Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan
tumbuhan lainnya. Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang
kehutanan, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di
wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon
dioksida(carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari
tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.

Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi
lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada
di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan
lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun
berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta
beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan
dari hutan.

Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu,
tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat
melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan
sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat
hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah
timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan
salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat
bertumbuhnya berjuta tanaman.

Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit,
dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan
menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa
yang paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu hutan hujan tropis?

2. Apa saja tipe hutan hujan tropis?

3. Apa saja ciri-ciri hutan hujan tropis?

4. Apa manfaat hutan hujan tropis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian hutan hujan tropis

2. Mengetahui tipe-tipe hutan hujan tropis

3. Mengetahui ciri-ciri hutan hujan tropis

4. Mengetahui manfaat hutan hujan tropis

5. Mengetahui flora dan fauna yang ada di dalam hutan hujan tropis
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hutan Hujan Tropis
Pengertian tropis berasal dari kata “tropicos” dalam bahasa Yunani Kuno berarti garis
balik. Garis-garis balik ini adalah garis lintang 23°-27° utara dan selatan. Sedang daerah
“tropis” didefenisikan sebagai daerah yang terletak antara garis isoterm 200 di sebelah
bumi utara dan selatan. Daerah tropis dapat dibagi dalam dua kelompok iklim utama yaitu
tropis basah dan tropis kering yang masing-masing amat berbeda. Indonesia termasuk
dalam daerah tropika basah atau daerah hangat lembab yang ditandai oleh kelembaban
udara yang relatif tinggi (pada umumnya di atas 90%), curah hujan yang tinggi, serta
temperatur rata-rata tahunan di atas 18°C (biasanya sekitar 23° C dan dapat mencapai 38°C
dalam musim kemarau).

Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma
berupa hutan yang selalu basah atau lembap, Hal ini dikarenakan hutan hujan tropis selalu
cukup mendapat sinar matahari dan juga curah hujan yang tinggi. Yang dapat ditemui di
wilayah sekitar khatulistiwa;

Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis
23°-27° Lintang Utara dan 23°-27° Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan
Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian
besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah
Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di
permukaan bumi.

Yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa (23,5 LU
hingga 23,5 LS) yang meliputi daerah antara Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini
dapat ditemukan di Asia (Indonesia,malaysia), Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah,
Amerika Selatan (Bolivia, Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-
pulau di samudera Pasifik, kepulauan Karibia, pulau-pulau Samudera Hindia, Madagaskar,
dan Australia Bagian Utara.

Hutan hujan tropis merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di seluruh
dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia" karena hampir 1/4
obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.

Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan di Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan
tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan
besar dan penting.

Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon
yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis
Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohontengkawang, spesies
anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan obat-
obatan.

Hutan hujan tropis memiliki empat lapisan utama. Masing-masing lapisan merupakan
tempat hidup tanaman dan hewan yang berbeda yang telah beradaptasi untuk hidup di
wilayah tersebut. Lapisan ini telah diidentifikasi sebagai :

· Tajuk Kanopi (emergent), di ketinggian lebih dari 30 m dari permukaan tanah.

· Kanopi Atas (upper canopy), memiliki ketinggian antara 24–36 m.

· Bawah Kanopi (understory), terletak antara kanopi atas dan lantai hutan.

· Lantai Hutan (forest floor), tempatnya terhalang dari sinar matahari.

2.2 Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis

2.2.1 Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat


A. Zona Hutan Hujan Bawah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra,


Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku
misalnya di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli, Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah
banyak terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae terutama anggota
genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, danCotylelobium.
Dengan demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutanDipterocarps. Selain
spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies
pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae, Myristicaceae, dan Ebenaceae,
serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.

B. Zona Hutan Hujan Tengah

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan tengah meliputi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, sebagian daerah Indonesia Timor, di Aceh dan Sumatra Utara.
Secara umum, ekosistem hutan hujan tengah didominasi oleh genus Quercus,
Castanopsis, Nothofagus, dan spesies pohon anggota famili Magnoliaceae.

Di beberapa daerah, tipe ekosistem hutan hujan tengah agak khas. Misalnya di
Aceh dan Sumatra Utara terdapat spesies pohon Pinus merkusii, di Jawa Tengah
terdapat spesies pohon Albizzia montana dan Anaphalis javanica, di beberapa
daerah Jawa Timur terdapat spesies pohon Cassuarina spp., di Sulawesi terdapat
kelompok spesies pohon anggota genus Agathis dan Podocarpus. Di sebagian daerah
Indonesia Timur terdapat spesies pohon anggota genus Trema, Vaccinium,dan
pohon Podocarpus imbricatus, sedangkan spesies pohon anggota
familiDipterocarpaceae hanya terdapat pada daerah-daerah yang memiliki
ketinggian tempat 1.200 m dpl.

C. Zona Hutan Hujan Atas

Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian
daerah Indonesia Barat. Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa
kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh padang rumput dan belukar. Pada
ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies pohonConifer
(pohon berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, danPodocarpus.
Di samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia spp. danCalophyllum,
sedangkan di sebagian daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompokkelompok
tegakan Leptospermum, Tristania, dan Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem
hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian tempat lebih dari 3.300 m
dpl.

2.2.2 Tipe Hutan Tropis Menurut Iklim di Indonesia


A. Hutan Tropis Basah

Hutan tropis basah adalah hutan yang memperoleh curah hujan yang tinggi,
sering juga kita kenal dengan istilah hutan pamah. Hutan jenis ini dapat dijumpai di
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Bagian Utara dan Papua. Jenis-jenis yang
umum ditemukan di hutan ini, yaitu: Meranti (Shorea dan Parashorea), keruing
(Dipterocarpus), Kapur (Dryobalanops), kayu besi (Eusideroxylon zwageri), kayu
hitam (Diospyros sp).
B. Hutan Muson Basah

Hutan muson basah merupakan hutan yang umumnya dijumpai di Jawa Tengah
dan Jawa Timur, periode musim kemarau 4-6 bulan. Curah hujan yang dialami dalam
satu tahun 1.250 mm-2.000 mm. Jenis-jenis pohon yang tumbuh di hutan ini antara
lain jati, mahoni, sonokeling, pilang dan kelampis.

C. Hutan Muson Kering

Hutan muson kering terdapat di ujung timur Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa.
Tipe hutan ini berada pada lokasi yang memiliki musim kemarau berkisar antara 6-8
bulan. Curah hujan dalam setahun kurang dari 1.250 mm. Jenis pohon yang tumbuh
pada hutan ini yaitu Jati dan Eukaliptus.

D. Hutan Savana

Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak


belukar diselingi padang rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim
kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun. Jenis-
jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan
Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.

2.2.3 Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Sosiologi Vegetasi


Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan
berdasarkan jenis yang dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang
dominan di daerah itu. Contoh :

o Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang


umum dijumpai dan Famili yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.

o Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi


jenis Shorea albida.

o Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang


didominasi oleh Ebony atau kayu hitam.

 Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh


mahoni di pulau Jawa.
2.2.4 Tipe-tipe Hutan Hujan Tropis pada Kondisi Khusus (Azonal)
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta
kondisi tempat tumbuh yang miskin hara.

a. Hutan Mangrove

Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau
belukar dari genus Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.

b. Hutan Gambut (Peak Forest)

Hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut yang memiliki
ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe iklim A
atau B menurut klasifikasi tipe iklim Schmidt dan Ferguson.

c. Hutan Rawa (Swamp Forest)

Hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar, tidak
dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah
aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tinggi bisa mencapai 40 m
dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.

2.3 Ciri-ciri Hutan Hujan Tropis


Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut:

1. pohon-pohonnya tinggi, rapat, dan berdaun lebat.

2. Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan.

3. Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan.

4. Udara di sekitarnya sangat lembap.

5. Terjadi di daerah curah hujan tinggi

6. Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya tingkat kelembaban yang selalu
tinggi, biasanya 80% atau lebih.

7. Struktur hutan hujan tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.

8. Lapis tajuk yang atas terdiri dari pohon-pohon yang muncul di antara lapis tajuk di
bawahnya (kedua) dengan tinggi antara 45 – 60 m.
9. Pohon pada lapis teratas umumnya mempunyai tajuk yang kecil dan tidak teratur
dengan sedikit susunan cabang.

10. Lapis tajuk kedua merupakan kanopi utama yang umumnya terdiri dari jenis-jenis
pohon yang ramping dengan tinggi antara 30-40 m.

11. Lapisan tajuk di bawahnya terdiri dari jenis-jenis pohon yang sangat toleran, dengan
batang yang ramping, tinggi dan tajuk yang kecil, terdapat banyak epifit pada cabang
yang tinggi.

