Anda di halaman 1dari 30

TUGAS KELOMPOK

PEMBELAJARAN PKn di SD

MODUL 8 dan 9
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Rachmat hidayatullah
KOMPETENSI KHUSUS
Secara khusus, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan
untuk:

1. menjelaskan konsep, nilai, moral, dalam


hubungan antara warga negara dengan negara
2. menjelaskan konsep, nilai, moral, dalam
hubungan sesama warga negara
3. menjelaskan konsep, nilai, moral, dalam
komitmen bela negara

1
PETA KONSEP
MODUL 8
HUBUNGAN KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA
DENGAN TUNTUTAN PERILAKU WARGA NEGARA

Terdiri dari

KB.1
KB. 2
KONSEP, NILAI, MORAL, KB. 3
DAN NORMA (KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DAN NORMA(KNMN) KONSEP, NILAI, MORAL,
DALAM HUBUNGAN DAN NORMA (KNMN)
WARGA NEGARA DALAM HUBUNGANNYA DALAM PENGEMBANGAN
DENGAN DENGAN KOMITMEN BELA NEGARA
NEGARA SESAMA WARGA NEGARA

2
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGAN WARGA
NEGARA DENGAN NEGARA

Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya.


Kaitan konsep nilai, moral, dan norma dalam hubungan antara warga
Negara dengan Negara sangat erat dan mempunyai pengaruh timbal balik.

Konsep : pengertian yang menunjukkan pada sesuatu. Dan konsep nilai


adalah pengertian yang menunjuk pada nilai tertentu.
Nilai : sesuatu yang merujuk kepada tuntunan yang membedakan
perilaku yang membedakan perbuatan yang baik dan buruk
atau sebagai kualitas kebaikan yang melekat pada sesuatu.
Moral : keharusan perilaku yang dibawakan oleh nilai.
Norma : sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukkan konsep,
nilai, dan moral serta perilaku yang dilakukan.
.

3
• Membimbing para siswa mengembangkan
kemampuan memahami saling keterhubungan dan
4
ketergantungan budaya
• Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok
yang dirugikan dengan cara memberikan
3
ketrampilan
• Membimbing para siswa utnuk
mengembangkan sikap-sikap positif dalam 2
mendekati masalah perbedaan budaya, ras,
etnik, dan kelompok agama.
• pengertian yang menunjukkan pada sesuatu. Dan 1
konsep nilai adalah pengertian yang menunjuk
pada nilai tertentu
HUBUNGAN WARGA NEGARA DENGAN NEGARA
KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM
Mengubah sikap seseorang tidaklah semudah seperti memindahkan
barang dari tempat satu ke tempat yang lain, tetapi memerlukan
proses dan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung kea rah itu pula.
Mengenai hal tersebut ada beberapa pendekatan yang kita kenal :
1. Pendekatan emosional, bertujuan untuk menggugah perasaan
dan emosi siswa dalam pemahami, menghayati, dan meyakini nilai
yang akan ditanamkan.
2. Pendekatan rasional, bertujuan memberikan peranan kepada
akal dalam memahami dan menerima kebenaran nilai tersebut.

4
Tujuan pendidikkan nasional terdapat pada pasal 3 UU RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikkan Nasional, yaitu
“ Pendidikkan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertangung jawab”.
Dilihat dari sisi perilaku baik pendidikan dasar maupun
menengah adalah untuk membentuk warga negara yang berbudi
pekerti luhur, beriman, dan bertaqwa terhadap Tuhan YME

5
Perlu kita pahami bahwa dalam aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara tentunya sangatlah luas dan tidak lepas dari kehidupan
yang meliputi berbagai satu kesatuan di bidang Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, dan Hankam (GBHN 1993).
Oleh sebab itu keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara
merupakan hal yang mutlak, dalam Pemerintahan Demokrasi
Pancasila terutama dalam Pembangunan. Partisipasi yang
diberikan pada negara tersebut haruslah partisipasi yang tumbuh
karena kesadarannya sendiri, artinya kesadaran-kesadaran tentang
hak dan kewajiban sebagai warga negara yang dilandasi oleh
penghayatan nilai-nilai luhur yang menjiwai sistem yang berlaku.

