Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TERBUKA

Tugas Tutorial Mahasiswa


UPBJJ-UT : Pontianak

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP 4211 / Logika

Prodi/Semester : S.1 Adm. Negara/2 (dua)

Kelompok Belajar (POKJAR) : Raden Suhartono

Kabupaten : Mempawah

Hari/Tanggal : Minggu/ 29 Mei 2022

Tutorial : Khayatul Iswan, S.IP, M.Si

Tugas ke : 3

Petunjuk :

1. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas.


2. Waktu penyampaian lembar jawaban tugas paling lama 3 (tiga)hari/ Rabu tanggal 1
Juni 2022 Jam 23.59 wib melalui Aplikasi LMS dan tidak diperkenankan melalui
WhatsApp Group Kelas)

SOAL :

1. Proposisi Ekuivalen dibedakan atas tiga macam yakni ekuivalen kausalitas, ekuivalen
definisional dan ekuivalen analitik, proposisi ekuivalen mana yang sering digunakan
dalam perumusan peraturan perundang-undangan, jelaskan
2. Jelaskan secara singkat bahwa terdapat tiga macam pengolahan sederhana atas dasar
pernyataan konjungsi
3. Jelaskan pengertian pernyataan nilai kebenaran dalam logika
4. Sebutkan dan jelaskan perumusan penyimpulan langsung dalam penalaran hipotetis
5. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan dalam penggunaan diagram himpunan

======== SELAMAT BEKERJA ========


1. Ekuivalen kausalitas termasuk kedalam perumusan peraturan perundang- undangan
karna dipengertian system ekuivalen kausalitas tertulis “PERATURAN” Bentuk proposisi
tersebut sering digunakan dalam merumuskan suatu hukum-hukum atau peraturan-
peraturan yang bersifat pasti dan jelas, atau untuk menganalisis hukum-hukum ilmiah
apakah mempunyai hubungan kausalitas atau tidak, dalam arti mempunyai hubungan
timbal-balik atau tidak jika tidak maka hukum itu mempunyai kelemahan atau
mempunyai bentuk logika yang lain. jadi menurut saya Ekuivalen kausalitas lah yang
sering digunakan dalam pembuatan peraturan undang-undang.

2. Penyimpulan berpangkal pada kedua unsurnya, kedua penyimpulan berpangkal pada


konjungsinya, dan ketiga saling menyimpulkan berpangkal pada konjungsi.
 Penyimpulan Konjungsi
Penyimpulan pertama berpangkal pada kedua unsur dari konjungsi, yaitu jika
ada beberapa pernyataan terlepas yang nilainya benar semua dapat
dirangkaikan dengan penyertaan menjadi satu kesatuan. Jika P benar dan q
benar maka dapat disimpulkan bahwa p dan q benar, dirumuskan: (p) (q) = (p^
q). Konjungsi dapat dinilai benar jika unsur p dan q dinilai benar. Jika salah satu
diingkari maka pernyataan keseluruhannya itu diingkari juga, dalam arti dinilai
salah.
Jadi jika kedua unsur konjungsi benar maka konjungsi ini dinilai benar,
pengingkaran salah satu unsurnya berarti pengingkaran keseluruhannya.
Kenyataan ini terwujud suatu kaidah yang bernama kaidah penyimpulan
konjungsi.

 Penyimpulan Simplifikasi
Penyimpulan kedua berpangkal pada konjungsi yang unsur-unsurnya menjadi
satu kesatuan, oleh karena itu dapat disederhanakan ke bagian bagian konjungsi.
Dalam arti, jika p dan q benar dapat disimpulkan p benar, atau jika p dan q benar
dapat disimpulkan q benar. Akan tetapi tidak berlaku ingkaran konjungsi.
Jadi, suatu konjungsi dapat ditarik kesimpulan masing-masing unsurnya, tetapi
negasi konjungsi tidak dapat ditarik kesimpulan masing-masing ingkaran tiap
unsurnya. Kenyataan ini terwujud suatu kaidah yang bernama kaidah
penyimpulan simplifikasi.

