Anda di halaman 1dari 13

Latar belakang

Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat


oleh pepohonan dant umbuhan lainnya. Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun
1999 tentang kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan
semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai
penampung karbon dioksida(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika,
serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan
kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita
berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan
lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta
beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari
hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa
kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat
melalui budidaya tanaman pertanianpada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat
hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya
pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu
kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta
tanaman.

Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas,
rumit, dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri
akan menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan
satwa yang paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia.
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma
berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini dikarenakan hutan hujan tropis selalu
cukup mendapat sinar matahari dan juga curah hujan yang tinggi. Yang dapat ditemui di
wilayah sekitar khatulistiwa;

Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara
garis 23°-27° Lintang Utara dan 23°-27° Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis.
Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara,
sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar
wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan
wilayah di permukaan bumi.
Yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa
(23,5 LU hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis.
Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika
Tengah, Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua
Nugini, pulau-pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau Samudera Hindia,
Madagaskar, dan Australia Bagian Utara.

Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di
seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena
hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.

Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang
sangat banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan
tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan
besar dan penting.

Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320
pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis
Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohontengkawang, spesies
anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-
obatan.

Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing lapisan merupakan
tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi untuk hidup di
wilayah tersebut. Lapisan ini telah diidentifikasi sebagai :

· Tajuk Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah.


· Kanopi Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m.

· Bawah Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.

· Lantai Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.

Ciri kawasan tropis

a. Lansekap : Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.

b. Permukaan tanah : Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat.
c. Vegetasi : Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar,
pohon-pohon tinggi (rimba dan hutan bakau).

d. Musim : Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan


lembab sampai basah : bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.

1) Daerah tropis-lembab belahan bumi utara:

a) Bulan terdingin : Desember-Januari

b) Bulan terpanas : Mei-Agustus

2) Daerah tropis-lembab belahan bumi selatan :

a) Bulan terdingin : April-Juli

b) Bulan terpanas : Oktober-Februari

e. Kondisi awan : Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit,
(awan kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal. Jenis
awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%

f. Radiasi matahari dan panas : Radiasi matahari langsung dengan intensitas


sedang sampai tinggi. Radiasi terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari
langsung pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.

g. Temperatur/suhu : Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,50C,


pengecualiaan di atas 320C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering
mencapai 330C dan musim hujan 300C, bisa turun sampai 260C. Fluktuasi harian dan
tahunan relatif kecil, sekitar 30-5,50C. h. Presipitasi : Curah hujan
tahunan di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam musim hujan mencapai 500 mm
setiap bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan turun biasanya setelah tengah hari
dan pagi hari sering berkabut.
i. Kelembaban udara : 1) Kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi, 25-30
mm 2) Kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 73%
j. Gerakan udara : Lambat, terutama di daerah hutan rimba, bertambah
cepat bila turun hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya satu atau dua arah
angin utama.

Ciri-ciri hutan tropis

Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:

1. pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.

2. Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.

3. Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.

4. Udara di sekitarnya sangat lembap.

5. Terjadi di daerah curah hujan tinggi

6. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu
tinggi, biasanya 80% atau lebih.

7. Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.

8. Lapis tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di
bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m.

9. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur
dengan sedikit susunan cabang.

10. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis pohon
yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m.

11. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan
batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang yang
tinggi.

12. Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil,
jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir tanpa
tumbuhan bawah.

Ciri khas kondisi hutan hujan tropis di Indonesia

Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya. Indonesia
adalah negara kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke. Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di Indonesia membuat Hutan
tropis Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus dibandingkan hutan di belahan bumi
lainnya.

Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan


tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi,
produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara nyata
di lapangan, tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah tersusun
oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan illite.

Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di samping
kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini. Namun
dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi
andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan
komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini
(Withmore, 1975).

Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri. Aktivitas
biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas biologis tersebut
sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile ecosystem), karena setiap
komponen tidak bisa berdiri sendiri.

Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat

A. Zona Hutan Hujan Bawah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,


Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya
di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat
spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota genus Shorea,
Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, danCotylelobium. Dengan demikian, hutan
hujan bawah disebut juga hutanDipterocarps. Selain spesies pohon anggota
famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota
famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota
genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.

B. Zona Hutan Hujan Tengah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara. Secara umum,
ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus, Castanopsis, Nothofagus, dan
spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.

Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di Aceh
dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah terdapat spesies
pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa daerah Jawa Timur terdapat
spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat kelompok spesies pohon anggota
genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah Indonesia Timur terdapat spesies pohon
anggota genus Trema, Vaccinium,dan pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies
pohon anggota familiDipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki
ketinggian tempat 1.200 m dpl.

C. Zona Hutan Hujan Atas

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian
daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok
hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan
atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohonConifer (pohon berdaun jarum)
genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, danPodocarpus. Di samping itu, mengandung
juga spesies pohon Eugenia spp. danCalophyllum, sedangkan di sebagian daerah Indonesia
Barat dijumpai juga kelompokkelompok tegakan Leptospermum,
Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah
yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m dpl.

Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia

A. Hutan Tropis Basah

Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi, sering
juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang umum ditemukan di
hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing (Dipterocarpus), Kapur
(Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu hitam (Diospyros sp).

B. Hutan Muson Basah


Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah dan
Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam satu tahun
1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara lain jati, mahoni,
sonokeling, pilang dan kelampis.

C. Hutan Muson Kering

Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa. Tipe
hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8 bulan. Curah
hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh pada hutan ini yaitu
Jati dan Eukaliptus.

D. Hutan Savana

Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar
diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan
dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini
umumnya dari Famili Leguminosae dan Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di
Flores, Sumba dan Timor.

Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi

Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan


jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah
itu. Contoh :

o Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai
dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.

o Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea
albida.

o Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh
Ebony atau kayu hitam.

o Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau
Jawa.

Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)


Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi
tempat tumbuh yang miskin hara.

a. Hutan Mangrove

Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari
genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.

b. Hutan Gambut (Peak Forest)

Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki
ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A
atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.

c. Hutan Rawa (Swamp Forest)

Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak
dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah
aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m
dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.

Stratifikasi dan formasi hutan hujan tropika

Di dalam masyarakat tumbuh-tumbuhan seperti hutan, terjadi persaingan antara


individu-individu dari suatu jenis atau berbagai jenis, jika mereka mempunyai
kebutuhan yang sama, misalnya dalam hal hara mineral tanah, air, cahaya dan ruang.

Hutan hujan tropis terkenal karena adanya pelapisan atau stratifikasi. Ini berarti
bahwa populasi campuran didalamnya disusun pada arah vertikal dengan jarak teratur
secara tidak berkesinambungan. Meskipun ada beberapa keragaman yang perlu
diperhatikan kemudian, hutan menampilkan tiga lapisan pohon yaitu lapisan atas
(tingkat A) terdiri dari pepohonan setinggi 30-45 m dengan tajuk yang diskontinu, lapisan
pepohonan kedua (tingkat B) terdiri dari pohon dengan tinggi sekitar 18-27 m dengan
tajuk yang kontinu sehingga membentuk kanopi, lapisan pepohonan ketiga (tingkat C)
terdiri dari pepohonan dengan tinggi sekitar 8-14 m cenderung membentuk lapisan yang
rapat. Selain laisan pepohonan juga terdapat semak belukar yang tingginya kurang dari
10 m dan yang terakhir adalah lapisan terna yang terdiri dari tetumbuhan yang lebih
kecil yang merupakan kecambah dari pepohonan yang lebih besar dari bagia atas atau
spesies terna (Ewusie, 1980).

Soerianegara dan Indrawan (2005) menyatakan bahwa di dalam masyarakat


hutan, sebagai akibat persaingan, jenis-jenis tertentu lebih berkuasa (dominan) dari
jenis yang lain. Pohon-pohon tinggi dari stratum (lapisan) teratas mengalahkan pohon-
pohon yang lebih rendah, merupakan pohon yang mencirikan masyarakat hutan yang
bersangkutan. Hutan hujan tropika terkenal dengan stratifikasinya. Ini berarti bahwa
populasi campuran di dalamnya tersusun secara vertikal dengan jarak teratur secara
tidak berkesinambungan (Ewusie,1980).
Stratifikasi tajuk dalam hutan hujan misalnya sebagai berikut (Soerianegara dan
Indrawan, 2005)

1. Stratum A : Lapisan teratas, terdiri dari pohon-pohon yang tinggi totalnya 30 m


keatas. Biasanya mempunyai tajuk diskontinu, batang pohon tinggi dan lurus, batang
bebas cabang (clear bole) tinggi. Jenis-jenis pohon dari stratum ini pada waktu
mudanya, tingkat semai hingga sapihan (seedling sampai sapling), perlu naungan
sekedarnya, tetapi cukup untuk pertumbuhan selanjutnya perlu cahaya yang cukup
banyak.

2. Stratum B : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 20-30 m, tajuknya kontinu,


batang pohon bisanya banyak bercabang, batang bebas cabang tidak terlalu tinggi.
Jenis-jenis ppohon dari stratum ini kurang memerlukan cahaya atau tahan naungan
(toleran).

3. Stratum C : Terdiri dari pohon-pohon yang tingginya 4-20 m, tajuknya kontinu.


Pohon-pohon dalam stratum ini rendah, kecil, banyak bercabang.

Di samping ketiga strata pohon tersebut terdapat pula strata perdu-semak dan tumbuh-
tumbuhan penutup tanah, yaitu :

4. Stratum D : Lapisan perdu dan semak. Tingginya 1-4 m.

5. Stratum E : Lapisan tumbuh-tumbuhan penutup tanah (ground cover), tingginya 0-


1 m.

Phisiognomi life form vegetasi hutan hujan tropika basah

Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang
mudah dikenali dan dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih
lanjut seperti menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan
dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan yaitu :

· Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa

· Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan
tajuk (Coverage).

· Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-


individu penyusun komunitas tumbuh-tumbuhan.
a. Ciri physiognomi hutan tropis dataran rendah :

Kanopi : 25 – 45 m

Tinggi pohon (emergent) : Khas, 60 – 80 m

Daun penumpu : Sering dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

Akar papan : Sering dijumpai dan sangat besar

Kauliflori : Sering dijumpai

Liana berkayu : Sering dijumpai

Liana pada batang : Sering dijumpai

Ephyphit : Sering dijumpai

b. Ciri physiognomy hutan tropis dataran tinggi/ pegunungan :

Kanopi : 15 – 33 m

Tinggi pohon (emergent) : Sering tidak ada

Daun penumpu : Jarang dijumpai

Elemen daun dominan : Mesophyl

Akar papan : Jarang dijumpai dan kecil

Kauliflori : Jarang dijumpai

Liana berkayu : Jarang dijumpai

Liana pada batang : Sering dijumpai

Ephyphit : Sangat sering dijumpai

c. Ciri physiognomi hutan tropis pegunungan tinggi :

Kanopi : 2 - 18 m

Tinggi pohon (emergent) : Pada umumnya tidak ada

Daun penumpu : Sangat jarang dijumpai

Elemen daun dominan : Microphyl

Akar papan : Pada umumnya tidak ada


Kauliflori : Tidak ada

Liana berkayu : Tidak ada

Liana pada batang : Jarang dijumpai

Ephyphit : Sering dijumpai

Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan
Hujan Tropis, hutan yang selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan
daun. Hutan hujan tropis umumnya dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku
bagian Utara dan Papua sedangkan hutan musim yang menggugurkan daun dijumpai di
Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.

Flora dan Fauna Yang Hidup Di Hutan Hujan Tropis

Tumbuhan yang hidup di hutan hujan tropis mulai dari pohon besar yang tinggi
menjulang sampai tumbuhan epifit. Hutan di Kalimantan misalnya, mempunyai lebih
dari 40.000 spesies tumbuhan, Dan hewan-hewan seperti mamalia, reptilia, burung, dan
serangga dengan beragam jenis yang tidak terhitung jumlahnya.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara
garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim
tropis. Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia
bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan
sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen
dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.

2. Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut: pohon-pohonnya tinggi, rapat,
dan berdaun lebat., Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup
lahan, Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan, Udara di sekitarnya sangat
lembap, Terjadi di daerah curah hujan tinggi,Pada hutan hujan tropis dicirikan
dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau
lebih, Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.

3. Phisiognomi life form vegetasi hutan hujan tropika basah. Pada sistem klasifikasi
ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan
dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti
menggugurkan daun, selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula
diterapkan.

4. Stratifikasi dan formasi hutan hujan tropis dibagi menjadi stratum a, stratum b,
stratum c, stratum d, stratum e, dan stratum f.

III.2 SARAN

Sebaiknya diberikan format makalah untuk mempermudah dalam penyusunan


makalah ini

.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor
Indonesia Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1990. Pedoman dan Petunjuk


Teknis Pelaksanaan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
Ditjen Pengusahaan Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Elias. 1999. Bunga Rampai Pemanenan Kayu : Gagasan, Pemikiran dan Karya
Tulis Prof. Dr. Ir. Rahardjo S. Suparto. IPB Press. Bogor.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium


Ekologi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.

Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk


Supriyanto), Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai