Oleh:
YURIO YUSUF
60700118038
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................5
D. Manfaat......................................................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................7
A. Ayam Petelur.............................................................................................7
B. Limbah Ayam Petelur.............................................................................14
C. Manfaat Pupuk Organik Dari Sisa Kotoran Unggas...............................16
D. Pengomposan Limbah Kotoran Unggas..................................................18
BAB III..................................................................................................................21
METODE PTAKTIK KERJA LAPANG...........................................................21
A. Waktu Dan Tempat.................................................................................21
B. Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang...........................................21
C. Jadwal Kegiatan PKL..............................................................................22
BAB IV..................................................................................................................31
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................31
A. Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapangan Pada CV.D’Sialle
Farm................................................................................................................31
B. Manajemen Pengolahan Limbah.............................................................33
BAB V....................................................................................................................39
PENUTUP..........................................................................................................39
A. Kesimpulan..............................................................................................39
B. Saran........................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
DAFTAR GAMBAR
menyatakan bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini benar adalah hasil karya
penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa laporan Praktek Kerja
Lapangan ini merupakan duplikat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka laporan Praktek Kerja Lapang dan nilai yang diperoleh batal.
Penyusun
Yurio Yusuf
NIM 60700118038
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah STW atas limpahan
Lapangan sesuai dengan waktu yang ditargetkan, dan laporan ini sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan studi di jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains
Melengkapi rasa syukur dan sekaligus ucapan banyak terima kasih atas
segala himbauan dan pengarahan selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan, maka
besarnya kepada :
1. Kepada bapak pemilik Cv.D’Sialle Farm yang telah memberikan izin untuk
2. Ketua Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar,Dr. Muh. Nur Hidayat, S.Pt, M.P selaku penanggung jawab Praktek
Kerja Lapangan
3. Dosen Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar, Dr. Ir. Muh. Basir Paly, M.S selaku pembimbing yang telah
4. Bapak dan Ibu serta keluarga tersayang atas doa dan dukunganya dalam
Ilmu Peternakan serta teman-teman seangkatan Ilmu Peternakan 2018 atas do’a
dan dukungannya.
dan semangat serta yang paling penting adalah terima kasih saya ucapkan karena
7. Teman-teman yang telah memberikan sumbangsi baik itu waktu serta
untuk semuanya.
Laporan ini disajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya
dapat memahami betul tentang perlunya dilaksanakan PKL agar menjadi bahan
laporan selanjutnya yang lebih baik lagi, serta menambah wawasan dan
YURIO YUSUF
NIM 60700118038
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
protein hewan hewani seperti telur. Tidak menutup kemungkian dari tahun ke
tahun kebutuhan akan telur terus mingkat , terutama telur ayam. Hal ini
menjadikan peluang usaha peternakan ayam ras petelur masih terbuka lebar. Di
prospek yang sangat bagus bila dikembangkan secara optimal. Kemajuan dan
merupakan bagian dari sektor pertanian negara secara umum dan bagian dari
Perkembangan peternakan ayam ras petelur ini juga didorong oleh kondisi di
sektor pertanian yang menyediakan bahan pakan yang sangat diperlukan untuk
sebagainya. Selain itu perkembangan peternakan ayam ras juga dipengaruhi oleh
telur ikut meningkat. Menurut data statistik konsumsi pangan tahun 2012,
rata-rata pertumbuhan sebesar 2,35%. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa usaha
peternakan ayam ras petelur dapat dikatakan memiliki prospek yang cukup baik
B. Rumusan Masalah
D’Sialle farm ?
C. Tujuan
farm.
D. Manfaat
Adapun manfaat ag dapat di ambil dari praktik lapang ini yaitu lebih
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ayam Petelur
dan berbagai keperluan industri. Protein yang terdapat pada telur memiliki fungsi
amino yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan manusia. Peranan ini
tidak dapat di gantikan oleh sumber protein nabati. Pada perkembangannya, telur
ayam sudah menjadi salah satu bahan makanan pokok masyarakat sejak zaman
dahulu. Sebelum adanya ayam ras petelur, masyarakat sudah mengkonsumsi telur
ayam kampung yang dipelihara secara tradisional. Sampai saat ini masyarakat di
Indonesia sangat gemar mengkonsumsi telur ayam, terutama ayam ras yang
disebabkan oleh rasanya yang enak dan manfaatnya yang sangat baik bagi
kesehatan karena telur ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki
protein hewani yang cukup lengkap karena memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi yaitu 13 – 14%. Telur ayam juga sangat sering digunakan sebagai
lauk-pauk utama dan bahan campuran pembuatan makanan (martabak, roti, dan
sebagainya). Konsumsi telur di Indonesia sebagian besar dipenuhi dari telur ayam
ras (91,82%). Semua lapisan masyarakat telah terbiasa dengan telur ayam ras yang
harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan telur ayam kampung (Setyono
dkk, 2013 )
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus
untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan
dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banya.
