Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE)

SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)


Nama Mahasiswa : Ema Romantika
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042594283
Tanggal Lahir : 11 Mei 1986
Kode/Nama Mata Kuliah : Sosiologi Pemerintahan/IPEM4427
Kode/Nama Program Studi : 17/Ilmu Pemerintahan
Kode/Nama UPBJJ : 19/Kota Bengkulu
Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 29 Juni 2022
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada
halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan
kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA


Surat Pernyataan Mahasiswa Kejujuran Akademik
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Ema Romantika
Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042594283
Kode/Nama Mata Kuliah : Sosiologi Pemerintahan/IPEM4427
Fakultas : FHISIP
Kode/Nama Program Studi : 71/Ilmu Pemerintahan
Kode/Nama UPBJJ : Kota Bengkulu
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian
hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab
dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Rabu, Juni 2022
Yang Membuat Pernyataan

Ema Romantika

1. Dalam melakukan penelitian ilmu sosial, termasuk sosiologi pemerintahan, langkah yang
terlebih dahulu harus dilakukan yaitu dengan menetapkan paradigma penelitian.
Tujuannya untuk dapat memahami dan mengkaji permasalahan penelitian. Paradigma
ilmu sosial yang pertamakali dikembangkan para ilmuwan yaitu paradigma positivisme.
Berikan jawaban dari pertanyaan berikut:
a. Jelaskan paradigma positivisme menurut pendapat Denzin & Guba dan jelaskan
pemahaman Anda terkait dengan pandangan Denzin & Guba tersebut!
b. Jelaskan aspek – aspek keilmuan positivisme!
Jawaban :
a. Paradigma positivisme menurut pendapat Denzin dan Guba, merupakan keyakinan
yang berakar dari Paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas ada
(exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam. Upaya penelitian
adalah untuk mengungkapkan kebenaran realitas yang da, dan bagaimana realitas
tersebut senyawanya berjalan.
Dari uraian diatas, saya memahami bahwa paradigma positivisme menurut
pendapat Denzi dan Guba merupakan paradigma penelitian sosiologi berdasarkan
pada realitas atau kenyataan yang ada.
b. Aspek-aspek keilmuan positivisme:
1) Ontologi
Positivisme memandang kenyataan yang dapat dimengerti itu ada dan
dikendalikan oleh hukum dan mekanisme alam yang kekal (realiSm).
Pengetahuan mengenai gejala-gejala disajikan dalam bentuk generalisası yang
bebas waktu dan konteks, juga dalam bentuk hukum sebab akibat. Bagi peneliti
yang menggunakan pendekatan kuantitatif, maka peneliti memandang yang
diteliti atau kenyataan sebagai objek, sesuatu yang beradadi sana (out there),
bebas dari penelitinya, dapat diukur secara objektif menggunakan instrumen dan
kuesioner.

2) Epistomologi.
Positivisme bersifat dualistik dan objektif, dalam arti peneliti dan yang diteliti
diasumsikan sebagai sesuatu yang saling tidak memengaruhi atau terpengaruh.
Peneliti harus sejauh mungkin membuat jarak dengan objek penelitiannya. Pada
penelitian yang menggunakan kuantitatif, peneliti harus mempertahankan jarak
dan bebas dari yang diteliti. Jadi, berusaha objektif dalam meneliti situasi.

3) Metodologi
Pada positivisme eksperimen dan manipulasi, menjadi acuan yang utama.
Pertanyaan dan hipotesis dinyatakan dalam bentuk proposisi yang harus diuji
untuk mengetahui kebenarannya. Kondisi-kondisi yang bisa mengacaukan harus
dapat dikontrol (dimanipulası) untuk mencegah pengaruhnya pada pengeluaran.
Kegiatan pengujian dilakukan dengan analisis kuantitatif. Adapun kualitas
penelitiannya yaitu objektif, reliabel, dan validitas.
Penelitian yang menggunakan pendekatan kuanttatif, logika yang digunakannya
adalah deduktif yang menguji teori-teori dan hipotesis hipotesis dalam urutan
sebab akibat. Tujuan penelitiannya adalah mengembangkan generalisasi yang
memberikan kontribusi pada teori dan yang akan membuat peneliti bisa
meramalkan, menjelaskan, dan memahami gejala-gejala yang lebih baik

