Anda di halaman 1dari 3

PEMBELAJARAN PKN DI SD

TUGAS 1

Salma Urfa
Nim 857758403
PGSD BI Kelas B

UPBJJ SEMARANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2022
1. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dengan demikian PKn merupakan suatu
bentuk mata pelajaran yang mencerminkan konsep, strategi, dan nuansa confluent
education yang memusatkan perhatian pada pengembangan manusia Indonesia
seutuhnya
2. Mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter
warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab. Pentingnya peran
PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan siswa sepanjang hayat, melalui
pembelajaran keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran maka dengan melalui PKn sekolah perlu
dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup
dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.
3. Usulan yang diajukan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat atau BP
KNIP tanggal 29 Desember 1945, ditekankan bahwa: “Untuk menyusun masyarakat
baru perlu adanya perubahan pedoman pendidikan dan pengajaran. Paham
perseorangan yang pada saat itu berlaku harus diganti dengan pemahaman kesusilaan
dan peri kemanusiaan yang tinggi. Pendidikan dan pengajaran harus membimbing
murid-murid menjadi warga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab”.
Kemudian kementerian PPK dirumuskan tujuan pendidikan, “Untuk mendidik warga
negara yang sejati yang bersedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara
dan masyarakat, dengan sifat-sifat: perasaan berbakti kepada Tuhan YME, perasaan
cinta kepada alam, perasaan cinta kepada negara, perasaan cinta dan hormat kepada
ibu dan bapak, perasaan cinta kepada bangsa dan kebudayaan, perasaan berhak dan
wajib ikut memajukan negaranya menurut pembawaan dan kekuatannya, keyakinan
bahwa orang menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga dan masyarakat,keyakinan
bahwa orang yang hidup dalam masyarakat harus tunduk pada tata tertib, keyakinan
bahwa pada dasarnya manusia itu sama derajatnya sehingga sesama anggota
masyarakat harus saling menghormati, berdasarkan rasa keadilan dengan berpegang
teguh pada harga diri, dan keyakinan bahwa negara memerlukan warga negara yang
rajin bekerja, mengetahui kewajiban, dan jujur dalam pikiran dan tindakan”. Dari
semua karakteristik tersebut, pada dasarnya termasuk ke dalam tujuan dan misi
pendidikan untuk pengembangan warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius,
yang merupakan garapan dari pendidikan kewarganegaraan.
4. Konsep kecerdasan pada saat ini, dimana kecerdasan tidak semata-mata berkenaan
dengan aspek nalar atau intelektualitas atau kognitif tetapi melingkupi segala potensi
individu. Konsep kecerdasan mencakup konsepsi kecerdasan rasional, emosional,
sosial, dan spiritual. Di dalam konteks pemikiran Taksonomi Bloom pengembangan
nilai dan sikap termasuk dalam kategori afektif, yang secara khusus berisikan unsur
perasaan dan sikap. Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada
pengembangan nilai dan sikap ini di Barat dikenal dengan value education, affective
education, moral education, character education. Di Indonesia wacana pendidikan
nilai tersebut secara kurikuler terintegrasi dalam pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, pendidikan bahasa dan seni. Khusus mengenai pendidikan nilai
dalam pasal 37 undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas secara
khusus tidak menyebutkan, namun secara implisit, tercakup dalam muatan pendidikan
kewarganegaraan yang secara substansif dan pedagogis mempunyai misi
mengembangkan siswa menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa
cinta tanah air.
5. Pengetahuan/ kognitif dalam Taksonomi Bloom berkaitan dengan ingatan, berpikir
dan proses-proses penalaran.
Sikap/afektif Krathwohl et al., (1964) menyatakan bahwa domain afektif merupakan
domain yang meliputi rasa, nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan sikap.
Kompetensi siswa yang mencerminkan afeksi yang baik dapat terlihat dari sikap
kedewasaan yang sesuai dengan usia dan perkembangan siswa dan tercermin pada
perilaku/ attitude sehari-hari pada proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Ada beberapa contoh perilaku yang mencerminkan sikap/afeksi yang baik
dari siswa, seperti disiplin dalam menjalankan semua kewajibannya terkait proses
pembelajaran, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, semangat dan antusias
dalam mengikuti pembelajaran, menghormati serta menghargai guru dan teman
sebaya, dan sebagainya.
Keterampilan/psikomotorik tercetus oleh pemikiran Simpson (1966) yang menyatakan
bahwa kemampuan psikomotorik berkaitan fisik, koordinasi, dan penggunaan bidang
keterampilan motorik yang harus dilatih secara terus menerus dan diukur dari segi
kecepatan, presisi, jarak, prosedur, atau teknik dalam eksekusinya. Ada beberapa
contoh kegiatan yang termasuk ke dalam kategori domain psikomotorik seperti: (1)
mendemonstrasikan (2) memerankan (3) melakukan (4) menggunakan alat (5)
mempresentasikan (6) membuat produk dua atau tiga dimensi (7) merangkai dan (8)
memodifikasi.

Anda mungkin juga menyukai