12. Pada lantai hutan banyak terdapat jenis-jenis tumbuhan bawah seperti palem kecil,
jenis-jenis bambu, rotan, paku-pakuan dan jenis-jenis lainnya, atau mungkin hampir
tanpa tumbuhan bawah.

iri-ciri hutan hujan tropis curah hujannya sangat tinggi bahkan lebih dari 2.000
mm/tahun. Pohon-pohon utama di hutan ini memiliki ketinggian antara 20-40 m dengan
cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun, mendapat
sinar matahari yang cukup walaupun sinar matahari tersebut tidak mampu menembus
dasar hutan, dan mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah atau di
bawah kanopi (daun pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung).

Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis.
Hutan hujan tropis mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hutan-hutan lainnya.
Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai 17.500 lebih pulau yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Beragamnya tempat tumbuh dari hutan-hutan di
Indonesia membuat Hutan tropis Indonesia mempunyai ciri khas yang khusus
dibandingkan hutan di belahan bumi lainnya.

Keterkaitan antara komponen penyusun ini memungkinkan bentuk struktur


hutan tertentu yang dapat memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi,
produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain. Secara
nyata di lapangan, tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah, tanah
tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti kaolinite dan
illite.

Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium menjadi aktif di
samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga melengkapi keunikan hutan ini.
Namun dengan pengembangan struktur yang mantap terbentuklah salah satu fungsi
yang menjadi andalan utamanya yaitu ”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling)
dan keterkaitan komponen tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai
kendala/keunikan tipe hutan ini (Withmore, 1975).
Kondisi tanah hutan ini juga menunjukkan keunikan dan ciri khas tersendiri.
Aktivitas biologis tanah lebih bertumpu pada lapisan tanah atas (top soil). Aktivitas
biologis tersebut sekitar 80% terdapat pada top soil saja. Kenyataan-kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa hutan hujan tropis merupakan ekosistem yang rapuh (fragile
ecosystem), karena setiap komponen tidak bisa berdiri sendiri.

Ciri kawasan tropis

a. Lansekap : Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.

b. Permukaan tanah : Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat.

c. Vegetasi : Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar,


pohon-pohon tinggi (rimba dan hutan bakau).

d. Musim : Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan lembab


sampai basah : bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.

1) Daerah tropis-lembab belahan bumi utara:

a) Bulan terdingin : Desember-Januari

b) Bulan terpanas : Mei-Agustus

2) Daerah tropis-lembab belahan bumi selatan :

a) Bulan terdingin : April-Juli

b) Bulan terpanas : Oktober-Februari

e. Kondisi awan : Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit,
(awan kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal. Jenis
awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%

f. Radiasi matahari dan panas : Radiasi matahari langsung dengan intensitas


sedang sampai tinggi. Radiasi terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari
langsung pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.

g. Temperatur/suhu : Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,50C,


pengecualiaan di atas 320C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering
mencapai 330C dan musim hujan 300C, bisa turun sampai 260C. Fluktuasi harian dan
tahunan relatif kecil, sekitar 30-5,50C. h. Presipitasi : Curah hujan tahunan
di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam musim hujan mencapai 500 mm setiap
bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan turun biasanya setelah tengah hari dan
pagi hari sering berkabut.

I. Kelembaban udara : 1) Kelembaban absolut (tekanan uap) tinggi, 25-30 mm


2) Kelembaban relatif 55-100%, biasanya di atas 73% j. Gerakan udara : Lambat,
terutama di daerah hutan rimba, bertambah cepat bila turun hujan, sampai kekuatan angin 6
atau lebih. Biasanya satu atau dua arah angin utama.

2.4 Manfaat Hutan Hujan Tropis


Kelestarian hutan tentunya memberikan banyak manfaat bagi makhluk hidup,
termasuk pula manfaat hutan hujan tropis untuk berbagai aspek kehidupan. Manfaat
hutan dapat dilihat dari segi ekonomi, sosial dan ekologi.

1. Manfaat Ekonomi
Hasil hutan dibedakan menjadi dua, yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan
kayu (HHBK). Keduanya memberikan manfaat bagi sektor perekonomian masyarakat
dan negara.

Hasil hutan berupa kayu dimanfaatkan oleh industri perkayuan untuk dioleh
menjadi beberap produk, seperti komposit, mebel, serta penjualan kayu secara
gelondongan atau log.

