Ditinjau dari aspek biofisik wilayah, ruang pesisir dan laut serta sumberdaya
yang terkandung di dalamnya bersifat khas sehingga adanya intervensi manusia pada
wilayah tersebut dapat mengakibatkan perubahan yang signifikan, seperti bentang
alam yang sulit diubah, proses pertemuan air tawar dan air laut yang menghasilkan
beberapa ekosistem khas dan lain-lain. Ditinjau dari aspek kepemilikan, wilayah
pesisir dan laut serta sumberdaya yang terkandung di dalamnya sering memiliki sifat
terbuka (open access).
Kondisi tersebut berbeda dengan sifat kepemilikan bersama (common property)
seperti yang terdapat di beberapa wilayah di Indonesia seperti Ambon dengan
kelembagaan Sasi, NTB dengan kelembagaan tradisional Awig-Awig dan Sangihe,
Talaud dengan kelembagaan Maneeh yang pengelolaan sumberdayanya diatur secara
komunal. Dengan karakteristik open access tersebut, kepemilikan tidak diatur, setiap
orang bebas memanfaatkan sehingga dalam pembangunan wilayah dan pemanfaatan
sumberdaya sering menimbulkan konflik kepentingan pemanfaatan ruang dan
sumberdaya serta peluang terjadinya degradasi lingkungan dan problem eksternalitas
lebih besar karena terbatasnya pengaturan pengelolaan sumberdaya.
“Kalau dari masyarakat nelayan ada yang ingin meneruskan pendidikan dalam
bidang kesehatan apakah itu SMK Kesehatan, perawat, bisdan, dokter, bisa mendapat
bagian dari beasiswa ini. Silahkan daftarkan kepada Dinas Kesehatan. Kita
mengharapkan dari masyarakat nelayan nanti ada perawat, bidan, dokter, mungkin
dokter spesialis yang lebih peduli kepada masalah kesehatan di daerah ini”, kata
Menkes.
2.3 Kebutuhan Nutrisi Untuk Masyarakat Daerah Pesisir dan Hutan Tropis
Kebutuhan nutrisi untuk masyarakat pesisir
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan, RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH,
saat meluncurkan program Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Pesisir atau Green
Urban Living, serta kegiatan “Berlari untuk Berbagi” di Desa Untia, Kecamatan
Biringkanaya, Makassar (23/2). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Gubernur Sulawesi
Selatan, Syahrul Yasin Limpo; Direktur Bosowa Foundation, Melinda Aksa; Direktur
Utama PT Semen Bosowa, Subhan Aksa; dan penggagas Komunitas Berlari untuk
Berbagi, Sandiaga Uno.
Menurut Menkes, risiko kesehatan selalu mengikuti setiap gerak nelayan dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengutip data hasil penelitian Kementerian
Kesehatan (2006) mengenai penyakit dan kecelakaan yang terjadi pada nelayan dan
penyelam tradisional, menyebutkan bahwa sejumlah nelayan di Pulau Bungin, Nusa
Tenggara Barat menderita nyeri persendian (57,5%) dan gangguan pendengaran
ringan sampai ketulian (11,3%). Sedangkan, nelayan di Kepulauan Seribu, DKI
Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37%) dan kelainan dekompresi (6,91%).
2.4 Sumber Nutrisi yang Tersedia Didaerah Pesisir dan Hutan Tropis
Sumber Nutrisi yang Tersedia Didaerah Pesisir
Keberadaan populasi manusia yang banyak di dekat laut sangat erat kaitannya
dengan berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya yang terdapat di laut itu sendiri.
Berbagai komunitas kehidupan yang terdapat di laut, atau yang dikenal dengan
ekosistem, memberikan manfaat yang beragam bagi manusia. Manfaat yang diperoleh
tersebut berkembang dari waktu ke waktu seiring berkembangnya pengetahuan
manusia dan kemampuannya memanfaatkan potensi yang ada.
