Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT KEBUDAYAAN

DI SUSUN OLEH :

Ketua : Rosalina Kacaribu 18120097

Sekretaris : Indristiani Telaumbanua 18120103


Anggota :
1. Celine Inviolata Hutagalung 18120081
2. Eva Fitri Y Siregar 18120090
3. Afrianty Pakpahan 18120095

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai ilmu di
dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk yang yang
berpengetahuan. Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh manusia. Adapun
pembagiaan dari jenis pengetahuan manusia adalah sains, filsafat dan mistik. Karena fisafat
merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat dikatakan
bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-objek yang
abstrak.

Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat pula objek filsasat
berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalah bagian yang abstraknya. Suatu
teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawab kan secara logis dan tidak akan
pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut suatu waktu dapat
dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah kumpulan teori pendidikan yang hanya
dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak akan dapat dibuktikan secara empiris.

Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara filsafat dan kebudayaan yang
dapat dijadikan suatu bahan diskusi untuk memperluas khazanah keilmuan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?

2. Apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan?

3. Apa hubungan antara filsafat dan kebudayaan?


C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.

2. Untuk mengetahui apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat dan Kebudayaan

Secara general,kebudayaan merupakan seluruh karetaristik para angota sebuah masyrakat ,


termasuk peralatan , penetahuan dan cara berpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan[1]

Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah laku manusia. Tingkah laku
manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari adalah ucapan hatinya yang
merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap benar. Apa yang
dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang tidak diwahyukan
adalah hasil pemikiran filsafat.

Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan kebudayaan sebagai “cara berfikir dan cara merasa, yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang membentuk kesatuan
social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu”. Cara berfikir dan merasa merupakan
kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara berbuat
atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah. Pendapat lain menyatakan bahwa budaya atau
kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya, yaitu daya cipta, daya rasa, dan daya karsa
(cipta, rasa, karsa).

Berikut definisi kebudayaan menurut beberapa ahli :

1) Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2) Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajri dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
3) Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik
dari manusia dengan belajar.

4) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh manusia.

B. Wujud Kebudayaan dan Unsur-unsurnya

1. Wujud Kebudayaan

Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat diklasifikasikan pada tiga
macam:

1) wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan


dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba dan
di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan di
arsip-arsip kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.

2) wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social sistem, yaitu
mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi satu sama lainya dari waktu
kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.

3) wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang
disebut kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam masyarakat sifatnya sngat
konkrit berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak
saling lepas satu samalainnya dalam masyarakat.[2]

Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada beberapa aspek sebagai
berikut:

a. Bahasa ( tulisan maupun lisan).

b. Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)


c. Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)

d. Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)

e. Sistem pengetahuan

f. Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)

g. Religi.

2. Unsur-unsur Kebudayaan

Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya dari budi,
yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya tiga aspek tersebut.

1) Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada
pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu pengetahuan.

2) Karsa : kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari mana
manusia sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran) hasilnya berupa
norma-norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam agama, karna kesimpulan
manusia berbeda-beda pula.

3) Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk


menikmati keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/
kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian menghasilkan
bermacam-macam kesenian.

C. Hubungan Filsafat dan Kebudayaan

Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang berlangsung dalam kehidupan.
Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu pendidikan
adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek lain dari fungsi
pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah laku, bahkan menjadi
kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah juga hubungan
nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper kebudayaan mempunyai tujuan
yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif dan produktif
yakni mampu menciptakan kebudayaan.[3]

Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup dalam suatu
sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya yang dilakkan
melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan
ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena pendidikan harus secara
fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan
sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan kejayaan negara.

Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya nasional


mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata sosial dalam
menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan kreaktivtas ke arah
pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.

Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat, berbagai macam
kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan. Begitu
pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan
memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan mengembangkan dan
membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh
karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadal
alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :

a. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya


b. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain

c. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

d. pembeda manusia dengan binatang

e. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam pergaulan

f. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak, berbuat,


menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain.

g. sebagai modal dasar pembangunan

Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan kebendaan
yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt terhadap lingkungan di
dalamnya.

Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu dalam hal berfikir.
Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa,
sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa,
dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian, jelaslah filsafat
mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan filsafat. Perbedaan
kebudayaan dikembalikan kepada perbedaan filsafat.

Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai melalui filsafat. Kebudayaan
berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan adalah filsafat.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :

1. kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. kebudayaan sebagai “cara berfikir dan
cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang
membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu”. Cara berfikir dan merasa
merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara berlaku dan cara
berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah.

2. Kebudayaan memiliki tiga wujud atau peran yaitu: a) kebudayaan sebagai kompleks ide-
ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. b) kebudayaan sebagi kompleks aktifitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. c) kebudayaan sebagai wujud hasil karya
manusia.

3. Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafat sebagai cara atau metode berfikir
sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah
satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsasikap hidup dan pandangan
hidup
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan.filsatat kebudayaan moderen dan kono Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Nasir, imam,2010.filsafat umumjokjakarta, bandung;terbit terang.

Zapruklhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, 2012, jakarta; pt raja grafindo prasada.

Nasir, imam,2010.filsafat umumjokjakarta, bandung;terbit terang.hlm.23-24

Zapruklhan, Filsafat Umum Sebuah Pendekatan Tematik, 2012, jakarta; pt raja grafindo
prasada.hlm .357

Fauzi, Ahmad, 2000. Ilmu Pendidikan.filsatat kebudayaan moderen dan kono Bandung: Remaja
Rosdakarya.hlm . 55-56

Anda mungkin juga menyukai