4) Aksiologi
Pada kelompok positivisme (dan postpositivisme), "nilai etika, dan plnhan moral
harus berada di luar proses penelitian. Peneliti harus dapat nembebaskan diri
dari objek yang dikaji karena sikap ilmiah menghendaki adanya jarak yang
menetralisir kedudukan peneliti, dalam hal ini peneliti berperan sebagai
disinterested scientist.

2. Pertanggungjawaban merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah kepada


rakyat dalam memenuhi apa yang telah dijanjikannya dalam bentuk program-program.
Terkait dengan hal tersebut, salah satu bentuk pertanggungjawaban dari pemerintah
yaitu pertanggungjawaban accountability. Berikan penjelasan Anda mengenai
pertanggungjawaban Accountability pemerintah disertai dengan contohnya berdasarkan
indikator: Efektivitas, efisiensi dan produktifitas!
Jawaban :
Pertanggungjawaban accountability menunjukkan ejauh mana seorang pelaku
pemerintahan terbukti mampu menjalankan tugas atau perintah yang diamanatkan
kepadanya, menurut cara, alat, dan tingkat pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
terlepas dari persoalan, apakah ia menyetujui perintah itu atau ia merasa terpaksa,
dipaksa, harus, atau karena pilihan dan dalam pada itu ia harus menerima resikonya.
Contoh dari tanggungjawab accountability berdasarkan indikator efektivitas, efisiensi,
dan produktifitas adalah tanggung jawab pemerintah dalam hal pencapaian tujuan
negara yang telah itetapkan acara konstitusional . Tujuan tersebut tercantum dalam
UUD 1945 yang berbunyi "melindungi segenap bangsa Indonesia dan eluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia".