Masing-masing kayu memiliki nilai dan harga tersendiri, oleh sebab itu mengenal
kayu beserta jenis dan sifatnya sangatlah penting. Misalnya mengenai kekuatan, corak,
motif serat, keawetan serta lainnya.

Sedangkan hasil hutan non kayu yang meliputi satwa, minyak atsiri, getah,
damar, resin, tumbuhan obat, madu dan lainnya dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan
permintaan pasar.

2. Manfaat Sosial
Hutan juga memberikan manfaat sosial, yakni timbal balik antara manusia dan
alam. Alam yang memberikan berbagai kebutuhan manusia sudah semestinya
mendapat perhatian dan kepedulian dari manusia. Umumnya, masyarakat sekitar hutan
masih memegang hukum adat setempat dan mengahrgai hutan.

3. Manfaat Ekologi
Dari sisi ekologi, hutan memberikan manfaat klimatis, edafis serta hidrologis
yang dijabarkan sebagai berikut:
 Manfat klimatis didapatkan dari jasa lingkungan hutan, yaitu sebagai penghasil
oksigen dan berperan dalam menyeimbangkan iklim. Pepohonan di hutan
mampu mengurangi emisi karbon di atmosfer sebagai dampak dari pemanasan
global yang terus meningkat.
 Manfaat edafis dari hutan adalah kesuburan tanah dan ketersedian zat hara yang
mendukung kehidupan tumbuhan. Siklus atau rantai makanan di hutan berawal
dari ketersedian makanan oleh tumbuhan kemudian dilanjutkan ke tingkat
konsumen berikutnya dan berakhir pada komponen dekomposer.
 Manfaat hidrologis yaitu hutan juga menyediakan cadangan air tanah yang
disimpan oleh akar pepohonan. Ketersediaan air merupakan faktor vital dalam
keberlangsungan hidup flora dan fauna di hutan, termasuk manusia

2.5 Flora dan Fauna Hutan Hujan Tropis


Hutan tidak hanya berperan besar dalam kelangsungan hidup manusia di muka
bumi. Peranan hutan juga sangat berarti bagi kehidupan flora dan fauna. Hutan menyimpan
kekayaan berupa keanekaragaman flora dan fauna yang sangat memesona.

Hutan hujan tropis sebenarnya hanya menutupi 2% dari permukaan bumi. Meskipun
begitu, hutan hujan tropis dapat menjadi rumah atau habitat bagi sekitar 50% flora dan
fauna. Beberapa dari flora dan fauna tersebut ada yang melimpah di alam dan ada juga
yang tergolong langka sehingga keberadaannya harus dilindungi.

2.5.1 Flora Hutan Hujan Tropis


Flora merupakan sebuah nama dewi pelindung bunga dan taman atau bisa juga
disebut dewi kesuburan menurut Mitologi Romawi. Flora berasal dari bahasa Latin yang
artinya alam tumbuhan atau nabatah yakni segala macam jenis tumbuhan atau
tanaman. Sehingga yang dimaksud flora adalah kekayaan jenis tumbuhan.

Dilihat dari segi jumlahnya, Indonesia memilki flora yang diperkirakan kurang
lebih sekitar 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan di dunia. Ada beragam
flora di hutan hujan tropis mulai dari yang berukuran sangat kecil, sedang hingga sangat
besar. Tumbuhan yang ada di hutan hujan tropis ini seperti jenis pohon-pohon
besar, rumput, paku-pakuan, perdu, hingga tumbuhan parasit seperti jamur dan kapang.

Contoh pohon-pohon yang biasa hidup di hutan hujan tropis yaitu :

1. Pohon jati
2. pohon kayu hitam
3. Pohon pinus
4. pohon kayu besi
5. Pohon keruing
6. Pohon kapur
7. Pohon sonokeling
8. Pohon pilang
9. Pohon nipah pidada
10. Pohon mahoni
11. Pohon kayu buta-buta lumut

Adapun dari jenis tanaman yaitu :

1. Bunga raflesia arnoldi


2. Bintaro (Cerbera manghas)
3. Nirih (Xylocarpus spp.)
4. Teruntum (Lumnitzera racemosa)
5. Dungun kecil/dungun laut (Heritiera littoralis)

2.5.2 Fauna hutan Hujan Tropis


Kata fauna berasal dari bahasa latin artinya alam hewan. Sehingga fauna dapat
diartikan sebagai segala macam jenis hewan yang hidup di daerah tertentu atau
periode tertentu. Persebaran fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga kawasan
penyebaran yaitu Fauna Asiatis, Fauna Australis, dan Fauna tipe peralihan.

1. Fauna Tipe Asiatis

Kawasan fauna asiatis ini terdiri dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kawasan ini dibatasi oleh garis yang disebt garis
Wallace yang membentang dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makasar dan
antara Bali dan Lombok.

Adapun fauna yang dapat kita temui di kawasan Asiatis ini adalah hewan
mamalia berukuran besar sebagai berikut.

1. Orang utan (Sumatera dan Kalimantan)


2. Beruang (Sumatera dan Kalimantan)
3. Rusa (Sumatera dan Kalimantan)
4. Tapir (Sumatera dan Kalimantan)
5. Babi hutan (Sumatera dan Kalimantan)
6. Kera Gibon (Sumatera dan Kalimantan)
7. Badak (Sumatera dan Jawa)
8. Harimau (Sumatera dan Jawa)
9. Burung elang (Sumatera dan Jawa)
10. Kerbau (Kalimantan dan Jawa)
11. Kijang (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa)
12. Trenggiling (Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali)
13. Siamang (Sumatera)
14. Gajah (Sumatera)
15. Ikan pesut (Kalimantan)

2. Fauna Tipe Australis

Kawasan fauna Australis terdiri dari wilayah Indonesia Timur yaitu Kepulauan
Maluku, Papua, dan Pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Jenis fauna yang terdapat di kawasan ini yaitu :

1. Burung nuri, cendrawasih, kasuari dna raja udang.


2. Katak pohon, katak terbang, dan katak air.
3. Kanguru, beruang, walabi, landak Papua, kuskus, dan opossum.
4. Jenis reptil seperti buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.

3. Fauna Tipe Peralihan

Kawasan tipe peralihan ini terdiri dari Nusa Tenggara dan Sulawesi. Fauna yang
ada di kawasaN ini merupakan satwa asli Indonesia (endemik).

Fauna yang bisa kita jumpai di kawasa ini yaitu :

1. Jenis hewan mamalia seperti banteng, sapi, kuda, kuskus, babi rusa, anoa
dan monyet hitam.
2. Jenis reptil seperti kura-kura, biwak, buaya, dan komodo.
3. Jenis burung di antaranya kakak tua, mepati dan angsa.
4. Jenis hewan amfibi yaitu katak terbaang, katak pohon, dan katak air.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :

1. Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara
garis 23°27" Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis.
Hutan Tropis terdapat di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara,
sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar
wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan
wilayah di permukaan bumi.

2. Ciri-ciri hutan tropis, antara lain sebagai berikut: pohon-pohonnya tinggi, rapat,
dan berdaun lebat., Dasar hutan ditumbuhi rumput dan lumut sebagai penutup lahan,
Sinar matahari tidak dapat menembus dasar hutan, Udara di sekitarnya sangat lembap,
Terjadi di daerah curah hujan tinggi,Pada hutan hujan tropis dicirikan dengan adanya
tingkat kelembaban yang selalu tinggi, biasanya 80% atau lebih, Struktur hutan hujan
tropis terdiri dari tajuk yang berlapis-lapis.

3. Manfaat hutan hujan tropis terbagi menjadi tiga yaitu, manfaat ekonomi, manfaat
social, dan manfaat ekologi

4. Flora adalah segala macam tumbuhan atau tanaman yang hidup didalam hutan
mulai dari yang berukuran kecil hingga besar seperti jenis pohon-pohon besar, rumput,
paku-pakuan, perdu, hingga tumbuhan parasit seperti jamur dan kapang. Sedangkan
Fauna adalah segala macam jenis hewan yang hidup di daerah tertentu atau periode
tertentu. Persebaran fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga kawasan penyebaran yaitu
Fauna Asiatis, Fauna Australis, dan Fauna tipe peralihan.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia Jakarta.

Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1990. Pedoman dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem
Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Ditjen Pengusahaan Hutan. Departemen Kehutanan.
Jakarta.

Elias. 1999. Bunga Rampai Pemanenan Kayu : Gagasan, Pemikiran dan Karya Tulis Prof. Dr. Ir. Rahardjo
S. Suparto. IPB Press. Bogor.

Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.

Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk Supriyanto), Fakultas
Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai