Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT/KOMUNITAS RT 03 RW 06

KELURAHAN KARANG DESA SEMANDING


PEMBUDIDAYAAN JAMUR TIRAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Sosiologi Kelas XII IPS A Semester Genap

Tahun Pelajaran 2022/2023

Disusun Oleh:
Ovyana Rahmadini
XII IPS A
21

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 2 TUBAN
Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 869 Tuban Telp. 0356.321094
E-mail:sman2tuban@gmail.com Webside:http://www.smadatuban.sch.

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas segala karunianya yang selalu tercurah kepada hamba-hambanya.
Tak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW. Karena hanya dengan bimbingan dan berkatnya program ini dapat kami
selesaikan. Program ini kami ajukan untuk memenuhi tugas akhir sosiologi semester dua.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan yang membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini yaitu kepada :
1. Kedua orang tua kami, yang telah memberikan dorongan dan doa
2. Ibu Sri Utami, S.Pd yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan
program ini.
Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekuarangan dalam
pembuatan perencanaan program pemberdayaan ini. karena tiada yang sempurna di dunia ini.

Tuban, 14 Februari 2023

PENYUSUN
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Tujuan .....................................................................................................................................5

BAB II Profil Desa dan Program Pemberdayaan....................................................................6

A. Profil Desa ...............................................................................................................................6

B. Program Pemberdayaan............................................................................................................7

BAB III Langkah-langkah Pemberdayaan...............................................................................9

A. Tahap I (Perencanaan)..............................................................................................................9

B.Tahap II (Pelaksanaan)..............................................................................................................9

C. Tahap III (Evaluasi)..................................................................................................................9

BAB IV Bagan Alur Pemberdayaan/Flowchart ......................................................................9

A. Bagan........................................................................................................................................9

BAB V Penutup ..........................................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara
budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti
lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor tersebut
tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan besar
kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada
pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.
Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur ini
memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan menjadi
tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan
hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar memahami
sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama tanaman.
Sehingga tidak kegagalan dalam usaha budidaya jamur ini.
Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu
yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi
yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang
dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting untuk jadi
patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus ini
tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai salah
satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan di alam saat
ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di perlukanlah suatu budidaya
jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak sedikit jamur yang berasal dari
indonesia di impor ke luar negri.
Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena pengangguran
setiap tahun semakin meningkat.

B. Tujuan Pemberdayaan
1. Mengetahui bagaimana proses penanaman jamur tiram
2. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pembudidayaan jamur
tiram.
3. Mengetahui cara bagaimana pengendalian hama penyakit dalam proses pembudidayaan
jamur tiram.

