Anda di halaman 1dari 5

Peradaban Lembah Sungai Indus

Berdasarkan penggalian arkeologis di Mohenjo Daro (Distrik Larkana,Sind) dan di


Harappa (Distrik Montgomery, Punjab), dapat dibuktikan bahwa 5000 tahun yang lalu
muncul komunitas beradab di wilayah ini. Keantikan peradaban Lembah Sungai Indus karena
periodenya yang sejajar dengan peradaban lembah Sungai Nil di Mesir dan peradaban lembah
Sungai Eufrat-Trigis di Mesopotamia. Sayangnya belum ditemukan rekaman tertulis tentang
peradaban Lembah Sungai Indus.

Mohenjo Daro (bukit kematian) adalah sebuah bukit di Dataran Larkana, Sind.
Wilayah ini dan sekitarnya cukup subur, sehingga dikenal sebagai Nakhlistan (Taman Kota
Sind).

Apa yang menarik dari peradaban Lembah Sungai Indus? Dari penggalian arkeologis,
ditemukan puing-puing kota besar (big city) yang diduga dibangun beberapa kali. Dijumpai
bangunan atau gedung tempat tinggal dari ukuran terkecil (berisi dua kamar) hingga gedung
mewah di kanan-kiri jalan yang luas dan lurus. Gedung-gedung itu dibuat dari bata. Gedung-
gedung besar punya dua atau lebih loteng dilengkapi dengan lantai ubin dan halaman, pintu,
jendela dan tangga-tangga sempit. Hampir setiap gedung itu mempunyai sumur, pipa saluran
dan kamar mandi. Terdapat bangunan-bangunan beasr yang diduga merupakan istana, kuil
dan gedung kota praja.

Bangunan yang megesankan ialah kolam besar (big bath), berupa alun-alun segi
empat yang luas dengan serambi dan ruangan-ruangan di semua sisi. Di tengahnya terdapat
kolam besar yang sekelilingnya diberi pagar. Air disalurkan melalui pipa-pipa besar. Kolam
besar itu panjangnya 180 kaki (55 m), lebarnya 108 kaki (33 m), dan dinding luarnya punya
ketebalan 8 kaki (2 m). Jalan-jalan kota besar itu luas dan lurus, dilengkapi dengan sistem
saluran pembuangan air.

Kesan yang didapat, merupakan kota besar yang padat penduduknya, maju tidak
hanya menikmati sanitasi (kebersihan lingkungan) juga kemewahan. Seni bangunan telah
mencapai derajad kesempurnaan yang tinggi. Bangunan-bangunan yang ada di kota itu
mengesankan telah ditata dan dirancang dengan rapi, suatu town planning.

Menurut Tom B. Jones dalam buku From Trigis to the Tiber : An Introduction to
Ancient Histor, peradaban Lembah Sungai Indus memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Merupakan sebuah teokrasi (negara agama).
2. Memiliki stratifikasi sosial yang jelas.
3. Terdapat golongan pendeta.
4. Dalam bidang ekonomi, literatur dan lembaga pengetahuan telah ditata dengan teratur.

Identifikasi peradaban Lembah Sungai Indus, ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, agama,
adalah sebagai berikut :

1. Makanan

Makanan utama penduduk ialah gandum (wheat), gandum untuk dibuat minuman
keras (barley malt) dan sebangsa kurma. Mereka juga makan daging domba, babi, ikan dan
telur.

2. Baju dan Perhiasan

Kain kartun umum digunakan sebagai pakaian. Wool untuk pakaian penghangat.
Perhiasan dipakai baik oleh kaum pria maupun wanita, misalnya kalung, gelang tangan dan
cincin. Perhiasan yang khusus dipakai kaum wanita ialah : korset, cincin hidung, anting-
anting dan gelang kaki. Perhiasan ini pada umumnya terbuat dari emas, perak, gading,
tembaga dan batu mulia seperti jade (batu giok), akik dan sebagainya.

3. Barang-barang Rumah Tangga

Kendi yang beraneka ragam telah dibuat dengan roda, ada yang sederhana dan ada
yang dilukis. Kendi biasanya dibuat dari tembaga, perak dan porselin. Besi belum dikenal.
Jarum dan sisir dibuat dari batu atau gading. Kapak, pahatan, pisau, sabit, pancing dan silet,
dibuat dari tembaga dan perunggu. Ada mainan anak-anak misalnya kereta dan kursi kecil
beroda. Ditemukan pula potongan-potongan dadu.

4. Domestikasi Binatang

Sisa-sisa kerangka membuktikan bahwa sapi jantan, kerbau, biri-biri, gajah dan unta
telah didomestikasi/dipelihara. Kuda belum, sedangkan anjing sudah dipelihara.

5. Senjata-senjata Perang
Meliputi kapak, tombak, piasu belati, tongkat, busur dan anak panah. Pedang belum
ditemukan. Juga tidak dijumpai perisai, topi baja atau baju zirah. Senjata-senjata itu dibuat
dari tembaga atau perunggu.

6. Materai

Lebih dari 500 materai telah ditemukan, terbuat dari lempengan tanah liat yang
dibakar dan ukurannya kecil. Beberapa materai berisi gambar binatang, atau tulisan piktorial
yang belum dapat diuraikan.

7. Kesenian

Adanya gambar-gambar dalam materai menunjukkan seni yang tinggi. Di Harappa


ditemukan potongan-potongan batu yang dipahat.

8. Perdagangan

Materai-materai yang ditemukan itu berkaitan dengan dunia perdagangan. Rakyat


Lembah Indus tidak hanya berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi hanya
berdagang dengan bagian lain wilayah India, tetapi juga dengan negara-negara Asia, antara
lain Sumeria. Dari perdagangan itu didatangkan timah, tembaga dan batu mulia dari luar
India.

9. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk telah dapat diidentifikasi. Pertanian tentunya memainkan


peranan yang penting. Gandum dan katun ditanam dalam skala besar. Mata pencaharian lain
dalam masyarakat ialah pembuat barang pecah belah, penenun, tukang kayu, tukang batu,
pandai besi, pandai emas, pembuat perhiasan, pembuat hiasan dinding, pemotong batu.
Kemajuan teknik ditunjukkan oleh roda untuk membuat barang pecah belah, pembakaran
batu-batu, percetakan dan pengolahan logam.

10. Agama

Barang-baranag peninggalan di Mohenjo Daro memperlihatkan kepercayaan rakyat.


Mereka diduga memuja Divine Mother (Dewi Pertiwi), menyakini energi wanita sebagai
sumber seluruh penciptaan. Ada pula dewa pria yang diduga sebagai prototipe Dewa Siwa.
Dalam salah satu materai, Siwa digambarkan duduk dalam posisi yoga, dikelilingi binatang-
binatang. Dia memiliki tiga wajah. Dari sini dapat ditarik kesimpulan adanya hubungan
organik antara peradaban Lembah Sungai Indus dengan Hinduisme sekarang. Peradaban
Lembah Sungai Indus merupakan sumber peradaban berikutnya, memberikan kontribusi
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan peradaban India.

11. Kronologi

Periode eksistensi peradaban Lembah Sungai Indus diduga berlangsung paling awal
2900 SM atau sampai 1700 SM. Sementara migrasi bangsa Arya ke India diperkirakan
terjadi 2000-1500 SM.

Siapa pendukung peradaban Lembah Sungai Indus? Ada berapa pendapat : 1) orang-
orang Sumeria; 2) orang-orang Dravida; 3) antara Sumeria dengan Drivida identik. Menurut
pendapat yang ketiga, orang-orang Dravida pada suatu waktu mendiami seluruh India,
termasuk wilayah Punjab, Sind dan Baluchistan. Secara bertahap mereka berimigrasi ke
Mesopotamia. Fakta bahwa rumpun bahasa Dravida masih dipakai oleh orang-orang Brahui
yang tinggi di Baluchistan sekarang, dijadikan sebagai penguat pendapat ini.

Mengapa peradaban Lembah Sungai Indus runtuh? Beberapa faktor dapat diajukan :

1. Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila banjir tiba. Harappa ditinggalkan
penduduknya barangkali akibat adanya bencana banjir bandang.
2. Penggundulan hutan oleh penduduk Lembah Sungai Indus, diambil kayu bakarnya
untuk memasak dan membuat bata. Akibat penggundulan hutan yang terus menerus
ini ialah erosi dan bahaya banjir.
3. Serbuan asing yang diperkirakan dilakukan oleh bangsa-bangsa Arya. Bukti yang
mendukung ini misalnya ialah ditemukannya kumpulan tulang belulang yang
berserakan di suatu ruangan besar di tangga menuju tempat pemandian. Bentuk dan
sikap tulang belulang itu ada yang menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya
serangan mendadak.
a. Lembah Sungai Indus

Merupakan lembah yang sangat subur, penghasil gandum, jagung, padi, aneka buah-buahan
dan sayur-sayuran. Sungai Indus mengalir lebih dari 3000 km. Di lembah ini pula didapati
dua pusat kebudayaan kuno India, Mohenjo Daro dan Harappa. Di dekat kota Mithankot,
Sungai Indus bertemu dengan lima anak sungainya, yaitu Jhelum, Chenab, Ravi, Beas dan
Sutlej. Wilayah lembah anak sungai Indus ini, dalam literatur, dikenal dengan Punjab. Kata
Punjab berasal dari kata Punche=lima, dan Ab=sungai.

Anda mungkin juga menyukai