3. Birokrasi memiliki tujuan untuk melaksanakan administrasi, kerjasama dalam lingkungan


pemerintahan maupun di luar pemerintahan, Birokrasi juga merupakan alat bagi
pemerintah untuk memudahkan dalam fungsi pelayanan pemerintah. Birokrasi
pemerintahan yang buruk berdampak pada kualitas pelayanan publik yang buruk,
demikian pula sebaliknya birokrasi pemerintahan yang baik berdampak pada kualitas
pelayanan publik yang baik. Berangkat dari hal tersebut dan tuntutan pelaksanaan tata
kelola pemerintahan yang baik, pemerintah melakukan 9 program percepatan reformasi
birokrasi.
a. Jelaskan 9 program percepatan dalam reformasi birokrasi!
b. Mengacu pada 9 program percepatan dalam reformasi birokrasi tersebut, jelaskan 3
program dari 9 program percepatan reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan oleh
pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi – Jusuf Kalla!
Jawaban :
a. Sembilan program tersebut adalah penataan struktur birokrasi, penataan jumlah,
distribusi dan kualitas PNS, sistem seleksi dan promosi secara terbuka,
profesionalisasi PNS, pengembangan sistem elektronik pemerintah (E-Government),
peningkatan pelayanan publik, peningkatan transparansi dan akuntabilitas aparatur,
peningkatan kesejahteraan pegawai negeri, dan efisiensi belanja pegawai.
Selanjutnya kesembilan program tersebut tercermin alam area perubahan reformasi
birokrasi yaitu :
1) Mental Aparatur
Salah satu sumber permasalahan birokrasi adalah perilaku negatif yang
ditunjukkan dan dipraktikkan oleh para birokrat. Perilaku ini mendorong
terciptanya citra negatif birokrasi. Perilaku yang sudah menjadi mental model
birokrasi yang dipandang lambat, berbelit-belit, tidak inovatif, tidak peka,
inkonsisten, malas, feodal, dan lainnya. Karena itu, fokus perubahan reformasi
birokrasi ditujukan pada perubahan mental aparatur dengan harapan
mendorong terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya
birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas.
2) Pengawasan
Berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi, salah satu penyebabnya
adalah lemahnya sistem pengawasan. Kelemahan sistem pengawasan
mendorong tumbuhnya perilaku koruptif atau perilaku negatif lainnya yang
semakin lama semakin menjadi, sehingga berubah menjadi sebuah kebiasaan.
Karena itu perubahan perilaku koruptif aparatur harus pula diarahkan melalui
perubahan atau penguatan sistem pengawasan.
3) Akuntabilitas
Kemampuan pemerintah untuk mempertanggungjawabkan berbagai sumber
yang diberikan kepadanya bagi kemanfaatan publik seringkali menjadi
pertanyaan masyarakat. Pemerintah dipandang belum mampu menunjukkan
kinerja melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mampu menghasilkan
outcome (hasil yang bermanfaat) bagi masyarakat. Karena itu, perlu diperkuat
penerapan sistem akuntabilitas yang dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja
dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya.
4) Kelembagaan
Kelembagaan pemerintah dipandang belum berjalan secara efektif dan efisien.
Struktur yang terlalu gemuk dan memiliki banyak hirarki menyebabkan
timbulnya proses yang berbelit, kelambatan pelayanan dan pengambilan
keputusan, dan akhirnya menciptakan budaya feodal pada aparatur. Karena itu,
perubahan pada sistem kelembagaan akan mendorong efisiensi, efektivitas, dan
percepatan proses pelayanan dan pengambilan keputusan dalam birokrasi.
Perubahan pada sistem kelembagaan diharapkan akan dapat mendorong
terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan
birokrasi yang efektif dan efisien.
5) Tatalaksana
Kejelasan proses bisnis/tatakerja/tatalaksana dalam instansi pemerintah juga
sering menjadi kendala penyelenggaraan pemerintahan. Berbagai hal yang
seharusnya dapat dilakukan secara cepat seringkali harus berjalan tanpa proses
yang pasti karena tidak terdapat sistem tatalaksana yang baik. Hal ini kemudian
mendorong terciptanya perilaku hirarkis, feodal, dan kurang kreatif pada
birokrat/aparatur. Karena itu, perubahan pada sistem tatalaksana sangat
diperlukan dalam rangka mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur.
6) SDM Aparatur
Sistem manajemen SDM yang tidak diterapkan dengan baik mulai dari
perencanaan pegawai, pengadaan, hingga pemberhentian akan berpotensi
menghasilkan SDM yang tidak kompeten. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan. Karena itu, perubahan dalam
pengelolaan SDM harus selalu dilakukan untuk memperoleh sistem manajemen
SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional.
7) Peraturan Perundang-Undangan
Masih banyaknya peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih,
disharmonis, dapat disinterpretasi berbeda atau sengaja dibuat tidak jelas untuk
membuka kemungkinan penyimpangan. Kondisi seperti ini seringkali
dimanfaatkan oleh aparatur untuk kepentingan pribadi yang dapat merugikan
negara. Karena itu, perlu dilakukan perubahan/penguatan terhadap sistem
peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan
masyarakat.
8) Pelayanan Publik
Penerapan sistem manajemen pelayanan belum sepenuhnya mampu
mendorong peningkatan kualitas pelayanan, yang lebih cepat, murah,
berkekuatan hukum, nyaman, aman, jelas, dan terjangkau serta menjaga
profesionalisme para petugas pelayanan. Karena itu, perlu dilakukan penguatan
terhadap sistem manajemen pelayanan publik agar mampu mendorong
perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta peningkatan kualitas
pelayanan.
Sumber : https://diklatbkdsidoarjo.wordpress.com/2016/06/27/tahukah-anda-9-
sembilan-program-percepatan-reformasi-birokrasi/
b. Mengacu pada 9 program percepatan dalam reformasi birokrasi tersebut, 3
program dari 9 program percepatan reformasi birokrasi yang telah dilaksanakan oleh
pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi – Jusuf Kalla adalah sistem seleksi dan promosi
secara terbuka, sistem e-government, dan penataan birokrasi.

Anda mungkin juga menyukai