4
BAB II
PROFIL DESA/KOMUNITAS DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN
A. Profil Desa/Komunitas

Karang

Kelurahan

Negara Indonesia

Provinsi Jawa Timur

Kabupaten Tuban

Kecamatan Semanding

Kodepos 62381

Kode Kemendagri 35.23.15.1006

Luas ... km²

Jumlah penduduk ... jiwa

Kepadatan ... jiwa/km²

B. Program Pemberdayaan
Budidaya jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang sangat
marak berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari budidaya jamur memang
menjanjikan hasil yang lumayan saat ini, maka dari itu banyak masyarakat yang turut serta
dalam usaha budidaya jamur ini. Selain mudah dalam proses pengerjaannya, budidaya jamur
tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga sangat tepat diterapkan pada
masyarakat yang taraf ekonominya sedang ataupun rendah.
Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai bahan
pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat berbagai macam penyakit kronis.
Sebagai bahan pangan, jamur tiram dapat dikonsumsi sebagai campuran sayur sop, jamur
krispi maupun keripik jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan hidangan
utamanya adalah berbahan dasar dari jamur, dan bisa dikonsumsi juga sebagai bahan
pengobatan. Jamur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, protein nabati yang
tidak mengandung kolesterol dapat digunakan sebagai obat pencegah timbulnya penyakit
darah tinggi dan serangan jantung, serta dapat mencegah penyakit diabetes dan mengurangi
berat badan atau obesitas. Kandungan asam folat yang tinggi dapat menyembuhkan penyakit
5
anemia dan obat anti tumor, juga dapat digunakan untuk mencegah dan menanggulangi
kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, maka tidak salah jika pada jurusan Tadris Biologi IAIN
Walisongo Semarang mencoba mempraktekkan sebagai bentuk realisasi mata kuliah
bioteknologi. Dengan adanya praktek lapangan seperti ini, diharapkan mahasiswa dapat
berlatih untuk membudidayakan jamur yang bermanfaat dalam kehidupan manusia yang
nyata dan nantinya dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Salah satu praktikum dari budidaya jamur adalah budidaya jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) yang juga memiliki banyak manfaat. Tahap yang diperlukan untuk budidaya jamur
yaitu tahap pencampuran bahan, tahap pembuatan log, tahap sterilisasi log, tahap inokulasi
bibit jamur ke dalam log, tahap inkubasi log, dan pengamatan pertumbuhan miselium serta
tahap penanaman log. Jamur tiram merupakan jamur yang berasal dari Divisi
Basidiomycotina dari jenis pleurotus (jamur kayu) yang tempat hidupnya atau habitatnya di
potongan-potongan kayu. Nama Bassidiomycota itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu
Bassidium yang berarti “alatkecil “ , suatu tahapan diploid sementara dalam siklus hidup
organisme tersebut.

A.) Karakteristik Jamur Tiram Secara Umum :


Heterotrofsaprofit
Multiseluler.
Tubuh disusun oleh hifa dan miselium dan tubuh buah.
Hifa bersekat.
Spora dihasilkan oleh sel basidium melalui reproduksi secara seksual.
Reproduksi menghasilkan spora dilakukan melalui 2 cara :
Aseksual :dilakukan saat kondisi lingkungan mendukung.
Seksual : dilakukan bila kondisi lingkungan kurang mendukung
Alat reproduksi seksual Basidiommycota berupa Basidium.
Basidium merupakan badan yangberasal dari sebuah sel yang membesar,
selanjutnya membentuk empat tonjolan .
Tonjolan dengan sel induknya dipisahkan oleh sekat hingga akhirnya dihasilkan
empat sel yang masing- masing dengan sebuah Basidiospora.
Seluruh basidium berkumpul membentuk badan yang disebut basidiokarp.
Bentuk basidiokap bervariasi, ada yang seperti papan, paying, bola, dan ada yang
tidak beraturan.
B.) Karakteristik jamur tiram secara khusus
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa
Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram
mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.
Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat,
hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang
bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.
Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-
4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk.

6
Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah
melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah
salah satu jenis jamur kayu.
Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus
memperhatikan habitat alaminya.
Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji
kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu
Budi daya jamur tiram dapat pula menggunakan substrat jerami dengan tahapan
tertentu
Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat
terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang
terang dengan cahaya matahari berlimpah.
C.) Kandungan gizi jamur tiram:
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan
kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan
kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium,
karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu
sekitar 10,5-30,4%.Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah
367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20
mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang
dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat
jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 %.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen
Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya
10,5-30,4%.Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi
25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin,
triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
Hasil studi di Massachusett University menyimpulkan bahwa riboflavin, asam
Nicotinat,Pantothenat, dan biotin (Vitamin B) masih terpelihara dengan baik meskipun
jamur telah dimasak. jamur tiram(Pleurotus ostreatus) mengandung senyawa Pleuran (di
Jepang, jamur tiram disebut Hiratakesebagai jamur obat), mengandung protein (19-30
persen), karbohidrat (50-60 persen), asamamino, vit B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B3
(Niacin), B5 (asam panthotenat), B7 (biotin), Vit Cdan mineral Calsium, Besi, Mg,
Fosfor, K, P, S, Zn. Dapat juga sebagai antitumor,menurunkan kolesterol, dan
antioksidan.
72% Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman
dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan
metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida
kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung
vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2
(riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi.
Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium.
Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb Konsentrasi K, P, Na, Ca dan
Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%.

D.) Syarat Tumbuh JamurTiram:


7
TEMMPERATURE
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28
°C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu,
dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun
memerlukan waktu yang lebih lambat. Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya
yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2
samapai 3 hari.
Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan
yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti
pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan
akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh
pada rentang suhu 12-37,8 °C.
KELEMBAB

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,
bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan
membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik
bila dilakukan penyiraman. Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak
menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang
memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas
dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.