6
KB. 2. KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SESAMA WARGA NEGARA

Secara kodrati manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai mahluk social ( Zoon
Politicon ).Ia akan senantiasa berhubungan dengan manusia lain dan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, salah
satu upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
manusia adalah membangun suatu wadah tempat mereka berlindung yang
dinamakan Negara. Secara otomatis mereka- pun menjadi anggota dari
organisasi keanggotaan mereka dalam organisasi negara yang kita sebut
dengan Warga Negara.
Menurut Rustandi ( 1988;60 ) “ Warga Negara ialah mereka yang
berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Yang tidak
termasuk Warga Negara disebut orang asing ( bukan warga negara )”. Untuk
dapat dikatakan sebagai Warga Negara seseorang harus dinyatakan secara
legal ( sah ) menjadi Warga Negara.

7
Pasal 26 ayat ( 1 ) menyatakan bahwa “ yang menjadi Warga
Negara Indonesia adalah orang – orang bangsa Indonesia asli dan
orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang _
Undang sebagai Warga Negara “ ayat ( 2 ) menyatakan bahwa “
Syarat - syarat yang mengenai kewarganegaraan Negara
ditetapkan dengan Undang – undang”.
Orang – orang Indonesia asli adalah orang – orang yang
dilahirkan oleh orang tua yang berasal dari seluruh wilayah
Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Warga
Negara Indonesia yang beraneka ragam, dalam suku bangsa,
agama dan keyakinan, budaya adat istiadat

8
Penanaman dan pembiasaan sikap yang berlandaskan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangatlah perlu dari
usia dini dalam rangka pembinaan dan Pembentukan Pribadi
Warga Negara.
Hal tersebut dikatakan perlu! Oleh karena lebih strategis atau
lebih baik lagi bila diawali dari Pendidikan Dasar. Nilai-nilai
tersebut seperti tenggang rasa, tanggung jawab, pengendalian
diri, tolong menolong, harga menghargai. Tentu saja penanaman
sikap itu harus diimbangi tingkat kecerdasan yang tinggi pula.

9
Adapun yang menjadi pertimbangan selain dari manusia-
manusia Indonesia secaraperibadi-peribadi, yang memiliki nilai-
nilai tersebut landasan utamanya adalah sebagai berikut:
1. Landasan Idiil Pancasila
Pancasila mengajarkan dalam bekerja sama dengan bangsa lain
untuk menciptakan perdamaian dilandasi pertanggungjawaban
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada Pembukaan UUD 1945
pada alinea IV menyebutkan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial . 

10
2. Landasan Struktural
Bidang luar Negeri UUD 1945 menyebutkan pasal 11 sebagai
berikut: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. 
3. Landasan Operasional
Sebagai realisasi dan apa yang tercantum dalam Pancasila,
Pembukaan UUD 1945 di atas untuk politik luar negeri Republik
Indonesia bebas aktif intinya agar bangsa Indoneasia berkawan
baik dengan semua bangsa di dunia dan tidak pilih kasih. Selama
ada masalah- masalah kehidupan masyarakat dunia bangsa
Indonesia tidak boleh berpangku tangan, artinya harus ikut aktif
mengatasinya . Penegasan tercantum di dalam GBHN ( Ketetapan
MPR No. 11 / MPR / 1983 )

11
KB. 3 KONSEP, NILAI, MORAL, DAN NORMA (KNMN) DALAM pengembangan
komitmen bela negara

Setiap warga negara memilki hak dan kewajiban dalam bela negara.
Bela negara dapat terwujud dilandasi oleh adanya tekad, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut
didasarkan oleh sasaran PPBN, yaitu :
1. Kecintaan pada tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara indonesia
3. Keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi
negara
4. Kerelaan berkorban.
 

12
WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa indonesia
tentang diri dan lingkungannya bedasarkan ide nasionalnya, yaitu
pancasila dan UUD 1945 sebagai aspirasi suatu bangsa yang
merdeka, berdaulat dan bermartabat ditengah-tengah
lingkungannya, dan yang menyimpang dalam tindak
kebijaksanaannya, dalam mencapai tujuan persoalan nasional
(GBHN 1978).
Wawasan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional (TAP
MPR/Nomor II/MPR/1993 tanggal 11 Maret 1993 tentang BGHN Bab
II sub E) adalah wawasan Nusantara yang mencakup: satu kesatuan
politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial dan budaya
serta satu kesatuan pertahanan dan keamanan.
13
CINTA TANAH AIR

Menganal dan mencintai wilayah Nasionalnya, sehingga


selalu waspada serta siap membaca tanah air Indoensia
terhadap segala bentuk: ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan (ATHG) yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara oleh siapa pun dan dari manapun

14
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Selalu membina kerukunan, persatuan, kesatuan di lingkunan:


keluarga, pemukiman, pendidikan dan dan pekerjaan serta
mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan
kepentingan pribadi, keluarga dan golongan

15
RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA dan NEGARA

1. Rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta benda


untuk kepentingan umum

2. Siap mengorbankan jiwa raga bagi kehidupan Bangsa dan


Negara

16
YAKIN AKAN KESAKTIAN PANCASILA
1. Yakin akan kebenaran Pancasila: sebgai satu-satunya
falsafah dan ideologi bangsa dan negara

2.Terbuktinya kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan


berbangsa dan bernegara guna terciptanya Tujuan Nasional

17
Modul 9
Buku teks

Potret Bahan Ajar Media taktil/


manipulaives

Program audio

A. Bentuk bahan ajar

Program video

Handouts

Potret bahan ajar

Lembar Kerja SIswa

Buku Teks
B. Bahan ajar yang
digunakan di sekolah
LKS
B. BAHAN AJAR YANG
DIGUNAKAN DI SEKOLAH
Komponen buku teks sebagai bahan ajar Komponen LKS
1. Tujuan pembelajaran 1. Tujuan
2. Uraian materi 2. Materi/sumber
3. Evaluasi 3. Waktu
4. Cara kerja
5. Hasil yang diharapkan
6. Tindak lanjut
Kelemahan Bahan Ajar yang
Digunakan di SD
 Salah konsep
 Tidak memadainya cakupan materi yang disajikan
 Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat
 Penyajian ilustrasi yang tidak sesuai dengan
aturan pengembangan alat evaluasi
 Penggunaan Bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
KB 2. A. Pengembangan Bahan
Ajar Di Sekolah
Menurut Dick, Carey & Carey (2001:254-255) langkah-langkah untuk
mengembangkan bahan ajar adalah:
1. Menelaah strategi pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai
kompetensi yang ditetapkan.
2. Melakukan survei berbagai literatur dan ahli bidang ilmu untuk mengetahui
bahan ajar yang sudah tersedia.
3. Mempertimbangkan apakah akan mengadopsi atau mengadaptasi bahan
ajar yang tersedia.
4. Menentukan apakah materi baru akan dirancang.
5. Menelaah hasil analisis tentang siswa dan masing-masing proses
pembelajaran.
6. Menelaah hasil analisis konteks belajar dan asumsi tentang sumber
belajar.
7. Merancang dan menulis materi bahan ajar berdasar strategi pembelajaran.
8. Menelaah setiap pertemuan pembelajaran.
9. Membuat Lembar Kerja Siswa.
10. Melakukan evalusi bahan ajar yang dikembangkan
11. Memperbaiki bahan ajar sesuai dengan hasil evaluasi.
A. PENULISAN BAHAN AJAR
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk menulis bahan ajar adalah:
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan yang diharapkan
dikuasai siswa setelah mempelajari suatu bab atau topik atau tema tertentu.

2. Menyajikan Materi Pelajaran


Sementara menurut Hasan (2007) pemilihan materi pelajaran hendaknya
memperhatikan halhal berikut:
a. Berkaitan erat dengan kompetensi atas kemampuan yang terkandung pada
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Standar Kompetensi Lulusan.
b. Dapat dipelajari peserta didik dan sesuai dengan perkembangan
kemampuan mereka
c. Sumber untuk mempelajari materi tersebut tersedia
d. Tahan lama dan memiliki manfaat yang bertahan lama.
e. Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
f. Ekonomis dalam arti sustu materi yang dipilih dapat digunakan untuk
menguasai lebih dari kompetensi
3. Mengembangkan Evaluasi
Evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi yang telah disajikan. Alat evaluasi
dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam tujuan pembelajaran.
Alat evaluasi dikembangkan untuk ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor sesuai kemampauan yang diharapkan dikuasai siswa dan
sesuai aturan pengembangan alat evaluasi
B. PENGGUNAAN BAHAN AJAR
YANG SUDAH TERSEDIA

Pedoman pemilihan Pemilihan bahan ajar


bahan ajar bagi guru Menurut Dick & Carey,
Dalam Depdiknas 2004 2001

Pemilihan buku kerja


siswa
Ornstein (1990)
Kriteria yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam
memilih bahan ajar
Dalam Depdiknas, 2004

1. Kriteria filosofis 2. Kriteria psiko-pedagogis


a. Menjadi alat dan sarana a. Memungkinkan siswa memiliki wawasan dan
untuk perkembangan pemahaman yang mendalam terhadap
kompetensi siswa; serta bidang ilmu;
b. Merefleksikan keterkaitan dengan latar
b. Membantu siswa untuk
belakang dan karakteristik awal siswa serta
memperoleh pemahaman kebutuhan dan minat siswa;
yang mendalam tentang c. Sesuai dengan jenjang intelektual dan
suatu bidang ilmu kematangan siswa;
d. Dapat mengakomodasikan keterkaitan
dengan beragam pengalaman awal siswa;
e. Mendukung pencapaian keterampilan belajar
tingkat tinggi (higher order learning) dan
kreatifitas siswa;
f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan sikap dan tata nilai; serta
g. Dapat membekali siswa agar dapat belajar
seumur hidup.
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar
Menurut Dick & Carey, 2001
Kriteria yang berpusat pada Kriteria yang berkenaan
tujuan (goal-centered criteria) dengan siswa / kelompok
target (learner-centered
a. Kesesuaian antara isi bahan
ajar dengan tujuan criteria)
pembelajaran serta standar a. Tingkat kosakata dan bahasa
kompetensi dan kompetensi siswa;
dasar; b. Tingkat perkembangan,
b. Kecukupan cakupan dan motivasi,. dan minat siswa;
kelengkapan materi yang serta
disajikan; c. Latar belakang dan pengalaman
c. Kebenaran konsep siswa.
d. Ketelitian;
e. Kekinian (sesuai dengan
perkembangan bidang ilmu);
dan
f. Keobjektifan.
Menurut Dick & Carey, 2001
Kriteria dalam pemilihan bahan ajar
Kriteria yang berpusat pada Kriteria yang berpusat pada proses
konteks (context- centered criteria) belajar (learning-centered criteria)

a. Keotentikan atau keaslian a. Kebenaran urutan sajian materi;


materi; dan b. Pemberian motivasi belajar bagi
b. Kelayakan bahan ajar dalam hal siswa;
c. Ketersediaan latihan praktek dan
kondisi bahan ajar dan biaya.
kegiatan yang menuntut keaktifan
siswa;
d. Ketersediaan balikan yang
memadai;
e. Ketersediaan asesmen yang tepat;
f. Ketersediaan kegiatan tindak lanjut
untuk meningkatkan ingatan dan
transfer;
g. Penggunaan ilustrasi yang tepat
untuk mencapai tujuan
pembelajaran; serta
h. Ketersediaan panduan bagi siswa
dalam melakukan satu atau
beberapa kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai