Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Praktikum Kerja Bengkel
yang dibina oleh Bapak Dr.H.Agus sholah. M.PD

Oleh

Trio Aditia Putra


(180513626568)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
DESEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan penuh kesungguhan.
Mungkin laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga pembaca bisa
memaklumi serta memberikan kritik maupun saran bagi kami agar kami dapat
menyempurnakan laporan ini maupun dalam pembuatan laporan berikutnya.

Saya juga berterima kasih kepada bapak agus sholah selaku dosen di
universitas saya, beliau telah membimbing dan memberi materi maupun
mengarahkan sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Tak lupa ucapan terima
kasih saya tujukan kepada teman-teman yang telah memberikan support kepada
saya. Akhir individualized structure semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca. Amin ya rabbal alamin.

Malang, 2 Desember 2019

Penulis

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................2
2.1 Baut dan Mur.................................................................................................2
2.2 Mengebor.......................................................................................................2
2.3 Mengetap........................................................................................................2
2.4 Menyenai........................................................................................................4
2.5 Menggergaji...................................................................................................5
2.6 Mengikir.........................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PRAKTIKUM..........................................................................................................8
3.1 Alat.................................................................................................................8
3.2 Bahan.............................................................................................................8
3.3 Prosedur Praktikum........................................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1 Hasil.............................................................................................................10
4.2 Pembahasan..................................................................................................10
BAB V....................................................................................................................14
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................14
V.1Kesimpulan..................................................................................................14
V.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketelitian dalam pengepasan suatu properti dalam dunia perbengkelan


sangat diperhatikan. Satiap sambungan memerlukan berbagai bentuk mur, baut
atau joke paku keling yang mempunyai ukuran yang berbeda sesuai dengan tebal
plat yang akan disambungkna. Mur dan baut merupakan peralatan yang penting
dalam pembuatan suatu alat. Mur dan baut memiliki fungsi sebagai pemersatu
bagian atau komponen dari suatu alat ataupun mesin. Setiap mur dan baut
memiliki spesifikasi yang telah ditentukan. Jadi dalam pembuatannya, ukuran
harus sesuai dengan aturan yang sudah berlaku secara umum di dunia
perbengkelan. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian dalam pembuatannya agar
mur dan baut yang dihasilkan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Untuk
mencapai semuanya itu diperlukan pengetahuan mengenai alat-alat dan mesin
yang digunakan dalam compositions pembuatannya sehingga tidak terdapat
kekeliruan dalam pelaksaannya yang dapat mengakibatkan kesalahan pada hasil
akhirnya.

Pembuatan mur dan baut merupakan pekerjaan dasar yang biasa dilakukan
di bengkel. Oleh karena itu, praktikum ini dilaksanakan agar para mahasiswa
mampu membuat komponen dasar, yaitu baut dan mur, dan juga mampu
menguasai teknik dasar dalam pengerjaannya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :
1. Memahami prinsip kerja dan cara menggunakan gergaji, kikir, bor, tap,
dan snai.
2. Mampu menggergaji dan mengikir dengan baik dan benar
3. Mampu megebor degan baik dan benar
4. Mampu menmgetap dengan baik dan benar
5. Mampu menyenai dengan baik dan benar
6. Mampu membuat mur dan baut
7. Mampu memperbaiki drat yang slek(aus)

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baut dan Mur


Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pada setiap alat dan mesin yang
dibuat dengan cara mengkombinasikan beberapa bagian (komponen), peranan
baut dan mur sangat dibutuhkan untuk menyatukan konponen-komponen tersebut.
Baut dan mur terbagi dalam beberapa macam sesuai dengan kegunaanya masing-
masing. Baut dapat digolongkan menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soket
segienam, dan kepala persegi.

2.2 Mengebor
Mesin adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagai
pisau penyayat pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran
diameter bermacam-macam. Mesin bor termasuk perkakas dengan gerak utama
berputar, fungsi pokok mesin ini ialah membentuk lubang pada benda kerja
dengan mempergunakan bor sebagai alatnya. Pada dasarnya pengerjaan mengebor
dengan menggunakan mata bor terdiri dari dua gerakan untuk melubangi benda
kerja, yaitu gerakan rotasi atau putaran dan gerakan ingsutan yang lurus
mendorong menembus benda kerja.Untuk mengebor lubang-lubang selalu dipakai
bor spiral.

2.3 Mengetap
Alat pengetap berfungsi untuk membuat alur pada benda kerja, berfungsi untuk
membuat ulir sekrup dalam. Untuk membuat ulir sekrup dalam, dengan tangan
dipakai tap ulir sekrup. Pada pelaksanaan pengetapan, tap dipegang denga kunci
pemegang dan sedikit dilumasi, tap dimasukan secara tepat den diputar searah
jarum jam dengan sedikit tekanan untuk memulai pemakanan. Tidak lama akan
terasa agak keras, dan ini harus diputar balik kira-kira setengah putaran untuk
memperlancar pemakanan. Demikian selanjutnya, sedikit demi sedikit sampai

2
tuntas seluruhnya. Selama pengetapan harus dipakai minyak potong untuk
mempermudah pemakanan.
Bentuk ulir bias terbentuk bila sebuah lembaran berbentuk segi tiga digulung pada
sebuah silinder. Dalam penggunaannya, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara
ulir luar dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil
penampang berbentuk segi tiga sama kaki. Jarak antara satu puncak dengan
puncak berikutnya dari profil ulir disebut jari bagi. Tap adalah alat untuk
membuat ulir dalam dengan tangan, tap tangan terdiri dari 3 buah dalam 1 set
Tap no.1 (Tap Konis), tap urutan pertama pada penggunaannya, dengan
bentuk tirus di ujungnya untuk mempermudah pemotongan. Bentuk ulir yang
dihasilkan dari tap pertama 25% dari bentuk ulir yang sesungguhnya.
Tap no.2 (Tap Antara), dipakai setelah no.1. Bentuk tirus pada ujungnya
lebih pendek dari pada no.1
Tap no.3 (Tap Rata), adalah tap yang terakhir dan yang membentuk
profil ulir yang penuh. Bagian tirus pada ujungnya sangat pendek sehingga dapat
mencapai dasar untuk lubang yang tak tembus.

Gambar 23. Satu Set Tap


Sedangkan sebagai alat pemegang dan pemutar pada waktu pelaksanaan mengulir,
dipergunakan tangkai tap (batang pemutar

Gambar 24. Tangkai Tap

3
2.4 Menyenai
Ulir luar biasa dibuat dengan tangan dengan sebuah mur yang didesain khusus,
yang disebut pemotong ulir dan terbuat dari baja karbon atau baja sayat cepat.
Pemotong ulir tersebut dijepit dengan bantuan rumah tap (stock) dan keduanya
mempunyai bentuk yang bervariasi. Seperti juga tap, senai (pemotong ulir) diberi
alur untuk membetuk sisi penyayat dan ruang kotoran/serpihan logam.
Cara-cara pembuatan ulir luar sama denga pembuatan ulir dalam, memerlukan
pelumas, sewaktu-waktu pemotong ulir diputar balik untuk menjaga kerusakan
ulir dan menghindari kemacetan.

Langkah menyenei
a. Mengatur posisi snei dan tangan Kedudukan gigi snei harus diatur agar
bagian tirusnya menghadap ke bawah, dengan demikian snei akan cepat
mengulir pada benda kerja. Dengan menempatkan snei pada batang benda
kerja dan kedudukan kedua tangan dekat dengan rumah snie (Gambar
119). Tekanlah snei itu sambil diputar perlahan-lahan dengan posisi tegak
lurus terhadap benda kerja.