CAHAYA

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah
jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang
pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh
abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan
menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur
hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan
peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.
UDARA

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen
sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin
pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur
dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh
buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan
oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar
8
untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara
dapat berjalan secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi,
yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo
dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur
tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya

2. Pihak Yang terlibat atau dilibatkan

Pemilik usaha
Karyawan 1

Karyawan 2

3.Pendanaan

NO BARANG YANG JUMLAH HARGA TOTAL


DIPERLUKAN
1. BAGLOG 750 Rp.5.000 Rp3.750.000
2. KAYU 50 BIJI Rp28.000 Rp1.400.000
3. PARANET HITAM 2M Rp12.000 Rp.24.000
4 RACUN TIKUS 10 Rp3.500 Rp35.000
5. GEMBOR 5 LITER 2 Rp.39.000 Rp.78.000
TOTAL Rp 5.287.0000

BAB III

LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN
9
A. Tahap 1 (Perencanaan)
1. Sosialisasi Awal
Inisiator terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan pemberdayaan
terhadap komuitas atau masyarakat yang akan di pemberdayakan.inisiator menyampaikan
gambaran umum tentang program pemberdayan.
2. Mengenali Masyarakat
Kami sebagai inisiator telah meminta data data kepada pemilik usaha jamur tiram jenis
kelamin mata pencaharian dengan tujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
serta kebiasaan sehari-hari warga sekitar untuk mengetahui pontesi.semua data kami
kumpulkan demi keberlangsungan kegiatan pemberdayaa

3. Pemetaan Swadaya
Melalui pemberdayaan ini,kami melakukan metode pemetaan swadaya sebagai berikut:
berdasarkan hasil pengamatan di atas ,inisiator akan melakukan pemetaan tentang
potensi,realitas kehidupan masyarakat di kelurahan karang desa semanding yang memiliki
potensi berupa budidaya jamur tiram.

B. Tahap II (Pelaksanaan)
1. Pengorganisasian Masyarakat
Inisiator melakukan pertemuan dengan anggota komunitas membahas hasil penelitian
yang dapat di jadikan objek pemberdayaan.inisiator membentuk kepegurusan progam
pemberdayaan.
2. Penyusunan Rencana Program
 Proses dalam pembudidayaan jamur tiram
Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut
1 Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena
dapat merusak plastik substrat.
2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom
plastik. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan
yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :
 Serbuk gergaji 10,5 kg
 Tepung jagung 0,6 kg
 Dedak halus 21 kg
 TSP 1 kg
 Kapur 3 buah Beri air secukupnya.
3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastik transparan dengan ukuran 20 x 35 cm
dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus
adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastik bagian bawah ditusuk jari
telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan

10
bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi
disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.
4 Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.
5. Sisa ujung plastik ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastik tersebut
dengan karet tahan panas.
6. Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat
lagi dengan karet.
7. Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.
8. Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.
9 .Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam
atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman
bibit.
10. Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:
 Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
 Semprot isi ruangan dengan alkohol 95%
 Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alkohol 95%
 Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi
disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan
di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit,
disimpan lampu spirtus.
 Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
 Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
 Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu
spirtus.
 Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
 Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti
11. Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.
12. Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.
13. Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi
miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.
14. Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.
15. Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.

3. Pelaksanaan Program
 KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.
Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang
penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.

 PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani
jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri,
diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan terhadap
kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer
box.
4. Pemanfaatan

11
 MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering.
Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn,
media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk
silinder.
1) Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia
nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon
selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber
energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin
diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.
2) Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran
mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi,
sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat
toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari
kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.

C. Tahap III (Evaluasi)


1. Evaluasi
Berdasarkan pelaksanaan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih di antaranya
adalah keberadaan hama yang merugikan . Pengendalian hama penyakit dalam budidaya jamur
tiram
Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk
mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang jamur tiram.
Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
maupun jamur itu sendiri. Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan yang lain, serangan
hama penyakit kemungkinan dapat berbeda-beda.
A. HAMA PENYAKIT JAMUR TIRAM
 Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga
faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa
pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan
yang tida bersih.
Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering
dijumpai ketika musim hujan. Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama
ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi
dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.

Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang
kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat.
Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul
keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini menyebabkan
12
munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah dipastikan
kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.
Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih.
Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman di sekitar rumah kumbung.
Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, lakukan pembersihan rumah
kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.
B.SEMUT,LABA- LABA ,DAN KLEKET
Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya
dan menyiramnya dengan minyak tanah. Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat
dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan
usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak parah karena
produk jamur merupakan produk organik. Keuntungan jika pemberantasan hama
serangga dilakukan dengan cara mekanis antara lain, dapat memangkas biaya selama
perawatan dan juga ramah lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada
mulut baglog. Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis, yaitu
mengambilnya dengan tangan.
C.) TUMBUHANNYA CENDEWAN ATAU JAMUR LAIN
Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp.,
Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur
tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam,
kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut
mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama
sekali. Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan
media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab.
Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan
penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar
tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih
tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan
cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar. Tangkai Memanjang.
Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur
memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit
tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang
sempurna. Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam
kumbung seoptimal mungkin.
Pada pelaksanaan selanjutnya dapat berhati hati
2. Terminasi
Setelah melakukan evaluasi program pemberdayaan,semua kegiatan pendampingan akan
berakhir yang dimana nantinya para warga akan melaksanakan program pemberdayaan
secara mandiri.pada saat terminasi juga akan dilakukan penyerahan tanggung jawab
pemeliharaan progam pemberdayaan kepada warga.setelah melakukan terminasi maka
program pemberdayaan resmi melepaskan pendampingan dan program pemberdayaan
dan program pemberdayaan siap di lakukan.

BAB IV

13
BAGAN ALUR PEMBERDAYAAN/ FLOWCHART

BAB V
PENUTUP
14
 KESIMPULAN
Ternyata pembudidayaan jamur itu tidaklah mudah ada beberapa tahapan yang harus
dilalui dan butuh kesabaran, ketelatenan dan keuletan dalam menjaga jamur tersebut
supaya tidak terkena hama penyakit yang dapat menumbulkan gagal panen. Keberhasilan
pembudidayaan jamur itu sendiri terletak pada kebersihan yang dilakukan pembudidaya
terhadap tanaman jamur. Mulai dari persiapan penanaman jamur, sterilisasi bahan,
sterilisasi bagbog hingga penanaman bibit jamur tersebut ke bablog tidak cukup sampai
di sisni saja petani juga harus tetap menjaga suhu yang ada di ruangan pembudidayaan
tetap stabil untuk memperoleh hasil yang maksimal atau jamur yang berukuran besar
yang sangatlah laku di pasaran.
Pemanenan jamur tiram dilakukan 30 hari setelah pembibitan dimulai. Atau setelah 2-3
minggu hingga buah berbentuk. Setelah pemanenan jamur tiram haruslah di sortir
terlebih dahalu untuk membagi hasil yang besar dan kecil bisasnya hasil yang besar oleh
petani langsung di jual ke pasaran namun untuk hasil yang kecil petani pengolah kembali
jamur tersebut menjadi makanan misal jamur krispy yang di jual di sekitar
pembudidayaan tersebut. Pengemasan jamur tiram yang akan di jual kepasaran dengan
menggunakan plastik kedap udara supaya jamur dapat bertahan lama atau jika jamur
tidak laku bisa di simpan di lemari pendingan agar jamur tetap segar.

Daftar Pustaka
http://agustinawulan21.blogspot.com/2014/10/makalah-pembudidayaan-jamur-
tiram.htmlhttp://eprints.ums.ac.id/29645/2/02.Bab_I.pdf
15
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/19553/NDU5NjQ=/Budidaya-Jamur-Tiram-
Pleurotus-ostreatus-di-Balai-Pengembangan-dan-Promosi-Tanaman-Pangan-dan-Hortikultura-
BPPTPH-Ngipiksari-Sleman-Yogyakarta-sigit-yulianto.pdf
LKS HALAMAN 90-91

16

Anda mungkin juga menyukai