Anda di halaman 1dari 9

Artikel

Pendidikan Pancasila

"Pendikan Karakter Berbasis Pancasila"

Dosen Pembimbing
Asep Dion Nugraha
01000075

Disusun Oleh
Enda Adelia
042853173

Program Diploma Ilmu Perpajakan


Fisip Universitas Terbuka
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan karakter berbasis pancasila, masalah mengenai karakter
menyebar melalui tiap elemen yang ada, mulai dari ruang lingkup keluarga ,
sekolah, masyarakat umum atau bahkan para pejabat pemerintahan yang
merupakan wakil rakyat.
Arti dari karakter itu sendiri ialah nilai-nilai yang khas, baik watak,
akhlak ataupun kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebijakan yang diyakini membentuk bagaimana cara pandang,
bersikap, berpikir,dan bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
Karakter dari rakyat suatu negara akan sangat mudah sekali terlihat
apalagi pada era globalisasi seperti saat ini, salah satu yang paling sering kita
temui ialah pemberitaan melalui media masa atau pers, banyak sekali
memberitakan hal-halyang menyangkut karakter seseorang yang masih sangat
jauh dari nilai-nilai pancasila, contoh lainya pun terjadi akibat kebebasannya
tiap orang mengakses sosial media sehingga banyak sekali menumbuhkan
karakter yang bertentangan dengan karaker yang berbasis pancasila.
Realitanya dilihat dan ditinjau dari fenomena dan kejadan yang terjadi
pada saat ini rakyat indonesia telah mengalami penurunan atau bahkan
kehilangan karakterdari segi moral, seperti konflik, kekerasan , pelecehan
seksual , prilaku bullying, kenakalan remaja, dan korupsi.hal ini dapat
menyebabkan hancurnya suatu negara.
Kriris moral yang saat ini tengah dilalui bangsa indonesia menurut
Winataputra dan budimansyah adalah kekerasan, jarak lalu lintas,
kebohongan publik, arogansi penguasa, korupsi kolektif, kolusi dengan dalih
profesionalisme, nepotisme lokal dan insitusional, konflik antar tiap pemeluk
agama, dan lain-lainnya.

B. Kajian pustaka
Karakter adalah identitas diri, sebagai bangsa indonesia harus adanya
karekter nasionalis yang terbentuk dan berpedoman dari nilai-nilai pancasila,
yang menjadi media pemersatu bangsa sekaligus pembeda dengan
bangsa-bangsa lainya.
Sebagai media yang menyatukan rakyat indonesia yang terdiri dari
berbagai suku, serta budaya maka penting sekali bagi kita untuk menerapkan
karakter yang bersumber langsung dari pancasila.
Proses terbentuknya karakter bukan suatu proses yang singkat dan
melalui tahapan yang mudah, dibalik indonesia yang seperti sekarang, terselib
kejayaan masa lalu yang dilalui oleh kerajaan-kerjaan yang pernah ada di
indonesia yang mempunyai sejara gemilang, dan kini menjadi cambuk bagi
masyarakat pada era modern.
Proses ini pun telah terbentuk jauh sebelum bangsa indonesia merdeka,
dan hanya berupa nilai-nilai istiadat, kebudayaan serta religius dari nilai-nilai
dasar tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal menjadi
pancasila yang merupakan pandangan hidup pada saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai karakter nasional


Kesadaran akan pentingnya karakter atau identitas nasional secara histori
muncul setelah banyaknya pemuda indonesia yang menempuh pendidikan di
eropa. Pada tahun 1908 budi utomo menyelenggarakan kongres sebagai akibat
munculnya kesadaran rakyat indonesia untuk merdeka dan bersatu sebagai
bangsa.
Rakyat indonesia mulai menyadari betapa pentingnya karakter sebaga
bangsa yang jauh tertinggal perkembangannya, masa ini juga dikenal sebagai
kebangkitan nasional, dan bersamaan momen ini telah memberikan semangat
bagi rakyat indonesia untuk bangkit dan menemukan jati diri sebagai bangsa
dan untuk mengatur masa depannya dengan bernegara sendiri.
Negara kesatuan republik indonesia secara geopolitis adalah negara
lautan (archipelago) yang ditaburin oleh pulau-pulau, atau dalam sebutan
umum dikenal sebagai negara kepulauan.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar didunia, terdiri dari
17.508pulau, sekitar 6000 diantaranya berpenduduk dan lautan menjadi faktor
dominan.

