Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : I Made Edi Setiawan.

Nomor Induk :043083279


Mahasiswa/NIM

Tanggal Lahir : 29/08/2002

Kode/Nama Mata Kuliah :MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan

Kode/Nama Program :54/Manajemen S-1


Studi

Kode/Nama UPBJJ :77/Denpasar


Hari/Tanggal UAS THE :Kamis, 30 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman
ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran
akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :I Made Edi Setiawan

NIM :043083279
Kode/Nama Mata :MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan
Kuliah
Fakultas :FE(Ekonomi)
Program Studi :54/Manajemen S-1
UPBJJ-UT :77/Denpasar

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari

aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.

2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.

3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun

dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.

4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan

mengakuinya sebagai pekerjaan saya).

5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman

sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.

6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik

dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban

UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang
bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Denpasar ,30-12-2021

Yang Membuat Pernyataan

I Made Edi Setiawan


1. Peran Mahasiswa dalam Mempertahankan Ketahanan Nasional

1.Budaya membacaDengan membaca, setiap pemuda akan semakin terasah pemikirannya sehingga
akanmeningkatkan kemampuan dalam bidang yang ditekuni dan menjadi penentu Indonesiabeberapa
puluh tahun yang akan datang.
2.Tidak egoisIni artinya sebagai seorang pemimpin, pemuda harus peduli pada lingkungan
sekitarnyaatau minimal bisa mengenal dengan baik orang-orang di sekitarnya.
3.Sebagai agent of change, mahasiswa atau pemuda harus mengambil peran dalammemajukan
bangsa dan meningkatkan ketahanan nasional khususnya di bidang politikkarena politik sangat
mempengaruhi berjalannya kebijakan-kebijakan publik. Diharapkanpemuda menjadi penggerak
perubahan ke arah yang lebih baik bagi sesama pemudalainnya.
4Membentuk mahasiswa yang bermoral tinggi dan sesuai dengan kaidah agama.Mahasiswa sekarang
saatnya memiliki jiwa bangga dan cinta menjadi warga indonesia,yang dapat di eksplor ke negara-
negara lain. bukan hanya dalam bentuk demo atau hal-hal yang merusak citra bangsa Indonesia.
Namun dibuktikan dengan hal-hal yang positifdan nyata bahwa negara Indonesia adalah negara cinta
damai, terpelajar dan negaramaju.
5.Para generasi muda sekarang harus dapat bersatu & damai walaupun berbeda agama,suku &
budaya.Mahasiswa tidak boleh membedakan suku, ras, dan agama masing-masing. Mahasiswaharus
bisa menghormati dan menghargai kepercayaan dan budaya orang lain agar tidakterjadi perpecahan.
6.Dapat berpikir rasional, demokratis, dan kritis dalam menuntaskan segala masalah yangada di
negara kita.
7.Memiliki semangat jiwa muda yang dapat membangun negara Indonesia yang mandiridengan
mencontoh karakter para pahlawan bangsa

2. Kasus pelanggaran HAM saat ini marak terjadi di Indonesia, seperti kasus tersebut, oelanggaran HAM
terlalu dianggap sepele oleh masyarakat Indonesia, padahal hal tersebut bisa menjadi sebuah kasus
yang serius apabila ditangani dengan bijak. HAM meruoakan suatu hak yang diberikan kepada
seseorang sejak dia dilahirkan, dengan HAM juga, kita sebagai manusia akan dihargai dan dijamin
kehidupannya oleh negara. Hak asasi manusia diatur dalam pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945.
Hak asasi manusia untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di mana ayat ini berbunyi
“Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak atas kesejahteraan”. Hak
asasi manusia tentunya berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga bersifat
universal. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM Kepada Masyarakat Indonesia dengan cara

- Membentuk Komisi Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui
Kepres Nomor 50 tahun 1993.

- Melakukan pendidikan dan penyuluhan tentang HAM

- Melakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap pelanggaran HAM

- Melakukan pengkajian dan penelitian tentang HAM

- Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi

- Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada pemerintah

3. Indonesia merupakan negara demokrasi. Hal ini terbukti dari sudut pandang normatif dan empirik yang
dimiliki bangsa Indonesia.

Berdasarkan situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bukti empirik
bahwa Indonesia adalah negara demokrasi dilihat dari alur sejarahnya.

Alur sejarah yang menyatakan bahwa Indonesia negara demokrasi sebagai berikut:

Pemerintahan masa revolusi kemerdekaan Indonesia (1945-1949)

Pemerintahan parlementer (1949-1959)


Pemerintahan demokrasi terpimpin (1959-1965)

Pemerintahan Orde Baru (1965-1998)

Pemerintahan Orde Reformasi (1998-sekarang)

Kali ini akan dijelaskan mengenai pelaksaan demokrasi di Indonesia masa Orde Baru (1965-1989).

Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat yaitu antara 1966-
1968. Ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Era pemerintahan pada masa Soeharto dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila.

Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan harapan bagi rakyat Indonesia. Terutama yang
berkaitan dengan perubahan-perubahan politik.

Perubahan politik dari yang bersifat otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden
Soekarno menjadi lebih demokratis pada Orde Baru.
Tetapi harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena sebenarnya tidak ada perubahan
subtantif dari kehidupan politik Indonesia.

Antara Orde Baru dan Orde lama sebenarnya sama-sama otoriter.

Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh
proses politik di Indonesia.

Rakyat percaya terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto atas dasar
beberapa hal, yaitu:

Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru dipandang sebagai sosok pemimpin yang mampu
mengeluarkan bangsa Indonesia dari keterpurukan.

Soeharto berhasil membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi musuh Indonesia pada
masa ini.

Soeharto berhasil menciptakan stabilitas keamanan Indonesia pasca pemberontakan PKI dalam
waktu relatif singkat.

Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapa pun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima Tertinggi ABRI.

Berdasarkan kondisi tersebut, pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari harapan.

Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat politik penguasa.

Kenyataan yang terjadi, pelaksanaan Demokrasi Pancasila sama dengan kediktatoran.

Periode reformasi (1998-sekarang) Soeharto terpilih kembali sebagai Presiden pada Sidang Umum
MPR pada Maret 1998. Tetapi penyimpangan-penyimpangan pada masa pemerintahan Orde Baru
membawa Indonesia pada krisis multidimensi, diawali krisis moneter yang tidak kunjung reda. Krisis
moneter membawa akibat terjadinya krisis politik, di mana tingkat kepercayaan rakyat terhadap
pemerintah begitu kecil. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email
Kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Akibatnya pemerintahan orde baru
di bawah pimpinan Presiden Soeharto terperosok ke dalam kondisi yang diliputi berbagai tekanan
politik baik dari luar maupun dalam negeri. Dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat, secara
terbuka meminta Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden. Dari dalam negeri, timbul
gerakan massa yang dimotori oleh mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto lengser dari
jabatannya.
Lengsernya Soeharto Tekanan massa mencapai puncaknya ketika sekitar 15.000 mahasiswa
mengambil alih Gedung DPR/MPR. Akibatnya proses politik nasional praktis lumpuh. Soeharto ingin
menyelamatkan kursi kepresidenan dengan menawarkan berbagai langkah. Seperti perombakan
(reshuffle) kabinet dan membentuk Dewan Reformasi. Tetapi pada akhirnya Presiden Soeharto tidak
punya pilihan lain kecuali mundur dari jabatannya. Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 di Istana
Merdeka menyatakan berhenti sebagai Presiden. Dengan menggunakan UUD 1945 pasal 8, Soeharto
segera mengatur agar Wakil Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan
Mahkamah Agung. Karena DPR tidak dapat berfungsi akibat mahasiswa mengambil alih gedung DPR.
Kepemimpinan Indonesia segera beralih dari Soeharto ke BJ Habibie. Hal ini merupakan jalan baru
demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati diliputi kontroversi tentang status
hukumnya, pemerintahan Presiden BJ Habibie mampu bertahan selama satu tahun kepeminpinan.

4. masalah pertama yakni konsistensi pemerintah dalam bidang hukum atau pembuatan peraturan dan
sulitnya melakukan harmonisasi antara UU Pemerintahan Daerah dengan UU terkait.

Kedua, persepsi sepihak daerah mengenai kewenangannya yang acap kali lebih mementingkan
daerah sendiri tanpa mempertimbangkan secara sungguh-sungguh manfaatnya dalam konteks lebih
luas.

"Masalah kedua ini menunjukkan bahwa kendala tidak hanya berasal dari pelaku di pusat, tapi juga
pelaku di daerah, yang acapkali menonjolkan ego sehingga menghambat daerah untuk berkembang
dan menyempitkan makna kerjasama antardaerah

Ketiga, hal rinci menyangkut kerumitan pengelolaan hubungan kewenangan daerah dan antardaerah,
dan keempat, adanya kolaborasi elite dan pengusaha dalam mengeksploitasi daerah guna mencari
keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kemaslahatan umum dan kesehatan
lingkungan.

Sementara itu politik lokal juga dinilai masih menganut oligarki kekuasaan sehingga menghambat
otonomi daerah, di mana selama empat tahun pertama pemberlakuan desentralisasi dan otda 2001-
2004, peran DPRD tidak digunakan untuk memonitor dan mengawal kinerja Pemda, melainkan untuk
melakukan daya tawar politik untuk kepentingan diri dan partainya saja.

"Hak yang sama juga tampak selama kurun 2005 sampai saat ini, di mana otonomi daerah juga tidak
menghasilkan capaian yang bisa dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat," kata dia.

Dia menekankan dengan adanya hambatan dalam proses pelaksanaan desentralisasi dan otda,
bukan berarti riwayat desentralisasi dan otda berakhir.

Untuk menjawab problematika pelaksanaan desentralisasi dan otda, kata Siti, ada beberapa hal
krusial yang perlu dilakukan, antara lain membangun komitmen jelas antarpemangku kepentingan
berkenaan pelaksanaan otda, mendorong implementasi good governance, penguatan peran gubernur
sebagai wakil pemerintah pusat, adanya political will mewujudkan harmonisasi hubungan pusat dan
daerah, serta konsistensi pemeritnah dalam mengendalikan gejala pemekaran wilayah.

Anda mungkin juga menyukai