 Penggantian Konjungsi
Penyimpulan ketiga yaitu saling menyimpulkan yang berpangkal pada konjungsi
yang unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan, yang dapat diganti dengan
pengingkaran dari disjungsi ingkaran masing-masing unsurnya. Pernyataan "p
dan q" dapat diganti dengan "bukanlah bukan p atau bukan q", nilainya sama-
sama benar atau sama-sama salah. Jadi, suatu konjungsi unsur-unsurnya sebagai
satu kesatuan dapat ditarik saling menyimpulkan atau dapat diganti dengan
pengingkaran dari disjungsi ingkaran masing-masing unsurnya. Kenyataan ini
terwujud suatu kaidah yang bernama kaidah penggantian konjungsi.

3. Nilai kebenaran karena berpangkal pada unsur dasar penalaran yang berupa pernyataan
sebagai bagian pernyataan majemuk maka tepat jika untuk membuktikan sah tidaknya
suatu penalaran adalah menggunakan nilai kebenaran yang disusun dalam bentuk suatu
tabel untuk memudahkan penyusunannya sehingga disebut dengan istilah tabel nilai
kebenaran. Tabel nilai kebenaran merupakan salah satu cara untuk mempermudah
pembuktian sah tidaknya suatu penalaran Dengan menggunakan tabel kebenaran
tersebut dapat juga ditentukan suatu penalaran hasil terakhirnya ada tiga kemungkinan.
Pertama jika hasil terakhir suatu penalaran tersebut benar semua maka penalaran
tersebut disebut dengan istilah tautologi dalam arti penalarannya sah. 
Pengertian nilai kebenaran di sini bukan hanya nilai benar saja yang dimaksudkan,
tetapi nilai salah juga termasuk dalam pengertian nilai kebenaran karena yang
dimaksudkan adalah kebenaran nilai salah bagi yang tidak sesuai dengan hal yang
dikandungnya. Jadi, benar bagi nilai benar untuk yang sesuai, dan benar juga bagi nilai
salah untuk yang tidak sesuai. Penjelasan lain dapat dinyatakan, benar untuk yang
sesuai adalah benar, dan salah untuk yang tidak sesuai juga benar. Jadi, untuk nilai
benar bagi yang sesuai adalah benar, dan nilai salah bagi yang tidak sesuai adalah benar
sehingga keduanya diberi nama nilai kebenaran baik nilai salah maupun nilai benar.
Dalam logika nilai benar disimbolkan dengan angka "1", nilai salah disimbolkan dengan
angka "0", dan ada yang menggunakan "T" (True) dan "F" (False), atau "B" dan "S".
Dalam modul ini digunakan angka 1 dan 0. Pernyataan yang sebagai unsur dari proposisi
majemuk, disebut dengan pernyataan tunggal yang berupa bagian. Jadi, suatu
pernyataan tunggal hanya mempunyai dua kemungkinan nilainya, benar atau salah saja.
Kemungkinan benar atau salah disebut dengan nilai logika.

4. Penyimpulan langsung dalam penalaran hipotetis ini masing-masing dapat dirumuskan


sebagai berikut :
1. Konversi merupakan bentuk penyimpulan hipotetis dengan cara menukar
kedudukan dua bagian sebagai anteseden dan konsekuen yang kesimpulannya
disebut konvers.

2. Inversi merupakan bentuk penyimpulan hipotetis dengan cara menegasikan kedua


bagian sebagai anteseden dan konsekuen yang kesimpulannya disebut invers.

3. Kontraposisi merupakan bentuk penyimpulan hipotetis dengan cara menukar


kedudukan anteseden dan konsekuen serta menegasikannya dan kesimpulannya
disebut kontrapositif.

5. Dalam penggunaan diagram himpunan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut
 a. Mengungkapkan bentuk diagram himpunan premis mayor sebagai titik tolak
penyimpulan.
 b. Menentukan hal yang dimaksud oleh premis minor dalam bentuk arsiran
sebagai penekanannya.
 c. Menentukan kesimpulan dengan meninjau arsiran (hal yang dimaksudkan) dari
sudut bagian lain yang tidak dinyatakan dalam premis minor.

Anda mungkin juga menyukai