatan lubang pada benda kerja.
Mata bor dipasang pada dudukan yang
tersedia pada center kepala lepas dan
digerakan maju (langkah pemakanan=
kedalaman lubang) menggunakan roda
pemutar eretan yang ada pada center
kepala lepas.

Types of turning 97
Membuat profil
Pembubutan ini menghasilkan
berbagai macam bentuk profil produk.
Proses pembubutan dapat dilakukan
secara manual menggerakan eretan
secara bersamaan /simultan atau
dapat juga menggunakan pahat profil
yang dibentuk sesuai dengan bentuk
profil yang diinginkan, seperti yang
diperlihatkan pada gambar disamping

Types of turning 98
Membubut dalam/boring
Pembubutan jenis ini banyak
digunakan untuk keperluan
memperbesar lubang pada benda
kerja. Proses kerja pembubutan dalam
pada dasarnya sama dengan
membubut rata, namun dilakukan
pada bagian dalam diameter benda
kerja yang sebelumnya sudah dilubang
menggunakan mata bor.

Types of turning 99
Mengkartel/knurling
Kartel atau knurling adalah membuat
rigi-rigi pada benda kerja yang
berfungsi sebagai pegangan agar tidak
licin. Pengkartelan dilakukan dengan
menggunakan alat bantu berupa roda
kartel yang berukuran standar. Roda
kartel tersebut dipasang pada toolpost
dan kedudukannya diatur setinggi
senter benda kerja. Benda kerja
dicekam pada senter kepala tetap dan
sebaiknya juga didukung
menggunakan senter kepala lepas.

Types of turning 100


Membubut tirus
Proses pembubutan ini menghasilkan
pembubutan poros tirus dengan sudut
kemiringan tertentu. Ada tiga cara
yang dapat dilakukan untuk membubut
tirus, yaitu :

1. Menggeser posisi kepala lepas ke


arah melintang
2. Menggeser sekian derajat eretan
atas
3. Memasang tapper attachment

Types of turning 101


Ada tiga cara yang dapat dilakukan
untuk membubut tirus, yaitu :

Menggeser posisi kepala lepas ke arah


melintang

Benda kerja dijepit antara senter


kepala lepas (tail stock) dan senter
kepala tetap (head stock}. Apabila
senter kepala lepas digeser tegak lurus
terhadap sumbu utama mesin bubut
(spindle), maka akan terjadi sebuah
kerucut/konis pada pembubutan
sepanjang benda kerja.

Types of turning 102


Besarnya pergeseran senter kepala
lepas dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yang ada pada
gambar disamping

Types of turning 103


Ada tiga cara yang dapat dilakukan
untuk membubut tirus, yaitu :

Menggeser sekian derajat eretan atas

Proses pembubutan dipersiapkan


dengan memutar dudukan eretan atas
mengelilingi sumbu tegak lurus
sebesar sudut yang diinginkan. Benda
kerja dicekam pada kepala tetap
seperti pada pembubutan lurus,
kemudian penyayatan terhadap benda
kerja dengan menggunakan eretan
atas.

Types of turning 104


Rumus untuk menentukan besarnya
sudut pergeseran eretan atas yaitu :

Types of turning 105


Ada tiga cara yang dapat dilakukan
untuk membubut tirus, yaitu :

Memasang tapper attachment

Pembubutan tirus cara ini dilakukan


dengan memasang tapper attachment
atau kadang disebut juga mistar
konus. Tapper attachment dipasang
pada sisi belakang bangku mesin
bubut berupa sebuah rel penuntun
yang dihubungkan dengan eretan
lintang yang dapat diatur sudut
kemiringannya sesuai dengan tirus
yang diinginkan.

Types of turning 106


Besarnya sudut yang digunakan pada tapper attachment dapat dihitung berdasarkan
rumus yang sama dengan perhitungan sudut pada pembubutan dengan pergeseran eretan
lintang. Agar memperoleh hasil yang optimal pada saat pembubutan tirus dengan
menggunakan tapper attachment ini, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan
sebelum pembubutan dilakukan :
1. Harus dipastikan bahwa ujung mata sayat pahat bubut terpasang tepat setinggi
center benda kerja.
2. Bidang luncur pada tapper attachment harus diupayakan selicin mungkin dengan
memberikan minyak pelumas agar pergerakan berjalan lancar.
3. Baut dan skrup penahan harus dipastikan terikat dengan kuat.

107
Ulir adalah suatu garis atau alur/profil
yang dibuat melingkar pada suatu poros
dengan ukuran tertentu(melilit pada
silinder yang mempunyai sudut kisar
atau uliran tertentu). Berdasarkan
bentuk profil alurannya maka ulir
dikategorikan menjadi : ulir segitiga, ulir
segi empat, ulir trapesium, ulir buttress
dan ulir bulat. Apabila dilihat dari arah
gerak ulir maka dibedakan menjadi ulir
kanan (arah putaran ulir searah jarum
jam) dan ulir kiri (arah putaran ulir
berlawanan jarum jam). Selain itu juga
dikenal jenis ulir luar (ulir yang posisinya
pada diameter luar poros) dan ulir dalam
((ulir yang posisinya pada diameter
dalam/lubang sutau poros).

Types of turning 108


LATHE MACHINE
Advantages and disadvantages of
conventional lathes
109
Keuntungan Kekurangan
1. Tidak membutuhkan tenaga operator yang 1. Membutuhkan waktu lama untuk
ahli di bidang computer melakukan proses pensettingan benda
2. Cara mengoperasikannnya mudah karena kerja
tidak menginputkan data 2. Tingkat keakurasian dan ketelitian
3. Modal awal yang dibutuhkan relative kecil kurang
4. Biaya pemeliharaan cukup murah 3. Waktu yang dibutuhkan dalam produksi
kurang efisien
4. Tingkat ketrampilan operator juga
berpengaruh terhadap pdouk yang
dihasilkan
5. Kualitas yang dihasilkan harus terus
menerus dipantau

Advantages and disadvantages of conventional lathes 110


Any questions?

111
Please take out one sheet of paper
we're going to carry out a quiz

112
1. Apa bedanya antara manufaktur dengan produksi ?
2. Ceritakan sejarah dari mesin bubut ? Menurut kalian
3. Pilihlah salah satu jenis mesin bubut yang anda ketahui dan
jelaskan pengertian serta prinsip kerjanya ?
4. Sebuah baja lunak berdiameter (Ø) 60 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Pertanyaannya adalah:
Berapa besar putaran mesinnya ?
5. Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya (n)
600 putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?

Tidak ada negosiasi.


113
Diketik/tulis tanga, kemudian di pdfkan, dan dikirim di elinas sampai pukul 10.00 WIB
THANKS!
Any questions?
You can find me at
Whatsapp Grup

114
😉
Terimakasih

115

Anda mungkin juga menyukai