Anda di halaman 1dari 10

HUTAN

Hutan adalah wilayah daratan yang didominasi oleh pepohonan.[1] Ratusan definisi
hutan digunakan di seuruh dunia, menggabungkan faktor-faktor seperti kerapatan
pohon, tinggi pohon, penggunaan lahan, kedudukan hukum, dan fungsi ekologis.[2]
[3][4] Organisasi Pangan dan Pertanian mendefinisikan hutan sebagai lahan yang
membentang lebih dari 0,5 hektar dengan pohon-pohon lebih tinggi dari 5 meter
dan tutupan kanopi lebih dari 10 persen, atau pohon-pohon yang mampu mencapai
ambang batas ini secara in situ. Ini tidak termasuk lahan yang didominasi oleh
penggunaan lahan pertanian atau perkotaan.[5] Menggunakan definisi ini, FRA 2020
menemukan bahwa hutan mencakup 4,06 miliar hektar atau sekitar 31 persen dari
luas daratan global pada tahun 2020.

Hutan menyumbang 75% dari produksi primer bruto biosfer Bumi, dan
mengandung 80% biomassa tanaman Bumi. Produksi primer bersih
diperkirakan sebesar 21,9 gigaton karbon per tahun untuk hutan tropis, 8,1
untuk hutan beriklim sedang, dan 2,6 untuk hutan boreal.[7]
 Hutan pada garis lintang dan ketinggian yang berbeda, dan dengan curah hujan dan
evapotranspirasi yang berbeda[9] membentuk bioma yang sangat berbeda: hutan
boreal di sekitar Kutub Utara, hutan lembab tropis dan hutan kering tropis di sekitar
Khatulistiwa, dan hutan beriklim sedang di garis lintang tengah. Daerah elevasi yang
lebih tinggi cenderung mendukung hutan yang serupa dengan yang ada di lintang
yang lebih tinggi, dan jumlah curah hujan juga mempengaruhi komposisi hutan.
 Hampir setengah dari kawasan hutan (49 persen) relatif utuh, sementara 9 persen
ditemukan dalam fragmen dengan sedikit atau tanpa konektivitas. Hutan hujan tropis
dan hutan konifer boreal adalah yang paling sedikit terfragmentasi, sedangkan hutan
kering subtropis dan hutan samudera beriklim sedang termasuk yang paling
terfragmentasi. Sekitar 80 persen dari kawasan hutan dunia ditemukan di petak-
petak yang lebih besar dari 1 juta hektar. 20 persen sisanya terletak di lebih dari 34
juta petak di seluruh dunia – sebagian besar berukuran kurang dari 1.000 hektar.[10]
 Masyarakat manusia dan hutan saling mempengaruhi baik secara positif
maupun negatif.[11] Hutan menyediakan jasa ekosistem bagi manusia dan
berfungsi sebagai tempat wisata. Hutan juga dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Aktivitas manusia, termasuk penggunaan sumber daya hutan yang
tidak berkelanjutan, dapat berdampak negatif terhadap ekosistem hutan.[12]
 Di Indonesia, menurut Undang-undang tentang Kehutanan Nomor 41 tahun
1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.[butuh rujukan]
 Macam-macam hutan
 Rimbawan berusaha menggolong-golongkan hutan sesuai dengan ketampakan khas masing-masing.
Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat
sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus
berkembang.
 Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:

 Menurut asal
 Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas.
• Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung
menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
• Hutan yang berasal dari tunas disebut "hutan rendah" dengan alasan sebaliknya.
• Hutan campuran, oleh karenanya, disebut "hutan sedang".
 Penggolongan lain menurut asal adalah:
• Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
• Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup
luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa
gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah
kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.

Anda mungkin juga menyukai