Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAf¢E HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa . IDRIS..................,...,.....................................................................

Nomor lnduk Mahasiswa/NIM : 020723999................................................................................

Tanggal Lahir

Kode/Nama Mata Kuliah : Sosiologi Pemerintahan......................................

Kode/Nama Program Studi : llmu Pemerintahan...............................................

Kode/Nama UPBJJ : 17/Jambi..........................................................................

Hari/Tanggal UAS THE : 29 Juni 2022...............................................................

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petun¡uk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNNERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : IDRIS...................................................................................


NIM : 020723999.............................................................................
Kode/Nama Mata Kuliah : Sosiologi Pemerintahan................................
Fakultas : Universitas Terbuka..............................................................
Program Studi : IImu Pemerintahan...............................................
UPBJJ-UT : 17/Jambi..........................................................................

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selaîn mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ae.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
JAWABAN

1. Menurut Denzin dan Lincoln (1994: 107) paradigma dipandang sebagai seperangkat keyakinan-
keyakinan dasar (basic believes) yang berhubungan dengan yang pokok atau prinsip.
Paradigma adalah representasi yang menggambarkan tentang alam semesta (world).
Paradigma menurut Guba (1990) adalah merupakan seperangkat asumsi-asumsi yang terpola
berkenaan dengan suatu realitas (ontology), pengetahuan tentang realitas itu sendiri (epistemology),
dan cara-cara tertentu untuk memahami tentang realitas itu (metodologi) (dalam Crabtree & Miller,
1992: 8). Berkenaan dengan penelitian, pemahaman tentang paradigma menjadi penting karena
merupakan pijakan dalam melakukan riset. Tokoh yang menekankan pentingnya paradigma dalam
melakukan kerja ilmiah adalah Thomas S Kuhn, pikirannya tertuang dalam bukunya yang terkenal
The Structure of Scientific Revolutions (Tashakkori & Teddlie, 1998; 3). Kesalahan memahami
paradigma suatu metode penelitian akan membuat kesalahan dalam melakukan riset dan kemudian
akan berakibat pula dalam menarik kesimpulan atau analisisnya. Berbeda dengan metode penelitian
kuantitatif yang oleh kebanyakan orang diyakini berbasis paradigma positivisme, metode kualitatif
memiliki basis paradigma yang muncul setelah positivisme, yakni post-positivisme (Guba & Lincoln,
1994; Howe, 1998; Lincoln & Guba, 1985 dalam Tashakkori & Teddlie, 1998: 3). Dalam era
postpositivisme muncul beberapa aliran seperti humanisme, hermeneutics, phenomenology
(konstruktivisme) (Bernard, 1994: 13-15; Walker, 1985: 10). Sebelum melihat lebih jauh tentang
paradigma kualitatif, perlu dipaparkan secara singkat apa yang disebut dengan positivisme.
Kolakowski, seorang ahli filsafat memandang positivisme sebagai sekumpulan aturan-aturan dan
kriteria penilaian berkenaan dengan Pendekatan Kualitatif (Budi Puspo) 856 “Dialogue” JIAKP, Vol.
2, No. 2, Mei 2005 : 854-867 pengetahuan manusia, “a collection of rules and evaluative criteria for
referring to human knowledge” serta “a normative attitude regulating how we use such terms as
knowledge, science, cognition, and information.

Dalam bidang ilmu sosiologi, antropologi, dan bidang ilmu sosial lainnya, istilah positivisme sangat
berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke pemikiran Auguste Comte pada
abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan
berdasarkan sains. Menurut Comte, teori sains dapat disusun mulai dari tingkat yang sederhana dan
universal yang selanjutnya sampai kepada tahapan yang lebih kompleks dan terbatas. Susunan
tingkatan ini dapat terus dikembangkan sehingga masing-masing sains yang baru akan tergantung
pada tahap sebelumnya. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan
(jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan
berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam.
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat bermakna sebagai
suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai suatu realitas. Ini berarti, yang
disebut sebagai positif bertentangan dengan sesuatu yang hanya ada di dalam angan-angan (impian),
atau terdiri dari sesuatu yang hanya merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari
akal manusia. Dapat disimpulkan bahwa pengertian positivisme secara terminologi berarti suatu
paham yang dalam "pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-
benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
2. Seperti kita ketahui pada saat sekarang ini bahwa tuntutan masyarakat sangat besar terhadap
penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance) sehingga mendorong
pemerintah untuk menerapkan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur dan efektif. Hal
ini harapan yang sangat besar dari masyarakat Indonesia. Pertanggungjawaban yang jelas, tepat dan
efektif akan sangat berdampak terhadap pengelolaan yang baik sehingga masyarakat akan lebih
percaya dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat akan dapat lebih ditingkatkan. Banyak ahli yang
menyatakan pengertian akuntabilitas, diantaranya menurut Mardiasmo (2004, 20) menyatakan bahwa
: Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk memberikan
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan
yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Dalam konteks organisasi pemerintah,
akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktifitas dan kinerja finansial
pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. Pemerintah harus bisa
menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik. Tuntutan akuntabilitas
publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor publik untuk lebih menekankan pada
pertanggungjawaban horizontal bukan hanya pertanggungjawaban vertikal. Jenis akuntabilitas publik
terdiri dari 2 (dua) macam menurut Mardiasmo, yaitu : a. Akuntabilitas vertikal Pertanggungjawaban
vertikal merupakan pertanggungjawaban atas Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (Sakip) Dalam Mewujudkan Good Governance Pada Politeknik Negeri Padang 54 Jurnal
Akuntansi & Manajemen Vol 10. No. 2 Desember 2015. ISSN 1858-3687 Hal.51-60 pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada
pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat dan pemerintah
pusat kepada MPR. b. Akuntabilitas horizontal Pertanggungjawaban horizontal merupakan
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

1. produktif : perolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah.
Ekonomi merupakan perbandingan input dan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
2. Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang
terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang
dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
3. Efektifitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana
efektifitas merupakan perbandingan outcome dengan output.

3.

1. Manajemen perubahan
Manajemen perubahan bertujuan untuk secara sistematis dan konsistensi dari sistem dan mekanisme
kerja organisasi, pola pikir serta budaya kerja individu atau unit kerja didalamnya menjadi lebih baik.
Target dari program ini adalah terciptanya komitmen dari seluruh elemen pemerintahan untuk
melaksanakan reformasi birokrasi, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta
menurunkan resiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
2. Penataan peraturan perundang-undangan
Salah satu program reformasi birokrasi ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dalam
pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah. Efektifitas tersebut diantaranya dapat menurunkan
tumpang tindih peraturan dari seluruh tingkatan pemerintahan serta efektifitas dalam pengelolaan
peraturan perundang-undangan.
3. Penataan dan penguatan organisasi
Program penataan dan penguatan organisasi ditujukan untuk mengatasi masalah yang paling sering
muncul dari pemerintah terutama dari pemerintah daerah. Tujuan utama dari program ini adalah
untuk meningkatkan efesiensi organisasi kementerian/lembaga/pemerintah daerah secara proporsional
dan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing sehingga organisasi menjadi tepat
fungsi dan tepat ukuran.
4. Penataan ketatalaksanaan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas sistem, proses dan prosedur kerja
yang jelas, efektif, efesien dan terukur pada masing-masing instansi. Target program penataan
ketatalaksanaan adalah meningkatnya penggunakan teknologi informasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan manajemen pemerintah, adannya efesiensi proses manajemen pemerintah dan
meningkatnya kinerja pemerintahan.
5. Penataan sistem manajemen SDM aparatur
Ini salah menjadi salah satu program prioritas dalam reformasi birokrasi. Program ini diharapkan
dapat menciptakan SDM yang profesional dan berkompetensi dengan dukungan rekrutmen dan
promosi aparatur yang berbasis kompetensi dan transparan. Program ini dapat dilaksanakan kegiatan
perbaikan sistem rekrutmen, analisis jabatan, evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi,
assesmen individu dan sistem penilaian kinerja.
6. Penguatan pengawasan
Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih
dan bebas dari praktek KKN pada seluruh instansi pemerintah. Target dari program ini adalah
meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara dan menurunnya tingkat
penyalahgunaan wewenang dari masing-masing kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Kegiatan
yang menjadi prioritas antara lain adalah penguatan kembali peran SPIP.
7. Penguatan akuntabilitas kinerja
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja dari instansi
pemerintah dengan target akhir yang ingin dicapai adalah meningkatnya kinerja dan akuntabilitas
pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai target tersebut adalah kegiatan penguatan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja dan penyusunan
indikator kinerja utama (IKU).
8. Peningkatan kualitas pelayanan publik
Pelayanan Publik menjadi salah satu indikator dalam reformasi birokrasi pemerintah. Program
peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dari
masing-masing instasi pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Kegiatan yang
dapat mendukung program tersebut adalah dengan menetapkan Standar Pelayanan, Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik melalui pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat.
9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Program ini ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan reformasi birokrasi dijalankan dan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan target yang telah ditetapkan dalam roadmap masing-
masing kementerian, lembaga dan pemerintah daerah.

Berikut Dalam Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla :


1. Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik

Presiden Jokowi terus membenahi birokrasi dan pelayanan publik. Salah satu yang dilakukannya
adalah membuat mal pelayanan publik di Jakarta dan Surabaya.Pelayanan yang dilakukan diantaranya
pengurusan pajak, sertifikat lahan, sampai paspor. "Mau ngurus surat nikah, kalau perlu, tidak usah
lagi ke Kantor Urusan Agama, langsung ke mal pelayanan publik," kata Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur pada Rabu lalu, 4 Oktober 2017. Menurut
dia, upaya ini dilakukan untuk membenahi birokrasi.

2. Penegakan Hukum Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Tepercaya

Belum terungkapnya kasus penyiraman air keras pada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi
Novel Baswedan menjadi sorotan luas publik. Setengah tahun berlalu sejak 11 April 2017,
penyelesaian kasus tersebut oleh Polri seolah tak jelas. Kapolri Jenderal Tito Karnavian pernah
merilis sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku pada 31 Juli 2017. Namun hingga kini polisi
masih belum mampu menemukan pelakunya.

3.Harga Bahan Kebutuhan Pokok Murah

Pada Mei 2016, Rizal Ramli yang saat itu menjadi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
mengklaim program tol laut mampu menurunkan harga sejumlah barang dan komoditas pokok. "Tol
laut manfaatnya sangat besar karena berhasil menurunkan harga barang-barang kebutuhan pokok
terutama di Indonesia timur," kata Rizal pada 30 Mei 2016.

Anda mungkin juga menyukai