Anda di halaman 1dari 12

DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN PPKn

Disusun Oleh
Nama : Fahreza Rizki Tabrani
Nim : 3202411018
Kelas : PPKn B 2020

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN PPKn

Fahreza Rizki Tabrani


3202411018,B PPKn
fahrezarizki08@gmail.com

ABSTRAK
Artikel ini merangkum dari segala bentuk sejarah awal mulanya pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dari sebelum zaman orde baru sampai sekarang era
reformasi. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) harus mendidik peserta
didik agar menjadi warga negara dengan tingkat kesadaran dan tanggung jawab yang
tinggi terhadap negaranya, serta mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa
depannya sebagai individu yang memahami informasi dan berpartisipasi dalam proses
sosial yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) merupakan pedoman dan sebagai sarana untuk
menumbuhkembangkan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia
kepada bangsa dan negara Indonesia dengan cara merefleksikan diri dalam kebiasaan
berpikir dan bertindak.
Kata Kunci : Pendidikan Kewarganegaraan, Sejarah, Warga negara

ABSTRACT
This article summarizes all forms of history from the beginning of Pancasila and
Citizenship Education lessons from before the New Order era until now the reform era.
Pancasila and Citizenship Education (PPKn) must educate students to become citizens
with a high level of awareness and responsibility for their country, and prepare students
for their future lives as individuals who understand information and participate in social
processes that exist in society. Therefore, Pancasila and Citizenship Education Learning
(PPKn) is a guide and a means to develop intelligent, skilled, and characterized citizens
who are loyal to the Indonesian nation and state by reflecting themselves in the habit of
thinking and acting.
Keywords: Citizenship Education, History, Citizens
PENDAHULUAN
Identifikasi Jurnal
Jurnal Utama
1. Judul : Profilisasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan
Indonesia
2. Penulis : Fazli Rachman, T Heru Nurgiansah, Maryatun Kabatiah
3. Jurnal : Jurnal Ilmu Pendidikan
4. Halaman : 2983
5. Tahun : 2021
6. ISSN : 2656-8071

Jurnal Pembanding

1. Judul : Analisis Standar Proses Dalam Pelaksanaan Pembelajaran PPKn


2. Penulis: Endang Yulianti, Yasir Arafat, Dessy Wardiah
3. Jurnal : Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Supervisi Kependidikan
4. Halaman: 15
5. Tahun : 2020
6. ISSN : 2614-8021
Rasionalisasi Pentingnya CJR
Critical Journal Review (CJR) sangat penting bagi dunia pendidikan khususnya bagi
Mahasiswa, karena melalui buku harian kritik, Mahasiswa dapat Bandingkan dua jurnal
dengan subjek yang sama dan lihat jurnal mana yang diperlukan, Jurnal mana yang telah
diperbaiki dan jurnal mana yang telah digunakan berdasarkan penelitian mana Sudah
dilengkapi oleh penulis jurnal dan dapat mengkritisi jurnal seperti yang
diharapkanSiswa / siswi menulis diari karena sudah mengetahui standarnya.

Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan ini salah satunya agar memenuhi syarat Tugas KKNI, Membah
wawasn bagi penulis, Menambah Ilmu dan melatih mahasiswa agar bisa mengkritisi
Jurnal dan Mengasah kemampuan dalam berpikir kritis juga mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu jurnal,
Manfaat Penulisan
 Pembaca bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan Jurnal
 Memberikan komentar kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran termasuk
cara penulisan, isi dan substansi jurnal
 Membantu pembaca menemukan gambaran umum penelitian dan jurnal atau
hasil Karya ilmiah lainnya
Jurnal Utama
Profilisasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan Indonesia

PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG MASALAH YANG DIKAJI


Pendidikan Kewarganegaraan (selanjutnya, PKn) diperkenalkan pendidikan Indonesia
pada 1959. Lahirnya pemerintahan Orde Baru (1966) mendorong upaya reposisi dan
rekonseptualisasi sistem pendidikan nasional (Winataputra, 2015). PKn telah beberapa
kali diubah dan disesuaikan: baik nomenklatur, muatan materi, hingga struktur
kurikulum pendidikan (Sumantri & Winataputra, 2017; Ubaedillah, 2015; Winataputra,
2015). Perubahan kurikulum disadari berkontribusi signifikan penguatan paradigma
nasional, mengakomodasi perubahan politik dan zaman selama transisi menuju
demokratisasi dan globalisasi (Fearnley-sander & Ella, 2008). Perubahan nomenklatur
PKn sedapat mungkin dimanifestasikan dalam kebijakan pendidikan Indonesia yang
seirama dengan refleksi kesadaran kewarganegaraan pada zamannya. Kebijakan
pendidikan tersebut tertulis dalam peraturan perundang-undangan sebagai wujud negara
hukum (Pasal 1 (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(selanjutnya, UUDNRI Tahun 1945).
MASALAH YANG DIKAJI
Melihat posisi strategis PKn keberlanjutan bangsa, urgensi mengkonstruksi profil
kurikulum PKn penting dilakukan. Miskonsepsi dalam merujuk nomenklatur PKn pasca
perubahan kurikulum kerap terjadi. Lebih-lebih pemaknaan kurikulum sebagai
dokumen yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan PKn di Indonesia. Padahal
Indonesia merupakan negara hukum, tentu kurikulum PKn dapat dirujuk pada
dokumen-dokumen hukum sebagai sumber organik menjelaskan PKn di Indonesia. Di
Indonesia, kurikulum memiliki dua dimensi (Permendikbud No. 67 Tahun 2013;
Permendikbud No. 68 Tahun 2013; Permendikbud No. 69 Tahun 2013; Permendikbud
No. 70 Tahun 2013).
Dimensi pertama kurikulum adalah pengaturan berkaitan kompetensi, substansi, dan
bahan ajar untuk mencapai tujuan belajar diharapkan. Dimensi kedua, pengaturan
tentang bagaimana metode pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan
pengalaman belajar guna mencapai kompetensi dan tujuan belajar sebagaimana pada
dimensi pertama. Dimensi kurikulum tersebut pada dilihat pada definisi kurikulum
dalam UU Sisdiknas.
Kurikulum PKn di berbagai negara umumnya dibagi menjadi 3 (tiga) pendekatan
(Winataputra & Budimansyah, 2012). Pendekatan tersebut, pertama adalah separated,
yaitu materi muatan PKn yang diajarkan dalam sebuah mata pelajaran yang berdiri
sendiri (mandiri). Pendekatan kedua adalah cross-curricular, materi muatan PKn
dimasukan oleh lintas materi pembelajaran atau diajarkan dalam beberapa mata
pelajaran lain. Pendekatan terakhir adalah integrated, yaitu materi muatan PKn
diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran lain secara tematik terpadu.
METODE YANG DIPAKAI
PKn dalam kurikulum pendidikan Indonesia yang diteliti adalah kurikulum yang sedang
berlaku saat penelitian ini dilakukan yaitu kurikulum tahun 2013. Selain itu, penelitian
ini dibatasi hanya pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP),
sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) atau sederajat.
Penelitian kualitatif ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif
digunakan sebab memberi keleluasaan kepada peneliti untuk menggali data secara
mendalam guna menjawab masalah yang diteliti (Creswell, 2015).
Data penelitian dikumpulkan dengan teknik studi dokumen, dan studi literatur. Sumber
data primer penelitian yaitu peraturan perundang-undangan yang masih berlaku sebagai
landasan hukum pemberlakukan kurikulum pendidikan Indonesia hingga akhir tahun
2020. Data sekunder penelitian terdiri yaitu literatur pendukung seperti: buku, jurnal,
laporan penelitian, pustaka lain yang bereputasi dan kredibel. Sumber data ditentukan
dengan purposeful sampling, karena sumber data ditentukan oleh peneliti berdasarkan
perbendaharaan data (Creswell, 2015) yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