B. Pentingnya karakter berbasis pancasila di era globalisasi


Bangsa indonesia telah menetapkan dasar kuat untuk membina keutuhan,
yaitu melalui landasan filsafati Bhineka Tunggal Ika, semboyan negara yang
melukiskan keadaan faktual bangsa dan negara. Kesatuan dan persatuan
bangsa dijaga dengan tetap memperhatikan nuansa-nuansa perbedaan dalam
kebudayaan nasional yang disebabkan oleh keanekaragaman suku bangsa.
Bangsa indonesia di masa depan memang harus dapat berkembang ke
arah masyarakat modern yang mampu dalam suasana modern, dengan watak
modern dan sanggup pula menggunakan teknologi modern, namun tanpa
kehilangan kepribadian budaya indonesia sendiri.
Karakter sendiri dapat terbentuk dari pendidikan. Pendidikan karakter
adalah sebuah kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang tidak mau
berhenti atas dimensi kodratnya, pendidikan karakter meliputi pendidikan
budi pekerti, yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan
(feeling), dan tindakan (action). pendidikan karakter menekankan pada
kebiasaan yang terus menerus dipraktekkan dan dilakukan dalam kehidupan.
Sistem pendidikan nasiaonal di Indonesia mementingkan pembentukan
karakter sebagai landasan pembangunan bangsa Indonesia, melalui
karaktersebagai landasan pembangunan dapat tercerminkan kondisi
pendidikan di Indonesia.
Beragam masalah yang sering ditemui memiliki kaitan erat dengan
karakter dan nilai-nilai masyarakat, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar para
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
spiritual keagamaan.

C. Karakter Indonesia dan modernisasi


Bangsa Indonesia memasuki jaman kebudayaan modern dengan
persyaratan-persyaratan, pertama, persoalan tentang menumbuhkan
kemampuan menggunakan ilmu hasil teknologi modern yang menghendaki
syarat-syarat pendidikan khusus, kedua persoalan tentang menumbuhkan
kemampuan berpikir rasional dalam hal membangun sarana dan waktu untuk
mencapai kesejahteraan.
Pemikiran rasional juga diperlukan untuk tetap memelihara nilai-nilai
kekeluargaan yang dihadapkan dengan nilai-nilai rasional individualistis yang
menjadi ciri-ciri masyarakat modern, agar tidak terlempar ke dalam
pertentangan nilai-nilai dan norma-norma yang mengakibatkan disintegrasi
sosial.
Bangsa Indonesia di masa modernisasi harus mempunyai kecakapan
mengusai pengetahuan dan hasil teknologi,eksistensi bangsa indonesia yang
kokoh dipersyaratkan agar tidak terpecah bela akibat masuknya nilai-nilai
baru yang bertentangan dengan karakter dan nilai pancasila.
Bangsa Indonesia yang saat ini tengah mengalami proses-proses ke arah
modernisasi akan melalui berbagai macam gejolak . Pertama, adaptasi pada
nilai-nilai kebudayaan modern. Kedua, kemampuan menerima, menanggapi
dan memecahkan tantangan lingkungan nasional dan internasional dengan ciri
tuntutan kehidupan yang meningkat.

D. Esensi pendidikan karakter


Theodore Roosevelt mengatakan “mendidik seseorang dalam aspek
kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman marabahaya
kepada masyarakat”.
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam memajukan
pembangunan dan peradapan dunia. Lembaga pendidikan formal menjadi
institusi yang memiliki tugas yang urgen bukan hanya bertugas meningkatkan
penguasaan informasi dan komunikasi dari peserta didik, akan tetapi juga
memiliki tugas dalam pembentukan karakter anak atau peserta didik.
Seperti yang kita ketahui pendidikan karakter selama ini masih dinilai
sangat kurang baik dalam menunjukan hasil seperti yang dicita-citakan ,
untuk membangun manusia sutuhnya yang bermoral dan bermatabat.
Pendidikan karakter kita masih jalan ditempat dalam membentuk
manusia yang berkarakter, yakni karakter pancasila. Bahkan banyak pula yang
menyebutkan pendidikan telah gagal membangun karakter, contohnya,
banyak sekali lulusan universitas atau sarjana yang baik dalam menjawab soal
ujian, berotak cerdas, tapi bermental lemah, penakut,dan memiliki prilaku
yang tidak terpuji.
Pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan tertuang dalam tujuan
pendidikan nasional pada UUSPN No.20 tahun 2003, belum sepenuhnya
terwujud karena proses mendidik hanya mengedepankan kecerdasan
intelektual atau pikiran serta berorientasi pada nilai akademik dengan
mengesampingkan moral atau karakter.
Manusia bukan sekedar hidup sebagai adanya manusia yang mempunyai
karakter kemanusiannya saja, tetapi manusia yang juga memiliki kewajiban
mewujudkan kemanusiaanya.
Pendidikan karakter yang selama ini berjalan masih sebatas sebuah teori dan
belum mencapai prakis pragmatis, atas argumen tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter di Indonesia pelaksanaannya masih
“Quo Vadis” dalam merajut karakter bangsa.
Argumentasi ini diperkuat dengan adanya sinyal elemen bahwa
pendidikan karakter di indonesia hanyalah serangkaian teori yang diadopsi
dari barat yang belum tentu sesuai dengan budaya lokal indonesia. Upaya
penanaman dan pengembangan kualitas dalam kepribadian dan karakter
merupakan hal penting yang harus dipikirkan dengan sungguh-sungguh,
karakter bangsa yang kokoh merupakan aspek penting dari kualitas sumber
daya manusia yang ikut menentukan kemajuan suatu bangsa kedepannya.

E. Fungsi dan tujuan pendidikan karakter berbasis pancasila


Pada dasarnya tujian dari pendidikan tidak boleh melupakan landasan
yang telh tersusun secara filosofi untuk menyiapkan generasi masa depan
untuk bisa bertahan hidup dan berhasil menghadapi tantangan dimasa yang
akan datang.
Tujuan daari pendidikan nasional berdasarkan undang-undang pendidikan
nasional tahun 2003 bab 2 pasal 3adalah “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan memebentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermatabat dalam rangka, mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwah kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmi,cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis seta bertanggung jawab ( undang-undang no 20 tahun 2003).
Dalam pendidikan karakter berbasis pancasila, dapat dilihat bahwa
kemampuan yang seharusnya di kembangkan pada peserta didik melalui
program pendidikan formal adalah kemampuan yang berketuhanan dan
mengemban amanah sebagai pemimpin didunia.
Ukuran dar ikeberhasilan pendidikan yang terhenti pada angka sewaktu
ujian, adalah sebuah kemunduran, karena dengan demikian pelajaran yang
diajarkan hanya akan menjadi sebuah proses menguasai keterampilan dan
mengakumulasi pengetahuan. Paradigma ini kemudian menyulitkan para
peserta didik yang seharusnya dapat menerapkan dengan baik nilai-nilai yang
telah tercantum dan dimuat dalam pancasila.

F. Peranan pendidikan karakter bagi pembangunan bangsa


Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena
sasarnya adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu pendidikan juga
merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan .
Pembangunan semata-mata hanya beruang lingkup pembangunan
material atau pembangunan fisik berupa pembangunan gedung, jembatan,
pabrik, dan lainnya. Padahal sukses tidaknya pembangunan tidak fisik itu
justru sangat ditentukan oleh keberhasilan pembangunan rohani/spiritual,
secara bulat diartikan pembangunan utama pendidikan.
Saat proklamasi kemerdekaan indonesia tangal 17 agustus 1945, para
bapak pendiri bangsa menyadari bahwa ada tiga hal yang menjadi tantangan
besar yang harus dihadapi. Pertama, adalah mendirikan negara yang berdaulat,
kedua, adalah membangun bangsa dan yang ke tiga, membangun karakter
( muchlas samani, 2012:1). ketiga tantangan tersebut secara jelas tampak
dalam konsep “Negara Bangsa” dan pembangunan karakter bangsa.
Pembangunan karakter di Indonesia amat perlu pengembangannya
apabila mengingat semakin meningkatnya bentuk-bentuk kenakalan remaja,
serta penyalah gunaan obat-obatan, dan lain sebagainya.
Kondisi moral/akhlak generasi muda banyak yang hancur ditandai
dengan makin maraknya prilaku seks bebas di berbagai kalangan, peredaran
narkoba, penyebaran video-video porno serta tawuran, dari hasil survei
kepada remaja indonesia diperoleh data 63% remaja indonesia melakukan
seks bebas dan remaja korban narkoba sebanyak 1,1 juta jiwa.
(http://hizbuttahrir.or.id/2009/12/01/jabar-masih-darurat-hivaids-dann-seks-
bebas/.).

G. Muatan nilai dan moral pancasila dalam pendidikan karakter


Pancasila sebagai landasan merupakan rujukan, acuhandan sekaligus
tujuan dalam pendidikan karakter bangsa. Berkarakter pancasila berati
manusia dan bangsa indonesia wajib memiliki watak religius, humanis,
nasionalis, demokratisdan mengutamakan kesejahteraan rakyat. Nilai-nilai
fundamental yang menjadi sumber luhur kemudian dikembangkan dalam
rangka pendidikan karakter bangsa, yang harus dilihat sebagai suatu kesatuan
yang utuh antar klaster/gugus nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila
tersebut.
Pancasila bserta rumusannya seperti yang dimuat dalam undang-undang
dasar1945 pada alenia ke 4, dengan tegas menyatakan pancasila harus
dipegang teguh sebagai pedoman tingkah laku negara dan warganya dalam
kehidupan sehari. Maka dari itu pancasila memiliki predikat sebagai
pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi nasional, predikat yang
disandang ini akan memiliki arti yang luhur dan kokoh, apabila hal yang
terkandung dalam pancasila itu dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata.
Pancasila yang didalamnya terdapat poin agama dan kebudayaan
berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan sumber nilai yang
menuntut sikap, yang dimaksud ialah jenis sikap atau prilaku yang secara
konsepsional terkandung dalam nilai-nilai pancasila dan untuk
mewujudkannya setiap orang perlu memiliki kognisi (pengetahuan) tentang
kandungan nilai pancasila, memiliki perasaan yang terikat pada nilai tersebut
dan tindakan nyata.
H. Pendidikan kewarganegaraan sebagai media pembangun karakter
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) diartikan sebagai pendidikan politik
yang fokus materinya kepada peranan warga negara dalam kehidupan yang
semuanya di proses dalam rangka untuk membina semua peranan tersebut
sesuai dengan ketentuan pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga negara
yang dapat diandalkan (cholisin, 2011).
Dilihat secara yuridis, kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi
wajib memuat PKn ysng dimaksud untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan
pancasila dan UUD 1945.
Strategi agar PKn dapat benar-benar memberikan kontribusi dalam rangka
pembangunan karakter bangsa dengan tiga hal, yaitu: “curriculum content and
instructional strategies; civic education classroom; and learning
environment”.
Dilihat dari content kurikulum, berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti
no. 43/Dikti/2006 objek pembahasan pendidikan kewarganegaraan ialah:
filsafat pancasila, identitas nasional, negara dan konstitusi , demokrsi
Indonesia, HAM, dan rule of law, hak dan kewajiban warga negara,
geopolitik Indonesia, dan geostrategi Indonesia, PKn tersebut menjadi
subtansi dalam pembangunan karakter bangsa.
Pendekatan yang dianjurkan dalam pembelajaran yang harus
dikembangkan adalah berorientasi pada proses berpikir kritis dan pemecahan
masalah atau “critical thinking oriented and problem salving oriented
modes”.
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan
Karakter bangsa dimaknai sebagai ciri-ciri kepribadian yang relatip tetap,
gaya hidup yang khas, cara berpikir, bersikap, dan berprilaku yang sesuai
nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsaIndonesia yang dijiwai
nilai-nilai Pancasila.
Pada pendidikan karakter berbasis pancasila sudah menjadi poin yang
semestinya di ajarkan sejak dari dini, dan ditanamkan nilai-nilai luhur yang
berasal dari pancasila agar dapat membentuk karakter atau jiwa bangsa yang
bangga akan negaranya dan baik moral serta perbuatannya.
Pancasila sebagaimana yang kita ketahui, memiliki nilai-nilai luhur yng
dapatn dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penanaman nilai-nilai pancasila sangatlah penting dan dibutuhkan untuk
membentuk karakter pada penerus bangsa yang berakhlak baik, memiliki
sopan santun, dan bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang
terkhusus pada era globalisasi saat ini.

B. Saran
Diharapkan agar semua kalangan masyarakat indonesia dapat
menerapkan karakter pancasila sebagai identitas bangsa, dan tidak hanya
sebatas mengetahui saja nilai-nilai tersebut namun melaksanakannya dalam
kehidupan.
Dan penerapan karakter ini harus ditanamkan sejak dini agar kelak nilai
pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap individu yang
berguna untuk kehidupan bermasyarakat agar senantiasa selalu terciptanya
bangsa indonesia yang damai dan menjunjung tinggi norma.
DAFTAR PUSTAKA

Qomaruzzaman.bambang .2011. Pendidikan karakter berbasis pancasila


pendekatan NLP. Bandung: Simbiosa rekatama media.

Sulistyarini. 2015. Jurnal Pengembangan karakter berbasis pancasila melalui


pendidikan kewarganegaraan. Pontianak:Universitas Tanjung Pura.

Lasiyo, Sri Soeprapto, Reno Wikandaru. 2019. Pancasila. Tanggerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Marzuki. 2012. Jurnal Pendidikan karakter dan pengintegrasiannya dalam


pembelajaran. Kediri: Sekolah tinngi agama islam negeri kediri.

Suwardani.Ni Putu. 2020. “QUO VADIS” Pendidikan karakter: dalam


merajut harapan bangsa yang bermartabat. Denpasar: Unhi press.

Anda mungkin juga menyukai