Pengembangan usaha ternak unggas jenis ras layer (ayam petelur) di Indonesia
masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih
meningkat dari tahun ke tahu terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting
peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi
makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan
makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk
Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat
oleh para pakar Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis
pedaging dan ayam jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan
karena untuk dihasilkan daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang
baik, sedangkan ayam petelur juga dibudidaya untuk menghasilkan telur dengan
Ayam petelur adalah ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Asal mula ayam ras ini berasal dari ayam hutan yang ditangkap
dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan
dari seluruh wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Beberapa
280 butir per tahun. Telur pertama dihasilkan pada saat berumur 5 bulan dan akan
produksi telur yang terbaik akan diperoleh pada tahun pertama ayam mulai
usaha sampingan pertanian belaka. Jumlah ayam yang dipiara para petani hanya
kecil, 20-150 ekor saja, sekedar memenuhi kebutuhan keluarga dan kalau sisa
produksi baru dijual kepasar. Pada saat tersebut, ayam dipiara tanpa kandang;
dilepas dan bebas berkeliaran ke mana pun. Akan tetapi karena adanya suatu
pemikiran bahwa ayam yang berkeliaran itu dianggap berbahaya bagi penyebaran
menghasilkan pertumbuhan ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat
mortalitas yang rendah dan pada akhirnya akan menghasilkan ayam petelur
sangat pesat dan kemampuan berproduksi telur yang tinggi. Sifat-sifat unggul
yang dimiliki ayam ras petelur antara lain laju pertumbuhan ayam ras
petelursangat pesat pada umur 4,5-5,0 bulan, kemampuan produksi telur ayam
raspetelur cukup tinggi yaitu antara 250-280 butir/tahun dengan bobot telur antara
setiap 2,2 kg -2,5 kg ransum dapat menghasilkan 1 kg telur, dan periode ayam ras
petelur lebih panjang karena tidak adanya periode mengeram (Sudarmono, 2003).
Bahkan untuk jenis leghorn dapat mencapai 284 sampai 300 butir pertahun
(Yuwanta, 2010). Umumnya produksi kualitas telur yang terbaik akan diperoleh
pada tahun pertama ayam mulai bertelur dan produksi dan kualitas telur pada
tahun-tahun berikutnya cenderung akan terus menurun seiring semakin tua umur
ayam (Hafez, 2000). Pemeliharaan ayam petelur pada umumnya dibagi tiga fase
pemeliharaan berdasarkan umur, yaitu fase starter, fase grower, dan fase layer.
Fase pra layer atau pullet ayam berumur 12 minggu sampai 20 minggu. Fase Fase
ini memerlukan penanganan yang lebih serius, sebab pada fase ini sangat
menentukan produktifitas ayam petelur. Fase layer adalah fase dimana tujuan
utamanya untuk menghasilkan telur. Fase ini ayam sudah mengalami dewasa
fase kelanjutan dari fase pullet, hasil dari pemeliharaan sebelumnya akan terlihat
pada saat ayam bertelur pertama kali. Bahkan beberapa tindakan yang dapat
(Mappanganro, 2018).
Ayam ras petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara secara
khusus untuk diambil telurnya dan mendapatkan keuntungan. Ayam ras petelur
tinggi, baik jumlah maupun bobot telurnya sehingga apabila diusahakan dapat
dalam memproduksi telur yang lebih tinggi dibandingkan produksi telur ayam
Fase pemeliharaan ayam petelur dibagi menjadi 3 yakni: fase starter, fase
grower, dan fase layer. Ayam petelur fase layer merupakan ayam yang berumur
antara 20 hingga 80 minggu (afkir). Ayam pada akhir masa produksi tergolong
dalam fase layer, yakni pada umur 50 minggu ke atas. Ayam pada akhir masa
Ayam petelur memiliki ciri-ciri antara lain bersifat mudah terkejut, tidak
memiliki sifat mengeram, bentuk tubuh ramping, cuping berwarna putih, produksi
telur tinggi antara 300 butir/ekor/tahun dan efisien dalam mengubah pakan
produksi telur baru mencapai sekitar 5% dan selanjutnya akan terus mengalami
peningkatan secara cepat hingga mencapai puncak produksi yaitu sekitar 94-95%
dalam kurun waktu umur 25 minggu (Salang dkk., 2015). Faktor yang
mempengaruhi produksi telur ayam petelur antara lain umur, genetik, kualitas
pakan, stress, panas dan keadaan lingkungan yang bising (Fadilah dan Polana,
2011).
yang semakin menurun menjelang afkir (Ustomo, 2016). Ciri-ciri ayam petelur
yang sudah menurun produksi telurnya adalah berbulu suram dan tidak mulus,
tulang pinggul lebih tebal, tumpul dan kaku (Evanuarini, 2010). Peremajaan perlu
sudah menurun (tua) harus segera diganti dengan ayam yang baru (Rahayu dkk.,
2011).