HASIL
PKn dimuat dalam kurikulum tahun 2013 (selanjutnya, K13). K13 pertama kali
diterapkan pada tahun pembelajaran 2013-2014. K13 telah mengalami beberapa kali
revisi pada 2014, 2016, dan 2018. PKn bertujuan untuk mengembangkan warga muda
Indonesia (siswa) untuk memiliki rasa kebangsaan dan mencintai tanah airnya. Melihat
urgensi tersebut, PKn menjadi muatan wajib pada tiap jenjang dalam pendidikan dasar
dan menengah (Pasal 37 & Penjelasan Pasal 37 UU Sisdiknas; Liem & Mcinerney,
2010).
Dalam K13, PKn menggunakan nomenklatur Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (selanjutnya, PPKn) dan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri (Permendikbud No. 57 Tahun 2014; Permendikbud No. 58 Tahun 2014;
Permendikbud No. 59 Tahun 2014; Permendikbud No. 60 Tahun 2014). Nomenklatur
PPKn secara metodologis, ditujukan untuk memosisikan pengembangan kompetensi
afektif, kognitif dan psikomotorik lebih optimal dan utuh (koheren) dari pada muatan
PKn pada kurikulum sebelumnya.
PPKn sebagai wahana psikologis-pedagogis diharapkan dapat menumbuhkembangkan
warga muda Indonesia yang berkarakter Pancasila (Permendikbud No. 58 Tahun 2014;
Permendikbud No. 59 tahun 2014; Winataputra, 2015). Pancasila merupakan ideologi,
philosophische grondslag dan staat fundamental norm menjadi dasar dari pendidikan
dan pengajaran sebagai usaha negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Fearnley-
sander & Ella, 2008; Latief, 2011; Sumantri & Winataputra, 2017).
KESIMPULAN
Indonesia menggunakan nomenklatur PPKn sebagai mata pelajaran yang membelajaran
PKn dalam K13 di Indonesia. PPKn didasarkan untuk atas nilai-nilai Pancasila dan
UUD NRI 1945. PPKn dianggap wahana enkulturasi Pancasila untuk mewujudkan
profil pelajar berkarakter Pancasila. PPKn menyokong tercapainya tujuan pendidikan
nasional mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Siswa
dikembangkan menjadi warga muda partisipatif aktif dalam rangka demokratisasi pasca
reformasi. Urgensi tersebut memosiskan PPKn menjadi muatan wajib pada setiap
jenjang pendidikan di Indonesia.
Ruang lingkup substansi muatan materi PPKn adalah konsensus dasar bangsa dan
bernegara Indonesia. PPKn diajarkan dengan pendekatan integrated pada pendidikan
sementara pendidikan menengah adalah separate. PPKn secara eksplisit dapat
dikategorikan education for citizenship. Secara konseptual, PPKn memiliki kontinum
interprestasi kurikulum PKn yang maksimal. Kriteria kurikulum PPKn memiliki ruang
lingkup yang luas; berusaha secara aktif memasukan dan melibatkan semua harapan dan
kepentingan masyarakat (inklusif); aktivitas dan partisipasi peserta didik, pembelajaran
berbasiskan keilmuan (saintifik); kurikulum didasarkan core values bangsa Indonesia;
pembelajaran dilakukan secara interaktif; peserta didik didorong untuk menemukan
jawaban divergen; dan penilaian secara multidimensi dan tingkat kesulitannya relatif
tinggi.
Jurnal Pembanding
Analisis Standar Proses Dalam Pelaksanaan Pembelajaran PPKn
PEMBAHASAN
LATAR BELAKANG MASALAH YANG DIKAJI
Pelaksanaan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sesuai dengan stándar
proses pembelajaran dinilai sangat relevan dengan kondisi saat ini, dimana krisis jati
diri serta semangat untuk mencintai tanah air menjadi problem Bangsa saat ini. Hal ini
akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada
siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik maka
tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan. Berdasarkan
tujuan tersebut diatas, maka materi dalam pembelajaran PPKn perlu diperjelas. Oleh
karena itu, ruang lingkup PPKn secara umum diharapkan memenuhi aspek-aspek 1)
Pesatuan dan Kesatuan; 2) Norma Hukum dan Peraturan; 3) HAM; 4) Kebutuhan warga
Negara; 5) Konstitusi Negara; 6) Kekuasaan Politik; 7) Kedudukan Pancasila, dan 8)
Globalisasi (Mulyasa, 2007: 13).