Gambar 119. Posisi tangan pada awal menyenei

b. Mengatur posisi tangan setelah pemakananApabila snei sudah terasa


memakan benda kerja, maka pindahkanlah kedudukan tangan kita pada

4
ujung gagang snei supaya pemutarannya lebih ringan (Gambar 120),
dalam hal ini tidak perlu lagi

Gambar 120. Pemegangan penuh pada posisi jauh dari rumah snei

c. Pemutaran snei
Apabila bahan yang akan disnei memiliki sifat liat, pemutaran snei harus bolak-
balik arah jarum jam (Gambar 121). Pemutaran searah jarum jam merupakan
langkah penguliran, sedangkan pemutaran berlawanan arah jarum jam untuk
memutuskan bram (pendekatan besarnya sudut sama dengan pada saat mengetap).
Selain itu, dengan membolak-balik arah, snei akan berperan menahan batang yang
diulir tersebut tidak bengkok akibat panas dan jangan lupa selama menyenai
pakailah oli pelumas bila diperlukan.

Gambar 121. Penggunaan snei

2.5 Menggergaji
Menggergaji merupakan pekerjaan memotong bahan/benda kerja dengan
menggunakan gergaji. Menggergaji dapat dilakukan dengan dua cara, yang

5
pertama menggunakan gergaji tangan dan yang ke dua dengan gergaji mesin.
Menggergaji biasanya dengan gerakan menarik karena mata pisaunya menghadap
ke depan apabila gerakanya bolak balik mengakibatkan gergaji gampang tumpul.
Bagian-bagian dari gergaji besi:
a.Tuas pemegang (Handle)
b.Rangka yang dapat diatur (Adjustable Frame)
c.Mur Kupu-kupu (Wing Nut)
d.Lubang pengait pada bilah gergaji(Prongs)
e.Bila gergaji (Blade)

Gergaji besi dapat dipakai untuk memotong logam batangan, baja profil,
lembaran logam dan lain-lain yang terlalu tebal untuk digunting.
Bilah gergaji harus terpasang kuat pada rangka. Terdapat berbagai ukuran
lebar bilah gergaji untuk memotong benda dengan berbeda ukuran.Terdapat juga
bilah gergaji yang dapat memotong dengan cepat dan bilah yang standar.

2.6 Mengikir
Mengikir adalah termasuk satu macam pengerjaan pada praktek
pengepasan dan penyetelan di bengkel kerja bangku. Alat yang digunakan adalah
kikir. Adapun alat pemegang atau penjepit benda kerja yang bisa digunakan
adalah ragum.
Pada saat pemakaian, tangan kanan memegang gagang kikir sedangkan
tangan kiri memegang bagian dari ujung kikir. Kikir ditekan dan memakan pada
saat didorong ke dapan dengan tekanan dari tanngan kiri dan kanan harus
seimbang. Dan pada saat ditarik ke belakang, kikir bebas dari tekanan.

Gambar kikir
Fungsi utama dari kikir diantaranya:
1. Menghilangkan bekas tanda pola dan jepitan ragum pada benda kerja

6
2. Membuat bentuk benda kerja sesuai pola yang dirancang
3. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja
4. Membentuk siku bidang satu dengan bidang lainnya
Bagian – bagian yang terdapat pada kikir :
1. Ujung gagang kikir(Tang)
2. Bagian pangkal yang tidak bergerigi (Heel)
3. Panjang kikir (Length)
4. Bagian permukaan yang kasar,penuh dengan gigi(Face)
5. Bagian sudut kikir (Edge)
6. Bagian ujung yang lain (Point)
Cara merawat kikir:
1. Jangan terlalu kuat mengikir dengan kikir baru akan merusak gigi pada
sisi pemotongan.
2. Gunakan kertas ampelas (file card) untuk menjaga kebersihan alur pada
permukaan kikir
3. Jangan memakai kikir sebagai alat pemukul (bias tersepih)
4. Jangan dpukulkan pada ragum untuk membersihkannya
5. Jangan menyimpan kikir saling bergesekan

7
BAB III

PRAKTIKUM

3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
Gergaji tangan, Kikir, Mesin bor, Tap, Snai, Jangka sorong, Ragum

3.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan:
Besi Poros buat baut panjang 70mm diameter 16mm dan tinggi 15mm
diameter mur 25mm