اPPَة َو ِم ۡنهٞ ا َم ٰنَفِ ُع َكثِي َرPPَا َولَ ُكمۡ فِيهPPَقِي ُكم ِّم َّما فِي بُطُونِهP َر ٗ ۖة نُّ ۡسPَوِإ َّن لَ ُكمۡ فِي ٱَأۡل ۡن ٰ َع ِم لَ ِع ۡب
َت َۡأ ُكلُون
Terjemahnya:
sapi dan kambing (benar-benar terdapat pelajaran yang penting) bahan pelajaran
yang kalian dapat mengambil manfaat besar daripadanya (Kami memberi minum
kalian) dapat dibaca Nasqiikum dan Nusqiikum (dari apa yang ada di dalam
perutnya) yakni air susu (dan juga pada hewan ternak itu terdapat faedah yang
banyak bagi kalian) dari bulu domba, unta dan kambing serta manfaat-manfaat
Indonesia. Banyak bisnis peternakan unggas telah tumbuh sebagai akibat dari ini
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah, bau yang tidak nyaman
dengan adanya kotoran ayam, limbah yang terbuang, cara pengolahan limbah agar
oleh limbah yang dihasilkan oleh ayam pedaging. Air limbah, kotoran ayam, dan
bau yang tidak sedap adalah jenis limbah yang paling umum dihasilkan oleh
pemeliharaan unggas. Bau busuk disebabkan oleh komponen nitrogen dan sulfida
dalam kotoran ayam, yang terurai menjadi gas amonia, gas nitrit, dan gas
al. (1983), ayam menghasilkan 0,06 kg limbah segar setiap hari per ekor, dengan
persentase bahan kering 26%, yang dapat menghasilkan gas yang berbau.
Gas amonia dan hidrogen sulfida (H2S), serta dimetil sulfida, karbon
anaerobik, seperti gundukan kotoran yang masih basah, bahan kimia penyebaIb
bau ini dapat dengan mudah berkembang. Bahkan pada jumlah yang sangat
rendah, bahan kimia ini dapat dideteksi oleh aroma. Untuk H2S, diperlukan
konsentrasi 0,47 mg/l atau bagian per juta (ppm). (Charles dan Hariono, 1991).
Kotoran ayam memiliki mau yang tidak sedap dan akan berpengaruh
Karena tubuh ayam kurang tahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh polusi
pernapasan kronis, dan ayam lebih rentan terhadap virus Newcastle Disease (ND),
Setiap hari akan dihasilkan lebih dari satu ton pupuk kandang basah
dengan kapasitas 80.000 ekor ayam (Anonim, 2012). Kotoran ayam dari pinggiran
kandang dapat digunakan untuk membuat kompos kotoran ayam sebagai bahan
baku. Bau kotoran ayam memiliki pengaruh yang merugikan pada kesehatan
manusia di sekitar area peternakan, serta pada hewan, menyebabkan hasil ternak
kerugian finansial bagi produsen karena gas-gas ini dapat mengurangi produksi
2021).
Laboratorium Badan Tenaga Atom Nasional Serpong Tangerang (No.
memiliki kandungan nitrogen 4,06 persen, kandungan fosfor 6,06 persen, dan
kandungan kalium 2,30 persen. Selain itu, pengomposan kotoran ayam dapat
lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Departemen Pertanian telah
populasi tertentu harus dipasok dengan pakan tertentu.(Fradinata & Yaman, 2021)
Pupuk organik dapat terjadi secara alamiah atau dibuat dengan bahan
organik. Pupuk organik yang terjadi secara alami diantaranya pupuk kandang dan
slury, sedangkan pupuk organik yang diproses diantaranya kompos, tepung darah
dan asam humat (Singh, 2012). Meskipun kepadatan nutrisi dalam bahan organik
mengandung nitrogen yang tidak larut dan bertindak sebagai pelepasan lambat
pupuk. Sesuai sifatnya, pupuk organik meningkatkan penyimpanan hara fisik dan
2020)
Nutrisi penyubur organik kandungan, kelarutan, dan laju pelepasan unsur hara
biasanya jauh lebih rendah daripada mineral (anorganik) pupuk. Pupuk organik
juga kembali mempertegas peran humus dan lainnya pada komponen organik
tanah, yang diyakini memainkan beberapa peran penting yaitu (1) Mobilisasi
unsur hara tanah yang ada, sehingga pertumbuhan yang baik dicapai dengan
kepadatan hara yang lebih rendah; (2) Melepaskan nutrisi pada kecepatan yang
mencegah erosi lapisan tanah atas (Kumar & Gopal, 2015). Salah satu bahan
organik melimpah yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk adalah kotoran
tambah usaha peternakan. Selama ini kotoran yang umum digunakan sebagai
bahan baku pupuk organik adalah kotorsan sapi dan kambing, sedangkan kotoran
ayam masih terbatas digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik.
Padahal kotoran ayam negeri baik petelur maupun ayam potong, memiliki
komposisi hara yang tinggi akibat pemberian nutrisi untuk meningkatkan bobot
daging atau telurnya. Tentunya beberapa nutrisi tidak tercerna dan dibuang
adalah proses yang menjaga bahan organik di dalam tanah. Penggunaan pupuk
mengatasi hilangnya bahan organik secara progresif baik dalam jangka pendek
peternakan yang kurang baik dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi peternak
menurut [3] Setyorini (2006) antara lain ditinjau dari Ukuran bahan mentahnya,
Suhu dan ketinggian bahan, dan Nisbah C/N, kelembaban, Aerasi, Nilai pH,
Sampai batas tertentu, semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya, semakin
cepat pula waktu pembusukannya. Ukuran bahan sekitar 5-10 cm sesuai untuk
dkk, 2019)
Pada pembuatan kompos ukuran bahan sangat mempengaruhi, semakin
ditinjau dari aspek sirkulasi udara yang mungkin terjadi. Selain itu, volume
kehilangan panas dengan cepat. Dalam keadaan suhu kurang optimum, bakteri-
bakteri yang bekerja pada timbunan tersebut tidak akan berkembang secara wajar,
terlalu tinggi akan mengakibatkan suhu menjadi tinggi. Begitu juga dengan nisbah
energi untuk pertumbuhan dan nitrogen untuk pembentukan protein. Rasio C/N 30
Apabila C/N rasio terlalu besar (>40) atau terlalu kecil (<20) akan mengganggu
dengan kandungan lengas 50-60% agar mikroba tetap beraktivitas. Kelebihan air
akan mengakibatkan volume udara jadi berkurang, sebaliknya bila terlalu kering
mengatur pasokan oksigen bagi aktivitas mikroba. Nilai pH optimum berkisar 5,5-
8,0. Pada pH tinggi terjadi kehilangan nitrogen akibat volatilisasi. Pada awal
pengomposan umumny pH agak masam karena aktivitas bakteri menghasilkan
dan memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau. kompos memiliki peranan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologinya. Dengan
memberikan pupuk organik pada tanaman, tanah menjadi subur dan produktivitas
1. Orientasi
2. Observasi
3. Wawancara
pengolahan limbah.
4. Praktik lapang
petelur yang dilakukan dengan cara memanfaatkan data pustaka yang tersedia
Kabupaten Gowa.
2. Penyemprotan destan
13.00 – 17.00
3. Mengaduk pakan
4. Pengumpulan telur
17.00 – 18.00
4. Pengumpulan telur
17. Senin, 2 Januari 07.00 – 10.00 1. Pemberian pakan
2022
2. Penyemprotan destan
4. Pengumpulan telur
19. Rabu, 4 Januari 07.00 – 10.00 1. Pengenalan kandang
2022
2. Pemberian pakan
4. Mengaduk pakan
5. Pengumpulan telur
20. Kamis, 5 Januari 07.00 – 10.00 1. Pemberian pakan
2022
No Hari / Tanggal Waktu Kegiatan
2. Penyemprotan destan
13.00 – 17.00
3. Mengaduk pakan
4. Panen/pengumpulan telur
5. Pengumpulan telur
21. Jumat, 6 Januari 07.00 – 10.00 1. Pemberian pakan
2022
2. Penyemprotan destan
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
2. Penyemprotan destan
13.00 – 17.00
3. Mengaduk pakan
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
4. Panen/pengumpulan telur
Sumber : Jadwal kegiatan PKL di CV.D’Sialle Farm Kabupaten Gowa, 2021-2022.
BAB IV
bidang usaha peternakan ayam petelur (layer) yang meproduksi telur dan
memasarkan hasil ternak nya berupa telur ke berbagai pasar ada di wilayah
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tahunan di wilayah kabupaten ini
berkisar pada angka 2000-3000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar
antara 100-180 hari hujan pertahun . Suhu udara di wilayah kabupaten ini adalah
berkisar pada angka 22℃ -33℃ dengan tingkat kelembapan nibi ±81% Secara
geografis daerah ini terdiri wilayah dataran rendah dan wilayah dataran tinggi
wilayah kabupaten gowa sebagian besar merupakan dataran tinggi yaitu sekitar
72,26% terutama di bagian timur hingga selatan.dari total luas kabupaten gowa
tinggi.
Berikut adalah visi misi pada CV.D’Sialle Farm Kabupaten Gowa:
“Menghadirkan model bisnis peternakan lokal yang profesional dan berdaya saing
satu lokasi budidaya ayam petelur. Peternakan ayam petelur di Desa Julukanaya
banyak yang menghasilkan limbah kotoran ayam setiap harinya. Adanya kotoran
harinya rata-rata 0,06 kg/ekor, artinya setiap 1000 ekor ayam 60 kg/hari jadi untuk
4200 ekor sekitar 252 kg/hari lalu di kali sebanyak 30 hari yakni 7.560 kg dengan
kandungan bahan kering sebanyak 26% yakni 1.965,6 kg. rataan tiap karung yaitu
20kg artinya tiap bulanya dapat menhasilkan ±98 karung yang diproduksi oleh
Harga terkini untuk kotoran ayam ini yang belum kelola berkisar Rp 10.000.
oleh limbah yang dihasilkan oleh ayam pedaging. Air limbah, kotoran ayam, dan
bau yang tidak sedap adalah jenis limbah yang paling umum dihasilkan oleh
pemeliharaan unggas. Bau busuk disebabkan oleh komponen nitrogen dan sulfida
dalam kotoran ayam, yang terurai menjadi gas amonia, gas nitrit, dan gas
al. (1983), ayam menghasilkan 0,06 kg limbah segar setiap hari per ekor, dengan
persentase bahan kering 26%, yang dapat menghasilkan gas yang berbau.
pangan manusia akan protein hewani. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
produksi daging dan telur ayam yang sangat pesat. Pada tahun 2019 populasi
ayam petelur di Sulawesi selatan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai
angka 7.859.015 ekor meningkat dari tahun 2020. kemudian terus mengalami
peningkatan
mencapai 11.312.434 ekor Peternakan ayam petelur menghasilkan telur ayam
yang dapat dikonsumsi masyarakat luas. Banyaknya peternak ayam petelur yang
pertanian untuk di manfaatkan. Hasil sisa kotoran tersebut juga terkandang di jual
ke sektor budi daya lele guna untuk di manfaatkan sebagai pakan fermentasi
berbasis limbah.
peternakan tersebut. Selain itu juga 26% kandungan bahan kering kotoran ayam
tersebut dapat menimbulkan gas yang berbau. Bau tersebut yang dimaksud adalah
berasal dari kandungan gas amoniak yang tinggi dan gas H2S (Hidrogen Sulfida),
terbentuk dalam kondisi anaerob seperti tumpukan kotoran yang masih basah. Ini
petelur tersebut menjadi pupuk kompos sehingga kotoran ayam petelur dapat
bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan tidak
kompos ayam yang dapat digunakan oleh sang pemilik usaha peternakan
(tujuan jangka pendek), dan tujuan jangka panjang adalah untuk menjual kompos
tersebut kepada konsumen lain untuk di manfaatkan pada sektor pertanian dengan
volume serta kapasitas yang besar baik di dalam maupun di luar Desa Julukanaya,
kebutuhan pakan yang menjadi masalah oleh para peternak yang tiap hari makin
kaya akan hara protein dan vitamin dengan kotoran ayam dengan perbandingan
EM4 5 sendok makan/liter air, lalu diaduk. Setelah pencampuran bahan selesai
Diaduk setiap 1 (satu) minggu sekali selama 1 (satu) bulan. Kompos sudah jadi,
.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
merupakan teknologi alternatif yang dapat digunakan dan memiliki hasil yang
pertanian dan kehutanan, serta mengatasi masalah limbah peternakan ayam, dan
dapat juga dijual kepada masyarakat umum sehingga kompos kotoran ayam dapat
Julukaya.
B. Saran
sebaiknya areal bawah kandang tersebut di buatkan penutup pada aliran air sebab
bila air terus-terus masuk dapat merusak kualitas bahan baku kompos tersebut.
DAFTAR PUSTAKA