MASALAH YANG DIKAJI


Pendidikan kewarganegaraan merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan
diri yang beragam, baik dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa,
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Dengan
demikian, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945. Oleh karenanya, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
menghendaki agar proses pembelajaran hendaknya dimulai dari yang dekat ke yang
jauh, dari yang sudah diketahui ke yang belum diketahui siswa.
METODE YANG DIPAKAI
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Moleong (2009:24) mengemukakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati,
dan dilakukan pada latar alamiah atau konteks keseluruhan, dan alat pengumpulan data
utama adalah penelitian sendiri. Sedangkan sifat atau kategori dalam penelitian ini
merupakan penelitian studi kasus (case studies). Studi kasus bertujuan untuk 1)
menghasilkan deskripsi detail dari suatu fenomena; 2) mengembangkan penjelasan-
penjelasan yang dapat diberikan dari suatu studi kasus itu; 3) mengevalusi fenomena-
fenomena. Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan
menyertakan berbagai sumber informasi (Sudaryono, 2009:7).

Partisipan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru yang mengajar mata
pelajaran PPKn di SD Negeri 2 Gelumbang Kabupaten Muara Enim. Instrumen
penelitian ini adalah insturmen wawancara dan observasi berupa pedoman dalam
pengumpulan data penelitian. Instrumen wawancara disusun berdasarkan indikator
indikator objek yang menjadi fokus penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan 1) wawancara, dalam proses wawancara, penelitian
berhadapan langsung dengan responden guna mendapatan data-data atau informasi yang
dibutuhkan. 2) Observasi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung saat guru
mata pelajaran dalam proses pelaksanaan pembelajaran PPKn di SDN 2 Gelumbang
Kabupaten Muara Enim yang dijadikan sumber data dan data yang meliputi serangkaian
kegiatan dalam proses belajar mengajar; 3) Dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen, laporan-laporan, arsip-arsip dan atau bahan-bahan
tertulis lain yang terkait dengan fokus penelitian. Teknik analisis dalam penelitian ini
menggunakan analisis data kualitatif dengan tiga tahap analisis data yaitu: reduksi data,
display atau penyajian data serta pengambilan kesimpulan dan verifikasi data.

HASIL
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dapat dikemukakan
bahwa proses pelaksanaan belajar-mengajar di SDN 2 Gelumbang Kabupaten Muara
Enim dilaksanakan sesuai dengan kurikulum Standar Nasional PPKn untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah, dimana proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan
kemampuan individu siswa Sekolah Dasar sehingga menjadi warga negara yang cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab kelak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Oleh karena itu, SD Negeri 2 Gelumbang Kabupaten Muara Enim
berupaya agar mata pelajaran PPKn dapat mengarahkan siswa agar dapat memahami
nilai nilai pendidikan kewarganegaraan yang terkandung dalam kehidupan
bermasyarakat yang dapat menjadi pembelajaran dan pembinaan sikap berwarganegara
sesuai dengan nilai nilai Pancasila. Hal yang paling ditekankan agar proses
pembelajaran PPKn dapat efektif membina siswa yaitu dengan menjadi tauladan bagi
siswa. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat
memberikan pembelajaran dengan contoh terlebih dahulu.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa faktanya proses
pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi hasil belajar tidak
dapat dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan standar proses yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, dengan upaya yang maksimal proses
pembelajaran PPkn di Sekolah Dasar khususnya sekolah yang berada di daerah yang
memiliki keterbatasan sumber daya dan sarana dan prasarana pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dalam beberapa catatan yaitu guru harus lebih maksimal
mengelola pembelajaran dan berorientasi kepada tujuan pencapaian pembelajaran.
KRITIK PERBANDINGAN JURNAL UTAMA DAN PEMBANDING
Pada Jurnal Utama yang saya baca yang di dalamnya berisi tentang Sejarah Pendidikan
Kewargangeraan dan juga tentang pembelajaran kurikulum, Pembelajaran
kewarganegaraan K13 adalah pembelajaran dalam arti pendidikan kewarganegaraan.
Pembelajaran berlangsung di bawah sinergi antara pendidikan sekolah, keluarga dan
masyarakat. PKn tidak hanya menitikberatkan pada pembelajaran pendidikan formal
(sekolah), tetapi juga melibatkan pendidikan nonformal.
Pada Jurnal Pembanding ini juga hampir mirip dengan jurnal utama dimana isinya
berisikan tentang proses dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn. Pentingnya
pembelajaran PPKn juga dinilai tepat dalam kondisi saat ini dimana perkembangan
teknologi memberikan dampak desktruptif bagi generasi muda hingga mengalami
degradasi moral yang cukup mengkhawatirkan. Pada saat inilah guru di tuntut untuk
bisa mendidik pelajar agar nilai nilai di dalam PPKn itu masih bisa diedukasikan.