Manfaat yang diperoleh manusia dari laut di antaranya manfaat dari segi
pangan. Laut memberikan ikan dalam berbagai jenis dan ukuran yang dapat
ditangkap oleh manusia sesuai dengan alat yang dipergunakannya. Selain ikan, laut
juga menyediakan udang, kepiting, kerang-kerangan, dan berbagai spesies yang bisa
dikonsumsi. Laut juga menyediakan bahan pangan dari tumbuhan laut yakni rumput
laut, alga dan anggur laut. Bahan pangan tersebut ada yang bisa langsung dikonsumsi
oleh manusia, ada pula yang dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan.
Terdapat berbagai produk-produk laut bernilai ekonomis penting selain pangan,
yang juga sering dimanfaatkan oleh manusia. Mutiara yang bernilai jutaan bahkan
puluhan juta rupiah berasal dari kerang mutiara yang banyak terdapat di laut. Selain
mutiaranya, kerang mutiara juga memiliki kulit yang bisa diolah menjadi hiasan
dinding yang juga bernilai jual tinggi. Terdapat pula batu karang yang dahulu banyak
dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan kapurnya untuk cat bangunan.
Pasir laut sampai saat ini banyak dimanfaatkan untuk bahan bangunan rumah
penduduk karena dianggap mudah diperoleh dan ekonomis.
Jasa lingkungan juga banyak diberikan oleh laut. Air laut merupakan media
yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lainnya sehingga dimanfaatkan
untuk alur pelayaran. Angin laut dimanfaatkan untuk menggerakkan layar perahu
nelayan, dan menggerakkan turbin untuk pembangkit tenaga listrik. Gelombang laut
dimanfaatkan untuk menggerakkan kincir yang juga bisa dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik. Keindahan alam laut yang meliputi pesisir pantai maupun
panorama bawah lautnya menawarkan potensi wisata yang bernilai tinggi dan
diminati masyarakat lokal sampai internasional.
Sumber Nutrisi yang Tersedia Didaerah hutan tropis
Hutan tropis tersedia didataran Dataran tinggi jadi lingkungan yang cocok
untuk pertanian. Terutama sayuran seperti wortel, seladam brokoli, buncis, kentang,
kubis dan lainya.untuk kebutuhan nutrisi didaerah tropis lebih banyak ke sayur
sayuran dari pada kehewaninya
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh
konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status ini merupakan tanda-
tanda atau penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi (Sunarti, 2004).
Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan dalam tubuh ibu hamil
sebagai akibat pemasukan konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang
digunakan oleh tubuh untuk kelangsungan hidup dalam mempertahankan fungsi-
fungsi organ tubuh (Supariasa, 2001). Menurut Huliana (2001), makanan yang
dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
sebesar 40% sedangkan 60% untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi
pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan
dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya. Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Eva Ellya Sibagariang, 2010).
Pengukuran status gizi ibu hamil Dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara
klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri.
Penilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak menghadapi masalah. Salah
satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan adalah pemeriksaan
haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurang gizi. Dilakukan
oleh dokter atau petugas kesehatan yang berpengalaman dengan memperhatikan
rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik seseorang sangat berhubungan
dengan status gizi. Atas dasar ini ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks
yang baik dan dapat diandalkan bagi penentuan status gizi untuk negara-negara
berkembang. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran secara
langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu : Lingkar Lengan Atas.
Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untukmengetahui risiko kekurangan
energi kronis wanita usia subur. Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15
sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan
usia subur (Supariasa,2002).
2.4.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
akan terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,2003).
Sukmadinata (2006) menyatakan bahwa hal yang utama pada kehidupan manusia
adalah mengetahui (knowing). Pengetahuan akan terbentuk melalui proses
pengorganisasian pengetahuan baru dan struktural yang telah ada setelah pengetahuan
baru tersebut diinterprestasikan melalui proses berfikir dan belajar.
1. Tingkatan Pengetahuan
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan
rendah, untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Compresiension)
c. Aplikasi (Application)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut,
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesisi)
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria
yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo, 2003).
Akibat kurang gizi selama hamil dapat menyebabkan kerugian bagi ibu dan janin
yang dikandungnya. Bayi dengan BBLR merupakan salah satu dampak dari ibu hamil
yang menderita kurang energi kronis dan yang mempunyai status gizi buruk, BBLR
berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita yang akan memperlambat
pertumbuhan serta perkembangan mental anak (Eva Ellya Sibagariang, 2010).
Ibu yang kurang gizi pada kehamilan trimester II akan mengakibatkan perdarahan
antepartum, abortus pada kehamilan muda, ketuban pecah dini dan dampak pada
janin terjadi hambatan terhadap tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terkena
infeksi, cacat bawaan serta kematian prenatal (Praverawati, 2009).
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik
pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini :
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara
lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir
dengan berat badan lahir rendah. Selanjutnya beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengetahui status gizi hamil pada saat hamil antara lain sebagai berikut :
1. Pemantauan pertambahan berat badan selama hamil agar tetap berada pada
kondisi ideal dan tetap menjaga pola makan dengan gizi cukup dan seimbang.
2. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA) yaitu untuk megetahui keadaan ibu
hamil terhadap kurang energi kronis karena ibu yang kekurangan energi
Bagi ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi pada masa kehamilan cara
menanggulanginya adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi, mie, kentang dan roti. Mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein yang terdapat didalam daging, ikan, tahu, tempe dan kacang-
kacangan, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak seperti daging, susu,
telur, mentega dan minyak nabati. Mengkonsumsi vitamin dan mineral yang terdapat
didalam Vitamin A, Vitamin C, Vitamin D, Kalsium, Zat Besi dan Asam Folat
(Praverawati, 2009).
Makanan yang bergizi tersebut seperti tahu, tempe, sayur-sayuran yang berwarna
hijau, buah-buahan, kacang hijau, kacang kedelai dan lebih banyak dari biasanya
selama hamil dan menyusui. Makanan yang dikonsumsi harus selalu seimbang,
porsinya cukup dan teratur tidak terlalu asin, pedas dan berlemak (Praverawati,
2009).
Pengaruh gizi terhadap proses kehamilan dapat mempengaruhi status gizi ibu
sebelum dan selama kehamilan.
a. Gizi pra hamil (Prenatal)
Konsep perinatal menjamin bahwa ibu dalam status gizi baik untuk terjadinya
konsepsi selama masa kehamilan dan setelah melahirkan mengalami sedikit
komplikasi kehamilan dan sedikit bayi prematur.
b. Gizi Pranatal
Wanita yang dietnya kurang atau sangat kurang selama hamil mempunyai
kemungkinan besar bayi yang tidak sehat seperti premature, gangguan kongenital,
bayi lahir mati. Wanita hamil kurang gizi kemungkinan akan melahirkan bayi yang
premature dan kecil.
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana ibu mengalami malnutrisi
yang disebabkan kekurangan satu atau lebih zat gizi makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu
secara relatif atau absolut (Sipahutar, Aritonang dan Siregar, 2013). Kekurangan
Energi Kronik sering terjadi pada pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil
(Arisman, 2010). Faktor–faktor yang memengaruhi KEK pada ibu hamil terbagi
menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal (individu/keluarga)
yaitu genetik, obstetrik, dan seks. Sedangkan faktor eksternal adalah gizi, obat–
obatan, lingkungan, dan penyakit (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2013).
b. Penilaian Status Gizi pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Metode untuk Penilaian Status Gizi dibagi ke dalam tiga kelompok. Pertama, metode
secara langsung yang terdiri dari penilaian tanda klinis, tes laboratorium, metode
biofisik, dan antropometri. Kedua, penilaian dengan statistik kesehatan (tidak
langsung). Kelompok terakhir adalah penilaian dengan melihat variabel ekologi. Dari
sekian banyak metode PSG, metode langsung yang paling sering digunakan adalah
antropometri (Arisman, 2010).
Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut
Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Lingkar Lengan Atas (LILA),
Lingkar Kepala, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur
(IMT/U). Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah.
TB/U, BB/U, dan BB/TB direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi balita (Gibney, Barrie, John et al., 2008 dalam Adriani, 2012).
Sedangkan untuk indeks antropometri yang umum digunakan pada orang dewasa
(usia 18 tahun ke atas) adalah indeks massa tubuh (IMT). IMT tidak dapat digunakan
pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, olahragawan, dan orang dengan keadaan khusus
seperti edema, asites, dan hepatomegali (Supariasa, Bakri dan Fajar, 2013).
Menurut Kristiyanasari (2010) yang dikutip dalam buku Gizi Ibu Hamil, ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara
lain (1) memantau penambahan berat badan selama hamil, (2) mengukur LILA untuk
mengetahui apakah seseorang menderita KEK dan (3) mengukur kadar Hb untuk
mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia yang merupkakan faktor resiko
kekurang gizi (Kristiyanasari, 2010).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi:
b) Kesemutan
kebutuhan bayi
a) Keguguran
e) Kematian bayi
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
(3) zat yang dikonsumsi gagal untuk diserap dan digunakan didalam tubuh
(Sipahutar, Aritonang dan Siregar, 2013).
biasanya di konsumsi ibu selama hamil tidak sesuai dengan kebutuhan yang
seharusnya. Akhirnya menyebabkan ibu hamil kekurangan nutrisi yang adekuat yang
menyebabkan faktor resiko terjadinya KEK pada ibu hamil (Sipahutar, Aritonang dan
Siregar, 2013).
Mutu zat yang dikonsumsi rendah berhubungan dengan daya beli keluarga untuk
memenuhi kebutuhannya. Hal ini sesuaiAnemia masih menjadi permasalahan
kesehatan pada wanita hamil. Zat besi dianggap sebagai salah satu zat gizi mikro
yang berperan terhadap terjadinya anemia. Kekurangan gizi besi dalam tingkat lanjut
dapat menyebabkan anemia, yang disebut sebagai anemia gizi besi. Tujuan studi ini
adalah untuk menganalisis perbedaan antara asupan protein dan gizi mikro serta
menghitung odd ratio (OR) kejadian anemia dan anemia gizi besi akibat asupan
protein dan gizi mikro pada wanita hamil di lokasi studi. Analisis ini merupakan
analisa dari data studi kohor Tumbuh Kembang anak pada tahun pertama, yang
dilaksanakan di Kelurahan Kebon Kalapa dan Ciwaringin, Kota Bogor yang dianalisa
menggunakan disainkasus kontrol. Sebanyak 47 ibu hamil menjadi sampel dalam
analisa ini. Kategori untuk anemia yaitu apabila kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil
≤11 g/dL. Kekurangan gizi
1besi dikategorikan apabila kadar serum transferrin reseptor (sTfR) diatas 4.4 mg/L.
Sedangkan Anemia Gizi Besi dikategorikan apabila memiliki kadar Hb < 11 g/dL
dan sTfr > 4.4 mg/L. Tes one way anova digunakan untuk menganalisa adanya
perbedaan asupan energi, protein dan zat gizi mikro antara ibu hamil yang mengalami
anemia, anemia gizi besi maupun yang normal. Odd ratio dianalisa dengan
menggunakan uji chi square. Nilai signifikan ditentukan apabila nilai p value <
0.05 dan perhitungan OR> 1. 27.7% dari ibu hamil di lokasi studi mengalami
anemia, 14.9% tergolong dalam anemia ringan, 10.6% anemia sedang dan 2.1%
anemia berat. Anemia gizi besi dialami oleh 17% dari wanita hamil. Terdapat
hubungan yang signifikan antara keparahan anemia dan terjadinya anemia gizi besi.
Tidak ditemukan perbedaan antara asupan protein, besi, folate dan zink pada wanita
yang mengalami anemia, anemia gizi besi maupun yang normal. Akan tetapi terdapat
kecenderungan bahwa asupan zat besi dan seng pada ibu yang anemia dan anemia
gizi besi lebih rendah daripada ibu yang normal. Anemia masih menjadi
permasalahan kesehatan pada ibu hamil, diantaranya merupakan anemia karena
kekurangan zat besi. Semakin parah anemia maka akan semakin besar kemungkinan
terjadinya anemia disebabkan oleh gizi besi. Ada kecenderungan kekurangan asupan
besi dan seng pada ibu hamil akan berakibat pada anemia dan AGB, akan tetapi
dalam analisis ini tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan.
keluarga bahagia, pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang
bersifat alami, para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum dan
setelah melahirkan, harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan
bergizi, olah raga dan tidakmerokok. Jika gizi dalam kehamilanya kurang maka bayi
yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Jadi meskipun sudah
cukup bulan bayi akan lahir dengan BB <2.500 gram dan juga akan kekurangan
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 g/kg yang berasal dari
hewani seperti telur, susu, ikan untuk pertumbuhan dan aktivitas janin memerlukan
makan yang disalurkan melalui plasenta. Jadi ibu hamil harus mendapat gizi untuk
dirinya dan janinya. Agar kehamilan berjalan dengan sukses maka gizi ibu pada
waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil harus mendapatkan
tambahan protein, mineral, zat besi, kalsium,vitamin, asam folat dan energi.Makanan
ibu hamil sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yangseimbang sesuai dengan
perkembangan masa kehamilan, kebutuhan kalori ibuhamil sekitar 2.500 kkal.
Makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakanuntuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan 60% untuk ibu (Paath, 2004).
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita
tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah:
Jumlah makanan yang dikonsumsi bukanlah jaminan bahwa ibu hamil telah
mempunyai asupan gizi yang seimbang. Konsumsi makanan yang tepat sangatlah
penting untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil dan janin yang dikandungannya.
Kualitas makanan jauh lebih penting dibandingkan kuantitas. Janin hidup dari
14
makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Kuncinya adalah perencanaan menu dan pola
makanan yang teratur (Eva Ellya Sibagariang,2010).
1. Kebutuhan protein
Tambahan energi selama hamil sangat diperlukan bagi komponen fetus maupun
perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri, kurang lebih 27.000 kkal atau 100
kkal/hari dibutuhkan selama hamil. Pada wanita berumur 25- 50 tahun pemberian
2000 kkal/hari jika sedang hamil ditambah 300 kkal.
Pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral. Persentase
tambahan gizi ibu hamil ialah energi 15%, protein 68%, vitamin A 25%, vitamin D
100%, vitamin E 25%, Vitamin C 33%, B Complek 40%,tiamin 25%, riboflavin 15%,
Niasi 30%, piredoksin 100%, asam folat 33%, fosfor dan magnesium 50%, zat besi
30% dan iodium 16%.
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat keluarga
menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa
kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak.
Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi.
Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu. Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi
ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40
persensedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi
pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan
dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil harus
mengkomsumsi makanan seimbang untuk perkembangan ibu dan janin pada masa
kehamilan (Yuni Kusmiati, 2009).Pada trimester I pertumbuhan janin masih lambat
dan penambahan kebutuhan zat-zat gizi pun masih relatif kecil. Tahap ini, ibu
memasuki masa anabolisme, yaitu masa untuk menyimpan zat gizi sebanyak-
banyaknya dari makanan yang dikonsumsi setiap hari untuk cadangan persediaan
pada trimester berikutnya. Memasuki trimester II, janin mulai tumbuh pesat
dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhannya mencapai 10 gram per
hari.Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan adaptasi, misalnya pembesaran
payudara dan mulai berfungsinya rahim serta plasenta.Peningkatan kualitas gizi
sangat penting karena tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya
untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI. Trimester III, dibutuhkan vitamin dan
mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak.
Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap
sebelumnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu
hamil, antara lain:
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan
pertumbuhan bayi.
2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin dan
mineral).
Masalah Gizi pada Ibu Hamil Saat ini masih banyak ibu hamildi indonesia yang
mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronik (KEK)
dan anemia (Kementerian Kesehatan, 2014). Masalah gizi pada ibu hamil yang lain
adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (Almatsier, 2004).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu menderita keadaan
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI, 2002). KEK merupakan
gambaran status gizi ibu di masa lalu yaitu kekurangan gizi kronis pada masa anak-
anak baik disertai sakit yang berulang ataupun tidak. Kondisi tersebut akan
menyebabkan bentuk tubuh yang pendek (stunting) atau kurus (wasting) pada saat
dewasa(Soetjiningsih, 2009). Di Indonesia, prevalensi KEK pada ibu
hamil di Indonesia sebanyak 24,20% (Riskesdas, 2013) Status KEK pada Wanita
Usia Subur (WUS) ditentukan menggunakan Lingkar Lengan Atas atau disebut
LILA. Supariasa, dkk.(2001) menyebutkan pengukuran LILA pada kelompok WUS
adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dilakukan masyarakat. WUS yang
berisiko KEK di Indonesia jika hasil pengukuran LILA kurang dari atau sama dengan
23,5 cm. Apabila hasil pengukuran lebih dari 23,5 cm
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan anemia pada kehamilan
umumnya bersifat fisiologis.
Anemia merupakan keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis
tubuh. Wanita hamil rentan mengalami anemia defisiensi besi karena kebutuhan
oksigen pada ibu hamil lebih tinggi sehingga memicu peningkatan
produksieritopoitin. Volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Peningkatan volume plasma lebih besar dari peningkatan eritrosit sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Rai, dkk, 2016).
Anemia selama kehamilan dapat berakibat fatal, memiliki efek negatif pada kapasitas
kerja, motorik dan perkembangan mental pada bayi, anak-anak, dan remaja. Pada ibu
hamil, anemia dapat menyebabkan berat lahir rendah, kelahiran prematur, keguguran,
partus lama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok (Rai, dkk,
2016).Hasil penelitian Amalia (2011) di
RSU Dr. MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo menunjukkan ibu hamil yang
mengalami anemia berisiko melahirkan bayi BBLR sebesar 4,643 kali dibandingkan
dengan ibu yang tidak anemia. Adapun hasil penelitian Irayani (2015) menunjukkan
hubungan anemia pada kehamilan dengan kejadian keguguran. Ibu yang mengalami
anemia berisiko mengalami keguguran sebesar 3,317 kali dibandingkan ibu hamil
yang tidak mengalami anemia Almatsier (2004) menyebutkan bahwa anemia gizi di
Indonesia pada umumnya disebabkan anemia kurang besi. Penyebab utama anemia
kurang besi adalah makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat besi terutama
dalam bentuk besi-hem.
Yodium merupakan salah satu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil
tetapi mempunyai fungsi penting untuk kehidupan. Yodium yang ada di kelenjar
tiroid digunakan untuk menyintesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan
triiodotironin (T3). Hormon tersebut diperlukan untuk pertumbuhan normal,
perkembangan fisik, dan mental manusia (Almatsier, 2004).
Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil,
pertumbuhan dan perkembangan janin, persalinan dan risiko komplikasi yang terjadi
selama kehamilan. Status gizi sebelum kehamilan, salah satunya berat badan yang
ideal, merupakan faktor kunci yang akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil secara
umum.
Pengaturan makanan dan gaya hidup sehat pada kehamilan dapat menurunkan risiko
komplikasi selama kehamilan dan persalinan.2,3Selama kehamilan akan terjadi
perubahan fisiologis untuk menjaga kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
Beberapa perubahan tersebut antara lain
dan konsumsi oksigen dan mencapai 15-20% pada akhir kehamilan.1,2 berat badan
lahir yang normal dipengaruhi oleh peningkatan berat badan selama kehamilan.
Rekomendasi The Institute of Medicine menyatakan peningkatan berat badan selama
kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebelum kehamilan seperti
Peningkatan berat badan yang tidak adekuat berhubungan dengan gangguan
pertumbuhan janin, meningkatkan risiko persalinan, dan malnutrisi setelah lahir.
Konsumsi produk susu sangat penting karena dapat memenuhi kebutuhan tambahan
protein dan kalsium yang memberi dukungan pada pertumbuhan janin. Minumlah
setidaknya satu gelas susu sehari dan konsumsi lebih banyak yogurt, keju, dan
minyak samin atau ghee atau mentega dari lemak hewani untuk menjaga kesehatan
bayi.
2. Telur
Telur dianggap sebagai makanan 'super' oleh banyak orang karena merupakan
sumber vitamin, protein dan mineral. Protein yang terkandung dalam telur
membuatnya baik untuk bayi yang sedang tumbuh karena menghasilkan dan
memperbaiki sel-sel janin.
3. Pisang
Pisang adalah sumber asam folat, kalsium, kalium dan vitamin B6. Mereka juga
kaya antioksidan dan membantu meningkatkan energi. Jadi, pisang bisa menjadi
tambahan yang baik untuk diet kehamilan.
4. Ubi Jalar
Ubi jalar adalah sumber beta-karoten yang sangat baik, yang diubah menjadi
vitamin A di dalam tubuh dan sangat penting untuk pertumbuhan sel dan jaringan.
Vitamin A juga membantu meningkatkan imunitas dan memperbaiki penglihatan.
5. Legum
Legum adalah kelompok makanan yang meliputi lentil, kacang kedelai, kacang
polong, buncis, buncis dan kacang tanah. Mereka adalah sumber yang sangat baik
dari serat nabati, protein, folat, kalsium dan zat besi, dan semua ini sangat penting
bagi wanita hamil.
6. Kacang
Kacang kaya akan lemak sehat, yang menjadikannya pilihan ideal untuk ngemil
selama masa kehamilan. Mereka memiliki asam lemak omega-3, protein, serat, dan
nutrisi penting lainnya yang meningkatkan otak yang sangat penting bagi
perkembangan bayi.
6. Jus Jeruk
Jus jeruk dapat memberikan folat, kalium dan tentu saja, vitamin C. Ini dapat
memberi bayi Anda nutrisi yang diperlukan yang akan mencegah berbagai jenis cacat
lahir. Kandungan vitamin C dalam jus jeruk akan meningkatkan kemampuan bayi
Anda untuk menyerap zat besi dalam tubuh. Jadi, minumlah satu gelas jus jeruk
setiap hari sebagai bagian dari sarapan Anda.
7. Sayuran berdaun
Sayuran berdaun kaya nutrisi dan kita semua tahu bahwa mereka dapat membantu
melindungi tubuh terhadap banyak penyakit. Menjadi sumber yang kaya antioksidan,
kalsium, protein, serat, folat, vitamin dan kalium, sayuran hijau adalah tambahan
yang bagus untuk diet kehamilan Anda.
8. Oatmeal
9. Salmon
Ikan salmon kaya akan asam lemak omega-3 yang sangat baik untuk kesehatan
jantung. Memiliki cukup omega-3 dalam diet sangat penting bagi wanita yang sedang
hamil karena membantu dalam perkembangan otak dan mata janin.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, 2005.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Arisman,2009.Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC.
Dinas Provinsi Aceh, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Banda Aceh.
Eva Ridana, SKM, 2013. Profil Kesehatan Tahun 2012. Dinas Kesehatan
AcehBarat.
Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta. Fitramaya. Yusna Dewi, AMG dan Nurul
Bariah, A.Md.Keb, 2013. SP2TP Puskesmas Meutulang 2012.