3.3 Prosedur Praktikum


1. Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
2. Mengikir permukaan benda kerja sampai rata
3. Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
4. Membuat mur:
a. Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir
b. Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi (mur), biasanya
dengan menggunakan penitik.
c. Memilih jenis mata bor yang akan digunakan
d. Memasang mata bor pada mesin bor den mengencangkannya dengan
bantuan kunci gear
e. Membor dengan perlahan-lahan dan jangan dipaksakan karena akan
merusak mata bor
f. Selama proses mengebor sekali-kali dilakukan pemberian pendingin
(cooler) pada mata bor untuk menjaga supaya mata bor tidak cepat
rusak
g. Lakukan proses pengeboran dengan hati-hati dan utamakan
keselamatan kerja
h. Mengetap benda kerja hasil pengeboran secara bertahap

8
i. Selama proses megetap harus selalu diberi pelumas
j. Setelah itu dilakukan proses pengetapan
5. Membuat baut:
a. Membentuk kepala baut menjadi segi enam dengan cara dikikir
b. Membubut bagian yang akan disnai sesuai ukuran pada gambar
c. Menyenai ulir luar pada poros
d. Selama proses senai harus selalu diberi pelumas
e. Setelah itu dipotong dengan gergaji dari 7cm menjadi 6cm
f. Dilakukan penghalusan pada bagian bawah baut
g. Bor ulang kepala baut buat pengesokan
h. Hitung kedalaman sampai 10mm
i. Dilakukan pengetapan pada kepala baut
j. Memasang recoil/cop pentil truk dan dipotong
k. Dilakukan pengetapan pada bagian recoil/cop pentil truk
6. Proses finishing: membersihkan dan mengikir bagian permukaan yang
masih tajam
7. Pemberian pelumas pada mur dan baut agar tidak mudah berkarat

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pada praktikum kali ini telah menghasilkan barang yang diinginkan,
dimana benda kerja telah mencapai bentuk yang telah ditentukan yaitu mur dan
baut. Hasil akhir tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan
dikarenakan terdapat beberapa kekeliruan dalam pelaksanaan prosedur kerja.
Akan tetapi mur dan baut yang dihasilkan mempunyai kesesuaian, dengan
individualized structure lain mur yang telah dibuat dapat dipasangkan pada baut
yang telah dibuat.

10
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembuatan Mur
1. Pemotongan
Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
2. Pengikiran (Penghalusan)
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan
ketebalan yang diinginkan, yaitu 12,7 mm.
3. Pembentukan
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas
ukuran segi enam yang sudah dipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel
pada kedua ujung silinder. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir pada setiap sisi dari
silinder tersebut dengan mengikuti alur pada kertas yang berbentuk segi enam.
Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat pengikiran lakukan dengan
sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang satu dengan sisi
yang lain sama luas permukaannya.

4. Pengeboran
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka benda
kerja diletakan pada mesin bubut untuk dilakukan pengeboran pada benda kerja.
Benda kerja (mur) di bor sampai tembus ke sisi sebelahnya.
5. Pengetapan
Pekerjaan selanjutnya adalah pengetapan. Mur yang telah dibor, diambil dan
dipindahkan ke ragum untuk ditap. Posisi pada saat peletakan pada ragum di
usahakan vertikal dengan lubang yang akan ditap, pada saat melakukan
pengencangan benda kerja diragum jangan terlalu kencang, hal ini dapat
mengakibatkan kerusakan benda kerja. Lakukan pengetapan secara bertahap agar
hasil akhir yang diperoleh baik. Pengetapan dilakukan terus sampai tembus pada
satu sisinya.

11
4.2.2 Pembuatan Baut
1. Pemotongan
Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Satu
buah silinder untuk mur dengan panjang 70mm
2. Pengikiran
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuran
yang telah ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai dengan
panjang yang diinginkan, yaitu 60mm
3. Pembubutan
Benda kerja hasil pemotongan dibubut dengan menggunakan mesin bubut
sampai mencapai diameter 12 mm. Pembubutan dilakukan secara bertahap agar
benda kerja tidak mengalami kerusakan (patah) dan juga tidak merusak mata pisau
bubut. Pada proses ini dibutuhkan air pendingin (cooler) agar suhu benda kerja
dan mata pisau tidak terlalu tinggi. Bubut sampai batas ukuran diameter 12 mm
dengan batasan panjang yang dibubut yaitu 60 mm.
4. Pembentukan kepala baut
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, kepala baut ditempel kertas
ukuran segi enam yang sudah dipersiapkan. Jepit benda oleh ragum lalu dikikir
pada setiap sisi dari silinder kepala baut tersebut dengan mengikuti alur pada
kertas yang berbentuk segi enam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada
saat pengikiran lakukan dengan sangat hati – hati, usahakan pada saat pengikiran
antara sisi yang satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
5. Penyenaian
Pekerjaan selanjutnya adalah penyenaian. Benda kerja dijepit dengan ragum. Jika
sudah diatur posisinya maka ujung benda kerja (yang permukaan yang dibubut) di
snai (di buat alur) sampai panjang 4,5 cm. Lakukan penyenaian secara bertahap.

12
6. Pengesokan/memperbaiki drat yang rusak dengan cop ban

Pada teknik perbos yang dapat anda lakukan untuk perbaikan confound it
pada lubang doggone slek sebaiknya mulai tinggalkan hal ini karena
tambalan gosh-darn rawan sekali terlepas.
Dalam hal ini anda dalat mencobanya dengan cara pull back, yaitu dimana
dang yang slek tersebut di isi dengan menggunakan cop boycott truk yang
akan menjadi cripes baru. Dengan demikian cop tersebut akan menguci
sempurna di lubang confound it yang slek.
Langkah pertama untuk memperbaiki ulir yang rusak adalah dengan
mengeBor lagi lubang ulirnya sebesar distance across minor ulir bahan
tambahnya
Langkah Kedua pengetapan ulang lubang baut yang rusak. Tap lubang hasil
bor tadi, sebesar ukuran baut atau ukuran recoilnya.
Langkah Ketiga Ukur dalamnya lubang tap tadi
Langkah Keempat Pasang draw back/cop pentil boycott truk lalu dipotong
sesuai baut
Langkah Kelima Potong cop pentil boycott dan dilakukan pengeboran
Langkah Keenam Pengeboran pada cop pentil dan dilakukan pengetapan

13
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1Kesimpulan
Pekerjaan membubut merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
dan kesabaran. Ketelitian dan kesabaran dibutuhkan agar hasil akhir sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan. Ketepatan ukuran sangat diperhatikan agar sesuai
dengan standar yang berlaku secara umum. Pada pembuatan mur dan baut
dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Salain itu penguasaan alat-alat dan mesin
pembuatannya sangat diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses
pembuatannya sehingga memberikan hasil yang baik.

V.2 Saran
Sebaiknya jumlah alat yang disediakan lebih banyak mengingat jumlah
mahasiswa yang banyak. Dengan demikian akan mengefisiensikaan waktu dan
memudahkan dalam pengerjaan Selain itu, penyediaan alat pengaman dan
petunjuk penggunaan serta pengawasan dari pengajar akan lebih memudahkan dan
menghindari resiko saat melakukan pekerjaan bengkel baik pada mahsiswa,
benda kerja, ataupun alat yang digunakan.

14
DAFTAR PUSTAKA

 Sodjana,Abo.R.Suasdik.1978.PetunjukKerja.Bangku.Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
 Modul Praktikum Perbengkelan.2008.Fakutas Teknologi Industri
Pertanian. Universitas Padjadjaran
 L.George.Harun.A.R.1983.Teori dan Praktek Kerja
Logam.Erlangga
 Modul Praktikum Perbengkelan.Fakultas Teknologi Industri
Pertanian;TMIP.2008. Universitas Padjadjaran
 http://www.docstoc.com/docs/20978986/Bab-V-Proses-Produksi-
lar-manehpmd/
 http://okeita-oke.blogspot.com/2009/12/elemen-mesin.html
 http://marine-notes.blogspot.com/2009/11/macam-macam-
ulir_1046.html
 http://www.steelindonesia.com/article/08-Galvanizing-
ThreadedParts.htm

15

Anda mungkin juga menyukai