KEUNGGULAN ARTIKEL
Jurnal Utama

 Penulisan nya cukup bagus, mudah dimengerti Jurnal nya berisi tentang Sejarah
dan Kurikulum Pembelajaran PPKn
 Sistem penulisan di jurnal ini juga sangat bagus, penulis selalu Perhatikan
sistem penulisan jurnal yang berlaku agar lebih banyak pembaca
 Isi majalah mudah dipahami karena sistematika penulisannya
 Memiliki ISSN Volume dan halaman yang menandakan jurnal ini bagus

Jurnal Pembanding
 Jurnal ini bagus untuk dijadikan referensi bagi pembaca terutama mahasiswa
PPKn
 Materinya menarik dan penulisan nya juga bagus
 Memiliki ISSN Volume dan halaman yang menandakan jurnal ini bagus

Kelemahan Jurnal Utama dan Pembanding


Jurnal yang saya baca saya rasa sudah memenuhi kriteria yang baik untuk menjadi
sebuah jurnal atau artikel. Jadi saya rasa tidak ada kelemahan didalamnya.
KESIMPULAN
Dari analasisis dua jurnal tersebut dapat disimpulkan

Keberhasilan proses pendidikan tidak terlepas dari pelaksanaan yang berkesinambungan


dari perencanaan, pelaksanaan dan dukungan kebijakan. Karena pendidikan merupakan
modal dasar pembangunan, tentunya setiap negara menempatkannya pada tujuan utama.
Pemerintah telah melakukan berbagai pembenahan terhadap berbagai komponen
pendidikan, dan telah melakukan berbagai kajian dan refleksi terhadap kebijakan-
kebijakan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kurikulum merupakan bagian yang
sangat penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum dikembangkan untuk menjawab
berbagai tantangan perkembangan saat ini. Era disrupsi merupakan masa dimana kita
harus mengalami dan menghadapi berbagai tantangan yang ada. Ketika intinya
mengedepankan peningkatan literasi teknologi sebagai pendukung inovasi, era digital
atau era subversi.
Ucapan Terimakasih
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas rahmat dan
karunia nya saya bisa menyelesaikan Tugas Critical Journal Riview Desain
Pembelajaran PPKn yang sudah di berikan oleh dosen pengampu saya Bapak Fazli
Rachaman S.Pd, M.Pd
Saya juga menyadari bahwa Tugas Critical Journal Riview ini masih banyak
kekurangannya maka dari itu saya mengharapkan Kritik dan Saran dari pembaca guna
membangun kesempurnaan Tugas Critical Journal Review ini Akhir kata saya ucapkan
terima kasih dan semoga dapat bermanfaat serta bisa menambah pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Fazli Rachman, T Heru Nurgiansyah, & Maryatun Kabatiah. (2021). Profilisasi

Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kurikulum Pendidikan

Indonesia. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(5), 2970–2984.

https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.1052

Yulianti, E., Arafat, Y., & Wardiah, D. (2020). ANALISIS STANDAR PROSES
DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PPKN. JMKSP (Jurnal
Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), 5(2), 144-151.

Anda mungkin juga menyukai