Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : ADE SOFIYATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041986737

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4213/ Sistem Politik Indonesia

Kode/Nama UPBJJ : 99/ UT Pokjar Kuala Lumpur

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA

This study source was downloaded by 100000836166408 from CourseHero.com on 11-16-2022 00:53:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/152348334/BJT-TMK-3-Sistem-Politik-Indonesia-Ade-Sofiyati-041986737pdf/
1. Perbedaan lembaga Yudikatif pada Masa Orde baru dan Pasca Orde baru

Lembaga yudikatif adalah lembaga negara yang tugas utamanya sebagai pengawal, pengawas, dan
pemantau proses berjalannya UUD, dan juga pengawasan hukum di sebuah negara. Lembaga Yudikatif
pada masa Orde Baru dan Pasca orde baru memiliki perbedaan yakni sebagai berikut.
Pada Masa Orde Baru Lembaga yudikatif adalah lembaga yang dibuat di tingkat nasional dan
daerah yang berbeda dengan berbagai pasal terkait hal yang dinamika dan dibuat terhadap perubahan
serta perundangan yang berlaku. Pada masa orde baru kewenangan konstitusi merupakan peraturan
perundangan yang ada dibawah Undang-Undang. Oleh karena itu, pada masa ini Mahkamah Konstitusi
belum terbentuk, dan kewenangan judicial review terhadap UU akan dilaksanakan oleh MA.
Diharapkan bahwa dengan adanya wewenang judical review ini, dijamin tidak terulang kembali
penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh Ir. Soekarno pada masa demokrasi terpimpin.
Pemilihan anggota Yudikatif dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Mah dep. Status Ketua Mahkamah
Agung sudah tidak menjadi menteri. Hakim Agung yang berhasil dipilih umumnya didasarkan pada
kualitas yang tidak jelas. Adanya indikasi praktek dropping nama dengan cara Hakim Agung biasanya
akan memberikan usulan nama kepada Ketua Mahkamah Agung dengan harapan Ketua Mahkamah
Agung akan memberikan perhatian kepada kandidat dan memasukkan namanya dalam daftar.
Beberapa hakim yang ada yang memiliki hubungan satu sama lain, misalnya memiliki latar belakang
sosial atau keluarga yang sama. Hubungan seperti ini seringkali mempengaruhi proses penentuan daftar
nama yang disusun Ketua Mahkamah Agung. Adanya Indikasi praktik-praktik suap dengan cara
memberikan hadiah atau membayar sejumlah uang yang dikeluarkan olehseseorang yang ingin
dicalonkan. dalam prakteknya yudikatif masih didominasi oleh eksekutif.
Sedangkan pada Masa Pasca Orde Baru (Reformasi) Kekuasaan kehakiman di Indonesia
banyak mengalami perubahan. Amandemen ketiga UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 10
November 2001, mengenai bab kekuasaan kehakiman BAB IX memuat beberapa perubahan ( Pasal
24A, 24B, 24C ) amandemen menyebutkan penyelenggaraan kekuasaan kehakiman terdiri atas
Mahkamah agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung bertugas untuk menguji peraturan
perundangan dibawah UU terhadap UU. Sedangkan Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan
mengujiUU terhadap UUD ‘45. Serta Ketua dan Wakil ketua MA dipilih dari dan oleh hakim agung,
Hakim agung dipilih berdasarkan kualitasnya. Keputusan mahkamah agung terlepas dari kekuasaan
eksekutif. Calon hakim diajukan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan,
dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Ketua dan wakilketua MA dipilih dari dan oleh
hakim agung, Hakim agung dipilih berdasarkan kualitasnya.Keputusan mahkamah agung terlepas dari
kekuasaan eksekutif.

This study source was downloaded by 100000836166408 from CourseHero.com on 11-16-2022 00:53:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/152348334/BJT-TMK-3-Sistem-Politik-Indonesia-Ade-Sofiyati-041986737pdf/
2. Berdasarkan UU No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, desentralisasi didefinisikan sebagai
penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat, kepada daerah otonom berdasarkan asas
otonomi. Setiap daerah tentunya memiliki permasalahan yang tidak sama. Oleh karena itu, dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan sistem yang sesuai
dengan permasalahannya masing-masing. Gambaran tersebutlah yang melahirkan otonomi daerah.
Secara umum, desentralisasi dapat diartikan sebagai penyerahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintahan, kepada daerah otonom untuk mengatur urusan pemerintahan dalam sistem negara
kesatuan. Adapun fungsi sistem desentralisasi adalah untuk meringankan beban pekerjaan yang ada di
pemerintah pusat, sehingga pekerjaan dapat dialihkan kepada pemerintah daerah. Supaya dalam
penyelenggaraan suatu pemerintahan, tidak terjadi penumpukan kekuasaan pada salah satu pihak saja.
Dan tujuan desentralisasi adalah agar terwujudnya suatu pemerintahan yang demokratis, melalui
pelayanan masyarakat yang efektif, efisien dan ekonomis.
Pemerintah pusat memang mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian dari
kekuasaannya kepada pemerintah daerah, namun, tanggung jawab akhir penyelenggaraan
pemerintahan daerah tetap berada di tangan pemerintah pusat sebagai pemegang kekuasaan. Negara
kesatuan mempunyai dua bentuk, yakni negara kesatuan yang menggunakan sistem sentralisasi, dan
sistem desentralisasi. Negara kesatuan dengan desentralisasi adalah pemerintahnya memberikan
kewenangan kepada daerah, untuk mengatur suatu rumah tangganya sendiri atau daerah otonom.
Penerapan desentralisasi dalam negara kesatuan menandakan bahwa kedudukan pemerintah pusat
adalah tetap, yakni sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Hal ditandai dengan daerah yang juga ikut
bertanggung jawab, terhadap pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah.
Adapun dalam pelaksanaannya Otonomi Daerah di Indonesia saat ini adalah telah terselenggara
dengan cukup baik. Pada beberapa daerah otonom, otonomi daerah dapat menjadikan rakyat semakin
sejahterah, daerah otonom semakin berkembang, serta memunculkan ciri khas tersendiri di setiap
daerah. Seperti apa yang dikatakan Grindle namun masih ada beberapa yang harus dibenahi baik itu
program maupun SDMnya karena pada umumnya yang menyebabkan pelaksanaan Otonomi Daerah
di Indonesia menjadi tidak optimal adalah kondisi sumber daya manusia para aparatur daerah yang
belum maksimal. Kurang mantapnya pemahaman konsep desentralisasi dan otonomi. Memicu
perpecahan dan konflik antar daerah faktor kedua setelah korupsi inilah yang sering menyebabkan
gagalnya program-program yang sudah direncanakan dengan matang.

3. Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya sistem adalah bagian dari beberapa bagian sistem atau
subsistem yang melaksanakan fungsinya masing-masing dan diantara satu subsistem dengan subsistem

This study source was downloaded by 100000836166408 from CourseHero.com on 11-16-2022 00:53:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/152348334/BJT-TMK-3-Sistem-Politik-Indonesia-Ade-Sofiyati-041986737pdf/
lainnya saling berkaitan. Begitu pula dengan sistem politik Indonesia yang terdiri dari beberapa sistem
yang menjalani fungsinya masing-masing. Namun ketika satu kepincangan terjadi dalam subsistem
Indonesia, maka keseluruhan subsistem atau sistem tadi mengalami gangguan. Dalam kaitannya
dengan masalah terorisme, masalah yang terjadi adalah dalam bidang pertahanan. Contohnya, saat
terjadi pemboman di Bali yang menelan ratusan korban dari penduduk dalam dan luar negri. Walaupun
masalah yang terjadi di bidang pertahanan, namum berdampak pada bidang-bidang lainnya. Karena
terjadinya pemboman di Bali, Indonesia menghadapi permasalahan dalam bidang diplomasi, terutama
dengan negara-negara yang menjadi korban dalam tindakan teror tersebut seperti Australia, Amerika,
Jepang, dan negara lainnya.
Setelah terjadi masalah di bidang diplomasi, akan berdampak pula pada bidang lainnya, seperti
larangan negara Amerika dan Australia kepada warga negaranya untuk berkunjung ke Indonesia
khususnya Bali saat itu, mengakibatkan berkurangnya wisatawan yang datang ke Bali sehingga juga
mengurangi pemasukan negara dari bidang pariwisata. Dan Bali saat itu pun mengalami perekonomian
yang sangat sulit. Karena memang sebagian besar masyarakat Bali berpenghasilan dari wisatawan-
wisatawan yang berkunjung kesana. Hal yang tidak disangka juga, ternyata berdampak pula ke bidang
pendidikan. Seperti, Madina University, Saudi Arabia, yang biasanya memberikan beasiswa penuh
untuk penuntut ilmu yang ingin belajar disana setiap tahunnya dari Indonesia, menutup kesempatan
tersebut dengan alasan terjadinya pemboman di Bali tersebut. Sehingga jelas yang bermula dari
kerusakan pada satu subsistem, mengakibatkan kerusakan pada sistem yang lainnya. Oleh karena ituah
masalah terorisme khususnya pemboman tersebut mengganggu sistem perpolitikan di Indonesia.
Didalam sistem politik, terdapat input yang berguna untuk memberi masukan didalam sistem
politik. Karena sistem politik disusun untuk memberikan kepuasan bagi masyarakat yang berada
dibawahnya. Namun permasalahannya untuk Indonesia yang memiliki berbagai macam tuntutan
karena latar belakang masyarakat yang sudah berbeda-beda, dan kebutuhan yang berbeda pula. Dan
kadang kebutuhan tersebut tidak seluruhnya bisa dipenuhi, dan akhirnya rakyat menuntut. Namun
terkadang ada sikap pemerintah yang tidak menganggap serius tuntutan tersebut, hingga akhirnya ada
beberapa golongan yang nekat, dan mengakibatkan terjadinya tindak terorisme. Jadi kesimpulannya
masukan suara rakyat yang tidak dipenuhi serta tidak dapat perhatian khusus bisa mengakibatkan
masyarakat nekat untuk melakukan tindakan teror.
Terorisme itu memang bisa mengganggu sistem perpolitikan suatu negara. Dan hendaknya
masing-masing negara mampu mengatur suatu sistem perpolitikan dengan tertata sehingga hal-hal
seperti ini tidak kita temui lagi. Khususnya Indonesia yang sebenarnya sudah sangat berpengalaman
dalam mengatasi permasalahan terorisme, hendaknya sudah dapat mengambil langkah-langkah yang
tepat dalam menghadapi ini semua. Didalam sebuah sistem politik, terdapat Input, Output, dan
This study source was downloaded by 100000836166408 from CourseHero.com on 11-16-2022 00:53:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/152348334/BJT-TMK-3-Sistem-Politik-Indonesia-Ade-Sofiyati-041986737pdf/
Lingkungan yang memengaruhinya. Input yang Indonesia dapatkan sudah terlalu banyak,
permasalahannya pun sudah dilumatkan dalam beberapa pertemuan, kerjasama antarnegara yang
berkaitan dengan terorisme pun telah dijalin dengan berbagai negara, dan hendaknya kebijakan-
kebijakan atau output yang dikeluarkan pun sudah memuaskan seluruh kalangan. Dan Indonesia telah
mampu melewati itu semua, terbukti dengan penggrebekan yang dilakukan tim antiteror yang sudah
membongkar sedikit banyaknya tindakan teror di Indonesia ini.

This study source was downloaded by 100000836166408 from CourseHero.com on 11-16-2022 00:53:37 GMT -06:00

https://www.coursehero.com/file/152348334/BJT-TMK-3-Sistem-Politik-Indonesia-Ade-Sofiyati-041986737pdf/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai